Dokumen tersebut membahas perjalanan jiwa setelah kematian, meliputi: 1) Alam Barzakh, yaitu alam pembatas antara dunia dan akhirat dimana jiwa mengalami himpitan di kubur; 2) Hari kebangkitan, penimbangan amal, dan pertanyaan terakhir; 3) Akhirnya masuk surga atau neraka.
Kematian hanyalah perubahan suasana saja, sedangkan ruh manusia setelah berpisah dari jasad akan tetap kekal, adakalanya dalam kungkungan azab dan ada kalanya dalam kenikmatan
Apa yang membedakan sholat seseorang saat masuk masjid, apakah dia sholat tahiyat masjid atau sholat sunnah rowatib? Tentu niatnya. Dimana letak niat? Ikuti ulasannya di modul ini.
Kematian hanyalah perubahan suasana saja, sedangkan ruh manusia setelah berpisah dari jasad akan tetap kekal, adakalanya dalam kungkungan azab dan ada kalanya dalam kenikmatan
Apa yang membedakan sholat seseorang saat masuk masjid, apakah dia sholat tahiyat masjid atau sholat sunnah rowatib? Tentu niatnya. Dimana letak niat? Ikuti ulasannya di modul ini.
Dunia itu fana
Akherat itu abadi
Jangan terlena dengan dunia, sebaiknya carilah Akherat.
Hidup hanya sementara, manfaatkan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan di Akherat.
Akan ada orang-orang yang hanya mengharapkan dunia saja, tetapi sebaiknya berharaplah kebaikan dunia dan kebaikan akherat
Sirah Nabawiyah 66: Masuk Islamnya Bangsa JinAbuNailah
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad ShallaLlahu 'alaihi wa sallam beserta hikmah dan teladan yang bisa dipetik.
[Note: untuk powerpoint, dapat di download di http://pptsirahnabawiyah.wordpress.com/]
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
7. Alam Kubur Menakutkan
Hani’ Radhiyallahu anhu , bekas budak Utsmân bin Affân Radhiyallahu anhu , berkata,
“Kebiasaan Utsman Radhiyallahu anhu jika berhenti di sebuah kuburan, beliau menangis
sampai membasahi janggutnya. Lalu beliau Radhiyallahu anhu ditanya, ‘Disebutkan tentang
surga dan neraka tetapi engkau tidak menangis. Namun engkau menangis dengan sebab ini
(melihat kubur), (Mengapa demikian?)’ Beliau, ‘Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, (yang artinya) ‘Kubur adalah persinggahan pertama dari
(persinggahan-persinggahan) akhirat. Bila seseorang selamat dari (keburukan)nya, maka
setelahnya lebih mudah darinya; bila seseorang tidak selamat dari (keburukan)nya, maka
setelahnya lebih berat darinya.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ‘Aku
tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’”
[HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah]
8. له
َ
دِه
َ
شَو ِءاَم َّالس ل
ابَوْب
َ
أ ل َ
َل ْ
تَحِت
ل
فَو
ل
شْرَع
ْ
ال ل َ
َل َكَّرَ َ
َت ىِ
َّ
اَّل ا
َ
ذ
َ
ه
َجِّر
ل
ف َّم
ل
ث
ً
ةَّم
َ
ض َّم ل
ض
ْ
د
َ
ق
َ
ل ِة
َ
كِئ
َ
الَم
ْ
ال َنِم ا
ً
ف
ْ
ل
َ
أ
َ
ونلعْبَس
ل
ه
ْ
ن
َ
ع
Inilah yang membuat ‘arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh
tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia (Sa’ad bin Muadz) dihimpit dan dijepit (oleh
kubur), akan tetapi kemudian dibebaskan.”
[Misykâtul Mashâbîh 1/49; Silsilah ash-Shahîhah, no. 1695]
Himpitan Alam Kubur
10. Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah
Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa
agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-
laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”. Kedua malaikat itu
bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan
membenarkannya”. Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah
dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke
surga. Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya
sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian
bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah
harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya,
“Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah
amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan
kembali kepada istriku dan hartaku”.
