SlideShare a Scribd company logo
PERILAKU KEWIRAUSAHAAN BERBASIS KECERDASAN SPIRITUAL,
          EMOSIONAL, INTELEQTUAL DAN ADVERSITY



   PERILAKU KEWIRAUSAHAAN BERBASIS KECERDASAN SPIRITUAL, EMOSIONAL,
                       INTELEKTUAL, ADVERSITY

TUJUAN PEMBELAJARAN

   Setelah mempelajari Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Spiritual, Emosional,Intelektual
dan Adversity ini diharapkan bisa memiliki pemahaman bagaimana menjadi seorang wirausaha yang
sukses dengan mempunyai kecerdasan-kecerdasan tersebut.

POKOK BAHASAN

Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Spiritual

       Spiritual Quotient atau SQ diyakini merupakan tingkatan tertinggi dari kecerdasan,yang
digunakan untuk menghasilkan arti (meaning) dan nilai (value). Dua jenis kecerdasan yang
disebutkan pertama,yaitu IQ dan EQ, merupakan bagian yang terintegrasi dari SQ.

       Mengacu pada teori motivasi yang dikemukakan Maslow, kecerdasan spiritual terkait
dengan aktualisasi diri atau pemenuhan tujuan hidup,yang merupakan tingkatan motivasi yang
tertinggi. Kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan adanya pertumbuhan dan
transformasi pada diri seseorang, tercapainya kehidupan yang berimbang antara karier/pekerjaan
dan pribadi/keluarga, serta adanya perasaan suka cita serta puas yang diwujudkan dalam bentuk
menghasilkan kontribusi yang positif dan berbagi kebahagiaan kepada lingkungan.

       SQ walaupun mengandung kata spiritual tidak selalu terkait dengan kepercayaan atau
agama. SQ lebih kepada kebutuhan dan kemampuan manusia untuk menemukan arti dan
menghasilkan nilai melalui pengalaman yang mereka hadapi. Akan tetapi, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan atau menjalankan agama,umumnya
memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki kepercayaan atau tidak menjalankan agama.

       Seperti misalnya penelitian yang dilakukan Harold G Koenig dan kawan-kawan yang
telah dipublikasikan Oxford University Press dalam bentuk buku berjudul Handbook of Religion
and Health. Penelitian yang mereka lakukan menemukan bahwa di setiap tingkatan pendidikan
dan usia, orang yang pergi ke rumah ibadah, berdoa dan membaca kitab suci secara rutin,
ternyata hidup lebih lama sekitar tujuh hingga 14 tahun dan memiliki kesehatan fisik yang lebih
baik dibandingkan dengan orang yang tidak menjalankan ritual keagamaan.

       Seperti apakah peran SQ di tempat kerja? Karyawan dengan SQ yang tinggi biasanya
akan lebih cepat mengalami pemulihan dari suatu penyakit, baik secara fisik maupun mental. Ia
lebih mudah bangkit dari suatu kejatuhan atau penderitaan, lebih tahan menghadapi stres, lebih
mudah melihat peluang karena memiliki sikap mental positif,serta lebih ceria, bahagia dan
merasa puas dalam menjalani kehidupan.

       Berbeda dengan karyawan yang memiliki SQ rendah. Pada orang dengan SQ
rendah,keberhasilan dalam hal karier, pekerjaan, penghasilan, status dan masih banyak lagi hal-
hal yang bersifat materi ternyata tidak selalu mampu membuatnya bahagia. Persaingan dan
perbedaan kepentingan yang berlangsung begitu ketat sering kali membuat manusia kehilangan
arah dan identitas.

       Perubahan teknologi yang pesat menghasilkan tekanan yang begitu besar, yang terkadang
membutakan manusia dengan kecerdasan spiritual rendah dalam menjalani visi dan misi
hidupnya, membuat ia lupa melakukan refleksi diri dan lupa menjalankan perannya sebagai
bagian dari komunitas.Kesibukan kerja dan keberhasilan yang dicapai tidak diamalkannya untuk
penciptaan arti dan nilai bagi lingkungan.

       Bagaimana membentuk kecerdasan spiritual yang tinggi di tempat kerja? Manusia
memiliki pikiran dan roh, ingin mencari arti dan tujuan, berhubungan dengan orang lain dan
menjadi bagian dari komunitas. Oleh karenanya,organisasi perlu membentuk budaya spiritualitas
di lingkungan kerja.

Organisasi yang bersifat spiritual membantu karyawannya untuk mengembangkan dan mencapai
potensi penuh dari dirinya (aktualisasi diri). Robbins & Judge dalam bukunya yang berjudul
Organizational Behavior menyebutkan budaya spiritualitas yang perlu dibentuk adalah:

● Strong sense of purpose.Meskipun pencapaian keuntungan itu penting, tetapi hal itu tidak
menjadi nilai utama dari suatu organisasi dengan budaya spiritual.Karyawan membutuhkan
adanya tujuan perusahaan yang lebih bernilai, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk visi dan
misi                                         organisasi.
● Trust and respect.Organisasi dengan budaya spiritual senantiasa memastikan terciptanya
kondisi saling percaya, adanya keterbukaan dan kejujuran. Salah satunya dalam bentuk manajer
dan    karyawan       tidak      takut    untuk   melakukan     dan    mengakui    kesalahan.
● Humanistic work practices. Jam kerja yang fleksibel,penghargaan berdasarkan kerja
tim,mempersempit perbedaan status dan imbal jasa, adanya jaminan terhadap hak-hak individu
pekerja, kemampuan karyawan, dan keamanan kerja merupakan bentuk-bentuk praktik
manajemen          sumber          daya      manusia     yang         bersifat    spiritual.
● Toleration of employee expression. Organisasi dengan budaya spiritual memiliki toleransi yang
tinggi terhadap bentuk-bentuk ekspresi emosi karyawan. Humor, spontanitas, keceriaan di tempat
kerja tidak dibatasi. Saat ini sudah cukup banyak perusahaan yang menerapkan budaya
spiritualitas di tempat kerja.

        Bahkan,ada perusahaan yang mendorong dan mengizinkan setiap karyawan untuk
menyediakan satu persen dari waktu kerjanya untuk melakukan pekerjaan sukarela bagi
pengembangan komunitas, seperti: membagikan makanan kepada para tunawisma, kerja bakti
membersihkan taman umum,mendirikan perpustakaan atau rumah baca untuk anak-anak
jalanan,dan memberi bantuan bagi korban bencana alam.

        Southwest Airlines adalah contoh sukses sebuah organisasi spiritual.Pembentukan budaya
spiritual di Southwest Airlines telah membuat perusahaan itu menjadi salah satu perusahaan
penerbangan dengan turn over terendah, secara konsisten memiliki biaya tenaga kerja terendah
per jarak penerbangan, secara tetap mencatat waktu tiba yang lebih cepat dan tingkat komplain
yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya, dan terbukti merupakan perusahaan penerbangan
yang paling konsisten dalam hal keuntungan di industri penerbangan Amerika Serikat.

        Dengan terbentuknya budaya spiritualitas di tempat kerja, diharapkan akan terbentuk
karyawan yang happy, tahu dan mampu memenuhi tujuan hidup. Karyawan yang demikian
umumnya memiliki hidup yang seimbang antara kerja dan pribadi,antara tugas dan pelayanan.

        Pada umumnya,mereka juga memiliki kinerja yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang
dilakukan sebuah perusahaan konsultan besar, penerapan lingkungan kerja yang spiritual
meningkatkan produktivitas dan menurunkan turn over.
Studi lainnya menunjukkan, karyawan yang kecerdasan spiritualnya tinggi dan didukung
lingkungan kerja yang juga spiritual, secara positif menjadi lebih kreatif, memiliki kepuasan kerja yang
tinggi, mampu bekerja dengan baik secara tim, dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi.

        Seorang wirausaha dengan tingkat kecelakaan spiritual (SQ) yang tinggi adalah pemimpin yang
tidak sekedar beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Seorang pelaksana
profesi yang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar
dan Maha Mengetahui apa-apa yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia.

        Seorang pelaksana profesi dapat membohongi pelaksana-pelaksana profesi yang lain yang ada di
lembaga kerjanya ataupun di luar lembaga kerjanya, tetapi tidak dapat membohongi Tuhannya.

        Selain dari pada itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi yang beriman adalah seorang yang
percaya adanya malaikat, yang mencatat segala perbuatan yang baik maupun yang tercela dan tidak dapat
diajak kolusi. SDM sebagai pelaksana profesi tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang
benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang melanggar hukum dan
mana yang sesuai dengan hukum.

        SDM sebagai pelaksana profesi harus selalu memegang amanah, konsisten (istiqomah) dan tugas
yang diembannya adalah ibadah terhadap Tuhan, oleh karena itu semua sikap, ucapan dan tindakannya
selalu mengacu pada nilai-nilai moral dan etika agama, selalu memohon taufiq dan hidayah Allah SWT
dalam melaksanakan amanah yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin tipe ini dalam menjalankan
tugasnya selalu berpijak kepada amar am’ruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah
kejahatan).

