SlideShare a Scribd company logo
PERATURAN KPU NOMOR 8
TAHUN 2019
TENTANG TATA KERJA KPU,
KPU PROVINSI DAN KPU
KABUPATEN/KOTA
LogoType
Penataan Organisasi Melalui PKPU
Tata Kerja
Pengaturan mengenai Tata Kerja
diatur di dalam Peraturan KPU
Nomor 5 Tahun 2008
Aturan Lama
01 Undang-Undang tentang
Penyelenggaraan Pemilu sudah tiga kali
diubah
Melampaui masa berlaku
02
UU Nomor 22/2007
UU Nomor 15/2011
UU Nomor 7/2017
UU Penyelenggara Pemilu
03 Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2008
tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota
Peraturan KPU
04
TAHAPAN PROSES PEMBAHASAN
PKPU TATA KERJA
Rapat
Pembahasan
Rancangan
Awal Peraturan
KPU tentang
Tata Kerja
Rapat
Konsinyering
internal
KPU
Pembahasan
Code of
Conduct
(Kode
Perilaku)
dengan ahli
Etika Publik
Romo
Haryatmoko
FGD dengan
mengundang
para pakar dan
mantan
komisioner KPU
di Provinsi
maupun
Kabupaten/Kota
Rapat
Koordinasi
dengan
KPU Provinsi
se IndonesiaAkhir 2017
25 Juli 2018
13 September
2018
18 September
2018
25 September
2018
FGD KPU dan
DKPP terkait
Substansi
Penanganan
Pelanggaran
Kode Etik
Adhoc
3 Desember
2018
Rapat
Koordinasi
Organisasi
kedua
mengundang
KPU Provinsi
se Indonesia
14-16 Januari
2019
1-3 Maret
2019
Harmonisasi
PKPU Tata Kerja
dengan
Kemenkumham
PROSES PENYUSUNAN PKPU TATA
KERJA DILAKUKAN HAMPIR 1
TAHUN 6 BULAN
Diundangkan oleh Kementerian Hukum dan
HAM tanggal 25 Maret 2019
Diundangkan oleh Kementerian Hukum dan
HAM tanggal 25 Maret 2019
ATURAN BARU DI DALAM PERATURAN KPU NOMOR 8 TAHUN 2019 TENTANG TATA KERJA
KPU, KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 1. Tim Pemeriksa adalah tim yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota, yang keanggotaannya terdiri atas unsur anggota
KPU Kabupaten/Kota yang memiliki tugas memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PPK, PPS dan KPPS.
2. Tim Kepatuhan Internal adalah tim yang dibentuk oleh KPU yang bertugas memantau pengendalian internal di
lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
3. Supervisi adalah pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berjenjang di lingkungan KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPLN, KPPSLN, PPK, PPS, dan KPPS.
4. Koordinasi adalah upaya yang dilaksanakan antar anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota guna mencapai
keselarasan, keserasian, dan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan tugas serta kegiatan agar tercapai hasil guna
dan daya guna yang sebesar-besarnya.
5. Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah suatu kesatuan asas moral, etika, dan filosofi
yang menjadi pedoman perilaku bagi Penyelenggara Pemilu berupa kewajiban atau larangan, tindakan dan/atau ucapan
yang patut atau tidak patut dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu.
6. Kode Perilaku adalah tata nilai dan standar perilaku yang diharapkan semua orang dalam bekerja bagi anggota KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota selaku Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan.
7. Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) adalah sistem untuk memproses pengaduan dan/atau
pemberian informasi yang disampaikan secara langsung dan/atau tidak langsung sehubungan dengan adanya perbuatan
yang melanggar perundang-undangan, peraturan/standar, kode etik, dan kebijakan, serta tindakan lain yang sejenis
berupa ancaman langsung atas kepentingan umum, serta korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi di lingkungan KPU,
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
8. Pengawasan Internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang ataupun badan yang terdapat di dalam lingkungan
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
KEDUDUKAN, SIFAT KELEMBAGAAN, DAN
WILAYAH KERJA
Pasal 4 1. KPU berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia.
2. KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi.
3. KPU Kabupaten berkedudukan di ibu kota Kabupaten, dan KPU Kota berkedudukan di pusat pemerintahan kota.
4. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota berkedudukan sebagai lembaga nonstruktural.
Pasal 5 1. KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
2. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis.
3. KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bersifat tetap.
4. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menjalankan tugasnya secara berkesinambungan.
5. Dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bebas dari pengaruh pihak manapun
berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
Pasal 6 1. Wilayah kerja KPU meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Wilayah kerja KPU Provinsi meliputi wilayah provinsi.
3. Wilayah kerja KPU Kabupaten/Kota meliputi wilayah kabupaten/kota.
Pasal 7 1. PPK, PPLN, PPS, KPPS, dan KPPSN wajib menandatangani pakta integritas pada saat pengucapan sumpah/janji.
TATA KERJA ORGANISASI
Pasal 8 1. Masa jabatan keanggotaan KPU yaitu selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali
masa jabatan pada tingkatan yang sama.
2. Masa jabatan terhitung sejak tanggal pelantikan.
3. Anggota KPU wajib menandatangani pakta integritas pada saat pelantikan.
Pasal 13 1. Bidang tugas dalam Divisi Anggota KPU, meliputi:
a. Divisi Perencanaan, Keuangan, Umum, dan Rumah Tangga;
b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat;
c. Divisi Data dan Informasi;
d. Divisi Sumber Daya Manusia, Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan, dan Penelitian dan Pengembangan;
e. Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Logistik; dan
f. Divisi Hukum dan Pengawasan.
2. Setiap anggota KPU menjadi ketua untuk 1 (satu) Divisi.
3. Setiap anggota KPU dapat menjadi wakil ketua untuk 1 (satu) Divisi.
4. Divisi wajib membuat laporan kinerja sesuai dengan tugas dan bidang Divisi untuk disampaikan dalam Rapat Pleno KPU.
Pasal 15 1. Pembagian Divisi untuk masing-masing anggota KPU ditetapkan dengan Keputusan KPU.
2. Pembagian Divisi), dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.
3. Perubahan pembagian Divisi ditetapkan dengan Keputusan KPU.
TATA KERJA ORGANISASI (2)
Pasal 16 (1) Pembentukan Korwil untuk anggota KPU dilakukan dengan membagi daerah provinsi untuk setiap Korwil.
(2) Pembentukan Korwil dilaksanakan dengan ketentuan:
a. KPU menyusun Korwil dalam Rapat Pleno;
b. susunan Korwil terdiri atas:
1. ketua; dan
2. wakil ketua;
c. setiap anggota KPU dapat menjadi ketua Korwil;
d. setiap anggota KPU dapat menjadi wakil Korwil;
e. KPU menyusun pembagian daerah provinsi untuk setiap anggota KPU;
f. dalam melakukan pembagian daerah provinsi, KPU memperhatikan:
1. jarak wilayah provinsi;
2. jumlah penduduk di wilayah provinsi;
3. tingkat kerawanan; dan
4. daerah terpencil dan tidak terpencil, untuk dibagi secara merata kepada setiap anggota KPU; dan
g. susunan Korwil anggota KPU ditetapkan dengan Keputusan KPU.
Pasal 17 (1) Korwil anggota KPU smempunyai tugas untuk:
a. melakukan Koordinasi;
b. melakukan Supervisi;
c. melakukan pembinaan; dan/atau
d. mempercepat penyelesaian permasalahan, terhadap KPU Provinsi yang berada dalam wilayah kerjanya.
(2) Korwil wajib melaporkan perkembangan tugas dan/atau penyelesaian permasalahan s
(3) Dalam menyelesaikan permasalahan, Korwil mengikutsertakan anggota KPU yang membidangi Divisi yang terkait, untuk
melakukan evaluasi, penyelesaian masalah, dan/atau pembinaan kepada KPU Provinsi dalam wilayah kerjanya.
TATA KERJA ORGANISASI (3)
Pasal 18 1. Masa jabatan keanggotaan KPU Provinsi yaitu selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk 1
(satu) kali masa jabatan pada tingkatan yang sama.
2. Masa jabatan terhitung sejak tanggal pelantikan.
3. Anggota KPU Provinsi wajib menandatangani pakta integritas pada saat pelantikan.
Pasal 22 1. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 7 (tujuh) orang, meliputi:
a. Divisi Keuangan, Umum, dan Rumah Tangga;
b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat;
c. Divisi Data dan Informasi;
d. Divisi Perencanaan dan Logistik;
e. Divisi Teknis Penyelenggaraan;
f. Divisi Hukum dan Pengawasan; dan
g. Divisi Sumber Daya Manusia, Penelitian, dan Pengembangan.
2. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 5 (lima) orang, meliputi:
a. Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik;
b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia;
c. Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi;
d. Divisi Teknis Penyelenggaraan; dan
e. Divisi Hukum dan Pengawasan.
TATA KERJA ORGANISASI (3)
Pasal 23 1. Ketua KPU Provinsi menjadi ketua Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik
2. Setiap anggota KPU Provinsi menjadi ketua pada 1 (satu) Divisi.
3. Setiap anggota KPU Provinsi dapat menjadi wakil ketua pada 1 (satu) Divisi.
4. Ketua dan wakil ketua Divisi membagi beban tugas secara proporsional.
