SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Banda Aceh, 22 Februari 2023
7.
 Penting adanya pengaturan sanksi pidana terhadap pencatutan identitas warga negara dalam
keanggotaan partai politik. Artinya, undang-undang pemilu perlu direvisi sehingga jika ada
pencatutan lagi dapat diberikan sanksi dan dapat menjadi pembelajaran.
 Integritas dan komitmen moral partai politik sangat penting untuk dijaga. Sebagian dari kita
menekankan bahwa integritas penyelenggaraan pemilu ditentukan oleh penyelenggara pemilu dan
pemilih. Padahal, partai politik sebagai peserta pemilu pun menjadi bagian yang menentukan dalam
integritas pemilu.
 Untuk partai politik yang dengan sengaja mencatut identitas warga negara sebagai pengurus partai
politik tanpa persetujuan warga negara tersebut maka dapat dikenakan sanksi administrasi, pidana
dan perdata.
10.
Untuk dilakukannnya tanggapan terhadap tudingan kecurangan diperlukan beberapa Langkah:
1. Dibutuhkan pengawasan oleh Bawaslu dan dibantu oleh kelompok masyarakat sipil untuk
mencegah adanya transaksi antara penyelenggara pemilu dengan peserta pada tahapan
pemungutan hingga penghitungan suara agar tidak terjadi penyelewengan suara.
2. penyelenggara pemilu baik KPU dan Bawaslu harus memaksimalkan keterbukaan data (open
data) pemilu untuk mencegah kecurangan pada Pemilu 2024.
Menurut Open Knowledge Foundation, open data adalah data yang dapat digunakan secara bebas
serta digunakan dan didistribusikan ulang oleh siapa saja. Definisi open data dapat diringkas
sebagai berikut:
 Ketersediaan dan akses (Availability and Access)
 Digunakan kembali dan didistribusikan ulang (Re-use and Redistribution)
 Partisipasi universal (Universal participation)
1.
Pasal 187 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menyatakan bahwa;
(1) Daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi, kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/ kota.
(2) Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak
10 (sepuluh) kursi.
(3) Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) tidak dapat
diberlakukan, penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian kabupaten/kota.
(4) Penentuan daerah pemilihan anggota DPR dilakukan dengan mengubah ketentuan daerah
pemilihan pada Pemilu terakhir berdasarkan perubahan jumlah alokasi kursi, penataan daerah
pemilihan, dan perkembangan data daerah pemilihan.
(5) Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi setiap daerah
pemilihan anggota DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
Pasal 189 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
(1) Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah kabupaten / kota atau gabungan kabupaten/
kota.
(2) Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD provinsi paling sedikit 3 (tiga) kursi dan
paling banyak 12 (dua belas) kursi.
(3) Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
diberlakukan, penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian kabupaten/kota.
(4) Dalam hal terdapat daerah pemilihan anggota DPRD provinsi yang sama dengan daerah
pemilihan anggota DPR pada Pemilu 2014, daerah pemilihan DPRD provinsi tersebut disesuaikan
dengan perubahan daerah pemilihan anggota DPR.
(5) Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi setiap daerah
pemilihan anggota DPRD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
Dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu:
• Penentuan jumlah dapil pileg DPR dan DPRD menjadi kewenangan DPR. Sedangkan, KPU hanya
berwenang menentukan dapil untuk pileg tingkat DPRD kabupaten/kota.
• Dalam putusan MK Nomor 80/PUU-XX/2022 tentang pengalokasian dan penentuan dapil.
MK resmi mencabut kewenangan DPR dalam penentuan dapil pemilu legislatif tingkat DPR dan
DPRD. Dengan pencabutan itu, MK memerintahkan penentuan dapil menjadi kewenangan KPU.
• MK mengubah Pasal 187 ayat (5) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menyatakan
bahwa; Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi setiap daerah
pemilihan anggota DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan KPU.
• Kemudian MK mengubah Pasal 189 ayat (5) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang
menyatakan bahwa; Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi
setiap daerah pemilihan anggota DPRD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur di
dalam Peraturan KPU.
• Seharusnya KPU menjadikan putusan MK Nomor 80/PUU-XX/2022 sebagai dasar kewenangan
untuk menentukan dapil anggota DPR RI, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten/Kota.
2.
Berdasarkan Pasal 17 Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik Lokal Peserta Pemilihan Umum DPR
