Dokumen tersebut membahas perencanaan pengembangan pariwisata berbasis lingkungan dan partisipasi masyarakat (ecotourism) di Jawa Timur. Tujuannya adalah menganalisis potensi ecotourism dan menyusun rencana pengembangannya, khususnya di desa-desa wisata. Penelitian dilakukan di beberapa desa wisata di empat kluster daerah di Jawa Timur."
Proposal penelitian ini membahas analisis pengembangan desa agrowisata Kebon Ayu di Lombok Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pendukung terbentuknya desa agrowisata, potensi pengembangan, dampak ekonomi, dan strategi pengelolaan agar tetap berdaya saing. Metode penelitian menggunakan survei dan analisis SOAR. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat untuk perencanaan pembangunan desa agrow
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menganalisis data kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dari tahun 2008 hingga 2010 serta menjelaskan faktor-faktor penting dalam pengembangan destinasi wisata seperti daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, dan manajemen pengunjung. Dokumen tersebut juga membahas tantangan dan indikator daya saing destinasi wisata Indonesia.
Proposal penelitian ini membahas analisis pengembangan desa agrowisata Kebon Ayu di Lombok Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pendukung terbentuknya desa agrowisata, potensi pengembangan, dampak ekonomi, dan strategi pengelolaan agar tetap berdaya saing. Metode penelitian menggunakan survei dan analisis SOAR. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat untuk perencanaan pembangunan desa agrow
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menganalisis data kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dari tahun 2008 hingga 2010 serta menjelaskan faktor-faktor penting dalam pengembangan destinasi wisata seperti daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, dan manajemen pengunjung. Dokumen tersebut juga membahas tantangan dan indikator daya saing destinasi wisata Indonesia.
Dokumen tersebut merupakan rencana program pengembangan sarana dasar di kawasan pariwisata Pantai Goa Cemara, Kabupaten Bantul. Rencana ini mencakup analisis kondisi eksisting, isu-isu strategis, tujuan, dan strategi pengembangan serta program-program yang diusulkan untuk meningkatkan daya saing kawasan wisata tersebut.
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Akademi Desa 4.0
Materi Kuliah Online #40 Jumat 18 September 2020, disampaikan oleh Anggi Januar Pratama dari Sustainable Tourism Policy Professional, Swisscontact Indonesia
Ringkasan dokumen:
Dokumen ini membahas tentang kajian lapangan geografi yang mengenai kawasan ekopelancongan di Taman Eko-Rimba Gunung Tampin, Negeri Sembilan. Kajian ini menjelaskan konsep ekopelancongan, kepentingannya bagi daerah Tampin, dan langkah-langkah untuk membangun industri ekopelancongan di kawasan tersebut.
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanShahril Budiman Png
Community Based Tourism atau Pariwisata Berbasis Masyarakat menjadi primadona didalam pola pengembangan kepariwisataan didaerah. peran serta dari masyarakat didalam prose pengembangan pariwisata di daerah menjadi motor penting pergerakan.
MODEL PENGEMBANGAN DESA WISATA
BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI STRATEGI
PENGENTASAN KEMISKINAN DI LERENG MERAPI
KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxEdwinKusuma9
Potensi wisata bahari Indonesia sangat besar dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia. Namun, pembangunan kawasan pantai selatan DIY perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan seperti pelestarian lingkungan, keberlangsungan bisnis, dan partisipasi masyarakat setempat. Pembangunan wisata di beberapa desa seperti Srigading dan Ngestirejo diarahkan untuk meningkatkan ekonomi m
Pelatihan satu hari diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran wisata masyarakat Desa Melung agar dapat berperan aktif dalam pengembangan pariwisata desa. Materi pelatihan meliputi pengertian sadar wisata, sapta pesona, dan desa wisata. Harapannya masyarakat memahami pentingnya pariwisata dan berkontribusi dalam mengelola objek wisata kolam di tengah sawah Pagubugan. Pelatihan diikuti masyar
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan dan Agenda 21 untuk perjalanan dan pariwisata. Agenda 21 menyediakan kerangka kerja dengan 12 prinsip untuk memandu pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas potensi pengembangan agrowisata di Puncak Camintoran, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Puncak Camintoran memiliki potensi wisata alam yang belum dimanfaatkan masyarakat setempat. Pengembangan konsep agrowisata diharapkan dapat memberikan nilai edukasi dan ekonomi kepada masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif unt
Smart village, adalah program kemendesa dalam mendorong kemandirian desa melalui pemanfaatan teknologi digital. Program ini menargetkan ada 6 pilar yang harus dicapai yaitu pilar tata keloa dll
Dokumen tersebut membahas tentang kader digital sebagai inisiator komunitas dan pembaharu pembangunan desa berbasis teknologi. Dokumen ini menjelaskan siapa kader digital, kriteria kader digital, peran dan tanggung jawab kader digital, serta tahapan fasilitasi desa cerdas.
