SlideShare a Scribd company logo
Peningkatan Peran DPRD
dalam

Pencegahan dan Pendeteksian
Korupsi

Disampaikan dalam Workshop
“MENINGKATKAN KAPASITAS PERAN DAN FUNGSI DPRD”

Prof. DR. M. Syamsa Ardisasmita, DEA
Deputi Bidang Informasi dan Data / Plt Sekjen KPK /
Plt Deputi Pencegahan
PERCEPATAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Substansi ini disunting dari materi KPK yang disampaikan
dalam berbagai workshop DPRD

Disampaikan Oleh
Yonatan Wiyoso
(Widyaiswara Utama)
INDONESIA NEGARA BESAR
• Sumberdaya alam melimpah
• Lahan Luas, Laut Luas, Tanah Subur
• Keaneka ragaman hayati tinggi
• Penduduk banyak
• Kebudayaan beraneka dan bernilai tinggi
• Memiliki sejarah peradaban yang membanggakan
• Memiliki sejarah perjuangan yang heroik
• Memiliki bahasa persatuan yang fenomenal
IRONI YANG TERJADI
• Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa tujuan pemerintah
adalah untuk melindungi setiap warga negara, mencerdaskan
kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan
menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

• Fakta yang terjadi sekarang:
–
–
–
–
–

Tingginya tingkat kemiskinan;
Tingginya angka pengangguran;
Rendanya kualitas SDM (HDI);
Kurangnya akses kepada layanan publik;
Negerinya subur, rakyat kurang gizi & busung lapar, negara
sibuk ngimpor & tidak berdaya melawan flu burung.

• Apakah fakta diatas merupakan indikator dari kegagalan
pemerintah untuk mencapai tujuan nasional ?
Mengapa semua itu bisa terjadi ?
Setelah 62 Tahun Merdeka, Indonesia Jauh
Tertinggal Oleh SINGAPURA serta
MALAYSIA, yang lebih muda dari indonesia
MENGAPA?
Bukankah Indonesia Paling Melimpah
SUMBERDAYA ALAMNYA dan
SUMBERDAYA MANUSIA nya?
• Jepang mempunyai area
yang sangat terbatas.
• Daratannya, 80% berupa
pegunungan dan tidak
cukup untuk meningkatkan
pertanian & peternakan
• Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa
ekonomi nomor dua di dunia.
• Jepang laksana suatu negara “industri
terapung” yang besar sekali, mengimpor
bahan baku dari semua negara di dunia
dan mengekspor barang jadinya
• Swiss tidak mempunyai
perkebunan coklat tetapi sebagai
negara pembuat coklat terbaik di
dunia.
• Negara Swiss sangat kecil, hanya
11% daratannya yang bisa
ditanami.
• Perbedaannya adalah pada
sikap dan perilaku
masyarakatnya, yang telah
dibentuk sepanjang tahun
melalui kebudayaan dan
pendidikan.
ARTI KATA & PERSEPSI KORUPSI
ARTI KATA KORUPSI
•

DARI BAHASA LATIN CORRUPTIO , ATAU
CORRUMPERE (KATA KERJA), YG BERARTI BURUK /
RUSAK / MEMUTAR BALIK ATAU MENYOGOK

•

TRANSPARANCY INTERNATIONAL
Perilaku pejabat publik, yang secara tidak wajar dan tidak legal
memperkaya diri sendiri, dengan menyalahgunakan kekuasaan
publik yang dipercayakan kepada mereka

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KORUPSI;
•

KORUPSI SBG KEBIASAAN
(INI YG SELAMA INI TERJADI, SEHINGGA MERUSAK MORAL BANGSA)

•

KORUPSI SBG MISMANAGEMENT
(INI YG DI MASA LALU DIANUTI, SEHINGGA NEGARA DIRUGIKAN)

•

KORUPSI SBG KEJAHATAN

11
KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN
• KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN YANG LUAR BIASA
(EXTRA ORDINARY CRIME)
• KITA HARUS MENGETAHUI DUA HAL TENTANG
KORUPSI:

– KAPAN KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN AKAN TERJADI
– BAGAIMANA SEBENARNYA HAKEKAT KORUPSI TERSEBUT

• KAPAN KEJAHATAN (CRIME) / KORUPSI TERJADI ?
MANAKALA BERTEMUNYA UNSUR-UNSUR:

– NIAT UNTUK MELAKUKAN (DESIRE TO ACT)
– KEMAMPUAN UNTUK MELAKUKAN (ABILITY TO ACT)
– PELUANG / KESEMPATAN (OPPORTUNITY)
– TARGET YANG COCOK (SUITABLE TARGET)
CATATAN : PENJAHAT YG PROFESIONAL AKAN MELAKUKAN
KEJAHATANNYA APABILA PAY OFF > COST

12
GUNUNG ES KORUPSI
• lokasi :
• lokasi :

• pemasok
• pemasok
anggaran
anggaran
• pengguna
• pengguna
anggaran,
anggaran,
• disparitas
• disparitas
pendapatan
pendapatan
• manusia (berjiwa
• manusia (berjiwa
koruptor)
koruptor)
• barang (asset
• barang (asset
neg, br sitaan)
neg, br sitaan)
• kegiatan :
• kegiatan :
• proyek
• proyek
pembangunan
pembangunan
• pengadaan
• pengadaan
barang / jasa
barang / jasa
• perijinan / yan
• perijinan / yan
publik
publik

TPK

CORRUPTION
HAZARDS (CH)

POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI (PMPK)

Korupsi sbg
Korupsi sbg
Kejahatan terjadi,
Kejahatan terjadi,
apabila terdapat :
apabila terdapat :
• Desire to Act
• Desire to Act
• Ability to Act
• Ability to Act
• Opportunity
• Opportunity
• Suitable Target
• Suitable Target

Kelemahan bangsa
Kelemahan bangsa
• Kesisteman
• Kesisteman
• Kesejahteraan /
• Kesejahteraan /
Pengghasilan
Pengghasilan
• Mental / moral
• Mental / moral
• Internal, sosial,
• Internal, sosial,
self control
self control
• Budaya ketaatan
• Budaya ketaatan
hukum
hukum
13
GUNUNG ES KORUPSI
• lokasi :
• lokasi :

• pemasok
• pemasok
anggaran
anggaran
• pengguna
• pengguna
anggaran,
anggaran,
• disparitas
• disparitas
pendapatan
pendapatan
• manusia (berjiwa
• manusia (berjiwa
koruptor)
koruptor)
• barang (asset
• barang (asset
neg, br sitaan)
neg, br sitaan)
• kegiatan :
• kegiatan :
• proyek
• proyek
pembangunan
pembangunan
• pengadaan
• pengadaan
barang / jasa
barang / jasa
• perijinan / yan
• perijinan / yan
publik
publik

TPK

CORRUPTION
HAZARDS (CH)

POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI (PMPK)

Korupsi sbg
Korupsi sbg
Kejahatan terjadi,
Kejahatan terjadi,
apabila terdapat :
apabila terdapat :
• Desire to Act
• Desire to Act
• Ability to Act
• Ability to Act
• Opportunity
• Opportunity
• Suitable Target
• Suitable Target

Kelemahan bangsa
Kelemahan bangsa
• Kesisteman
• Kesisteman
• Kesejahteraan /
• Kesejahteraan /
Pengghasilan
Pengghasilan
• Mental / moral
• Mental / moral
• Internal, sosial,
• Internal, sosial,
self control
self control
• Budaya ketaatan
• Budaya ketaatan
hukum
hukum
14
Kompas 18 Oktober 2003
“………… korupsi sudah sedemikian kuat
membelenggu kita, mulai istana sampai ke
kantor kelurahan, sejak bangun tidur
hingga menjelang tidur lagi, sejak lahir
sampai meninggal .
Merambah dari tempat ibadah sampai ke
toilet………………”
Kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah
di Bandar Lampung.
• Kita bukan miskin (terbelakang)
karena kurang sumber daya
alam, atau karena alam yang
kejam kepada kita.
• Kita terbelakang / lemah / miskin karena
perilaku kita yang kurang atau tidak
baik.
• Kita kekurangan kemauan untuk
mematuhi dan mengajarkan
prinsip dasar kehidupan yang akan
memungkinkan masyarakat kita pantas
membangun masyarakat, ekonomi, dan
negara.
dan PERUBAHAN HARUS DIMULAI
DARI DIRI KITA SENDIRI
Sejarah Pemberantasan Korupsi
1957:

(Peraturan Penguasa Militer) - Tidak terstruktur

• Peratutan Penguasa Militer No. PRT/PM/06/ 1957.

