SlideShare a Scribd company logo
KEBIJAKAN PELAYANAN DAN
PERENCANAAN RS
RUMAH SAKIT PUTRA WASPADA
18 – 07 - 2020
Oleh : Suhardi, S.Kep, Ns. M.Kes.
Rumah sakit putra waspada
Visi :
Menjadi Rumah Sakit terbaik di Tulungagung
Misi :
- RS dengan menajemen transparan dan efisien
- Tersedianya sumberdaya manusia yang
terampil, profesional dan kompeten
- Pelayanan Paripurna
DASAR HUKUM
• UU no 44 th 2009 : Tentang Rumah Sakit
• Permenkes no 129 th 2008 : Tentang Standar
pelayanan minimal
RUMAH SAKIT
institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat
( UU no 44 th 2009 )
TUGAS RUMAH SAKIT
• Melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi
dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan rujukan.
FUNGSI RUMAH SAKIT
• Menyelenggarakan Pelayanan Medik.
• Pelayanan penunjang Medik dan non medik.
• Pelayanan dan Asuhan Keperawatan.
• Pelayanan Rujukan.
• Pendidikan dan Pelatihan.
• Penelitian dan pengembangan.
• Administrasi Umum dan keuangan.
SARANA PRASARANA
1. rawat jalan;
2. ruang rawat inap;
3. ruang gawat darurat;
4. ruang operasi;
5. ruang tenaga kesehatan;
6. ruang radiologi;
7. ruang laboratorium;
8. ruang sterilisasi;
9. ruang farmasi;
10. ruang pendidikan dan latihan;
11. ruang kantor dan administrasi;
12. ruang ibadah, ruang tunggu;
13. ruang penyuluhan kesehatan
masyarakat rumah sakit;
14. ruang menyusui;
15. ruang mekanik;
16. ruang dapur;
17. laundry;
18. kamar jenazah;
19. taman;
20. pengolahan sampah; dan
21. pelataran parkir yang
mencukupi.
GOOD
CORPORATE
GOVERNANCE
GOOD CLINICAL
GOVERNANCE
PASAL 36
“SETIAP RUMAH
SAKIT HARUS
MENYELENGGA
RAKAN
TATA KELOLA
RUMAH SAKIT
DAN TATA
KELOLA KLINIS
YANG BAIK”
TATA KELOLA RUMAH SAKIT MENURUT
UNDANG-UNDANG RS
PENERAPAN
FUNGSI-
FUNGSI
MANAJEMEN
RUMAH SAKIT
PENERAPAN
FUNGSI-
FUNGSI
MANAJEMEN
KLINIS
• Perijinan rumahsakit
• Jenis dan jumlah SDM
• Kewenangan SDM
• Sarana, Prasarana dan Alat
kesehatan
• Kewenangan Faskes
• Proporsi tempat tidur
• Ijin khusus penyelenggaraan
• Reviuw kelas rumahsakit
• Pendelegasian
Penetapan Klasifikasi berdasarkan Pelayanan, SDM,
Peralatan, Bangunan dan Prasarana
Penetapan
kelas RS
mengacu
pada standar
dan kriteria
sesuai
Permenkes
No 56 Tahun
2014
UU No. 44/2009 tentang RS
• Pelayanan berjenjang 
fungsi rujukan
• Kelas RS
9
Arah perubahan PMK
56/2014
ARAH KEBIJAKAN
(1)
PP No. 24 Tahun
2018 tentang
Perizinan
Berusaha secara
elektronik
Perpres No. 82
Tahun 2018
tentang
Jaminan
Kesehatan
Permenkes No. 26 Tahun
2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara
Elektronik Sektor
Kesehatan
Peraturan-
peraturan BPJS
kesehatan
KEBIJAKAN
KLASIFIKAS
I DAN
PERIZINAN
RUMAH
SAKIT
Permenkes No. 001
Tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan
Perorangan
1
0
KLASIFIKASI
RUMAH SAKIT
PERIZINAN
RUMAH SAKIT
PENYELENGGAA
N DAN
PEMBINAAN
PENGAWASAN
Klasifikasi RS harus
mempertimbangkan perkembangan
kebijakan JKN dan kegiatan usaha
penanaman modal, serta didukung
oleh kebijakan sistem rujukan dan
penyebaran tenaga kesehatan
terutama dokter spesialis
1
Perizinan RS disesuaikan
perizinan terintegrasi secara
online (OSS)
2
Penyelenggaraan RS disesuaikan
dengan pengembangan
pelayanan, kebutuhan pelayanan
dan kebijakan JKN
3
1
1
ARAH KEBIJAKAN
(2)
RUMAH SAKIT UMUM DAN RUMAH
SAKIT KHUSUS
Rumah Sakit
umum
memberikan
pelayanan
kesehatan pada
semua bidang dan
jenis penyakit
Rumah Sakit
khusus
memberikan
pelayanan utama
pada satu bidang
atau satu jenis
penyakit tertentu
berdasarkan
disiplin ilmu,
golongan umur,
organ, jenis
penyakit, atau
kekhususan lainnya
a. RS umum kelas A;
b. RS umum kelas B;
c. RS umum kelas C;
d. RS umum kelas D
a. RS khusus kelas
A;
b. RS khusus kelas
B;
c. RS khusus kelas
C (hanya untuk
RS khusus Ibu
dan Anak)
• Rumah Sakit
khusus dapat
menyelenggara
kan pelayanan
lain di luar
kekhususannya
• Pelayanan
rawat inap di
luar
kekhususannya
paling banyak
40% dari
seluruh jumlah
tempat tidur
1
2
RUMAH SAKIT UMUM
1) Rumah Sakit umum kelas A merupakan Rumah Sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
(empat) spesialis dasar, 5 (lima) penunjang medik spesialis, 12 (dua
belas) spesialis lain selain spesialis dasar, dan 13 (tiga belas)
subspesialis dan/atau spesialis dengan kompetensi tambahan.
2) Rumah Sakit umum kelas B merupakan Rumah Sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
(empat) spesialis dasar, 4 (empat) penunjang medik spesialis, 8
(delapan) spesialis lain selain spesialis dasar, dan 2 (dua) subspesialis
dasar dan/atau spesialis dengan kompetensi tambahan.
3) Rumah Sakit umum kelas C merupakan Rumah Sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
(empat) spesialis dasar dan 4 (empat) penunjang medik spesialis.
4) Rumah Sakit umum kelas D merupakan Rumah Sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2
(dua) spesialis dasar.
1
3
Lanjutan……
 RS umum kelas B yang akan meningkatkan fasilitas dan
kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan
paling banyak 2 (dua) spesialis lain selain spesialis dasar, 1
(satu) penunjang medik spesialis, 2 (dua) pelayanan medik
subspesialis dasar, dan 1 (satu) subspesialis lain selain
subspesialis dasar.
 RS umum kelas C yang akan meningkatkan fasilitas dan
kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan
paling banyak 3 (tiga) pelayanan medik spesialis lain selain
spesialis dasar, dan 1 (satu) penunjang medik spesialis.
 RS umum kelas D yang akan meningkatkan fasilitas dan
kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan
paling banyak 1 (satu) pelayanan medik spesialis dasar dan
1 (satu) penunjang medik spesialis.
14
Lanjutan….
 Apabila di satu wilayah administratif provinsi tidak terdapat RS
umum kelas A, Rumah Sakit umum kelas B dapat menambah
pelayanan mediknya paling banyak 3 (tiga) spesialis lain selain
spesialis dasar, 1 (satu) penunjang medik spesialis, dan 9
(sembilan) pelayanan medik subspesialis berupa pelayanan
medik subspesialis dasar dan/atau subspesialis lain selain
subspesialis dasar.
 Apabila di satu wilayah administratif kabupaten/kota tidak
terdapat Rumah Sakit umum kelas B, Rumah Sakit umum kelas
C sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat menambah
pelayanan mediknya paling banyak 7 (tujuh) spesialis lain
selain spesialis dasar dan 1 (satu) penunjang medik spesialis.
 Apabila di wilayah administratif kabupaten/kota tidak terdapat
Rumah Sakit umum kelas C, Rumah Sakit umum kelas D
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat menambah
pelayanan mediknya paling banyak 2 (dua) spesialis dasar dan
2 (dua) penunjang medik spesialis
15
RUMAH SAKIT KHUSUS
Rumah Sakit khusus
terdiri atas Rumah Sakit
khusus:
a. ibu dan anak;
b. mata;
c. gigi dan mulut;
d. ginjal;
e. jiwa;
f. infeksi;
g. telinga-hidung-
tenggorok kepala
leher;
h. paru;
i. ketergantungan obat;
j. bedah;
k. otak;
l. orthopedi;
m. kanker; dan
n. jantung dan
1. Rumah Sakit khusus kelas A
merupakan Rumah Sakit khusus
yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik
subspesialis sesuai kekhususan
yang lengkap.
2. Rumah Sakit khusus kelas B
merupakan Rumah Sakit khusus
yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik
subspesialis sesuai kekhususan
yang terbatas.
3. Rumah Sakit khusus kelas C
merupakan Rumah Sakit khusus
yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik
subspesialis sesuai kekhususan
yang minimal.
1
6
Lanjutan…..
• Rumah Sakit khusus kelas B yang akan
meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan
mediknya, penambahan pelayanan paling banyak
10 (sepuluh) pelayanan spesialis lain selain spesialis
sesuai kekhususan, 9 (sembilan) subspesialis selain
subspesialis sesuai kekhususan, dan 3 (tiga)
penunjang medik spesialis
• Rumah Sakit khusus kelas C yang akan
meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan
mediknya, penambahan pelayanan paling banyak 3
(tiga) pelayanan spesialis lain selain spesialis
Obstetri dan Ginekologi dan anak, dan 1 (satu)
penunjang medik spesialis
17
MANAJEMEN RSPW
1. Direktur
2. Kepala Bagian Umum dan Keuangan, membawahi :
a. Sub Bagian Umum, membawahi :
- Tata Usaha
- HRD
- Diklat
- Rumah Tangga (Security, Kebersihan/ Cleaning
Service, dan Parkir)
- IT
- Humas dan Pemasaran
- Gudang Non Medis
b. Sub Bagian Keuangan
- Perencanaan
- Akuntansi
- Bendahara
- Kasir
- Pengurus Barang
- Pembuat Daftar Gaji
- Admin Yankes
Bidang Pelayanan
a. Sub Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan,
membawahi :
- Unit Rawat Inap (RANAP)
- Health Care Unit (HCU)
- Unit Rawat Jalan (RAJAL)
- Instalasi Gawat Darurat (IGD)
- Unit Kamar Bedah (OK)
- Unit Kamar Bersalin (VK)
- Unit Rehabilitasi Medik
- Unit Rekam Medis
- Unit Pendaftaran (Front Office)
.
b. Sub Bidang Pelayanan Penunjang, membawahi :
- Instalasi Prasarana Sarana (IPS)
- Unit Ambulance
- Unit Sanitasi
- Unit CSSD dan Laundry
- Laboratorium
- Unit Radiologi
- Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
- Unit Gizi
- Unit Pemulasaran Jenasah
PELAYANAN UNGGULAN
