SlideShare a Scribd company logo
REAKSI TANAH (pH) 
 Reaksi Tanah merupakan ukuran keasamaan dan kebasaan 
larutan tanah 
 pH = - log (H+) 
 pH tanah merupakan indikator pelapukan tanah, kandungan 
mineral dalam batuan induk, lama waktu dan intensitas 
pelapukan, terutama pelindihan kation-kation basa dari tanah 
 Tanah asam banyak mengandung H yang dapat ditukar, sedang 
tanah alkalis banyak mengandung basa dapat ditukar 
 pH > 7 Ca dan Mg bebas; pH>8.5 pasti terdapat Na tertukar 
 Kandungan unsur-unsur hara seperti besi, copper, fosfor, Zn, 
dan hara lainnya serta substansi toksik (Al3+, Pb2+) dikontrol 
oleh pH. Kandungan Al3+, Pb2+ akan berpengaruh sedikit bagi 
pertumbuhan tanaman pada tanah alkali calcareous tapi akan 
sangat serius pada tanah asam. 
 Nutrient seperti P banyak tersedia (optimum) pada pH asam 
sampai netral, dan akan sedikit pada pH dibawah atau diatas 
nilai optimum tersebut 
 Nutrient availability sangat tergantung pH yaitu : 
Pada pH rendah (< 5,5) : 
a.P : terikat oleh Al dan Fe membentuk senyawa yang tidak 
tersedia bagi tanaman 
b.Micronutrient : semua micronutrients kecuali Mo akan lebih 
tersedia; deficiency jarang terjadi pada pH<7 
c. Al : Al akan terlepas dari clay lattice pada pH<5.5 
d.Nitrifikasi : pH dibawah 5.5 maka aktivitas bakteri akan 
tereduksi dan nitrifikasi terhambat 
Pada pH tinggi (>8.0) : 
a.P ; terikat oleh Ca (jika Ca ada) dan menjadi tidak tersedia 
bagi tanaman. 
b.B : keracunan B merupakan hal yang umum pada saline soil 
dan sodic soil 
c. Sodium : pH>8.5 mengindikasikan persentase exchangeable 
sodium > 15 dan kemungkinan problema pembentukan 
struktur dan reklamasi lahan 
d.Nitrifikasi : menghambat nitrifikasi 
e.Micronutrients : ketersediaan akan berkurang dengan 
meningkatkan pH kecuali Mo 
1
 Faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah tipe vegetasi, 
jumlah curah hujan, drainase tanah internal, dan aktivitas 
manusia 
General Process 
1. Peranan Air 
 Air berperanan penting dalam sistem aqueous baik sebagai 
pelarut maupun dalam reaksi asam-basa 
 Air akan terhidrolisa menjadi ion hidronium (H3O+) atau sering 
ditulis sebagai ion hidrogen, dan ion hidroksil (OH-) 
2H2O ® H3O+ + OH-atau 
H2O « H+ + OH- Kw = 10-14 pada 25°C 
Dimana : Kw = konstanta equilibrium untuk hidrolisa air 
Kw = (H+)(OH-) = 10-14 
Dalam bentuk logaritma : 
Log (H+) + log (OH-) = -14 
Apabila : p = -log dan pH = -log (H+) maka : pH + pOH = 14 
2. Asam dan Basa (Lemah, Kuat) dan Garam 
 Asam dan basa kuat adalah asam dan basa yang terdisosiasi 
secara sempurna menjadi kation dan anion misalnya asam 
sulfur (H2SO4) merupakan asam kuat 
 Asam dan basa lemah adalah asam dan basa yang terdisosiasi 
secara tidak sempurna menjadi kation dan anion misalnya 
asam karbonat (H2CO3) merupakan asam lemah 
 Sebagai teladan : 
Asam kuat H2SO4 (sulfuric acid) 
H2SO4 « HSO4 
- + H+ Ka1 = 101.98 
- « SO4 
HSO4 
2- + H+ Ka2 = 10-1.98 
Dimana Ka1 dan Ka2 merupakan konstanta disosiasi. 
Ka2 = {SO4 
2 - } {H + } = 10-1.98 
[HSO4 
-] 
Jika (H+)= Ka2 atau pH = 1.98, konsentrasi SO4 
2- dan HSO4 
- akan 
sama. Pada pH lebih dari 1.98 H2SO4 akan terdisosiasi sempurna 
menjadi SO4 
2- dan H+. artinya jika asam sulfuric ditambahkan ke 
2
tanah pada pH lebih dari 1.98 maka asam sulfuric akan 
terdisosiasi sempurna menjadi ion sulfat dan ion hidrogen. Atau 
dengan kata lain jika ion sulfat ditambahkan pada pH kurang 