[Shahihul Jami’ : 1672]
Fitnah (Ujian) Kubur
12. Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan
mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah,
hah, aku tidak tahu”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab,
“Hah, hah, aku tidak tahu”. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah
diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”. Lalu penyeru dari langit
berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan
bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang
mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma
busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah
dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah
engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah
amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari
kiamat”.
[Shahîhul Jâmi’ no: 1672]
Fitnah (Ujian) Kubur
15. ً
اةَرلع
ً
اة
َ
فلح ِهللا
َ
َلِإ
َ
نْول َ
ِش
ْ ل
َت ْم
ل
ك
َُّ
نِإ ل
اسَُّانل اَه
ُّل
ي
َ
أ اَي
ً
َلْر
ل
غ
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan menuju Allah Ta’ala dalam
keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.”
(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3349 dan Muslim, no. 2860, dari
sahabat ‘Abdullah ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma).
Kondisi Dihari Kebangkitan
16.
17. َ َ
لَع
َ
نْوُّلرَ ل
ُتَو ا
ً
انَب
ْ
كلرَو
ً
اَلَجِر
َ
نْول َ
ِش
ْ ل
َت ْم
ل
ك
َُّ
نِإ
ْم
ل
كِهْولجلو
“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan
berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas
wajah-wajah kalian.”
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai
hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).
Yaum ul-Mahsyar
18. ٍرِم َ
َع لنْب لم
ْ
ي
َ
للس
َ
ال
َ
ق ، ٍل
ْ
يِم ِار
َ
د
ْ
قِم
َ
ك ْمله
ْ
نِم
َ
نْو
ل
ك
َ
ت َُّ
َّتَح ِ
ق
ْ
لَْ
اْل َنِم ِةَامَيِق
ْ
ال َمْوَي ل
س
ْ
م
َُّ
الش
َ
َن
ْ
د
ل
ت
:
َم
َ
أ ِل
ْ
يِم
ْ
الِب ِ
ِن
ْ
ع
َ
ي اَم يِر
ْ
د
َ
أ اَم ،ِهللاَو
َ
ف
ِ
ضْر
َ
أل
ْ
ا
َ
ة
َ
اف َس
َ
ال
َ
ق ، ل ْ
ْيَع
ْ
ال ِهِب
ل
لَحَت
ْ
ك
ل
ت يِ
َُّ
اَّل
َ
ل
ْ
يِم
ْ
ال
ْ
م
َ
أ
:
ل
كَي ْنَم ْمله
ْ
نِمَو ،ِه
ْ
يَب
ْ
ع
َ
ك
َ
َلِإ
ل
نْو
ل
كَي ْنَم ْمله
ْ
نِم
َ
ف ِقَرَع
ْ
ال ِ
ِف ْمِهِلاَم
ْ
ع
َ
أ ِر
ْ
د
َ
ق
َ َ
لَع ل
اسَُّانل
ل
نْو
ل
كَي
َ
ف
ل
نْو
َ
َلِإ
ل
لْولسَر َار
َ
ش
َ
أَو ،اًامَْ
ْلِإ
ل
قَرَع
ْ
ال
ل
هلمِج
ْ
للي ْنَم ْمله
ْ
نِمَو ،ِهْيَو
ْ
قَح
َ
َلِإ
ل
نْو
ل
كَي ْنَم ْمله
ْ
نِمَو ،ِه
ْ
ي
َ
تَب
ْ
كلر
ِهللا
َ
َلِإ ِهِدَيِب َم
َُّ
لَسَو ِه
ْ
ي
َ
لَع لاهلل
َُّ
َّل َ
ص
ِه
ْ
يِف
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim
bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran
jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni
dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua
lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam
keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut
beliau.”