More Related Content
Similar to PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS LINGKUNGAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT (ECOTOURISM).pptx
Dokumen tersebut merupakan rencana program pengembangan sarana dasar di kawasan pariwisata Pantai Goa Cemara, Kabupaten Bantul. Rencana ini mencakup analisis kondisi eksisting, isu-isu strategis, tujuan, dan strategi pengembangan serta program-program yang diusulkan untuk meningkatkan daya saing kawasan wisata tersebut.
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Akademi Desa 4.0
Materi Kuliah Online #40 Jumat 18 September 2020, disampaikan oleh Anggi Januar Pratama dari Sustainable Tourism Policy Professional, Swisscontact Indonesia
Ringkasan dokumen:
Dokumen ini membahas tentang kajian lapangan geografi yang mengenai kawasan ekopelancongan di Taman Eko-Rimba Gunung Tampin, Negeri Sembilan. Kajian ini menjelaskan konsep ekopelancongan, kepentingannya bagi daerah Tampin, dan langkah-langkah untuk membangun industri ekopelancongan di kawasan tersebut.
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanShahril Budiman Png
Community Based Tourism atau Pariwisata Berbasis Masyarakat menjadi primadona didalam pola pengembangan kepariwisataan didaerah. peran serta dari masyarakat didalam prose pengembangan pariwisata di daerah menjadi motor penting pergerakan.
MODEL PENGEMBANGAN DESA WISATA
BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI STRATEGI
PENGENTASAN KEMISKINAN DI LERENG MERAPI
KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxEdwinKusuma9
Potensi wisata bahari Indonesia sangat besar dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia. Namun, pembangunan kawasan pantai selatan DIY perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan seperti pelestarian lingkungan, keberlangsungan bisnis, dan partisipasi masyarakat setempat. Pembangunan wisata di beberapa desa seperti Srigading dan Ngestirejo diarahkan untuk meningkatkan ekonomi m
Pelatihan satu hari diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran wisata masyarakat Desa Melung agar dapat berperan aktif dalam pengembangan pariwisata desa. Materi pelatihan meliputi pengertian sadar wisata, sapta pesona, dan desa wisata. Harapannya masyarakat memahami pentingnya pariwisata dan berkontribusi dalam mengelola objek wisata kolam di tengah sawah Pagubugan. Pelatihan diikuti masyar
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan dan Agenda 21 untuk perjalanan dan pariwisata. Agenda 21 menyediakan kerangka kerja dengan 12 prinsip untuk memandu pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas potensi pengembangan agrowisata di Puncak Camintoran, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Puncak Camintoran memiliki potensi wisata alam yang belum dimanfaatkan masyarakat setempat. Pengembangan konsep agrowisata diharapkan dapat memberikan nilai edukasi dan ekonomi kepada masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif unt
Similar to PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS LINGKUNGAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT (ECOTOURISM).pptx (20)
Smart village, adalah program kemendesa dalam mendorong kemandirian desa melalui pemanfaatan teknologi digital. Program ini menargetkan ada 6 pilar yang harus dicapai yaitu pilar tata keloa dll
Dokumen tersebut membahas tentang kader digital sebagai inisiator komunitas dan pembaharu pembangunan desa berbasis teknologi. Dokumen ini menjelaskan siapa kader digital, kriteria kader digital, peran dan tanggung jawab kader digital, serta tahapan fasilitasi desa cerdas.
