Makalah ini membahas tentang masalah-masalah belajar siswa di sekolah, dengan fokus pada faktor internal dan eksternal penyebab masalah tersebut. Faktor internal mencakup karakteristik siswa, sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan hasil belajar, dan lainnya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga dan sekolah."
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa yang giat. Ada siswa yang pura-pura belajar. Ada siswa yang belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah. Kedua petugas pendidik tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang dkonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata masalah-masalah belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami bahawa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.
berdasarkan pengamatan di lapangan banyak ditemukan kesulitan atau masalah-masalah dalam belajar, hal ini disebabkan oleh kesalahan pendidik ataupun peserta didik itu sendiri. Masalah-masalah yang sering banyak muncul yaitu masalah peserta didik, terutama dalam penyerapan materi yang diberikan oleh pendidik.
Presentation about teacher experience in lesson study process. We have good experience in science lesson. We learn how student learn, and we learn how to make our student learn. Its a great experience with lesson study
Tugas Psikologi Pendidikan. yaitu observasi pembelajaran.
Mengobservasi suatu sekolah untuk melihat bagaimana pembelajaran yang diatur oleh guru untuk anak murid
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa yang giat. Ada siswa yang pura-pura belajar. Ada siswa yang belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah. Kedua petugas pendidik tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang dkonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata masalah-masalah belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami bahawa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar.
berdasarkan pengamatan di lapangan banyak ditemukan kesulitan atau masalah-masalah dalam belajar, hal ini disebabkan oleh kesalahan pendidik ataupun peserta didik itu sendiri. Masalah-masalah yang sering banyak muncul yaitu masalah peserta didik, terutama dalam penyerapan materi yang diberikan oleh pendidik.
Presentation about teacher experience in lesson study process. We have good experience in science lesson. We learn how student learn, and we learn how to make our student learn. Its a great experience with lesson study
Tugas Psikologi Pendidikan. yaitu observasi pembelajaran.
Mengobservasi suatu sekolah untuk melihat bagaimana pembelajaran yang diatur oleh guru untuk anak murid
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. MAKALAH BIMBINGAN KONSELING
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
Dosen Pembimbing : Wida Rianti, M.Pd
Oleh :
Riyan Hidayat
1788203032
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2018
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Masalah-Masalah Belajar”. Makalah ini
berisikan tentang informasi bagaimana masalah- masalah yang dihadapi siswa baik masalah
internal belajar maupun masalah eksternal belajar. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amiin.
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah…………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masalah-Masalah Belajar Siswa…
2.1.1 Faktor Internal Masalah Belajar…………………………………..
2.1.2 Faktor Eksternal Masalah Belajar
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan……………………………………………………………..….
3.2 Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa. Artinya apapun bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai dari
merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, Pendekatan, strategi dan metode
pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk
mencapai keberhasilan siswa. Meskupun guru secara bersungguh-sungguh telah berupaya
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah
belajar tetap akan dijumpai oleh guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus mencermati perubahan-
perubahan yang terjadi pada siswa di kelas.
Agar aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat lebih terarah, dan
guru dapat memahami persoalan-persoalan belajar yang seringkali atau pada umumnya
terjadi pada kebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas pembelajaran, maka akan
lebih baik bilamana guru memilki bekal pemahaman tentang masalah-masalah belajar.
Pemahaman tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
Dengan pemhaman itu pula guru dapat menentukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika
menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Memahami
pentingnya hal ini, maka pada bagian ini Anda akan diajak untuk mengkaji secara kritis dan
lebih dalam masalah-masalah belajar. Agar memperoleh pemahaman yang baik,maka
disamping mengikuti pembahasan bertatap muka di kelas, Anda juga diharapkan untuk dapat
lebih mendalaminya melalui aktivitas diskusi pada sesame teman, atau mengkaji sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud masalah-masalah dalam belajar?
2. Apa saja faktor internal menjadi penyebab masalah-masalah belajar?
3. Apa saja faktor eksternal menjadi penyebab masalah-masalah belajar?
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud masalah-masalah belajar.
2. Mengetahui apa saja bagaimana faktor internal menjadi penyebab masalah-masalah
belajar siswa.
