Perang Diponegoro adalah perang bersifat kedaerahan melawan penjajah pada masa penjajahan Belanda. Tokoh dalam perang ini adalah Pangeran Diponegoro. Didalamnya dibahas sebab-sebab, jalannya perang dan dampak Perang Diponegoro
Sejarah Wajib kelas XI , oleh siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1 Karanganyar, semoga bermanfaat dan bisa dimanfaatkan dengan bijak :) selamat belajar, sukses selalu :D
Perang Diponegoro adalah perang bersifat kedaerahan melawan penjajah pada masa penjajahan Belanda. Tokoh dalam perang ini adalah Pangeran Diponegoro. Didalamnya dibahas sebab-sebab, jalannya perang dan dampak Perang Diponegoro
Sejarah Wajib kelas XI , oleh siswa kelas XI IIS 3 SMAN 1 Karanganyar, semoga bermanfaat dan bisa dimanfaatkan dengan bijak :) selamat belajar, sukses selalu :D
Presentasi pelajaran sejarah kelas X SMA oleh Yogi Heart dkk. Membahas tentang Kronologi Perang Diponegoro tahun 1825-1830.
Dibuat menggunakan MS PowerPoint 2010
Presentasi pelajaran sejarah kelas X SMA oleh Yogi Heart dkk. Membahas tentang Kronologi Perang Diponegoro tahun 1825-1830.
Dibuat menggunakan MS PowerPoint 2010
Sejarah : PERANG PADRI & PERANG DIPONEGOROAdinda Gifary
Presentasi ini dususun guna memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI BAB II PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME SEBELUM LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL Semester I Tahun 2016/2017.
Editor oleh Adinda Gifary (XI MIPA 3)
SMA Negeri 1 Surakarta
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
9. Patih
Danurejo
1823
1825 Smissaert dan Patih Danurejo memerintahkan anak
buahnya untuk memasang anjir melewati
pekarangan Pangeran Diponegoro tanpa izin
20 Juli
1825 Rakyat
Tegalrejo
11. Merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta dengan
mengisolasi pasukan Belanda dan mencegah masuknya
bantuan dari luar
Mengirim kurir kepada para bupati/ ulama agar
mempersiapkan peperangan melawan Belanda
Menyusun daftar nama bangsawan, siapa yang sekiranya
kawan dan lawan
Membagi kawasan Kesultanan Yogyakarta menjadi
beberapa mandala perang, dan mengangkat para
pemimpinnya
12. Pangeran Diponegoro telah membagi menjadi 16
mandala perang. Sebagai pucuk pimpinannya
Pangeran Diponegoro didampingi oleh:
Pangeran
Mangkubumi
Ali Basyah Sentot
Prawirodirjo
Kiai Mojo
Nyi Ageng
Serang
13. Pada tahun awal Pangeran Diponegoro
mengembangkan semangat Perang Sabil,
perlawanannya berjalan sangat efektif. Pusat
kota dapat dikuasai. Namun, pasukan Pangeran
Diponegoro dapat ditahan oleh pasukan
Belanda di Gowok. Secara umum dapat
dikatakan pasukan Pangeran Diponegoro
mendapatkan banyak kemenangan.
14. Untuk memperkokoh kedudukan Pangeran
Diponegoro oleh para ulama dan pengikutnya ia
dinobatkan sebagai raja dengan gelar :
Sultan Abdulhamid Herucokro
(Sultan Ngabdulkamid Erucokro)
16. • Perlawanan Pangeran Diponegoro semakin meluas dan
mampu menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa.
Sehingga sering dikenal dengan Perang Jawa
Jenderal de Kock sebagai pimpinan Belanda berusaha
meningkatkan kekuatannya dengan menambah bala tentara
dan menghancurkan pos-pos pertahanan pasukan Pangeran
Diponegoro
17. 4 Oktober 1825: Pasukan Belanda menyerang pos pertahanan di Gua Selarong
Pasukan Ali Basyah Sentot Prawirodirjo berhasil mengalahkan tentara
Belanda di daerah bagian barat. 1826
Pasukan Pangeran Singosari di Gunung Kidul mendapatkan berbagai
kemenangan
PasukanTumenggung Suronegoro berhasil menyerang benteng
pertahanan Belanda di Prambanan
Pos pertahanan di Plered dapat dipertahankan meski sering mendapat
serangan dari Belanda
19. Jenderal de Kock menerapkan strategi dengan sistem “Benteng
Stelsel” atau “Stelsel Benteng”
1827 •Perlawanan Diponegoro di berbagai tempat dapat dipukul mundur
oleh pasukan Belanda
•Ruang gerak pasukan Diponegoro dari waktu ke waktu semakin
sempit
•Para pemimpin yang membantu Pangeran Diponegoro mulai banyak
yang tertangkap
20. 17 Oktober
1829
Ditandatangani Perjanjian Imogiri antara Sentot
Prawirodirjo dengan pihak Belanda
1. Sentot Prawirodirjo diizinkan untuk tetap memeluk agama
islam
2. Pasukan Sentot Prawirodirjo tidak dibubarkan dan ia tetap
sebagai komandannya
3. Sentot Prawirodirjo dengan pasukannya diizinkan untuk
tetap memakai sorban
4. Tanggal 24 Oktober 1829, Sentot Prawirodirjo dengan
pasukannya memasuki ibu kota negeri Yogyakarta untuk
secara resmi menyerahkan diri
1829 Kiai Maja ditangkap
21. Penyerahan diri atau para pemimpin pengikut Pangeran
Diponegoro merupakan pukulan berat bagi perjuangan
pangeran Diponegoro. Belanda kemudian mengumumkan
hadiah 20.000 ringgit bagi siapa saja yang dapat menyerahkan
Pangeran Diponegoro baik hidup maupun mati.
22. 28 Maret 1830
Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di
Magelang. Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia
menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya
dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke
Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8
Januari 1855