dari 1.98 maka akan bereaksi dengan air membentuk asam 
sulfuric. 
 Proses yang menghasilkan keasaman tanah 
a. karbon dioksida hasil dari dekomposisi seresah akan terlarut 
dalam air akan bereaksi dengan molekul air menghasilkan asam 
karbonat 
CO2(gas) « CO2 (aq) K1 = 10-1,41 
CO2 (aq) + H2O « H2CO3 K2 = 10-2,62 
b. asam-asam organik hasil dekomposisi 
c. H+ yang dilepas oleh akar tanaman dan organisme yang lain 
pada waktu pengambilan hara. Prinsip elektroneutrality adalah 
pengambilan kation oleh akar harus diimbangi dengan 
pengambilan anion atau dengan pelepasan ion hidrogen atau 
kation lain 
d. Oksidasi dari substansi tereduksi sepeti mineral sulfida, bahan 
organik, fertilizer yang mengandung ammonium 
 Proses yang menghasilkan kebasaan tanah 
a. Reduksi dari Ferri, mangan, dan oxidized substances 
membutuhkan H+ atau melepas OH- dan meningkatkan pH 
(terjadi pada tanah yang aerasinya jelek) 
Misal : Fe(OH)3 (amorf) + e- « Fe(OH)2 (amorf) + OH-b. 
Pengambilan kembali kation yang tercuci oleh akar tanaman 
 PH tanah dikontrol oleh berbagai mekanisme. Sebagian 
mekanisme adalah sumber langsung H+ dan atau OH- dan 
sebagian bekerja dengan bereaksi dengan H+ dan atau OH-untuk 
buffer pada larutan tanah. 
 Mekanisme tersebut adalah : (1) oksidasi dan reduksi besi, 
mangan dan senyawa sulfur (2) dissolution dan presipitasi 
mineral tanah (3) Reaksi gas dengan larutan tanah (4) 
dissosiasi grup asam lemah pada tepi lempung silikat, hidrous 
oksida, atau substansi humus (5) reaksi ion-exchange 
3
Pengukuran pH 
¨ Faktor yang mempengaruhi akurasi pengukuran pH : (1) nature 
dan type dari bahan inorganik dan organik (2) perbandingan 
tanah dengan larutan (3) kandungan garam (4) kandungan gas 
CO2 pada tanah dan larutan (5) Eror yang terjadi baik ketika 
menstandardisasi alat maupun larutan buffer-nya 
¨ Perbandingan tanah dengan larutan yang sering digunakan 1:1; 
2:1; 10:1 
¨ Pengukuran pH menggunakan cara elektrometrik (misal pH 
meter menggunakan glass elektroda) dan kalorimetrik (pH 
stick, pasta pH, larutan pH universal) 
PROPERTIES OF SOIL COLLOIDS 
 Koloid : Ukuran partikel semakin kecil luas permukaan akan 
semakin besar. 
 Efeknya adalah proses-proses yang penting dalam tanah terjadi 
misal penyerapan hara, penyerapan air 
 Koloid didominasi oleh mineral phyllosilicates, koloid organik, 
hydrous oxides dari Fe, Al dan Mn 
Clay Mineral 
Swelling of Clay minerals 
 Terjadi jika air masuk ke dalam lapisan clay mineral sehingga bertambah 
beberapa nanometer; akan meningkatkan volume dari clay. 
 Untuk terjadinya swelling, air harus masuk ke interlayer. 
 Swelling artinya (1) pada interlayer memungkinkan proses seperti KPK, 
penyerapan air. (2) clay akan mengembang sehingga luas permukaan 
lebih besar per unit berat terhadap larutan tanah sehingga lebih rekatif 
secara kimia. 
 Swelling tergantung pada tipe mineral, unit-layer charge of the clay* dan 
sifat alami dari cation interlayer 
4
Mineral 1:1 
 Satu permukaan adalah oksigen (dari tetrahedra), satu permukaan 
adalah hydroxyl (dari oktahedra) 
 Oksigen merupakan elemen yang bersifat elektrofilik (electron-loving) 
 Terjadi ikatan hidrogen (kalau tunggal lemah, tetapi banyak akan sangat 
kuat) yang mencegah mineral 1:1 untuk berkembang kerut 
Mineral 2:1 
· Satu permukaan oksigen, permukaan yang lain juga oksigen 
· Pada mineral 2:1 unsubstitute, lapisan yang berdekatan akan 
saring menarik karena adanya gaya van der Waals yang lemah 
