PP 47/2021 mengatur klasifikasi rumah sakit berdasarkan kemampuan pelayanan, fasilitas, sarana penunjang, dan sumber daya manusia. Rumah sakit dikelompokkan menjadi Kelas A, B, C, dan D untuk memenuhi akses pelayanan kesehatan masyarakat sesuai standar.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang memberikan dampak penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang memberikan dampak penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 47 TH 2021 TENTANG
PENYELENGGARAAN BIDANG PERUMAHSAKITAN
DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2. PP 47 Tahun 2021 dibuat
dengan semangat Peluang
untuk memenuhi akses
kebutuhan pelayanan
Kesehatan Tingkat
Lanjutan
Mengembangkan
pelayanan yang bermutu
Melalui peningkatkan
pembangunan RS,
Investasi/perencanaan
pemenuhan SDM/dokter
(BerdasarkanABK), dan
Mendorong pimpinan RS
untuk berinovasi
Mendorong distribusi,
pemenuhan dan pemerataan
SDM/dokter spesialis,
Sarpras dan peralatan.
Membuka ruang pekerjaan
bagi dokter
spesialis/subspesialis yang
baru selesai Pendidikan
Masyarakat dapat
memiliki akses ke RS
sesuai kemampuan
pelayanan yang diberikan
jika penyebaran Dokter
Spesialis merata
Prinsip pemenuhan
dokter spesialis/
subspesialis dan
spesialis kewenangan
tambahan tetap menjadi
kebutuhan RS, sesuai
dengan standar
penyelenggaraan
pelayanan yang optimal
TANTANGAN DAN PELUANG PELAYANAN KESEHATAN
PP 47 Tahun 2021
mengatur Kelas
Standar di Rumah Sakit
Segera ada regulasi
kelas standar JKN,
Kebutuhan Dasar
Kesehatan dan Single
Tarif.
Sistem rujukan tetap
berbasis kompetensi
pelayanan sesuai kebutuhan
medis pasien, yang sesuai
kebutuhannya akan merujuk
ke RS yang mempunyai
Kemampuan layanan menurut
peraturan perundangan Jadi
tidak berbasis kelas RS lagi.
Rumah Sakit mempunyai
Kewajiban dan
menyelenggarakannya
sesuai Tata Kelola Rumah
Sakit dan Tata Kelola
Klinik RS
4. MENDORONG
PENCIPTAAN LAPANGAN
KERJA
MEMUDAHKAN
PEMBUKAAN USAHA
BARU
MENDUKUNG
PEMBERANTASAN
KORUPSI
UMKM
Dari 64,19 juta UMK-M, 64,13 juta adalah
UMK yang Sebagian besar berada di sektor
informal, sehingga perlu didorong untuk
bertranformasi menjadi formal.
REGULASI
Permasalahan Perizinan yang Rumit dengan
banyaknya regulasi pusat & daerah (hiper-regulasi)
yang mengatur sektor, menyebabkan disharmoni,
tumpang tindih, tidak operasional, dan sektoral.
TENAGA KERJA
Banyak orang butuh kerja dan terus
bertambah setiap tahun.
