Teks tersebut merupakan biografi singkat Petrus Kanisius Ojong, salah satu pendiri surat kabar Kompas. Ia lahir di Bukittinggi tahun 1920 dan mendapat didikan keras dari ayahnya tentang hemat, disiplin, dan tekun. Ojong kemudian mendirikan beberapa surat kabar seperti Star Weekly dan Intisari sebelum akhirnya mendirikan Kompas bersama Jakob Oetama pada tahun 1965.
Autobiografi Soekarno menceritakan kehidupan presiden pertama Indonesia mulai dari masa kecilnya di Tulungagung hingga masa tua dan akhir hayatnya. Ia lahir pada 1901 dan meninggal pada 1970. Soekarno dikenal sebagai pemimpin revolusi kemerdekaan Indonesia yang anti-imperialis dan orator ulung.
Dokumen tersebut membahas 10 majalah tertua di Indonesia beserta informasi singkat mengenai tahun terbit pertama dan latar belakang pendirian masing-masing majalah. Majalah tertua di Indonesia adalah Panjebar Semangat yang pertama kali terbit pada tahun 1933, diikuti oleh Hidup dan Intisari pada tahun 1946 dan 1963. Kebanyakan majalah-majalah tertua tersebut didirikan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan atau menyebarluaskan
Sukarni (1916-1971) adalah aktivis pergerakan kemerdekaan dan politikus Indonesia. Ia menjabat sebagai ketua Partai Murba dan berperan aktif dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945. Sukarni dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan.
Autobiografi Soekarno menceritakan kehidupan presiden pertama Indonesia mulai dari masa kecilnya di Tulungagung hingga masa tua dan akhir hayatnya. Ia lahir pada 1901 dan meninggal pada 1970. Soekarno dikenal sebagai pemimpin revolusi kemerdekaan Indonesia yang anti-imperialis dan orator ulung.
Dokumen tersebut membahas 10 majalah tertua di Indonesia beserta informasi singkat mengenai tahun terbit pertama dan latar belakang pendirian masing-masing majalah. Majalah tertua di Indonesia adalah Panjebar Semangat yang pertama kali terbit pada tahun 1933, diikuti oleh Hidup dan Intisari pada tahun 1946 dan 1963. Kebanyakan majalah-majalah tertua tersebut didirikan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan atau menyebarluaskan
Sukarni (1916-1971) adalah aktivis pergerakan kemerdekaan dan politikus Indonesia. Ia menjabat sebagai ketua Partai Murba dan berperan aktif dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945. Sukarni dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan jurnalisme di Indonesia, mulai dari masa kolonial Belanda hingga era reformasi. Terdapat pula biografi singkat beberapa tokoh jurnalis ternama Indonesia seperti PK Ojong, H. Adam Malik, dan M. Jusuf Ronodipuro.
Pers pada masa penjajahan jepang (1942 1945)Rohman Efendi
Pada masa pendudukan Jepang, pers berada di bawah kendali ketat pemerintah penjajah. Hanya satu surat kabar yang terbit secara ilegal, yaitu Berita Indonesia. Pemerintah menerapkan sistem lisensi dan sensor untuk mengontrol pers. Meski demikian, pers memberikan pengalaman berharga bagi wartawan Indonesia dan meluasnya penggunaan bahasa Indonesia.
Mendur bersaudara adalah fotografer yang berhasil mendokumentasikan momen proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kakak beradik Alex dan Frans Mendur yang berasal dari Minahasa berjuang untuk melestarikan foto bersejarah tersebut meski menghadapi ancaman dari tentara Jepang. Sikap rela berkorban dan semangat patriotisme tinggi mereka patut diteladani.
Ir. Soekarno dan Moh Hatta memiliki peran sentral sebagai proklamator yang membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Mereka didukung oleh tokoh-tokoh lain seperti Achmad Soebardjo yang membantu menyusun teks proklamasi, Sukarni Kartodiwirjo yang terlibat menculik Soekarno-Hatta, dan Frans Sumarto Mendur sebagai fotografer yang mengabadikan momen bersejarah tersebut
Kelompok ini membahas tentang peran pers di Indonesia. Mereka menjelaskan definisi pers, sejarah pers kolonial dan nasional di Indonesia, perkembangan pers nasional pada zaman Belanda dan Jepang, serta fungsi dan peranan penting pers sebagai pilar keempat demokrasi dan pembentuk opini publik.