Pasal 22 1. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 7 (tujuh) orang, meliputi:
a. Divisi Keuangan, Umum, dan Rumah Tangga;
b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat;
c. Divisi Data dan Informasi;
d. Divisi Perencanaan dan Logistik;
e. Divisi Teknis Penyelenggaraan;
f. Divisi Hukum dan Pengawasan; dan
g. Divisi Sumber Daya Manusia, Penelitian, dan Pengembangan.
2. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 5 (lima) orang, meliputi:
a. Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik;
b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia;
c. Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi;
d. Divisi Teknis Penyelenggaraan; dan
e. Divisi Hukum dan Pengawasan.
TATA KERJA ORGANISASI (4)
Pasal 26 (1) Pembentukan Korwil untuk Anggota KPU Provinsi dilakukan dengan membagi daerah kabupaten/kota
untuk setiap Korwil.
(2) Pembentukan Korwil dilaksanakan dengan ketentuan:
a. KPU Provinsi menyusun Korwil dalam Rapat Pleno;
b. susunan Korwil terdiri atas:
1.ketua; dan
2.wakil ketua;
c. setiap anggota KPU Provinsi dapat menjadi ketua Korwil;
d. setiap anggota KPU Provinsi dapat menjadi wakil Korwil;
e. KPU Provinsi melakukan pembagian daerah kabupaten/kota untuk setiap anggota KPU Provinsi;
f. dalam melakukan pembagian daerah kabupaten/kota huruf e, KPU Provinsi memperhatikan:
1. jarak wilayah kabupaten/kota;
2. jumlah penduduk di wilayah kabupaten/kota;
3. tingkat kerawanan; dan
4. daerah terpencil dan tidak terpencil, untuk dibagi secara merata kepada setiap anggota KPU
Provinsi; dan
g. susunan Korwil anggota KPU Provinsi, ditetapkan dengan Keputusan KPU Provinsi.
TATA KERJA ORGANISASI (5)
Pasal 27
(1) Korwil anggota KPU Provinsi mempunyai tugas untuk:
a. melakukan Koordinasi;
b. melakukan supervisi;
c. melakukan pembinaan; dan/atau
d. mempercepat penyelesaian permasalahan,
terhadap KPU Kabupaten/Kota yang berada dalam wilayah kerjanya.
(2) Korwil wajib melaporkan perkembangan tugas dan/atau penyelesaian dalam Rapat Pleno KPU Provinsi.
(3) Dalam menyelesaikan permasalahan, Korwil mengikutsertakan anggota KPU Provinsi yang membidangi Divisi yang
terkait, untuk melakukan evaluasi, penyelesaian masalah, dan/atau pembinaan kepada KPU Kabupaten/Kota dalam wilayah
kerjanya.
Pasal 28 1. Masa jabatan keanggotaan KPU Kabupaten/Kota yaitu selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya
untuk 1 (satu) kali masa jabatan pada tingkatan yang sama.
2. Masa jabatan terhitung sejak tanggal pelantikan.
3. Anggota KPU Kabupaten/Kota wajib menandatangani pakta integritas pada saat pelantikan.
Pasal 33 1. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Kabupaten/Kota, meliputi:
a. Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik;
b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia;
c. Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi;
d. Divisi Teknis Penyelenggaraan; dan
e. Divisi Hukum dan Pengawasan.
2. Divisi) wajib membuat laporan kinerja sesuai dengan tugas dan bidang Divisi untuk disampaikan dalam Rapat Pleno KPU
Kabupaten/Kota.
TATA KERJA ORGANISASI (6)
Pasal 34 1. Ketua KPU Kabupaten/Kota menjadi ketua Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik
2. Setiap anggota KPU Kabupaten/Kota menjadi ketua pada 1 (satu) Divisi.
3. Setiap anggota KPU Kabupaten/Kota dapat menjadi wakil ketua pada 1 (satu) Divisi.
4. Ketua dan wakil ketua Divisi membagi beban tugas secara proporsional.
5. Pembagian Divisi untuk masing-masing Anggota KPU Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan KPU Kabupaten/Kota.
6. Pembagian Divisi, dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 38 1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU:
a. melaksanakan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. melaporkan kepada DPR dan Presiden mengenai pelaksanaan tugas penyelenggaraan seluruh tahapan Pemilu dan tugas
lainnya.
2. Laporan pelaksanaan tugas penyelenggaraan seluruh tahapan Pemilu disampaikan secara periodik pada setiap tahapan
Penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 39 1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU Provinsi bertanggung jawab kepada KPU.
2. KPU Provinsi menyampaikan laporan kinerja dan tahapan Penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada KPU.
Pasal 40 1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada KPU Provinsi.
2. KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kinerja dan tahapan Penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada KPU
Provinsi.
TATA KERJA ORGANISASI (7)
Pasal 41 1. KPU Provinsi menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada KPU terkait dengan penyelenggaraan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
2. KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan pertanggungjawaban terkait dengan penyelenggaraan Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota kepada kepada KPU melalui KPU Provinsi.
Pasal 42 &
43
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh tenaga pakar/ahli untuk
membantu kinerja anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
Ketentuan mengenai tenaga pakar/ahli berpedoman pada Peraturan KPU yang mengatur tentang tenaga pakar/ahli di
lingkungan Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.
KESEKRETARIATAN
Pasal 45 1. Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota memiliki peran sebagai
pelaksana kebijakan dan unit pendukung teknis dan administrasi pelayanan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
2. Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis.
3. Pegawai Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota berada dalam satu
kesatuan manajemen kepegawaian.
Pasal 46 1. Sekretariat Jenderal KPU dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.
2. Sekretaris Jenderal KPU bertanggung jawab secara administratif dan fungsional kepada ketua KPU.
3. Deputi dan Inspektur Utama bertanggungjawab kepada ketua KPU melalui Sekretaris Jenderal KPU.
Pasal 49 Penyusunan program, kebijakan, dan pengambilan keputusan oleh Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota harus melalui Rapat Pleno yang dipimpin oleh ketua KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota.
HUBUNGAN KERJA
Pasal 50 1. KPU melakukan Supervisi dan monitoring terhadap:
a. KPU Provinsi;
b. KPU Kabupaten/Kota; dan
c. PPLN.
2. KPU Provinsi melakukan Koordinasi, Supervisi, dan monitoring terhadap KPU Kabupaten/Kota.
3. KPU Kabupaten/Kota melakukan Koordinasi, Supervisi, dan monitoring terhadap:
a. PPK;
b. PPS; dan
c. KPPS.
4. Dalam menjalankan tugas:
a. KPU Provinsi dapat berkonsultasi dengan KPU; dan
b. KPU Kabupaten/Kota dapat berkonsultasi dengan KPU Provinsi.
5. Koordinasi, Supervisi, dan monitoring dapat dilaksanakan melalui:
a. rapat Koordinasi;
b. rapat Konsultasi;
c. rapat kerja; dan/atau
d. media lainnya.
Pasal 51 1. Hubungan kerja ketua dan anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota meliputi:
a. mengoordinasikan hubungan kerja antar Divisi; dan
b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas Divisi dan Korwil dengan Kesekretariatan.
2. Ketua dan wakil ketua Divisi membagi tugas Divisi secara proporsional.
3. Ketua dan wakil ketua Korwil membagi tugas Korwil secara proporsional.
4. Hubungan kerja Divisi dengan Korwil pada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota meliputi:
a. evaluasi;
b. penyelesaian masalah; dan/atau
c. pembinaan terhadap wilayah kerja.
5. Ketua dan wakil ketua Divisi bertanggung jawab atas biro, bagian, dan sub bagian pada masing-masing bidang.
6. Ketua dan wakil ketua Divisi bertanggungjawab atas seluruh kegiatan yang terkait dengan bidang-bidang Divisi, yang dibahas di dalam Rapat Pleno.
HUBUNGAN KERJA (2)
Pasal 57 1. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dapat membentuk kelompok kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas,
wewenang, dan kewajibannya, dalam jangka waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
2. Keanggotaan kelompok kerja pada KPU terdiri atas:
a. anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;
b. pejabat dan personel Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi Aceh, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota; dan
c. pihak lain yang dianggap perlu.
Pasal 58 1. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan, dengan berpedoman
pada prinsip Penyelenggaraan Pemilu.
2. Pemangku kepentingan, meliputi:
a. pemilih;
b. Peserta Pemilu;
c. organisasi kemasyarakatan;
d. perguruan tinggi;
e. media massa;
f. Bawaslu dan DKPP;
g. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
h. DPR;
i. Kepolisian Republik Indonesia;
j. Tentara Nasional Indonesia;
k. kejaksaan;
l. lembaga peradilan; dan/atau
m.pihak lain yang diperlukan.
3. Dalam melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menggunakan