3. Mengetahui apa saja faktor eksternal menjadi penyebab masalah-masalah belajar
siswa.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah – Masalah Belajar
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa bila guru
bertindak mengajar, maka diharapkan siswa belajar. Dalam kegiatan belajar – mengajar di
sekolah ditemukan hal – hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa belajar
giat. Ada siswa pura-pura belajar. Ada siswa belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa
yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi
dengan konselor sekolah. Kedua petugas pendidikan tersebut menemukan adanya masalah-
masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat dipecahkan oleh konselor sekolah. Ada
pula masalah yang harus dikonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa
dalam tugas pembelajaran ternyata ada masalah-masalah belajar yang dialami oleh siswa.
Bahkan guru memahami bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber
timbulnya masalah-masalah belajar.
Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia
menemukan bahwa ada bermacam-macam hal yang menyebabkan siswa belajar. Ada siswa
yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena
pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajar
topic tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena ia bercita-cita menjadi seorang ahli.
Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang
masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru dan calon guru.
2.1.1 Faktor-Faktor Internal Belajar
Dalam interaksi belajar-mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan
oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Proses belajar merupakan aktivitas psikis
berkaitan dengan bahan belajar. Aktivitas mempelajari bahan belajar tersebut memakan
waktu. Lama waktu mempelajari tergantung pada jenis dan sifat bahan. Lama waktu
mempelajari juga tergantung pada kemampuan siswa. Jika bahan belajarnya sukar, dan siswa
kurang mampu, maka dapat diduga bahwa proses belajar memakan waktu yang lama.
Sebaliknya, jika bahan belajarnya mudah, dan siswa berkemampuan tinggi, maka proses
belajar memakan waktu singkat. Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses,
yaitu proses belajar sesuatu. Aktivitas belajar juga dapat diketahui oleh guru dari perlakuan
siswa terhadap bahan belajar. Proses belajar sesuatu dialami oleh guru dan aktivitas belajar
suatu dapat diamati oleh guru.
Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau
tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara
intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik.
6. Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar
sebagai berikut.
1. Ciri Khas/Karakteristik Siswa Persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan kondisi
kepribadian siswa, baik fisik maupun mental. Berkaitan dengan aspek-aspek fisik tentu
akan relative lebih mudah diamati dan dipahami, dibandingkan dengan dimensi-dimensi
mental dan emosional. Sementara dalam kenyataannya, persoalan-persoalan
pembelajaran lebih banyak dengan dimensi mental atau emosional.
2. Sikap terhadap Belajar Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu,
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak atau mengabaikan. Siswa
memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menolak, menerima,
atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. sebagai ilustrasi, seorang siswa yang
tidak lulus ujian matematika menolak ikut ulangan dikelas lain. Siswa tersebut bersikap
menolak ulangan karena ujian ulang di kelas lain. Sikap menerima, menolak, atau
mengabaikan suatu kesempatan belajar merupakan urusan pribadi siswa.
3. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga
pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan
potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi
belajar akan Nampak melalui kesungguhan untuk terlibat didalam proses belajar, antara
lain Nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan
pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-
latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Di dalam aktivitas belajar
sendiri, motivasi individu dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan
dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran, kesungguhan dan ketelatenan
dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Sikap yang kurang positif di dalam belajar ini
semakin nampak ketika tidak ada orang lain(guru, orang tua) yang mengawasinya. Oleh
karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah belajar, karena hal ini memberikan
dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.
4. Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang
sering kali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang
sedang belajar. Hal ini disebabkan kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas
seseorang belum tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya individu sedang pikirkan.
Sebagai contoh, ketika dihadapan siswa terdapat sebuah buku yang sedang terbuka, dan
terlihat sepintas siswa seperti sedang mengamati atau membaca buku tersebut. akan
tetapi benarkan siswa tersebut sedang memusatkan perhatian (berkonsentrasi) terhadap
isi buku yang dihadapannya?. Tentu perlu diperiksa, diteliti dan dipahami untuk
menyimpulkannya. Ketika guru menjelaskan pelajaran, dan sepintas terlihat siswa-siswa
di kelas tersebut memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Dapatkah guru mejamin
bahwa semua siswa sedang berkonsentrasi dengan apa yang Ia jelaskan?