Ir. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang lahir pada 1901. Ia berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan merumuskan Pancasila dan teks proklamasi kemerdekaan pada 1945. Setelah kemerdekaan, Soekarno terus memimpin Indonesia hingga akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto pada 1967.
Teks ini merangkum biografi singkat Soekarno, Bapak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Menguraikan latar belakang dan perjuangan Soekarno dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945, serta perannya sebagai presiden pertama Indonesia hingga akhirnya digantikan oleh Soeharto pada 1966.
Soekarno lahir pada 1901 dan merupakan pemimpin Indonesia pertama yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda dan mendirikan sistem Demokrasi Terpimpin. Sebagai Bapak Negara, Soekarno berperan besar dalam membangun Indonesia merdeka meski menghadapi berbagai tantangan.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Mohammad Hatta di Jakarta, menyatakan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dan Belanda.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya integrasi bangsa dan teladan para tokoh persatuan bangsa Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa untuk membangun integrasi nasional yang kuat dibutuhkan kemampuan mengelola perbedaan, mereaksi ideologi asing dan dominasi ekonomi asing, serta memperkuat identitas bangsa. Dokumen tersebut juga menampilkan teladan-teladan tokoh seperti Ismail Marzuki, Opu Daeng Risaju, Cut
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan jurnalisme di Indonesia, mulai dari masa kolonial Belanda hingga era reformasi. Terdapat pula biografi singkat beberapa tokoh jurnalis ternama Indonesia seperti PK Ojong, H. Adam Malik, dan M. Jusuf Ronodipuro.
Pers pada masa penjajahan jepang (1942 1945)Rohman Efendi
Pada masa pendudukan Jepang, pers berada di bawah kendali ketat pemerintah penjajah. Hanya satu surat kabar yang terbit secara ilegal, yaitu Berita Indonesia. Pemerintah menerapkan sistem lisensi dan sensor untuk mengontrol pers. Meski demikian, pers memberikan pengalaman berharga bagi wartawan Indonesia dan meluasnya penggunaan bahasa Indonesia.
Mendur bersaudara adalah fotografer yang berhasil mendokumentasikan momen proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kakak beradik Alex dan Frans Mendur yang berasal dari Minahasa berjuang untuk melestarikan foto bersejarah tersebut meski menghadapi ancaman dari tentara Jepang. Sikap rela berkorban dan semangat patriotisme tinggi mereka patut diteladani.
Ir. Soekarno dan Moh Hatta memiliki peran sentral sebagai proklamator yang membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Mereka didukung oleh tokoh-tokoh lain seperti Achmad Soebardjo yang membantu menyusun teks proklamasi, Sukarni Kartodiwirjo yang terlibat menculik Soekarno-Hatta, dan Frans Sumarto Mendur sebagai fotografer yang mengabadikan momen bersejarah tersebut
Kelompok ini membahas tentang peran pers di Indonesia. Mereka menjelaskan definisi pers, sejarah pers kolonial dan nasional di Indonesia, perkembangan pers nasional pada zaman Belanda dan Jepang, serta fungsi dan peranan penting pers sebagai pilar keempat demokrasi dan pembentuk opini publik.
Ir. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia yang lahir pada 1901. Ia berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan merumuskan Pancasila dan teks proklamasi kemerdekaan pada 1945. Setelah kemerdekaan, Soekarno terus memimpin Indonesia hingga akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto pada 1967.
Teks ini merangkum biografi singkat Soekarno, Bapak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Menguraikan latar belakang dan perjuangan Soekarno dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945, serta perannya sebagai presiden pertama Indonesia hingga akhirnya digantikan oleh Soeharto pada 1966.
Soekarno lahir pada 1901 dan merupakan pemimpin Indonesia pertama yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Ia berjuang melawan penjajahan Belanda dan mendirikan sistem Demokrasi Terpimpin. Sebagai Bapak Negara, Soekarno berperan besar dalam membangun Indonesia merdeka meski menghadapi berbagai tantangan.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Mohammad Hatta di Jakarta, menyatakan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dan Belanda.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya integrasi bangsa dan teladan para tokoh persatuan bangsa Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa untuk membangun integrasi nasional yang kuat dibutuhkan kemampuan mengelola perbedaan, mereaksi ideologi asing dan dominasi ekonomi asing, serta memperkuat identitas bangsa. Dokumen tersebut juga menampilkan teladan-teladan tokoh seperti Ismail Marzuki, Opu Daeng Risaju, Cut
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya mengembangkan bisnis di era digital. Era digital saat ini membuka peluang usaha yang lebih luas dengan modal dan biaya yang lebih kecil seperti bisnis online, aplikasi, e-commerce dan lainnya. Dokumen tersebut juga memberikan tips untuk sukses berbisnis seperti fokus, konsisten, belajar, dan skalanya dapat dimulai dari bisnis sampingan hingga bisnis besar.