prinsip aksesibilitas, transparan, akuntabilitas, dan proporsional.
Mekanisme dan Hubungan Kerja
KPU
KPU PROVINSI
KPU
KABUPATEN/KOTA
PPK/PPS/KPPS
Regulator
Koordinasi
Supervisi
Pemantau
Regulator
Koordinasi
Supervisi
Pemantau
Koordinasi
Pemantau
Supervisi
Koordinasi
Pemantau
Supervisi
Implementator
Pemantau
Implementator
Pemantau
Divisi
Korwil
Divisi
Korwil
PLENOPLENO
PLENO
Pasal 60 Jenis rapat KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota terdiri atas;
1. Rapat pleno tertutup;
2. Rapat pleno terbuka; dan
3. Rapat pleno rutin
Pasal 63 1. Rapat pleno rutin adalah rapat yang dihadiri oleh anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, Sekretaris
Jenderal, Sekretaris KPU Prov/Kab/Kota serta Sekretariat yang diundang dan dilaksanakan paling sedikit satu
minggu sekali.
2. Koordinator divisi dan/atau anggota divisi melaksanakan rapat divisi dengan Sekretariat yang terkait untuk
menyusun prioritas pembahasan dalam rapat Pleno Rutin
3. Dalam rapat pleno rutin, Sekjen KPU, Sekretaris KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyampaikan hasil
tindak lanjut dari hasil rapat pleno rutin sebelumnya dan melaporkan realisasi penggunaan anggaran.
4. Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang hadir pada Rapat Pleno
rutin, harus tercantum dalam undangan.
RISALAH PLENO DAN KUORUM
Pasal 54,
66, 67
1. Hasil keputusan Rapat Pleno dituangkan dalam berita acara Rapat Pleno KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota.
2. Sekjen KPU, Sekretaris KPU Provinsi/Kabupaten/Kota membuat berita acara pada setiap akhir rapat pleno yang
memuat keputusan rapat pleno dan ditandatangani oleh Ketua dan/atau Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota yang hadir serta dilampiri dengan daftar hadir peserta rapat pleno dan risalah Rapat Pleno
Anggota KPU yang ditandatangani oleh Ketua dan/atau Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
3. Risalah Rapat Pleno sebelum ditandatangani, disampaikan kepada peserta Rapat Pleno Anggota KPU, KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk mendapat saran dan atau perbaikan.
4. Rapat pleno KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sah apabila dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga perempat)
anggota yang dibuktikan dengan daftar hadir.
5. Keputusan rapat pleno sah apabila disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) orang anggota KPU, KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang hadir.
PENGANGKATAN PLH DAN PLT KETUA
Pasal 71 -
72
1. Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menunjuk Pelaksana harian apabila tidak dapat melaksanakan
tugas paling sedikit 2 x 24 jam;
2. Pelaksana harian Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melaksanakan tugas rutin Ketua KPU, KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang berhalangan sementara;
3. Pelaksana harian Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berwenang memimpin rapat pleno rutin
KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
4. Dalam hal pengambilan keputusan strategis, Pelaksana Harian Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
harus melalui mekanisme rapat pleno;
5. Pengangkatan Pelaksana Harian KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berdasarkan kesepakatan seluruh
anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
6. Dalam hal Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berhalangan tetap, ditunjuk Pelaksana Tugas Ketua
KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam waktu 1 x 24 jam;
7. Pengangkatan Pelaksana Tugas bersifat sementara sampai dengan ketua KPU definitif ditetapkan.
8. Pengangkatan Pelaksana Tugas Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, berdasarkan kesepakatan
seluruh anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam rapat pleno tertutup;
9. Pelaksana Tugas Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berwenang memimpin rapat pleno terbuka,
tertutup dan rutin KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
10. Dalam hal pengambilan keputusan strategis, Pelaksana Tugas Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
harus melalui mekanisme rapat pleno.
DISIPLIN DAN PENILAIAN KINERJA
Pasal 135 1. Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota wajib hadir setiap hari kerja sesuai dengan jam kerja;
2. Dalam hal pelaksanaan tahapan Pemilu jam kerja anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyesuaikan
dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan berdasarkan hari kalender.
3. Kehadiran anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berkaitan dengan penilaian kinerja:
4. KPU Provinsi melakukan evaluasi kinerja terhadap KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan tahapan pemilu dan
Pemilihan.
5. KPU Kabupaten/Kota melakukan evaluasi kinerja PPK, PPS dan KPPS dalam penyelenggaraan Tahapan Pemilu dan
Pemilihan.
Pasal 138 Evaluasi Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota meliputi penilaian terhadap aspek perilaku dan kinerja:
1. kegiatan;
2. profesionalitas;
3. kepatuhan;
4. kuantitas;
5. kualitas/mutu; dan
6. Waktu.
Pasal 139 1. Evaluasi terhadap aspek perilaku dan penilaian kinerja dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun secara periodik;
2. KPU, KPU Provinsi melakukan evaluasi terhadap satu tingkat dibawahnya.
3. Hasil evaluasi disampaikan kepada KPU setingkat diatasnya;
4. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai perbaikan kinerja Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
5. Dalam hal rekomendasi yang dihasilkan memerlukan supervisi, KPU dan KPU Provinsi dapat mengambil langkah-langkah
untuk perbaikan kinerja KPU setingkat dibawahnya.
6. Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan dilaksanakan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan
melibatkan pemangku kepentingan.
PENGHARGAAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Pasal 141 1. KPU dapat memberikan penghargaan pada setiap penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan yang terdiri atas:
 penghargaan atas partisipasi penyelenggaraan Pemilu;
 penghargaan kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang berprestasi; dan
 penghargaan lainnya.
2. Penghargaan atas partisipasi penyelenggaraan Pemilu diberikan kepadaperseorangan dan/atau lembaga yang
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan;
3. Penghargaan diberikan kepada KPU Kabupaten/Kota yang berprestasi dalam penyelenggaraan Pemilu dan
Pemilihan
Pasal 134 1. Dalam meningkatkan kompetensi KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, dilakukan pengembangan
kompetensi berupa:
a. pembekalan/orientasi;
b. pendidikan dan pelatihan kepemiluan/pendidikan dan pelatihan leadership;
c. bimbingan teknis;
d. simposium/seminar/lokakarya; dan
e. Berbagi pengetahuan dan pengalaman kerja;
f. Pelatihan Pelatih; dan/atau
g. metode lainnya.
2. Pelaksanaan pengembangan kompetensi dilakukan secara periodik, sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran.
HAK CUTI
Pasal 132 Jenis Cuti:
1. cuti tahunan; (12 hari kerja)
2. cuti sakit; (14 hari kerja)
3. cuti bersalin; (3 bulan)
4. cuti alasan penting (1 bulan)
Pasal 133 1. Pengajuan permintaan cuti Ketua dan Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dibahas di dalam Pleno.
2. Hasil rapat pleno disampaikan kepada Ketua KPU setingkat diatasnya untuk mendapatkan izin cuti.
3. Ketua KPU menandatangani surat izin cuti Ketua dan Anggota KPU, Ketua dan Anggota KPU Provinsi.
4. Ketua KPU Provinsi menandatangani surat izin cuti Ketua dan Anggota KPU Kabupaten/Kota.
5. Dalam pemberian cuti, Ketua KPU, Ketua KPU Provinsi wajib memperhatikan tahapan Pemilu.
6. Selama menggunakan hak cuti, anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menerima uang kehormatan setiap
bulan
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 142 Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota wajib membuat laporan kinerja di akhir masa jabatan.
Pasal 143 1. Dalam hal ketua KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menjadi tersangka tindak pidana, yang bersangkutan
dinonaktifkan dari jabatan ketua KPU, ketua KPU Provinsi, dan ketua KPU Kabupaten/Kota.
2. Dalam hal anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menjadi tersangka tindak pidana dan ditahan, yang
bersangkutan diberhentikan sementara sebagai anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
Pasal 145 1. KPU menetapkan pedoman teknis penanganan pelanggaran Kode Perilaku, sumpah/janji, dan pakta integritas yang
dilakukan oleh anggota KPU Provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, PPLN, dan KPPSLN.
2. KPU menetapkan pedoman teknis penanganan pelanggaran Kode Etik, Kode Perilaku, sumpah/janji, dan pakta integritas
yang dilakukan oleh angota PPK, PPS, dan KPPS.
Thank you