        Sebagaimana suatu ungkapan seorang pakar, “NO RELIGION WITHOUT MORAL, NO
MORAL WITHOUT LAW”. Oleh karena itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi haruslah yang
beragama dalam arti beriman dan bertaqwa, bermoral dalam arti dia ta’at pada hukum. Dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari SDM yang beragama itu belum tentu beriman dan bertaqwa, sehingga dia
sesungguhnya tidak bermoral dan melanggar hukum. Sebagai contoh misalnya, SDM yang bersangkutan
menjalankan sholat 5 waktu tetapi masih berbuat korupsi juga; atau ia berpuasa tetapi masih melakukan
KKN juga dan lain sebagainya. Seyogyanya orang yang mendirikan sholat itu dan menjalankan puasa itu
tidak akan melakukan haib yang melanggar hukum. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya :
“Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah kamu dari perbuatan keji dan munkar” (QS. Al An Kabut, 29 :
45). Sesungguhnya puasa itu tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi puasa itu dapat
mencegah kamu dari perbuatan keji dan munkar (H.R. Al Hakim).
Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Emosional

         Saat ini, di seluruh dunia, mayoritas lapangan kerja diisi oleh ’orang-orang pintar’ yang
produktivitasnya ditandai dengan bertambahnya nilai dalam informasi. Peter Drucker, seorang
pakar bisnis, mengatakan bahwa kemahiran pekerja-pekerja semacam itu betul-betul terfokus,
dan produktivitas kerjanya tergantung pada upaya mereka yang dikoordinasikan sebagai bagian
dari tim organisasi. Kerja tim adalah unit kerja yang utuh, bukan kerja individu-individu. Dalam
kerja tim, yang paling berperan bukanlah IQ akademis masing-masing anggota tim, tetapi yang
lebih penting adalah ’IQ emosionalnya’. Pekerja yang lebih ’bersinar’ dibanding rata-rata yang
lain adalah pekerja yang memiliki ’IQ emosional’ yang lebih bagus. Semakin banyak pekerja
dalam tim itu yang memiliki IQ emosional tinggi, semakin besar kemungkinan tercapainya
keberhasilan kerja tim tersebut.

         Selain itu, sesungguhnya masing-masing kita sebagai karyawan atau pekerja pada
akhirnya harus bertanggungjawab dan menjadi chief executive officer (CEO) hidup dan
pekerjaan kita sendiri. Sebagai pemimpin, kita dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas
dan keahlian menganilisis dalam bidang keuangan, statistik, alokasi sumberdaya, teknologi,
sistem informasi, pemasaran, pengembangan produk, manufakturing, dan sebagainya. Kita juga
dituntut untuk piawai dalam menulis, berbicara, mendengarkan, bernegosiasi, berstrategi, dan
mempengaruhi orang lain. Dalam kapasitas pribadi, kita juga dituntut untuk mampu
menunjukkan hampir semua atribut kepemimpinan seperti jujur, percaya diri, ulet, memiliki
komitment tinggi, peka, penuh empati, memiliki rasa humor yang memadai, berani, tapi
sekaligus rendah hati. Kita juga diharapkan bisa menjadi mentor, pembimbing, pelindung,
sekaligus juga sahabat. Kesemuanya itu tidak hanya dapat dipenuhi melalui kecerdasan
inteketual yang tinggi, tetapi perlu sekali memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Bukti
neurologis terakhir menunjukkan bahwa emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan bagi
otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi (Damasio, 1994, dikutip Cooper & Sawaf,
2000).

Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional

         Ada satu model pengembangan kecerdasan emosional yang dikembangkan oleh Cooper
& Sawaf (2000) yang diberi nama Model Empat Batu Penjuru yang dapat digunakan untuk
memindahkan kecerdasan emosional dari dunia analisis psikologis dan teori-teori filosofis ke
dalam dunia nyata dan praktis.

         Batu Penjuru Pertama, adalah kesadaran emosi (emotional literacy) yang bertujuan untuk
membangun tempat kedudukan bagi kepiawaian dan rasa percaya diri melalui kejujuran emosi,
enerji emosi, intuisi, rasa tanggungjawab, dan koneksi.

         Batu Penjuru Kedua, adalah kebugaran emosi (emotional fitness) yang bertujuan
mempertegas kesejatian, sifat dapat dipercaya, keuletan, memperluas lingkaran kepercayaan,
meningkatkan kemampuan mendengarkan, mengelola konflik, dan mengelola kekecewaan
dengan cara paling konstruktif.

         Batu Penjuru Ketiga, adalah kedalaman emosi (emotional depth) yang bertujuan untuk
mengeksplorasi cara-cara menyelaraskan hidup dan kerja anda dengan potensi serta bakat unik
anda, dan mendukung dengan ketulusan, kesetiaan pada janji dan tanggungjawab, yang pada
akhirnya akan memperbesar pengaruh anda tanpa mengobral kewenangan.

         Batu Penjuru Keempat, adalah alkimia emosi (emotional alchemy) tempat anda
memperdalam naluri dan kemampuan kreatif untuk mengalir bersama masalah-masalah dan
tekanan-tekanan, dan bersaing demi masa depan dengan membangun keterampilan untuk lebih
peka terhadap kemungkinan-kemungkinan solusi yang masih tersembunyi dan peluang yang
masih terbuka.

         Emotional Quotient atau EQ yang diperkenalkan oleh Daniel Goleman di sekitar
pertengahan tahun 1990-an menjelaskan kemampuan seseorang untuk mendeteksi dan mengelola
emosi.

         Menurut Goleman, ada empat level kecerdasan emosi. Level pertama adalah self
awareness atau kesadaran diri. Pada tahap ini, seorang karyawan dapat mengenal dan memahami
emosi, kekuatan dan kelemahan, nilai-nilai serta motivasi dirinya.Pada level kedua, yaitu self
management atau kelola diri,karyawan tidak hanya mampu mengenal dan memahami emosinya,
juga mampu mengelola, mengendalikan dan mengarahkannya.

         Karyawan yang memiliki kemampuan kelola diri yang baik secara rutin melakukan
evaluasi diri setelah menghadapi keberhasilan maupun kesuksesan dan mampu mempertahankan
motivasi dan perilaku kerjanya untuk menghasilkan kinerja yang baik.

         Pada level ketiga yang disebut social awareness atau kesadaran sosial, karyawan sudah
mampu berempati, yaitu peka terhadap perasaan, pemikiran, dan situasi yang dihadapi orang
lain. Kecerdasan emosi memampukan kita untuk menyadari dan memahami perasaan sendiri dan
orang lain, memampukan kita menilai suatu situasi dan bertindak sesuai dengan situasi yang
dihadapi.

       Dan pada level yang tertinggi yaitu relationship management atau kelola hubungan,
seorang karyawan mampu mengendalikan dan mengarahkan emosi orang lain. Karyawan
tersebut mampu menginspirasi orang lain,memengaruhi perasaan dan keyakinan orang lain,
mengembangkan kapabilitas orang lain, mengatasi konflik, membina hubungan, dan membentuk
kerja sama yang menguntungkan semua pihak.

7 Kiat meningkatkan kecerdasan emosi di tempat kerja

       Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri,
bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan,
kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
mampu mengendalikan stres.

       Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati,
ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan
motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan
emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan,
kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim,
membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.

       Nah, agar kecerdasan emosional Anda terjaga dengan baik, berikut 7 ketrampilan yang
harus Anda perhatikan dan tak ada salahnya Anda coba:

* Mengenali emosi diri

       Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang
sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus
dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari
emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.

* Melepaskan emosi negatif

       Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi
negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun
memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru
merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi,
selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi
terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran
bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif
dari emosi negatif yang muncul.

* Mengelola emosi diri sendiri

       Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi
adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya
perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan
kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.
Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai
emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda.

       Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita
pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita
mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk
pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang
mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.

* Memotivasi diri sendiri

       Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri,
dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional--menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati--adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.

       Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam
segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan
efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

* Mengenali emosi orang lain

       Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan
orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu
sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia
secara efektif.

* Mengelola emosi orang lain

        Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar
pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina
hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian
besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.

        Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita
dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang
kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi
sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam
organisasi untuk mengelola emosi orang lain.

* Memotivasi orang lain

        Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan
mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan,
yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai
tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang
tangguh dan handal.

        Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan.
Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola emosi
diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat
memotivasi orang lain.

        Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan
profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. Alasan utamanya adalah
masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat di luar inti
batin seseorang juga batas-batas keluarga.

        Langkah-langkah untuk mencapai perilaku kewirausahaan berbasis kecerdasan emosional:
1. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar
dalam bagaimana kita mengendalikan emosi. Ini terjadi ketika merasakan gembira yang sangat karena
intensitas dan rentang emosi, dimana kita overt control terhadap impuls untuk merasakannya. Ini dapat
mencegah masyarakat untuk tidak lagi saling berbagi dan menghormati perasaan orang lain.

2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan
yang serupa. Menerima perbedaan merupakan masalah di masyarakat yang mengharapkan setiap orang
dapat bertindak seperti itu.

3. Mengekang emosi adalah tindakan tidak sehat dan dapat mengarahkan kita kedalam cara-cara yang
negative. Yang paling baik adalah menyalurkan emosi secara wajar dan bertahap.

4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah ketika menghadapi suatu masalah yang kita tidak mungkin
dapat mengontrolnya. Ini bermanfaat untuk memahami perbedaan antara pengaruh dan control. Ada
beberapa hal kita dapat mempengaruhi masyarakat dan beberapa situasi, tetapi dapat juga terjadi
kemungkinan bahwa masyarakat yang ingin mengendalikan segalanya.

5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri dan tahu kapan kita perlu mengubah strategi.

6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada mereka.

7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki bagi pertumbuhan pribadi.

8. Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian dan berbagi bersama

Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Intelektual

        Intellectual Quotient atau IQ menggambarkan kapasitas seseorang untuk melakukan
kegiatan mental seperti berpikir, mencari penjelasan, dan memecahkan masalah secara logis.
Berdasarkan hasil tes IQ, dapat ditentukan kemampuan seorang karyawan yang terkait dengan
angka, kata-kata, visualisasi, daya ingat, penjelasan deduktif-induktif, dan kecepatan
memersepsikan sesuatu.