7. 5. Mengolah Hasil Belajar Mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir
seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima sehingga menjadi
bermakna. Dalam kajian konstruktivisme mengolah bahan belajar atau mengolah
informasi merupakan kemampuan penting agar seseorang dapat mengkonstruksikan
pengetahuannya sendiri berdasarkan informasi yang telah ia dapatkan. Dalam proses
pembelajaran, makna yang dihasilkan dari proses pengolah pesan merupakan hasil
bentukan siswa sendiri yang bersumber dari apa yang mereka dengar, lihat, rasakan, dan
alami. Secara substansial, belajar bukanlah aktivitas pengembangan pemikiran-pemikiran
baru. Dalam keadaan ini, maka kemampuan siswa mengolah bahan belajar merupakan
kemampuan yang harus terus didorong dan dikembangkan agar siswa semakin mampu
mencapai makna belajar dan akan semakin mengarah pada perkembangan serta
kemampuan berpikir yang sangat berguna untuk menghasilkan pengetahuan-pengetahuan
baru. Bilamana dalam proses belajar siswa mengalami kesulitan didalam mengolah
pesan, maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa yang membutuhkan
bantuan guru. Bantuan guru tersebut hendaknya dapat membantu siswa agar memilki
kemampuan sendiri untuk terus mengolah bahan belajar, karena konstruksi merupakan
suatu proses yang berlangsung secara dinamis.
6. Menggali Hasil Belajar Dalam kegiatan pembelajaran kita sering mendengar bahkan
mengalami sendiri di mana kita mengalami kesulitan menggali kembali hasil belajar
yang sebelumnya sudah kita temukan atau kita ketahui. Pesan yang sudah kita terima
secara tidak otomatis dapat kita panggil kembali, karena di dalam mekanisme kerja otak
ada suatu proses yang dilalui untuk dapat menggali kembali pesan-pesan yang telah
diterima dan disimpan sebelumnya. Suatu proses mengaktifkan kembali pesan-pesan
yang telah tersimpan dinamakan menggali hasil belajar. Kesulitan didalam proses
menggali kembali pesan-pesan lama merupakan kendala di dalam proses pembelajaran
karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan baru yang memiliki
keterkaitan dengan pesan-pesan lama yang telah diterima sebelumnya. Dalam proses
pembelajaran guru hendaknya berupaya untuk mengaktifkan siswa melalui pemberian
tugas, latihan-latihan menggunakan cara kerja tertentu, rumus, latihan-latihan agar siswa
mampu meningkatkan kemampuannya di dalam mengolah pesan-pesan pembelajaran.
7. Rasa Percaya Diri Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis seseorang
yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa
percaya diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat
didalam suatu aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai suatu hasil
yang diinginkan. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh dengan
sehat bilamana ada pengakuan dari lingkungan. Itulah sebabnya maka di dalam proses
pendidikan dan pembelajaran, baik di lingkungan rumah tangga, maupun sekolah, orang
tua atau guru terhadap anak. Mendidik dengan memberikan penghargaan atau pujian jauh
lebih baik daripada mendidik dengan mencemooh dan mencela.
8. Kebiasaan Belajar Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah
tertanam dalam waktu yang relative lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas
8. belajar yang dilakukannya. Ada beberapa perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak
baik dalam belajar yang sering kita jumpai pada sejumlah siswa, seperti;
a. Belajar tidak teratur
b. Daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa)
c. Belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian
d. Tidak memilki catatan pelajaran yang lengkap
e. Tidak terbiasa membuat ringkasan
f. Tidak memilki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran
g. Senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam
menyelesaikan tugas
h. Sering datang terlambat
i. Melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok)
Jenis-jenis kegiatan belajar di atas merupakan bentuk-bentuk perilaku belajar yang tidak
baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan pada gilirannya dapat meyebabkan
rendahnya hasil belajar diperoleh.
Sejalan dengan pandangan di atas, Misunita (2008) mengemukakan bahwa kesukaran
belajar dapat dikelompokkan berdasarkan tahapan-tahapan dalam pengolahan informasi,
yaitu;
1) Input; Kesukaran belajar pada kategori ini berkaitan dengan masalah penerimaan
informasi melalui alat indera, misalnya persepsi visual dan auditory. Kesukaran dalam
persepsi visual dapat menyebabkan masalah dalam mengenali bentuk, posisi atau objek
yang dilihatnya.
2) Integration; Kesukaran tahap ini berkaitan dengan memori/ingatan. Kebanyakan masalah
dalam kategori ini berkaitan dengan short-term memori yang membuat seseorang
mengalami kesulitan dalam mempelajari kesukaran dalam memori visual mempengaruhi
proses belajar dalam mengeja.
3) Storage; tahap ini berkaitan dengan memori/ingatan. Kebanyakan masalah dalam
kategori ini berkaitan dengan short-term memori yang membuat seseorang mengalami
kesulitan dalam mempelajari materi tanpa banyak pengulangan. Misalnya kesukaran
dalam memori visual mempenngaruhi proses belajar dalam mengeja.