· Pada mineral 2:1 substitute, layer yang berdekatan saling 
menarik karena adanya tarikan pada kation interlayer dan gaya 
van der Waals 
· Swelling akan sangat tergantung pada ikatan antar 2 lapisan 
yang berdekatan. Pada mineral 2:1 unsubstitute ikatan tersebut 
lemah sehingga air tidak masuk ke interlayer. 
· Mineral 2:1 unsubtitute secara alami bersifat hidrofobic (water 
repelling). Karena tidak ada kation di interlayer yang menjadi 
subyek untuk terhidrasi maka sifat hidrofilik-nya (water-loving) 
terletak pada >SiOH (hasil dari ketidakteraturan kristal) 
· Pada mineral 2:1 substitute, affinitas tergantung dari tarikan 
muatan negatif (pada 2 sisi) dengan kation interlayer. Derajad 
ikatan merupakan fungsi dari banyaknya isomorphous 
substitution dan ukuran kation interlayer terhidrasi 
· Jika affinitas layer ke kation interlayer kuat, akan terjadi air 
tidak dapat masuk ke interlayer, menghidrasi kation interlayer 
dan mengikat bagian hidrofilik. Jika affinitas lemah, air akan 
masuk dan terjadi swelling karena meningkatnya hidrasi kation 
interlayer dan pembasahan bagian hidrofilik. Hidrofilik pada 
interlayer berupa penarikan/pengikatan air oleh kation sebagai 
hidrasi air dan adanya >SiOH 
Mika 
 Mempunyai unit-layer charge tinggi (k.l. 2) karena banyaknya 
isomorphous substitution 
 Negatif charge diimbangi oleh adanya kation misal K atau Ca 
5
 Besarnya unit-layer charge menyebabkan kation terikat kuat, 
air tidak dapat masuk sehingga tidak terjadi swelling dan kation 
tidak dapat tertukar (non exchangeable) (kecuali ada 
pelapukan) 
6
Illit dan Vermiculites 
 Unit-layer charge rendah (1.0-1.5) sehingga bersifat hanya 
mengikat kation ukuran tertentu saja dengan sangat kuat, air 
tidak masuk dan mencegah swelling. 
 K+ dan NH4 
+ karena ukuran hidrasi kecil maka dapat masuk 
“hole” (hole merupakan hasil dari ring pattern pada tetrahedron 
dalam lembar terahedral). Karena itu, kation akan dekat 
dengan sumber muatan negatif, jarak antar layer akan dekat 
sehingga pengikatannya sangat kuat. 
 Ca+ dan Mg+ karena ukuran hidrasinya besar maka tidak dapat 
masuk ke “hole”. Selain itu akan menyebabkan jarak antar 
layer jauh sehingga penarikan kation rendah, air dapat masuk 
dan terjadi swelling. Kation akan dapat terukar. 
 Illit ditemukan dalam tanah umumnya mengikat K+ sehingga 
mineral ini tidak berswelling. Vermiculite sangat banyak 
mengandung Ca+ dan Mg+ sehingga mineral ini berswelling. 
Vermikulit tidak berswelling kalau kationnya tertukar oleh K. 
Smectites 
Mempunyai unit-layer charge rendah (0.5-0.9) sehingga kekuatan 
penarikan lebih rendah dari illit, vermikulit dan mika 
Kation akan terikat lemah dalam interlayer sehingga semua kation 
akan mudah tertukar 
Table. Comparative Properties of clay minerals 
Properties Montmorillonit Illit Kaolinit 
Size (mM) 0.01-1.0 0.1-2.0 0.1-5.0 
Total Surface Area 
700-800 100-200 5-20 
(m2/g) 
Plasticity High Medium Low 
Cohesiveness High Medium Low 
Swelling capacity High Low to None Low 
CEC 80-100 15-25 3-15 
Unit-Layer Charge 0.5-0.9 1.0-1.5 0 
7
ORGANIC COLLOIDS 
Humus terdiri dari 2 senyawa utama yaitu substansi non humus 
(misal lipid, amino acids, carbohydrates) dan subtansi humus 
(merupakan senyawa amorf dengan berat molekul tinggi, warna 
coklat sampai hitam, hasil pembentukan kedua dari proses 
dekomposisi) 
Substansi humus dibagi menjadi : 
a. Humic acid. 
8