        Dengan mengetahui dalam hal apa seorang karyawan memiliki kecerdasan intelektual yang
tinggi,maka perusahaan dapat menempatkan karyawan tersebut pada posisi atau pekerjaan yang sesuai.

        Dengan memiliki IQ yang baik dan terstandar maka masing-masing individu memiliki
kemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya sebagai pelaksana / pelaku profesi.
Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu bersifat tunggal, yaitu dalam satuan IQ
(intelligence quotient) seperti selama ini kita kenal. Dampak negative atas persepsi ini adalah individu
yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya”, yakni matematik dan verbal (kata-kata), seakan tidak
dihargai di hadapan masyarakat luas. Kini tradisi yang telah berlangsung hampir seabad tersebut, telah
dibongkar dan terkuaklah bahwa kecerdasan manusia itu banyak rumpunnya

        Seorang wirausaha yang memiliki kecerdasan intelektual, memiliki kemampuan-
kemampuan sebagai berikut:

Kemampuan untuk memahami hal-hal ynag dinyatakan secara verbal atau menggunakan bahasa.

Kelancaran dan kefasihan menyatakan buah pikiran dengan menggunakan kata-kata.

Kemampuan untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah matematis yaitu masalah
  yang menyangkut dan menggunakan angka-angka atau bilangan.

Kemampuan untuk mengingat.

Kemampuan untuk mengamati dan memberikan penafsiran atas hasil pengamatan

Kemampuan berfikir logis.

       Dengan demikian, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang
memiliki kecerdasan intelektual memiliki kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir
secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi atau IQ tidak dapat diamati secara langsung,
melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari
proses berfikir rasional.

Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Adversity

        Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan faktor yang
dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda
terwujud di dunia,” tulis Stoltz. Pendek kata, orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu
mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah.

        Untuk memberikan gambaran, Stoltz meminjam terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini,
Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian : quitter (yang menyerah), camper (berkemah di
tengah perjalanan), dan climber (pendaki yang mencapai puncak). Para quitter adalah para pekerja yang
sekadar untuk bertahan hidup. Para camper labih baik, karena biasanya mereka berani melakukan
pekerjaan yang beresiko, tetapi tetap mengambil resiko yang terukur dan aman.
Adversity Qountient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan
menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup, resiko, akan menuntaskan
pekerjaannya. Dalam konteks ini, para climber dianggap memiliki AQ tinggi. Dengan kata lain, AQ
membedakan antara para climber, camper dan quitter. Para climber inilah yang berhasil menggerakkan
perekonomian.

Paul G. Stoltz, merinci AQ berdasarkan penelitiannya :

a. AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti) Tingkatan AQ paling rendah yakni orang yang
langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup. Orang yang tidak berikhtiar dan hanya berkeluh
kesah menghadapi penderitaan kemiskinan dan lain-lain.

b. AQ Tingkat “Campers” (Orang yang Berkemah) Campers adalah AQ tingkat bawah. Awalnya giat
mendaki / berusaha menghadapi kesulitan hidup, ditengah perjalanan mudah merasa cukup dan
mengakhiri pendakian atau usahanya. Contoh : orang yang sudah merasa cukup dengan menjadi sarjana,
merasa sukses bila memiliki jabatan dan materi.

c. AQ Tingkat “Climbers” (Orang yang Mendaki) Climbers adalah pendaki sejati. Orang yang seumur
hidup mendaki mencari hakikat kehidupan menuju kemuliaan manusia dunia dan akhirat.

Rentang AQ meliputi tiga (3) golongan :

1. AQ rendah (0-50)

2. AQ sedang (95-134)

3. AQ tinggi (166-200)

        Kabar baik kita semua adalah bawah AQ ternyata bukan sekadar anugerah yang bersifat given.
AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu, setiap orang bisa diberi pelatihan untuk
meningkatkan level AQ-nya. Di banyak perusahaan yang dilatihnya, Stoltz berhasil melihat peningkatan
kinerja – dalam berbagai ukuran para karyawannya.

        Di sebuah perusahaan farmasi multinasional, Stoltz mendapatkan fakta bahwa peningkatan AQ
para karyawan, membuat perusahaan lebih mudah melakukan perubahan strategis. Padahal kita semua
mafhum, banyak perubahan strategis yang mahal biayanya karena resistensi para karyawannya.

        Dunia kerja adalah dunia yang penuh dengan tantangan dan rintangan, karenanya sanggupkah
kita menjalaninya ? sebagai pelaksana profesi yang ingin menjadi seorang yang profesional hendalah
menetapkan dihati bahwa “Saya adalah pendaki sejati, yang akan mengarungi semua tantangan dan
rintangan yang ada”.

          Namun satu hal yang perlu kita yakini bersama bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tidak
ada jalan yang lurus mulus. Setiap individu mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam dirinya.
Hambatan dan peluang akan ditemui dalam mencapai cita-cita masa depan. Analisis SWOT merupakan
suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier.

“S” Strenght (Kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung cita-cita /
karier.

“W” Weakness (Kelemahan), adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri sendiri dan kurang
mendukung cita-cita/ karier.

“O” Opportunity, (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan cita-cita/karier.

“T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan rencana cita-cita/karier yang
berasal dari diri sendiri atau lingkungan.

          Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan Zero Mind Proces; melepas belenggu mental, maka
emosi terkendali, akal/logika berpikir terjadi ketenangan batin, berserah diri kepada Tuhan. Maka potensi
energi dan nilai spiritual muncul dan bangkit, tercipta dalam bentuk aplikasi nyata

KESIMPULAN

          Kecerdasan wirausaha adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola diri serta
berbagai peluang maupun sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah
maksimal bagi dirinya secara berkelanjutan dengan melakukan perubahan kebiasaan atau transformasi
yang telah melembaga pada diri seseorang. Dengan demikian kecerdasan wirausaha adalah
mengembangkan jiwa kewirausahaan.

          Kecerdasan wirausaha bukan sekedar ketrampilan membangun bisnis semata,tetapi lebih dari itu
adalah sebuah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk
senantiasa memberikan nilai tambah dari setiap sumber daya yang dimiliki.

          Seseorang dapat menjadi usahawan yang sukses dan mencapai kemapanan finansial untuk meraih
semua diimpikan. Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan anugrah yang luar biasa kepada
manusia, yaitu: kesadaran diri, imajinasi, hati kecil (conscience), dan kehendak bebas untuk menyadari
keberadaan dan misi hidup kita, serta mengambil keputusan untuk menjadi (to be) apapun yang kita
impikan.

        Jika sesorang memilih untuk menjadi usahawan yang sukses, hal pertama yang perlu dimiliki
adalah keyakinan dan keberanian untuk memulai langkah pertama dimana kita, keluar dari zona
kenyamanan dan mulai mengubah diri (tranformasi) melalui serangkaian kebiasaan-kebiasaan baru
menjadi seorang usahawan. Karena kita tidak bisa mengharapkan hasil yang berbeda dengan melakukan
hal-hal yang sama berulang-ulang.

        Dengan memiliki IQ yang baik dan terstandar maka masing-masing individu memiliki
kemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya sebagai pelaksana / pelaku profesi.

        Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu bersifat tunggal, yaitu dalam satuan IQ
(intelligence quotient) seperti selama ini kita kenal. Dampak negative atas persepsi ini adalah individu
yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya”, yakni matematik dan verbal (kata-kata), seakan tidak
dihargai di hadapan masyarakat luas. Kini tradisi yang telah berlangsung hampir seabad tersebut, telah
dibongkar dan terkuaklah bahwa kecerdasan manusia itu banyak rumpunnya

        Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence – 1996) : orang yang mempunyai IQ tinggi tapi
EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar disbanding dengan orang yang IQ-nya rata-
rata tetapi EQ-nya tinggi, artinya bahwa penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat
pending, dimana menurut Goleman dalam dunia kerja, yang berperan dalam kesuksesan karir seseorang
adalah 85% EQ dan 15% IQ. Jadi, peran EQ sangat signifikan.

        Kita perlu mengembangkan IQ – menyangkut pengetahuan dan keterampilan, namun kita juga
harus dapat menampilkan EQ yang sebaik-baiknya karena EQ harus dilatih.

        Untuk meningkatkan kemampuan IQ dan EQ agar supaya dapat memanfaatkan hati nurani kita
yang terdalam maka kita juga harus membina SQ yang merupakan cerminan hubungan kita dengan Sang
Pencipta / Allah SWT, melalui SQ kita dilatih menggunakan ketulusan hati kita sehingga mempertajam
apa yang dapat kita tampilkan. Jadi perpaduan antara IQ, EQ dan SQ inilah yang akan membina jiwa kita
secara utuh, sehingga kita dapat meniti karir dengan baik, dimana akan lebih baik lagi jika ditambahkan
AQ (Adversity Quotient) yang mengajarkan kepada kita bagaimana dapat menjadikan tantangan bahkan
ancaman menjadi peluang. Jadi yang ideal memang saudara harus mampu memadukan IQ, EQ, SQ dan
AQ dengan seimbang sehingga Insya Allah saudara akan menjadi orang yang sukses dalam meniti karier.
CONTOH KASUS

        Pernah suatu saat di Indonesia terdapat Sebuah Lembaga yang memproduksi pesawat terbang,
tentu ini adalah hasil intelektualitas yang sangat luar biasa. Pimpinan Lembaga yang memproduksi
pesawat terbang ini berkeinginan menjual pesawatnya ke Petronas Malaysia. Kita tahu Petronas adalah
Perusahaan minyak yang terkenal yang dimiliki oleh Malaysia, kemudian pimpinannya datang dan
ditemani oleh seorang Asistennya yang mempunyai Intelegensi yang sangat tinggi yang mungkin IQ nya
sudah diatas 120 dengan semua gelar di belakang dan didepan kartu namanya. Sebelum mereka
mengajukan proposal dan melakukan negoisasi harga , orang indonesia ini di undang untuk makan malam
oleh Bos Petronas Malaysia, mereka diajak untuk menikmati hidangan makan malam yang serba nikmat,
tentu saja ini merupakan hal yang wajar di dunia bisnis sebelum mereka masuk dalam dunia bisnis yang
sesungguhnya.