4) Output; Informasi yang telah diproses oleh otak akan muncul dalam bentuk respon
melalui kata-kata, yaitu output bahasa, aktivitass otot, misalnya menulis, atau
menggambar. Kesulitan dalam output bahasa mengakibatkan masalah dalam bahasa
lisan, misalnya menjawab pertanyaan yang diharapkan dimana seseorang harus
menyampaikan kembali informassi yang disimpan, mengorganisasikan bentuk
pikirannya dalam bentuk kata-kata. Hal yang serupa juga terjadi bila masalah
menyangkut bahasa tulis. Kesulitan dalam kemampuan motoric menyangkut kemampuan
motoric kasar maupun halus.
Untuk dapat memahami kesulitan atau kesukaran belajar, hendaknya guru dan orang tua
memahami dengan baik makna kesukaran belajar itu sendiri. Dari beberapa sumber
dijelaskan pengertian kesukaran belajar:
9. a) Kesukaran belajar adalah sekelompok disorder yang mempengaruhi beberapa
kemampuan akademis dan fungsional termasuk kemampuan untuk berbicara,
mendengarkan, membaca, menulis, mengeja, reason, mengorganisasikan informasi.
Kesukaran belajar bukanlah indicator dari rendahnya intelegensi seseorang. Seseorang
dengan kesukaran belajar terkadang sulit untuk mencapai tingkat intelektual
sesungguhnya karena kelemahan dalam satu atau lebih proses informasi otak.
b) Istilah kesukaran belajar diberikan kepada siswa-siswa yang tidak mampu membuat
peningkatan kemampuan yang berarti dalam menghadapi kurikulum sekolah, utamanya
dalam kemampuan dasar seperti bahasa, sastra, dan matematika. Masalah-masalah yang
mereka alami bisa terjadi hanya pada salah satu mata pelajaran namun dapat juga terjadi
pada seluruh mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. Karena berbagai alasan, siswa-
siswa tersebut tidak mampu mengikuti pelajaran dengan mudah.
c) Kesukaran belajar sebagai gangguan pada satu atau lebih proses dasar psikologis
termasuk dalam memahami atau menggunakan bahasa tulis dan lisan, yang mana tampak
dalam kemampuan menyimak, berpikir, berbicara, membaca, mengeja dan
menyelesaikan hitungan matematis. Adapun yang termasuk dalam kesukaran pealajaran
adalah perseptual disabilities, kerusakan otak, minimal brain dysfunction, dyslexia, dan
aphasia. Masalah-masalah belajar yang berdasar dari visual, hearing, dan motoric
disabilities, reterdasi mental, dan environmental, cultural, dan economic disadvantage
tidak termasuk dalam kelompok ini.
d) Kesukaran belajar merujuk pada beberapa gangguan yang berdampak pada proses
akuisisi, organisasi. Retensi, memahami penggunaan informasi secara verbal maupun
non verbal.
2.1.2 Faktor-Faktor Eksternal Belajar
Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor-faktor internal juga turut
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di
luar diri siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai
siswa.
Pada berbagai kegiatan pembelajaran lain kita dapat melihat berbagai contoh nyata,
tidak sedikit siswa yang sebelumnya diketahui memilki hasil belajar yang relative rendah,
akan tetapi karena guru mampu merencanakan kagiatan belajar dengan baik, menggunakan
pendekatan dan strategi pembelajaran yan tepat, serta menerapkan Pendekatan-pendekatan
bimbingan belajar yang sesuai dengan kondisi siswa, ternyata mamapu merubah hasil belajar
siswa yang rendah menjadi lebih baik. Karena itu kita dapat memahami bahwa hasil belajar
di samping ditentukan oleh faktor intern, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstern. Faktor-
faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain adalah:
1. Faktor Guru
Dalam proses pembelajaran, kehadiran guru masih menempati posisi penting, meskipun
di tengah pesatnya kemajuan teknologi yang telah merambah dunia pendidikan. Dalam
10. berbagai kajian diungkapkan bahwa secara umum sesungguhnya tugas dan tanggung jawab
guru mencakup aspek yang luas, lebih dari sekedar melaksanakan proses pembelajaran di
kelas. Parkey (1990: 3), mengemukakan bahwa guru tidak hanya sekedar sebagai guru di
depan kelas, akan tetapi juga sebagai bagian dari organisasi yang turut serta menentukan
kemajuan sekolah bahkan di masyarakat.
