Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah hipertensi, meliputi latar belakang, definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan hipertensi pada lansia.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnostik, komplikasi, dan penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan acute coronary syndrome (ACS). Dokumen juga membahas kasus pasien yang mengalami nyeri dada dan menunjukkan gejala ACS serta penatalaksanaan keperawatan yang dilakukan.
PPT Kelompok 2_Asuhan Keperawatan Hipertensi_A3 2021.pptxMuzafarNq
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Asumsi keperawatan penting untuk pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darah dan gejala terkait, serta mengelola faktor risiko seperti gaya hidup dan kadar kolesterol.
Pasien berusia 54 tahun mengeluh sesak napas, nyeri kepala dan detak jantung cepat. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah sangat tinggi 270/169 mmHg. Pasien didiagnosis hipertensi darurat yang membutuhkan penurunan tekanan darah segera untuk mencegah kerusakan organ.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas standar usia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, obesitas, gaya hidup, dan penyakit lain. Asuhan keperawatan pada klien hipertensi meliputi monitoring tekanan darah, nyeri kepala, edema, dan gangguan sirkulasi; memberikan edukasi tentang penyakit dan pengobatan; serta membantu meningkatkan koping untuk mengelola stres.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor risiko, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnostik, komplikasi, dan penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan acute coronary syndrome (ACS). Dokumen juga membahas kasus pasien yang mengalami nyeri dada dan menunjukkan gejala ACS serta penatalaksanaan keperawatan yang dilakukan.
PPT Kelompok 2_Asuhan Keperawatan Hipertensi_A3 2021.pptxMuzafarNq
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Asumsi keperawatan penting untuk pasien hipertensi adalah mengontrol tekanan darah dan gejala terkait, serta mengelola faktor risiko seperti gaya hidup dan kadar kolesterol.
Pasien berusia 54 tahun mengeluh sesak napas, nyeri kepala dan detak jantung cepat. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah sangat tinggi 270/169 mmHg. Pasien didiagnosis hipertensi darurat yang membutuhkan penurunan tekanan darah segera untuk mencegah kerusakan organ.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas standar usia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, obesitas, gaya hidup, dan penyakit lain. Asuhan keperawatan pada klien hipertensi meliputi monitoring tekanan darah, nyeri kepala, edema, dan gangguan sirkulasi; memberikan edukasi tentang penyakit dan pengobatan; serta membantu meningkatkan koping untuk mengelola stres.
Riwayat kesehatan pasien menunjukkan gejala hipertiroid seperti nafsu makan bertambah namun berat badan menurun beserta keluhan lemas dan pusing. Pemeriksaan menunjukkan kadar hormon tiroid T3 dan T4 meningkat.
1. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan sakit kepala dan riwayat hipertensi.
2. Pemeriksaan menemukan tekanan darah 190/100 mmHg dan nyeri kepala.
3. Didiagnosis hipertensi emergensi yang merupakan peningkatan tiba-tiba tekanan darah diatas 180/120 mmHg disertai kerusakan organ target yang membutuhkan penurunan tekanan darah secara cepat.
Keluarga Ny. S terdiri atas 4 orang yang tinggal bersama. Ny. S menderita hipertensi stadium 2 dan memiliki riwayat penyakit turunan. Keluarga bergantung pada pekerjaan Tn. R sebagai tukang becak dengan pendapatan tidak menentu
Hipertensi merupakan tekanan darah yang tinggi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Dokumen ini menjelaskan definisi, penyebab, gejala, dan penatalaksanaan hipertensi secara umum serta kasus pasien wanita 81 tahun dengan diagnosa hipertensi dan gangguan jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep penyakit hipertensi, yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistemik akibat tekanan pada dinding pembuluh darah. Dokumen juga membahas klasifikasi, etiologi, patofisiologi, insidensi, pengkajian, manifestasi klinis, diagnosa, intervensi, obat-obatan, perawatan komunitas, dan evaluasi pasien hipertensi.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 55 tahun dengan diagnosis hipertensi stadium 1. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 150/80 mmHg. Dokumen ini memberikan penjelasan mengenai pendekatan diagnosis, manajemen, dan edukasi pasien hipertensi."
