Dokumen tersebut membahas tentang metodologi penelitian ilmiah yang terdiri dari lima tahap yaitu perumusan permasalahan, pengembangan kerangka teoritik, penetapan metodologi, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Kelima tahap tersebut saling berkaitan dan membentuk rantai penalaran logis dalam penelitian ilmiah.
2. 2
Referensi
Prasetya Irawan, 2005, Metodologi Penelitian
Administrasi, buku materi pokok MAPU 5
103/4SKS/modul 1-12, Edisi 1,Universitas
Terbuka, Jakarta.
3. 3
Materi ini menjelaskan tentang:
• Konsep logika penelitian ilmiah;
• Prosedur penelitian ilmiah;
• Penelitian kualitatif, dan
• Ciri-ciri serta ruang lingkup penelitian.
PENDAHULUAN
4. Pada prinsipnya semua penelitian ilmiah selalu
memiliki logika dan rantai penalaran (chain of
reasoning) yang khas, yang tidak dimiliki penelitian
non ilmiah. Jika alur logika ini dilanggar maka
dipastikan penelitian akan gagal dan sia-sia.
4
5. LOGIKA PENELITIAN
Penelitian adalah sebuah kata dan kegiatan yang
sangat populer dewasa ini. Semua orang tahu atau
setidaknya pernah mendengar tentang penelitian.
Semua lembaga pemerintah memiliki pusat-pusat
penelitian.
5
6. Apa penelitian? Apa tujuannya?
Apa beda antara pengetahuan dan ilmu
pengetahuan?
Apa yang dimaksud dengan logika penelitian?
Apa bedanya dengan prosedur penelitian?
6
7. ALASAN MELAKUKAN
PENELITIAN :
1. Memahami suatu kejadian, situasi, atau keadaan
suatu masyarakat.
2. Menjelaskan pola hubungan antara dua atau
lebih hal.
3. Mencari jalan ke luar untuk memecahkan
beberapa permasalahan praktis dalam
kehidupan.
7
9. LOGIKA PENELITIAN:
Logika berhubungan dengan cara atau proses penalaran
(reasoning). Ilmu yang membahas proses penalaran ini disebut
ilmu logika (Logic, the science of reasoning). Jika suatu proses
penalaran berjalan baik maka proses itu disebut (bersifat) logis.
Penelitian itu sendiri secara umum adalah proses penemuan
jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh seorang
manusia. Dalam bahasa yang lebih filosofis, penelitian (riset,
research) adalah proses yang dilalui manusia untuk menemukan
“kebenaran” (truth). Dalam hal ini, proses itu sendiri
mengandung beberapa tahapan yang diurut secara logis. Untuk
itu sering kali tahapan ini disebut sebagai "rantai penalaran”
(chain of reasoning).
9
10. Lanjutan....:
Ada lima tahap dalam logika penelitian, yaitu
perumusan permasalahan penelitian,
perumusan kerangka teoritik,
penentuan metodologi,
analisis data, dan
penarikan kesimpulan.
10
11. PERMASALAHAN :
Permasalahan penelitian adalah titik berangkat dan menjadi alasan
satu-satunya mengapa suatu penelitian perlu dilakukan. Tak jadi soal
apakah seorang peneliti mengerjakan penelitiannya sendiri, atau ia
diminta orang lain untuk meneliti sesuatu, suatu penelitian selalu dimulai
dan dipicu oleh adanya suatu permasalahan penelitian.
Pada tahap ini, seorang peneliti harus mulai memikirkan beberapa hal
penting. Misalnya, ia mulai bertanya:
1. Apa yang ingin saya teliti?
2. Mengapa penelitian ini perlu dilakukan?
3. Dari sekian banyak masalah yang mungkin bisa diteliti, apakah
semuanya akan diteliti? Jika tidak, apa yang tercakup dalam penelitian ini?
Dan apa yang tidak?
4. Bagaimana memformulasikan permasalahan ini dalam bentuk yang
mudah dipahami?
5. Kalau penelitian ini sudah rampung, apa manfaatnya?
11
12. KERANGKA TEORITIK :
Sesudah permasalahan penelitian tuntas dijelaskan dan
diformulasikan dengan baik, langkah berikutnya adalah menguji
secara mendalam setiap aspek (atau secara teknis: variabel)
yang tercakup dalam penelitiannya. Ia tidak hanya mencari
definisi yang tepat untuk setiap variabel yang akan ditelitinya,
tetapi juga menjelaskan pola hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Bangunan yang menjelaskan definisi
variabel variabel dan keterkaitan antara satu variabel dengan
variabel lainnya, disebut Kerangka Teoritik atau Kerangka
Berpikir Penelitian. Karena pada tahap ini seorang peneliti harus
mengkaji begitu banyak dokumen dan kepustakaan, langkah
kedua ini pun kadang-kadang disebut sebagai Kajian
Kepustakaan (Literature Review).
12
13. METODOLOGI PENELITIAN:
Pada tahap ini, peneliti mulai memikirkan cara yang paling
tepat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan
penelitiannya. Meskipun semua tahapan penelitian
mempunyai derajat kepentingan yang sama, tetapi tahap
ketiga inilah yang akan benar-benar menentukan kadar
keilmiahan suatu penelitian. Pertanyaan sebaik apa pun
akan dijawab dengan buruk jika peneliti membuat kesalahan
pada tahap ini. Sering kali terjadi, suatu penelitian
dipertanyakan keabsahannya hanya karena si peneliti
sembrono menentukan metodologi yang tepat. Dalam tradisi
penelitian ilmiah, mutu suatu penelitian tidak hanya
ditentukan oleh kesimpulan akhir dari penelitian ini. Tetapi
justru pada proses yang dilakukan peneliti untuk sampai ke
kesimpulan tersebut.
13
14. ANALISIS DATA:
Dalam bagian ini, seorang peneliti ditantang untuk
mengerahkan seluruh kemampuan analisisnya
untuk “menghidangkan” temuan penelitiannya
dalam bentuk yang paling objektif, efektif, dan
efisien.
Di bagian inilah kejujuran dan integritas seorang
peneliti diuji. Kalau ia mau, ia bisa memanipulasi
data yang ada untuk melayani kepentingan
tertentu, dan dengan demikian ia melaporkan
suatu kebohongan dan bukannya kebenaran yang
menjadi tujuan utama penelitian.
14
15. SIMPULAN:
Kesimpulan (conclusion) adalah akhir suatu penelitian.
Kesimpulan bukanlah rangkuman (summary). Dalam
kesimpulan, “judgement” peneliti menempati titik
sentral yang amat penting. Pertimbangan ini bukan
sembarang pertimbangan, tetapi pertimbangan yang
berdasarkan pada asumsi teoritik yang kuat, data
empirik yang valid, dan kemampuan analisis yang jujur
dan tajam. Kesimpulan adalah “kebenaran” yang
disodorkan oleh seorang peneliti kepada orang lain.
Kebenaran di sini adalah kebenaran ilmiah yang setiap
saat siap diuji keabsahannya oleh peneliti lain.
15