        Setelah mereka bincang-bincang santai sambil menikmati makan malam, sang pembeli yaitu Bos
Petronas Malaysia ia ingin memamerkan produk-produk barang antik koleksi miliknya kepada orang
Indonesia ini, mulai dari Guci cina dan berbagai barang antik yang sudah dimilikinya sebelum ia
menjabat sebagai CO di Petronas itu. Ia jalan-jalan kemudian ia tunjukkan kepada orang indonesia ini
barang-barang antik dari Cinta, Dinasti Ming dan berbagai barang antik koleksinya. Dari pabrik pesawat
terbang kita tentu senang dan bangga sekali melihat koleksi barang antik itu. Dengan antusias bos
Petronas itu menunjukkan barang antik koleksinya, dan orang indonesia karena berkeinginan menjual
pesawatnya tentu saja ia menangguk angguk untuk memberikan penghargaan, kemudian orang malaysia
ini berkata "How do you thing sir" lalu orang indonesia ini menjawab "oh sure, very good, fantastic" wah
tentu saja senang sekali Bos malaysia itu mendengar jawaban dari orang indonesia tadi. Kemudian dia
berkeliling                                             lagi
"How about this" Wow "That`s Beautiful, Exelent, very nice" wah semakin berbunga-bunga hati orang
malaysia ini. Namun seorang asistennya yang mempunya title banyak tadi, kebetulan beliau seorang
Doktor dilihatnya hanya diam saja, kemudia ia ditanya oleh Bosnya tadi "How Do You Thing" oh ini
bagus sekali Tuan, sangat bagus dan perlu Tuan ketahui bahwa di Jakarta tepatnya di Jln. Surabaya
barang-barang antik seperti ini banyak dan murah-murah harganya Tuan.

        Anda bisa membayangkan bagaimana reaksi Bos Petronas Malaysia ini mendengar perkataan
Asistennya tersebut, ia sangat marah sekali tapi ia menyimpannya dalam hati, dan akhirnya CO dari
Petronas ini tersinggung dan tidak jadi beli pesawat.

        Kesimpulan dari contoh diatas adalah "Kecerdasan Intelektual (IQ) saja tidak cukup masih
dibutuhkan apa yang disebut dengan Kecerdasan Emosional (EQ). jadi Kecerdasan Emosional adalah
kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain dan kemudian menjadikan pengetahuan itu sebagai
informasi penting untuk mengambil tindakan.



                                    DAFTAR KEPUSTAKAAN

________. (2009). Kecerdasan Adversity. [Online]. Tersedia: http://semesta.multiply.com/reviews/item/7
      [9 Agustus 2009]

________.       (2009)     Kecerdasan        Intelektual.      [Online]       Tersedia:      http://az-
      zayadi.blogspot.com/2009/03/tentang-iq-kecerdasan-intelektual-dan.html. [8 agustus 2009]

_______.   (2009).   Perkembangan     Konsep    Kecerdasan    atau   Intelegensi.   [Online].   Tersedia:
      http://massofa.wordpress.com/2008/10/09/perkembangan-konsep-kecerdasan-atau-inteligensi/

_______. (2009). Kecerdasan. [Online]. Tersedia: lelakibiasa.multiply.com/journal /item/74. [8 Agustus
      2009]

________. (2009). Kecerdasan Adversity. [Online]. Tersedia: http://www.pusakahati.com /index.php?
      option=com_content&view= article&id =27:the-joomla-community&catid=34:artikel&Itemid=53.
      [8 Agustus 2009]

Nugroho, Muh Awal Satrio. 2006. Kewirausahaan Berbasis Spiritual. Yogyakarta: Kayon.
Suryana. 2003/2001.

More Related Content

What's hot

Keorganisasian
KeorganisasianKeorganisasian
Keorganisasian
Iin Hermiyanto
 
Tugas 3 lkpd
Tugas 3 lkpdTugas 3 lkpd
Tugas 3 lkpd
Irfan Pathurahman
 
Rks rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021
Rks   rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021Rks   rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021
Rks rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021
MertyTulit
 
Contoh program kerja yayasan
Contoh program kerja yayasanContoh program kerja yayasan
Contoh program kerja yayasan
KaptenUssop
 
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajarMateri training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Namin AB Ibnu Solihin
 
Doa penutup acara
Doa penutup acaraDoa penutup acara
Doa penutup acara
Tha Qute
 
06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah
06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah
06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah
ShintaDevi11
 
Materi seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digital
Materi seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digitalMateri seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digital
Materi seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digital
Namin AB Ibnu Solihin
 
Proposal bop madin ula 01
Proposal bop madin ula 01Proposal bop madin ula 01
Proposal bop madin ula 01
Muslimin Imin
 
Indahnya Salingmembantu (al maidah)
Indahnya Salingmembantu (al maidah)Indahnya Salingmembantu (al maidah)
Indahnya Salingmembantu (al maidah)
misteraans
 
Mc bahasa arab
Mc bahasa arabMc bahasa arab
Mc bahasa arab
ROHADIPPOB
 
Enhance your clubs impact and reach through RCC
Enhance your clubs impact and reach through RCCEnhance your clubs impact and reach through RCC
Enhance your clubs impact and reach through RCC
RILearn
 
Ppt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikulerPpt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikuler
filipusnerisunarto
 
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 101. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
nizar1993
 
Aswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidah
Aswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidahAswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidah
Aswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidah
Tatik Suwartinah
 
Guia Para Interactianos
Guia Para InteractianosGuia Para Interactianos
Guia Para Interactianos
Marina Wekid
 
Merencanakan study = merencanakan masa depanku
Merencanakan study = merencanakan masa depankuMerencanakan study = merencanakan masa depanku
Merencanakan study = merencanakan masa depanku
Wenny Rosalia
 
State of Membership
State of MembershipState of Membership
State of Membership
Rotary International
 

What's hot (20)

Penelitian Tindakan Sekolah
Penelitian  Tindakan  SekolahPenelitian  Tindakan  Sekolah
Penelitian Tindakan Sekolah
 
Keorganisasian
KeorganisasianKeorganisasian
Keorganisasian
 
Tugas 3 lkpd
Tugas 3 lkpdTugas 3 lkpd
Tugas 3 lkpd
 
Rks rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021
Rks   rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021Rks   rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021
Rks rkts (tahunan ) smk syuradikara 2020-2021
 
Contoh program kerja yayasan
Contoh program kerja yayasanContoh program kerja yayasan
Contoh program kerja yayasan
 
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajarMateri training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
Materi training motivasi menggapai mimpi meraih prestasi untuk pelajar
 
Doa penutup acara
Doa penutup acaraDoa penutup acara
Doa penutup acara
 
06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah
06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah
06 mei 2021, sambutan bupati wonosobo pembukaan diklat kepala sekolah
 
Materi seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digital
Materi seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digitalMateri seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digital
Materi seminar parenting menjadi orang tua hebat di era digital
 
Proposal bop madin ula 01
Proposal bop madin ula 01Proposal bop madin ula 01
Proposal bop madin ula 01
 
Indahnya Salingmembantu (al maidah)
Indahnya Salingmembantu (al maidah)Indahnya Salingmembantu (al maidah)
Indahnya Salingmembantu (al maidah)
 
Mc bahasa arab
Mc bahasa arabMc bahasa arab
Mc bahasa arab
 
Enhance your clubs impact and reach through RCC
Enhance your clubs impact and reach through RCCEnhance your clubs impact and reach through RCC
Enhance your clubs impact and reach through RCC
 
Ppt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikulerPpt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikuler
 
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 101. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
1. angket kebutuhan peserta didik smk kelas 10
 
Aswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidah
Aswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidahAswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidah
Aswaja kelas 7 semester 2 faham keagamaan nu bidang akidah
 
Guia Para Interactianos
Guia Para InteractianosGuia Para Interactianos
Guia Para Interactianos
 
Merencanakan study = merencanakan masa depanku
Merencanakan study = merencanakan masa depankuMerencanakan study = merencanakan masa depanku
Merencanakan study = merencanakan masa depanku
 
State of Membership
State of MembershipState of Membership
State of Membership
 
Sk yayasan kartika jaya
Sk yayasan kartika jayaSk yayasan kartika jaya
Sk yayasan kartika jaya
 

Viewers also liked

How did you use media technologies in the
How did you use media technologies in theHow did you use media technologies in the
How did you use media technologies in the
sbartolo
 
Due diligence services brochure green shoots
Due diligence services brochure green shootsDue diligence services brochure green shoots
Due diligence services brochure green shoots
greenshootsschaefer
 