Aceh/Kabupaten/Kota bahwa daftar bakal calon memuat paling banyak 120 persen dari jumlah kursi setiap daerah
pemilihan.
• ketentuan qanun ini tidak memberikan kesempatan yang adil terhadap peserta pemilu selain partai lokal, hal ini tidak
selaras dengan prinsip konstitusionalitas pemilu yang berasaskan keadilan. Padahal di dalam qanun yang telah
disebutkan di atas, keikutsertaan partai politik lokal sebagai peserta pemilu berdasarkan asas penyelenggaraan pemilu
yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Sedangkan di dalam Pasal 244 Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengatur daftar bakal calon memuat paling banyak 100 (seratus persen) dari
jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan.
• Kesimpulannya:
Kuota 120 persen menyumbang penguatan dalam membangun kualitas representasi dari partai-partai politik di Aceh,
termasuk partai-partai lokal. Meskipun jika dilihat secara kualitas persentase 120 persen belum mempengaruhi
kualitas representasi dari partai-partai politik di Aceh dan partai-partai lokal untuk aktif dalam pemerintahan, apalagi
jika persentase tersebut dihapus dan kemudian disamakan secara nasional yakni 100 persen.
3.
1. Representasi geografis dalam hal ini penentuan daerah pemilihan merupakan kewenangan KPU
(Vide Putusan MK Nomor 80/PUU-XX/2022, Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2023).
2. Representasi gender, kuota perempuan 30 persen telah diatur dalam UU Pemilu. Namun,
keterwakilan perempuan dalam daftar calon tetap partai politik yang berkualitas akan mampu
diwujudkan jika terdapat kebijakan tentang pembiayaan caleg perempuan dari negara melalui
partai politik. Sehingga dibutuhkan kajian dukungan APBN/APBD untuk pendanaan partai
politik khususnya dalam pembiayaan caleg perempuan.
3. Representasi ideologis, dalam rangka menguatkan pelaksanaan sistem kepemiluan yang efektif
dan konstitusional, diperlukan penguatan dan pemantapan ideologi partai politik peserta pemilu
agar tidak terjebak dengan politik identitas. Sehingga Pemilu yang diselenggarakan
merepresentasikan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1.
Ada 3 kelebihan sosial media sebagai media kampanye politik;
1. Media sosial memberikan kemudahan akses bagi calon pemilih
2. Selain mudah diakses, media sosial pun murah untuk dijangkau oleh para penggunanya
3. Media sosial memiliki outreach yang luas karena orang sangat mudah untuk membagikan konten atau
informasi yang didapatkannya.
Cara untuk menghindari berita hoaks saat kampanye berlangsung terutama penggunaan internet:
a. Partai politik dalam melaksanakan perekrutan anggota partai harus lebih selektif untuk mendapatkan anggota
yang berkualitas baik sehingga anggota partai lebih bijak dalam berkampanye terkhusnya dalam penggunaan
internet/medsos sebagai media.
b. Partai politik Menyelenggarakan Pendidikan politik bagi masyarakat sehingga mayarakat lebih cerdas dalam
penggunaan serta menanggapi berita hoaxs yang beredar di media sosial.
c. Pada era 4.0 dititikberatkan ini diperlukan kolaborasi melalui program-program yang edukatif sehingga
melahirkan critical thinking dan politik yang sehat.
2.
- Peran penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu harus aktif dalam bersikap sehingga
tidak terjadinya konflik antara peserta pemilu dan permasalahan lainnya tidak mudah
muncul pada saat kampanye.
- Diharapkan para penyelenggara pemilu dapat berkomitmen melaksanakannya dengan baik
agar demokrasi tetap hidup dan semakin berkualitas, melahirkan pemerintahan yang
memiliki legitimasi yang kuat. Bukan hanya sekedar menjalankan mandat reformasi tahun
1998, tetapi harus dapat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan demokrasi
yang matang.
- Perlu adanya komitmen dari para stakeholder untuk menandatangani pakta integritas
pemilu damai
3.
- Menguatkan Lembaga penyelenggara pemilu maupun lembaga pengawas pemilu
(Bawaslu) sehingga Lembaga tersebut dapat diduduki oleh orang-orang yang tepat dan
tidak terkontaminasi dari partai-partai politik.
- Aturan maupun kebijakan-kebijakan mengenai “kampanye” harus lebih kuat .
- Kemudian tidak terlepas dari budaya dan kepatuhan anggota partai maka setiap partai
politik harus juga saling mengawasi anggotanya dalam berkampanye.
- Perlunya sanksi yang tegas terhadap peserta pemilu yang melakukan kampanya di luar
jadwal misalnya dengan melarang 1 atau 2 sesi kampanye terjadwal atau memberikan
sanksi untuk melarang kampanye bagi yang melanggar baik secara tertutup maupun
terbuka.
TERIMAKASIH
Dekan,
Dr. M. Gaussyah,S.H., M.H.
197412201999031001