• USG 4 Dimensi
• Echo Cardiography
• Ureteroscopic Lithotripsy (URS)
• Transurethral Resection of the Prostate
(TURP)
• Trauma Center
PELAYANAN PENGEMBANGAN
• Hemodialisa
• Geriatri
• Penambahan pelayanan anak
MANAJEMEN RS
P1
P2
P3
25
Status kesehatan
Keturunan
Perilaku
Pelayanan
kesehatan
Lingkungan
RUMAH SAKIT
PERGESERAN (transformasi) fungsi rumah
sakit dari dari lembaga sosial menuju
lembaga bisnis yang patut diperhitungkan
keberadaannya
RS adalah fasilitas kesehatan yang
padat pakar, padat karya, padat modal,
padat teknologi, PADAT MASALAH
26
Tantangan
- Jumlah RS
- Pola penyakit
- Teknologi kedokteran
- Harapan dan Tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan RS semakin tinggi
- BPJS ?
27
Tantangan
- Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan
- Persaingan antara pelayanan
kesehatan modern dan alternatif
- Dan lain lain
RS harus dikelola dengan konsep
MANAJEMEN yang jelas
28
Manajemen Pelayanan RS…
- Penerapan konsep manajemen umum
dalam sistem pelayanan rumah sakit
- Koordinasi antara berbagai sumber
daya di RS melalui
serangkaian proses untuk mencapai
tujuan rumah sakit
.29
a. Pelayanan kesehatan
Meliputi;
- Pelayanan medik;
– Unit rawat jalan, rawat inap, gawat
darurat, rehabilitasi medik
- Pelayanan penunjang medik;
– Unit laboratorium, farmasi, radiologi,
imaging
- Pelayanan penunjang non medik;
– Unit gizi, laundry, sarana dan prasarana
30
b. Pelayanan Manajerial
Meliputi;
- Manajemen kebutuhan pasien
– Penyediaan pelayanan yang baik
bagi pasien
- Manajemen sumber daya RS
– SDM, dana, fasilitas, dll
- Perencanaan pengembangan RS
31
32
Kerangka Konsep Manajemen
Pelayanan RS
SUMBERDAYA
Man
Money
Material
Machine
Method
PROSES
MANAJEMEN
Planning
Organizing
Actuating
Controlling
KEPUASAN
PASIEN
INPUT PROSES OUTPUT
PENGGERAKAN & PELAKSANAAN RS
• Kompleksitas penerapan fungsi aktuasi:
– Sifat pelayanan berorientasi kpd konsumen sbg
penerima jasa pelayanan kesehatan (output:
sembuh, cacat, mati)
• Customer oriented
– Staf RS heterogen etika, sikap & kompetensi
KEPEMIMPINAN RS
1. Kepemimpinan Klinik (clinical leader)
– Berkaitan dg klinisi pasien
– Clinical Leader: terlibat dlm klinisi & proses
manajerial
2. Kepemimpinan Manajer
– Perhatian pada demand skala prioritas &
penyediaan pelayanan waktu yang tepat
PENGARAHAN(DIRECTING)
1. Teknik Konsultasi
2. Teknik demokratis
3. Teknik Otokratis
4. Teknik Bebas Teratur
PENGAWASAN & PENGENDALIAN
1. Internal Audit
2. Eksternal audit
37
PEDOMAN PENYUSUNAN
RENCANA STRATEGIS BISNIS
(RSB)
Rumah Sakit Putra Waspada
Penerapan integrasi sistem kinerja
Menentukan arah
RENSTRA:
1. Sasaran strategi
yang dipilih biasana
belum menawab
tantangan
strategisnya
(minim atau tidak
ada agenda
perubahan)
2. Minim dukungan
umpan balik atau
data &informasi
yang relevan,
terukur, dan terkini
tentang status
kemajuan Renstra
Organisasi.
3. Belum sejalannya
antara Renstra dan
Budgeting
organisasi
KPls:
1. KPI Renstra
yang
ditetapkan
cenderung
tidak
mengarah
untuk
mengendalik
an sasaran
strategisnya.
2. Memilih jenis
KPI yang
cenderung
mudah
diukur,
namun tidak
memastikan
tercapainya
sasaran
strategis.
Targets &
Performance
cobtracts :
1. KPI Renstra
belum
dikomunikasika
n secara berkala
dan dijabarkan
(cascading) ke
lapisan-lapisan
organisasi yang
lebih rendah
dan personil
terkait.
2. KPI Renstra
belum
sepenuhnya
didukung oleh
mekanisme
formal kontrak
kinerja antara
unit kerja dan
manajemen
puncak
Monitoring :
1. Minimnya upaya
untuk
melembagakan
pemantauan,
pengukuran, dan
analisa terhadap
status
perkembangan
tingkat pencapaian
target KPI Renstra
pada tiap lapisan
organisasi.
2. Sulitnya
manajemen
puncak
memperoleh
informasi berkala,
terkini, relevan,
akurat tentang
status pencapaian
target KPI Renstra
organisasi
Performance Dialogue :
1. Sedikitnya organisasi
yang melembagakan
evaluasi pencapaian
target KPI Renstra
organisasi secara
berkala antara
manajemen puncak
danpimpinan unit
kerja.
2. Sedikit organisasi
yang memformalkan
RTL – Renstra Tindak
Lanjut – sebuah
komitmen pihak
manajemen puncak
dan pimpinan unit
kerja agar target KPI
bisa dicapai di
periode mendatang
dengan
memerhatikan
tingkat resiko yang
berkembang
Rewards and
consequences :
1. Sistem
manajemen
kinerja belum
dirancang dengan
mengintegrasika
nnya dengan
Renstra
Organisasi
2. Mekanisme
reward dan
consequences
untuk unit kerja
belum
diintegrasikan
dengan Renstra
Organisasi
PENERAPAN INTEGRASI SISTEM KINERJA
MEKANISME PENYUSUNAN RSB
1. Pelaksanaan rembug manajemen puncak (melalui FGD atau metode lain
yang efektif). Dalam FGD tersebut, dilakukan pembahasan dengan
mengacu kepada RPJM/RPJMD/Rencana Aksi Ditjen Pelayanan
Kesehatan, analisis kinerja masa lalu, tugas pokok dan fungsi, harapan
stakeholder inti, dan hasil benchmark untuk menetapkan:
a) Visi, Misi dan Nilai Budaya
b) Isu-isu dan tantangan strategis
c) Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
d) Analisis TOWS
e) Sasaran-sasaran strategis dalam mencapai Visi
lanjutan…
2. Penyusunan peta strategi (balanced-score card)
3. Penetapan key performance indicator (Indikator Kinerja
Utama/IKU), beserta target tiap tahun pada periode lima
tahunan Renstra
4. Perumusan program strategis
5. Perumusan aspek Manajemen Risiko
6. Proyeksi Finansial
7. Pengesahan stakeholder atas dokumen Renstra
ALUR PENYUSUNAN RENSTRA
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
 Apa saja arah dan prioritas strategis dan bagaimana mengendalikan
strategi yang relevan dengan perkembangan tuntutan stakeholder
intinya?
 Apa yang membuat rumah sakit berbeda dengan rumah sakit yang lain,
walaupun tugas pokok dan fungsinya sama?
 Bagaimana rumah sakit mampu mewujudkan excellent performance?
 Bagaimana membangun kompetensi inti organisasi dalam merespons
strategis yang dihadapi?
 Bagaimana mengendalikan target kinerja keseluruhan rumah sakit ?
 Bagaimana mengantisipasi dan mengendalikan berbagai risiko kerja?
 Apa saja program kerja strategis yang dibutuhkan untuk mencapai
target kinerja yang diharapkan ditahun‐tahun mendatang?
2. Tujuan Rencana Strategis Bisnis
a) Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan
selama periode lima tahunan yang sejalan dengan RPJMD
b) Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pengembangan
mutu kelembagaan
c) Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi dan
dalam pencapaian visi yang telah ditentukan
d) Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama
dengan para stakeholder inti
3. Dasar Hukum
 Undang-Undang
 Peraturan Pemerintah
 Peraturan Menteri
 Peraturan Daerah
 Keputusan Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati
BAB II
GAMBARAN KINERJA SAAT INI
1. Gambaran Kinerja Aspek Non Financial
a) Status pencapaian target kinerja berbagai jenis
indikator kinerja utama (IKU) atau KPI (Key
Performance Indicator) berdasarkan Renstra periode
yang lalu
b) Gambaran kinerja aspek pelayanan yang dianggap
strategis 4-5 tahun terakhir yang melingkupi:
1. Pertumbuhan produktivitas
2. Efektivitas pelayanan
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Mutu pelayanan Mutu pelayanan
5. Mutu klinik
6. Kepuasan pelanggan, Kepedulian kepada masyarakat
,
Lanjutan…
2. Gambaran Kinerja Aspek Financial
a) Gambaran kinerja finansial dalam memenuhi target-target kinerja
finansial dari Renstra pada periode yang lalu.
b) Gambaran kinerja aspek keuangan yang dianggap strategis dalam 4-
5 tahun terakhir yang melingkupi:
• Rasio Keuangan, misalnya: Rasio kas (cash ratio), Rasio Lancar
(current ratio), Perputaran aset tetap (fixed current asset),
perputaran persediaan (inventory turn-over), Rasio pendapatan
PNBP terhadap biaya operasional, Rasio subsidi biaya pasien
• Kinerja pengelolaan keuangan (melingkupi: WTP, WDP, dll)
BAB III
ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS
1. Rumusan Pernyatan Visi, Misi, dan Tata Nilai
• Visi menggambarkan cita-cita yang hendak kurun waktu
lima tahunan.
• Misi mendeskripsikan bentuk upaya yang dibutuhkan
untuk mencapai visinya pada kurun waktu tersebut.
• Tata nilai menggambarkan apa yang boleh dan apa yang
tidak boleh dilakukan oleh anggota organisasi saat
berinteraksi dengan stakeholders inti dalam
merealisasikan visi.
lanjutan…
Dalam penentuan visi perlu untuk mempertimbangkan
beberapa kriteria sebagai berikut:
• Visi harus dapat memberikan arah pandangan kedepan terkait
dengan kinerja dan peranan organisasi (focused)
• Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi masa
depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi (imaginable dan
desirable)
• Visi harus ditetapkan secara rasional, realistis (feasible) dan mudah
dipahami (communicable)
• Visi harus dirumuskan secara singkat, padat dan mudah diingat
Kriteria dalam penentuan misi adalah sebagai berikut:
• Misi harus sejalan dengan upaya pencapaian visi organisasi
dan berlaku pada periode tertentu;
• Misi harus dapat menggambarkan tindakan disesuaikan