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi dapat dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat berdasarkan peningkatan tekanan diastolik. Hipertensi dapat disebabkan oleh faktor keturunan, karakteristik individu, dan gaya hidup seperti asupan garam dan alkohol yang berlebihan. Pengobatan hipert
Tujuan utama pemeriksaan tanda-tanda vital adalah untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien, membantu menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan, serta mengetahui data objektif pasien. Pemeriksaan harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti saat pasien masuk rumah sakit, sebelum dan sesudah prosedur medis, atau ketika kondisi pasien berubah.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Dokumen tersebut merupakan satuan acara penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi yang akan dilaksanakan di Rumah Tn. D. Penyuluhan akan membahas pengertian, penyebab, gejala, dan cara penanganan hipertensi serta makanan yang dilarang.
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah yang persisten dengan tekanan sistolik 130 mmHg dan diastolik 80 mmHg. Penanggulangannya meliputi modifikasi gaya hidup seperti diet rendah garam, olahraga, dan pengurangan stres, serta pengobatan farmakologis seumur hidup untuk mencegah komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.
Riwayat kesehatan pasien menunjukkan gejala hipertiroid seperti nafsu makan bertambah namun berat badan menurun beserta keluhan lemas dan pusing. Pemeriksaan menunjukkan kadar hormon tiroid T3 dan T4 meningkat.
1. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan sakit kepala dan riwayat hipertensi.
2. Pemeriksaan menemukan tekanan darah 190/100 mmHg dan nyeri kepala.
3. Didiagnosis hipertensi emergensi yang merupakan peningkatan tiba-tiba tekanan darah diatas 180/120 mmHg disertai kerusakan organ target yang membutuhkan penurunan tekanan darah secara cepat.
Keluarga Ny. S terdiri atas 4 orang yang tinggal bersama. Ny. S menderita hipertensi stadium 2 dan memiliki riwayat penyakit turunan. Keluarga bergantung pada pekerjaan Tn. R sebagai tukang becak dengan pendapatan tidak menentu
Hipertensi merupakan tekanan darah yang tinggi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Dokumen ini menjelaskan definisi, penyebab, gejala, dan penatalaksanaan hipertensi secara umum serta kasus pasien wanita 81 tahun dengan diagnosa hipertensi dan gangguan jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep penyakit hipertensi, yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistemik akibat tekanan pada dinding pembuluh darah. Dokumen juga membahas klasifikasi, etiologi, patofisiologi, insidensi, pengkajian, manifestasi klinis, diagnosa, intervensi, obat-obatan, perawatan komunitas, dan evaluasi pasien hipertensi.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 55 tahun dengan diagnosis hipertensi stadium 1. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 150/80 mmHg. Dokumen ini memberikan penjelasan mengenai pendekatan diagnosis, manajemen, dan edukasi pasien hipertensi."
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi dapat dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat berdasarkan peningkatan tekanan diastolik. Hipertensi dapat disebabkan oleh faktor keturunan, karakteristik individu, dan gaya hidup seperti asupan garam dan alkohol yang berlebihan. Pengobatan hipert
Tujuan utama pemeriksaan tanda-tanda vital adalah untuk mengetahui perkembangan penyakit pasien, membantu menentukan diagnosa dan intervensi keperawatan, serta mengetahui data objektif pasien. Pemeriksaan harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu seperti saat pasien masuk rumah sakit, sebelum dan sesudah prosedur medis, atau ketika kondisi pasien berubah.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Dokumen tersebut merupakan satuan acara penyuluhan kesehatan mengenai penyakit hipertensi yang akan dilaksanakan di Rumah Tn. D. Penyuluhan akan membahas pengertian, penyebab, gejala, dan cara penanganan hipertensi serta makanan yang dilarang.