More Related Content

Similar to PPT Diskusi ttg UU 7 Tahun 2017 ttg Pemilu.pptx

salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
MARYONSWPOHWAIN
 
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana KampanyeTransparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Ahsanul Minan
 
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093finalM nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
natal kristiono
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
KPU KOTA KENDARI
 
Kisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdf
Kisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdfKisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdf
Kisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdf
sdn3mojopuro
 
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
bangjali8
 

Similar to PPT Diskusi ttg UU 7 Tahun 2017 ttg Pemilu.pptx (20)

Pkn final
Pkn finalPkn final
Pkn final
 
anything
anythinganything
anything
 
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
 
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana KampanyeTransparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
Transparansi dan Akuntabilitas Dana Kampanye
 
Makalah Polemik RUU Pilkada
Makalah Polemik RUU PilkadaMakalah Polemik RUU Pilkada
Makalah Polemik RUU Pilkada
 
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093finalM nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
M nurjaya santrihhn-7101413431-pknrombel093final
 
Materi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Partai Politik,langsa 9 maret 2023 (...
Materi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Partai Politik,langsa 9 maret 2023 (...Materi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Partai Politik,langsa 9 maret 2023 (...
Materi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Partai Politik,langsa 9 maret 2023 (...
 
PKPU Nomor 16 Tahun 2017
PKPU Nomor 16 Tahun 2017PKPU Nomor 16 Tahun 2017
PKPU Nomor 16 Tahun 2017
 
Latihan Soal PPS.docx
Latihan Soal PPS.docxLatihan Soal PPS.docx
Latihan Soal PPS.docx
 
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpupkpu 02 th 2013 seleksi kpu
pkpu 02 th 2013 seleksi kpu
 
Uu 12 2003
Uu 12 2003Uu 12 2003
Uu 12 2003
 
PKPU Nomor 11 Tahun 2017
PKPU Nomor 11 Tahun 2017PKPU Nomor 11 Tahun 2017
PKPU Nomor 11 Tahun 2017
 
Resume PKPU No 8 Tahun 2019
Resume PKPU No 8 Tahun 2019Resume PKPU No 8 Tahun 2019
Resume PKPU No 8 Tahun 2019
 
PKPU 22 tahun 2018
PKPU 22 tahun 2018PKPU 22 tahun 2018
PKPU 22 tahun 2018
 
PKPU Nomor 13 Tahun 2017
PKPU Nomor 13 Tahun 2017PKPU Nomor 13 Tahun 2017
PKPU Nomor 13 Tahun 2017
 