More Related Content

What's hot

Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013
KPU KOTA KENDARI
 
UU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemilu
UU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemiluUU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemilu
UU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemiluM. ALI AMIRUDDIN
 
PKPU Nomor 12 Tahun 2017
PKPU Nomor 12 Tahun 2017PKPU Nomor 12 Tahun 2017
PKPU Nomor 12 Tahun 2017
Cecep Husni Mubarok, S.Kom., M.T.
 
Uu 15 2011
Uu 15 2011Uu 15 2011
Uu 15 2011
KPU KOTA KENDARI
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
KNPI_bekasi
 
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiPerbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Lesmana Putra
 
pdf aceh
pdf acehpdf aceh
pdf aceh
sayyidalamin
 
Focus Group Discussion with MPR RI ang Universitas Hasanuddin
Focus Group Discussion with MPR RI ang Universitas HasanuddinFocus Group Discussion with MPR RI ang Universitas Hasanuddin
Focus Group Discussion with MPR RI ang Universitas Hasanuddin
AwaluddinSaputra1
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
Lesmana Putra
 
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaUu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaWinarto Winartoap
 
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan CalonBuku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
Cecep Husni Mubarok, S.Kom., M.T.
 
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Lesmana Putra
 
PKPU Nomor 7 Tahun 2018
PKPU Nomor 7 Tahun 2018PKPU Nomor 7 Tahun 2018
PKPU Nomor 7 Tahun 2018
Cecep Husni Mubarok, S.Kom., M.T.
 
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPKKisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Helmi Irfansah
 
RA nuni puji lestari
RA nuni puji lestariRA nuni puji lestari
RA nuni puji lestari
Nuni puji lestari
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Lesmana Putra
 
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanTugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Septian Muna Barakati
 
Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011
taqin32
 
Materi tes tertulis dan wawancara ppk
Materi tes tertulis dan wawancara ppkMateri tes tertulis dan wawancara ppk
Materi tes tertulis dan wawancara ppk
AnnaArbaatin
 

What's hot (20)

Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013Pkpu 27 tahun 2013
Pkpu 27 tahun 2013
 
UU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemilu
UU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemiluUU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemilu
UU RI No. 15 Th. 2011 ttg penyelenggara pemilu
 
Pkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-okPkpu 05 2013 dapil-ok
Pkpu 05 2013 dapil-ok
 
PKPU Nomor 12 Tahun 2017
PKPU Nomor 12 Tahun 2017PKPU Nomor 12 Tahun 2017
PKPU Nomor 12 Tahun 2017
 
Uu 15 2011
Uu 15 2011Uu 15 2011
Uu 15 2011
 
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara PemiluUndang Undang Nomor 15 tahun 2011  tentang Penyelenggara Pemilu
Undang Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu
 
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian GratifikasiPerbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
Perbawaslu no. 6 tahun 2015 tentang Pengendalian Gratifikasi
 
pdf aceh
pdf acehpdf aceh
pdf aceh
 
Focus Group Discussion with MPR RI ang Universitas Hasanuddin
Focus Group Discussion with MPR RI ang Universitas HasanuddinFocus Group Discussion with MPR RI ang Universitas Hasanuddin
Focus Group Discussion with MPR RI ang Universitas Hasanuddin
 
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
UU No. 1 Tahun 2015 tentang PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG U...
 
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikotaUu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
Uu nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati-walikota
 
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan CalonBuku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
Buku Panduan KPPS Satu Pasangan Calon
 
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan badan p...
 
PKPU Nomor 7 Tahun 2018
PKPU Nomor 7 Tahun 2018PKPU Nomor 7 Tahun 2018
PKPU Nomor 7 Tahun 2018
 
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPKKisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
Kisi Kisi Soal Tes Tulis PPK
 
RA nuni puji lestari
RA nuni puji lestariRA nuni puji lestari
RA nuni puji lestari
 
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...Perbawaslu no. 4 tahun 2015  tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
Perbawaslu no. 4 tahun 2015 tentang Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar ...
 
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatanTugas dan wewenang panwaslu kecamatan
Tugas dan wewenang panwaslu kecamatan
 
Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011Undang-undang No. 15 tahun 2011
Undang-undang No. 15 tahun 2011
 
Materi tes tertulis dan wawancara ppk
Materi tes tertulis dan wawancara ppkMateri tes tertulis dan wawancara ppk
Materi tes tertulis dan wawancara ppk
 

Similar to Resume PKPU No 8 Tahun 2019

2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
MunjirRahman1
 
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
MARYONSWPOHWAIN
 
PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.
Arifuddin Ali.
 
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
M Ungang
 
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemiluUu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Legal Akses
 
MATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdf
MATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdfMATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdf
MATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdf
AdeliaIskandar
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
aceazulgrana1
 
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada SerentakMateri Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
DidiKomarudin1
 
Macmorris · SlidesCarnival.pptx
Macmorris · SlidesCarnival.pptxMacmorris · SlidesCarnival.pptx
Macmorris · SlidesCarnival.pptx
HadiAgungSaputra1
 
PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017
Cecep Husni Mubarok, S.Kom., M.T.
 
PKPU Nomor 1 Tahun 2018
PKPU Nomor 1 Tahun 2018PKPU Nomor 1 Tahun 2018
PKPU Nomor 1 Tahun 2018
Cecep Husni Mubarok, S.Kom., M.T.
 
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
Cecep Husni Mubarok, S.Kom., M.T.
 
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Dede Muhidin
 
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxPRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
NurdinZaky
 
Test Test Aja
Test Test AjaTest Test Aja
Test Test Aja
Guntur Putro
 
Revisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptx
Revisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptxRevisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptx
Revisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptx
DeaArsyad
 
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
muhammadfarikharison
 
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdfSKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
HeriHartono5
 

Similar to Resume PKPU No 8 Tahun 2019 (20)

2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
 
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdfsalinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
salinan peraturan bawaslu nomor 3 tahun 2022 (1).pdf
 
PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.PKPU nomor 5 tahun 2015.
PKPU nomor 5 tahun 2015.
 