1967: (Tim Pemberantasan Korupsi) - Represif

• UU No. 3/1971 tentang Pemberantasan TPK.

1977: (Opstib - Operasi Tertib) - Represif

• Inpres No.9/1977 tentang Pelaksanaan Tim Operasi Tertib.

1998:  Krisis Multidisiplin (Moneter, Ekonomi, … )

• Perbuatan yang bersifat kolusif dan berbau nepotisme (abuse of power) tidak
dapat dikategorikan sebagai perbuatan korupsi.
• Otonomi Daerah menyebabkan desentralisasi korupsi dan kolusi.

1999: KPKPN (Preventif), TGPTPK (Represif)

• UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari
KKN.
• UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 ttg Pemberantasan TPK.

2003: KPK (Represif & Preventif)

• UU No. 30/2002 ttg. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

2005: (Tim Tastipikor - Keppres No. 11 Tahun 2005, RAN-PK)
2006: UU No.7/2006 Ratifikasi UNCAC, UU tentang Perlindungan Saksi dan Pelapor.
Reformasi untuk Memberantas KKN
Tap MPR No. XI/MPR/1998
• Pasal 4
Upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme
harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga,
baik pejabat negara, mantan pejabat negara dan
kroninya, maupun pihak swasta/konglomerat, termasuk
mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan
prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak asasi
manusia”
IPK
Mutu
Pelayanan
Publik ?

Jumlah Hari Mendapatkan
Izin di Indonesia

Berbagai Indikasi
Korupsi
Country
Risk ?

Daya
saing ?

PERC Ltd.

Indikator Kemudahan
Melakukan Bisnis
PERC Annual Graft Ranking

Global
Corruption
Barometer
Institute of
Management
Development
(IMD) Geneva

The World
Competitiveness
Scoreboard

Growth Competitiveness Index
(GCI) rankings, dalam
Global Competitiveness Reports
Jumlah Hari Mendapatkan
Izin di Indonesia

16

izin keselamatan kerja

26

izin gangguan

27

izin prinsip

34

izin lokasi

35

IMB

43

izin lingkungan hidup
0

10

20

30

40

50
OTONOMI DAERAH

KEBIJAKAN
DESENTRALISASI

PEMERINTAH
DAERAH

PELAYANAN
PUBLIK
Transparans
Akuntabel
Efektif
Efisien

Tujuan Politis
Tujuan Kesejahteraan
• Menyerahkan kewenangan atas sebagian besar fungsi-fungsi
pemerintah dari Pusat kepada Kabupaten/Kota.
• Kesejahteraan dicapai melalui pelayanan publik.
HUBUNGAN PEMDA dan DPRD
 KESEJAHTERAAN RAKYAT
 PELAYANAN UMUM
 DAYA SAING DAERAH

PEMDA

AREA
ADMINISTRASI

DPRD
AREA
POLITIK

KEMITRAAN
ERA OTONOMI DAERAH
• Setelah era Otonomi Daerah, korupsi di Indonesia malah seperti
penyakit yang mewabah dan menjalar kemana-mana.
• Pemberian Otonomi Daerah bukan mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat tetapi malah menyebabkan
desentralisasi korupsi dan kolusi di daerah-daerah.
• Semakin kreatifnya bentuk korupsi yang dilakukan oleh pejabat
daerah yang melibatkan DPRD, yang notabane mestinya menjadi
pengawas pemerintah daerah.
• Para wakil rakyat dianggap masih memanfaatkan posisi untuk
memperkaya diri ketimbang memikirkan kepentingan rakyat.
• Ada kepentingan partai untuk mengumpulkan dana lewat kader
mereka di legislatif yang mendorong kader mencari terobosanterobosan dana.
Besarnya Biaya Politik & Money Politics

IP: Cukong,
Pengusaha,
Konglomerat

Calon Kepala Daerah

PEMILIH

PARPOL

KPUD
Kasus Korupsi di Daerah
• Kasus Korupsi Pejabat Daerah (2004-2006)
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

767

327

te
n
up
a

Pr

Ka
b

PR
D
D

PR
D

D

Bu

pa
ti/
W

al
i

ov
in
si

Ko
ta

r
en
u
G
ub

/K
ot
a

63

7

767 anggota DPRD dari 110 Kabupaten dan 25 Kota
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI &
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)
LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA
KPK
Kualitas korupsi &
kerusakan yang
ditimbulkan

Jumlah kasus

Jumlah kerugian
negara
19--

2004

membawa bencana terhadap kehidupan
perekonomian nasional & pada kehidupan
berbangsa dan bernegara pada umumnya

pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan
hak-hak ekonomi masyarakat

TPK
adalah
kejahatan
luar biasa
(extraordinary
crime)
Korupsi sudah menjadi
kejahatan luar biasa dan
harus dihadapi dengan
cara-cara yang luar biasa.
Aparat penegak hukum
mengalami kesulitan dalam
pemberantasan korupsi
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002:

Pasal 3
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara
yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat
independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.
Pengertian “kekuasaan manapun” adalah kekuatan yang dapat
mempengaruhi tugas dan wewenang Komisi Pemberantasan
Korupsi atau anggota Komisi secara individual dari pihak
eksekutif, yudikatif, legislatif, pihak-pihak lain yang terkait
dengan perkara tindak pidana korupsi, atau keadaan dan
situasi ataupun dengan alasan apapun.
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Pasal 4
Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan
meningkatkan dayaguna dan hasil guna terhadap upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi.

•
•
•
•

Menyusun jaringan kerja (networking) yang kuat;
Tidak memonopoli tugas & wewenang LID, DIK, dan TUT;
Pemicu dan pemberdayaan institusi yang telah ada;
Melakukan supervisi, memantau dan dalam keadaan
tertentu mengambil alih tugas dan wewenang LIT, DIK, dan
TUT dari Kepolisian dan/atau Kejaksaan (superbody).
UU N o. 30 Tahun 2002

Koordinasi
(Pasal 7)

Supervisi
(Pasal 8)

Tugas

(Pasal 6)

Penyelidikan,
Penyidikan,
& Penuntutan
(Pasal 11)

Pencegahan
(Pasal 13 )

Monitoring
(Pasal 14 )
UU N o. 30 Tahun 2002

Tugas Koordinasi (Pasal 7)
Dalam melaksanakan tugas koordinasi,
KPK berwenang:
a. Mengkoordinasikan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan tindak
pidana korupsi
b. Menetapkan sistem pelaporan dlm
kegiatan pemberantasan tindak
pidana korupsi
c. Meminta informasi tentang kegiatan
pemberantasan tindak pidana korupsi
kepada instansi terkait
d. Melaksanakan dengar pendapat &
pertemuan dg instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi
e. Meminta laporan instansi terkait
ttg pencegahan tindak pidana korupsi

Kejaksaan
BPK

Kepolisian

BPKP

Itjen Dep

Insp LPND

Bawasda
Tugas Supervisi

UU N o. 30 Tahun 2002

(Pasal 8)

Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK berwenang:
Kepolisian

Melakukan pengawasan, penelitian, atau
penelaahan thd instansi yg menjalankan tugas
dan wewenang berkaitan dg pemberantasan
tpk, dan instansi yg melaksanakan pelayanan
publik

Mengambil alih penyidikan atau penuntutan
thd pelaku TPK yang sedang dilakukan oleh
kepolisian atau kejaksaan

BPK
Itjen Dep

Kejaksaan
BPKP
Bawasda

Departemen, LPND,
Kementerian
(pelayanan publik)

Kepolisian
Kejaksaan
Pasal
9, 10

(1)
UU No. 30 Tahun 2002

Tugas Penyelidikan,
Penyidikan, & Penuntutan
(Pasal 11)
PENINDAKAN TIPIKOR
Pasal 53 UU 30/2002
Tidak berwenang SP3

KPK
UU 30/2002
POLISI
UU 2/2002

Pengaduan/ Laporan
Masyarakat

Penyelidikan

Penyidikan

7 hari
Pengaduan/ Laporan
Masyarakat

Penyelidikan

Penuntutan

14 hari

Pengadilan Tipikor:
Pertama, Banding, Kasasi

Persidangan

90 hari kerja
Penjara

Penyidikan

Peradilan Biasa:
Negeri, Tinggi, Kasasi

Kejaksaan

UU 16/2004

Pengaduan/ Laporan
Masyarakat

Penyelidikan

Proses Pengaduan
1. Pelapor/pengadu
2. Laporan/materi yang
diadukan

Penyidikan

Penuntutan

Persidangan

Alat Bukti
1. Surat
2. Keterangan Saksi
3. Keterangan Ahli
4. Petunjuk
5. Keterangan Terdakwa

Melebihi kapasitas
Salemba: 4562/826
Cipinang: 4257/1789
Duren Sawit: 1732/504
Pasal 11 UU No. 30 Tahun 2002
KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan
penuntutan tindak pidana korupsi yang:
a. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara
dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana
korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau
penyelenggara negara;
b. Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau
c. Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Tugas Pencegahan

UU N o. 30 Tahun 2002

(Pasal 13)

KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb:
Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan thd laporan harta
kekayaan penyelenggara negara
Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi
Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi
pada setiap jenjang pendidikan
Merancang dan mendorong terlaksananya program
sosialisasi pemberantasan TPK
Melakukan kampanye antikorupsi kpd masyarakat umum
Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dlm
pemberantasan TPK
TIGA PILAR PENCEGAHAN
•

Pemerintah
1. Monitoring kajian sistem yang berpotensi Korupsi
– Reformasi Birokrasi (Civil Service Reform) dan Reformasi Sektor
Peradilan (Judiciary Apparatus Reform)
1. Memperkuat kapasitas anggota DPRD
2. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
3. Pelaporan/Penetapan Status Gratifikasi

•

Swasta
1. Etika Bisnis (Good Corporate Governance)
2. E-Procurement (e-Announcement)
3. Island of Integrity

•

Masyarakat
1. Pelayanan Publik
2. Pendidikan Anti-Korupsi
3. Peran serta Masyarakat/Laporan
UU N o. 30 Tahun 2002

Tugas Monitoring

(Pasal 14)

KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb:
Melakukan pengkajian thd sistem
pengelolaan administrasi

di semua lembaga negara
& pemerintah

Memberi saran perubahan jika
berdasarkan hasil pengkajian,
sistem pengelolaan administrasi
tersebut berpotensi korupsi

Kepada semua pimpinan
lembaga negara &
pemerintah

Melaporkan jika saran KPK
mengenai usulan perubahan
tersebut tidak diindahkan

Kepada :
Presiden, DPR, & BPK
Launching e-Announcement

5 Januari 2007 di Kantor KPK

43
HASIL PENGADAAN KOTA SURABAYA
PROYEK
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

JALAN MANUKAN KULON
JALAN AKSES BENOWO
PNKT.JL ARIF RAHMAN H
PNKT.JL.HR MUHAMAD
SAL KARAH-PAGESANGAN
PNKT JL. RAYA RUNGKUT
PEMBUATAN PLENGSENGAN
SALURAN KALIBOKOR
JALAN MANUKAN DALAM
KOMPONEN LAMPU JALAN
URUGAN MAKAM KEPUTIH
MEUBELAIR SD/MIN/SLTP

SUMBER: PEMKOT SURABAYA

OE(HPS)

KONTRAK PESERTA

2,30
5,88
2,64
4,64
1,49
2,00
2,28
1,00
1,70
1,71
3,28
2,30

1,30
3,58
1,75
3,09
0,85
1,31
1,37
0,69
1,13
0,89
1,65
1,14

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M

46
38
38
23
43
46
49
22
40
19
17
41
Tanggung Jawab
UU No. 30 Tahun 2002
(Pasal 20)

1

KPK mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
Kepada PUBLIK, dengan cara:
- wajib audit atas kinerja & pertanggungjawaban keuangan
- menerbitkan laporan tahunan
- membuka akses informasi

2

KPK menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala
kepada Presiden RI, DPR RI, dan BPK
MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI
KORUPSI
PEMBERANTASAN TPK
SEBAGAI KEJAHATAN
POLA DETEKSI AKSI

TPK

CH



PENINDAKAN

 PREVENTIF



DETEKSI

INDA

 REPRESIF

PENCEGAHAN

PMPK



AKSI

 PREEMTIF
TIM ATR

KORBAN/KERUGIAN 
SEKJEN

 REHABILITASI
PIPM
48
PEMBERANTASAN KORUPSI
•

DETEKSI
–
–
–

•

PREEMTIF (PENANGKALAN)
–
–

•

MENGUMPULKAN & MENGOLAH DATA MENJADI INFORMASI
MERUMUSKAN SASARAN PEMBERANTASAN KORUPSI (TPK, CH MAUPUN
PMPK DAN KERUGIAN/KORBAN)
MENDUKUNG INFORMASI LANJUTAN DALAM PROSES PENINDAKAN

MENANGANI HULU PERMASALAHAN KORUPSI (PERBAIKAN SISTEM,
MORAL, KESEJAHTERAAN, KONTROL DAN BUDAYA TAAT PADA HUKUM)
BEKERJASAMA MENCARI SOLUSI TERBAIK BAGI KEPENTINGAN BANGSA
BERDASARKAN HUKUM

PREVENTIF (PENCEGAHAN)
–
–

MEMBUAT SETIAP ENTITAS DALAM MASYARAKAT AMAN DARI TINDAK
KORUPSI (TIDAK ADA KESEMPATAN DAN TARGET YG COCOK UTK
DIKORUPSI
MENJAGA AGAR KERAWANAN KORUPSI (CH) TIDAK DIMANFAATKAN
OLEH KORUPTOR

•

REPRESIF (PENINDAKAN)

•

REHABILITASI (PEMULIHAN)

–
–
–

–

MELAKUKAN PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN & PENUNTUTAN TPK
MELAKUKAN UPAYA HUKUM LANJUTAN
MELAKSANAKAN EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM YG SUDAH INKRAKHT

MENGEMBALIKAN ASSET/KERUGIAN NEGARA AKIBAT KORUPSI

49
30 Jenis Korupsi
Dikelompokkan menjadi:
●
●
●
●
●
●

●

Merugikan keuangan negara,
Suap-menyuap
Penggelapan dalam jabatan
Pemerasan
Perbuatan curang
Benturan kepentingan dalam
pengadaan
Gratifikasi
Pelaku KORUPSI
SUB K
YE

SETI AP
ORANG
-Set iap or ang
-Pegawai neger i
-Penylgr negar a
-Hakim
-Advokat

Sebagaimana UU NO 31 / 1999 yang telah diubah
denganUU NO 20 / 2001

P RB
E UAT
AN
-Memperkaya diri, orang lain, koorporasi
secara melawan hukum (Psl 2)
-Menguntungkan diri, orang lain, koorporasi
dengan menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana karena jabatan
/kedudukan (Psl 3)

-Suap (Psl 5,6,11,12,13)

PEMBORONG

-Perbuatan curang, membahayakan
keamanan umum (Psl 7)

-Pegawai neger i
-Selain PN

-Penggelapan uang/surat berharga (Psl 8)
-Pemalsuan, menghilangkan, merusakkan
buku-buku/daftar-daftar (Psl 9, 10)
-UU Lain yang menyebut -----korupsi

AK AT
IB

-Merugikan Ku /
ekonomi Negara
-Merugikan individu,
instansi, dunia usaha
& masyarakat
-Bangsa dan negara
terpuruk
Melawan Hukum untuk Memperkaya Diri
dan Menyalahgunakan Kewenangan
Pasal 2 (Break of Law)
- secara melawan hukum;
- memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau korporasi;

Setiap
Orang
atau
Korporasi

Pasal 3 (Abuse of Power)
- dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri, orang lain atau
suatu korporasi;
- menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan;

Formil dan materiil
(perbuatan tercela)

Yang dapat
merugikan
keuangan negara
atau perekonomian
negara
Unsur

Fakta

Alat Bukti

Setiap orang

B adalah seorang Dirut BUMN

SK pengangkatan B sbg
Dirut BUMN

Memperkaya diri
sendiri, orang lain
atau suatu
korporasi

Pada tgl. 10 Jan. 2005 B mendapat transfer
uang sebesar Rp 15 M dari F.

Keterangan dari
terdakwa dan saksi.

F telah mendapat kekayaan berupa aset
tanah seluas 50 Ha dgn harga dibawah
NJOP/harga pasar.
Sebelum menjual, B mengadakan beberapa
pertemuan dgn F untuk negosiasi harga dan
tata cara pembayaran.

Keterangan petugas
bank dan print-out
rekening bank
Keterangan dari: Panitia
Penaksir harga, Panitia
Penjualan, Kantor PBB,
Perusahaan Appraisal,
Komisaris Perusahaan,
Para Direksi & Notaris.

Dengan cara
melawan hukum

B mengupayakan penurunan harga NJOP.
B minta F mencari 2 perusahaan
pendamping.

Dokumen penjualan,
NJOP, SK Panitia, Akta
Jual Beli, Sertifikat
Tidak sesuai SK Menkeu penjualan harus dgn Tanah. SK Menkeu, SK
prosedur lelang terbuka dan tunai.
Meneg BUMN,
Negara dirugikan Rp 50 M (NJOP tertinggi
Keterangan ahli
B menunjuk panitia penaksir harga dan
panitia penjualan hanya formalitas saja.

Dapat merugikan
Menyuap Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara
Pasal 5 ayat (1) huruf a
- Memberi atau menjanjikan sesuatu;
- kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara;
- dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya;
- yang bertentangan dengan kewajibannya.
Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun
dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah
Penyadapan, Perekaman dan
Penggeledahan
KASUS BULOG
Suap Terhadap Hakim
Pasal 6 ayat (1) point a
- Memberi atau menjanjikan sesuatu;
- kepada hakim;
- dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara;
- yang diserahkan kepadanya.
Pemborong Berbuat Curang
Pasal 7 ayat (1) huruf a
- Pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan;
- Melakukan perbuatan curang;
- Pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan
bangunan ;
- Yang dapat membahayakan keamanan orang atau keamanan
barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang .

Dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun
dan atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah
Pengawas Membiarkan Kecurangan
Pasal 7 ayat (1) huruf b
- Pengawas bangunan atau pengawas penyerahan bahan
bangunan;
- Membiarkan dilakukannya perbuatan curang pada waktu
membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan ;
- Dilakukan dengan sengaja ;
- Sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) huruf a .
Dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun
dan atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah
Menerima Hadiah atau Janji
berhubungan dengan Jabatannya
Pasal 11

• Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun
dan paling lama 5 tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 250 juta
- Pegawai negeri atau penyelenggara negara
- Menerima hadiah atau janji
- Padahal diketahuinya
- Atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang
berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut
pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut
ada hubungannya dengan jabatannya.
Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara
Memeras
Pasal 12 huruf e

Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar:
–

Pegawai negeri atau penyelenggara negara;

–

Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang
lain;

–

Secara melawan hukum;

–

Memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar,
atau menerima bayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

–

Menyalahgunakan kekuasaannya.
Turut Serta Dalam Pengadaan
Pasal 12 huruf i
Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar:
–
–

Pegawai negeri atau penyelenggara negara;

–

Langsung atau tidak langsung turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan;

–

Pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau
sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya.

Dengan sengaja;
GRATIFIKASI
Pasal 12B ayat (1)

Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10 juta atau lebih, pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10 juta pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh
penuntut umum.
Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan
pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001
• Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga,
tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi
tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar
negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik .
• Pengecualian
– Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat
(1) :
• Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B
ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sanksinya
Pasal 12B ayat (2)
Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.
Pasal 16, UU No. 30 Tahun 2002
Setiap pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima
gratifikasi wajib melaporkan kepada KPK, dengan tata cara sebagai
berikut :

a.

Laporan disampaikan secara tertulis dengan mengisi formulir
sebagaimana ditetapkan oleh KPK dengan melampirkan
dokumen yang berkaitan dengan gratifikasi.

b.

Formulir sebagaimana dimaksud pada huruf a sekurangkurangnya memuat:
1.

Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi
gratifikasi;

2.

Jabatan pegawai negeri atau penyelenggara negara;

3.

Tempat dan waktu penerimaan gratifikasi;

4.

Uraian jenis gratifikasi yang diterima; dan

5.

Nilai gratifikasi yang diterima.
Pelaporan dan Penentuan
Status Gratifikasi Pasal 16, 17 & 18
UU No. 30
th. 2002

Penerima
Gratifikasi

Pasal
12C
UU No.
20 th
2001

Laporan Tertulis
kepada KPK

Proses
Penetapan Status

Dapat memanggil
Penerima Gratifikasi

Waktu 30 hari
kerja
sejak diterima

7 Hari Kerja sejak
ditetapkan statusnya

Pimpinan KPK
melakukan
penelitian

Menteri
Keuangan

Penerima
Gratifikasi

SK Pimpinan
KPK ttg
Status Gratifikasi

30
H
A
R
I
K
E
R
J
A
Data Pelaporan Gratifikasi
DPRD dan Pemberantasan Korupsi
PERAN DPRD DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

MENCEGAH agar dirinya sendiri
tidak terlibat korupsi

Anggota DPRD
harus memahami ttg
apa yang dimaksud
dg KORUPSI

MENCEGAH agar orang lain
tidak terlibat korupsi dengan
cara mengingatkan mereka
MENDETEKSI apabila ada
korupsi yang telah terjadi dan
melaporkan ke penegak hukum
HASRAT UNTUK BERUBAH
Ketika aku masih muda dan bebas
berkhayal,
aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertambahnya usia dan
kearifanku,
kudapati bahwa
dunia tidak kunjung berubah
Maka cita – cita itu pun agak kupersempit,
lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negriku.
Namun tampaknya,
hasrat itu pun tiada hasilnya.
Ketika usiaku semakin senja dengan semangatku
yang masih tersisa, kuputuskan untuk
mengubah keluarga, orang – orang yang paling
dekat denganku.
Tetapi celakanya,
mereka pun tidak mau di ubah!
Dan kini,
Sementara aku berbaring saat ajal
menjelang,
tiba – tiba aku sadari :
“Andaikan yang pertama – tama kuubah
adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku sebagai
panutan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan
mereka,
Bisa jadi akupun mampu memperbaiki
Negriku,
Kemudian siapa tahu aku bahkan bisa
mengubah dunia!”

Terukir di sebuah makan di Westminter Abbey, Inggris, 1100M
LASKAR PROMETHEAN (SEMAR)
Dia adalah SEMAR :
Tidak jauh tidak dekat tapi ada
Selalu bijak serba mengalah
Penuntun arif, pengobral maaf
Dia lemah sekaligus kuat
Begitu sifat dasar rakyat
Tapi jangan coba bikin murka
Sebab dia maha kekuatan itu
Yang menggempur tak pandang bulu
Dia adalah SEMAR
Dia badai dan topan itu
Yang menggeliat karena gencetan
Yang bergerak karena penindasan
Yang menggilas karena hinaan
Yang sanggup mengubah roda zaman
Rakyat jelata dimana saja . . .
Riantiarno
Penutup
KPK tidak mungkin melaksanakan
pemberantasan korupsi tanpa
dukungan dan komitmen yang kuat
dari seluruh komponen bangsa. KPK
ibarat sebuah lilin kecil ditengah
kegelapan oleh karenanya KPK
mengajak seluruh hadirin untuk
bersama-sama menyalakan lilin
masing-masing sehingga kegelapan
tersebut dapat diakhiri.

More Related Content

Similar to Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)

Pendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.pptPendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.pptPendidikanIPA
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXceronronaldo1
 
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudamengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudaSalma Van Licht
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaEry Arifullah
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxFahmiTgh
 
Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptx
Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptxTransparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptx
Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptxZainul Ulum
 
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptxMateri Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptxssuser2a04b1
 
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAMPENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAMGalih Pratama
 
Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas KorupsiPresentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsiabdul Hamid
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaranatal kristiono
 
Pkn Kelas 11 Bab 1
Pkn Kelas 11 Bab 1Pkn Kelas 11 Bab 1
Pkn Kelas 11 Bab 1RezaWahyuni5
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxwallzui321
 

Similar to Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) (20)

Pendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.pptPendidikan Anti Korupsi.ppt
Pendidikan Anti Korupsi.ppt
 
Anti Korupsi
Anti KorupsiAnti Korupsi
Anti Korupsi
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
 
06 Anti Korupsi.pdf
06 Anti Korupsi.pdf06 Anti Korupsi.pdf
06 Anti Korupsi.pdf
 
Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)
 
Presentation1 130903215347-
Presentation1 130903215347-Presentation1 130903215347-
Presentation1 130903215347-
 
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudamengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
 
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
 
Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptx
Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptxTransparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptx
Transparansi dan Akuntabilitas Sekolah .pptx
 
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptxMateri Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
 
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsiPendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAMPENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
PENYEBAB TERJADINYA KASUS PELANGGARAN HAM
 
Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas KorupsiPresentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
Presentase Percepatan Pemberatantas Korupsi
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
 
Pkn Kelas 11 Bab 1
Pkn Kelas 11 Bab 1Pkn Kelas 11 Bab 1
Pkn Kelas 11 Bab 1
 
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsiPendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptx
 

More from IWAN SUKMA NURICHT

Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019
Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019
Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019IWAN SUKMA NURICHT
 
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9IWAN SUKMA NURICHT
 
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8IWAN SUKMA NURICHT
 
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7 Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7 IWAN SUKMA NURICHT
 
Pancasila dan Organisasi Profesi
Pancasila dan  Organisasi ProfesiPancasila dan  Organisasi Profesi
Pancasila dan Organisasi ProfesiIWAN SUKMA NURICHT
 
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIIIModul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIIIIWAN SUKMA NURICHT
 
Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...
Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...
Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...IWAN SUKMA NURICHT
 
Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...
Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...
Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...IWAN SUKMA NURICHT
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruIWAN SUKMA NURICHT
 
Latihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMP
Latihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMPLatihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMP
Latihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMPIWAN SUKMA NURICHT
 
Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021
Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021
Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021IWAN SUKMA NURICHT
 
AKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARAN
AKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARANAKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARAN
AKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARANIWAN SUKMA NURICHT
 
Asesmen Nasional-Lembar Tanya Jawab
Asesmen Nasional-Lembar Tanya JawabAsesmen Nasional-Lembar Tanya Jawab
Asesmen Nasional-Lembar Tanya JawabIWAN SUKMA NURICHT
 
Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran
Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran
Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran IWAN SUKMA NURICHT
 
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONALPANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONALIWAN SUKMA NURICHT
 
SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...
SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...
SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...IWAN SUKMA NURICHT
 
Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013
Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013
Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013IWAN SUKMA NURICHT
 

More from IWAN SUKMA NURICHT (20)

Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019
Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019
Penulisan Soal Pilihan Ganda dari PUSPENDIK Tahun 2019
 
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 9
 
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 8
 
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7 Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7
Modul Pembelajaran Berbasis Aktivitas PJJ PPKn Kelas 7
 
Pancasila dan Organisasi Profesi
Pancasila dan  Organisasi ProfesiPancasila dan  Organisasi Profesi
Pancasila dan Organisasi Profesi
 
Desain Pengembangan Soal AKM
Desain Pengembangan Soal AKMDesain Pengembangan Soal AKM
Desain Pengembangan Soal AKM
 
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIIIModul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Modul Asesmen Awal Matematika SMP/MTs Kelas VIII
 
CONTOH-CONTOH SOAL AKM
CONTOH-CONTOH SOAL AKM CONTOH-CONTOH SOAL AKM
CONTOH-CONTOH SOAL AKM
 
Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...
Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...
Pedoman dan Modul Pendidikan Kecakapan Hidup untuk Pencegahan HIV dan AIDS ba...
 
Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...
Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...
Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter untuk Tingkat Sekolah Dasar d...
 
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi GuruModul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru
 
Latihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMP
Latihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMPLatihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMP
Latihan Soal Asesmen Kompetensi Minimum SMP
 
Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021
Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021
Penyelenggaraan Asesmen Nasional Tahun 2021
 
AKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARAN
AKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARANAKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARAN
AKUN PEMBELAJARAN UNTUK MENGAKSES APLIKASI PEMBELAJARAN
 
Asesmen Nasional-Lembar Tanya Jawab
Asesmen Nasional-Lembar Tanya JawabAsesmen Nasional-Lembar Tanya Jawab
Asesmen Nasional-Lembar Tanya Jawab
 
Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran
Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran
Asesmen Kompetensi Minimum dan Implikasi pada Pembelajaran
 
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONALPANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
PANDUAN GERAKAN LITERASI NASIONAL
 
SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...
SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...
SALINAN SURAT KEPUTUSAN BERSAMA TENTANG PANDUAN PENYELANGGARAN PEMBELAJARAN S...
 
Materi Pancasila
Materi PancasilaMateri Pancasila
Materi Pancasila
 
Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013
Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013
Buku Guru PPKn kelas 7 Edisi Revisi Tahun 2017 Kurikulum 2013
 

Percepatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)

  • 1. Peningkatan Peran DPRD dalam Pencegahan dan Pendeteksian Korupsi Disampaikan dalam Workshop “MENINGKATKAN KAPASITAS PERAN DAN FUNGSI DPRD” Prof. DR. M. Syamsa Ardisasmita, DEA Deputi Bidang Informasi dan Data / Plt Sekjen KPK / Plt Deputi Pencegahan
  • 2. PERCEPATAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Substansi ini disunting dari materi KPK yang disampaikan dalam berbagai workshop DPRD Disampaikan Oleh Yonatan Wiyoso (Widyaiswara Utama)
  • 3. INDONESIA NEGARA BESAR • Sumberdaya alam melimpah • Lahan Luas, Laut Luas, Tanah Subur • Keaneka ragaman hayati tinggi • Penduduk banyak • Kebudayaan beraneka dan bernilai tinggi • Memiliki sejarah peradaban yang membanggakan • Memiliki sejarah perjuangan yang heroik • Memiliki bahasa persatuan yang fenomenal
  • 4. IRONI YANG TERJADI • Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa tujuan pemerintah adalah untuk melindungi setiap warga negara, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. • Fakta yang terjadi sekarang: – – – – – Tingginya tingkat kemiskinan; Tingginya angka pengangguran; Rendanya kualitas SDM (HDI); Kurangnya akses kepada layanan publik; Negerinya subur, rakyat kurang gizi & busung lapar, negara sibuk ngimpor & tidak berdaya melawan flu burung. • Apakah fakta diatas merupakan indikator dari kegagalan pemerintah untuk mencapai tujuan nasional ? Mengapa semua itu bisa terjadi ?
  • 5. Setelah 62 Tahun Merdeka, Indonesia Jauh Tertinggal Oleh SINGAPURA serta MALAYSIA, yang lebih muda dari indonesia MENGAPA? Bukankah Indonesia Paling Melimpah SUMBERDAYA ALAMNYA dan SUMBERDAYA MANUSIA nya?
  • 6. • Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. • Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan
  • 7. • Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. • Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya
  • 8. • Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. • Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami.
  • 9. • Perbedaannya adalah pada sikap dan perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.
  • 10.
  • 11. ARTI KATA & PERSEPSI KORUPSI ARTI KATA KORUPSI • DARI BAHASA LATIN CORRUPTIO , ATAU CORRUMPERE (KATA KERJA), YG BERARTI BURUK / RUSAK / MEMUTAR BALIK ATAU MENYOGOK • TRANSPARANCY INTERNATIONAL Perilaku pejabat publik, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri sendiri, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KORUPSI; • KORUPSI SBG KEBIASAAN (INI YG SELAMA INI TERJADI, SEHINGGA MERUSAK MORAL BANGSA) • KORUPSI SBG MISMANAGEMENT (INI YG DI MASA LALU DIANUTI, SEHINGGA NEGARA DIRUGIKAN) • KORUPSI SBG KEJAHATAN 11
  • 12. KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN • KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN YANG LUAR BIASA (EXTRA ORDINARY CRIME) • KITA HARUS MENGETAHUI DUA HAL TENTANG KORUPSI: – KAPAN KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN AKAN TERJADI – BAGAIMANA SEBENARNYA HAKEKAT KORUPSI TERSEBUT • KAPAN KEJAHATAN (CRIME) / KORUPSI TERJADI ? MANAKALA BERTEMUNYA UNSUR-UNSUR: – NIAT UNTUK MELAKUKAN (DESIRE TO ACT) – KEMAMPUAN UNTUK MELAKUKAN (ABILITY TO ACT) – PELUANG / KESEMPATAN (OPPORTUNITY) – TARGET YANG COCOK (SUITABLE TARGET) CATATAN : PENJAHAT YG PROFESIONAL AKAN MELAKUKAN KEJAHATANNYA APABILA PAY OFF > COST 12
  • 13. GUNUNG ES KORUPSI • lokasi : • lokasi : • pemasok • pemasok anggaran anggaran • pengguna • pengguna anggaran, anggaran, • disparitas • disparitas pendapatan pendapatan • manusia (berjiwa • manusia (berjiwa koruptor) koruptor) • barang (asset • barang (asset neg, br sitaan) neg, br sitaan) • kegiatan : • kegiatan : • proyek • proyek pembangunan pembangunan • pengadaan • pengadaan barang / jasa barang / jasa • perijinan / yan • perijinan / yan publik publik TPK CORRUPTION HAZARDS (CH) POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI (PMPK) Korupsi sbg Korupsi sbg Kejahatan terjadi, Kejahatan terjadi, apabila terdapat : apabila terdapat : • Desire to Act • Desire to Act • Ability to Act • Ability to Act • Opportunity • Opportunity • Suitable Target • Suitable Target Kelemahan bangsa Kelemahan bangsa • Kesisteman • Kesisteman • Kesejahteraan / • Kesejahteraan / Pengghasilan Pengghasilan • Mental / moral • Mental / moral • Internal, sosial, • Internal, sosial, self control self control • Budaya ketaatan • Budaya ketaatan hukum hukum 13
  • 14. GUNUNG ES KORUPSI • lokasi : • lokasi : • pemasok • pemasok anggaran anggaran • pengguna • pengguna anggaran, anggaran, • disparitas • disparitas pendapatan pendapatan • manusia (berjiwa • manusia (berjiwa koruptor) koruptor) • barang (asset • barang (asset neg, br sitaan) neg, br sitaan) • kegiatan : • kegiatan : • proyek • proyek pembangunan pembangunan • pengadaan • pengadaan barang / jasa barang / jasa • perijinan / yan • perijinan / yan publik publik TPK CORRUPTION HAZARDS (CH) POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI (PMPK) Korupsi sbg Korupsi sbg Kejahatan terjadi, Kejahatan terjadi, apabila terdapat : apabila terdapat : • Desire to Act • Desire to Act • Ability to Act • Ability to Act • Opportunity • Opportunity • Suitable Target • Suitable Target Kelemahan bangsa Kelemahan bangsa • Kesisteman • Kesisteman • Kesejahteraan / • Kesejahteraan / Pengghasilan Pengghasilan • Mental / moral • Mental / moral • Internal, sosial, • Internal, sosial, self control self control • Budaya ketaatan • Budaya ketaatan hukum hukum 14
  • 15. Kompas 18 Oktober 2003 “………… korupsi sudah sedemikian kuat membelenggu kita, mulai istana sampai ke kantor kelurahan, sejak bangun tidur hingga menjelang tidur lagi, sejak lahir sampai meninggal . Merambah dari tempat ibadah sampai ke toilet………………” Kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah di Bandar Lampung.
  • 16. • Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita.
  • 17. • Kita terbelakang / lemah / miskin karena perilaku kita yang kurang atau tidak baik. • Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.
  • 18. dan PERUBAHAN HARUS DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI
  • 19. Sejarah Pemberantasan Korupsi 1957: (Peraturan Penguasa Militer) - Tidak terstruktur • Peratutan Penguasa Militer No. PRT/PM/06/ 1957. 1967: (Tim Pemberantasan Korupsi) - Represif • UU No. 3/1971 tentang Pemberantasan TPK. 1977: (Opstib - Operasi Tertib) - Represif • Inpres No.9/1977 tentang Pelaksanaan Tim Operasi Tertib. 1998:  Krisis Multidisiplin (Moneter, Ekonomi, … ) • Perbuatan yang bersifat kolusif dan berbau nepotisme (abuse of power) tidak dapat dikategorikan sebagai perbuatan korupsi. • Otonomi Daerah menyebabkan desentralisasi korupsi dan kolusi. 1999: KPKPN (Preventif), TGPTPK (Represif) • UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari KKN. • UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 ttg Pemberantasan TPK. 2003: KPK (Represif & Preventif) • UU No. 30/2002 ttg. Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 2005: (Tim Tastipikor - Keppres No. 11 Tahun 2005, RAN-PK) 2006: UU No.7/2006 Ratifikasi UNCAC, UU tentang Perlindungan Saksi dan Pelapor.
  • 21. Tap MPR No. XI/MPR/1998 • Pasal 4 Upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara dan kroninya, maupun pihak swasta/konglomerat, termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak asasi manusia”
  • 22. IPK Mutu Pelayanan Publik ? Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia Berbagai Indikasi Korupsi Country Risk ? Daya saing ? PERC Ltd. Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis PERC Annual Graft Ranking Global Corruption Barometer Institute of Management Development (IMD) Geneva The World Competitiveness Scoreboard Growth Competitiveness Index (GCI) rankings, dalam Global Competitiveness Reports
  • 23. Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia 16 izin keselamatan kerja 26 izin gangguan 27 izin prinsip 34 izin lokasi 35 IMB 43 izin lingkungan hidup 0 10 20 30 40 50
  • 24. OTONOMI DAERAH KEBIJAKAN DESENTRALISASI PEMERINTAH DAERAH PELAYANAN PUBLIK Transparans Akuntabel Efektif Efisien Tujuan Politis Tujuan Kesejahteraan • Menyerahkan kewenangan atas sebagian besar fungsi-fungsi pemerintah dari Pusat kepada Kabupaten/Kota. • Kesejahteraan dicapai melalui pelayanan publik.
  • 25. HUBUNGAN PEMDA dan DPRD  KESEJAHTERAAN RAKYAT  PELAYANAN UMUM  DAYA SAING DAERAH PEMDA AREA ADMINISTRASI DPRD AREA POLITIK KEMITRAAN
  • 26. ERA OTONOMI DAERAH • Setelah era Otonomi Daerah, korupsi di Indonesia malah seperti penyakit yang mewabah dan menjalar kemana-mana. • Pemberian Otonomi Daerah bukan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat tetapi malah menyebabkan desentralisasi korupsi dan kolusi di daerah-daerah. • Semakin kreatifnya bentuk korupsi yang dilakukan oleh pejabat daerah yang melibatkan DPRD, yang notabane mestinya menjadi pengawas pemerintah daerah. • Para wakil rakyat dianggap masih memanfaatkan posisi untuk memperkaya diri ketimbang memikirkan kepentingan rakyat. • Ada kepentingan partai untuk mengumpulkan dana lewat kader mereka di legislatif yang mendorong kader mencari terobosanterobosan dana.
  • 27. Besarnya Biaya Politik & Money Politics IP: Cukong, Pengusaha, Konglomerat Calon Kepala Daerah PEMILIH PARPOL KPUD
  • 28. Kasus Korupsi di Daerah • Kasus Korupsi Pejabat Daerah (2004-2006) 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 767 327 te n up a Pr Ka b PR D D PR D D Bu pa ti/ W al i ov in si Ko ta r en u G ub /K ot a 63 7 767 anggota DPRD dari 110 Kabupaten dan 25 Kota
  • 29. PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI & KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)
  • 30. LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA KPK Kualitas korupsi & kerusakan yang ditimbulkan Jumlah kasus Jumlah kerugian negara 19-- 2004 membawa bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional & pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat TPK adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime)
  • 31. Korupsi sudah menjadi kejahatan luar biasa dan harus dihadapi dengan cara-cara yang luar biasa. Aparat penegak hukum mengalami kesulitan dalam pemberantasan korupsi
  • 32. KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI Dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002: Pasal 3 Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Pengertian “kekuasaan manapun” adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi tugas dan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi atau anggota Komisi secara individual dari pihak eksekutif, yudikatif, legislatif, pihak-pihak lain yang terkait dengan perkara tindak pidana korupsi, atau keadaan dan situasi ataupun dengan alasan apapun.
  • 33. KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI Pasal 4 Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan meningkatkan dayaguna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. • • • • Menyusun jaringan kerja (networking) yang kuat; Tidak memonopoli tugas & wewenang LID, DIK, dan TUT; Pemicu dan pemberdayaan institusi yang telah ada; Melakukan supervisi, memantau dan dalam keadaan tertentu mengambil alih tugas dan wewenang LIT, DIK, dan TUT dari Kepolisian dan/atau Kejaksaan (superbody).
  • 34. UU N o. 30 Tahun 2002 Koordinasi (Pasal 7) Supervisi (Pasal 8) Tugas (Pasal 6) Penyelidikan, Penyidikan, & Penuntutan (Pasal 11) Pencegahan (Pasal 13 ) Monitoring (Pasal 14 )
  • 35. UU N o. 30 Tahun 2002 Tugas Koordinasi (Pasal 7) Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang: a. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi b. Menetapkan sistem pelaporan dlm kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi terkait d. Melaksanakan dengar pendapat & pertemuan dg instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi e. Meminta laporan instansi terkait ttg pencegahan tindak pidana korupsi Kejaksaan BPK Kepolisian BPKP Itjen Dep Insp LPND Bawasda
  • 36. Tugas Supervisi UU N o. 30 Tahun 2002 (Pasal 8) Dalam melaksanakan tugas supervisi, KPK berwenang: Kepolisian Melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan thd instansi yg menjalankan tugas dan wewenang berkaitan dg pemberantasan tpk, dan instansi yg melaksanakan pelayanan publik Mengambil alih penyidikan atau penuntutan thd pelaku TPK yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan BPK Itjen Dep Kejaksaan BPKP Bawasda Departemen, LPND, Kementerian (pelayanan publik) Kepolisian Kejaksaan Pasal 9, 10 (1)
  • 37. UU No. 30 Tahun 2002 Tugas Penyelidikan, Penyidikan, & Penuntutan (Pasal 11)
  • 38. PENINDAKAN TIPIKOR Pasal 53 UU 30/2002 Tidak berwenang SP3 KPK UU 30/2002 POLISI UU 2/2002 Pengaduan/ Laporan Masyarakat Penyelidikan Penyidikan 7 hari Pengaduan/ Laporan Masyarakat Penyelidikan Penuntutan 14 hari Pengadilan Tipikor: Pertama, Banding, Kasasi Persidangan 90 hari kerja Penjara Penyidikan Peradilan Biasa: Negeri, Tinggi, Kasasi Kejaksaan UU 16/2004 Pengaduan/ Laporan Masyarakat Penyelidikan Proses Pengaduan 1. Pelapor/pengadu 2. Laporan/materi yang diadukan Penyidikan Penuntutan Persidangan Alat Bukti 1. Surat 2. Keterangan Saksi 3. Keterangan Ahli 4. Petunjuk 5. Keterangan Terdakwa Melebihi kapasitas Salemba: 4562/826 Cipinang: 4257/1789 Duren Sawit: 1732/504
  • 39. Pasal 11 UU No. 30 Tahun 2002 KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi yang: a. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara; b. Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau c. Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
  • 40. Tugas Pencegahan UU N o. 30 Tahun 2002 (Pasal 13) KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb: Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan thd laporan harta kekayaan penyelenggara negara Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan TPK Melakukan kampanye antikorupsi kpd masyarakat umum Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dlm pemberantasan TPK
  • 41. TIGA PILAR PENCEGAHAN • Pemerintah 1. Monitoring kajian sistem yang berpotensi Korupsi – Reformasi Birokrasi (Civil Service Reform) dan Reformasi Sektor Peradilan (Judiciary Apparatus Reform) 1. Memperkuat kapasitas anggota DPRD 2. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 3. Pelaporan/Penetapan Status Gratifikasi • Swasta 1. Etika Bisnis (Good Corporate Governance) 2. E-Procurement (e-Announcement) 3. Island of Integrity • Masyarakat 1. Pelayanan Publik 2. Pendidikan Anti-Korupsi 3. Peran serta Masyarakat/Laporan
  • 42. UU N o. 30 Tahun 2002 Tugas Monitoring (Pasal 14) KPK berwenang melakukan tugas dan langkah pencegahan sbb: Melakukan pengkajian thd sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara & pemerintah Memberi saran perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi Kepada semua pimpinan lembaga negara & pemerintah Melaporkan jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut tidak diindahkan Kepada : Presiden, DPR, & BPK
  • 43. Launching e-Announcement 5 Januari 2007 di Kantor KPK 43
  • 44.
  • 45. HASIL PENGADAAN KOTA SURABAYA PROYEK • • • • • • • • • • • • JALAN MANUKAN KULON JALAN AKSES BENOWO PNKT.JL ARIF RAHMAN H PNKT.JL.HR MUHAMAD SAL KARAH-PAGESANGAN PNKT JL. RAYA RUNGKUT PEMBUATAN PLENGSENGAN SALURAN KALIBOKOR JALAN MANUKAN DALAM KOMPONEN LAMPU JALAN URUGAN MAKAM KEPUTIH MEUBELAIR SD/MIN/SLTP SUMBER: PEMKOT SURABAYA OE(HPS) KONTRAK PESERTA 2,30 5,88 2,64 4,64 1,49 2,00 2,28 1,00 1,70 1,71 3,28 2,30 1,30 3,58 1,75 3,09 0,85 1,31 1,37 0,69 1,13 0,89 1,65 1,14 M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M 46 38 38 23 43 46 49 22 40 19 17 41
  • 46. Tanggung Jawab UU No. 30 Tahun 2002 (Pasal 20) 1 KPK mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya Kepada PUBLIK, dengan cara: - wajib audit atas kinerja & pertanggungjawaban keuangan - menerbitkan laporan tahunan - membuka akses informasi 2 KPK menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden RI, DPR RI, dan BPK
  • 48. PEMBERANTASAN TPK SEBAGAI KEJAHATAN POLA DETEKSI AKSI TPK CH  PENINDAKAN  PREVENTIF  DETEKSI INDA  REPRESIF PENCEGAHAN PMPK  AKSI  PREEMTIF TIM ATR KORBAN/KERUGIAN  SEKJEN  REHABILITASI PIPM 48
  • 49. PEMBERANTASAN KORUPSI • DETEKSI – – – • PREEMTIF (PENANGKALAN) – – • MENGUMPULKAN & MENGOLAH DATA MENJADI INFORMASI MERUMUSKAN SASARAN PEMBERANTASAN KORUPSI (TPK, CH MAUPUN PMPK DAN KERUGIAN/KORBAN) MENDUKUNG INFORMASI LANJUTAN DALAM PROSES PENINDAKAN MENANGANI HULU PERMASALAHAN KORUPSI (PERBAIKAN SISTEM, MORAL, KESEJAHTERAAN, KONTROL DAN BUDAYA TAAT PADA HUKUM) BEKERJASAMA MENCARI SOLUSI TERBAIK BAGI KEPENTINGAN BANGSA BERDASARKAN HUKUM PREVENTIF (PENCEGAHAN) – – MEMBUAT SETIAP ENTITAS DALAM MASYARAKAT AMAN DARI TINDAK KORUPSI (TIDAK ADA KESEMPATAN DAN TARGET YG COCOK UTK DIKORUPSI MENJAGA AGAR KERAWANAN KORUPSI (CH) TIDAK DIMANFAATKAN OLEH KORUPTOR • REPRESIF (PENINDAKAN) • REHABILITASI (PEMULIHAN) – – – – MELAKUKAN PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN & PENUNTUTAN TPK MELAKUKAN UPAYA HUKUM LANJUTAN MELAKSANAKAN EKSEKUSI PUTUSAN HAKIM YG SUDAH INKRAKHT MENGEMBALIKAN ASSET/KERUGIAN NEGARA AKIBAT KORUPSI 49
  • 50. 30 Jenis Korupsi Dikelompokkan menjadi: ● ● ● ● ● ● ● Merugikan keuangan negara, Suap-menyuap Penggelapan dalam jabatan Pemerasan Perbuatan curang Benturan kepentingan dalam pengadaan Gratifikasi
  • 51. Pelaku KORUPSI SUB K YE SETI AP ORANG -Set iap or ang -Pegawai neger i -Penylgr negar a -Hakim -Advokat Sebagaimana UU NO 31 / 1999 yang telah diubah denganUU NO 20 / 2001 P RB E UAT AN -Memperkaya diri, orang lain, koorporasi secara melawan hukum (Psl 2) -Menguntungkan diri, orang lain, koorporasi dengan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana karena jabatan /kedudukan (Psl 3) -Suap (Psl 5,6,11,12,13) PEMBORONG -Perbuatan curang, membahayakan keamanan umum (Psl 7) -Pegawai neger i -Selain PN -Penggelapan uang/surat berharga (Psl 8) -Pemalsuan, menghilangkan, merusakkan buku-buku/daftar-daftar (Psl 9, 10) -UU Lain yang menyebut -----korupsi AK AT IB -Merugikan Ku / ekonomi Negara -Merugikan individu, instansi, dunia usaha & masyarakat -Bangsa dan negara terpuruk
  • 52. Melawan Hukum untuk Memperkaya Diri dan Menyalahgunakan Kewenangan Pasal 2 (Break of Law) - secara melawan hukum; - memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi; Setiap Orang atau Korporasi Pasal 3 (Abuse of Power) - dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi; - menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan; Formil dan materiil (perbuatan tercela) Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
  • 53. Unsur Fakta Alat Bukti Setiap orang B adalah seorang Dirut BUMN SK pengangkatan B sbg Dirut BUMN Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi Pada tgl. 10 Jan. 2005 B mendapat transfer uang sebesar Rp 15 M dari F. Keterangan dari terdakwa dan saksi. F telah mendapat kekayaan berupa aset tanah seluas 50 Ha dgn harga dibawah NJOP/harga pasar. Sebelum menjual, B mengadakan beberapa pertemuan dgn F untuk negosiasi harga dan tata cara pembayaran. Keterangan petugas bank dan print-out rekening bank Keterangan dari: Panitia Penaksir harga, Panitia Penjualan, Kantor PBB, Perusahaan Appraisal, Komisaris Perusahaan, Para Direksi & Notaris. Dengan cara melawan hukum B mengupayakan penurunan harga NJOP. B minta F mencari 2 perusahaan pendamping. Dokumen penjualan, NJOP, SK Panitia, Akta Jual Beli, Sertifikat Tidak sesuai SK Menkeu penjualan harus dgn Tanah. SK Menkeu, SK prosedur lelang terbuka dan tunai. Meneg BUMN, Negara dirugikan Rp 50 M (NJOP tertinggi Keterangan ahli B menunjuk panitia penaksir harga dan panitia penjualan hanya formalitas saja. Dapat merugikan
  • 54. Menyuap Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara Pasal 5 ayat (1) huruf a - Memberi atau menjanjikan sesuatu; - kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara; - dengan maksud supaya berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya; - yang bertentangan dengan kewajibannya. Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah
  • 57. Suap Terhadap Hakim Pasal 6 ayat (1) point a - Memberi atau menjanjikan sesuatu; - kepada hakim; - dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara; - yang diserahkan kepadanya.
  • 58. Pemborong Berbuat Curang Pasal 7 ayat (1) huruf a - Pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan; - Melakukan perbuatan curang; - Pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan ; - Yang dapat membahayakan keamanan orang atau keamanan barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang . Dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah
  • 59. Pengawas Membiarkan Kecurangan Pasal 7 ayat (1) huruf b - Pengawas bangunan atau pengawas penyerahan bahan bangunan; - Membiarkan dilakukannya perbuatan curang pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan ; - Dilakukan dengan sengaja ; - Sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) huruf a . Dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah
  • 60. Menerima Hadiah atau Janji berhubungan dengan Jabatannya Pasal 11 • Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 250 juta - Pegawai negeri atau penyelenggara negara - Menerima hadiah atau janji - Padahal diketahuinya - Atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungannya dengan jabatannya.
  • 61. Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara Memeras Pasal 12 huruf e Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar: – Pegawai negeri atau penyelenggara negara; – Dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain; – Secara melawan hukum; – Memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima bayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri; – Menyalahgunakan kekuasaannya.
  • 62. Turut Serta Dalam Pengadaan Pasal 12 huruf i Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar: – – Pegawai negeri atau penyelenggara negara; – Langsung atau tidak langsung turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan; – Pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya. Dengan sengaja;
  • 63. GRATIFIKASI Pasal 12B ayat (1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut: a. yang nilainya Rp 10 juta atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi; b. yang nilainya kurang dari Rp 10 juta pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
  • 64. Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan pasal 12 B UU No. 20 Tahun 2001 • Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik . • Pengecualian – Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1) : • Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  • 65. Sanksinya Pasal 12B ayat (2) Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.
  • 66. Pasal 16, UU No. 30 Tahun 2002 Setiap pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima gratifikasi wajib melaporkan kepada KPK, dengan tata cara sebagai berikut : a. Laporan disampaikan secara tertulis dengan mengisi formulir sebagaimana ditetapkan oleh KPK dengan melampirkan dokumen yang berkaitan dengan gratifikasi. b. Formulir sebagaimana dimaksud pada huruf a sekurangkurangnya memuat: 1. Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi gratifikasi; 2. Jabatan pegawai negeri atau penyelenggara negara; 3. Tempat dan waktu penerimaan gratifikasi; 4. Uraian jenis gratifikasi yang diterima; dan 5. Nilai gratifikasi yang diterima.
  • 67. Pelaporan dan Penentuan Status Gratifikasi Pasal 16, 17 & 18 UU No. 30 th. 2002 Penerima Gratifikasi Pasal 12C UU No. 20 th 2001 Laporan Tertulis kepada KPK Proses Penetapan Status Dapat memanggil Penerima Gratifikasi Waktu 30 hari kerja sejak diterima 7 Hari Kerja sejak ditetapkan statusnya Pimpinan KPK melakukan penelitian Menteri Keuangan Penerima Gratifikasi SK Pimpinan KPK ttg Status Gratifikasi 30 H A R I K E R J A
  • 69. DPRD dan Pemberantasan Korupsi PERAN DPRD DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI MENCEGAH agar dirinya sendiri tidak terlibat korupsi Anggota DPRD harus memahami ttg apa yang dimaksud dg KORUPSI MENCEGAH agar orang lain tidak terlibat korupsi dengan cara mengingatkan mereka MENDETEKSI apabila ada korupsi yang telah terjadi dan melaporkan ke penegak hukum
  • 70. HASRAT UNTUK BERUBAH Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia. Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah
  • 71. Maka cita – cita itu pun agak kupersempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negriku. Namun tampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya. Ketika usiaku semakin senja dengan semangatku yang masih tersisa, kuputuskan untuk mengubah keluarga, orang – orang yang paling dekat denganku.
  • 72. Tetapi celakanya, mereka pun tidak mau di ubah! Dan kini, Sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba – tiba aku sadari :
  • 73. “Andaikan yang pertama – tama kuubah adalah diriku, Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
  • 74. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, Bisa jadi akupun mampu memperbaiki Negriku, Kemudian siapa tahu aku bahkan bisa mengubah dunia!” Terukir di sebuah makan di Westminter Abbey, Inggris, 1100M
  • 75. LASKAR PROMETHEAN (SEMAR) Dia adalah SEMAR : Tidak jauh tidak dekat tapi ada Selalu bijak serba mengalah Penuntun arif, pengobral maaf Dia lemah sekaligus kuat Begitu sifat dasar rakyat Tapi jangan coba bikin murka Sebab dia maha kekuatan itu Yang menggempur tak pandang bulu
  • 76. Dia adalah SEMAR Dia badai dan topan itu Yang menggeliat karena gencetan Yang bergerak karena penindasan Yang menggilas karena hinaan Yang sanggup mengubah roda zaman Rakyat jelata dimana saja . . . Riantiarno
  • 77. Penutup KPK tidak mungkin melaksanakan pemberantasan korupsi tanpa dukungan dan komitmen yang kuat dari seluruh komponen bangsa. KPK ibarat sebuah lilin kecil ditengah kegelapan oleh karenanya KPK mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama menyalakan lilin masing-masing sehingga kegelapan tersebut dapat diakhiri.