More Related Content

What's hot

Makalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoksMakalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoks
Yunan Malifah
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
agus sabar sabdono
 
Laporan Praktiku Alkali Tanah
 Laporan Praktiku Alkali Tanah Laporan Praktiku Alkali Tanah
Laporan Praktiku Alkali Tanah
Rafhachan HyuugaUchiha
 
Paper
PaperPaper
Paper
Joe Binsar
 
Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)
Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)
Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)Utami Irawati
 
pembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alampembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alam
Rahmawati03
 
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]Yunus Thariq
 
Laterit dan-endapan-bijih
Laterit dan-endapan-bijihLaterit dan-endapan-bijih
Laterit dan-endapan-bijih
Agus Kus
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamDionza Surya
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
permukaan bumi
 
Unsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIAUnsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIAEKO SUPRIYADI
 
Unsur unsur golongan utama
Unsur unsur golongan utamaUnsur unsur golongan utama
Unsur unsur golongan utamaTony Hermawan
 
1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral
Irvan Aditya
 
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hariReaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hariahmadramdoni
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahAdinda Khairunnisa
 
Konsep redox reaksi oksidasi reduksi
Konsep redox reaksi oksidasi reduksiKonsep redox reaksi oksidasi reduksi
Konsep redox reaksi oksidasi reduksiEKO SUPRIYADI
 
Praktek kimia kimia unsur
Praktek kimia   kimia unsurPraktek kimia   kimia unsur
Praktek kimia kimia unsur
philiplambok
 
PEMBENTUKKAN PROFIL TANAH
PEMBENTUKKAN PROFIL TANAHPEMBENTUKKAN PROFIL TANAH
PEMBENTUKKAN PROFIL TANAH
EDIS BLOG
 

What's hot (20)

Makalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoksMakalah kimia reaksi redoks
Makalah kimia reaksi redoks
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 
Laporan Praktiku Alkali Tanah
 Laporan Praktiku Alkali Tanah Laporan Praktiku Alkali Tanah
Laporan Praktiku Alkali Tanah
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)
Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)
Kimia batubara dan gambut (pertemuan 2)
 
Kimia unsur (nova)
Kimia unsur (nova)Kimia unsur (nova)
Kimia unsur (nova)
 
pembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alampembentukan.mineral di alam
pembentukan.mineral di alam
 
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]
Alkali & alkali tanah [yunusthariqrizky]
 
Laterit dan-endapan-bijih
Laterit dan-endapan-bijihLaterit dan-endapan-bijih
Laterit dan-endapan-bijih
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
Unsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIAUnsur golongan IA IIA IIIA
Unsur golongan IA IIA IIIA
 
Unsur unsur golongan utama
Unsur unsur golongan utamaUnsur unsur golongan utama
Unsur unsur golongan utama
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral1. pendahuluan genesa endapan mineral
1. pendahuluan genesa endapan mineral
 
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hariReaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
 
Konsep redox reaksi oksidasi reduksi
Konsep redox reaksi oksidasi reduksiKonsep redox reaksi oksidasi reduksi
Konsep redox reaksi oksidasi reduksi
 
Praktek kimia kimia unsur
Praktek kimia   kimia unsurPraktek kimia   kimia unsur
Praktek kimia kimia unsur
 
PEMBENTUKKAN PROFIL TANAH
PEMBENTUKKAN PROFIL TANAHPEMBENTUKKAN PROFIL TANAH
PEMBENTUKKAN PROFIL TANAH
 

Similar to PH DAN KOLOID

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Purwandaru Widyasunu
 
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
MuhRifaldhi1
 
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
Andrew Hutabarat
 
Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)
Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)
Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ilmu tanah
Ilmu tanahIlmu tanah
Ilmu tanah
Rezki Amaliah
 
Tugas Kmia Unsur
Tugas Kmia  UnsurTugas Kmia  Unsur
Tugas Kmia Unsur
ShanezParamastri
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
Konsep Alkali
Konsep AlkaliKonsep Alkali
Konsep Alkali
Nurkhalifah Anwar
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan airnovynur
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan airnovynur
 
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptxppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
FadillatusSyifa
 
sifat kimia tanah.pdf
sifat kimia tanah.pdfsifat kimia tanah.pdf
sifat kimia tanah.pdf
NursianiLubisSPMAgr1
 
Marine chemistry
Marine chemistryMarine chemistry
Marine chemistry
trisna_bagus
 
Koloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIP
Koloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIPKoloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIP
Koloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIP
faskabdata
 