UU TENTANG CIPTA KERJA
5. KELAS
A & B
REFORMASI REGULASI
KELAS
C & D
4 (empat) spesialis dasar,4 (empat)
penunjang medik spesialis, 8
(delapan) spesialis lain selain
spesialis dasar, dan 2 (dua) sub
spesialis dasar
PELAYANAN SPESIALISTIK
Kelas C:
4 (empat) spesialis dasar dan 4 (em
pat) penunjang medik spesialis
Kelas D:
2 (dua) spesialis dasar
PELAYANAN SPESIALISTIK
DAN SUBSPESIALISTIK
Kelas A:
4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima)
penunjang medik spesialis, 12
(dua belas) spesialis lain selain
spesialis dasar, dan 13 (tiga belas)
subspesialis
Kelas B:
AKSES PELAYANAN KESEHATAN KEPADA
MASYARAKAT
KEMUDAHAN PELAKU USAHA DALAM
MENYEDIAKAN PELAYANAN KESEHATAN
KEMUDAHAN PEKERJA/TENAGA
KESEHATAN DALAM MEMPEROLEH
LAPANGAN KERJA & MENINGKATKAN
KOMPETENSI
01
02
03
KELAS A
KELAS D
KELAS B
KELAS C
1
2
Izin Mendirikan
Izin Operasional
Perizinan Berusaha
EKSISTING
KEDEPAN
Kemampuan Pelayanan
Fasilitas Kesehatan
Sarana Penunjang
Sumber Daya Manusia
KLASIFIKASI RS
6. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
KELAS A
KELAS B
KELAS C
KELAS D
Pemerintah menetapkan klasifikasi RS berdasarkan:
Kemampuan Pelayanan
Fasilitas Kesehatan
Sarana Penunjang
Sumber Daya Manusia
Menjabarkan gambaran RS Umum dan RS
Khusus berdasarkan kemampuan pelayanan
yang diberikan, bangunan dan prasarana,
ketersediaan tempat tidur, dan peralatan, serta
Sumber Daya Manusia.
KETENTUAN :
01
02
RS KHUSUS
KELAS A
KELAS B
KELAS C
RS UMUM
RUMAH SAKIT KELAS D
PRATAMA
7. TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT
TUGAS RUMAH SAKIT
Memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara
paripurna
FUNGSI RUMAH SAKIT
Penyelenggaraan pelayanan pengobatan
dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan
Pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan
8. RUMAH SAKIT KELAS D PRATAMA
HANYA DAPAT DIDIRIKAN PADA DAERAH YANG
MEMENUHI KRITERIA:
Daerah terpencil dan daerah yang sulit
dijangkau karena keadaan geografis;
Daerah yang belum tersedia Rumah Sakit
atau Rumah Sakit yang telah ada sulit
dijangkau akibat kondisi geografis
Daerah perbatasan yang berhadapan
dengan negara lainnya baik yang dibatasi
darat maupun laut
Daerah tertinggal
Daerah kepulauan, wilayah pesisir dan
pulaupulau kecil, dan pulau-pulau kecil
terluar
9. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
KEMAMPUAN PELAYANAN
FASILITAS KESEHATAN DAN SARANA PENUNJAN
RUMAH SAKIT UMUM
RUMAH SAKIT KHUSUS
SUMBER DA
YA MANUSIA
Kemampuan pelayanan merupakan jenis pelayanan yang dapat
diberikan oleh Rumah Sakit
Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang pada Rumah Sakit
terdiri atas: (a). bangunan dan prasarana (b). ketersediaan
tempat tidur rawat inap; dan (c). peralatan
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu
jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya
Sumber daya manusia untuk setiap kelas Rumah Sakit
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan yang diberikan
oleh Rumah Sakit
PEMERINTAH MENETAPKAN
KLASIFIKASI RS BERDASARKAN
KATEGORI BERDASARKAN JENIS
PELAYANAN YANG DIBERIKAN
1
2
10. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Pelayanan yang diberikan
• RS umum meliputi pelayanan medik dan penunjang medik,
keperawatan dan kebidanan, kefarmasian, dan pelayanan
penunjang.
• RS khusus meliputi pelayanan medik dan penjang
medik sesuai kekhususan, , keperawatan dan/atau
kebidanan, kefarmasian, dan pelayanan penunjang,
FASILITAS KESEHATAN DAN
SARANA PENUNJANG
SUMBER DAYA MANUSIA
KEMAMPUAN PELAYANAN
Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang Rumah Sakit terdiri
atas: a. bangunan dan prasarana; b. ketersediaan tempat tidur
rawat inap; dan c. Peralatan, disesuaikan dengan kelas RS dan
kebutuhan pelayanan
Sumber daya manusia untuk setiap kelas Rumah Sakit
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh
Rumah Sakit..
BATANG TUBUH LAMPIRAN
Digunakan sebagai Self
assessment dalam
pendirian rumah sakit
11. KLASIFIKASI
Menteri dapat menetapkan (koordinasi dg
K/L terkait) RS khusus lainnya berdasarkan
hasil kajian kebutuhan pelayanan
Dapat menyelenggarakan pelayanan lain di
luar kekhususannya (paling banyak 40% dari
seluruh jumlah tempat tidur rawat inap).