Format Assesment Usulan Kebutuhan Ruang Komunitas (AutoRecovered).docxNyoman Arto Suprapto
Ringkasan dokumen tersebut adalah format pengajuan proposal kebutuhan ruang komunitas desa yang mencakup informasi tentang nomor kabupaten dan desa, rencana kerja, fasilitas yang diusulkan, sarana prasarana utama dan penunjang, layanan internet, tanda tangan petugas terkait seperti duta digital, kader digital dan kepala desa, serta catatan mengenai batasan nilai usulan dan dukungan sarana prasarana ruang komunitas.
Dokumen ini membahas tentang pilar-pilar lingkungan cerdas di desa yang mencakup pemanfaatan teknologi seperti Internet of Things untuk sensor bencana, lingkungan, dan air bersih serta pengembangan infrastruktur internet di desa untuk mendukung aplikasi pengiriman pesan, peta perjalanan, dan penting lainnya selama pandemi Covid-19.
Pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan pelatihan dan pendampingan dalam rangka peningkatakan kapasitas pokdarwis di Desa Wisata Pupuan
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS LINGKUNGAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT (ECOTOURISM).pptx
1. Di Jawa Timur
PERENCANAAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA BERBASIS LINGKUNGAN
DAN PARTISIPASI MASYARAKAT
(ECOTOURISM)
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Universitas Brawijaya Malang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pusat Kajian Keuangan Negara & Daerah
2. Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur
Berbagai potensi pariwisata merupakan “magnet” yang terbukti dapat menarik
wisatawan mancanegara tersebut untuk datang ke Provinsi Jawa Timur. Beberapa di
antaranya adalah kawasan wisata berbasis lingkungan dan partisipasi masyarakat
(ecotourism) seperti deretan pantai di wilayah Malang Selatan, Gili Labak dan Gili
Iyang di Pulau Madura, serta pegunungan Bromo yang terkenal akan keindahan
alamnya.
Jumlah Wisatawan Mancanegara
yang Datang ke Jawa Timur Tahun 2018-2019
3. Latar Belakang
Trend pariwisata dunia sendiri adalah meningkatkan kepedulian terhadap
keberlangsungan obyek wisata sendiri dan meminimalkan ekses
negatifnya dengan konsep sustainable tourism dan ecotourism yang
menyatukan pelestarian lingkungan alam, komunitas dan meningkatkan
kesejahteraannya (TIES, 1990) serta meningkatkan kapasitas serta
memberikan edukasi kepada komunitas lokal (Ross & Wall, 1999).
Disamping itu, wisatawan mempunyai keinginan yang tinggi untuk
merasakan pengalaman baru dalam berbagai macam kegiatann di alam,
situs-situs arkeologi, sejarah atau berinteraksi dengan adat, budaya serta
atata cara hidup masyarakat setempat. Dalam dua dekade terakhir, trend
permintaan ke nature based tourism di negara-negara berkembang
menunjukan perkembangan yang signifikan dibandingkan ke destinasi-
destinasi biasanya
PERENCANAAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA BERBASIS LINGKUNGAN
DAN PARTISIPASI MASYARAKAT (ECOTOURISM)
4. Tujuan
1. Menganalisa potensi
pariwisata yang berbasis
lingkungan dan partisipasi
masyarakat (ecotourism),
khususnya Desa Wisata di
Jawa Timur.
2. Menyusun rencana
pengembangan pariwisata
yang berbasis lingkungan
dan partisipasi masyarakat
(ecotourism), khususnya
Desa Wisata di Jawa Timur.
5. Maksud
1. Produk
ekowisata di
Jawa Timur
mempunyai
nilai ekologi
yang tinggi.
2. Warga
masyarakat
sadar terhadap
lingkungan.