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah yang persisten dengan tekanan sistolik 130 mmHg dan diastolik 80 mmHg. Penanggulangannya meliputi modifikasi gaya hidup seperti diet rendah garam, olahraga, dan pengurangan stres, serta pengobatan farmakologis seumur hidup untuk mencegah komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN MASALAH FISIK HIPERTENSI”
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Raju Nitrigo, S.Kep, M.Epid
2. KELOMPOK 4
Aina Alfatinah 19031001
Rizka Anggraini 19031003
Fadhila Putri 19031009
Sari Fitri Handayani 19031027
3. Latar Belakang
Ageing process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami
semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut
bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia diatas 60 tahun terjadi
proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,
ekonomi, dan psikologis. Berbagai permasalahan kesehatan semakin banyak terjadi dan
muncul khususnya pada saat memasuki lansia. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai
kemunduran pada organ tubuh, oleh sebab itu para lansia mudah sekali terkena penyakit
seperti hipertensi. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian (mortalitas).
4. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian (mortalitas). Penyakit darah tinggi merupakan suatu gangguan
pada pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya
5. 1. Secara genetis menyebabkan kelainan berupa
• Gangguan fungsi barostat renal
• Sensitifitas terhadap konsumsi garam
• Abnormalitas transportasi natrium kalium
• Respon SSP (Sistem Saraf Pusat) terhadap stimulasi psiko-sosial
• Gangguan metabolisme (glukosa, lipid, dan resistensi insulin)
2. Faktor lingkungan
• Faktor psikososial: kebiasaan hidup, pekerjaan, stress mental, aktivitas fisik, status sosial ekonomi,
keturunan, kegemukan, dan konsumsi minuman keras
• Faktor konsumsi garam
• Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cartison) dan beberapa obat hormon
Etiologi
6. Patofisiologi
Pasien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas
vasokontriksi. Medula adrenal mensekresikan efinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pumbuluh darah
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Manifestasi Klinis
1. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
2. Nyeri pada kepala
3. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intrakranial
4. Edema dependent
5. Adanya pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler
8. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, Menua atau menjadi tua
adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua.
Batasan Lansia
1. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
2. Usia tua (old): 75-90 tahun, dan
3. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.
Definisi Lansia
9. Ciri-Ciri Lansia
a. Lansia merupakan periode kemunduran
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas.
c. Menua membutuhkan perubahan peran.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perkembangan Lansia
Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua (tahap penuaan). Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana
pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan).
10. Pasien Ny. M usia 64 Tahun dibawa ke klinik Anisa Pekanbaru, Klien mengatakan sering
merasakan kepala sakit dan klien mengalami mual dan muntah. Setelah dilakukan
pemeriksaan TTV didapatkan TD: 180/100 mmHg, Suhu: 36,2oC, RR: 24 x/I, HR: 92 x/I, BB:
60 kg, TB: 155 cm. Klien mengatakan setelah sakit tidak dapat mengerjakan aktifitas rumah,
untuk beribadah klien sebelum sakit mengatakan rajin sholat 5 waktu ke masjid dan setelah
sakit klien mengerjakan ibadahnya di kamar tanpa diingatkan. Daya ingat baik dan klien dapat
cepat akbab sama orang lain dan klien dapat berorganisasi. Klien memiliki anak 3, perempuan
2 dan laki-laki 1. Pasien merasakan anaknya peduli terharapnya dan penyakitnya dan klien
tidak merasa kesepian ataupun bosen karena klien sering bermain dengan cucu. Psikologis
klien semua baik, dan klien merasa di terima disisi anak maupun keluarga.
Kasus
11. Pengkajian
Identitas klien :
Nama :Ny. M
Umur :64 tahun
Jenis kelamin :Perempuan
Status perkawinan :Kawin
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :SMP
Pekerjaan :IRT
Alamat :Sudirman
Keluhan Utama
Klien mengatakan kepalanya sakit dan klien mengalami mual dan muntah.