Dalam ruang lingkup tugasnya, guru dituntut untuk memilki sejumlah keterampilan
terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. Bila disimpulkan dari pendapat maka kita
dapat menemukan beberapa faktor yang menyebabkan semakin tingginya tuntutan terhadap
keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai dan dimilki oleh guru.
Faktor pertama adalah karena cepatnya perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini
terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi. Implikasi bagi guru adalah di mana
guru harus memilki keterampilan-keterampilan yang cukup untuk memilih topic, aktivitas
dan cara kerja dari berbagai kemungkinan yang ada. Guru-guru juga harus mengembangkan
strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong
para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota
kelompok.
Faktor kedua adalah terjadinya perubahan padangan di dalam masyarakat yang memilki
implikasi pada upaya-upaya pengembangan Pendekatan terhadap siswa. Sebagai contoh
banyak guru yang memberikan motivasi seperti mendorong anak-anak bekerja keras di
sekolah agar nanti mereka memperoleh suatu pekerjaan yang baik, tidak lagi menarik bagi
mereka. Dalam konteks ini gagasan tentang keterampilan mengajar yang hanya menekankan
transmisi pengetahuan dapat menjadi suatu gagasan yang miskin dan tidak menarik.
Faktor ketiga adalah perkembangan teknologi baru yang mampu menyajikan berbagai
informasi yang lebih cepat dan menarik. Perkembangan-perkembangan ini menguji
fleksibilitas dan adaptabilitas guru untuk memodifikasi gaya mengajar mereka dalam
mengakomodasi sekurang-kurangnya sebagian dari perkembangan baru tersebut yang
memiliki suatu potensi untuk meningkatkan proses pembelajaran.
2. Lingkungan Sosial (termasuk teman sebaya)
Sebagai makhluk social maka setiap siswa tidak mungkin melepaskan dirinya dari
interaksi lingkungan, terutama sekali teman-teman sebaya disekolah. Dalam kajian sosiologi,
sekolah merupakan sistem sosial dimana diaman setiap orang yang ada didalamnya terikat
oleh norma-norma dan aturan-aturan sekolah yang disepakati sebagai pedoman untuk
mewujudkan ketertiban pada lembaga pendidikan tersebut. Disamping peraturan formal
sekolah, para siswa biasanya juga memiliki norma-norma dan aturan-aturan yang lebih
spesifik sebagai suatu konsensus bersama untuk ditaati oleh anggota kelompok masing-
masing.
Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan
pengaruh negative terhadap siswa. Ilustrasi berupa contoh seoran siswa bernama Rudi yang
diungkapkan pada awal bagian ini merupakan salah satu bantuk lingkungan sosial berupa
teman sebaya yang membawa rudi terpengaruh dengan kebiasaan rekan-rekannya sehingga
mendatangkan dampak negative terhadap proses dan hasil belajar yang ia peroleh. Banyak
11. contoh lain berupa lingkungan sosial yang tidak menguntungkan perkembangan siswa dan
member pengaruh negative terhadap kegiatan belajar siswa. Tidak sedikit siswa yang
sebelumnya rajin pergi ke sekolah, aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah, kemudian
berubah menjadi siswa yang malas, tidak disiplin dan menunjukkan perilaku buruk dalam
belajar.
3. Kurikulum Sekolah
Dalam rangkaian proses pembelajaran disekolah, kurikulum merupakan panduan yang
dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh
aktivitas pembelajaran, mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan materi
pembelajaran, menentukan pendekatan dan strategi/metode, memilih dan menentukan media
pembelajaran, menentukan teknik evaluasi, kesemuanya harus berpedoman pada kurikulum.
Karena kurikulum disusun berdasarkan tuntutan perubahan dan kemajuan masyarakat,
sementara perubahan dan kemajuan adalah sesuatu yang harus terjadi, maka kurikulum juga
harus mengalami perubahan. Oleh sebab itu sesungguhnya perubahan kurikulum adalah suatu
keniscayaan. Sebab bilamana kurikulum tidak mengalami penyesuaian dan perubahan
sementara kehidupan sosial, teknologi dan dimensi-dimensi kehidupan lainnya terus
mengalami perubahan, maka dipastikan kurikulum tidak akan mampu memenuhi tuntutan
perubahan. Hal itu juga berarti bahwa segala sesuatu yang diajarkan disekolah, akan
tertinggal dengan tuntutan perubahan yang terjadi.