Dokumen tersebut membahas pentingnya etika dalam komunikasi massa. Ada beberapa poin penting etika komunikasi massa menurut Shoemaker dan Reese yaitu tanggung jawab, kebebasan pers, masalah etis, ketepatan dan objektivitas, serta tindakan adil untuk semua orang. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab bagi media massa.
Dokumen tersebut membahas tentang clickbait journalism, yaitu praktik pembuatan judul berita yang mengelabui pembaca untuk mengklik dengan menyembunyikan inti berita. Clickbait berupa judul sensasional atau berupa pertanyaan yang tidak sesuai dengan isi berita sebenarnya. Clickbait merupakan bentuk jurnalisme yang buruk karena merendahkan martabat profesi jurnalis dan menipu pembaca.
Dokumen tersebut membahas tentang tipografi dan desain tulisan yang baik untuk media online. Beberapa poin penting yang disarankan adalah menggunakan perataan teks ke kiri, menghindari penggunaan huruf kapital untuk judul, serta menggunakan warna biru sebagai warna utama karena dianggap paling aman dan nyaman bagi pengguna.
Teks tersebut membahas gaya penulisan yang tepat untuk media digital dan online. Beberapa poin pentingnya adalah penulisan harus ringkas, jelas dan mudah dipindai, menggunakan judul dan subjudul pendek, serta alinea dan kalimat yang pendek. Hal ini agar tulisan mudah dibaca dan dipahami di layar smartphone atau perangkat mobile.
Radio dan TV online menggunakan teknologi streaming untuk mengirim konten audio dan video secara langsung melalui internet. Format audio yang populer untuk radio online adalah MP3, Ogg Vorbis, dan AAC, sementara pengguna dapat mengakses konten melalui berbagai perangkat termasuk komputer dan ponsel. TV online menawarkan konten video yang dapat diakses secara daring dan sering kali diperbarui, serta dapat disiarkan secara pribadi atau oleh per
Dokumen tersebut membahas tentang tingginya prevalensi jerawat di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Jumlah orang Indonesia yang mengalami jerawat meningkat dari tahun ke tahun. Jerawat dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor penyebab jerawat serta solusi perawatan kulit alami berbahan dasar hijauan mikro (microalgae) untuk membersihkan, melembabkan, dan men
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
4. RIWAYAT
Nama : Petrus Kanisius Ojong atau Auwjong Peng Koen
Lahir : Bukittinggi, 25 Juli 1920
Merupakan salah satu pendiri surat kabar Kompas selain Jakob Oetama.
Ayahnya, Auw Jong Pauw, sejak dini giat membisikkan kata hemat, disiplin, dan tekun kepadanya.
Auw Jong Pauw awalnya petani di Pulau Quemoy (kini wilayah Taiwan) yang kemudian merantau ke
Sumatra Barat.
Meski sudah menjadi juragan tembakau, trilogi hemat, disiplin, dan tekun tetap menjadi pedoman
hidupnya.
Keluarga besar Jong Pauw (11 anak dari dua istri, istri pertama meninggal setelah melahirkan anak ke-7,
Ojong anak sulung dari istri kedua) yang menetap di Payakumbuh.
Saat Ojong kecil, jumlah mobil di Payakumbuh tak sampai sepuluh, salah satunya milik ayahnya. Artinya,
mereka hidup berkecukupan.
5. PENDIDIKAN
Sekolah : Hollandsch Chineesche School (HCS) => sekolah dasar khusus warga Tionghoa di Payakumbuh
Ojong dikenal sebagai anak yang disiplin dan serius.
Pada masa itu, ia berkenalan dengan ajaran agama Katolik.
Beberapa waktu kemudian, ia masuk Katolik dan mendapat nama baptis Andreas.