dengan tugas pokok dan fungsi organisasi atau tugas-tugas
yang dibebankan oleh regulasi/peraturan terkait;
• Misi harus dapat menjembatani penjabaran visi ke dalam
tujuan-tujuan organisasi
lanjutan…
2. ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI
 Menjelaskan apa saja harapan dan kekhawatiran dari setiap
stakeholders inti. Dalam pedoman ini, stakeholders inti adalah
berbagai pihak utama yang berkepentingan atas pencapaian visi.
 Pihak-pihak utama ini dapat meliputi: Ditjen Pelayanan Kesehatan
dan Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, Insitusi Pendidikan
Kedokteran terkait, pasien, karyawan, supplier, dll.
3. TANTANGAN STRATEGIS
a) Menjelaskan apa saja tantangan strategis yang tengah dan akan
menentukan pencapaian visi dan realisasi misi, dengan juga
memperhatikan harapan dan kekhawatiran stakeholders di atas.
b) Tantangan strategis diperoleh melalui analis isu-isu strategis, yang
berbeda antar rumah sakit satu dengan rumah sakit.
c) Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan
yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan
menghilangkan peluang untuk pencapaian visi dan misi dalam
jangka panjang.
d) Suatu isu strategis bagi rumah sakit diperoleh baik berasal dari
analisis internal berupa identifikasi permasalahan terkait mutu
kelembagaan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang
menciptakan peluang dan ancaman bagi rumah sakit di masa lima
tahun mendatang.
4. BENCHMARKING
a) Kemampuan organisasi dan/atau pencapaian kinerja tingkat
input, proses, dan hasil dari lembaga atau organisasi lain
yang dijadikan rujukan dalam mencapai visi pada kurun
waktu periode Renstra.
b) Gambaran kemampuan organisasi dan kinerja dari organisasi
lain tersebut digunakan sebagai salah satu dasar untuk
menentukan kemampuan organisasi yang hendak dibentuk
pada kurun waktu periode Renstra
5. ANALISA SWOT
a) Analisis yang berkaitan dengan kekuatan (strength),
kelemahan/kekurangan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat) yang dihadapi
organisasi.
b) Dimulai dengan identifikasi atas peluang dan ancaman
yang akan dihadapi dalam mencapai visi organisasi pada
kurun waktu periode Renstra
6. DIAGRAM KARTESIUS PILIHAN PRIORITAS STRATEGIS
Gambaran posisi daya saing suatu organisasi dalam memenuhi visi
nya pada kurun waktu periode Renstra.
• Kuadran I menggambarkan posisi total nilai kekuatan melebihi total nilai kelemahan
dan total nilai peluang melebihi total nilai ancaman.
• Kuadran II menggambarkan posisi total nilai kelemahan melebihi total nilai kekuatan
dan total nilai peluang melebihi total nilai ancaman.
• Kuadran III menggambarkan posisi total nilai kelemahan melebihi total nilai kekuatan
dan total nilai ancaman melebihi total nilai peluang.
• Kuadran IV menggambarkan posisi total nilai kekuatan melebihi total nilai kelemahan
dan total nilai ancaman melebihi total nilai peluang.
• Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN I, disarankan untuk :
1. Memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk
pertumbuhan layanan (growth).
2. Melakukan prioritas strategis untuk melakukan investasi
pengembangan layanan sambil terus menguatkan kemampuan
internal organisasi dan personilnya.
• Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN II, disarankan untuk :
1. memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk
menjaga kestabilan organisasi atau penguatan mutu kelembagaan
(stability).
2. Melakukan prioritas strategis untuk melakukan investasi
penyempurnaan dan penataan kemampuan organisasi, kemampuan
sistem manajemen dan proses bisnis, serta kemampuan personilnya
dan sambil memantapkan tingkat penguasaan layanannya.
Lanjutan…
• Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN III, disarankan untuk :
1. Memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk bertahan hidup
(survival). Pada posisi bersaing ini, disarankan menggunakan strategi penyelamatan
(survival strategy) yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi.
2. Strategi pada KUADRAN III ini kerap juga disebut sebagai strategi bertahan. organisasi
perlu menyehatkan dirinya dengan melakukan efisiensi melalui penciutan lingkup
layanan (retrenchment) dan di saat yang sama mencoba melakukan terobosan baru
melalui strategi diversifikasi, dengan kekuatan yang ada. organisasi yang berada di
KUADRAN III ini kerap disebut juga menjalankan strategi penyehatan usaha (turn
around strategy).
• Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN IV, disarankan untuk :
1. Memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk
diversifikasi layanan(diversification). Artinya, organisasi sesungguhnya
memiliki keunggulan bersaing memadai, akan tetapi segmen yang kini
menjadi lahan layanan tidak lagi menjanjikan.
2. Oleh karena itu, organisasi pada KUADRAN IV ini perlu melakukan terobosan
dengan keunggulan yang dimiliki untuk memasuki segmen baru dengan
produk/jasa lama maupun baru.
Lanjutan…
7. ANALISA TOWS
a) Berisi sasaran strategis yang menggambarkan upaya strategis yang
akan diwujudkan oleh suatu organisasi dalam rangka merealisasikan
visi pada kurun waktu periode Renstra.
b) Untuk dapat merumuskan apa saja upaya strategis, analisa dilakukan
dengan mendasarkan pada masing-masing kondisi sebagai berikut,
yakni dengan cara mempertemukan:
• hasil identifikasi kekuatan dan peluang
• hasil identifikasi kekuatan dan ancaman
• hasil identifikasi kelemahan dan peluang
• hasil identifikasi kelemahan dan ancaman
c) upaya strategis dilakukan dari segi perspektif finansial, konsumen,
proses bisnis, dan pengembangan SDM dan organisasi dalam kurun
waktu periode renstra
8. PETA STRATEGIS
Peta strategi Balanced Scorecard(BSC) menggambarkan jalinan
sebab-akibat berbagai sasaran strategis dalam kurun waktu
periode Renstra yang dikelompokkan dalam perspektif finansial,
konsumen, proses bisnis, dan pengembangan personil dan
organisasi
BAB IV
INDIKATOR KINERJA UTAMA
DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS
1. Indikator Kinjera Utama menjelaskan apa saja ukuran
kinerja utama dan target ukuran kinerja utama yang
hendak dicapai untuk mengawal kemajuan pencapaian visi
pada kurun waktu periode Renstra.
2. Program kerja strategis merupakan upaya konkrit utama
yang akan dilakukan untuk mewujudkan sasaran strategis
dalam kurun waktu periode Renstra.
BAB V
ANALISA DAN MITIGASI RISIKO
1. Identifikasi Risiko
Risiko-risiko yang dapat dialami untuk mewujudkan suatu sasaran
strategisnya dalam kurun waktu periode Renstra
2. Penilaian Tingkat Risiko
1. Kemungkinan risikoterjadi sangat besar :
• Sangat mungkin terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran strategis UPT
vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar di atas 0,8
sampai 1,0.
2. Kemungkinan risiko terjadi besar :
• kemungkinan besar terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran strategis
UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,6
sampai dengan 0,8.
3. Kemungkinan risiko terjadi sedang :
• kemungkinan sedang terjadinya risiko untuk memengaruhi suatu sasaran
strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar
antara 0,4 sampai dengan 0,6.
4. Kemungkinan risiko terjadi kecil :
• kemungkinan kecil risiko dapat terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran
strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar
antara 0,2 sampai dengan 0,4.
5. Kemungkinan risiko terjadi sangat kecil :
• kemungkinan sangat kecil risiko dapat terjadi untuk memengaruhi suatu
sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi
berkisar antara 0 sampai dengan 0,2.
Lanjutan…
Lanjutan…
• Untuk menentukan besar dampak risiko pada suatu sasaran strategis dari
organisasi digunakan patokan sebagai berikut:
• Dampak risiko tidak penting : risiko mempunyai pengaruh sangat kecil pada
suatu sasaran strategis UPT vertikal, namun sasaran strategis tersebut masih bisa
dicapai.
• Dampak risiko minor : risiko mempunyai pengaruh kecil pada suatu sasaran
strategis UPT vertikal dan memerlukan sedikit upaya penanganan.
• Dampak risiko medium : risiko mempunyai pengaruh sedang pada suatu sasaran
strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya cukup serius penanganannya.
• Dampak risiko mayor ataubesar: risiko mempunyai pengaruh besar pada suatu
sasaran strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya serius penanganannya.
• Dampak risiko malapetaka : risiko mempunyai pengaruh tidak terpenuhinya
suatu sasaran strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya sangat serius
penanganannya.
3. Rencana Mitigasi Risiko
Rencana mitigasi risiko merupakan upaya nyata yang dibutuhkan untuk
menangani kemungkinan dan dampak risiko tertentu pada sasaran
strategisnya. Rencana mitigasi yang disusun diutamakan untuk
mengendalikan risiko yang berada dalam kendali suatu organisasi
BAB VI
PROYEKSI FINANCIAL
1. Estimasi Pendapatan
2. Rencana Kebutuhan Anggaran
3. Rencana Pendanaan
MANAJEMEN PELAYANAN.pptx