3. Penduduk lokal
terlibat dalam
kegiatan
penyediaan dan
pengelolaan
jasa ekowisata.
7. Manfaat
Dari segi ekonomi, ekowisata
merupakan salah satu sumber
menambah pendapatan
masyarakat dan daerah.
Dari segi sosial budaya, wisatawan
dikenalkan dengan kebudayaan,
adat istiadat, kesenian serta
keindahan alam dan kepribadian
bangsa.
8. Keluaran
Keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen kajian perencanaan
pengembangan pariwisata berbasis lingkungan dan partisipasi
masyarakat (ecotourism) di Jawa Timur.
9. Definisi
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan mendefinisikan
wisata sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah.
10. Definisi
Fandeli (2002) menjelaskan ekowisata sebagai suatu
perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari
keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Sementara dalam PP RI No. 18 Tahun 1994 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona TN, Tahura,
TWA, ekowisata sebagai kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
gejala keunikan dan keindahan alam di Taman
Nasional, Taman Hutan Rakyat dan Taman Wisata
Alam.
11. Definisi
Denman (2001) menjelaskan bahwa ekowisata berbasis masyarakat dapat membantu memelihara penggunaan
sumberdaya alam dan penggunaan lahan yang berkelanjutan.
Beberapa syarat dasar dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat adalah (Denman, 2001):
1. Lanskap atau flora fauna yang dianggap menarik bagi para pengunjung khusus atau bagi pengunjung
yang lebih umum.
2. Ekosistem yang masih dapat menerima kedatangan jumlah tertentu tanpa menimbulkan kerusakan.
3. Komunitas lokal yang sadar akan kesempatan-kesempatan potensial, resiko dan perubahan yang akan
terjadi serta memiliki ketertarikan untuk menerima kedatangan pengunjung.
4. Adanya struktur yang potensial untuk pengambilan keputusan komunitas yang efektif.
5. Tidak adanya ancaman yang nyata-nyata dan tidak bisa dihindari atau dicegah terhadap budaya dan tradisi
lokal.
6. Penaksiran pasar awal menunjukkan adanya permintaan yang potensial untuk ekowisata dan terdapat cara
yang efektif untuk mengakses pasar tersebut.
Komunitas lokal yang terlibat dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat perlu memenuhi
beberapa aspek yaitu:
a. Kemampuan menjadi tuan rumah penginapan.
b. Keterampilan dasar Bahasa Inggris.
c. Keterampilan komputer.
d. Keterampilan pengelolaan keuangan.
e. Keterampilan pemasaran.
f. Keterbukaan terhadap pengunjung
12. Lokasi Kajian
Lokasi pelaksanaan kegiatan terkait Perencanaan Pengembangan
Pariwisata Berbasis Lingkungan dan Partisipasi Masyarakat
(Ecotourism) ini didasarkan pada cluster sampling, yaitu:
a) Daerah tapal kuda;
b) Daerah mataraman;
c) Daerah pantura;
d) Daerah madura.