Perubahan kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah. Terlebih lagi bilamana
dalam kurun waktu yang belum terlalu lama terjadi beberapa kali perubahan. Masalah-
masalah itu adalah;
(a) tujuan yang akan dicapai mungkin berubah. Bilamana tujuan berubah, berarti pokok
bahasan, kegiatan belajar mengajar, evaluasi juga akan berubah, dan dengan demikian
kegiatan belajar mengajar paling tidak harus disesuaikan,
(b) isi pendidikan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran, buku-buku bacaan, dan sumber-
sumber lainnya akan berubah. Hal ini tentunya akan berakibat perubahan anggaran pada
setiap jenjang dan satuan pendidikan, demikian pula beban orang tua siswa,
(c) kegiatan belajr mengajar berubah; akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode,
teknik, dan pendekatan mengajar yang baru. Bilamana pendekatan belajar berubah, maka
kebiasaan belajar siswa juga perlu dilakukan perubahan atau sekurangnya penyesuaian yang
mungkin memerlukan waktu untuk proses penyesuaian,
(d) evaluasi berubah; akibatnya guru harus mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar
yang baru. Bilamana teknik dan metode evaluasi guru mengalami perubahan, maka siswa
harus mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan tuntutan tersebut (Dimyati dan
Mudjiono, 1994: 242). Hal ini semua akan berdampak terhadap proses pembelajaran dan
hasil belajar siswa.
12. 4. Sarana dan Prasarana
Prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan
baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium,
tersedianya biki-buku pelajaran, media/alat bantu balajar merupakan komponen-komponen
penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa. Dari dimensi
guru ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran akan memberikan kemudahan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Disamping itu juga akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang efektif,
karena guru dapat menggunakan alat-alat bantu pembelajaran dalam memperjelas materi
pelajaran serta kelancaran kegiatan belajar lainnya. Sedangkan dari dimensi siswa,
ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak terhadap terciptanya iklim
pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk
mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong
berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Bandingkan dengan
keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tidak tertata dengan baik, sumber-sumber
belajar sangat terbatas, perpustakaan sekolah tidak dilengkapi dengan berbagai referensi,
buku-buku pelajaran tidak lengkap, media pembelajaran tidak tersedia, kesemuanya ini tentu
akan berdampak terhadap iklim pembelajaran serta motivasi balajar siswa. Oleh karena itu
sarana dan prasarana menjadi bagian penting untuk dicermati dalam upaya mendukung
terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.
13. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa. Artinya apapun bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai dari
merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi, Pendekatan, strategi dan metode
pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk
mencapai keberhasilan siswa. Meskupun guru secara bersungguh-sungguh telah berupaya
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah
belajar tetap akan dijumpai oleh guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus mencermati perubahan-
perubahan yang terjadi pada siswa di kelas. Pemahaman tentang masalah belajar
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya masalah yang
dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan pemhaman itu pula guru dapat
menentukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Masalah belajar itu sendiri memiliki 2 faktor, yaitu factor internal dan factor eksternal.
Pada factor internal proses belajar merupakan hal yang kompleks dan factor ini dari dalam
diri siswa itu sendiri. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk
bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat
mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami dan
dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar, yaitu seperti:
1) Karakteristik Siswa
2) Sikap terhadap Belajar
3) Motivasi Belajar
4) Konsentrasi Belajar
5) Mengolah dan Menggali Hasil Belajar
6) Rasa Percaya Diri
7) Kebiasaan Belajar
Dan pada factor eksternal belajar adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang
memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Jadi hasil
belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor intern, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekstern. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain, yaitu:
1) Faktor Guru
2) Faktor Lingkungan Sosial termasuk Teman Sebaya
3) Faktor Kurikulum Sekolah
4) Faktor Sarana dan Prasarana
14. 3.2 Saran
Dalam masalah-masalah belajar pada siswa guru atau calon guru harus dapat
memahami bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-
masalah belajar. Guru atau calon guru dapat memotivasi belajar siswa dengan menjadi tenaga
pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan
potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan.
Guru atau calon guru mampu merencanakan kagiatan belajar dengan baik, menggunakan
pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat, serta menerapkan pendekatan-pendekatan
bimbingan belajar yang sesuai dengan kondisi siswa,agar guru atau calon guru mampu
merubah hasil belajar siswa yang rendah menjadi lebih baik. Dalam hal ini guru atau calon
guru juga baiknya slalu menjaga hubungan baik dengan anak-anak didiknya, agar guru atau
calon guru semakin mudah untuk mengetahui penyebab-penyebab masalah belajar siswa dan
cara mengatasinya.