Ojong kemudian sempat pindah ke HCS Padang, lalu melanjutkan ke Hollandsche Chineesche Kweekschool.
Di Hollandsche Chineesche Kweekschool (HCK) => sekolah guru), ia gemar membaca koran dan majalah yang
dilanggani perkumpulan penghuni asrama.
Di sini Ojong mulai belajar menelaah cara penulisan dan penyajian gagasan.
Di sekolah guru setingkat SLTA ini, Ojong terpilih sebagai ketua perkumpulan siswa.
Ia bertugas menyediakan bahan bacaan untuk anggota serta menyelenggarakan pesta malam Tahun
Baru Imlek dan piknik akhir tahun.
Ojong kemudian meneruskan studinya di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, dan lulus pada tahun 1951.
6. PENULIS
Menulis ratusan artikel tentang Perang Dunia II, Petrus Kanisius Ojong tidak
menganggap dirinya sebagai sejarawan perang.
Ojong yang pemerhati sejarah menuliskan kisah-kisah perang tersebut untuk
majalah mingguan Star Weekly yang juga turut dipimpinnya secara berseri.
Setelah artikel terkumpul banyak, belakangan jadilah empat jilid buku soal
Perang Dunia II (tiga jilid Perang Eropa dan satu jilid Perang Pasifik) yang
banyak dibaca pecinta sejarah di Indonesia.
Waktu Ojong tutup usia pada 31 Mei 1980, dirinya lebih dikenal sebagai
penerbit dan wiraswasta.
7. JURNALIS
Setelah 1946, Ojong mulai terjun ke media. Orang yang menariknya hingga aktif di media adalah Khoe Woen
Sioe, yang juga memengaruhinya untuk menjadi sosial demokrat penganut Fabian Society.
Ojong, yang lahir dari keluarga Tionghoa cukup tajir di Minang, memang berbakat kaya dan setelah tajir dia
berusaha menjadi bos media yang baik dalam menyejahterakan para karyawannya.
Ojong Mula-mula jadi penulis lepas di majalah Star Weekly.
Memang seharusnya tidak sulit bagi seorang guru untuk menulis artikel populer di media. Kadang-kadang
tidak jauh beda dengan menyusun bahan mengajar di kelas.
Di dunia media, Ojong akhirnya masuk ke redaksi.
Tak hanya di Star Weekly, tapi juga di harian Keng Po.
Seperti dicatat Reni Nuryanti dalam Seabad Pers Kebangsaan (2007: 721).
Di Star Weekly Ojong mengasuh rubrik bernama Gambang Kromong yang berisi sentilan kepada pemerintah.
Kedua media yang dibangunnya itu, pada 1961, diberedel pemerintah Sukarno.
Di masa pasca-pemberedelan ini, PT Saka Widya berdiri dan Ojong jadi direkturnya.
Saka Widya saat itu bergerak dalam bidang penerbitan buku.
8. KARIR
Pada awalnya, PK Ojong bekerja sebagai guru di SD Budi Mulia di Mangga Besar Jakarta.
Ojong mempelajari mengenai jurnalistik pada tahun 1946, ketika dia bergabung dengan Star Weekly, sebuah mahalan untuk
komunitas Tionghoa-Indonesia.
Dia memulai kariernya sebagai kontributor dan akhirnya menjadi redaktur pelaksana hingga Star Weekly dibubarkan
pemerintah karena ulasan luar negeri yang ditulis Ojong dinilai mengkritik kebijakan pemerintah.
Antara tahun 1946-1951, Ojong merupakan anggota redaksi surat kabar harian Keng Po dan mingguan Star Weekly.
Ojong juga dikenal sebagai tokoh di beberapa organisasi seperti anggota Badan Pimpinan Pusat Partai Katolik, bendahara
Pengurus Pusat Serikat Penerbit Surat Kabar, bendahara Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah kebudayaan Horison,
bendahara Lingkaran Seni Jakarta, anggota Dewan Kurator lembaga Bantuan Hukum/Lembaga Pembela Umum Jaya, Ketua
Dewan Pembina Yayasan Tarumanegara (penyelenggara Universitas Tarumanegara), dan koordinator Serikat Pers Katolik
Internasional wilayah Indonesia, serta pendiri dan direktur Kantor Berita Katolik Asia di Hongkong.
Pada tahun 1963, Ojong bersama dengan Jakob Oetama mendirikan majalah Intisari, cikal bakal dari harian Kompas.