Uu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 PjlsUu 12 2003 Pjls
Uu 12 2003 Pjls
 
Kisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdf
Kisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdfKisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdf
Kisi-kisi Materi Tes Wawancara PPK 2024 (1).pdf
 
PKPU NO 3 Tahun 2022.pdf
PKPU NO 3 Tahun 2022.pdfPKPU NO 3 Tahun 2022.pdf
PKPU NO 3 Tahun 2022.pdf
 
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022
 
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
Contoh laporan akhir panwaslucam 2019
 

More from RizkyAulia61

1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral
1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral
1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral
RizkyAulia61
 
6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi
6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi
6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi
RizkyAulia61
 
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptxPPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
RizkyAulia61
 
link web giat pripollllllllllllllllll.pdf
link web giat pripollllllllllllllllll.pdflink web giat pripollllllllllllllllll.pdf
link web giat pripollllllllllllllllll.pdf
RizkyAulia61
 
JURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdf
JURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdfJURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdf
JURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdf
RizkyAulia61
 
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.ppt
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.pptUndang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.ppt
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.ppt
RizkyAulia61
 
PAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptx
PAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptxPAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptx
PAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptx
RizkyAulia61
 
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
RizkyAulia61
 

More from RizkyAulia61 (11)

1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral
1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral
1. SOP Perkuliahan Mahasiswa Prodi Doktoral
 
6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi
6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi
6. SOP SEMINAR USULAN penelitian kepada prodi
 
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptxPPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
PPT SEMINAS PROPOSAL TESIS MUHAMMAD NIZAR.pptx
 
link web giat pripollllllllllllllllll.pdf
link web giat pripollllllllllllllllll.pdflink web giat pripollllllllllllllllll.pdf
link web giat pripollllllllllllllllll.pdf
 
JURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdf
JURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdfJURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdf
JURNALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL SKM BIK 2022.pdf
 
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.ppt
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.pptUndang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.ppt
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang NARKOBA.ppt
 
PAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptx
PAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptxPAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptx
PAPARAN UNTUK FIQIH LALU LINTAS 2021.pptx
 
NARKOBA 2 MARET 2021.pptx
NARKOBA 2 MARET 2021.pptxNARKOBA 2 MARET 2021.pptx
NARKOBA 2 MARET 2021.pptx
 
TINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptx
TINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptxTINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptx
TINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptx
 
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptxNegara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
Negara_dan_Konstitusi_PPT.pptx
 
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
5. BAB 3 DAMPAK MASIF KORUPSI.ppt
 