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)
Yaum ul-Mahsyar
20. اهلل عدل من فيبلغ يشء ُك و الطي و ادلواب و ابلهائم القيامة يوم لكهم اْللق حيِش
يأخذ أن
يقول ثم القرناء من للجماء
:
الَكفر يقول ذلك فعند ترابا؛ كوين
:
ل
نت
ل
ك ِ
ِن
َ
تْ َ
َل اَي
ل
ت
اًابَر
Semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat, binatang, hewan liar, burung-burung,
dan segala sesuatu, sehingga ditegakkan keadilan Allah, untuk memindahkan tanduk dari
hewan hewan bertanduk ke yang tidak bertanduk (lalu dilakukan qishas). Kemudian Allah
berfirman, “Kalian semua, jadilah tanah.” Di saat itulah orang kafir mengatakan, “Andai aku
jadi tanah.”
(HR. Hakim 3231 dan dishahihkan ad-Dzahabi).
Menyaksikan binatang di Qishash
21.
22. وا
ل
ن
َ
َك اَمِب ْمله
ل
للجْر
َ
أ لدَه
ْ
ش
َ
تَو ْمِيهِدْي
َ
أ ا
َ
نلم
ُّ
ِل
َ
ك
ل
تَو ْمِهِهاَو
ْ
ف
َ
أ
َ َ
لَع لمِت
ْ َ
َن َمْوَ ْ
اَل
َ
ونلب ِس
ْ
كَي
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
(QS. Yasin: 65)
Yaum ul-Hisab
23. َ
ِ
ب
َ
نْولبَاس
َ ل
َم ِهْي
َ
لَع ِ
ضْرَالع ىَ َ
دلَو
َ
نْولرْو
ل
ش
ْ َ
َم ْمِهُّ
ِبَر
َ
َلِإ ِةَامَيِقال َمْوَيَو
َ
نْولرْو
ل
ش
ْ
نَم
َ
َّلِابل َد
ْ
عَبَو
ْيِازَاملو ِةَ ْ
ْض
ِ
فلح ل
ص ِ
ْ
ِش
َ
نَو ِ
ن
ْ
ل
َ
خ َ ْ
ْيَب َمِاكَاحل ِهللا ل ْ
ي
َ
غ
َ
ن
َ
َك ْو
َ
ل ٍة
َ
نَس
َ
ف
ْ
ل
َ
أ َ ْ
ْي ِس
ْ َ
َخ لهلار
َ
د
ْ
قِم
َ
ن
َ
َك ٍمْوَي ِ
ِف لهْو لس
َ
نَو َنْيِاوَوَُّادل
ِهِق
ِ
ِلَي لاهلل
ل
ه
َُّ
نِك
َ
ل
َم
ْ
كلاحل
ِ
ِف ٌ
قْيِر
َ
فَو ِة
َُّ
نَاْل ِ
ِف ٌ
قْيِر
َ
ف
َ
نْو
ل
دْولع
َ
ي ٍذِئَمْوَي اَي
ْ
نُّلادل ِ
ِف ِة
َ
لِئا
َ
الق ِار
َ
د
ْ
قِمِب ِ ِ
َل
ْ
دَعِب ْمله
َ
ن
ْ
يَب
ِ
ْ
يِع َُّالس
“Setelah hancur, manusia dibangkitkan. Dan pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di hadapan
Rabb-Nya. Di masa penampakan amal manusia dihisab. Dengan dihadirkannya timbangan-
timbangan dan ditebarkannya lembaran-lembaran (catatan amal). Allah menghitung dengan teliti,
sedangkan manusia melupakannya. Hal itu terjadi pada hari yang kadarnya di dunia adalah 50 ribu
tahun. Kalaulah seandainya bukan Allah sebagai hakimnya niscaya tidak akan bisa, akan tetapi
Allahlah yang menetapkan hukum di antara mereka secara adil. Sehingga lama waktunya (bagi
orang beriman) adalah sekadar masa istirahat siang di dunia, dan Allah Yang Paling Cepat
Perhitungan Hisabnya. Sebagaimana Allah memulai menciptakan mereka, ada yang sengsara atau
bahagia, pada hari itu mereka dikembalikan. Sebagian masuk surga, sebagian masuk neraka.”
[Imam Al-Muzani]
Yaum ul-Hisab
24.