Pada tahun 1965, mereka mendirikan harian Kompas yang menjadi harian nasional Indonesia hingga saat ini.
Pada tahun 1970 hingga akhir hidupnya, PK Ojong merupakan pimpinan umum dari PT Gramedia yang bergerak di bidang
penerbitan.
PK Ojong wafat pada 31 Mei 1980. Untuk mengenang jasanya, patung Ojong didirikan di halaman Bentara Budaya Jakarta,
suatu lembaga nirlaba yang bertujuan untuk pelestarian dan pengembangan seni budaya Indonesia.
9. INTISARI
Saat PT Kinta dilanda kemunduran tahun 1963, Ojong dan Jakob Oetama menerbitkan
majalah yang diniatkan untuk membebaskan masyarakat dari keterkucilan informasi.
Sejak awal 1960-an, Ojong dan Jakob keduanya sama-sama menjadi pengurus Ikatan
Sarjana Katolik Indonesia. Juga pernah sama-sama jadi guru dan punya minat besar
pada sejarah.
Seperti Star Weekly, Intisari melibatkan banyak ahli.
Di antaranya ahli ekonomi Prof. Widjojo Nitisastro
Penulis masalah-masalah ekonomi terkenal Drs. Sanjoto Sastromihardjo
Sejarawan muda Nugroho Notosusanto.
Saat itu, pergaulan Ojong sudah sangat luas. Dia berteman baik dengan Goenawan
Mohamad, Arief Budiman, Soe Hok Gie, dan Machfudi Mangkudilaga.
Intisari terbit 17 Agustus 1963. Seperti Star Weekly, ia hitam-putih dan telanjang,
tanpa kulit muka. Ukurannya 14 X 17,5 cm, dengan tebal 128 halaman.
Logo “Intisari” sama dengan logo rubrik senama yang diasuh Ojong di Star Weekly.
Edisi perdana yang dicetak 10.000 eksemplar ternyata laris manis.
10. INTISARI & KOMPAS
Kira-kira dua tahun umur Intisari, Ojong dan Jakob menerbitkan Harian Kompas.
Saat itu, hubungan antara Intisari dan Kompas mirip-mirip Star Weekly dan Keng
Po. Saling membantu, berkantor sama, bahkan wartawannya pun merangkap.
Setelah beberapa pengurus Yayasan Bentara Rakyat bertemu Bung Karno, beliau
mengusulkan nama “Kompas”.
Pengurus yayasan – Ignatius Josef Kasimo (Ketua), Frans Seda (Wakil Ketua),
F.C. Palaunsuka (Penulis I), Jakob Oetama (Penulis II), dan Auwjong Peng Koen
(bendahara) – setuju.
Mereka juga menyepakati sifat harian yang independen, menggali sumber berita
sendiri, serta mengimbangi secara aktif pengaruh komunis, dengan tetap
berpegang pada kebenaran, kecermatan sesuai profesi, dan moral pemberitaan.
Sesuai sifat Ojong yang selalu merencanakan segala sesuatunya dengan cermat,
kelahiran Kompas disiapkan sematang mungkin.
11. TERBENTUKNYA KOMPAS
Bermula dari gagasan Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad) Letnan Jenderal Ahmad
Yani, seperti ditulis Mamak Sutamat dalam Kompas Menjadi Perkasa karena Kata (2012: 16-17),
suatu hari menghubungi Menteri Perkebunan Frans Seda, seorang Katolik.
Yani memberi ide untuk membangun koran guna menandingi surat kabar Harian Rakjat (corong
PKI) yang oplahnya besar. Yani berharap ada media alternatif di kalangan Katolik.
Frans Seda kemudian membahas ide Yani bersama tokoh Katolik Ignatius Josef Kasimo.
Ojong dan Jakob Oetama akhirnya dipercaya Frans Seda untuk mengelola koran tandingan itu.
Jajasan Bentara Rakjat kemudian didirikan pada awal 1965.
Semula koran itu hendak diberi nama Bentara Rakjat, namun Sukarno mengarahkan agar
dinamai Kompas.
12. TERBITNYA KOMPAS
28 Juni 1965 terbit Kompas nomor percobaan yang pertama.
Setelah tiga hari berturut-turut berlabel percobaan, barulah Kompas yang sesungguhnya beredar.
Seperti di Intisari, karena alasan politis, nama Ojong tak dicantumkan di jajaran redaksi.