1. Daerah Tapal Kuda:
Kabupaten Pasuruan:
- Desa Wonosari, Kecamatan Tutur
Kabupaten Probolinggo:
- Desa Jetak, Kecamatan Sukapura
Kabupaten Bondowoso:
- Desa Kemirian, Kecamatan Tamanan
Kabupaten Banyuwangi:
- Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo
13. Lokasi Kajian
2. Daerah Mataraman:
Kabupaten Ngawi:
- Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorejo
Kabupaten Madiun:
- Desa Brumbun, Kecamatan Wungu
Kabupaten Kediri:
- Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngancar
Kabupaten Blitar:
- Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro
Kabupaten Bojonegoro:
- Desa Sumberarum, Kecamatan Dander
Kabupaten Tulungagung:
- Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat
Kabupaten Ponorogo:
- Desa Groogol, Kecamatan Jetis
Kabupaten Malang
- Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang
3. Daerah Pantura:
Kabupaten Tuban:
- Desa Bejagung, Kecamatan Tuban
Kabupaten Lamongan:
- Desa Wisata Sendang Duwur, Kecamatan Paciran
4. Daerah Madura:
Kabupaten Bangkalan:
- Desa Kwanyar, Kecamatan Kwanyar
Kabupaten Sampang:
- Desa Wisata Hutan Kera Nepa, Kecamatan Banyuates
Kabupaten Sumenep:
- Desa Lombang, Kecamatan Batang-batang
14. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu, jumlah pengunjung,
jumlah masyarakat dan jumlah pengelola. Sedangkan sampel ditentukan dengan
kuota:
Sampel Penelitian
Responden Per Desa Wisata
Jumlah 17
Desa Wisata
Pengunjung 6 102
Masyarakat 3 51
Pengalola 1 17
Total 10 170
18. Hasil Penelitian
No. Deskripsi Responden
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Usia responden 21-30 tahun 28 27.5
2 Jenis kelamin Laki-laki 59 57.8
3 Pendidikan responden SMA 40 39.2
4 Pekerjaan responden Karyawan 23 22.5
5 Tujuan wisata Rekreasi/Liburan 79 77.5
6 Kali berkunjung Pertama Kali 35 34.3
7 Teman berkunjung Teman-teman 44 43.1
No. Aspek Atraksi (Daya Tarik Wisata)
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Daya tarik wisata Pemandangan alam 60 58.8
2 Sifat daya tarik Menarik 78 76.5
3 Kepuasan Puas 76 74.5
19. Hasil Penelitian
No. Fasilitas Wisata
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Tempat sampah Ada 64 62.7
2 Jumlah tempat sampah Memadai 45 44.1
3 Kondisi tempat sampah Rapi 45 44.1
4 Shelter/pondok Tidak ada 59 57.8
5 Jumlah shelter/pondok Tidak memadai 39 38.2
6 Kondisi shelter/pondok Bersih 50 49.0
7 Toilet Tidak ada 59 57.8
8 Jumlah toilet Memadai 40 39.2
9 Kondisi toilet Bersih 42 41.2
10 Musholla Tidak ada 57 55.9
11 Kondisi musholla Sangat bersih 43 42.2
12 Jaringan komunikasi Ada 51 50.0
13 Sinyal komunikasi Sangat kuat 55 53.9
14 Jaringan listrik Ada 60 58.8
15 Ketersediaan air bersih Tidak ada 57 55.9
16 Kondisi air bersih Jernih 48 47.1
20. Hasil Penelitian
No. Aksesibilitas
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Asal informasi Informasi lisan 87 85.3
2 Lama perjalanan <1 jam 48 47.1
3 Rambu penunjuk jalan Kurang jelas 39 38.2
4 Kondisi jalan masuk Baik 91 89.2
5 Transportasi Ada 58 56.9
6 Kelancaran transport Lancar 53 52.0
No. Aspek Masyarakat dan Lingkungan
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Keamanan Aman 80 78.4
2 Gangguan dari orang Tidak ada 95 93.1
No. Aspek Pasar
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Warung makan dan minum Cukup banyak 43 42.2
2 Menu warung makan dan minum Cukup beragam 46 45.1
3 Kebersihan warung Bersih 47 46.1
4 Penataan warung Tertata 43 42.2
21. Hasil Penelitian
No. Pengelolaan dan Pelayanan
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Tiket Tidak ada 81 79.4
2 Harga tiket Murah 43 42.2
3 Tempat parkir Ada 80 78.4
4 Pengelola parkir Tidak ada 58 56.9
5 Parkir berbayar Tidak 68 66.7
6 Luas parkir Luas 34 33.3
7 Kerapian parkir Rapi 40 39.2
8 Pusat informasi wisata Ada 54 52.9
9 Kejelasan informasi Membantu 67 65.7
10 Keramahan petugas informasi Ramah 45 44.1
No. Keterkaitan daya Tarik Wisata
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Sifat kunjungan Tujuan utama 68 66.7
22. Hasil Penelitian
No.