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan  pemilu
UU no.15 tahun 2011 tentang penyelenggaraan pemilu
 
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemiluUu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
Uu tahun 2011 no. 15 tentang penyelenggaraan pemilu
 
MATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdf
MATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdfMATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdf
MATERI KEDUA; TATA KERJA PPK PILKADA.pdf
 
PKPU 07 2012
PKPU 07 2012PKPU 07 2012
PKPU 07 2012
 
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
5 perbawaslu_2022_1_salinanperaturanbawaslunomor5tahun2022.pdf
 
Bab i
Bab   iBab   i
Bab i
 
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada SerentakMateri Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
Materi Potensi Pelanggaran dalam Pikada Serentak
 
Macmorris · SlidesCarnival.pptx
Macmorris · SlidesCarnival.pptxMacmorris · SlidesCarnival.pptx
Macmorris · SlidesCarnival.pptx
 
PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017PKPU Nomor 8 Tahun 2017
PKPU Nomor 8 Tahun 2017
 
PKPU Nomor 1 Tahun 2018
PKPU Nomor 1 Tahun 2018PKPU Nomor 1 Tahun 2018
PKPU Nomor 1 Tahun 2018
 
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017PKPU Nomor 1 Tahun 2017
PKPU Nomor 1 Tahun 2017
 
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...Pkpu 3 2016  tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
Pkpu 3 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan g...
 
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxPRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
 
Test Test Aja
Test Test AjaTest Test Aja
Test Test Aja
 
Revisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptx
Revisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptxRevisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptx
Revisi UU Pemilu Pasca Putusan MK 55-2019.pptx
 
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
(BAWASLU) Materi Pimpinan 12 Mei 2023.pptx
 
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdfSKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
SKEMA PENYELENGGARAAN PELATIHAN SAKSI PESERTA PEMILU.pdf
 

More from Dody Wijaya

Perubahan desain surat suara pemilu 2019
Perubahan desain surat suara pemilu 2019Perubahan desain surat suara pemilu 2019
Perubahan desain surat suara pemilu 2019
Dody Wijaya
 
Pemilu untuk apa dan siapa
Pemilu untuk apa dan siapaPemilu untuk apa dan siapa
Pemilu untuk apa dan siapa
Dody Wijaya
 
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Dody Wijaya
 
Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019
Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019
Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019
Dody Wijaya
 
Tutorial membuat masker kain
Tutorial membuat masker kainTutorial membuat masker kain
Tutorial membuat masker kain
Dody Wijaya
 
Specimen desain surat suara pemilu 2019
Specimen desain surat suara pemilu 2019Specimen desain surat suara pemilu 2019
Specimen desain surat suara pemilu 2019
Dody Wijaya
 
Kampanye Pemilu 2019
Kampanye Pemilu 2019Kampanye Pemilu 2019
Kampanye Pemilu 2019
Dody Wijaya
 
Kampanye pemilu-tahun-2019
Kampanye pemilu-tahun-2019Kampanye pemilu-tahun-2019
Kampanye pemilu-tahun-2019
Dody Wijaya
 
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Dody Wijaya
 
Pelayanan pemilih sakit dan di rumah sakit
Pelayanan pemilih sakit dan di rumah sakitPelayanan pemilih sakit dan di rumah sakit
Pelayanan pemilih sakit dan di rumah sakit
Dody Wijaya
 
Democracy Index 2019
Democracy Index 2019Democracy Index 2019
Democracy Index 2019
Dody Wijaya
 
Buku pemilu damai lebih asyik
Buku pemilu damai lebih asyikBuku pemilu damai lebih asyik
Buku pemilu damai lebih asyik
Dody Wijaya
 
Strategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psu
Strategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psuStrategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psu
Strategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psu
Dody Wijaya
 
Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum
Dody Wijaya
 
Hitung cepat situng pemilu 2019
Hitung cepat situng pemilu 2019Hitung cepat situng pemilu 2019
Hitung cepat situng pemilu 2019
Dody Wijaya
 
Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)
Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)
Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)
Dody Wijaya
 
Materi kode perilaku penyelenggara pemilu
Materi kode perilaku penyelenggara pemiluMateri kode perilaku penyelenggara pemilu
Materi kode perilaku penyelenggara pemilu
Dody Wijaya
 
Kajian tentang kotak suara
Kajian tentang kotak suaraKajian tentang kotak suara
Kajian tentang kotak suara
Dody Wijaya
 
Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019
Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019
Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019
Dody Wijaya
 

More from Dody Wijaya (19)

Perubahan desain surat suara pemilu 2019
Perubahan desain surat suara pemilu 2019Perubahan desain surat suara pemilu 2019
Perubahan desain surat suara pemilu 2019
 
Pemilu untuk apa dan siapa
Pemilu untuk apa dan siapaPemilu untuk apa dan siapa
Pemilu untuk apa dan siapa
 
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
Materi UU Pemilu tahapan dan program pemilu 2019
 
Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019
Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019
Manajemen logistik tungsura rekapitulasi pemilu serentak 2019
 
Tutorial membuat masker kain
Tutorial membuat masker kainTutorial membuat masker kain
Tutorial membuat masker kain
 
Specimen desain surat suara pemilu 2019
Specimen desain surat suara pemilu 2019Specimen desain surat suara pemilu 2019
Specimen desain surat suara pemilu 2019
 
Kampanye Pemilu 2019
Kampanye Pemilu 2019Kampanye Pemilu 2019
Kampanye Pemilu 2019
 
Kampanye pemilu-tahun-2019
Kampanye pemilu-tahun-2019Kampanye pemilu-tahun-2019
Kampanye pemilu-tahun-2019
 
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
Pedoman juknis relawan demokrasi 2019
 
Pelayanan pemilih sakit dan di rumah sakit
Pelayanan pemilih sakit dan di rumah sakitPelayanan pemilih sakit dan di rumah sakit
Pelayanan pemilih sakit dan di rumah sakit
 
Democracy Index 2019
Democracy Index 2019Democracy Index 2019
Democracy Index 2019
 
Buku pemilu damai lebih asyik
Buku pemilu damai lebih asyikBuku pemilu damai lebih asyik
Buku pemilu damai lebih asyik
 
Strategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psu
Strategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psuStrategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psu
Strategi divisi teknis kpu jaksel mencapai zero psu
 
Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum
 
Hitung cepat situng pemilu 2019
Hitung cepat situng pemilu 2019Hitung cepat situng pemilu 2019
Hitung cepat situng pemilu 2019
 
Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)
Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)
Evaluasi penyelenggaraan pemilu kode etik ida budiarti (dkpp)
 
Materi kode perilaku penyelenggara pemilu
Materi kode perilaku penyelenggara pemiluMateri kode perilaku penyelenggara pemilu
Materi kode perilaku penyelenggara pemilu
 
Kajian tentang kotak suara
Kajian tentang kotak suaraKajian tentang kotak suara
Kajian tentang kotak suara
 
Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019
Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019
Materi Bimtek KPPS Pemilu 2019
 