More Related Content

Similar to MANAJEMEN PELAYANAN.pptx

Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitJoni Iswanto
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2
Aprilia Lia
 
PP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptx
PP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptxPP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptx
PP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptx
AirinShabrina1
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
septian57
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
ratu ayu
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1melodycguitarista
 
rumah-sakit 1.ppt
rumah-sakit 1.pptrumah-sakit 1.ppt
rumah-sakit 1.ppt
Wulandari237168
 
Rumah sakit KARIADI
Rumah sakit KARIADIRumah sakit KARIADI
Rumah sakit KARIADI
Nimas Ayu R
 
Budgeting - Kelompok 2.pptx
Budgeting - Kelompok 2.pptxBudgeting - Kelompok 2.pptx
Budgeting - Kelompok 2.pptx
ArifNugroho73
 
pedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdfpedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdf
AnonymousReZ0z84
 
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamProfil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Hilmanda Orienski
 
PERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptx
PERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptxPERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptx
PERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptx
aulia nadya
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Suharti Wairagya
 
Model pelayanan kesehatan
Model pelayanan kesehatanModel pelayanan kesehatan
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdfTUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
NormaRNihali
 
TIPS SANITASI RUMAHSAKIT
TIPS SANITASI RUMAHSAKITTIPS SANITASI RUMAHSAKIT
TIPS SANITASI RUMAHSAKIT
sanitasirswidodo
 
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
AnggunAmandaSaveriia1
 
alur rujukan.pptx
alur rujukan.pptxalur rujukan.pptx
alur rujukan.pptx
rahma31
 
Etika dan Hukum Kesehatan.ppt
Etika dan Hukum Kesehatan.pptEtika dan Hukum Kesehatan.ppt
Etika dan Hukum Kesehatan.ppt
FahtiaNurRosyida1
 