12. Latar Belakang Keluarga
Klien sudah berumur 64 tahun. Suami klien masih hidup. Klien mempunyai 3 orang anak yaitu 2 orang
perempuan dan 1 orang laki-laki.
Pengkajian dasar/pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien: baik
b. Vital sign
TD: 180/100 mmHg
Temp: 36,20C
RR: 24 x/i
HR: 92 x/i
dll.
13. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS:
Klien mengatakan kepalanya sering sakit
dan klien mual dan muntah bila tekanan
darahnya meningkat
DO:
TD klien: 180/100 mmHg
T: 36,20C
RR: 24 x/i
HR: 92 x/i
Skala nyeri: 7
Wajah tampak meringis
Peningkatan tekanan
darah vaskuler
cerebral
Gangguan rasa nyaman nyeri
14. 2. DS:
Pasien mengatakan sulit tidur.
DO:
- Pasien tampak gelisah, memegang kepala.
- Pasien tampak meringis kesakitan.
- Pasien tidak dapat tidur siang, tidur malam 4-5 jam.
- Pasien sering terbangun dan kesulitan tidur karena
nyeri/sakit kepala.
- TD 180/100 mmHg, HR: 92x/i, RR: 24x/i, Temp.
36,20C.
Nyeri kepala Gangguan istirahat dan tidur.
3 DS:
Klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya
DO:
Klien sering menanyakan masalah kesehatannya pada
petugas kesehatan.
Kurang pengetahuan
tentang masalah
kenaikan tekanan darah.
Cemas
15. Diagnosa Keperawatan Gerontik
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah vaskuler cerebral d/d kepala klien
sering sakit dan klien mual, muntah, TD: 180/100 mmHg, T: 370C, RR: 24 x/i, HR: 92 x/i, skala
nyeri 7, wajah tampak meringis.
2. Gangguan istirahat dan tidur b/d nyeri kepala d/d pasien tampak gelisah, memegang kepala,
tampak meringis kesakitan, pasien tidak dapat tidur siang, tidur malam 4-5 jam, pasien sering
terbangun dan kesulitan tidur karena nyeri/sakit kepala, TD 180/100 mmHg, HR: 92x/i, RR: 24x/i,
Temp. 36,20C.
3. Cemas b/d kurang pengetahuan tentang masalah kenaikan tekanan darah d/d klien mengatakan
kurang mengerti tentang penyakitnya dan klien sering menanyakan tentang masalah penyakitnya
16. Perencanaan Keperawatan
No Dx Kep Rencana Keperawatan
Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa
nyaman nyeri b/d
peningkatan
tekanan darah
vaskuler cerebral
d/d kepala klien
sering sakit dan
klien mual,
muntah, TD:
180/100 mmHg, T:
370
C, RR: 24 x/i,
HR: 92 x/i, skala
nyeri 7, wajah
tampak meringis
Sesudah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan: Nyeri teratasi
Dengan kriteria hasil:
1. Mampu melaporkan
nyeri/ketidaknyamanan
hilang dan terkonrol
2. Mengungkapkan metode
yang memberikan
pengurangan
3. Mengikuti regiment
farmakologi yang
diresepkan
1. Kaji keluhan ketidak nyamanan,
lokasi nyeri, skala (1-10)
termasuk intensitas
2. Pertahankan tirah baring selama
episode akut
3. Berikan tindakan nonfarmakologi
untuk menghilangkan sakit
kepala, misalnya kompres dingin
pada dahi, pijat punggung dan
leher, tenang, redupkan lampu
kamar, ajarkan teknik relaksasi
dan aktifitas di waktu denggang
4. Hilangkan/minimalkan aktivitas
vaso kontriksi yang dapat
menimbulkan sakit kepala,
misalnya mengejan saat BAB,
batuk panjang dan membungkuk
5. Kolaborasi: Berikan sesuai
indikasi: analgesik
Anti ansietas, misalnya lorazepam
dan diazepam
1. Tingkat intensitas nyeri
mempengaruhi
persepsi/reaksi terhadap
nyeri
2. Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan
stimulasi
3. Tindakan yang menurunkan
tekana vascular serebral dan
yang
memperlambat/memblok
respons simpatis efektif
dalam menghilangkan sakit
kepala
4. Aktivitas yang
meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala
dengan adanya peningkatan
tekanan vascular serebral
5. Menurunkan/mengotrol
nyeri dan menurunkan
rangsangan sisten saraf
simpatis dan dapat
mengurangi teganagn dan
ketidaknyamanan yang
diperberat oleh stress.