1. Pelayanan medik dan
penunjang medik
2. Pelayanan keperawatan dan
kebidanan
3. Pelayanan kefarmasian
4. Pelayanan penunjang lainnya
(yang diberikan oleh nakes dan
non nakes)
PELAYANAN KESEHATAN
BERUPA:
PELAYANAN KESEHATAN
BERUPA:
1. Pelayanan medik dan penunjang
medik sesuai dengan kekhususan
2. Pelayanan keperawatan dan/atau
kebidanan
3. Pelayanan kefarmasian
4. Pelayanan penunjang lainnya (yang
diberikan oleh nakes dan non nakes)
RUMAH SAKIT KHUSUS
Memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur,
organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya
RUMAH SAKIT UMUM
RS yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit
KEMAMPUAN PELAYANAN
12. FASILITAS KESEHATAN DAN SARANA PENUNJANG
• Harus memenuhi
aspek keandalan
teknis bangunan
gedung dan
konstruksi
• Harus memenuhi
persyaratan teknis
bangunan Rumah
Sakit
BANGUNAN DAN
PRASARANA
• Peralatan medis dan
nonmedis yang
memenuhi standar
pelayanan,
persyaratan mutu,
keamanan,
keselamatan, dan
laik pakai.
PERALATAN
RS Khusus
Kelas A paling sedikit 100
Kelas B paling sedikit 75
Kelas C paling sedikit 25
KETERSEDIAAN
TEMPAT TIDUR
RS Umum
Kelas A paling sedikit 250
Kelas B paling sedikit 200
Kelas C paling sedikit 100
Kelas D paling sedikit 50
1 2 3
RS Khusus Gigi dan Mulut
• KelasA paling sedikit 14 TT dan 75 dental unit
• Kelas B paling sedikit 12 TT dan 50 dental unit
• Kelas C paling sedikit 10 TT dan 25 dental unit
RS Khusus THT KL dan Mata
• KelasA paling sedikit 40 TT
• Kelas B paling sedikit 25 TT
• Kelas C paling sedikit 15 TT
TEMPAT TIDUR RAWAT INAP KELAS STANDAR
a. 60% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah; dan
b. 40% dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta.
DITERAPKAN SECARA BERTAHAP PALING LAMBAT SAMPAI
DENGAN 1 JANUARI 2023
TEMPAT TIDUR PERAWATAN INTENSIF
Paling sedikit 10% dari seluruh tempat tidur
a. 6% untuk pelayanan unit perawatan intensif/ICU; dan
b. 4% untuk pelayanan intensif lain yang terdiri atas perawatan
intensif neonatus dan perawatan intensif pediatrik (NICU dan
PICU).
RUANG SEBAGAI TEMPAT ISOLASI
• Paling sedikit 10% dari seluruh tempat tidur
• Dalam kondisi wabah atau KKM, kapasitas ruang yang dapat
digunakan sebagai tempat isolasi paling sedikit:
a. 30% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik Pemerintah Pusat
dan Pemda; dan
b. 20% dari seluruh tempat tidur untuk RS milik swasta.
• Jumlah tempat tidur RS Umum PMA paling sedikit sesuai dengan
jumlah tempat tidur RS Umum kelas B
• Jumlah tempat tidur untuk RS Khusus PMA paling sedikit sesuai
dengan jumlah tempat tidur RS kelas A pada setiap jenis Rumah
Sakit khusus.