Similar to MANAJEMEN PELAYANAN.pptx (20)

Perizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakitPerizinan rumah sakit
Perizinan rumah sakit
 
Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2Ikm smk bab 1 dan 2
Ikm smk bab 1 dan 2
 
PP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptx
PP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptxPP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptx
PP NO 47 TH 21 BIDANG PERUMAH SAKITAN.pptx
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
 
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakitPeraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
Peraturan menteri-kesehatan-nomor-340-tentang-klasifikasi-rumah-sakit
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
 
rumah-sakit 1.ppt
rumah-sakit 1.pptrumah-sakit 1.ppt
rumah-sakit 1.ppt
 
Rumah sakit KARIADI
Rumah sakit KARIADIRumah sakit KARIADI
Rumah sakit KARIADI
 
Budgeting - Kelompok 2.pptx
Budgeting - Kelompok 2.pptxBudgeting - Kelompok 2.pptx
Budgeting - Kelompok 2.pptx
 
pedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdfpedoman ukp krebet.pdf
pedoman ukp krebet.pdf
 
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk PakamProfil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Profil RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
 
PERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptx
PERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptxPERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptx
PERATURAN TENTANG RUMAH SAKIT.pptx
 
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana  Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
Diskusi Panel Kebijakan Yankes Primer | dr Novana
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Model pelayanan kesehatan
Model pelayanan kesehatanModel pelayanan kesehatan
Model pelayanan kesehatan
 
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdfTUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
TUGAS FRS KELOMPOK 1.pdf
 
TIPS SANITASI RUMAHSAKIT
TIPS SANITASI RUMAHSAKITTIPS SANITASI RUMAHSAKIT
TIPS SANITASI RUMAHSAKIT
 
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
3. KP-ORGANISASI-and-KELEMBAGAAN-FASYANKES_82987c4a.pptx
 
alur rujukan.pptx
alur rujukan.pptxalur rujukan.pptx
alur rujukan.pptx
 
Etika dan Hukum Kesehatan.ppt
Etika dan Hukum Kesehatan.pptEtika dan Hukum Kesehatan.ppt
Etika dan Hukum Kesehatan.ppt
 

Recently uploaded

Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
MiliaSumendap
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
mtsarridho
 
Pulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdf
Pulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdfPulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdf
Pulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdf
MRoyanzainuddin9A
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
deamardiana1
 
Contoh Presentasi Akreditasi pada Puskesmas
Contoh Presentasi Akreditasi pada PuskesmasContoh Presentasi Akreditasi pada Puskesmas
Contoh Presentasi Akreditasi pada Puskesmas
puskesmaswarsa50
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
afaturooo
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
MhdFadliansyah1
 
Pertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdf
Pertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdf
Pertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdf
idoer11
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 

Recently uploaded (15)

Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
 
Pulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdf
Pulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdfPulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdf
Pulupugbglueysoyaoyatiaitstisitatjsigsktstj.pdf
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
 
Contoh Presentasi Akreditasi pada Puskesmas
Contoh Presentasi Akreditasi pada PuskesmasContoh Presentasi Akreditasi pada Puskesmas
Contoh Presentasi Akreditasi pada Puskesmas
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
 
Pertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdf
Pertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdf
Pertemuan 9 - PERT CPM.pdfPertemuan 9 - PERT CPM.pdf
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 