Oksigen dkk
Oksigen dkkOksigen dkk
Oksigen dkk
UNIMUS
 
Geokimia terapan untuk aplikasi geologis
Geokimia terapan untuk aplikasi geologisGeokimia terapan untuk aplikasi geologis
Geokimia terapan untuk aplikasi geologis
HeriGeologist
 
Bab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsurBab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsur
Fatimah Sitanggang
 
kimia unsur
 kimia unsur kimia unsur
kimia unsurmfebri26
 

Similar to PH DAN KOLOID (20)

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
 
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
7 kuliah pa bab vii. kualitas air untuk pertanian
 
Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3
Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3
Makalah_12 Makalah diskusi 4 kel 3
 
Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)
Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)
Ringkasan perkuliahan semester 3 kesuburan tanah dan nutrisi tanaman (bagian 16)
 
Ilmu tanah
Ilmu tanahIlmu tanah
Ilmu tanah
 
Tugas Kmia Unsur
Tugas Kmia  UnsurTugas Kmia  Unsur
Tugas Kmia Unsur
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
Pertukaran kation
Pertukaran kationPertukaran kation
Pertukaran kation
 
Konsep Alkali
Konsep AlkaliKonsep Alkali
Konsep Alkali
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan air
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan air
 
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptxppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
ppt air dan komponennya matkul oseanografi fisik.pptx
 
sifat kimia tanah.pdf
sifat kimia tanah.pdfsifat kimia tanah.pdf
sifat kimia tanah.pdf
 
Marine chemistry
Marine chemistryMarine chemistry
Marine chemistry
 
Koloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIP
Koloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIPKoloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIP
Koloid dan Kesuburan Tanah pada kuliah MIP
 
Oksigen dkk
Oksigen dkkOksigen dkk
Oksigen dkk
 
Geokimia terapan untuk aplikasi geologis
Geokimia terapan untuk aplikasi geologisGeokimia terapan untuk aplikasi geologis
Geokimia terapan untuk aplikasi geologis
 
Bab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsurBab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsur
 
kimia unsur
 kimia unsur kimia unsur
kimia unsur
 

More from EDIS BLOG

DESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUM
DESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUMDESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUM
DESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUM
EDIS BLOG
 
Efective Communication (Communication Skill)
Efective Communication (Communication Skill)Efective Communication (Communication Skill)
Efective Communication (Communication Skill)
EDIS BLOG
 
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik HutanTerjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
EDIS BLOG
 
FAMILY THEACEA
FAMILY THEACEAFAMILY THEACEA
FAMILY THEACEA
EDIS BLOG
 
Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkunganMakalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
EDIS BLOG
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...
Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...
Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...
EDIS BLOG
 
Klimatologi hutan
Klimatologi hutanKlimatologi hutan
Klimatologi hutanEDIS BLOG
 
KELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARAKELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARA
EDIS BLOG
 
RADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIRADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARI
EDIS BLOG
 
KELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARAKELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARA
EDIS BLOG
 
HIDROLOGI HUTAN
HIDROLOGI HUTANHIDROLOGI HUTAN
HIDROLOGI HUTAN
EDIS BLOG
 
PENGERTIAN LIMBAH
PENGERTIAN LIMBAHPENGERTIAN LIMBAH
PENGERTIAN LIMBAH
EDIS BLOG
 
DIABETES MALITUS
DIABETES MALITUSDIABETES MALITUS
DIABETES MALITUS
EDIS BLOG
 
EPIDEMILOGI
EPIDEMILOGIEPIDEMILOGI
EPIDEMILOGI
EDIS BLOG
 
PENGANTAR EPIDEMILOGI
PENGANTAR EPIDEMILOGIPENGANTAR EPIDEMILOGI
PENGANTAR EPIDEMILOGI
EDIS BLOG
 
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
EDIS BLOG
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
EDIS BLOG
 
Tipe buah
Tipe buahTipe buah
Tipe buah
EDIS BLOG
 

More from EDIS BLOG (20)

DESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUM
DESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUMDESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUM
DESKRIPSI PALAQUIUM ABOVATUM
 
Efective Communication (Communication Skill)
Efective Communication (Communication Skill)Efective Communication (Communication Skill)
Efective Communication (Communication Skill)
 
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik HutanTerjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
Terjemahan bab 7 forest hidrologi Karakteristik Hutan
 
FAMILY THEACEA
FAMILY THEACEAFAMILY THEACEA
FAMILY THEACEA
 
Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkunganMakalah sosiologi hutan dan lingkungan
Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...
Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...
Ekonomi sumber daya hutan FHIL UHO 2014 Produksi, Proses Produksi, Dan Sumber...
 
