Dokumen tersebut membahas tentang perubahan kurikulum dari KTSP menjadi K-13 di Indonesia. Beberapa poin penting adalah alasan perubahan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan meningkatkan daya saing lulusan, harapan bahwa guru perlu didampingi dalam penerapan kurikulum baru, serta upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kurikulum yang tepat dan peningkatan sarana prasarana serta kualitas guru dan ten
2. PENGERTIAN KURIKULUM
Sebagaimana tercantum dalam undang-undang sistem pendidikan nasional
no. 20 tahun 2003:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”
3. FUNGSI KURIKULUM BAGI SISWA
SEBAGAI SUBJEK DIDIK
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam
fungsi kurikulum, yaitu:
•Fungsi penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
• Fungsi integrasi (the integrating function)
•Fungsi diferensiasi (the differentiating function)
•Fungsi persiapan (the propaedeutic function)
•Fungsi pemilihan (the selective function)
•Fungsi diagnostik (the diagnostic function)
4. KOMPONEN KURIKULUM
Adapun komponen kurikulum meliputi 4 unsur, yaitu:
•Tujuan
•Isi (bahan pelajaran)
•Strategi pelaksanaan (proses belajar mengajar) dan
•Penilaian (evaluasi)
5. KONSEP KURIKULUM
Ada tiga konsep tentang kurikulum, yakti kurikulum yaitu:
•Kurikulum sebagai substansi,
•Kurikulum sebagai sistem, dan
•Kurikulum sebagai bidang studi.
6. KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP)
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar
kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh badan standar nasional
pendidikan (BSNP). KTSP sendiri disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-
undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 ayat 1 dan 2,
sebagai berikut :
•Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
•Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
7.
KARAKTERISTIK KTSP
Kusnandar dalam astrida menerangkan sebagai sebuah konsep dan program KTSP
memiliki karakteristik sebagai berikut:
•KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi
yang terampil dan mandiri
•KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman
•Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
•Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif
•Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
8. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
KTSP
Menurut rusman (2009, hlm. 474 - 475), sebagaimana diungkapkan astrida, prinsip-prinsip
pengembangan KTSP adalah:
•Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
•Beragam dan terpadu
•Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
•Relevan dengan kebutuhan kehidupan
•Menyeluruh dan berkesinambungan
•Belajar sepanjang hayat
•Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
•Praktek pengajaran di dalam kelas sangat tergantung pada situasi dan kondisi peserta didik di sekolah
sehingga setiap guru memiliki kebebasan untuk menentukan materi pelajaran (standar kompetensi dan
kompetensi dasar), indikator, metode, media, dan ketercapaiannya.
9. KENDALA KTSP
Ada banyak kendala KTSP, yang sebagian besar berpusat pada kemampuan guru.
Guru memang dibebaskan untuk membuat silabus dan mengembangkan SK/KD tetapi,
sebagaian besar guru justru mengkopi paste yang sudah ada, atau mencontoh administrasi
yang diberikan oleh badan standarisasi pendidikan nasional. Sebenarnya konsep KTSP sangat
baik, tetapi lagi-lagi dalam hal penerapannya terdapat kontradiksi. Kebebasan sekolah
dibatasi dengan evaluasi ujian nasional merupakan bukti bahwa pendidikan masih berjalan
sentralistik. Kelulusan, bukan ditentukan oleh pihak sekolah secara otonom, tetapi
ditentukan oleh pemerintah pusat. Ini yang kemudian menjadikan KTSP perlu untuk
dikoreksi. Belum lagi penerapan sekolah standar nasional (SSN) dan sekolah standar
internasional (SBI) yang tidak sesuai dengan semangat pendidikan nasional, dimana
pendidikan yang anti diskriminasi. Embel-embel SBI dan SSN sekadar identitas dan dengan
embel-embel itu pula seolah-olah sekolah kemudian berhak menarik biaya lebih tinggi
terhadap peserta didik. Akibatnya, peserta didik yang berasal dari ekonomi lemah tidak
mendapatkan haknya bersekolah di sekolah yang berkualitas.
10. ISU KURIKULUM
Sebagai ilustrasi sejak indonesia merdeka sampai sekarang sudah delapan kali pergantian
kurikulum, yakni kurikulum 1947, 1954, 1968, 1975, 1984, 1994 (KBK), dan terakhir 2006 (KTSP)
(mardiyanto, 2012). Jika kurikulum 2013 diterapkan pada tahun 2013, selang waktu dengan kurikulum
sebelumnya (kurikulum tingkat satuan pendidikan) adalah tujuh tahun. Dengan kata lain, perubahan ini
merupakan waktu tercepat dalam pergantian kurikulum selama ini. Hal ini patut direnungkan karena
perubahan kurikulum yang terlalu sering bisa jadi menunjukkan kegamangan pemerintah dalam
menentukan arah pendidikan nasional.