MANAJEMEN PELAYANAN.pptx

  • 1. KEBIJAKAN PELAYANAN DAN PERENCANAAN RS RUMAH SAKIT PUTRA WASPADA 18 – 07 - 2020 Oleh : Suhardi, S.Kep, Ns. M.Kes.
  • 2. Rumah sakit putra waspada Visi : Menjadi Rumah Sakit terbaik di Tulungagung Misi : - RS dengan menajemen transparan dan efisien - Tersedianya sumberdaya manusia yang terampil, profesional dan kompeten - Pelayanan Paripurna
  • 3. DASAR HUKUM • UU no 44 th 2009 : Tentang Rumah Sakit • Permenkes no 129 th 2008 : Tentang Standar pelayanan minimal
  • 4. RUMAH SAKIT institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU no 44 th 2009 )
  • 5. TUGAS RUMAH SAKIT • Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
  • 6. FUNGSI RUMAH SAKIT • Menyelenggarakan Pelayanan Medik. • Pelayanan penunjang Medik dan non medik. • Pelayanan dan Asuhan Keperawatan. • Pelayanan Rujukan. • Pendidikan dan Pelatihan. • Penelitian dan pengembangan. • Administrasi Umum dan keuangan.
  • 7. SARANA PRASARANA 1. rawat jalan; 2. ruang rawat inap; 3. ruang gawat darurat; 4. ruang operasi; 5. ruang tenaga kesehatan; 6. ruang radiologi; 7. ruang laboratorium; 8. ruang sterilisasi; 9. ruang farmasi; 10. ruang pendidikan dan latihan; 11. ruang kantor dan administrasi; 12. ruang ibadah, ruang tunggu; 13. ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit; 14. ruang menyusui; 15. ruang mekanik; 16. ruang dapur; 17. laundry; 18. kamar jenazah; 19. taman; 20. pengolahan sampah; dan 21. pelataran parkir yang mencukupi.
  • 8. GOOD CORPORATE GOVERNANCE GOOD CLINICAL GOVERNANCE PASAL 36 “SETIAP RUMAH SAKIT HARUS MENYELENGGA RAKAN TATA KELOLA RUMAH SAKIT DAN TATA KELOLA KLINIS YANG BAIK” TATA KELOLA RUMAH SAKIT MENURUT UNDANG-UNDANG RS PENERAPAN FUNGSI- FUNGSI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PENERAPAN FUNGSI- FUNGSI MANAJEMEN KLINIS
  • 9. • Perijinan rumahsakit • Jenis dan jumlah SDM • Kewenangan SDM • Sarana, Prasarana dan Alat kesehatan • Kewenangan Faskes • Proporsi tempat tidur • Ijin khusus penyelenggaraan • Reviuw kelas rumahsakit • Pendelegasian Penetapan Klasifikasi berdasarkan Pelayanan, SDM, Peralatan, Bangunan dan Prasarana Penetapan kelas RS mengacu pada standar dan kriteria sesuai Permenkes No 56 Tahun 2014 UU No. 44/2009 tentang RS • Pelayanan berjenjang  fungsi rujukan • Kelas RS 9 Arah perubahan PMK 56/2014
  • 10. ARAH KEBIJAKAN (1) PP No. 24 Tahun 2018 tentang Perizinan Berusaha secara elektronik Perpres No. 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan Permenkes No. 26 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik Sektor Kesehatan Peraturan- peraturan BPJS kesehatan KEBIJAKAN KLASIFIKAS I DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT Permenkes No. 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan 1 0
  • 11. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT PERIZINAN RUMAH SAKIT PENYELENGGAA N DAN PEMBINAAN PENGAWASAN Klasifikasi RS harus mempertimbangkan perkembangan kebijakan JKN dan kegiatan usaha penanaman modal, serta didukung oleh kebijakan sistem rujukan dan penyebaran tenaga kesehatan terutama dokter spesialis 1 Perizinan RS disesuaikan perizinan terintegrasi secara online (OSS) 2 Penyelenggaraan RS disesuaikan dengan pengembangan pelayanan, kebutuhan pelayanan dan kebijakan JKN 3 1 1 ARAH KEBIJAKAN (2)
  • 12. RUMAH SAKIT UMUM DAN RUMAH SAKIT KHUSUS Rumah Sakit umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit Rumah Sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya a. RS umum kelas A; b. RS umum kelas B; c. RS umum kelas C; d. RS umum kelas D a. RS khusus kelas A; b. RS khusus kelas B; c. RS khusus kelas C (hanya untuk RS khusus Ibu dan Anak) • Rumah Sakit khusus dapat menyelenggara kan pelayanan lain di luar kekhususannya • Pelayanan rawat inap di luar kekhususannya paling banyak 40% dari seluruh jumlah tempat tidur 1 2
  • 13. RUMAH SAKIT UMUM 1) Rumah Sakit umum kelas A merupakan Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) penunjang medik spesialis, 12 (dua belas) spesialis lain selain spesialis dasar, dan 13 (tiga belas) subspesialis dan/atau spesialis dengan kompetensi tambahan. 2) Rumah Sakit umum kelas B merupakan Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) penunjang medik spesialis, 8 (delapan) spesialis lain selain spesialis dasar, dan 2 (dua) subspesialis dasar dan/atau spesialis dengan kompetensi tambahan. 3) Rumah Sakit umum kelas C merupakan Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) penunjang medik spesialis. 4) Rumah Sakit umum kelas D merupakan Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis dasar. 1 3
  • 14. Lanjutan……  RS umum kelas B yang akan meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan paling banyak 2 (dua) spesialis lain selain spesialis dasar, 1 (satu) penunjang medik spesialis, 2 (dua) pelayanan medik subspesialis dasar, dan 1 (satu) subspesialis lain selain subspesialis dasar.  RS umum kelas C yang akan meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan paling banyak 3 (tiga) pelayanan medik spesialis lain selain spesialis dasar, dan 1 (satu) penunjang medik spesialis.  RS umum kelas D yang akan meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan paling banyak 1 (satu) pelayanan medik spesialis dasar dan 1 (satu) penunjang medik spesialis. 14
  • 15. Lanjutan….  Apabila di satu wilayah administratif provinsi tidak terdapat RS umum kelas A, Rumah Sakit umum kelas B dapat menambah pelayanan mediknya paling banyak 3 (tiga) spesialis lain selain spesialis dasar, 1 (satu) penunjang medik spesialis, dan 9 (sembilan) pelayanan medik subspesialis berupa pelayanan medik subspesialis dasar dan/atau subspesialis lain selain subspesialis dasar.  Apabila di satu wilayah administratif kabupaten/kota tidak terdapat Rumah Sakit umum kelas B, Rumah Sakit umum kelas C sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat menambah pelayanan mediknya paling banyak 7 (tujuh) spesialis lain selain spesialis dasar dan 1 (satu) penunjang medik spesialis.  Apabila di wilayah administratif kabupaten/kota tidak terdapat Rumah Sakit umum kelas C, Rumah Sakit umum kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat menambah pelayanan mediknya paling banyak 2 (dua) spesialis dasar dan 2 (dua) penunjang medik spesialis 15
  • 16. RUMAH SAKIT KHUSUS Rumah Sakit khusus terdiri atas Rumah Sakit khusus: a. ibu dan anak; b. mata; c. gigi dan mulut; d. ginjal; e. jiwa; f. infeksi; g. telinga-hidung- tenggorok kepala leher; h. paru; i. ketergantungan obat; j. bedah; k. otak; l. orthopedi; m. kanker; dan n. jantung dan 1. Rumah Sakit khusus kelas A merupakan Rumah Sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang lengkap. 2. Rumah Sakit khusus kelas B merupakan Rumah Sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas. 3. Rumah Sakit khusus kelas C merupakan Rumah Sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal. 1 6
  • 17. Lanjutan….. • Rumah Sakit khusus kelas B yang akan meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan paling banyak 10 (sepuluh) pelayanan spesialis lain selain spesialis sesuai kekhususan, 9 (sembilan) subspesialis selain subspesialis sesuai kekhususan, dan 3 (tiga) penunjang medik spesialis • Rumah Sakit khusus kelas C yang akan meningkatkan fasilitas dan kemampuan pelayanan mediknya, penambahan pelayanan paling banyak 3 (tiga) pelayanan spesialis lain selain spesialis Obstetri dan Ginekologi dan anak, dan 1 (satu) penunjang medik spesialis 17
  • 18. MANAJEMEN RSPW 1. Direktur 2. Kepala Bagian Umum dan Keuangan, membawahi : a. Sub Bagian Umum, membawahi : - Tata Usaha - HRD - Diklat - Rumah Tangga (Security, Kebersihan/ Cleaning Service, dan Parkir) - IT - Humas dan Pemasaran - Gudang Non Medis
  • 19. b. Sub Bagian Keuangan - Perencanaan - Akuntansi - Bendahara - Kasir - Pengurus Barang - Pembuat Daftar Gaji - Admin Yankes
  • 20. Bidang Pelayanan a. Sub Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, membawahi : - Unit Rawat Inap (RANAP) - Health Care Unit (HCU) - Unit Rawat Jalan (RAJAL) - Instalasi Gawat Darurat (IGD) - Unit Kamar Bedah (OK) - Unit Kamar Bersalin (VK) - Unit Rehabilitasi Medik - Unit Rekam Medis - Unit Pendaftaran (Front Office)
  • 21. . b. Sub Bidang Pelayanan Penunjang, membawahi : - Instalasi Prasarana Sarana (IPS) - Unit Ambulance - Unit Sanitasi - Unit CSSD dan Laundry - Laboratorium - Unit Radiologi - Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) - Unit Gizi - Unit Pemulasaran Jenasah
  • 22. PELAYANAN UNGGULAN • USG 4 Dimensi • Echo Cardiography • Ureteroscopic Lithotripsy (URS) • Transurethral Resection of the Prostate (TURP) • Trauma Center
  • 23. PELAYANAN PENGEMBANGAN • Hemodialisa • Geriatri • Penambahan pelayanan anak
  • 26. RUMAH SAKIT PERGESERAN (transformasi) fungsi rumah sakit dari dari lembaga sosial menuju lembaga bisnis yang patut diperhitungkan keberadaannya RS adalah fasilitas kesehatan yang padat pakar, padat karya, padat modal, padat teknologi, PADAT MASALAH 26