17. 2.
Gangguan istirahat dan tidur
b/d nyeri kepala d/d pasien
tampak gelisah, memegang
kepala, tampak meringis
kesakitan, pasien tidak dapat
tidur siang, tidur malam 4-5
jam, pasien sering terbangun
dan kesulitan tidur karena
nyeri/sakit kepala, TD
180/100 mmHg, HR: 92x/i,
RR: 24x/i, Temp. 36,20C.
Sesudah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan:
Kebutuhan istirahat
tidur pasien
terpenuhi.
Dengan Kriteria
Hasil:
- Pasien tidak ada
gangguan tidur.
- Pasien dapat tidur
dengan nyenyak.
- Tidak
menunjukkan
perilaku gelisah
Pantau keadaan umum
pasien dan TTV
Kaji pola tidur
Kaji fungsi pernapasan:
bunyi napas, kecepatan,
irama
Kaji faktor yang
menyebabkan gangguan
tidur (nyeri, takut, stress,
ansietas)
Ciptakan suasana yang
nyaman
1. Mengetahui kesadaran,dan kondisi tubuh
dalam keadaan normal atau tidak
2. Untuk mengetahui kemudahan dalam tidur
3. Untuk mengetahui tingkat kegelisahan
4. Untuk mengidentifikasi penyebab actual
dari gangguan tidur
5. Untuk membantu relaksasi saat tidur
18. 3.
Cemas b/d kurang pengetahuan
tentang masalah kenaikan
tekanan darah d/d klien
mengatakan kurang mengerti
tentang penyakitnya dan klien
sering menanyakan tentang
masalah penyakitnya
Sesudah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan Ansietas ber
kurang/hilang
Dengan kriteria hasil:
1. Klien kooperatif
dalam program
perawatan dan
pengobatan
2. Klien memahami
penyakitnya
1. Berikan informasi yang
berhubungan dengan
proses penyakit
hipertensi dan
perawatannya
2. Diskusikan rencana
untuk memenuhi
kebutuhan perawatan diri
3. Berikan instruksi dalam
bentuk tulisan dan jadwal
mengenai aktivitas, obat-
obatan dan faktor-faktor
penting lainnya.
4. Rekomendasikan untuk
menghindari mandi air
panas, ruang penguapan
dan penggunaan alkohol
berlebihan
1. Membantu dalam menciptakan
harapan yang realistis dan
meningkatkan pemahaman pada
keadaan saat ini dan kebutuhannya.
2. Berbagai tingkat bantuan mungkin
perlu direncanakan yang didasarkan
atas kebutuhan yang bersifat
individual
3. Memberi penguatan visual dan
rujukan setelah sembuh
4. Mencegah vasodilatasi yang tak
perlu dengan bahaya efek samping
yaitu pingsan dan hipotensi
19. Kesimpulan
Pada usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan
sistolik. tekanan diastolik tekanan yang lebih tepat dipakai dalam menentukan ada
tidaknya hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang
disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi
lebih sempit dan dinding pembuluh darah kaku, sebagai peningkatan pembuluh darah
sistolik.
Dengan itulah lansia harus memenuhi Kebutuhan lanjut usia dengan kebutuhan
makan, perlindungan makan, perlindungan perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial
dalam mengadakan hubunagan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga,
teman teman sebaya .
20. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Thanks!