25. اًئ
ْ
ي
َ
ش ٌ
س
ْ
ف
َ
ن لم
َ
ل
ْ
ظ
ل
ت
َ
ال
َ
ف ِةَامَيِق
ْ
ال ِمْوَ ِ
َل َ
ط ْسِق
ْ
ال َينِازَوَم
ْ
ال لع
َ
ض
َ
نَو
ۖ
َ
ق
ْ
ثِم
َ
ن
َ
َك
ْ
نِإَو
ْنِم ٍةَُّبَح
َ
ال
اَهِب ا
َ
ن
ْ
ي
َ
ت
َ
أ ٍل
َ
دْر
َ
خ
ۖ
ا
َ
نِب ٰ َ
َف
َ
كَو
َْيِبِاسَح
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya’: 47)
Yaum ul-Mizan
26.
27. pada suatu malam di bulan Suci Ramadan, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa salaam berkumpul
dengan para sahabat. Lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya. “Apa yang membuatmu
tersenyum wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika
di mana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul
bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Ada salah seorang nabi yang
dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga,
dia adalah Sam’un.”
- Muqasyafatul Qulub, Imam Al-Ghazali
Dikumpulkan bersama Nabi
37. Syafa’at Teman Shaleh
Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh
kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada
di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah
berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar
oleh api neraka.
Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai
betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan
dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan
kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…”
(HR. Muslim no. 183).
40. Berjihad, Berilmu, Bersedekah, tapi masuk
neraka...
Abu Hurairah ra, sebagaimana diriwayatkan Muslim dan Ahmad, berkata
bahwa Nabi Saw bersabda: sesungguhnya orang pertama yang akan
diputuskan pada hari kiamat kelak adalah seorang yang mati syahid. Maka,
dihadapkan kepada Allah dan diingatkan kepadanya akan nikmat-nikmat yang
telah diberikan kepadanya, dan hal itu diakuinya. Kemudian ditanya oleh Allah,
''Lalu, apakah amalanmu dalam nikmat itu?''
Jawabnya, ''Aku telah berperang untuk-Mu hingga mati syahid.'' Maka Allah
berfirman: ''Dusta kamu, tetapi kamu berperang untuk dikenal sebagai
pahlawan yang gagah berani.'' Lalu ia diseret oleh malaikat dan diperintahkan
untuk dilempar ke dalam neraka.
41. Berjihad, Berilmu, Bersedekah, tapi masuk
neraka...
Yang kedua dihadapkan kepada Allah adalah orang yang belajar ilmu agama
dan mengajarkannya, serta pandai membaca Alquran. Maka diberitakan
tentang nikmat-nikmat yang telah ia peroleh dan ia mengakuinya. Lalu ia
ditanya: ''Lalu, apakah amalanmu di dalamnya?''
Jawab orang itu: ''Aku telah belajar ilmu untuk-Mu dan mengajarkannya, serta
membaca Alquran untuk-Mu.'' Allah berfirman: ''Dusta engkau, tetapi engkau
belajar ilmu agar mendapat gelar alim, membaca Alquran agar mendapat gelar
qari, dan engkau sudah menikmatinya di dunia.'' Kemudian diperintahkan
kepada malaikat untuk mencampakkannya ke dalam neraka.
42. Berjihad, Berilmu, Bersedekah, tapi masuk
neraka...
Orang yang ketiga dihadapkan kepada Allah adalah yang diluaskan rezekinya
dan diberi oleh Allah berbagai kekayaan. Maka diberitakan kepadanya tentang
nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya, dan ia mengakuinya. Lalu ia
ditanya: ''Lantas, apakah amalanmu di dalamnya?'' Jawab orang itu: ''Tiada
suatu jalan pun yang Engkau perintahkan mendermakan harta di dalamnya,
melainkan telah saya dermakan harta di dalamnya untuk-Mu.''
Jawab Allah: ''Dusta engkau, tetapi engkau mendermakan harta itu agar
disebut dermawan, dan telah dikenal sedemikian di dunia.'' Maka Allah
kemudian memerintahkan malaikatnya untuk melemparkan orang itu ke dalam
neraka.”