  • 27. Tantangan - Jumlah RS - Pola penyakit - Teknologi kedokteran - Harapan dan Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan RS semakin tinggi - BPJS ? 27
  • 28. Tantangan - Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan - Persaingan antara pelayanan kesehatan modern dan alternatif - Dan lain lain RS harus dikelola dengan konsep MANAJEMEN yang jelas 28
  • 29. Manajemen Pelayanan RS… - Penerapan konsep manajemen umum dalam sistem pelayanan rumah sakit - Koordinasi antara berbagai sumber daya di RS melalui serangkaian proses untuk mencapai tujuan rumah sakit .29
  • 30. a. Pelayanan kesehatan Meliputi; - Pelayanan medik; – Unit rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rehabilitasi medik - Pelayanan penunjang medik; – Unit laboratorium, farmasi, radiologi, imaging - Pelayanan penunjang non medik; – Unit gizi, laundry, sarana dan prasarana 30
  • 31. b. Pelayanan Manajerial Meliputi; - Manajemen kebutuhan pasien – Penyediaan pelayanan yang baik bagi pasien - Manajemen sumber daya RS – SDM, dana, fasilitas, dll - Perencanaan pengembangan RS 31
  • 32. 32 Kerangka Konsep Manajemen Pelayanan RS SUMBERDAYA Man Money Material Machine Method PROSES MANAJEMEN Planning Organizing Actuating Controlling KEPUASAN PASIEN INPUT PROSES OUTPUT
  • 33. PENGGERAKAN & PELAKSANAAN RS • Kompleksitas penerapan fungsi aktuasi: – Sifat pelayanan berorientasi kpd konsumen sbg penerima jasa pelayanan kesehatan (output: sembuh, cacat, mati) • Customer oriented – Staf RS heterogen etika, sikap & kompetensi
  • 34. KEPEMIMPINAN RS 1. Kepemimpinan Klinik (clinical leader) – Berkaitan dg klinisi pasien – Clinical Leader: terlibat dlm klinisi & proses manajerial 2. Kepemimpinan Manajer – Perhatian pada demand skala prioritas & penyediaan pelayanan waktu yang tepat
  • 35. PENGARAHAN(DIRECTING) 1. Teknik Konsultasi 2. Teknik demokratis 3. Teknik Otokratis 4. Teknik Bebas Teratur
  • 36. PENGAWASAN & PENGENDALIAN 1. Internal Audit 2. Eksternal audit
  • 37. 37 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BISNIS (RSB) Rumah Sakit Putra Waspada
  • 39. Menentukan arah RENSTRA: 1. Sasaran strategi yang dipilih biasana belum menawab tantangan strategisnya (minim atau tidak ada agenda perubahan) 2. Minim dukungan umpan balik atau data &informasi yang relevan, terukur, dan terkini tentang status kemajuan Renstra Organisasi. 3. Belum sejalannya antara Renstra dan Budgeting organisasi KPls: 1. KPI Renstra yang ditetapkan cenderung tidak mengarah untuk mengendalik an sasaran strategisnya. 2. Memilih jenis KPI yang cenderung mudah diukur, namun tidak memastikan tercapainya sasaran strategis. Targets & Performance cobtracts : 1. KPI Renstra belum dikomunikasika n secara berkala dan dijabarkan (cascading) ke lapisan-lapisan organisasi yang lebih rendah dan personil terkait. 2. KPI Renstra belum sepenuhnya didukung oleh mekanisme formal kontrak kinerja antara unit kerja dan manajemen puncak Monitoring : 1. Minimnya upaya untuk melembagakan pemantauan, pengukuran, dan analisa terhadap status perkembangan tingkat pencapaian target KPI Renstra pada tiap lapisan organisasi. 2. Sulitnya manajemen puncak memperoleh informasi berkala, terkini, relevan, akurat tentang status pencapaian target KPI Renstra organisasi Performance Dialogue : 1. Sedikitnya organisasi yang melembagakan evaluasi pencapaian target KPI Renstra organisasi secara berkala antara manajemen puncak danpimpinan unit kerja. 2. Sedikit organisasi yang memformalkan RTL – Renstra Tindak Lanjut – sebuah komitmen pihak manajemen puncak dan pimpinan unit kerja agar target KPI bisa dicapai di periode mendatang dengan memerhatikan tingkat resiko yang berkembang Rewards and consequences : 1. Sistem manajemen kinerja belum dirancang dengan mengintegrasika nnya dengan Renstra Organisasi 2. Mekanisme reward dan consequences untuk unit kerja belum diintegrasikan dengan Renstra Organisasi PENERAPAN INTEGRASI SISTEM KINERJA
  • 40. MEKANISME PENYUSUNAN RSB 1. Pelaksanaan rembug manajemen puncak (melalui FGD atau metode lain yang efektif). Dalam FGD tersebut, dilakukan pembahasan dengan mengacu kepada RPJM/RPJMD/Rencana Aksi Ditjen Pelayanan Kesehatan, analisis kinerja masa lalu, tugas pokok dan fungsi, harapan stakeholder inti, dan hasil benchmark untuk menetapkan: a) Visi, Misi dan Nilai Budaya b) Isu-isu dan tantangan strategis c) Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) d) Analisis TOWS e) Sasaran-sasaran strategis dalam mencapai Visi
  • 41. lanjutan… 2. Penyusunan peta strategi (balanced-score card) 3. Penetapan key performance indicator (Indikator Kinerja Utama/IKU), beserta target tiap tahun pada periode lima tahunan Renstra 4. Perumusan program strategis 5. Perumusan aspek Manajemen Risiko 6. Proyeksi Finansial 7. Pengesahan stakeholder atas dokumen Renstra
  • 43. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang  Apa saja arah dan prioritas strategis dan bagaimana mengendalikan strategi yang relevan dengan perkembangan tuntutan stakeholder intinya?  Apa yang membuat rumah sakit berbeda dengan rumah sakit yang lain, walaupun tugas pokok dan fungsinya sama?  Bagaimana rumah sakit mampu mewujudkan excellent performance?  Bagaimana membangun kompetensi inti organisasi dalam merespons strategis yang dihadapi?  Bagaimana mengendalikan target kinerja keseluruhan rumah sakit ?  Bagaimana mengantisipasi dan mengendalikan berbagai risiko kerja?  Apa saja program kerja strategis yang dibutuhkan untuk mencapai target kinerja yang diharapkan ditahun‐tahun mendatang?
  • 44. 2. Tujuan Rencana Strategis Bisnis a) Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan selama periode lima tahunan yang sejalan dengan RPJMD b) Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pengembangan mutu kelembagaan c) Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi dan dalam pencapaian visi yang telah ditentukan d) Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan para stakeholder inti
  • 45. 3. Dasar Hukum  Undang-Undang  Peraturan Pemerintah  Peraturan Menteri  Peraturan Daerah  Keputusan Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati
  • 46. BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 1. Gambaran Kinerja Aspek Non Financial a) Status pencapaian target kinerja berbagai jenis indikator kinerja utama (IKU) atau KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan Renstra periode yang lalu b) Gambaran kinerja aspek pelayanan yang dianggap strategis 4-5 tahun terakhir yang melingkupi: 1. Pertumbuhan produktivitas 2. Efektivitas pelayanan 3. Pendidikan dan pelatihan 4. Mutu pelayanan Mutu pelayanan 5. Mutu klinik 6. Kepuasan pelanggan, Kepedulian kepada masyarakat ,
  • 47. Lanjutan… 2. Gambaran Kinerja Aspek Financial a) Gambaran kinerja finansial dalam memenuhi target-target kinerja finansial dari Renstra pada periode yang lalu. b) Gambaran kinerja aspek keuangan yang dianggap strategis dalam 4- 5 tahun terakhir yang melingkupi: • Rasio Keuangan, misalnya: Rasio kas (cash ratio), Rasio Lancar (current ratio), Perputaran aset tetap (fixed current asset), perputaran persediaan (inventory turn-over), Rasio pendapatan PNBP terhadap biaya operasional, Rasio subsidi biaya pasien • Kinerja pengelolaan keuangan (melingkupi: WTP, WDP, dll)
  • 48. BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS 1. Rumusan Pernyatan Visi, Misi, dan Tata Nilai • Visi menggambarkan cita-cita yang hendak kurun waktu lima tahunan. • Misi mendeskripsikan bentuk upaya yang dibutuhkan untuk mencapai visinya pada kurun waktu tersebut. • Tata nilai menggambarkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh anggota organisasi saat berinteraksi dengan stakeholders inti dalam merealisasikan visi.
  • 49. lanjutan… Dalam penentuan visi perlu untuk mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut: • Visi harus dapat memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja dan peranan organisasi (focused) • Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh organisasi (imaginable dan desirable) • Visi harus ditetapkan secara rasional, realistis (feasible) dan mudah dipahami (communicable) • Visi harus dirumuskan secara singkat, padat dan mudah diingat
  • 50. Kriteria dalam penentuan misi adalah sebagai berikut: • Misi harus sejalan dengan upaya pencapaian visi organisasi dan berlaku pada periode tertentu; • Misi harus dapat menggambarkan tindakan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi organisasi atau tugas-tugas yang dibebankan oleh regulasi/peraturan terkait; • Misi harus dapat menjembatani penjabaran visi ke dalam tujuan-tujuan organisasi lanjutan…
  • 51. 2. ASPIRASI STAKEHOLDERS INTI  Menjelaskan apa saja harapan dan kekhawatiran dari setiap stakeholders inti. Dalam pedoman ini, stakeholders inti adalah berbagai pihak utama yang berkepentingan atas pencapaian visi.  Pihak-pihak utama ini dapat meliputi: Ditjen Pelayanan Kesehatan dan Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, Insitusi Pendidikan Kedokteran terkait, pasien, karyawan, supplier, dll.