Resume PKPU No 8 Tahun 2019

  • 1. PERATURAN KPU NOMOR 8 TAHUN 2019 TENTANG TATA KERJA KPU, KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA LogoType
  • 2. Penataan Organisasi Melalui PKPU Tata Kerja Pengaturan mengenai Tata Kerja diatur di dalam Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2008 Aturan Lama 01 Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Pemilu sudah tiga kali diubah Melampaui masa berlaku 02 UU Nomor 22/2007 UU Nomor 15/2011 UU Nomor 7/2017 UU Penyelenggara Pemilu 03 Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Kerja KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota Peraturan KPU 04
  • 3. TAHAPAN PROSES PEMBAHASAN PKPU TATA KERJA Rapat Pembahasan Rancangan Awal Peraturan KPU tentang Tata Kerja Rapat Konsinyering internal KPU Pembahasan Code of Conduct (Kode Perilaku) dengan ahli Etika Publik Romo Haryatmoko FGD dengan mengundang para pakar dan mantan komisioner KPU di Provinsi maupun Kabupaten/Kota Rapat Koordinasi dengan KPU Provinsi se IndonesiaAkhir 2017 25 Juli 2018 13 September 2018 18 September 2018 25 September 2018 FGD KPU dan DKPP terkait Substansi Penanganan Pelanggaran Kode Etik Adhoc 3 Desember 2018 Rapat Koordinasi Organisasi kedua mengundang KPU Provinsi se Indonesia 14-16 Januari 2019 1-3 Maret 2019 Harmonisasi PKPU Tata Kerja dengan Kemenkumham PROSES PENYUSUNAN PKPU TATA KERJA DILAKUKAN HAMPIR 1 TAHUN 6 BULAN Diundangkan oleh Kementerian Hukum dan HAM tanggal 25 Maret 2019 Diundangkan oleh Kementerian Hukum dan HAM tanggal 25 Maret 2019
  • 4. ATURAN BARU DI DALAM PERATURAN KPU NOMOR 8 TAHUN 2019 TENTANG TATA KERJA KPU, KPU PROVINSI DAN KPU KABUPATEN/KOTA
  • 5. KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Tim Pemeriksa adalah tim yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota, yang keanggotaannya terdiri atas unsur anggota KPU Kabupaten/Kota yang memiliki tugas memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PPK, PPS dan KPPS. 2. Tim Kepatuhan Internal adalah tim yang dibentuk oleh KPU yang bertugas memantau pengendalian internal di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. 3. Supervisi adalah pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berjenjang di lingkungan KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPLN, KPPSLN, PPK, PPS, dan KPPS. 4. Koordinasi adalah upaya yang dilaksanakan antar anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota guna mencapai keselarasan, keserasian, dan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan tugas serta kegiatan agar tercapai hasil guna dan daya guna yang sebesar-besarnya. 5. Kode Etik Penyelenggara Pemilu yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah suatu kesatuan asas moral, etika, dan filosofi yang menjadi pedoman perilaku bagi Penyelenggara Pemilu berupa kewajiban atau larangan, tindakan dan/atau ucapan yang patut atau tidak patut dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. 6. Kode Perilaku adalah tata nilai dan standar perilaku yang diharapkan semua orang dalam bekerja bagi anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota selaku Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan. 7. Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblowing System) adalah sistem untuk memproses pengaduan dan/atau pemberian informasi yang disampaikan secara langsung dan/atau tidak langsung sehubungan dengan adanya perbuatan yang melanggar perundang-undangan, peraturan/standar, kode etik, dan kebijakan, serta tindakan lain yang sejenis berupa ancaman langsung atas kepentingan umum, serta korupsi, kolusi, dan nepotisme yang terjadi di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. 8. Pengawasan Internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang ataupun badan yang terdapat di dalam lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
  • 6. KEDUDUKAN, SIFAT KELEMBAGAAN, DAN WILAYAH KERJA Pasal 4 1. KPU berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia. 2. KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi. 3. KPU Kabupaten berkedudukan di ibu kota Kabupaten, dan KPU Kota berkedudukan di pusat pemerintahan kota. 4. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota berkedudukan sebagai lembaga nonstruktural. Pasal 5 1. KPU adalah lembaga Penyelenggara Pemilu dan Pemilihan yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. 2. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis. 3. KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bersifat tetap. 4. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menjalankan tugasnya secara berkesinambungan. 5. Dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota bebas dari pengaruh pihak manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pasal 6 1. Wilayah kerja KPU meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Wilayah kerja KPU Provinsi meliputi wilayah provinsi. 3. Wilayah kerja KPU Kabupaten/Kota meliputi wilayah kabupaten/kota. Pasal 7 1. PPK, PPLN, PPS, KPPS, dan KPPSN wajib menandatangani pakta integritas pada saat pengucapan sumpah/janji.
  • 7. TATA KERJA ORGANISASI Pasal 8 1. Masa jabatan keanggotaan KPU yaitu selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan pada tingkatan yang sama. 2. Masa jabatan terhitung sejak tanggal pelantikan. 3. Anggota KPU wajib menandatangani pakta integritas pada saat pelantikan. Pasal 13 1. Bidang tugas dalam Divisi Anggota KPU, meliputi: a. Divisi Perencanaan, Keuangan, Umum, dan Rumah Tangga; b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat; c. Divisi Data dan Informasi; d. Divisi Sumber Daya Manusia, Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan, dan Penelitian dan Pengembangan; e. Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Logistik; dan f. Divisi Hukum dan Pengawasan. 2. Setiap anggota KPU menjadi ketua untuk 1 (satu) Divisi. 3. Setiap anggota KPU dapat menjadi wakil ketua untuk 1 (satu) Divisi. 4. Divisi wajib membuat laporan kinerja sesuai dengan tugas dan bidang Divisi untuk disampaikan dalam Rapat Pleno KPU. Pasal 15 1. Pembagian Divisi untuk masing-masing anggota KPU ditetapkan dengan Keputusan KPU. 2. Pembagian Divisi), dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. 3. Perubahan pembagian Divisi ditetapkan dengan Keputusan KPU.
  • 8. TATA KERJA ORGANISASI (2) Pasal 16 (1) Pembentukan Korwil untuk anggota KPU dilakukan dengan membagi daerah provinsi untuk setiap Korwil. (2) Pembentukan Korwil dilaksanakan dengan ketentuan: a. KPU menyusun Korwil dalam Rapat Pleno; b. susunan Korwil terdiri atas: 1. ketua; dan 2. wakil ketua; c. setiap anggota KPU dapat menjadi ketua Korwil; d. setiap anggota KPU dapat menjadi wakil Korwil; e. KPU menyusun pembagian daerah provinsi untuk setiap anggota KPU; f. dalam melakukan pembagian daerah provinsi, KPU memperhatikan: 1. jarak wilayah provinsi; 2. jumlah penduduk di wilayah provinsi; 3. tingkat kerawanan; dan 4. daerah terpencil dan tidak terpencil, untuk dibagi secara merata kepada setiap anggota KPU; dan g. susunan Korwil anggota KPU ditetapkan dengan Keputusan KPU. Pasal 17 (1) Korwil anggota KPU smempunyai tugas untuk: a. melakukan Koordinasi; b. melakukan Supervisi; c. melakukan pembinaan; dan/atau d. mempercepat penyelesaian permasalahan, terhadap KPU Provinsi yang berada dalam wilayah kerjanya. (2) Korwil wajib melaporkan perkembangan tugas dan/atau penyelesaian permasalahan s (3) Dalam menyelesaikan permasalahan, Korwil mengikutsertakan anggota KPU yang membidangi Divisi yang terkait, untuk melakukan evaluasi, penyelesaian masalah, dan/atau pembinaan kepada KPU Provinsi dalam wilayah kerjanya.
  • 9. TATA KERJA ORGANISASI (3) Pasal 18 1. Masa jabatan keanggotaan KPU Provinsi yaitu selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan pada tingkatan yang sama. 2. Masa jabatan terhitung sejak tanggal pelantikan. 3. Anggota KPU Provinsi wajib menandatangani pakta integritas pada saat pelantikan. Pasal 22 1. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 7 (tujuh) orang, meliputi: a. Divisi Keuangan, Umum, dan Rumah Tangga; b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat; c. Divisi Data dan Informasi; d. Divisi Perencanaan dan Logistik; e. Divisi Teknis Penyelenggaraan; f. Divisi Hukum dan Pengawasan; dan g. Divisi Sumber Daya Manusia, Penelitian, dan Pengembangan. 2. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 5 (lima) orang, meliputi: a. Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik; b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia; c. Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi; d. Divisi Teknis Penyelenggaraan; dan e. Divisi Hukum dan Pengawasan.