Staf ahli mendikbud kacung marijan mengatakan, perubahan kurikulum dari ktsp menjadi k13
akan membuat mata pelajaran lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Mata pelajaran yang bersifat
ingatan akan dikurangi. Sebagai gantinya, akan diadakan banyak kegiatan praktik lapangan dan studi
kasus sehingga teknik pembelajaran bakal mengarahkan siswa menjadi inovatif, kreatif, dan
kompetitif. Menurut mardiyanto (2012), siswa SD akan lebih diasah untuk pembentukan sikap dan
ilmu dasar seperti membaca, menulis dan berhitung
11. Kurikulum baru diharapkan mampu memberi ruang gerak yang lebih luas untuk
menjadi ladang ekspresi masyarakat sekolah sehingga potensi seluruh peserta didik
dapat semakin mencuat. "Dengan bahan ajar dan cara yang benar, peran inspirator dari
guru akan muncul sehingga akan ada lompatan dalam pendidikan”. Sebelumnya,
wamendikbud bidang pendidikan musliar kasim menyatakan hal senada. Baginya, sebaik
dan sesempurna apa pun kurikulum pendidikan tak akan memberi dampak signifikan
tanpa diimbangi dengan guru yang kompeten. "Enggak akan ada arti jika guru tak
diperbaiki. Itulah mengapa kita perbaiki dan petakan kompetensi guru melalui uji
kompetensi guru (UKG). Ini sangat relevan antara pemetaan dan akan ada pelatihan
kurikulum," pungkasnya.
12. SEBAB PERGANTIAN KURIKULUM
Ada beberapa hal yang mengemukan kenapa kurikulum KTSP harus diganti, yaitu sebagai berikut:
•Kurikulum 2013 perlu berubah untuk mempersiapkan generasi sekarang agar mampu menjawab
tantangan masa depan indonesia.
•Substansi perubahan kurikulum 2013 adalah perubahan pada: standar kompetensi lulusan, standar
isi (kompetensi inti dan kompetensi dasar), standar proses, dan standar penilaian.
•Menurut pak wamen pendidikan dan kebudayaan bidang pendidikan musliar kasim perubahan
kurikulum merupakan keharusan. Kualitas pendidikan indonesia sudah sangat jauh tertinggal
dibandingkan dengan negara lain. Perubahan kurikulum ini untuk mengatasi ketertinggalan indonesia.
”Jika penerapan kurikulum ditunda, akan lebih lama kita mengejar ketertinggalan dari negara lain.
•Dengan kurikulum baru diharapkan menghasilkan lulusan dengan kompetensi tinggi dan berpikir
analitis.
13. HARAPAN MENGENAI PERUBAHAN
KURIKULUM
Harapan mengenai kurikulum baru ini yaitu, agar pemerintah selalu mendampingi
para guru seabai ujung tombak pelaksanaan kurikulum untuk bisa mengamalkan dan
mempraktekkan kurikulum itu dengan baik. Sebab, sebaik apapun konsep kurikulum 2013,
kalau itu tidak diikuti dengan pemahaman dan pendampingan yang terarah maka mustahil
ia bisa membuahkan hasil yang baik.
Masalah rendahnya kualitas guru, seharusnya bukan dijawab dengan pergantian
kurikulum baru. Semestinya pemerintah menjawabnya dengan pelatihan-pelatihan guru
yang mampu meningkatkan kualitas guru. Pendidik kita banyak yang belum mengikuti
pelatihan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Bahkan ada guru PNS di daerah yang
sudah puluhan tahun belum mendapatkan pelatihan guru dari pemerintah. Itulah fakta
yang dapat dilihat dengan kasat mata, tanpa harus melakukan penelitian.
14.
CARA MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN
Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, seperti pemantapan pelaksanaan kurikulum, peningkatan jumlah, jenis dan
mutu tenaga kependidikan, peningkatan jumlah, jenis dan mutu sarana dan prasarana pendidikan.
Semua itu dilakukan, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai. Untuk itu, kegiatan-
kegiatan menuju tercapainya tujuan pendidikan tersebut perlu ditunjang oleh layanan manajemen
(pengelolaan) yang teratur dan memadai. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan jumlah, jenis, serta
kualitas sarana dan prasarana pendidikan, baik pendidikan jalur sekolah maupun luar sekolah.
Peningkatan jumlah itu juga harus ditunjang oleh peningkatan pelayanan manajemen sarana dan
prasarana yang baik sehingga bisa mencapai tiga aspek kegunaan yaitu :
•Hasil guna,
•Tepat guna, dan
•Daya guna.