Intisari dan Kompas membuat Ojong bersemangat.
Pagi-pagi, sebelum pukul 06.30, dia sudah menjemput para karyawan dengan Opel Caravan.
Di perjalanan, Ojong biasa mengajak mereka mengobrol.
Pukul 07.00 Ojong sudah di kantor. “Jangan datang pukul sembilan, kalau ingin karyawan datang
pukul tujuh”, cetusnya.
Tapi Kompas sendiri awalnya sering terlambat terbit hingga dijuluki komt pas morgen (besok baru datang).
Ketika terjadi peristiwa G30S/PKI, Ojong dan Jakob harus mengambil keputusan di saat paling krusial.
Pelaku kudeta baru mengeluarkan ketentuan, setiap koran yang terbit harus menyatakan kesetiaan. “Jakob,
kita tidak akan melakukannya. Sama saja ditutup sekarang dan mungkin juga menderita sekarang atau
beberapa hari lagi,” tegas Ojong.
Pilihan ini terbukti benar karena upaya PKI gagal total.
Tanggal 6 Oktober, semua koran yang tak pernah menyatakan setia pada upaya kup boleh terbit
kembali
Tentu saja, dalam kondisi langka koran, Kompas mulai dilirik.
Beberapa hari kemudian, saat koran-koran mapan terbit kembali, banyak pembaca tetap membeli
Kompas, karena telanjur mencintai surat kabar yang baru mereka kenal ini.
13. BERSINGUNGGAN DENGAN POLITIK
Sudah barang tentu garis politiknya sejalan dengan Angkatan Darat.
Setelah Sukarno tumbang dan Harian Rakjat lenyap, Kompas makin lama makin jadi salah satu koran
paling berpengaruh di awal Orde Baru, selain harian Angkatan Bersenjata tentunya.
Hingga kini, di bagian atas halaman muka Kompas, nama Jakob Oetama dan P.K. Ojong selalu ada.
Setelah koran dan majalah mereka punya nama, bisnis Ojong dan Jakob merambah ke bidang percetakan
dengan berdirinya Gramedia Printing pada 1972. Mulanya percetakan ini ditujukan untuk mencetak terbitan
mereka sendiri.
Setelah percetakan, akhirnya penerbit Gramedia pun lahir pada 1974.
Media-media, perusahaan cetak, penerbitan, dan toko buku Gramedia nan masyhur milik kelompok usaha
Kompas Gramedia kemudian beranak-pinak dan makin besar.
Meski sibuk memimpin perusahaan dan menjadi media mogul, Ojong tetap meluangkan waktunya untuk
menulis di rubrik "Kompasiana"
14. LARANGAN TERBIT
Kondisi memprihatinkan itu terjadi pada
awal-awal berdirinya, Harian Kompas beberapa kali dilarang terbit.
Beberapa hari awal Oktober 1965, misalnya, pemerintah melarang
sejumlah koran di Jakarta, termasuk Kompas, untuk terbit atau
beredar.
Aparat keamanan mencegah informasi simpang siur setelah
peristiwa 30 September.
Lalu, pada 20 Januari-5 Februari 1978, setelah pemberitaan demo
mahasiswa menentang pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk
kali ketiga, Kompas bersama beberapa media juga dilarang terbit.
Setelah berhenti terbit selama dua pekan, koran ini
kembali menyapa pembaca.
15. AKHIR HAYAT OJONG
Ojong tidak pernah berambisi membuat korannya bertiras
paling tinggi. “Biar orang lain saja yang oplahnya paling besar.
Kita menjadi nomor dua terbesar saja,” katanya.
Menjelang akhir hayat, Ojong mulai sadar cara kerja orang lain
tak harus sama dengannya. Tak semua orang bisa bekerja
sepanjang hari tanpa berhenti sebentar pada saat-saat tertentu
untuk beroleh kesegaran baru. Tak heran, kematiannya 31 Mei
1980 terasa begitu “mudah”.
Begitu mendadak, tanpa didahului sakit yang menyiksa.
Barangkali memang cuma wartawan “lurus” yang bisa begini,
meninggal dengan benda kesayangan (buku) di sampingnya.
16. Judul : P. K. Ojong
Hidup Sederhana, Berpikir Mulia
Penulis : Helen Ishwara
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Terbit : 2001
Tebal : 330 Halaman