ATAU SESUAI KESEPAKATAN/KERJA SAMA INTERNASIONAL
RUMAH SAKIT PMA
DIKECUALIKAN
BAGI
RS KHUSUS
GILUT,
MATA DAN
THT-KL
13. SUMBER DAYA MANUSIA
SDM PADA RUMAH SAKIT UMUM DAN RS KSUSUS
-40
Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap
dan/atau tenaga lainnya berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan Rumah Sakit
Pemilik Rumah sakit dan kepala atau direktur RS
bertanggung jawab dalam pemenuhan SDM dengan
jumlah dan kualifikasi sesuai hasil ABK, kebutuhan, dan
kemampuan pelayanan Rumah Sakit
Meliputi tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan,
tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan lain, tenaga manajeman
rumah sakit, dan tenaga non kesehatan
SDM RS diangkat dan ditetapkan oleh kepala atau direktur
02 Rumah Sakit
Merupakan tenaga tetap yang bekerja secara purna waktu
01
03
04
05
14. PERUBAHAN KELAS RUMAH SAKIT
DASAR PERUBAHAN
KELAS RS
SYARAT PERUBAHAN
KELAS RS
MEKANISME PERUBAH
KELAS RS
TINDAKLANJUT
1.
1. Usulan dari pemilik atau Kepala/Direktur RS
2. Hasil pengawasan oleh Pemerintah Pusat/Pemda
2.
Usulan perubahan kelas dari pemilik atau
kepala/direktur rumah sakit hanya dapat dilakukan
terhadap Rumah Sakit yang telah terakredi
3.
Perubahan kelas dilakukan dengan menilai pemenuhan
kemampuan pelayanan, faskes dan sarana penunjang,
dan SDM sesuai ketentuan klasifikasi RS
4.
Perubahan kelas Rumah Sakit ditindaklanjuti dengan
penetapan kelas Rumah Sakit yang baru melalui
perubahan Perizinan Berusaha sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
15. KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
1. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan RS kepada
masyarakat;
2. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi,
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan RS;
3. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
4. berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
5. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin;
6. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat
tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan
kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
7. membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
8. menyelenggarakan rekam medis;
9. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
menyusui, anak-anak, dan lanjut usia;
10. melaksanakan sistem rujukan;
11. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi
dan etika serta ketentuan peraturan perundang-undangan;
12. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
13. menghormati dan melindungi hak pasien;
14. melaksanakan etika Rumah Sakit;
15. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana;
16. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan, baik secara
regional maupun nasional;
17. membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
18. menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit
(hospital by laws);
19. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
20. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.
MENGURAIKAN 20 KEWAJIBAN RS SEBAGAIMANA DIATUR
DALAM UU
16. PENGECUALIAN
1 2
4 3
Dikecualikan bagi informasi yang bersifat
rahasia kedokteran
INFORMASI UMUM RUMAH SAKIT
INFORMASI TERKAIT KINERJA PELAYANAN
RUMAH SAKIT
INFORMASI TERKAIT PELAKSANAAN
PELAYANAN KESEHATAN KEPADA PASIEN
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT …
MEMBERIKAN INFORMASI YANG BENAR TENTANG PELAYANAN RUMAH
SAKIT KEPADA MASYARAKAT
1. profil Rumah Sakit;
2. tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
3. hak dan kewajiban Pasien;
4. mekanisme pengaduan; dan
5. pembiayaan.
Paling sedikit berupa:
pemberi pelayanan, diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternatif Tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadiI, prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan; dan perkiraan pembiayaan.
Paling sedikit berupa hasil pencapaian
indikator nasional mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
17. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dengan melibatkan organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan,
dan organisasi kemasyarakatan lainnya sesuai dengan tugas
dan fungsi masing-masing (dilakukan sesuai NSPK yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat)
PELAKSANA BINWAS
TUJUAN BINWAS
LINGKUP BINWAS
Diarahkan untuk: pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat, peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, keselamatan pasien, pengembangan
jangkauan pelayanan, dan peningkatan kemampuan
kemandirian RS
Lingkup binwas: pemenuhan persyaratan RS; kesesuaian
klasifikasi RS; perizinan RS; pemenuhan kewajiban dan hak
RS dan Pasien; dan standar dan mutu pelayanan RS.