Tanggapan Masyarakat
Terhadap Pengunjung
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Pengaruh terhadap pola/gaya hidup Cukup berpengaruh 26 51.0
2 Tanggapan kedatangan pengunjung Tidak mengganggu 49 96.1
3 Jumlah pengunjung Cukup meningkat 29 56.9
No.
Partisipasi Masyarakat
Dalam Pelaksanaan
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Keterlibatan pengelolaan Tidak 32 62.7
2 Keterlibatan perlindungan lingkungan Ya 29 56.9
No.
Partisipasi Masyarakat
Dalam Pengambilan Manfaat
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Dampak terhadap pendapatan masy. Ya 38 74.5
23. Hasil Penelitian
No.
Partisipasi Masyarakat
Dalam Bentuk Pengambilan Keputusan
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Kehadiran rapat renbang Tidak 34 66.7
2 Memberikan saran dalam renbang Tidak 40 78.4
3 Mengambil keputusan dalam renbang Tidak 37 72.5
No. Partisipasi Masyarakat Dalam Evaluasi
Frekuensi Terbesar
Keterangan Jumlah %
1 Ikut serta dalam rapat evaluasi
pengembangan
Tidak 29 56.9
24. Hasil Penelitian
Analisis SWOT
Faktor Strategis Internal Rating Bobot Score
Kondisi alam dan budaya yang sangat menarik 3 0.11 0.35
Potensi seni budaya yang mengakar pada masyarakat 3 0.11 0.31
Potensi alam sebagai unsur wisata lingkungan dan
petualangan
3 0.12 0.40
Keramahan masyarakat sekitar 3 0.12 0.40
Paket wisata yang lengkap dengan beberapa fasilitas 2 0.09 0.21
Kurangnya atraksi wisata seperti pergelaran kesenian 3 0.10 0.28
Promosi belum maksimal 3 0.11 0.32
Kurangnya toko souvenir 3 0.11 0.31
Harga dalam fasilitas objek wisata maupun harga
makanan menurut pengunjung terlalu mahal
2 0.05 0.08
SDM rendah kualitasnya 3 0.11 0.31
IFE 28 1.00 2.97
25. Hasil Penelitian
Analisis SWOT
Faktor Strategis Eksternal Rating Bobot Score
Sektor Pariwisata yang semakin berkembang dan
semakin diminati
3 0.11 0.32
Menyerap tenaga kerja di daerah sekitar objek wisata yang
dapat mengurangi pengangguran
3 0.10 0.26
Melestarikan budaya 3 0.13 0.45
Teknologi yang semakin berkembang 3 0.10 0.28
Omongan atau opini positif dari wisatawan ke orang
lain
3 0.12 0.42
Persaingan pariwisata antar objek wisata 2 0.08 0.18
Terjadinya bencana/gangguan alam 2 0.07 0.12
Kondisi jalan yang rusak 2 0.09 0.22
Kurangnya alat transportasi umum 3 0.10 0.26
Kurangnya dukungan Pemerintah dalam promosi
maupun sarana-prasarana
3 0.11 0.32
EFE 27 1.00 2.82
26. Hasil
Penelitian
Faktor Penentu
Alternatif Strategi
Bobot
MDS PDS MPS
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
Kondisi alam dan budaya yang sangat menarik 0.09 1.941 0.17 1.882 0.16 1.647 0.14
Potensi seni budaya yang mengakar pada masyarakat 0.09 1.706 0.16 2.176 0.20 1.882 0.18
Potensi alam sebagai unsur wisata lingkungan dan
petualangan
0.07 1.824 0.14 1.824 0.14 2.176 0.16
Keramahan masyarakat sekitar 0.07 1.765 0.13 1.706 0.13 1.118 0.08
Paket wisata yang lengkap dengan beberapa fasilitas 0.12 1.941 0.23 1.765 0.21 1.706 0.20
Kelemahan