Creativity@Work
Creativity@WorkCreativity@Work
Creativity@Work
Avis Hek
 
About me♥
About me♥About me♥
About me♥
asalinas0663
 
Traditional authoritarian gender roles
Traditional authoritarian gender rolesTraditional authoritarian gender roles
Traditional authoritarian gender roles
Ruth Sieglinde Jara Kittel
 
Women of the american revolution
Women of the american revolutionWomen of the american revolution
Women of the american revolution
Ruth Sieglinde Jara Kittel
 
Budget
BudgetBudget
Budget
asalinas0663
 
How did you use media technologies in the
How did you use media technologies in theHow did you use media technologies in the
How did you use media technologies in the
sbartolo
 
Landscape Portfolio 2011
Landscape Portfolio 2011Landscape Portfolio 2011
Landscape Portfolio 2011
kkroen
 
Budget
BudgetBudget
Budget
asalinas0663
 
Border walls
Border wallsBorder walls
Border walls
Border wallsBorder walls
Connecting the Dots
Connecting the DotsConnecting the Dots
Connecting the Dots
Avis Hek
 
Street Children
Street ChildrenStreet Children
Excel budget
Excel budgetExcel budget
Excel budget
asalinas0663
 
Suku kata kvk (bal)
Suku kata kvk (bal)Suku kata kvk (bal)
Suku kata kvk (bal)ainulfarha
 

Viewers also liked (17)

How did you use media technologies in the
How did you use media technologies in theHow did you use media technologies in the
How did you use media technologies in the
 
Due diligence services brochure green shoots
Due diligence services brochure green shootsDue diligence services brochure green shoots
Due diligence services brochure green shoots
 
Creativity@Work
Creativity@WorkCreativity@Work
Creativity@Work
 
About me♥
About me♥About me♥
About me♥
 
Traditional authoritarian gender roles
Traditional authoritarian gender rolesTraditional authoritarian gender roles
Traditional authoritarian gender roles
 
Women of the american revolution
Women of the american revolutionWomen of the american revolution
Women of the american revolution
 
Budget
BudgetBudget
Budget
 
How did you use media technologies in the
How did you use media technologies in theHow did you use media technologies in the
How did you use media technologies in the
 
Landscape Portfolio 2011
Landscape Portfolio 2011Landscape Portfolio 2011
Landscape Portfolio 2011
 
Budget
BudgetBudget
Budget
 
Border walls
Border wallsBorder walls
Border walls
 
Border walls
Border wallsBorder walls
Border walls
 
Connecting the Dots
Connecting the DotsConnecting the Dots
Connecting the Dots
 
Street Children
Street ChildrenStreet Children
Street Children
 
Excel budget
Excel budgetExcel budget
Excel budget
 
nombor (1-9)
nombor (1-9)nombor (1-9)
nombor (1-9)
 
Suku kata kvk (bal)
Suku kata kvk (bal)Suku kata kvk (bal)
Suku kata kvk (bal)
 

Similar to Perilaku kewirausahaan berbasis kecerdasan spiritual

Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensiPengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
Mohamad Soleh AIDA Consultant
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)
Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)
Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)
Firman Juliansyah
 
Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)
Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)
Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)
Firman Juliansyah
 
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
ESQ Leadership Center
 
Fungsi aqidah2
Fungsi aqidah2Fungsi aqidah2
Fungsi aqidah2
mamogi
 
Kultur organisasi p pt
Kultur organisasi p ptKultur organisasi p pt
Kultur organisasi p pt
lenin888
 
Organizational Cultures & Innovation
Organizational Cultures & InnovationOrganizational Cultures & Innovation
Organizational Cultures & Innovation
DenisaRamandhaDewi
 
Pengurusan islam1
Pengurusan islam1Pengurusan islam1
Pengurusan islam1
Kamarudin Jaafar
 
aspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budayaaspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budaya
Muhammad Khoirul Zed
 
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agamaHubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
محمد الأولياء محمد الأولياء
 
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Yuli Yanti
 
Budaya organisasi ... perilaku keorganisasian
Budaya organisasi ... perilaku keorganisasianBudaya organisasi ... perilaku keorganisasian
Budaya organisasi ... perilaku keorganisasianFriskatriana
 
MATERI LDK osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptx
MATERI LDK  osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptxMATERI LDK  osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptx
MATERI LDK osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptx
fatkhan1
 
Pola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsa
Pola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsaPola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsa
Pola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsa
ISMKI
 
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggiOrganisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Cik Lelalalora
 
PRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptx
PRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptxPRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptx
PRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptx
RaffiRamli
 
6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job sat6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job sat
Astadi Pangarso
 
POWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptx
POWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptxPOWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptx
POWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptx
Ambia AL-Yusuf
 
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hariUrgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Andriyanti Pasaribu
 

Similar to Perilaku kewirausahaan berbasis kecerdasan spiritual (20)

Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensiPengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
 
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananCara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Cara Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)
Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)
Proposal pelatihan prapurnabakti (ppb)
 
Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)
Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)
Proposal Pelatihan Prapurnabakti (PPB)
 
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
Materi Training esq, training motivasi, Training kepemimpinan - Aditya 087888...
 
Fungsi aqidah2
Fungsi aqidah2Fungsi aqidah2
Fungsi aqidah2
 
Kultur organisasi p pt
Kultur organisasi p ptKultur organisasi p pt
Kultur organisasi p pt
 
Organizational Cultures & Innovation
Organizational Cultures & InnovationOrganizational Cultures & Innovation
Organizational Cultures & Innovation
 
Pengurusan islam1
Pengurusan islam1Pengurusan islam1
Pengurusan islam1
 
aspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budayaaspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budaya
 
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agamaHubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
Hubungan tasawuf dan ilmu jiwa agama
 
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
Corak aqidah-dalam-kehidupan-1
 
Budaya organisasi ... perilaku keorganisasian
Budaya organisasi ... perilaku keorganisasianBudaya organisasi ... perilaku keorganisasian
Budaya organisasi ... perilaku keorganisasian
 
MATERI LDK osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptx
MATERI LDK  osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptxMATERI LDK  osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptx
MATERI LDK osis smpkkkkkkkkkkkk 24.pptx
 
Pola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsa
Pola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsaPola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsa
Pola pikir dan etos kerja revolusioner sebagai pondasi kekuatan bangsa
 
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggiOrganisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
Organisasi membangunkan tenaga kerja yang beretika dan bermotivasi tinggi
 
PRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptx
PRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptxPRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptx
PRESENTASI_BUDAYA_ORGANISASI.pptx
 
6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job sat6. week 6 value, attitude & job sat
6. week 6 value, attitude & job sat
 
POWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptx
POWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptxPOWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptx
POWERPOINT-KONSEP DASAR SUMBER DAYA INSANI.pptx
 
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hariUrgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
Urgensi Hubungan Iesq dengan Sikap Kehidupan Sehari-hari
 

Recently uploaded

KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 

Recently uploaded (20)

KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 

Perilaku kewirausahaan berbasis kecerdasan spiritual

  • 1. PERILAKU KEWIRAUSAHAAN BERBASIS KECERDASAN SPIRITUAL, EMOSIONAL, INTELEQTUAL DAN ADVERSITY PERILAKU KEWIRAUSAHAAN BERBASIS KECERDASAN SPIRITUAL, EMOSIONAL, INTELEKTUAL, ADVERSITY TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Spiritual, Emosional,Intelektual dan Adversity ini diharapkan bisa memiliki pemahaman bagaimana menjadi seorang wirausaha yang sukses dengan mempunyai kecerdasan-kecerdasan tersebut. POKOK BAHASAN Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Spiritual Spiritual Quotient atau SQ diyakini merupakan tingkatan tertinggi dari kecerdasan,yang digunakan untuk menghasilkan arti (meaning) dan nilai (value). Dua jenis kecerdasan yang disebutkan pertama,yaitu IQ dan EQ, merupakan bagian yang terintegrasi dari SQ. Mengacu pada teori motivasi yang dikemukakan Maslow, kecerdasan spiritual terkait dengan aktualisasi diri atau pemenuhan tujuan hidup,yang merupakan tingkatan motivasi yang tertinggi. Kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan adanya pertumbuhan dan transformasi pada diri seseorang, tercapainya kehidupan yang berimbang antara karier/pekerjaan dan pribadi/keluarga, serta adanya perasaan suka cita serta puas yang diwujudkan dalam bentuk menghasilkan kontribusi yang positif dan berbagi kebahagiaan kepada lingkungan. SQ walaupun mengandung kata spiritual tidak selalu terkait dengan kepercayaan atau agama. SQ lebih kepada kebutuhan dan kemampuan manusia untuk menemukan arti dan menghasilkan nilai melalui pengalaman yang mereka hadapi. Akan tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan atau menjalankan agama,umumnya memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kepercayaan atau tidak menjalankan agama. Seperti misalnya penelitian yang dilakukan Harold G Koenig dan kawan-kawan yang telah dipublikasikan Oxford University Press dalam bentuk buku berjudul Handbook of Religion and Health. Penelitian yang mereka lakukan menemukan bahwa di setiap tingkatan pendidikan
  • 2. dan usia, orang yang pergi ke rumah ibadah, berdoa dan membaca kitab suci secara rutin, ternyata hidup lebih lama sekitar tujuh hingga 14 tahun dan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak menjalankan ritual keagamaan. Seperti apakah peran SQ di tempat kerja? Karyawan dengan SQ yang tinggi biasanya akan lebih cepat mengalami pemulihan dari suatu penyakit, baik secara fisik maupun mental. Ia lebih mudah bangkit dari suatu kejatuhan atau penderitaan, lebih tahan menghadapi stres, lebih mudah melihat peluang karena memiliki sikap mental positif,serta lebih ceria, bahagia dan merasa puas dalam menjalani kehidupan. Berbeda dengan karyawan yang memiliki SQ rendah. Pada orang dengan SQ rendah,keberhasilan dalam hal karier, pekerjaan, penghasilan, status dan masih banyak lagi hal- hal yang bersifat materi ternyata tidak selalu mampu membuatnya bahagia. Persaingan dan perbedaan kepentingan yang berlangsung begitu ketat sering kali membuat manusia kehilangan arah dan identitas. Perubahan teknologi yang pesat menghasilkan tekanan yang begitu besar, yang terkadang membutakan manusia dengan kecerdasan spiritual rendah dalam menjalani visi dan misi hidupnya, membuat ia lupa melakukan refleksi diri dan lupa menjalankan perannya sebagai bagian dari komunitas.Kesibukan kerja dan keberhasilan yang dicapai tidak diamalkannya untuk penciptaan arti dan nilai bagi lingkungan. Bagaimana membentuk kecerdasan spiritual yang tinggi di tempat kerja? Manusia memiliki pikiran dan roh, ingin mencari arti dan tujuan, berhubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari komunitas. Oleh karenanya,organisasi perlu membentuk budaya spiritualitas di lingkungan kerja. Organisasi yang bersifat spiritual membantu karyawannya untuk mengembangkan dan mencapai potensi penuh dari dirinya (aktualisasi diri). Robbins & Judge dalam bukunya yang berjudul Organizational Behavior menyebutkan budaya spiritualitas yang perlu dibentuk adalah: ● Strong sense of purpose.Meskipun pencapaian keuntungan itu penting, tetapi hal itu tidak menjadi nilai utama dari suatu organisasi dengan budaya spiritual.Karyawan membutuhkan adanya tujuan perusahaan yang lebih bernilai, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk visi dan misi organisasi.
  • 3. ● Trust and respect.Organisasi dengan budaya spiritual senantiasa memastikan terciptanya kondisi saling percaya, adanya keterbukaan dan kejujuran. Salah satunya dalam bentuk manajer dan karyawan tidak takut untuk melakukan dan mengakui kesalahan. ● Humanistic work practices. Jam kerja yang fleksibel,penghargaan berdasarkan kerja tim,mempersempit perbedaan status dan imbal jasa, adanya jaminan terhadap hak-hak individu pekerja, kemampuan karyawan, dan keamanan kerja merupakan bentuk-bentuk praktik manajemen sumber daya manusia yang bersifat spiritual. ● Toleration of employee expression. Organisasi dengan budaya spiritual memiliki toleransi yang tinggi terhadap bentuk-bentuk ekspresi emosi karyawan. Humor, spontanitas, keceriaan di tempat kerja tidak dibatasi. Saat ini sudah cukup banyak perusahaan yang menerapkan budaya spiritualitas di tempat kerja. Bahkan,ada perusahaan yang mendorong dan mengizinkan setiap karyawan untuk menyediakan satu persen dari waktu kerjanya untuk melakukan pekerjaan sukarela bagi pengembangan komunitas, seperti: membagikan makanan kepada para tunawisma, kerja bakti membersihkan taman umum,mendirikan perpustakaan atau rumah baca untuk anak-anak jalanan,dan memberi bantuan bagi korban bencana alam. Southwest Airlines adalah contoh sukses sebuah organisasi spiritual.Pembentukan budaya spiritual di Southwest Airlines telah membuat perusahaan itu menjadi salah satu perusahaan penerbangan dengan turn over terendah, secara konsisten memiliki biaya tenaga kerja terendah per jarak penerbangan, secara tetap mencatat waktu tiba yang lebih cepat dan tingkat komplain yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya, dan terbukti merupakan perusahaan penerbangan yang paling konsisten dalam hal keuntungan di industri penerbangan Amerika Serikat. Dengan terbentuknya budaya spiritualitas di tempat kerja, diharapkan akan terbentuk karyawan yang happy, tahu dan mampu memenuhi tujuan hidup. Karyawan yang demikian umumnya memiliki hidup yang seimbang antara kerja dan pribadi,antara tugas dan pelayanan. Pada umumnya,mereka juga memiliki kinerja yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan sebuah perusahaan konsultan besar, penerapan lingkungan kerja yang spiritual meningkatkan produktivitas dan menurunkan turn over.
  • 4. Studi lainnya menunjukkan, karyawan yang kecerdasan spiritualnya tinggi dan didukung lingkungan kerja yang juga spiritual, secara positif menjadi lebih kreatif, memiliki kepuasan kerja yang tinggi, mampu bekerja dengan baik secara tim, dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi. Seorang wirausaha dengan tingkat kecelakaan spiritual (SQ) yang tinggi adalah pemimpin yang tidak sekedar beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Seorang pelaksana profesi yang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa-apa yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia. Seorang pelaksana profesi dapat membohongi pelaksana-pelaksana profesi yang lain yang ada di lembaga kerjanya ataupun di luar lembaga kerjanya, tetapi tidak dapat membohongi Tuhannya. Selain dari pada itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi yang beriman adalah seorang yang percaya adanya malaikat, yang mencatat segala perbuatan yang baik maupun yang tercela dan tidak dapat diajak kolusi. SDM sebagai pelaksana profesi tahu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang melanggar hukum dan mana yang sesuai dengan hukum. SDM sebagai pelaksana profesi harus selalu memegang amanah, konsisten (istiqomah) dan tugas yang diembannya adalah ibadah terhadap Tuhan, oleh karena itu semua sikap, ucapan dan tindakannya selalu mengacu pada nilai-nilai moral dan etika agama, selalu memohon taufiq dan hidayah Allah SWT dalam melaksanakan amanah yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin tipe ini dalam menjalankan tugasnya selalu berpijak kepada amar am’ruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan dan mencegah kejahatan). Sebagaimana suatu ungkapan seorang pakar, “NO RELIGION WITHOUT MORAL, NO MORAL WITHOUT LAW”. Oleh karena itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi haruslah yang beragama dalam arti beriman dan bertaqwa, bermoral dalam arti dia ta’at pada hukum. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari SDM yang beragama itu belum tentu beriman dan bertaqwa, sehingga dia sesungguhnya tidak bermoral dan melanggar hukum. Sebagai contoh misalnya, SDM yang bersangkutan menjalankan sholat 5 waktu tetapi masih berbuat korupsi juga; atau ia berpuasa tetapi masih melakukan KKN juga dan lain sebagainya. Seyogyanya orang yang mendirikan sholat itu dan menjalankan puasa itu tidak akan melakukan haib yang melanggar hukum. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya : “Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah kamu dari perbuatan keji dan munkar” (QS. Al An Kabut, 29 : 45). Sesungguhnya puasa itu tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi puasa itu dapat mencegah kamu dari perbuatan keji dan munkar (H.R. Al Hakim).
