Peta topografi menggambarkan ketinggian permukaan bumi dengan garis kontur dan memberikan informasi penting seperti judul, skala, legenda, dan koordinat untuk mengidentifikasi lokasi dan fitur-fitur geografis suatu daerah. Peta topografi berguna untuk berbagai tujuan seperti perencanaan dan studi geografis.
di semester dua, ada yang namanya mata kuliah interpretasi ruang. kirain semacam psiko-psiko-aristek gimana gitu kan ternyata engga juga haha. disini hubungannya sama peta + citra satelit. tugas pertama ialah menjiplak peta administrasi sebuah wilayah terus dibikin laporannya. dah gitu. GET STRONGER, PLANNER !
disini bahas tentang kenampakan muka bumi. kan berelief, kan, alias, tinggi rendah permukaan bumi yang ngga sama. nah permukaan dengan ketinggian yang sama dihubungi pake garis kontur. yang jadi contoh ya gunung atau bukit yang konturnya ga rata. dari situ dibuat tracking jalan. ini nyerempet teknik sipil. tapi ngga papa kita tahu dikit-dikit haha.terus volume dan luasan bukitnya itu juga dihitung. gitu. BE READY, PLANNER !
di semester dua, ada yang namanya mata kuliah interpretasi ruang. kirain semacam psiko-psiko-aristek gimana gitu kan ternyata engga juga haha. disini hubungannya sama peta + citra satelit. tugas pertama ialah menjiplak peta administrasi sebuah wilayah terus dibikin laporannya. dah gitu. GET STRONGER, PLANNER !
disini bahas tentang kenampakan muka bumi. kan berelief, kan, alias, tinggi rendah permukaan bumi yang ngga sama. nah permukaan dengan ketinggian yang sama dihubungi pake garis kontur. yang jadi contoh ya gunung atau bukit yang konturnya ga rata. dari situ dibuat tracking jalan. ini nyerempet teknik sipil. tapi ngga papa kita tahu dikit-dikit haha.terus volume dan luasan bukitnya itu juga dihitung. gitu. BE READY, PLANNER !
Pada System Information Geography, terdapat beberapa penerapan menggunakan software. Salah satunya menggunakan ArcGIS, software ini mempermudah proses pembuatan peta tematik maupun peta lainnya seperti peta geologi.
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 4)Donny Kurniawan
Laporan lengkap tentang cara membuat program chatting sederhana dengan Visual Basic. Ini adalah program chatting saya yang ke 4, dari 4 program yang saya buat. Silahkan kunjungi profil saya dan lihat satu-persatu tentang keempat program tersebut.
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)Donny Kurniawan
Laporan lengkap tentang cara membuat program chatting sederhana dengan Visual Basic. Ini adalah program chatting saya yang ke 3, dari 4 program yang saya buat. Silahkan kunjungi profil saya dan lihat satu-persatu tentang keempat program tersebut.
Modul agisoft photoscan tingkat lanjut. Disini dibahas tentang ekstraksi kontur, pembuatan DTM, Point clouds classification, Mesh editing, dan Kalibrasi kamera guna memperoleh hasil pemodelan yang lebih baik.
1. Peta topografi berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang
berarti menggambar Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu
garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval
ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu
untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan
tersebut, keterangan-keterangan itu disebut legenda peta,
Legenda peta antara lain berisi tentang :
a. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh
peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang
berbeda pula
b. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi
dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta
daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan
pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta
tersebut.
c. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus
terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar
dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.
2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu
titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60
derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan
garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk
daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan
penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).
d. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
2. permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah :
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis
kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal,
sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.
e. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak
horizontal.
f. Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada
bagian bawah peta. Legenda ini memuat
simbol-simbol yang dipakai pada peta
tersebut, yang penting diketahui :
triangulasi, jalan setapak, jalan raya,
sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan
dan lainnya. Di Indonesia, peta yang
umumnya digunakan adalah peta keluaran
Direktorat Geologi Bandung, kemudian
peta dari Jawatan Topologi, atau yang
sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata
dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur
(jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi
Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000
(dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
3. g. Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin
baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.
h. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah
Utara Peta
Peta topografi ialah peta yang menunjukkan keadaan muka bumi sesebuah kawasan, selalunya
menggunakan garisan kontur dalam peta moden. Peta topografi mestilah mempunyai garisan lintang
dan garisan bujur dan titik pertemuannya menghasilkan koordinat. Koordinat ialah titik persilangan
antara garisan lintang dan bujur
Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat digunakan sebagai peta
dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik, seperti peta arkeologi dan peta turis (lihat
Prihandito 1989: 17). Dalam survei arkeologi, peta topografi berguna untuk memperoleh gambaran
umum tentang wilayah yang diteliti. Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang terlalu berat,
peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan arkeologis. Pemetaan tersebut,
meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data
arkeologis (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).
peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya
menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari
dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur
merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini
merupakan titik elevasi pada peta topografi.
Peta topografi dikategorikan berdasarkan skala dan jenis. Dan skala peta topografi dibagi ke
dalam tiga kategori. Yaitu skala kecil, menengah dan besar.
1. Kecil. Peta dengan skala 1:1.000.000 dan lebih kecil digunakan untuk perencanaan
umum dan untuk studi strategis. Peta skala kecil standar memiliki skala 1:1.000.000.
Peta ini meliputi area yang sangat besar dengan mengorbankan detail.
2. Menengah. Peta dengan skala lebih besar dari 1:1.000.000 tetapi lebih kecil dari
1:75.000 digunakan untuk perencanaan operasional. Peta ini mengandung detail
dengan jumlah sedang. Peta skala menengah standar memiliki skala 1:250.000. Ada
juga peta dengan skala 1:100.000.
3. Besar. Peta dengan skala 1:75.000 dan lebih besar digunakan untuk perencanaan taktis,
administrasi, dan logistik. Peta jenis inilah yang sering ditemukan dan digunakan pihak
4. militer. Peta skala besar standar 1:50.000, namun banyak daerah telah dipetakan
dengan skala 1:25.000.
Peta yang menggambarkan relief/sifat permukaan bumi yang digambarkan dengan garis kontur
http://rafil-petatopografi.blogspot.com/
http://www.bakosurtanal.go.id/peta-rupabumi/
http://agustinamohamad93.blogspot.com/2012/12/pengenalan-peta-rbi-dan-tematik.html
http://sscnusantara.wordpress.com/2013/05/03/potensi-gua-lowo-sebagai-wisata/
5. Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur
alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat
dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan
sebagainya
Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan
sebagainya
Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur
Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya
Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa
Tema 7: Toponim: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan
sebagainya
Peta Rupa Bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan kenampakan alamiah (natural
freatures) dan kenampakan buatan manusia (man made freatures). Kenampakan ilmiah yang
dimaksud misalnya sungai, bukit, lembah, danau dan lain-lain. sedangkan kenampakan buatan
manusia misalnya jalan, kampung, permukiman, kantor, pasar dan lain-lain. Peta Rupa Bumi antara
lain berfungsi sebagai peta referensi atau acuan dan peta dasar yaitu peta yang dipakai sebagai peta
referensi atau acuan dan dasar bagi pembuatan peta tematik
Peta Rupabumi atau yang sering dikenal dengan Peta RBI memiliki berbagai macam-macam
kegunaan dari masing-masing atributnya, diantaranya:
1. Data Kontur, dapat digunakan untuk menunjukkan kenampakan suatu relief di suatu
permukaan bumi seperti gunung, bukit, lereng atas, lereng kaki, lereng bawah, dataran, dan
lembah (morphology). Dengan sedikit sentuhan SRTM 30 m, maka akan semakin mudah dalam
interpretasi.
2. Data tutupan lahan, menunjukkan jenis tutupan lahan secara keruangan (spasial) pada lokasi
tertentu.
3. Data sungai, dapat digunakan untuk asosiasi dalam interpretasi Peta Satuan Geomorfologi.
4. Transportasi dan Utilitas, digunakan untuk keperluan sarana prasarana dan pengembangan
wilayah.
5. Batas Admin, menunjukan batas secara administrasi suatu daerah.
6. Toponimi, menunjukkan keterangan mengenai latar belakang penamaan suatu fenomena
geosfer, contoh: Pulau Komodo, (dasar penamaan karena pulau tersebut habitat hewan
komodo)