sebagai tugas pembelajaran ppkn smpn 1 medan "Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa dan Penerapan pada masa Reformasi"
sebagai tugas pembelajaran ppkn smpn 1 medan "Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa dan Penerapan pada masa Reformasi"
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila yang diampu oleh bapak Sujarwo M.Pd
Kelompok 1 [Prodi BK UNJ 2017]
Nama anggota berdasarkan huruf A sampai Z
1. Andre Pratama 1106617017
2. Anisa Riskyana 1106617067
3. Chatherin Tasya 1106617042
4. Darryl Herdianto 1106617057
5. Fatma Sahida 1106617022
6. Fildzah Nadine 1106617048
7. Gita adila 1106617026
8. Isti Anggriani 1106617020
BAB II KEDUDUKAN DAN FUNGSI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL
A. MAKNA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik IndonesiaBima Ridwan
Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dan secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, kemudian diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Dalam sejarahnya, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Dengan lain perkataan, dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu. Dalam kondisi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang sedang dilanda oleh arus krisis dan disintegrasi maka Pancasila tidak terhindar dari berbagai macam gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kredibilitas dirinya sebagai dasar negara ataupun ideologi, namun demikian perlu segera kita sadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar negara atau ideologi maka suatu bangsa mustahil akan dapat survive dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang hal ini direalisasikan melalui Ketetapan Sidang Istimewa MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi Orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandat MPR yang diberikan kepada Presiden atas kewenangan untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan asas tunggal Pancasila. Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus segera diakhiri, kemudian dunia pendidikan tinggi memiliki tugas untuk mengkaji dan memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu memahami Pancasila secara ilmiah dan obyektif.
Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masa lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Sehingga mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan kewibawaan Orde Baru. Pandangan sinis serta upaya melemahkan ideology Pancasila berakibat fatal yaitu melemahkan kepercayaan rakyat yang akhirnya mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, contoh: kekacauan di Aceh,Kalimantan, Sulawesi, Ambon , Papua, dll.
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Presentasi ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila yang diampu oleh bapak Sujarwo M.Pd
Kelompok 1 [Prodi BK UNJ 2017]
Nama anggota berdasarkan huruf A sampai Z
1. Andre Pratama 1106617017
2. Anisa Riskyana 1106617067
3. Chatherin Tasya 1106617042
4. Darryl Herdianto 1106617057
5. Fatma Sahida 1106617022
6. Fildzah Nadine 1106617048
7. Gita adila 1106617026
8. Isti Anggriani 1106617020
BAB II KEDUDUKAN DAN FUNGSI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL
A. MAKNA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL
Makalah Pancasila sebagai Dasar Negara Republik IndonesiaBima Ridwan
Dasar negara Republik Indonesia adalah Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 dan secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, kemudian diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Dalam sejarahnya, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Dengan lain perkataan, dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa pada saat itu. Dalam kondisi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang sedang dilanda oleh arus krisis dan disintegrasi maka Pancasila tidak terhindar dari berbagai macam gugatan, sinisme, serta pelecehan terhadap kredibilitas dirinya sebagai dasar negara ataupun ideologi, namun demikian perlu segera kita sadari bahwa tanpa suatu platform dalam format dasar negara atau ideologi maka suatu bangsa mustahil akan dapat survive dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang hal ini direalisasikan melalui Ketetapan Sidang Istimewa MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi Orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandat MPR yang diberikan kepada Presiden atas kewenangan untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan asas tunggal Pancasila. Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus segera diakhiri, kemudian dunia pendidikan tinggi memiliki tugas untuk mengkaji dan memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu memahami Pancasila secara ilmiah dan obyektif.
Dampak yang cukup serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masa lampau, dewasa ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Sehingga mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan kewibawaan Orde Baru. Pandangan sinis serta upaya melemahkan ideology Pancasila berakibat fatal yaitu melemahkan kepercayaan rakyat yang akhirnya mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, contoh: kekacauan di Aceh,Kalimantan, Sulawesi, Ambon , Papua, dll.
berikut adalah sejarah lahirnya pancasila di negara indonesia, dimulai dari negara indonesia belum merdeka. persiapan matang membuat pancasila dijadikan pondasi negara indonesia.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
PPKn Kelas 9 Pertemuan ke-2
1. Materi PKN SMP Kelas 9 Semester 1
Bab 1 (Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan
Hidup Bangsa)
● Pada periode Awal Kemerdekaan (1945-1959) penerapan Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup menghadapi berbagai masalah. Ada upaya-
upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan penyimpangan
terhadap nilai-nilai Pancasila yaitu :
1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun pada tanggal 18
September 1948 yang dipimpin oleh Muso. Tujuannya mendirikan Negara
Soviet Indonesia yang berideologi komunis atau mengganti Pancasila dengan
paham komunis, namun dapat digagalkan.
2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dipimpin
Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, ditandai dengan didirikannya Negara Islam
Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1949. Bertujuan
mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari’at Islam. Namun,
gerakannya bertentangan dengan ajaran Islam sebenarnya. Kartosuwiryo
bersama para pengikutnya bisa ditangkap pada 4 Juni 1962.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), dipimpin oleh Christian
Robert Steven Soumokil, bertujuan membentuk negara sendiri, yang didirikan
tanggal 25 April 1950. Pulau-pulau terbesarnya adalah Seram, Ambon, dan
Buru. RMS di Ambon dikalahkan oleh militer Indonesia pada bulan November
1950.
4. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat
Semesta (Permesta) dipimpin oleh Sjarifuddin Prawiranegara dan Ventje
Sumual (1957-1958) di Sumatra dan Sulawesi. Gerakan ini merupakan
bentuk koreksi untuk pemerintahan pusat pada waktu itu yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno.
5. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) : melakukan pemberontakan pada
tanggal 23 Januari 1950, dengan melakukan serangan dan menduduki kota
Bandung, serta menguasai markas Staf Divisi Siliwangi. Westerling
merencanakan untuk menyerang Jakarta, tetapi usahanya dapat digagalkan.
6. Perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan konstitusi yang berlaku adalah
Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Dalam perjalanannya berhasil
melaksanakan pemilu pertama di Indonesia pada tahun 1955 yang selama itu
dianggap paling demokratis.
2. ● Pada Masa Orde Lama (1959-1966) penyimpangan terhadap Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945, yaitu :
a. Presiden Soekarno ditetapkan sebagai Presiden seumur hidup berdasarkan
TAP MPRS No. XX/1963, yang menyebabkan kekuasaan presiden semakin
besar dan tidak terbatas
b. Penetapan Presiden No. 3/1960 tanggal 5 Maret 1960 yang membubarkan
DPR hasil Pemilu 1955
c. Presiden membentuk MPRS yang anggotanya terdiri atas anggota DPR-GR,
utusan daerah, dan utusan golongan yang semuanya diangkat serta
diberhentikan oleh presiden
● Penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 Masa Orde Baru :
Lembaga Kepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga negara seperti
DPR, MPR, DPA, BPK, MA, LSM, Partai Politik, dsb. Kebebasan berpolitik
dibatasi, kebebasan pers dan kebebasan berpendapat dibatasi, dsb.
● Masa Reformasi (1998 – sekarang) : dihadapkan pada kehidupan masyarakat
yang serba bebas. Kebebasan masyarakat Indonesia meliputi kebebasan
berbicara, berorganisasi, berekspresi, dan sebagainya. Kebebasan tersebut, di
satu sisi dapat memacu kreativitas masyarakat, tapi di sisi lain juga bisa
mendatangkan dampak negatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri.
● Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ideologi adalah kumpulan
konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup, cara berpikir seseorang atau golongan.
● Sebagai ideologi negara, Pancasila merupakan gagasan-gagasan atau ide-ide
yang dijadikan sebagai pedoman atau arah dalam mencapai cita-cita
bangsa.Setiap bangsa memiliki ideologi yang berbeda sesuai dengan nilainilai
yang ada dalam kehidupan bangsa.
● Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya
masyarakat itu sendiri.
● Keterbukaan ideologi Pancasila harus selalu memperhatikan:
a. Stabilitas nasional yang dinamis
b. Larangan untuk memasukan pemikiran-pemikiran yang mengandung nilainilai
ideologi marxisme, leninisme dan komunisme
c. Mencegah berkembangnya paham liberal
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan
masyarakat
e. Penciptaan norma yang harus melalui kesepakatan
● Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai :
3. 1. Dasar, bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung citacita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat
pada kelangsungan hidup negara
2. Instrumental, penjabaran nilai-nilai dasar ideologi Pancasila berupa peraturan
perundangan dan lembaga pelaksanaannya. Misalnya; UUD, ketetapan MPR,
UU, serta peraturan perundangundangan lainnya. Dapat disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat berdasarkan nilai-nilai
Pancasila
3. Praksis, realisasi dari nilai-nilai instrumental berupa suatu pengalaman nyata
dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
● Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki 3 dimensi, yaitu :
a. Dimensi idealisme, nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila yang
bersifat sistematis, rasional, dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber
pada filsafat Pancasila
b. Dimensi normatif, Pancasila terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan tertib hukum
tertinggi dalam Negara Republik Indonesia serta merupakan
staatsfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang fundamental)
c. Dimensi realitas, ideologi harus mampu mencerminkan realitas kehidupan
yang berkembang dalam masyarakat. Pancasila harus mampu dijabarkan
dalam kehidupan masyarakatnya secara nyata, baik dalam kehidupan sehari-
hari maupun dalam penyelenggaraan negara
● Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Politik dan Hukum : meliputi
persoalan lembaga negara, hak asasi manusia, demokrasi, dan hukum.
Pembangunan negara Indonesia sebagai negara modern, yaitu membangun
sistem pemerintahan yang sesuai dengan perkembangan zaman, namun tetap
sesuai dengan sistem pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
● Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Ekonomi :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak, dikuasai oleh negara
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
4. d. Perekonomian nasional, diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
● Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya : Nilai-nilai sosial
dalam masyarakat yang sesuai dengan Pancasila yaitu kekeluargaan,
musyawarah, gotong royong, terus dipelihara dan diwariskan kepada generasi
muda. Nilai-nilai sosial dari luar, seperti semangat bekerja keras, kedisiplinan,
dan sikap ilmiah, dapat diterima sesuai nilai-nilai Pancasila.
● Berikut contoh budaya yang diterima oleh masyarakat berupa teknologi :
● Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan :
Bentuk partisipasi rakyat dalam pembelaan negara sudah ada dalam
masyarakat, seperti kegiatan ronda malam atau sistem keamanan lingkungan
(Siskamling). terdapat lembaga masyarakat atau adat yang bertugas menjaga
keamanan masyarakat, seperti Pecalang di Bali.
Daftar Pustaka :
Sumartini, A. T., Asep, S. P., Kokom, K., Ekram, P.P., Nasiwan & Dadang S.
2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs IX. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.