  • 5. Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Emosional Saat ini, di seluruh dunia, mayoritas lapangan kerja diisi oleh ’orang-orang pintar’ yang produktivitasnya ditandai dengan bertambahnya nilai dalam informasi. Peter Drucker, seorang pakar bisnis, mengatakan bahwa kemahiran pekerja-pekerja semacam itu betul-betul terfokus, dan produktivitas kerjanya tergantung pada upaya mereka yang dikoordinasikan sebagai bagian dari tim organisasi. Kerja tim adalah unit kerja yang utuh, bukan kerja individu-individu. Dalam kerja tim, yang paling berperan bukanlah IQ akademis masing-masing anggota tim, tetapi yang lebih penting adalah ’IQ emosionalnya’. Pekerja yang lebih ’bersinar’ dibanding rata-rata yang lain adalah pekerja yang memiliki ’IQ emosional’ yang lebih bagus. Semakin banyak pekerja dalam tim itu yang memiliki IQ emosional tinggi, semakin besar kemungkinan tercapainya keberhasilan kerja tim tersebut. Selain itu, sesungguhnya masing-masing kita sebagai karyawan atau pekerja pada akhirnya harus bertanggungjawab dan menjadi chief executive officer (CEO) hidup dan pekerjaan kita sendiri. Sebagai pemimpin, kita dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dan keahlian menganilisis dalam bidang keuangan, statistik, alokasi sumberdaya, teknologi, sistem informasi, pemasaran, pengembangan produk, manufakturing, dan sebagainya. Kita juga dituntut untuk piawai dalam menulis, berbicara, mendengarkan, bernegosiasi, berstrategi, dan mempengaruhi orang lain. Dalam kapasitas pribadi, kita juga dituntut untuk mampu menunjukkan hampir semua atribut kepemimpinan seperti jujur, percaya diri, ulet, memiliki komitment tinggi, peka, penuh empati, memiliki rasa humor yang memadai, berani, tapi sekaligus rendah hati. Kita juga diharapkan bisa menjadi mentor, pembimbing, pelindung, sekaligus juga sahabat. Kesemuanya itu tidak hanya dapat dipenuhi melalui kecerdasan inteketual yang tinggi, tetapi perlu sekali memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Bukti neurologis terakhir menunjukkan bahwa emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi (Damasio, 1994, dikutip Cooper & Sawaf, 2000). Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional Ada satu model pengembangan kecerdasan emosional yang dikembangkan oleh Cooper & Sawaf (2000) yang diberi nama Model Empat Batu Penjuru yang dapat digunakan untuk memindahkan kecerdasan emosional dari dunia analisis psikologis dan teori-teori filosofis ke
  • 6. dalam dunia nyata dan praktis. Batu Penjuru Pertama, adalah kesadaran emosi (emotional literacy) yang bertujuan untuk membangun tempat kedudukan bagi kepiawaian dan rasa percaya diri melalui kejujuran emosi, enerji emosi, intuisi, rasa tanggungjawab, dan koneksi. Batu Penjuru Kedua, adalah kebugaran emosi (emotional fitness) yang bertujuan mempertegas kesejatian, sifat dapat dipercaya, keuletan, memperluas lingkaran kepercayaan, meningkatkan kemampuan mendengarkan, mengelola konflik, dan mengelola kekecewaan dengan cara paling konstruktif. Batu Penjuru Ketiga, adalah kedalaman emosi (emotional depth) yang bertujuan untuk mengeksplorasi cara-cara menyelaraskan hidup dan kerja anda dengan potensi serta bakat unik anda, dan mendukung dengan ketulusan, kesetiaan pada janji dan tanggungjawab, yang pada akhirnya akan memperbesar pengaruh anda tanpa mengobral kewenangan. Batu Penjuru Keempat, adalah alkimia emosi (emotional alchemy) tempat anda memperdalam naluri dan kemampuan kreatif untuk mengalir bersama masalah-masalah dan tekanan-tekanan, dan bersaing demi masa depan dengan membangun keterampilan untuk lebih peka terhadap kemungkinan-kemungkinan solusi yang masih tersembunyi dan peluang yang masih terbuka. Emotional Quotient atau EQ yang diperkenalkan oleh Daniel Goleman di sekitar pertengahan tahun 1990-an menjelaskan kemampuan seseorang untuk mendeteksi dan mengelola emosi. Menurut Goleman, ada empat level kecerdasan emosi. Level pertama adalah self awareness atau kesadaran diri. Pada tahap ini, seorang karyawan dapat mengenal dan memahami emosi, kekuatan dan kelemahan, nilai-nilai serta motivasi dirinya.Pada level kedua, yaitu self management atau kelola diri,karyawan tidak hanya mampu mengenal dan memahami emosinya, juga mampu mengelola, mengendalikan dan mengarahkannya. Karyawan yang memiliki kemampuan kelola diri yang baik secara rutin melakukan evaluasi diri setelah menghadapi keberhasilan maupun kesuksesan dan mampu mempertahankan motivasi dan perilaku kerjanya untuk menghasilkan kinerja yang baik. Pada level ketiga yang disebut social awareness atau kesadaran sosial, karyawan sudah
  • 7. mampu berempati, yaitu peka terhadap perasaan, pemikiran, dan situasi yang dihadapi orang lain. Kecerdasan emosi memampukan kita untuk menyadari dan memahami perasaan sendiri dan orang lain, memampukan kita menilai suatu situasi dan bertindak sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dan pada level yang tertinggi yaitu relationship management atau kelola hubungan, seorang karyawan mampu mengendalikan dan mengarahkan emosi orang lain. Karyawan tersebut mampu menginspirasi orang lain,memengaruhi perasaan dan keyakinan orang lain, mengembangkan kapabilitas orang lain, mengatasi konflik, membina hubungan, dan membentuk kerja sama yang menguntungkan semua pihak. 7 Kiat meningkatkan kecerdasan emosi di tempat kerja Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres. Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya. Nah, agar kecerdasan emosional Anda terjaga dengan baik, berikut 7 ketrampilan yang harus Anda perhatikan dan tak ada salahnya Anda coba: * Mengenali emosi diri Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian. * Melepaskan emosi negatif Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi
  • 8. negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul. * Mengelola emosi diri sendiri Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. * Memotivasi diri sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional--menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati--adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan. * Mengenali emosi orang lain Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan
  • 9. orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif. * Mengelola emosi orang lain Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain. * Memotivasi orang lain Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan handal. Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola emosi diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain. Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi. Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat di luar inti batin seseorang juga batas-batas keluarga. Langkah-langkah untuk mencapai perilaku kewirausahaan berbasis kecerdasan emosional:
  • 10. 1. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dalam bagaimana kita mengendalikan emosi. Ini terjadi ketika merasakan gembira yang sangat karena intensitas dan rentang emosi, dimana kita overt control terhadap impuls untuk merasakannya. Ini dapat mencegah masyarakat untuk tidak lagi saling berbagi dan menghormati perasaan orang lain. 2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan yang serupa. Menerima perbedaan merupakan masalah di masyarakat yang mengharapkan setiap orang dapat bertindak seperti itu. 3. Mengekang emosi adalah tindakan tidak sehat dan dapat mengarahkan kita kedalam cara-cara yang negative. Yang paling baik adalah menyalurkan emosi secara wajar dan bertahap. 4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah ketika menghadapi suatu masalah yang kita tidak mungkin dapat mengontrolnya. Ini bermanfaat untuk memahami perbedaan antara pengaruh dan control. Ada beberapa hal kita dapat mempengaruhi masyarakat dan beberapa situasi, tetapi dapat juga terjadi kemungkinan bahwa masyarakat yang ingin mengendalikan segalanya. 5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri dan tahu kapan kita perlu mengubah strategi. 6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada mereka. 7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki bagi pertumbuhan pribadi. 8. Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian dan berbagi bersama Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Intelektual Intellectual Quotient atau IQ menggambarkan kapasitas seseorang untuk melakukan kegiatan mental seperti berpikir, mencari penjelasan, dan memecahkan masalah secara logis. Berdasarkan hasil tes IQ, dapat ditentukan kemampuan seorang karyawan yang terkait dengan angka, kata-kata, visualisasi, daya ingat, penjelasan deduktif-induktif, dan kecepatan memersepsikan sesuatu. Dengan mengetahui dalam hal apa seorang karyawan memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi,maka perusahaan dapat menempatkan karyawan tersebut pada posisi atau pekerjaan yang sesuai. Dengan memiliki IQ yang baik dan terstandar maka masing-masing individu memiliki kemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya sebagai pelaksana / pelaku profesi.
  • 11. Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu bersifat tunggal, yaitu dalam satuan IQ (intelligence quotient) seperti selama ini kita kenal. Dampak negative atas persepsi ini adalah individu yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya”, yakni matematik dan verbal (kata-kata), seakan tidak dihargai di hadapan masyarakat luas. Kini tradisi yang telah berlangsung hampir seabad tersebut, telah dibongkar dan terkuaklah bahwa kecerdasan manusia itu banyak rumpunnya Seorang wirausaha yang memiliki kecerdasan intelektual, memiliki kemampuan- kemampuan sebagai berikut: Kemampuan untuk memahami hal-hal ynag dinyatakan secara verbal atau menggunakan bahasa. Kelancaran dan kefasihan menyatakan buah pikiran dengan menggunakan kata-kata. Kemampuan untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah matematis yaitu masalah yang menyangkut dan menggunakan angka-angka atau bilangan. Kemampuan untuk mengingat. Kemampuan untuk mengamati dan memberikan penafsiran atas hasil pengamatan Kemampuan berfikir logis. Dengan demikian, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki kecerdasan intelektual memiliki kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi atau IQ tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berfikir rasional. Perilaku Kewirausahaan Berbasis Kecerdasan Adversity Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda terwujud di dunia,” tulis Stoltz. Pendek kata, orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah. Untuk memberikan gambaran, Stoltz meminjam terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian : quitter (yang menyerah), camper (berkemah di tengah perjalanan), dan climber (pendaki yang mencapai puncak). Para quitter adalah para pekerja yang sekadar untuk bertahan hidup. Para camper labih baik, karena biasanya mereka berani melakukan pekerjaan yang beresiko, tetapi tetap mengambil resiko yang terukur dan aman.