PPT Diskusi ttg UU 7 Tahun 2017 ttg Pemilu.pptx

  • 1. Banda Aceh, 22 Februari 2023
  • 2. 7.  Penting adanya pengaturan sanksi pidana terhadap pencatutan identitas warga negara dalam keanggotaan partai politik. Artinya, undang-undang pemilu perlu direvisi sehingga jika ada pencatutan lagi dapat diberikan sanksi dan dapat menjadi pembelajaran.  Integritas dan komitmen moral partai politik sangat penting untuk dijaga. Sebagian dari kita menekankan bahwa integritas penyelenggaraan pemilu ditentukan oleh penyelenggara pemilu dan pemilih. Padahal, partai politik sebagai peserta pemilu pun menjadi bagian yang menentukan dalam integritas pemilu.  Untuk partai politik yang dengan sengaja mencatut identitas warga negara sebagai pengurus partai politik tanpa persetujuan warga negara tersebut maka dapat dikenakan sanksi administrasi, pidana dan perdata.
  • 3. 10. Untuk dilakukannnya tanggapan terhadap tudingan kecurangan diperlukan beberapa Langkah: 1. Dibutuhkan pengawasan oleh Bawaslu dan dibantu oleh kelompok masyarakat sipil untuk mencegah adanya transaksi antara penyelenggara pemilu dengan peserta pada tahapan pemungutan hingga penghitungan suara agar tidak terjadi penyelewengan suara. 2. penyelenggara pemilu baik KPU dan Bawaslu harus memaksimalkan keterbukaan data (open data) pemilu untuk mencegah kecurangan pada Pemilu 2024. Menurut Open Knowledge Foundation, open data adalah data yang dapat digunakan secara bebas serta digunakan dan didistribusikan ulang oleh siapa saja. Definisi open data dapat diringkas sebagai berikut:  Ketersediaan dan akses (Availability and Access)  Digunakan kembali dan didistribusikan ulang (Re-use and Redistribution)  Partisipasi universal (Universal participation)
  • 4. 1. Pasal 187 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu menyatakan bahwa; (1) Daerah pemilihan anggota DPR adalah provinsi, kabupaten/kota, atau gabungan kabupaten/ kota. (2) Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 10 (sepuluh) kursi. (3) Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) tidak dapat diberlakukan, penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian kabupaten/kota. (4) Penentuan daerah pemilihan anggota DPR dilakukan dengan mengubah ketentuan daerah pemilihan pada Pemilu terakhir berdasarkan perubahan jumlah alokasi kursi, penataan daerah pemilihan, dan perkembangan data daerah pemilihan. (5) Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
  • 5. Pasal 189 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (1) Daerah pemilihan anggota DPRD provinsi adalah kabupaten / kota atau gabungan kabupaten/ kota. (2) Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD provinsi paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua belas) kursi. (3) Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diberlakukan, penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian kabupaten/kota. (4) Dalam hal terdapat daerah pemilihan anggota DPRD provinsi yang sama dengan daerah pemilihan anggota DPR pada Pemilu 2014, daerah pemilihan DPRD provinsi tersebut disesuaikan dengan perubahan daerah pemilihan anggota DPR. (5) Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.
  • 6. Dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu: • Penentuan jumlah dapil pileg DPR dan DPRD menjadi kewenangan DPR. Sedangkan, KPU hanya berwenang menentukan dapil untuk pileg tingkat DPRD kabupaten/kota. • Dalam putusan MK Nomor 80/PUU-XX/2022 tentang pengalokasian dan penentuan dapil. MK resmi mencabut kewenangan DPR dalam penentuan dapil pemilu legislatif tingkat DPR dan DPRD. Dengan pencabutan itu, MK memerintahkan penentuan dapil menjadi kewenangan KPU. • MK mengubah Pasal 187 ayat (5) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menyatakan bahwa; Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan KPU. • Kemudian MK mengubah Pasal 189 ayat (5) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang menyatakan bahwa; Daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur di dalam Peraturan KPU. • Seharusnya KPU menjadikan putusan MK Nomor 80/PUU-XX/2022 sebagai dasar kewenangan untuk menentukan dapil anggota DPR RI, DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten/Kota.