Klimatologi hutan
Klimatologi hutanKlimatologi hutan
Klimatologi hutan
 
KELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARAKELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARA
 
RADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARIRADIASI MATAHARI
RADIASI MATAHARI
 
KELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARAKELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARA
 
HIDROLOGI HUTAN
HIDROLOGI HUTANHIDROLOGI HUTAN
HIDROLOGI HUTAN
 
PENGERTIAN LIMBAH
PENGERTIAN LIMBAHPENGERTIAN LIMBAH
PENGERTIAN LIMBAH
 
DIABETES MALITUS
DIABETES MALITUSDIABETES MALITUS
DIABETES MALITUS
 
EPIDEMILOGI
EPIDEMILOGIEPIDEMILOGI
EPIDEMILOGI
 
PENGANTAR EPIDEMILOGI
PENGANTAR EPIDEMILOGIPENGANTAR EPIDEMILOGI
PENGANTAR EPIDEMILOGI
 
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
 
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKATPENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
 
Tipe buah
Tipe buahTipe buah
Tipe buah
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 

PH DAN KOLOID

  • 1. REAKSI TANAH (pH)  Reaksi Tanah merupakan ukuran keasamaan dan kebasaan larutan tanah  pH = - log (H+)  pH tanah merupakan indikator pelapukan tanah, kandungan mineral dalam batuan induk, lama waktu dan intensitas pelapukan, terutama pelindihan kation-kation basa dari tanah  Tanah asam banyak mengandung H yang dapat ditukar, sedang tanah alkalis banyak mengandung basa dapat ditukar  pH > 7 Ca dan Mg bebas; pH>8.5 pasti terdapat Na tertukar  Kandungan unsur-unsur hara seperti besi, copper, fosfor, Zn, dan hara lainnya serta substansi toksik (Al3+, Pb2+) dikontrol oleh pH. Kandungan Al3+, Pb2+ akan berpengaruh sedikit bagi pertumbuhan tanaman pada tanah alkali calcareous tapi akan sangat serius pada tanah asam.  Nutrient seperti P banyak tersedia (optimum) pada pH asam sampai netral, dan akan sedikit pada pH dibawah atau diatas nilai optimum tersebut  Nutrient availability sangat tergantung pH yaitu : Pada pH rendah (< 5,5) : a.P : terikat oleh Al dan Fe membentuk senyawa yang tidak tersedia bagi tanaman b.Micronutrient : semua micronutrients kecuali Mo akan lebih tersedia; deficiency jarang terjadi pada pH<7 c. Al : Al akan terlepas dari clay lattice pada pH<5.5 d.Nitrifikasi : pH dibawah 5.5 maka aktivitas bakteri akan tereduksi dan nitrifikasi terhambat Pada pH tinggi (>8.0) : a.P ; terikat oleh Ca (jika Ca ada) dan menjadi tidak tersedia bagi tanaman. b.B : keracunan B merupakan hal yang umum pada saline soil dan sodic soil c. Sodium : pH>8.5 mengindikasikan persentase exchangeable sodium > 15 dan kemungkinan problema pembentukan struktur dan reklamasi lahan d.Nitrifikasi : menghambat nitrifikasi e.Micronutrients : ketersediaan akan berkurang dengan meningkatkan pH kecuali Mo 1
  • 2.  Faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah tipe vegetasi, jumlah curah hujan, drainase tanah internal, dan aktivitas manusia General Process 1. Peranan Air  Air berperanan penting dalam sistem aqueous baik sebagai pelarut maupun dalam reaksi asam-basa  Air akan terhidrolisa menjadi ion hidronium (H3O+) atau sering ditulis sebagai ion hidrogen, dan ion hidroksil (OH-) 2H2O ® H3O+ + OH-atau H2O « H+ + OH- Kw = 10-14 pada 25°C Dimana : Kw = konstanta equilibrium untuk hidrolisa air Kw = (H+)(OH-) = 10-14 Dalam bentuk logaritma : Log (H+) + log (OH-) = -14 Apabila : p = -log dan pH = -log (H+) maka : pH + pOH = 14 2. Asam dan Basa (Lemah, Kuat) dan Garam  Asam dan basa kuat adalah asam dan basa yang terdisosiasi secara sempurna menjadi kation dan anion misalnya asam sulfur (H2SO4) merupakan asam kuat  Asam dan basa lemah adalah asam dan basa yang terdisosiasi secara tidak sempurna menjadi kation dan anion misalnya asam karbonat (H2CO3) merupakan asam lemah  Sebagai teladan : Asam kuat H2SO4 (sulfuric acid) H2SO4 « HSO4 - + H+ Ka1 = 101.98 - « SO4 HSO4 2- + H+ Ka2 = 10-1.98 Dimana Ka1 dan Ka2 merupakan konstanta disosiasi. Ka2 = {SO4 2 - } {H + } = 10-1.98 [HSO4 -] Jika (H+)= Ka2 atau pH = 1.98, konsentrasi SO4 2- dan HSO4 - akan sama. Pada pH lebih dari 1.98 H2SO4 akan terdisosiasi sempurna menjadi SO4 2- dan H+. artinya jika asam sulfuric ditambahkan ke 2