  • 12. Adversity Qountient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup, resiko, akan menuntaskan pekerjaannya. Dalam konteks ini, para climber dianggap memiliki AQ tinggi. Dengan kata lain, AQ membedakan antara para climber, camper dan quitter. Para climber inilah yang berhasil menggerakkan perekonomian. Paul G. Stoltz, merinci AQ berdasarkan penelitiannya : a. AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti) Tingkatan AQ paling rendah yakni orang yang langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup. Orang yang tidak berikhtiar dan hanya berkeluh kesah menghadapi penderitaan kemiskinan dan lain-lain. b. AQ Tingkat “Campers” (Orang yang Berkemah) Campers adalah AQ tingkat bawah. Awalnya giat mendaki / berusaha menghadapi kesulitan hidup, ditengah perjalanan mudah merasa cukup dan mengakhiri pendakian atau usahanya. Contoh : orang yang sudah merasa cukup dengan menjadi sarjana, merasa sukses bila memiliki jabatan dan materi. c. AQ Tingkat “Climbers” (Orang yang Mendaki) Climbers adalah pendaki sejati. Orang yang seumur hidup mendaki mencari hakikat kehidupan menuju kemuliaan manusia dunia dan akhirat. Rentang AQ meliputi tiga (3) golongan : 1. AQ rendah (0-50) 2. AQ sedang (95-134) 3. AQ tinggi (166-200) Kabar baik kita semua adalah bawah AQ ternyata bukan sekadar anugerah yang bersifat given. AQ ternyata bisa dipelajari. Dengan latihan-latihan tertentu, setiap orang bisa diberi pelatihan untuk meningkatkan level AQ-nya. Di banyak perusahaan yang dilatihnya, Stoltz berhasil melihat peningkatan kinerja – dalam berbagai ukuran para karyawannya. Di sebuah perusahaan farmasi multinasional, Stoltz mendapatkan fakta bahwa peningkatan AQ para karyawan, membuat perusahaan lebih mudah melakukan perubahan strategis. Padahal kita semua mafhum, banyak perubahan strategis yang mahal biayanya karena resistensi para karyawannya. Dunia kerja adalah dunia yang penuh dengan tantangan dan rintangan, karenanya sanggupkah kita menjalaninya ? sebagai pelaksana profesi yang ingin menjadi seorang yang profesional hendalah
  • 13. menetapkan dihati bahwa “Saya adalah pendaki sejati, yang akan mengarungi semua tantangan dan rintangan yang ada”. Namun satu hal yang perlu kita yakini bersama bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada jalan yang lurus mulus. Setiap individu mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam dirinya. Hambatan dan peluang akan ditemui dalam mencapai cita-cita masa depan. Analisis SWOT merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk menelaah tingkat keberhasilan pencapaian cita-cita/karier. “S” Strenght (Kekuatan), adalah sebuah potensi yang ada pada diri sendiri yang mendukung cita-cita / karier. “W” Weakness (Kelemahan), adalah seluruh kekurangan yang ada pada diri sendiri dan kurang mendukung cita-cita/ karier. “O” Opportunity, (Peluang), adalah segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan cita-cita/karier. “T” Traits (Ancaman), adalah segala sesuatu yang dapat menggagalkan rencana cita-cita/karier yang berasal dari diri sendiri atau lingkungan. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan Zero Mind Proces; melepas belenggu mental, maka emosi terkendali, akal/logika berpikir terjadi ketenangan batin, berserah diri kepada Tuhan. Maka potensi energi dan nilai spiritual muncul dan bangkit, tercipta dalam bentuk aplikasi nyata KESIMPULAN Kecerdasan wirausaha adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah maksimal bagi dirinya secara berkelanjutan dengan melakukan perubahan kebiasaan atau transformasi yang telah melembaga pada diri seseorang. Dengan demikian kecerdasan wirausaha adalah mengembangkan jiwa kewirausahaan. Kecerdasan wirausaha bukan sekedar ketrampilan membangun bisnis semata,tetapi lebih dari itu adalah sebuah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk senantiasa memberikan nilai tambah dari setiap sumber daya yang dimiliki. Seseorang dapat menjadi usahawan yang sukses dan mencapai kemapanan finansial untuk meraih semua diimpikan. Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan anugrah yang luar biasa kepada manusia, yaitu: kesadaran diri, imajinasi, hati kecil (conscience), dan kehendak bebas untuk menyadari
  • 14. keberadaan dan misi hidup kita, serta mengambil keputusan untuk menjadi (to be) apapun yang kita impikan. Jika sesorang memilih untuk menjadi usahawan yang sukses, hal pertama yang perlu dimiliki adalah keyakinan dan keberanian untuk memulai langkah pertama dimana kita, keluar dari zona kenyamanan dan mulai mengubah diri (tranformasi) melalui serangkaian kebiasaan-kebiasaan baru menjadi seorang usahawan. Karena kita tidak bisa mengharapkan hasil yang berbeda dengan melakukan hal-hal yang sama berulang-ulang. Dengan memiliki IQ yang baik dan terstandar maka masing-masing individu memiliki kemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya sebagai pelaksana / pelaku profesi. Dulu orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu bersifat tunggal, yaitu dalam satuan IQ (intelligence quotient) seperti selama ini kita kenal. Dampak negative atas persepsi ini adalah individu yang rendah kecerdasan “akademik tradisionalnya”, yakni matematik dan verbal (kata-kata), seakan tidak dihargai di hadapan masyarakat luas. Kini tradisi yang telah berlangsung hampir seabad tersebut, telah dibongkar dan terkuaklah bahwa kecerdasan manusia itu banyak rumpunnya Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence – 1996) : orang yang mempunyai IQ tinggi tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar disbanding dengan orang yang IQ-nya rata- rata tetapi EQ-nya tinggi, artinya bahwa penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat pending, dimana menurut Goleman dalam dunia kerja, yang berperan dalam kesuksesan karir seseorang adalah 85% EQ dan 15% IQ. Jadi, peran EQ sangat signifikan. Kita perlu mengembangkan IQ – menyangkut pengetahuan dan keterampilan, namun kita juga harus dapat menampilkan EQ yang sebaik-baiknya karena EQ harus dilatih. Untuk meningkatkan kemampuan IQ dan EQ agar supaya dapat memanfaatkan hati nurani kita yang terdalam maka kita juga harus membina SQ yang merupakan cerminan hubungan kita dengan Sang Pencipta / Allah SWT, melalui SQ kita dilatih menggunakan ketulusan hati kita sehingga mempertajam apa yang dapat kita tampilkan. Jadi perpaduan antara IQ, EQ dan SQ inilah yang akan membina jiwa kita secara utuh, sehingga kita dapat meniti karir dengan baik, dimana akan lebih baik lagi jika ditambahkan AQ (Adversity Quotient) yang mengajarkan kepada kita bagaimana dapat menjadikan tantangan bahkan ancaman menjadi peluang. Jadi yang ideal memang saudara harus mampu memadukan IQ, EQ, SQ dan AQ dengan seimbang sehingga Insya Allah saudara akan menjadi orang yang sukses dalam meniti karier.
  • 15. CONTOH KASUS Pernah suatu saat di Indonesia terdapat Sebuah Lembaga yang memproduksi pesawat terbang, tentu ini adalah hasil intelektualitas yang sangat luar biasa. Pimpinan Lembaga yang memproduksi pesawat terbang ini berkeinginan menjual pesawatnya ke Petronas Malaysia. Kita tahu Petronas adalah Perusahaan minyak yang terkenal yang dimiliki oleh Malaysia, kemudian pimpinannya datang dan ditemani oleh seorang Asistennya yang mempunyai Intelegensi yang sangat tinggi yang mungkin IQ nya sudah diatas 120 dengan semua gelar di belakang dan didepan kartu namanya. Sebelum mereka mengajukan proposal dan melakukan negoisasi harga , orang indonesia ini di undang untuk makan malam oleh Bos Petronas Malaysia, mereka diajak untuk menikmati hidangan makan malam yang serba nikmat, tentu saja ini merupakan hal yang wajar di dunia bisnis sebelum mereka masuk dalam dunia bisnis yang sesungguhnya. Setelah mereka bincang-bincang santai sambil menikmati makan malam, sang pembeli yaitu Bos Petronas Malaysia ia ingin memamerkan produk-produk barang antik koleksi miliknya kepada orang Indonesia ini, mulai dari Guci cina dan berbagai barang antik yang sudah dimilikinya sebelum ia menjabat sebagai CO di Petronas itu. Ia jalan-jalan kemudian ia tunjukkan kepada orang indonesia ini barang-barang antik dari Cinta, Dinasti Ming dan berbagai barang antik koleksinya. Dari pabrik pesawat terbang kita tentu senang dan bangga sekali melihat koleksi barang antik itu. Dengan antusias bos Petronas itu menunjukkan barang antik koleksinya, dan orang indonesia karena berkeinginan menjual pesawatnya tentu saja ia menangguk angguk untuk memberikan penghargaan, kemudian orang malaysia ini berkata "How do you thing sir" lalu orang indonesia ini menjawab "oh sure, very good, fantastic" wah tentu saja senang sekali Bos malaysia itu mendengar jawaban dari orang indonesia tadi. Kemudian dia berkeliling lagi "How about this" Wow "That`s Beautiful, Exelent, very nice" wah semakin berbunga-bunga hati orang malaysia ini. Namun seorang asistennya yang mempunya title banyak tadi, kebetulan beliau seorang Doktor dilihatnya hanya diam saja, kemudia ia ditanya oleh Bosnya tadi "How Do You Thing" oh ini bagus sekali Tuan, sangat bagus dan perlu Tuan ketahui bahwa di Jakarta tepatnya di Jln. Surabaya barang-barang antik seperti ini banyak dan murah-murah harganya Tuan. Anda bisa membayangkan bagaimana reaksi Bos Petronas Malaysia ini mendengar perkataan Asistennya tersebut, ia sangat marah sekali tapi ia menyimpannya dalam hati, dan akhirnya CO dari Petronas ini tersinggung dan tidak jadi beli pesawat. Kesimpulan dari contoh diatas adalah "Kecerdasan Intelektual (IQ) saja tidak cukup masih dibutuhkan apa yang disebut dengan Kecerdasan Emosional (EQ). jadi Kecerdasan Emosional adalah
  • 16. kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain dan kemudian menjadikan pengetahuan itu sebagai informasi penting untuk mengambil tindakan. DAFTAR KEPUSTAKAAN ________. (2009). Kecerdasan Adversity. [Online]. Tersedia: http://semesta.multiply.com/reviews/item/7 [9 Agustus 2009] ________. (2009) Kecerdasan Intelektual. [Online] Tersedia: http://az- zayadi.blogspot.com/2009/03/tentang-iq-kecerdasan-intelektual-dan.html. [8 agustus 2009] _______. (2009). Perkembangan Konsep Kecerdasan atau Intelegensi. [Online]. Tersedia: http://massofa.wordpress.com/2008/10/09/perkembangan-konsep-kecerdasan-atau-inteligensi/ _______. (2009). Kecerdasan. [Online]. Tersedia: lelakibiasa.multiply.com/journal /item/74. [8 Agustus 2009] ________. (2009). Kecerdasan Adversity. [Online]. Tersedia: http://www.pusakahati.com /index.php? option=com_content&view= article&id =27:the-joomla-community&catid=34:artikel&Itemid=53. [8 Agustus 2009] Nugroho, Muh Awal Satrio. 2006. Kewirausahaan Berbasis Spiritual. Yogyakarta: Kayon. Suryana. 2003/2001.