  • 10. TATA KERJA ORGANISASI (3) Pasal 23 1. Ketua KPU Provinsi menjadi ketua Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik 2. Setiap anggota KPU Provinsi menjadi ketua pada 1 (satu) Divisi. 3. Setiap anggota KPU Provinsi dapat menjadi wakil ketua pada 1 (satu) Divisi. 4. Ketua dan wakil ketua Divisi membagi beban tugas secara proporsional. Pasal 22 1. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 7 (tujuh) orang, meliputi: a. Divisi Keuangan, Umum, dan Rumah Tangga; b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat; c. Divisi Data dan Informasi; d. Divisi Perencanaan dan Logistik; e. Divisi Teknis Penyelenggaraan; f. Divisi Hukum dan Pengawasan; dan g. Divisi Sumber Daya Manusia, Penelitian, dan Pengembangan. 2. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Provinsi yang berjumlah 5 (lima) orang, meliputi: a. Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik; b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia; c. Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi; d. Divisi Teknis Penyelenggaraan; dan e. Divisi Hukum dan Pengawasan.
  • 11. TATA KERJA ORGANISASI (4) Pasal 26 (1) Pembentukan Korwil untuk Anggota KPU Provinsi dilakukan dengan membagi daerah kabupaten/kota untuk setiap Korwil. (2) Pembentukan Korwil dilaksanakan dengan ketentuan: a. KPU Provinsi menyusun Korwil dalam Rapat Pleno; b. susunan Korwil terdiri atas: 1.ketua; dan 2.wakil ketua; c. setiap anggota KPU Provinsi dapat menjadi ketua Korwil; d. setiap anggota KPU Provinsi dapat menjadi wakil Korwil; e. KPU Provinsi melakukan pembagian daerah kabupaten/kota untuk setiap anggota KPU Provinsi; f. dalam melakukan pembagian daerah kabupaten/kota huruf e, KPU Provinsi memperhatikan: 1. jarak wilayah kabupaten/kota; 2. jumlah penduduk di wilayah kabupaten/kota; 3. tingkat kerawanan; dan 4. daerah terpencil dan tidak terpencil, untuk dibagi secara merata kepada setiap anggota KPU Provinsi; dan g. susunan Korwil anggota KPU Provinsi, ditetapkan dengan Keputusan KPU Provinsi.
  • 12. TATA KERJA ORGANISASI (5) Pasal 27 (1) Korwil anggota KPU Provinsi mempunyai tugas untuk: a. melakukan Koordinasi; b. melakukan supervisi; c. melakukan pembinaan; dan/atau d. mempercepat penyelesaian permasalahan, terhadap KPU Kabupaten/Kota yang berada dalam wilayah kerjanya. (2) Korwil wajib melaporkan perkembangan tugas dan/atau penyelesaian dalam Rapat Pleno KPU Provinsi. (3) Dalam menyelesaikan permasalahan, Korwil mengikutsertakan anggota KPU Provinsi yang membidangi Divisi yang terkait, untuk melakukan evaluasi, penyelesaian masalah, dan/atau pembinaan kepada KPU Kabupaten/Kota dalam wilayah kerjanya. Pasal 28 1. Masa jabatan keanggotaan KPU Kabupaten/Kota yaitu selama 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan pada tingkatan yang sama. 2. Masa jabatan terhitung sejak tanggal pelantikan. 3. Anggota KPU Kabupaten/Kota wajib menandatangani pakta integritas pada saat pelantikan. Pasal 33 1. Pembagian Divisi untuk anggota KPU Kabupaten/Kota, meliputi: a. Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik; b. Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia; c. Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi; d. Divisi Teknis Penyelenggaraan; dan e. Divisi Hukum dan Pengawasan. 2. Divisi) wajib membuat laporan kinerja sesuai dengan tugas dan bidang Divisi untuk disampaikan dalam Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota.
  • 13. TATA KERJA ORGANISASI (6) Pasal 34 1. Ketua KPU Kabupaten/Kota menjadi ketua Divisi Keuangan, Umum, Rumah Tangga dan Logistik 2. Setiap anggota KPU Kabupaten/Kota menjadi ketua pada 1 (satu) Divisi. 3. Setiap anggota KPU Kabupaten/Kota dapat menjadi wakil ketua pada 1 (satu) Divisi. 4. Ketua dan wakil ketua Divisi membagi beban tugas secara proporsional. 5. Pembagian Divisi untuk masing-masing Anggota KPU Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan KPU Kabupaten/Kota. 6. Pembagian Divisi, dapat diubah sesuai dengan kebutuhan. Pasal 38 1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU: a. melaksanakan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b. melaporkan kepada DPR dan Presiden mengenai pelaksanaan tugas penyelenggaraan seluruh tahapan Pemilu dan tugas lainnya. 2. Laporan pelaksanaan tugas penyelenggaraan seluruh tahapan Pemilu disampaikan secara periodik pada setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 39 1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU Provinsi bertanggung jawab kepada KPU. 2. KPU Provinsi menyampaikan laporan kinerja dan tahapan Penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada KPU. Pasal 40 1. Dalam menjalankan tugasnya, KPU Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada KPU Provinsi. 2. KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kinerja dan tahapan Penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada KPU Provinsi.
  • 14. TATA KERJA ORGANISASI (7) Pasal 41 1. KPU Provinsi menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada KPU terkait dengan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota. 2. KPU Kabupaten/Kota menyampaikan laporan pertanggungjawaban terkait dengan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota kepada kepada KPU melalui KPU Provinsi. Pasal 42 & 43 Dalam menjalankan tugasnya, anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh tenaga pakar/ahli untuk membantu kinerja anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. Ketentuan mengenai tenaga pakar/ahli berpedoman pada Peraturan KPU yang mengatur tentang tenaga pakar/ahli di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.
  • 15. KESEKRETARIATAN Pasal 45 1. Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota memiliki peran sebagai pelaksana kebijakan dan unit pendukung teknis dan administrasi pelayanan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. 2. Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota bersifat hierarkis. 3. Pegawai Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota berada dalam satu kesatuan manajemen kepegawaian. Pasal 46 1. Sekretariat Jenderal KPU dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. 2. Sekretaris Jenderal KPU bertanggung jawab secara administratif dan fungsional kepada ketua KPU. 3. Deputi dan Inspektur Utama bertanggungjawab kepada ketua KPU melalui Sekretaris Jenderal KPU. Pasal 49 Penyusunan program, kebijakan, dan pengambilan keputusan oleh Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota harus melalui Rapat Pleno yang dipimpin oleh ketua KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
  • 16. HUBUNGAN KERJA Pasal 50 1. KPU melakukan Supervisi dan monitoring terhadap: a. KPU Provinsi; b. KPU Kabupaten/Kota; dan c. PPLN. 2. KPU Provinsi melakukan Koordinasi, Supervisi, dan monitoring terhadap KPU Kabupaten/Kota. 3. KPU Kabupaten/Kota melakukan Koordinasi, Supervisi, dan monitoring terhadap: a. PPK; b. PPS; dan c. KPPS. 4. Dalam menjalankan tugas: a. KPU Provinsi dapat berkonsultasi dengan KPU; dan b. KPU Kabupaten/Kota dapat berkonsultasi dengan KPU Provinsi. 5. Koordinasi, Supervisi, dan monitoring dapat dilaksanakan melalui: a. rapat Koordinasi; b. rapat Konsultasi; c. rapat kerja; dan/atau d. media lainnya. Pasal 51 1. Hubungan kerja ketua dan anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota meliputi: a. mengoordinasikan hubungan kerja antar Divisi; dan b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas Divisi dan Korwil dengan Kesekretariatan. 2. Ketua dan wakil ketua Divisi membagi tugas Divisi secara proporsional. 3. Ketua dan wakil ketua Korwil membagi tugas Korwil secara proporsional. 4. Hubungan kerja Divisi dengan Korwil pada KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota meliputi: a. evaluasi; b. penyelesaian masalah; dan/atau c. pembinaan terhadap wilayah kerja. 5. Ketua dan wakil ketua Divisi bertanggung jawab atas biro, bagian, dan sub bagian pada masing-masing bidang. 6. Ketua dan wakil ketua Divisi bertanggungjawab atas seluruh kegiatan yang terkait dengan bidang-bidang Divisi, yang dibahas di dalam Rapat Pleno.
  • 17. HUBUNGAN KERJA (2) Pasal 57 1. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dapat membentuk kelompok kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas, wewenang, dan kewajibannya, dalam jangka waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia. 2. Keanggotaan kelompok kerja pada KPU terdiri atas: a. anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; b. pejabat dan personel Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi Aceh, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota; dan c. pihak lain yang dianggap perlu. Pasal 58 1. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota mengelola hubungan dengan pemangku kepentingan, dengan berpedoman pada prinsip Penyelenggaraan Pemilu. 2. Pemangku kepentingan, meliputi: a. pemilih; b. Peserta Pemilu; c. organisasi kemasyarakatan; d. perguruan tinggi; e. media massa; f. Bawaslu dan DKPP; g. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; h. DPR; i. Kepolisian Republik Indonesia; j. Tentara Nasional Indonesia; k. kejaksaan; l. lembaga peradilan; dan/atau m.pihak lain yang diperlukan. 3. Dalam melakukan kerjasama dengan pemangku kepentingan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menggunakan prinsip aksesibilitas, transparan, akuntabilitas, dan proporsional.