  • 7. 2. Berdasarkan Pasal 17 Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2008 tentang Partai Politik Lokal Peserta Pemilihan Umum DPR Aceh/Kabupaten/Kota bahwa daftar bakal calon memuat paling banyak 120 persen dari jumlah kursi setiap daerah pemilihan. • ketentuan qanun ini tidak memberikan kesempatan yang adil terhadap peserta pemilu selain partai lokal, hal ini tidak selaras dengan prinsip konstitusionalitas pemilu yang berasaskan keadilan. Padahal di dalam qanun yang telah disebutkan di atas, keikutsertaan partai politik lokal sebagai peserta pemilu berdasarkan asas penyelenggaraan pemilu yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Sedangkan di dalam Pasal 244 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mengatur daftar bakal calon memuat paling banyak 100 (seratus persen) dari jumlah kursi pada setiap daerah pemilihan. • Kesimpulannya: Kuota 120 persen menyumbang penguatan dalam membangun kualitas representasi dari partai-partai politik di Aceh, termasuk partai-partai lokal. Meskipun jika dilihat secara kualitas persentase 120 persen belum mempengaruhi kualitas representasi dari partai-partai politik di Aceh dan partai-partai lokal untuk aktif dalam pemerintahan, apalagi jika persentase tersebut dihapus dan kemudian disamakan secara nasional yakni 100 persen.
  • 8. 3. 1. Representasi geografis dalam hal ini penentuan daerah pemilihan merupakan kewenangan KPU (Vide Putusan MK Nomor 80/PUU-XX/2022, Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2023). 2. Representasi gender, kuota perempuan 30 persen telah diatur dalam UU Pemilu. Namun, keterwakilan perempuan dalam daftar calon tetap partai politik yang berkualitas akan mampu diwujudkan jika terdapat kebijakan tentang pembiayaan caleg perempuan dari negara melalui partai politik. Sehingga dibutuhkan kajian dukungan APBN/APBD untuk pendanaan partai politik khususnya dalam pembiayaan caleg perempuan. 3. Representasi ideologis, dalam rangka menguatkan pelaksanaan sistem kepemiluan yang efektif dan konstitusional, diperlukan penguatan dan pemantapan ideologi partai politik peserta pemilu agar tidak terjebak dengan politik identitas. Sehingga Pemilu yang diselenggarakan merepresentasikan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • 9. 1. Ada 3 kelebihan sosial media sebagai media kampanye politik; 1. Media sosial memberikan kemudahan akses bagi calon pemilih 2. Selain mudah diakses, media sosial pun murah untuk dijangkau oleh para penggunanya 3. Media sosial memiliki outreach yang luas karena orang sangat mudah untuk membagikan konten atau informasi yang didapatkannya. Cara untuk menghindari berita hoaks saat kampanye berlangsung terutama penggunaan internet: a. Partai politik dalam melaksanakan perekrutan anggota partai harus lebih selektif untuk mendapatkan anggota yang berkualitas baik sehingga anggota partai lebih bijak dalam berkampanye terkhusnya dalam penggunaan internet/medsos sebagai media. b. Partai politik Menyelenggarakan Pendidikan politik bagi masyarakat sehingga mayarakat lebih cerdas dalam penggunaan serta menanggapi berita hoaxs yang beredar di media sosial. c. Pada era 4.0 dititikberatkan ini diperlukan kolaborasi melalui program-program yang edukatif sehingga melahirkan critical thinking dan politik yang sehat.
  • 10. 2. - Peran penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu harus aktif dalam bersikap sehingga tidak terjadinya konflik antara peserta pemilu dan permasalahan lainnya tidak mudah muncul pada saat kampanye. - Diharapkan para penyelenggara pemilu dapat berkomitmen melaksanakannya dengan baik agar demokrasi tetap hidup dan semakin berkualitas, melahirkan pemerintahan yang memiliki legitimasi yang kuat. Bukan hanya sekedar menjalankan mandat reformasi tahun 1998, tetapi harus dapat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan demokrasi yang matang. - Perlu adanya komitmen dari para stakeholder untuk menandatangani pakta integritas pemilu damai
  • 11. 3. - Menguatkan Lembaga penyelenggara pemilu maupun lembaga pengawas pemilu (Bawaslu) sehingga Lembaga tersebut dapat diduduki oleh orang-orang yang tepat dan tidak terkontaminasi dari partai-partai politik. - Aturan maupun kebijakan-kebijakan mengenai “kampanye” harus lebih kuat . - Kemudian tidak terlepas dari budaya dan kepatuhan anggota partai maka setiap partai politik harus juga saling mengawasi anggotanya dalam berkampanye. - Perlunya sanksi yang tegas terhadap peserta pemilu yang melakukan kampanya di luar jadwal misalnya dengan melarang 1 atau 2 sesi kampanye terjadwal atau memberikan sanksi untuk melarang kampanye bagi yang melanggar baik secara tertutup maupun terbuka.
  • 12. TERIMAKASIH Dekan, Dr. M. Gaussyah,S.H., M.H. 197412201999031001