  • 52. 3. TANTANGAN STRATEGIS a) Menjelaskan apa saja tantangan strategis yang tengah dan akan menentukan pencapaian visi dan realisasi misi, dengan juga memperhatikan harapan dan kekhawatiran stakeholders di atas. b) Tantangan strategis diperoleh melalui analis isu-isu strategis, yang berbeda antar rumah sakit satu dengan rumah sakit. c) Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk pencapaian visi dan misi dalam jangka panjang. d) Suatu isu strategis bagi rumah sakit diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa identifikasi permasalahan terkait mutu kelembagaan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman bagi rumah sakit di masa lima tahun mendatang.
  • 53. 4. BENCHMARKING a) Kemampuan organisasi dan/atau pencapaian kinerja tingkat input, proses, dan hasil dari lembaga atau organisasi lain yang dijadikan rujukan dalam mencapai visi pada kurun waktu periode Renstra. b) Gambaran kemampuan organisasi dan kinerja dari organisasi lain tersebut digunakan sebagai salah satu dasar untuk menentukan kemampuan organisasi yang hendak dibentuk pada kurun waktu periode Renstra
  • 54. 5. ANALISA SWOT a) Analisis yang berkaitan dengan kekuatan (strength), kelemahan/kekurangan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang dihadapi organisasi. b) Dimulai dengan identifikasi atas peluang dan ancaman yang akan dihadapi dalam mencapai visi organisasi pada kurun waktu periode Renstra
  • 55. 6. DIAGRAM KARTESIUS PILIHAN PRIORITAS STRATEGIS Gambaran posisi daya saing suatu organisasi dalam memenuhi visi nya pada kurun waktu periode Renstra. • Kuadran I menggambarkan posisi total nilai kekuatan melebihi total nilai kelemahan dan total nilai peluang melebihi total nilai ancaman. • Kuadran II menggambarkan posisi total nilai kelemahan melebihi total nilai kekuatan dan total nilai peluang melebihi total nilai ancaman. • Kuadran III menggambarkan posisi total nilai kelemahan melebihi total nilai kekuatan dan total nilai ancaman melebihi total nilai peluang. • Kuadran IV menggambarkan posisi total nilai kekuatan melebihi total nilai kelemahan dan total nilai ancaman melebihi total nilai peluang.
  • 56. • Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN I, disarankan untuk : 1. Memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk pertumbuhan layanan (growth). 2. Melakukan prioritas strategis untuk melakukan investasi pengembangan layanan sambil terus menguatkan kemampuan internal organisasi dan personilnya. • Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN II, disarankan untuk : 1. memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk menjaga kestabilan organisasi atau penguatan mutu kelembagaan (stability). 2. Melakukan prioritas strategis untuk melakukan investasi penyempurnaan dan penataan kemampuan organisasi, kemampuan sistem manajemen dan proses bisnis, serta kemampuan personilnya dan sambil memantapkan tingkat penguasaan layanannya. Lanjutan…
  • 57. • Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN III, disarankan untuk : 1. Memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk bertahan hidup (survival). Pada posisi bersaing ini, disarankan menggunakan strategi penyelamatan (survival strategy) yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi. 2. Strategi pada KUADRAN III ini kerap juga disebut sebagai strategi bertahan. organisasi perlu menyehatkan dirinya dengan melakukan efisiensi melalui penciutan lingkup layanan (retrenchment) dan di saat yang sama mencoba melakukan terobosan baru melalui strategi diversifikasi, dengan kekuatan yang ada. organisasi yang berada di KUADRAN III ini kerap disebut juga menjalankan strategi penyehatan usaha (turn around strategy). • Bila posisi bersaing jatuh pada KUADRAN IV, disarankan untuk : 1. Memfokuskan arah pengembangannya di masa mendatang untuk diversifikasi layanan(diversification). Artinya, organisasi sesungguhnya memiliki keunggulan bersaing memadai, akan tetapi segmen yang kini menjadi lahan layanan tidak lagi menjanjikan. 2. Oleh karena itu, organisasi pada KUADRAN IV ini perlu melakukan terobosan dengan keunggulan yang dimiliki untuk memasuki segmen baru dengan produk/jasa lama maupun baru. Lanjutan…
  • 58. 7. ANALISA TOWS a) Berisi sasaran strategis yang menggambarkan upaya strategis yang akan diwujudkan oleh suatu organisasi dalam rangka merealisasikan visi pada kurun waktu periode Renstra. b) Untuk dapat merumuskan apa saja upaya strategis, analisa dilakukan dengan mendasarkan pada masing-masing kondisi sebagai berikut, yakni dengan cara mempertemukan: • hasil identifikasi kekuatan dan peluang • hasil identifikasi kekuatan dan ancaman • hasil identifikasi kelemahan dan peluang • hasil identifikasi kelemahan dan ancaman c) upaya strategis dilakukan dari segi perspektif finansial, konsumen, proses bisnis, dan pengembangan SDM dan organisasi dalam kurun waktu periode renstra
  • 59. 8. PETA STRATEGIS Peta strategi Balanced Scorecard(BSC) menggambarkan jalinan sebab-akibat berbagai sasaran strategis dalam kurun waktu periode Renstra yang dikelompokkan dalam perspektif finansial, konsumen, proses bisnis, dan pengembangan personil dan organisasi
  • 60. BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS 1. Indikator Kinjera Utama menjelaskan apa saja ukuran kinerja utama dan target ukuran kinerja utama yang hendak dicapai untuk mengawal kemajuan pencapaian visi pada kurun waktu periode Renstra. 2. Program kerja strategis merupakan upaya konkrit utama yang akan dilakukan untuk mewujudkan sasaran strategis dalam kurun waktu periode Renstra.
  • 61. BAB V ANALISA DAN MITIGASI RISIKO 1. Identifikasi Risiko Risiko-risiko yang dapat dialami untuk mewujudkan suatu sasaran strategisnya dalam kurun waktu periode Renstra 2. Penilaian Tingkat Risiko
  • 62.
  • 63. 1. Kemungkinan risikoterjadi sangat besar : • Sangat mungkin terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar di atas 0,8 sampai 1,0. 2. Kemungkinan risiko terjadi besar : • kemungkinan besar terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,6 sampai dengan 0,8. 3. Kemungkinan risiko terjadi sedang : • kemungkinan sedang terjadinya risiko untuk memengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,6. 4. Kemungkinan risiko terjadi kecil : • kemungkinan kecil risiko dapat terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,2 sampai dengan 0,4. 5. Kemungkinan risiko terjadi sangat kecil : • kemungkinan sangat kecil risiko dapat terjadi untuk memengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0 sampai dengan 0,2. Lanjutan…
  • 64. Lanjutan… • Untuk menentukan besar dampak risiko pada suatu sasaran strategis dari organisasi digunakan patokan sebagai berikut: • Dampak risiko tidak penting : risiko mempunyai pengaruh sangat kecil pada suatu sasaran strategis UPT vertikal, namun sasaran strategis tersebut masih bisa dicapai. • Dampak risiko minor : risiko mempunyai pengaruh kecil pada suatu sasaran strategis UPT vertikal dan memerlukan sedikit upaya penanganan. • Dampak risiko medium : risiko mempunyai pengaruh sedang pada suatu sasaran strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya cukup serius penanganannya. • Dampak risiko mayor ataubesar: risiko mempunyai pengaruh besar pada suatu sasaran strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya serius penanganannya. • Dampak risiko malapetaka : risiko mempunyai pengaruh tidak terpenuhinya suatu sasaran strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya sangat serius penanganannya.
  • 65. 3. Rencana Mitigasi Risiko Rencana mitigasi risiko merupakan upaya nyata yang dibutuhkan untuk menangani kemungkinan dan dampak risiko tertentu pada sasaran strategisnya. Rencana mitigasi yang disusun diutamakan untuk mengendalikan risiko yang berada dalam kendali suatu organisasi
  • 66. BAB VI PROYEKSI FINANCIAL 1. Estimasi Pendapatan 2. Rencana Kebutuhan Anggaran 3. Rencana Pendanaan

Editor's Notes

  1. 24 jam/7 hari Kewajiban pemerintah Hak warga negara
  2. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan memiliki kewajiban memberikan aman dan non-diskriminasi dengan mengutamakan kepentingan terbaik bagi pasien. Selain itu, rumah sakit juga memiliki fungsi sosial sebagai amanat dari UU nomor 44 Tahun 2014 tentang Rumah Sakit, dimana dalam memberikan pelayanan kesehatan, RS tetap pro-kepada masyarakat miskin dan tidak mampu tanpa ada perbedaan dalam pemberian pelayanan.
  3. Kebijakan tentang klasifikasi dan perizinan harus ditinjau kembali terkait terbitnya PP No. 24 Tahun 2018 tentang OSS, beberapa kebijakan di JKN, terkait adanya pembayaran pelayanan pada rumah sakit khusus yang melakukan pelayanan diluar kekhususannya, adanya sisten rujukan online BPJS, dan beberapa perdiryan BPJS, ditambah lagi dengan sudah diundangkannya Perpres No. 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.