  • 18. Mekanisme dan Hubungan Kerja KPU KPU PROVINSI KPU KABUPATEN/KOTA PPK/PPS/KPPS Regulator Koordinasi Supervisi Pemantau Regulator Koordinasi Supervisi Pemantau Koordinasi Pemantau Supervisi Koordinasi Pemantau Supervisi Implementator Pemantau Implementator Pemantau Divisi Korwil Divisi Korwil PLENOPLENO
  • 19. PLENO Pasal 60 Jenis rapat KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota terdiri atas; 1. Rapat pleno tertutup; 2. Rapat pleno terbuka; dan 3. Rapat pleno rutin Pasal 63 1. Rapat pleno rutin adalah rapat yang dihadiri oleh anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, Sekretaris Jenderal, Sekretaris KPU Prov/Kab/Kota serta Sekretariat yang diundang dan dilaksanakan paling sedikit satu minggu sekali. 2. Koordinator divisi dan/atau anggota divisi melaksanakan rapat divisi dengan Sekretariat yang terkait untuk menyusun prioritas pembahasan dalam rapat Pleno Rutin 3. Dalam rapat pleno rutin, Sekjen KPU, Sekretaris KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyampaikan hasil tindak lanjut dari hasil rapat pleno rutin sebelumnya dan melaporkan realisasi penggunaan anggaran. 4. Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang hadir pada Rapat Pleno rutin, harus tercantum dalam undangan.
  • 20. RISALAH PLENO DAN KUORUM Pasal 54, 66, 67 1. Hasil keputusan Rapat Pleno dituangkan dalam berita acara Rapat Pleno KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. 2. Sekjen KPU, Sekretaris KPU Provinsi/Kabupaten/Kota membuat berita acara pada setiap akhir rapat pleno yang memuat keputusan rapat pleno dan ditandatangani oleh Ketua dan/atau Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang hadir serta dilampiri dengan daftar hadir peserta rapat pleno dan risalah Rapat Pleno Anggota KPU yang ditandatangani oleh Ketua dan/atau Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. 3. Risalah Rapat Pleno sebelum ditandatangani, disampaikan kepada peserta Rapat Pleno Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk mendapat saran dan atau perbaikan. 4. Rapat pleno KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sah apabila dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga perempat) anggota yang dibuktikan dengan daftar hadir. 5. Keputusan rapat pleno sah apabila disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) orang anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang hadir.
  • 21. PENGANGKATAN PLH DAN PLT KETUA Pasal 71 - 72 1. Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menunjuk Pelaksana harian apabila tidak dapat melaksanakan tugas paling sedikit 2 x 24 jam; 2. Pelaksana harian Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota melaksanakan tugas rutin Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang berhalangan sementara; 3. Pelaksana harian Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berwenang memimpin rapat pleno rutin KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; 4. Dalam hal pengambilan keputusan strategis, Pelaksana Harian Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota harus melalui mekanisme rapat pleno; 5. Pengangkatan Pelaksana Harian KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berdasarkan kesepakatan seluruh anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; 6. Dalam hal Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berhalangan tetap, ditunjuk Pelaksana Tugas Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam waktu 1 x 24 jam; 7. Pengangkatan Pelaksana Tugas bersifat sementara sampai dengan ketua KPU definitif ditetapkan. 8. Pengangkatan Pelaksana Tugas Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, berdasarkan kesepakatan seluruh anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam rapat pleno tertutup; 9. Pelaksana Tugas Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berwenang memimpin rapat pleno terbuka, tertutup dan rutin KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; 10. Dalam hal pengambilan keputusan strategis, Pelaksana Tugas Ketua KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota harus melalui mekanisme rapat pleno.
  • 22. DISIPLIN DAN PENILAIAN KINERJA Pasal 135 1. Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota wajib hadir setiap hari kerja sesuai dengan jam kerja; 2. Dalam hal pelaksanaan tahapan Pemilu jam kerja anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyesuaikan dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan berdasarkan hari kalender. 3. Kehadiran anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota berkaitan dengan penilaian kinerja: 4. KPU Provinsi melakukan evaluasi kinerja terhadap KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan tahapan pemilu dan Pemilihan. 5. KPU Kabupaten/Kota melakukan evaluasi kinerja PPK, PPS dan KPPS dalam penyelenggaraan Tahapan Pemilu dan Pemilihan. Pasal 138 Evaluasi Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota meliputi penilaian terhadap aspek perilaku dan kinerja: 1. kegiatan; 2. profesionalitas; 3. kepatuhan; 4. kuantitas; 5. kualitas/mutu; dan 6. Waktu. Pasal 139 1. Evaluasi terhadap aspek perilaku dan penilaian kinerja dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun secara periodik; 2. KPU, KPU Provinsi melakukan evaluasi terhadap satu tingkat dibawahnya. 3. Hasil evaluasi disampaikan kepada KPU setingkat diatasnya; 4. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai perbaikan kinerja Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; 5. Dalam hal rekomendasi yang dihasilkan memerlukan supervisi, KPU dan KPU Provinsi dapat mengambil langkah-langkah untuk perbaikan kinerja KPU setingkat dibawahnya. 6. Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan dilaksanakan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dengan melibatkan pemangku kepentingan.
  • 23. PENGHARGAAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI Pasal 141 1. KPU dapat memberikan penghargaan pada setiap penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan yang terdiri atas:  penghargaan atas partisipasi penyelenggaraan Pemilu;  penghargaan kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang berprestasi; dan  penghargaan lainnya. 2. Penghargaan atas partisipasi penyelenggaraan Pemilu diberikan kepadaperseorangan dan/atau lembaga yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan; 3. Penghargaan diberikan kepada KPU Kabupaten/Kota yang berprestasi dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan Pasal 134 1. Dalam meningkatkan kompetensi KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota, dilakukan pengembangan kompetensi berupa: a. pembekalan/orientasi; b. pendidikan dan pelatihan kepemiluan/pendidikan dan pelatihan leadership; c. bimbingan teknis; d. simposium/seminar/lokakarya; dan e. Berbagi pengetahuan dan pengalaman kerja; f. Pelatihan Pelatih; dan/atau g. metode lainnya. 2. Pelaksanaan pengembangan kompetensi dilakukan secara periodik, sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran.
  • 24. HAK CUTI Pasal 132 Jenis Cuti: 1. cuti tahunan; (12 hari kerja) 2. cuti sakit; (14 hari kerja) 3. cuti bersalin; (3 bulan) 4. cuti alasan penting (1 bulan) Pasal 133 1. Pengajuan permintaan cuti Ketua dan Anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dibahas di dalam Pleno. 2. Hasil rapat pleno disampaikan kepada Ketua KPU setingkat diatasnya untuk mendapatkan izin cuti. 3. Ketua KPU menandatangani surat izin cuti Ketua dan Anggota KPU, Ketua dan Anggota KPU Provinsi. 4. Ketua KPU Provinsi menandatangani surat izin cuti Ketua dan Anggota KPU Kabupaten/Kota. 5. Dalam pemberian cuti, Ketua KPU, Ketua KPU Provinsi wajib memperhatikan tahapan Pemilu. 6. Selama menggunakan hak cuti, anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menerima uang kehormatan setiap bulan
  • 25. KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 142 Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota wajib membuat laporan kinerja di akhir masa jabatan. Pasal 143 1. Dalam hal ketua KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menjadi tersangka tindak pidana, yang bersangkutan dinonaktifkan dari jabatan ketua KPU, ketua KPU Provinsi, dan ketua KPU Kabupaten/Kota. 2. Dalam hal anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota menjadi tersangka tindak pidana dan ditahan, yang bersangkutan diberhentikan sementara sebagai anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. Pasal 145 1. KPU menetapkan pedoman teknis penanganan pelanggaran Kode Perilaku, sumpah/janji, dan pakta integritas yang dilakukan oleh anggota KPU Provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota, PPLN, dan KPPSLN. 2. KPU menetapkan pedoman teknis penanganan pelanggaran Kode Etik, Kode Perilaku, sumpah/janji, dan pakta integritas yang dilakukan oleh angota PPK, PPS, dan KPPS.