2. ADIK MAULANA BASIR
ANA MARIYATUL NGAINAH
ERIKA
FATKHUL ZUBAIDAH
01
02
03
04
N
a
m
a
k
e
l
o
m
p
o
k
1
HALIMI 05
WAHYU SYARIF HIDAYAT 06
WID JONI 07
3. MADZHAB-MADZHAB FIQIH
Madzhab fikih merujuk pada empat mazhab utama dalam studi hukum Islam, yang mengatur praktek-praktek
keagamaan dan peraturan-peraturan yang harus diikuti oleh umat Muslim. Keempat madzhab ini didirikan oleh empat
ulama besar pada abad ke-9 dan ke-10, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
Setiap madzhab memiliki pendekatan yang sedikit berbeda dalam memahami dan menginterpretasikan hukum-hukum
Islam. Masing-masing madzhab ini memiliki kitab-kitab yang disusun oleh pendiri madzhabnya sendiri. Kitab-kitab ini
mengandung penjelasan rinci tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk ibadah, perkawinan, perdagangan, warisan, dan
lain-lain.
Imam Abu Hanifah (madzhab Hanafi) merupakan pendiri madzhab pertama yang dikenal karena pendekatannya
yang lebih fleksibel dalam masalah interpretasi hukum. Madzhab Hanafi banyak diikuti oleh umat Muslim di Asia Tengah,
Pakistan, India, dan sebagian besar wilayah Muslim di Kaukasus.
Imam Malik (madzhab Maliki) adalah pendiri madzhab kedua yang mengembangkan metode berdasarkan praktik
dan tradisi di Kota Madinah. Madzhab Maliki banyak diikuti di negara-negara Afrika Utara, Sudan, dan sebagian dari Arab
Saudi.
Imam Syafi'i (madzhab Syafi'i) adalah pendiri madzhab ketiga yang dikenal dengan pendekatan ilmiah dan
pemikiran yang sistematis. Madzhab Syafi'i banyak diikuti di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan
Brunei, serta di sebagian besar Mesir.
Imam Ahmad bin Hanbal (madzhab Hanbali) adalah pendiri madzhab keempat yang menekankan pada ketaatan
terhadap teks-teks hukum Islam secara harfiah. Madzhab Hanbali banyak diikuti di Arab Saudi dan negara-negara Teluk.
4. Perbedaan-perbedaan antara madzhab-madzhab ini terletak pada penekanan pada
sumber-sumber hukum tertentu, metode interpretasi, dan pendekatan dalam memahami
hukum-hukum Islam. Namun, penting untuk dicatat bahwa semua madzhab mengakui Al-
Quran dan hadis (ucapan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW) sebagai sumber
utama hukum Islam. Selain itu, setiap madzhab juga mengakui pentingnya ijtihad (upaya
untuk mengeluarkan hukum dari sumber-sumber primer) dan qiyas (analogi) dalam membuat
keputusan hukum.
Pilihan untuk mengikuti salah satu madzhab ini adalah pilihan individu bagi umat
Muslim. Tujuan dari madzhab-madzhab ini adalah untuk memberikan panduan yang jelas dan
praktis dalam menjalankan ajaran agama Islam, dan mereka tetap berfungsi sebagai kerangka
hukum yang relevan dalam masyarakat Muslim di seluruh dunia.
.
.
5. MADZHAB SUNNI
Madzhab Sunni adalah salah satu aliran atau mazhab dalam agama Islam yang menjadi mayoritas di dunia Muslim.
Madzhab Sunni didasarkan pada pemahaman dan praktik umat Islam yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW dan
generasi penerusnya yang dikenal sebagai Sahabat. Berikut adalah penjelasan mengenai madzhab Sunni:
Sumber Hukum: Madzhab Sunni mengakui Al-Qur'an sebagai sumber utama hukum Islam. Al-Qur'an dianggap
sebagai wahyu langsung dari Allah SWT. Selain Al-Qur'an, hadis atau perkataan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad
SAW juga dianggap sebagai sumber hukum yang penting. Sunni menerima enam koleksi hadis yang dikenal sebagai Kutubus
Sittah sebagai otoritas dalam masalah hukum.
Ijma' (Konsensus): Madzhab Sunni juga mengakui nilai penting dari ijma' atau konsensus umat Muslim yang
dianggap sebagai sumber kedua dalam menentukan hukum. Ijma' terjadi ketika para ulama dan cendekiawan Muslim
mencapai kesepakatan tentang suatu masalah hukum berdasarkan interpretasi Al-Qur'an dan hadis.
Qiyas (Analogi): Sunni juga menggunakan qiyas, yaitu metode penalaran analogis untuk memperoleh hukum dalam
masalah-masalah baru yang tidak secara langsung dibahas dalam Al-Qur'an atau hadis. Dalam qiyas, analogi dibuat antara
masalah yang sedang dibahas dengan masalah yang sudah ada hukumnya dalam Al-Qur'an atau hadis.
Toleransi dan Keterbukaan: Madzhab Sunni dikenal karena sikap toleransinya terhadap perbedaan pendapat dalam
masalah non-esensial dan adanya keberagaman dalam praktik ibadah. Sunni menghormati keragaman dan memungkinkan
adanya perbedaan pendapat di antara para ulama dan umat Muslim, selama hal itu didasarkan pada sumber-sumber hukum
yang sahih.
Empat Madzhab Utama: Dalam Madzhab Sunni, terdapat empat madzhab utama yang dikenal dengan nama para
imam pendirinya. Keempat madzhab tersebut adalah Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi'i, dan Madzhab
Hanbali. Keempat madzhab ini berbeda dalam hal metode interpretasi dan penalaran hukum, namun prinsip-prinsip dasar
ajaran Islam yang mereka anut adalah sama.
6. MADZHAB SYI’AH
Madzhab Syiah adalah salah satu aliran dalam agama Islam yang memiliki pandangan dan pendekatan yang berbeda
dengan mayoritas umat Islam yang mengikuti madzhab Sunni. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai madzhab Syiah:
Kepercayaan pada Imamah: Salah satu perbedaan mendasar antara Sunni dan Syiah adalah dalam hal kepemimpinan umat
Islam. Syiah meyakini bahwa pemimpin umat Islam harus berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW dan dilantik melalui
suksesi ilahi yang disebut Imamah. Mereka meyakini bahwa imam-imam ini memiliki otoritas ilahi dan memiliki pengetahuan
yang sempurna tentang agama.
Imam Ali sebagai khalifah pertama: Madzhab Syiah menganggap Imam Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi
Muhammad SAW, sebagai khalifah pertama yang sah setelah wafatnya Nabi. Mereka berpendapat bahwa Ali memiliki hak waris
atas kepemimpinan Islam, dan penolakan terhadap klaim ini menjadi salah satu pemicu perpecahan antara Sunni dan Syiah.
Penghormatan terhadap Ahlul Bait: Syiah sangat menghormati Ahlul Bait, yaitu keluarga Nabi Muhammad SAW, terutama Ali,
Fatimah (istrinya), dan kedua cucunya, Hasan dan Husain. Mereka meyakini bahwa keluarga Nabi memiliki kedudukan istimewa
dalam Islam dan harus dihormati serta diikuti
Martabat Syahid dan Matam: Dalam beberapa perayaan keagamaan Syiah, terutama pada peringatan Ashura yang
mengenang tragedi Karbala, mereka menunjukkan penghormatan mereka terhadap Imam Husain dan para syuhada dengan
melakukan ritual pukulan dada dan penggunaan pedang palsu untuk menunjukkan kesedihan dan pengorbanan. Praktik ini
dikenal sebagai "matam".
Kitab-kitab hadis dan tafsir: Selain menggunakan Al-Quran sebagai sumber utama, Syiah juga mengandalkan kitab-kitab
hadis dan tafsir khusus yang dikompilasi oleh ulama Syiah. Beberapa kitab hadis yang terkenal dalam tradisi Syiah adalah "Al-
Kafi" dan "Bihar al-Anwar".
Konsep taqiyyah: Syiah memegang konsep taqiyyah, yang berarti mempersembunyikan keyakinan agama mereka
dalam situasi yang membahayakan. Ini terutama berkaitan dengan sejarah penganiayaan yang dialami oleh Syiah dalam sejarah,