  • 3. tanah pada pH lebih dari 1.98 maka asam sulfuric akan terdisosiasi sempurna menjadi ion sulfat dan ion hidrogen. Atau dengan kata lain jika ion sulfat ditambahkan pada pH kurang dari 1.98 maka akan bereaksi dengan air membentuk asam sulfuric.  Proses yang menghasilkan keasaman tanah a. karbon dioksida hasil dari dekomposisi seresah akan terlarut dalam air akan bereaksi dengan molekul air menghasilkan asam karbonat CO2(gas) « CO2 (aq) K1 = 10-1,41 CO2 (aq) + H2O « H2CO3 K2 = 10-2,62 b. asam-asam organik hasil dekomposisi c. H+ yang dilepas oleh akar tanaman dan organisme yang lain pada waktu pengambilan hara. Prinsip elektroneutrality adalah pengambilan kation oleh akar harus diimbangi dengan pengambilan anion atau dengan pelepasan ion hidrogen atau kation lain d. Oksidasi dari substansi tereduksi sepeti mineral sulfida, bahan organik, fertilizer yang mengandung ammonium  Proses yang menghasilkan kebasaan tanah a. Reduksi dari Ferri, mangan, dan oxidized substances membutuhkan H+ atau melepas OH- dan meningkatkan pH (terjadi pada tanah yang aerasinya jelek) Misal : Fe(OH)3 (amorf) + e- « Fe(OH)2 (amorf) + OH-b. Pengambilan kembali kation yang tercuci oleh akar tanaman  PH tanah dikontrol oleh berbagai mekanisme. Sebagian mekanisme adalah sumber langsung H+ dan atau OH- dan sebagian bekerja dengan bereaksi dengan H+ dan atau OH-untuk buffer pada larutan tanah.  Mekanisme tersebut adalah : (1) oksidasi dan reduksi besi, mangan dan senyawa sulfur (2) dissolution dan presipitasi mineral tanah (3) Reaksi gas dengan larutan tanah (4) dissosiasi grup asam lemah pada tepi lempung silikat, hidrous oksida, atau substansi humus (5) reaksi ion-exchange 3
  • 4. Pengukuran pH ¨ Faktor yang mempengaruhi akurasi pengukuran pH : (1) nature dan type dari bahan inorganik dan organik (2) perbandingan tanah dengan larutan (3) kandungan garam (4) kandungan gas CO2 pada tanah dan larutan (5) Eror yang terjadi baik ketika menstandardisasi alat maupun larutan buffer-nya ¨ Perbandingan tanah dengan larutan yang sering digunakan 1:1; 2:1; 10:1 ¨ Pengukuran pH menggunakan cara elektrometrik (misal pH meter menggunakan glass elektroda) dan kalorimetrik (pH stick, pasta pH, larutan pH universal) PROPERTIES OF SOIL COLLOIDS  Koloid : Ukuran partikel semakin kecil luas permukaan akan semakin besar.  Efeknya adalah proses-proses yang penting dalam tanah terjadi misal penyerapan hara, penyerapan air  Koloid didominasi oleh mineral phyllosilicates, koloid organik, hydrous oxides dari Fe, Al dan Mn Clay Mineral Swelling of Clay minerals  Terjadi jika air masuk ke dalam lapisan clay mineral sehingga bertambah beberapa nanometer; akan meningkatkan volume dari clay.  Untuk terjadinya swelling, air harus masuk ke interlayer.  Swelling artinya (1) pada interlayer memungkinkan proses seperti KPK, penyerapan air. (2) clay akan mengembang sehingga luas permukaan lebih besar per unit berat terhadap larutan tanah sehingga lebih rekatif secara kimia.  Swelling tergantung pada tipe mineral, unit-layer charge of the clay* dan sifat alami dari cation interlayer 4