a. bimbingan teknis;
b. advokasi;
c. konsultasi; dan/atau
d. pendidikan dan pelatihan
BENTUK PEMBINAAN
a. monitoring;
b. evaluasi; dan
c. pemeriksaan
BENTUK PENGAWASAN
1
2
18. TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
KRITERIA
SANKSI
JENIS SANKSI
T
AT
A CARA
PENGENAAN
SANKSI
Jenis sanksi administratif:
a. teguran;
b. teguran tertulis;
c. denda; dan/atau
d. pencabutan perizinan berusaha
1. Melakukan pelanggaran terhadap pelaksanaan kewajiban Rumah Sakit
2. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan
1. Pengenaan sanksi berdasarkan laporan dari:
a.Pengaduan
b.Pemberitaan media elektronik/cetak
c.Hasil monitoring evaluasi
2. Pemeriksaan laporan dugaan pelanggaran dengan membentuk tim panel yang bersifat
adhoc
3. Tim Panel memberikan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang memberikan
sanksi (Pemerintah Pusat dan Pemda)
4. Pengenaan sanksi dilakukan secara bertahap mulai dari sanksi teguran, teguran
tertulis, denda, sampai dengan pencabutan perizinan berusaha
SANKSI DENDA PALING BANYAK SEBESAR RP.100.000.000, DENGAN PERHITUNGAN UNTUK
SETIAP 1 (SATU) JENIS PELANGGARAN SEBESAR RP.10.000.000
19. PERIZINAN BERUSAHA
(PP Nomor 5 tahun 2021)
Menteri Gubernur Bupati/wali kot
a
Izin Berusaha
Rumah Sakit Kelas A
dan PMA (Kelas A da
n
Kelas B)
Izin Berusaha
Rumah Sakit
Kelas B
Izin Berusaha
Rumah Sakit Kelas C,
Kelas D
Sebaran Rumah Sakit
secara merata
Jumlah dan
persebaran
penduduk
Rasio jumlah
Tempat Tidur
Akses masyarakat
OSS (Online Single Submission)
25. DATA SDM DOKTER SPESIALIS DASAR
dan SPESIALIS LAIN di RUMAH SAKIT
(Jumlah SIP)
DOKTER SPESIALIS
Penyakit
Dalam
Anak Bedah Obsgyn Anestesi Radiologi
Patologi
Klinik
RS Khusus
Kelas A 66 51 18 33 60 78 54
Kelas B 39 83 11 102 70 49 38
Kelas C 238 629 198 925 444 122 136
RS Umum
Kelas A 456 348 155 332 252 182 181
Kelas B 1929 1787 1257 1862 1276 1086 674
Kelas C 3341 3022 2535 3431 2162 1572 1164
Kelas D 1149 968 908 1099 646 472 319
TOTAL SIP 7218 6888 5082 7784 4910 3561 2566
DATA OP
(Jumlah
Dokter) 3147 4042 3056 4041 2013 1540 1591
RS Online, 1 Februari 2021
26. DATA SDM DOKTER SUBSPESIALIS DASAR
DI RUMAH SAKIT
(Jumlah SIP)
1395 1067 1238 1395
DOKTER SUB-SPESIALIS
Sub
Penyakit
Dalam
Sub Anak Sub Bedah Sub Obsgyn
RS Khusus
Kelas A 35 52 23 35
Kelas B 13 56 8 13
Kelas C 15 105 27 15
RS Umum
Kelas A 391 300 246 391
Kelas B 707 375 619 707
Kelas C 214 151 274 214
Kelas D 20 28 41 20
D
T
A
O
T
A
T
A
O
L
P
928 627 459
(Jumlah Dokter
subspesialis) 905
RS Online, 1 Februari 2021
27. KESIMPULAN
• PP 47 Tahun 2021 dan PP 5 Tahun 2021 membuka peluang investasi
rumah sakit
• Klasifikasi RS berdasarkan kemampuan pelayanan, fasilitas kesehatan,
sarana penunjang, dan sumber daya manusia.
• Sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah untuk memenuhi akses
kebutuhan pelayanan Kesehatan untuk masyarakat,
• Optimalisasi penyelenggaraan pelayanan sesuai standar untuk kualitas
sesuai kemampuan pelayanan di RS
• Kewajiban RS harus dipenuhi agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan
• Pemerintah daerah dapat melakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala