PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...SMK Negeri 6 Malang
Pembelajaran Fisika di kelas VIII E SMP Islam Ma’arif 02 Malang yang selama ini dilakukan dengan metode ceramah bervariasi menyebabkan motivasi dan prestasi belajar rendah. Oleh karena itu, peneliti menerapkan model pengajaran langsung dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 39 orang siswa di kelas VIII E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat saat penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual, pada siklus I yaitu 66,59% dan pada siklus II yaitu 75,78%. Prestasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual adalah 60,8, pada siklus I adalah 62,26, dan pada siklus II adalah 76,07. Dengan demkian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...SMK Negeri 6 Malang
Pembelajaran Fisika di kelas VIII E SMP Islam Ma’arif 02 Malang yang selama ini dilakukan dengan metode ceramah bervariasi menyebabkan motivasi dan prestasi belajar rendah. Oleh karena itu, peneliti menerapkan model pengajaran langsung dengan pendekatan kontekstual. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 39 orang siswa di kelas VIII E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat saat penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual, pada siklus I yaitu 66,59% dan pada siklus II yaitu 75,78%. Prestasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual adalah 60,8, pada siklus I adalah 62,26, dan pada siklus II adalah 76,07. Dengan demkian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA
DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD
DI KELAS X JURUSAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 GORONTALO
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA
DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD
DI KELAS X JURUSAN MULTIMEDIA SMK NEGERI 1 GORONTALO
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas 6 MI AN - NAJAH Tahun Pelajaran 2013/2014
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Dedy Wiranto
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa (Hamalik, 2002) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa peserta didik dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai perangkat belajar yang ada. Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu melalui penerapan strategi tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang sesuai merupakan tugas utama guru dalam mengolah proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar maka akan menciptakan sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan tepat kepada peserta didik, sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam dan menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi belajar dan intelegensi pada siswa.
Karya Tulis Ilmiah mengenai Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Cara B...regiandira739
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara studi pustaka dan pemungutan angket. Sasaran penelitiannya adalah siswa-siswi SMA yang sekolahnya menerapkan kurikulum 2013, salah satunya adalah SMAN 1 Majalengka.
Epicurus:
His famous writing was Ethics
He believed that nature is made up of atoms (compounds of atoms) developed by natural selection.
The universe is unbounded; the soul is bound and distributed throughout the body and disintegrate at death.
Epicurean ethics confused with the hedonism of Cyrenaic (believe that pleasure is the greatest good)
The emphasized ethics are calm and tranquil life based on soul not the pleasure of the body.
Happiness is based on the reduction of pain and fear of practical reasoning.
Happiness is empirically identified with pleasure egoistic hedonism
1. PERBANDINGAN PEMBELAJARAN SET
ARA DALAM ON LINE BELAJAR JARAK JAUH DENGAN DI
DALAM KELAS
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BANTEN
BSD CITY, TANGERANG SELATAN
BY: HARISA MARDIANA
Abstract
Educators have, for many years, noticed that some students prefer certain methods of
learning more than others. These traits, referred to as learning styles, form a student's unique
learning preference and aid teachers in the planning of small-group and individualized
instruction. If optimal student learning is dependent on learning styles, and these styles vary
between distance and equivalent on-campus students, then program study should be aware
of these differences and alter their preparation and instructional methods accordingly.
The purpose of this study was to compare the student learning styles of online health
education classes (N = 12) with an equivalent on-campus class (N = 26). STIKES BANTEN
Student Learning Style Scales (SBSLSS) was administered to determine student social
learning preferences in six learning style categories. Students who enrolled in the distance
education class were significantly more Independent learners than students in the equivalent
on-campus class (p < .03). Students enrolled in the equivalent class were significantly more
Dependent learners than the distance group (p < .01).
Correlational analysis revealed that on-campus students displayed collaborative tendencies
that were positively related to their needs to be competitive and to be good class students.
Thus, on-campus students appeared to favor collaborative styles to the extent that it helped
them to obtain the rewards of the class. In contrast, online students were willing and able to
embrace collaborative teaching styles if the instructor made it clear that this was expected,
and gave them form and guidance for meeting this expectation. Online students appeared to
be driven more by intrinsic motives and clearly not by the reward structure of the class.
Nursing Department, who are putting a traditional course online, should consider
administering a student learning style inventory to both their distance and traditional students.
Knowledge of student learning preferences can aid the school in class preparation, designing
class delivery methods, choosing appropriate technologies, and developing sensitivity to
differing student learning preferences within the distance education environment.
Key words: Perbandingan Pembelajaran Online dan Classroom situation
Introduction
Banyak cara untuk “mengajar”. Hal yang paling penting untuk menyadari bahwa tidak
semua orang melihat dunia dengan cara yang sama. Mereka memiliki preferensi yang
berbeda dari yang kita lihat seperti cara, bagaimana,kapan, dimana dan seberapa
sering mereka belajar.
Instruktur atau guru tahu bahwa cara cara mengajar dan penerapan pengetahuan yang
berbeda. Beberapa program study hanya memilih untuk memanfaatkan berbagai kegiatan
pengajaran, berharap bahwa dapat mencakup preferensi mahasiswa yang belajar di
kampusnya. Dalam metode ini, walaupun bukan cara yang efektif atau sistematis dalam
belajar mahasiswa di kelas, tetapi dapat di harapkan hasilnya yang lebih baik.
2. Banyak instruktur atau guru berpikir bahwa metode pengajaran yang sama akan efektif
di kelas tradisional maupun pembelajaran jarak jauh. Asumsi yang mendasarinya adalah
bahwa mahasiswa yang mendaftar di kelas bahasa inggris jarak jauh memiliki
preferensi belajar sama seperti mahasiswa yang terdaftar di kelas tradisional. Selain itu,
asumsi dari program studi pembelajaran pada mahasiswa adalah “kunci utama” dan dapat
di setting dengan cara apapun.
Sebagian besar peneliti berfokus pada penemuan antara gaya belajar mahasiswa dan hasil
prestasi yang dicapai seperti tingkat penyelesaian belajar, sikap atau cara belajar dan
prediksi tertinggi dari hasil belajar. Cara pengajaran yang paling populer untuk pembelajaran
jarak jauh adalah dari Kolb Inventory (LSI, Kolb, 1986). Kolb mengukur gaya belajar siswa
dalam dua dimensi bipolar. Seiring dengan waktu, siswa mengembangkan preferensi yang
baik untuk membentengi diri dengan kuat dengan pengalamannya belajar online dan
mendapatkan ketrampilan sendiri yang di dapat dalam pembelajaran online. Siswa yang
belajar jarak jauh lebih mengandalkan kemampuan mandiri dan lebih serius dibandingkan
dengan siswa yang belajar di dalam kelas.
Mahasiswa yang belajar jarak jauh adalah mahasiswa yang berasal dari komunitas daerah
terpencil di Kalimantan Barat (Sanggau Ledo) yang mengambil online studi bahasa Inggris.
Penelitian ini, baik mahasiswa yang belajar secara tradisional ataupun jarak jauh diajarkan
dengan instruktur yang sama.
Untuk yang jarak jauh pesan dapat dilakukan melalui YM,
emailharissasoehanadi@yahoo.com dan Handphone.
Instrument yang Dipilih
Untuk mahasiswa yang belajar di dalam kelas memakai instrument OHP (Over Head
Projector), Televisi (untuk gambar dan film), dan internet (sumber pembelajaran) dan guru
sebagai instruktur pembelajaran. Dan untuk mahasiswa yang belajar online memakai
instrument internet dan mengambilnya melalui YM (untuk berinteraksi dengan guru), ataupun
email.
Ada tiga faktor penting dalam memilih instrument yaitu (1) Melihat tujuan penting dalam
penggunaan data yang akan dikumpulkan; (2) Menemukan instrument yang tepat untuk
pembelajaran; (3) Memilih instrument tersebut.
Salah satu hal yang sangat membedakan dalam pengajaran jarak jauh adalah tidak adanya
interaksi tatap muka antara siswa dan guru. Jadi penggunaan instrument harus yang tepat.
Disini kami menggunakan power point text dan gambar yang diambil dalam email. Dan
penjelasannya pun harus sangat jelas. Pemanfaatan penggunaan power point ini diusahakan
dapat mengukur kemampuan siswa yang berbeda kebutuhannya, lingkungan dan
infrastrukturnya.
Gaya pembelajaran ini lebih pada ‘stereotype dan lebih mudah untuk pembelajaran analisis
statistik daripada bahasa Inggris. Dan pembelajaran ini kurang membantu siswa yang lemah
kognitifnya.
Ada beberapa cara dalam mencegah stereotype pembelajaran ini dan memberi dasar
pemikiran untuk mengejar ketinggalan dalam belajar.
Ada 6 pemikiran dalam pembelajaran ini:
1. Siswa lebih suka studi independen. Bertanya langsung lewat email dan mencari
sendiri kesulitannya dan mendapatkan jawaban sendiri.
2. Siswa melihat guru dan rekan-rekan nya sebagai sumber struktur bimbingannya dan
memilih pihak yang berwenang untuk memberitahu apa yang harus dilakukan.
(Dalam hal ini pihak sekolah online)
3. Lebih kompetitif antar rekan-rekan pembelajar dan menerima pengakuan jika mereka
lebih unggul dari lainnya.
4. Kolaborasi antar pembelajar lebih baik dan memperoleh informasi dan bekerjasama
antar mereka serta lebih banyak berdiskusi dan bekerjasama dalam mengerjakan
proyek.
3. 5. Siswa tidak antusias belajar dalam kelas karena mereka lebih suka belajar
independen.
6. Lebih tertarik dengan diskusi dan kerja kelompok. Siswa lebih tertarik dalam kegiatan
kelas dan lebih bersemangat belajar dikelas jika ada guru dan berdiskusi. Siswa tidak
mau berada dikelas tanpa adanya pembelajaran yang efektif. Dan semua ini adalah
harapan para guru.
Jadi, setiap orang mempunyai style pembelajaran sendiri dan mempunyai keseimbangan
dalam belajar untuk dirinya sendiri. Belajar merupakan preferensi setiap orang dan
kesenangan dalam belajar akan mempengaruhi hidupnya dari satu pertemuan ke pertemuan
lainnya. (Grasha, 1996) dan (Dowdall, 1991).
Problem dan Tujuan
Mahasiswa atau siswa dalam belajar mempunyai preferensi belajar atau gaya belajar sendiri.
Mahasiswa atau siswa dapat juga memilih belajar dalam kelas atau belajar jarak jauh.
Sehingga keberhasilan siswa dalam pembelajaran jarak jauh akan tergantung dari cara atau
gaya ataupun pemahaman karakteristik dari materi yang mereka pelajari.
Dikarenakan banyak kursus atau pembelajaran jarak jauh akan lebih banyak digunakan
dimasa akan dating, maka diharuskan menggunakan pembelajaran yang lebih berkualitas.
Tidak hanya siswa mengharapkan pendidikan yang sama seperti yang ada didalam kelas,
tetapi juga pembelajaran harus dirancang dan berpusat pada siswa dimana lingkungannya
harus mendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan gaya atau cara
belajar siswa online dan sejajar atau setara dengan siswa yang belajar di kampus atau kelas-
kelas dengan menggunakan metode STIKES BANTEN Student Learning Style Scales
(SBSLSS).
Metode Pengajaran
Populasi dalam studi ini melibatkan 38 mahasiswa yang terdiri dari 12 mahasiswa online dan
26 mahasiswa di kelas tradisional. Sampel mahasiswa jarak jauh atau online diajarkan
dengan materi yang sama di kelas tradisional dengan pengajar adalah penulis. Para siswa
jarak jauh atau online diajarkan sesuai dengan garis besar kursus yang sama, menggunakan
buku teks yang sama meliputi materi perkuliahan yang sama, dan mengambil tes yang sama
seperti yang ada di dalam kelas tradisional di kampus.
Ada tiga perbedaan utama antara kelompok di kampus dan online. (1) Adalah cara
pengantar kuliahnya.(2) Modus guru/siswa dan siswa/komunikasi dengan siswa; (3) Modul
pemberian tugas. Kelas jarak jauh menggunakan slide multimedia (Power Point presentasi
dikonversi ke HTML) dan catatan kuliah untuk siswa jarak jauh secara online menggunakan
YM atau email. Sedangkan kelas didalam kelas, instrukturnya menggunakan ceramah dan
berpartisipasi dalam diskusi face –to – face. Kelas jarak jauh menitik beratkan dari sebuah
situs web kelas dan menggunakan daftar pelayanan email atau YM untuk berkomunikasi atau
berdiskusi dengan siswa, atau siswa dan guru atau antar siswa. Beban tugasnya untuk siswa
jarak jauh seluruhnya menggunakan internet. Adapun kelasi tradisional dapat menyelesaikan
tugasnya melalui internet ataupun paper printing.
Contoh Pengajaran
Berikut ini adalah salah satu contoh pelajaran yang disampaikan dalam kelas jarak
jauh.
Pengajaran Jarak Jauh (Online)
THE SIMPLE PAST TENSE
4. Salah satu perbedaan antara bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia adalah pada tense.
Bahasa Inggris mempunyai tense sedangkan bahasa Indonesia tidak. Apakah yang
dimaksud dengan tense? Tense adalah perubahan kata kerja dalam bahasa Inggris yang
menyatakan waktu terjadinya sesuatu peristiwa atau keadaan. Jadi Simple Past Tense
adalah kalimat yang perubahan kata kerjanya menyatakan kejadian/peristiwa atau keadaan
yang terjadi dimasa lampau.
Timeline
He was happy
• ○
One point today
Of the time in the past
Untuk menyatakan sesuatu yang terjadi dimasa lampau, bahasa Inggris menggunakan kata
kerja yang berbeda.
1. Untuk kalimat yang menggunakan kata kerja bantu am, is, are
I am smart berubah menjadi I was smart
You are smart berubah menjadi You were smart
He is smart berubah menjadi He was smart.
She is smart berubah menjadi She was smart
It is wild berubah menjadi It was wild
We are fine berubah menjadi We were smart
They are fine berubah menjadi They are fine
Cara pembentukan kalimat diatas:
Subject + was/were + Adjective/Noun Phrase/Prepositional Phrase
Untuk kata kerja utama, kata kerja go berubah menjadi went. Jadi, kalau kita hendak
mengatakan Saya pergi kerumahnya kemarin, bahasa Inggris nya adalah I went to his
house yesterday, dan bukan I go to his house yesterday.
Cara membentuk kalimat yang mempunyai kata kerja utama adalah:
Subject + Verb2 (the Past Form)
I + went to his house
Contoh perubahan kata kerja beraturan Contoh perubahan kata kerja tidak beraturan
Present Past Present Past
Begin began answer answered
Come came talk talked
Give gave play played
Exercise:
1. I just ___________ (not, see) it before I just did not see) it before
2. I _____________ (get) home late last night. I got home late last night
3. He __________ (do) it once before. He did it once before
4. You __________ (think) wrong You thought wrong
5. Penilaian Dan Sistem Penilaian
Sistem penilaian untuk kelas jarak jauh sama seperti sistem penilaian kelas tradisional.
Setiap soal mendapat 1 poin. Jadi untuk sekali pertemuan atau sekali belajar online,
mendapat nilai 10 poin.
Untuk penilaian kelas jarak jauh, rata-rata mendapat kan nilai yang cukup bagus dalam sekali
pembelajaran. (table 1) Dan untuk penilaian kelas tradisional tatap muka, rata-rata nilai
kurang cukup bagus dibandingkan dengan kelas jarak jauh.
Hal ini dikarenakan dependensi mahasiswa kelas tatap muka sangat tergantung pada guru
(table 2).
Table 1
Nama I II III Rata
Marice 8.0 7.5 10.0 8.5
Pronius Ndom 7.5 7.0 8.5 7.6
Epifana 9.0 8.5 10.0 9.16
Irvan 10.0 10.0 7.5 9.16
Table 2
Nama I II III Rata-rata
Dwi Kurnia 7.5 7.0 6.5 7.0
Leon Woni 5.5 6.0 5.0 5.5
Septian 4.0 6.5 5.5 5.3
Dewi Ratih 6.5 4.5 5.0 5.3
Variasi dalam nilai rata-rata antara dua pembelajaran ditemukan secara statistic sangat
signifikan. Dengan demikian tidak mungkin karena kebetulan (p <.01) Variasi dalam nilai rata-
rata antara dua kelas tidak bias dipungkiri kompetitifnya, kolaboratif dan peserta pembelajar.
Untuk kelas tradisional didalam kampus, korelasi positif yang signifikan ditemukan dalam cara
belajar mereka. Kolaborasi dan kompetitif dengan cara belajar siswa cenderung menjadi
kompetitif jika kelas tersebut diisi oleh siswa yang pintar. Sedangkan siswa yang tidak pintar
cenderung menunggu guru untuk mengajarinya.
Kesimpulan
Penulisan ini berkesimpulan bahwa siswa Kesehatan yang terdaftar di sebuah kelas jarak
jauh atau online cenderung mempunyai cara belajar yang berbeda dibandingkan dengan
siswa yang ada di dalam kelas tradisional.
Siswa kelas jarak jauh lebih mandiri dan sisea di dalam kelas tradisional lebih bergantung
pada guru sebagai pengajar. Para siswa kampus tampaknya lebih cocok dengan profil siswa
tradisional yang bersedia belajar dikelas asalkan mereka mendapatkan penghargaan untuk
bekerja dengan orang lain, dengan arti kata selalu ingin mendapat nilai. Siswa kelas jarak
jauh tampaknya didorong dan dimotivasikan oleh siatu motif intrinsic dan jelas bukan
disebabkan mendapatkan nilai yang bagus.
6. Referensi:
1. Blackmore, J. (1996). Pedagogy: Learning styles [Online]. Available:
http://granite.cyg.net/~jblackmo/diglib/styl-a.html [1997, September 10]
2. KCLE (long distance learners, Pontianak/ Kalbar) The impact of students' preferred
learning style variables in a distance education course: A case study.
3. Grasha, A. F. (2006). Teaching with style. Pittsburgh, PA: Alliance.
4. Kolb Inventory (LSI, Kolb, 1986).
5. Dick and Carey (6th edition, 2005)