Kurangnya atraksi wisata seperti pergelaran kesenian 0.11 2.176 0.25 2.118 0.24 1.765 0.20
Promosi belum maksimal 0.09 1.941 0.18 1.765 0.16 1.647 0.15
Kurangnya toko souvenir 0.09 2 0.19 1.824 0.17 1.529 0.14
Harga dalam fasilitas objek wisata maupun harga makanan
menurut pengunjung terlalu mahal
0.16 2.706 0.43 2.353 0.37 2.235 0.35
SDM rendah kualitasnya 0.09 1.765 0.17 1.647 0.15 1.294 0.12
Peluang
Sektor Pariwisata yang semakin berkembang dan
semakin diminati
0.09 1.353 0.12 1.235 0.11 1.059 0.09
Menyerap tenaga kerja di daerah sekitar objek wisata
yang dapat mengurangi pengangguran
0.10 2 0.20 1.294 0.13 1.647 0.17
Melestarikan budaya 0.07 1.765 0.12 1.647 0.11 1.529 0.10
Teknologi yang semakin berkembang 0.10 1.412 0.14 1.529 0.15 1.294 0.13
Omongan atau opini positif dari wisatawan ke orang lain 0.07 1.353 0.10 1.353 0.10 1.765 0.13
Ancaman
Persaingan pariwisata antar objek wisata 0.12 1.941 0.24 2.412 0.30 2.118 0.26
Terjadinya bencana/gangguan alam 0.14 2.882 0.40 2.647 0.37 2.941 0.41
Kondisi jalan yang rusak 0.11 1.882 0.21 2.353 0.26 1.941 0.22
Kurangnya alat transportasi umum 0.10 2.353 0.24 2.176 0.22 2.059 0.21
Kurangnya dukungan Pemerintah dalam promosi
maupun sarana-prasarana
0.09 1.941 0.17 1.706 0.15 2.059 0.18
Jumlah Total Nilai 3.97 3.84 3.63
27. Perencanaan Pengembangan
Desa Wisata
Pengembangan
Desa Wisata
Kelembagaan
Pengambangan I
ndustri Wisata
Pemasaran
1. Pembangunan fisik daya ta
rik desa wisata;
2. Peningkatan penyediaan fa
silitas umum dasar;
3. Peningkatan kemudahan d
an ketersediaan infor masi;
4. Pembangunan infrastruktu
r pendukung;
5. Perbaikan dan pening kat
an aksesibilitas di dalam
Desa Wisata;
6. Peningkatan aksesibilitas k
e destinasi lain dalam area
kawasan yang lebih luas;
7. Peningkatan peran serta m
asyarakat dalam pro ses p
embangunan Desa Wisata.
1. Mendorong peran aktif kel
embagaan lokal (pem
da dan desa);
2. Mendorong penguatan ke
lembagaan swadaya masy
arakat;
3. Mendorong terbentuk ny
a Forum Komunikasi Pari
wisata;
4. Peningkatan sumber day
a manusia pengelola dan p
elaku usaha (masyara
kat desa);
5. Penetapan peraturan terkai
t insentif dan disinsentif;
6. Penyediaan fasilitas ke
mudahan pinjaman moda
l;
7. Penyediaan fasilitas pariwis
ata berbasis usaha rakyat
melalui koperasi.
1. Pengembangan dan pe
nguatan usaha pariwisat
a dalam bentuk koperas
i;
2. Peningkatan kualitas pr
oduk dan daya saing ind
ustri pariwisata;
3. Penetapan peraturan da
erah dalam pengemban
gan usaha berbasis ekon
omi hijau;
4. Penguatan jejaring ant
ar usaha pariwisata dan
antara usaha pariwisata
dengan usaha terkait lai
nnya;
5. Peningkatan kualitas su
mber daya manusia.
1. Promosi destinasi De
sa Wisata sebagai da
ya tarik wisata dan pr
oduk pariwisata;
2. Promosi produk in
dustri pariwisata ber
basis lokal;
3. Penyelenggaraan ev
en promosi;
4. Peningkatan kerjasa
ma promosi dengan
pelaku lainnya baik
dalam Desa Wisata
maupun dengan d
estinasi pariwisata l
ainnya.