  • 5. Mineral 1:1  Satu permukaan adalah oksigen (dari tetrahedra), satu permukaan adalah hydroxyl (dari oktahedra)  Oksigen merupakan elemen yang bersifat elektrofilik (electron-loving)  Terjadi ikatan hidrogen (kalau tunggal lemah, tetapi banyak akan sangat kuat) yang mencegah mineral 1:1 untuk berkembang kerut Mineral 2:1 · Satu permukaan oksigen, permukaan yang lain juga oksigen · Pada mineral 2:1 unsubstitute, lapisan yang berdekatan akan saring menarik karena adanya gaya van der Waals yang lemah · Pada mineral 2:1 substitute, layer yang berdekatan saling menarik karena adanya tarikan pada kation interlayer dan gaya van der Waals · Swelling akan sangat tergantung pada ikatan antar 2 lapisan yang berdekatan. Pada mineral 2:1 unsubstitute ikatan tersebut lemah sehingga air tidak masuk ke interlayer. · Mineral 2:1 unsubtitute secara alami bersifat hidrofobic (water repelling). Karena tidak ada kation di interlayer yang menjadi subyek untuk terhidrasi maka sifat hidrofilik-nya (water-loving) terletak pada >SiOH (hasil dari ketidakteraturan kristal) · Pada mineral 2:1 substitute, affinitas tergantung dari tarikan muatan negatif (pada 2 sisi) dengan kation interlayer. Derajad ikatan merupakan fungsi dari banyaknya isomorphous substitution dan ukuran kation interlayer terhidrasi · Jika affinitas layer ke kation interlayer kuat, akan terjadi air tidak dapat masuk ke interlayer, menghidrasi kation interlayer dan mengikat bagian hidrofilik. Jika affinitas lemah, air akan masuk dan terjadi swelling karena meningkatnya hidrasi kation interlayer dan pembasahan bagian hidrofilik. Hidrofilik pada interlayer berupa penarikan/pengikatan air oleh kation sebagai hidrasi air dan adanya >SiOH Mika  Mempunyai unit-layer charge tinggi (k.l. 2) karena banyaknya isomorphous substitution  Negatif charge diimbangi oleh adanya kation misal K atau Ca 5
  • 6.  Besarnya unit-layer charge menyebabkan kation terikat kuat, air tidak dapat masuk sehingga tidak terjadi swelling dan kation tidak dapat tertukar (non exchangeable) (kecuali ada pelapukan) 6
  • 7. Illit dan Vermiculites  Unit-layer charge rendah (1.0-1.5) sehingga bersifat hanya mengikat kation ukuran tertentu saja dengan sangat kuat, air tidak masuk dan mencegah swelling.  K+ dan NH4 + karena ukuran hidrasi kecil maka dapat masuk “hole” (hole merupakan hasil dari ring pattern pada tetrahedron dalam lembar terahedral). Karena itu, kation akan dekat dengan sumber muatan negatif, jarak antar layer akan dekat sehingga pengikatannya sangat kuat.  Ca+ dan Mg+ karena ukuran hidrasinya besar maka tidak dapat masuk ke “hole”. Selain itu akan menyebabkan jarak antar layer jauh sehingga penarikan kation rendah, air dapat masuk dan terjadi swelling. Kation akan dapat terukar.  Illit ditemukan dalam tanah umumnya mengikat K+ sehingga mineral ini tidak berswelling. Vermiculite sangat banyak mengandung Ca+ dan Mg+ sehingga mineral ini berswelling. Vermikulit tidak berswelling kalau kationnya tertukar oleh K. Smectites Mempunyai unit-layer charge rendah (0.5-0.9) sehingga kekuatan penarikan lebih rendah dari illit, vermikulit dan mika Kation akan terikat lemah dalam interlayer sehingga semua kation akan mudah tertukar Table. Comparative Properties of clay minerals Properties Montmorillonit Illit Kaolinit Size (mM) 0.01-1.0 0.1-2.0 0.1-5.0 Total Surface Area 700-800 100-200 5-20 (m2/g) Plasticity High Medium Low Cohesiveness High Medium Low Swelling capacity High Low to None Low CEC 80-100 15-25 3-15 Unit-Layer Charge 0.5-0.9 1.0-1.5 0 7
  • 8. ORGANIC COLLOIDS Humus terdiri dari 2 senyawa utama yaitu substansi non humus (misal lipid, amino acids, carbohydrates) dan subtansi humus (merupakan senyawa amorf dengan berat molekul tinggi, warna coklat sampai hitam, hasil pembentukan kedua dari proses dekomposisi) Substansi humus dibagi menjadi : a. Humic acid. 8