Pesantren berperan penting dalam pengembangan Aswaja di Indonesia. Sejak zaman Wali Songo, pesantren digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam yang menyerap budaya lokal. Pada masa kolonial dan Jepang, pesantren melawan penindasan dengan gerakan santri. Sampai saat ini, ulama pesantren tergabung dalam NU dan melestarikan tradisi Aswaja.
Dokumen tersebut membahas tentang tafsir, takwil, terjemah, ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat. Ia menjelaskan definisi masing-masing istilah beserta contoh-contohnya. Dokumen ini juga membedah perbedaan antara terjemah lafdziyah dan terjemah tafsiriyah.
Dokumen tersebut membahas tentang tafsir, takwil, terjemah, ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat. Ia menjelaskan definisi masing-masing istilah beserta contoh-contohnya. Dokumen ini juga membedah perbedaan antara terjemah lafdziyah dan terjemah tafsiriyah.
Dokumen ini membahas perkembangan Islam di berbagai belahan dunia seperti Afrika, Amerika, Eropa, dan Australia. Islam masuk ke Afrika sejak zaman Rasulullah saw dan berkembang hingga saat ini. Di Amerika, Islam diperkenalkan oleh para budak Afrika abad ke-16/17. Di Eropa, Islam masuk melalui tiga periode yakni zaman kekhalifahan Islam di Spanyol, ekspansi Turki Usmani, dan imigran Muslim pasca PD2. Sedangkan di
Makalah SKI - Makalah Dakwah Rasulullah di Madinah Membahas Tentang Memahami lebih dalam tentang dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami perang-perang yang terjadi pada masa dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah, Memahami Haji Wada’ Dan Wafatnya Rasulullah SAW, Substansi Dakwah Rasulullah SAW di Madinah
Makalah ini membahas cara Rasulullah dalam melakukan manajemen pemasaran lembaga keuangan syariah dengan menggunakan perspektif Rasulullah. Terdapat empat bagian utama yaitu mind share, market share, heart share, dan soul share. Pembahasan mencakup cara Rasulullah dalam melakukan segmentasi, targeting, positioning, diferensiasi, bauran pemasaran, branding, proses, dan layanan.
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinIstna Zakia Iriana
Dokumen tersebut membahas perkembangan kebudayaan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin. Mencakup empat khalifah pertama yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib serta pencapaian mereka masing-masing dalam memperluas wilayah Islam, membangun pemerintahan, dan mengembangkan pembelajaran agama.
Dokumen tersebut merangkum sejarah awal Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, terutama di Mekkah dan Madinah. Pada masa Mekkah, dakwah Islam dilakukan secara diam-diam selama 3 tahun, kemudian secara terbuka hingga mengakibatkan penganiayaan. Nabi memerintahkan umatnya hijrah ke Madinah. Di Madinah, Nabi membangun masjid, persaudaraan antar umat Islam dan pend
Dokumen tersebut membahas tentang Islam dan kebudayaan. Secara khusus membahas pengertian Islam dan kebudayaan, hubungan antara Islam dan kebudayaan, Islam dan kebudayaan Arab pra-Islam, serta Islam dan kebudayaan Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang isim dalam bahasa Arab. Isim didefinisikan sebagai kata yang menunjuk pada arti dan bukan pada waktu. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri isim seperti menerima alif lam, tanwin, haraf nida, dan haraf jar serta contoh-contohnya.
Materi kuliah tentang Karakteristik islam. Cari lebih banyak lagi materi kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.htm
Dokumen ini membahas perkembangan Islam di berbagai belahan dunia seperti Afrika, Amerika, Eropa, dan Australia. Islam masuk ke Afrika sejak zaman Rasulullah saw dan berkembang hingga saat ini. Di Amerika, Islam diperkenalkan oleh para budak Afrika abad ke-16/17. Di Eropa, Islam masuk melalui tiga periode yakni zaman kekhalifahan Islam di Spanyol, ekspansi Turki Usmani, dan imigran Muslim pasca PD2. Sedangkan di
Makalah SKI - Makalah Dakwah Rasulullah di Madinah Membahas Tentang Memahami lebih dalam tentang dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami perang-perang yang terjadi pada masa dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah, Memahami Haji Wada’ Dan Wafatnya Rasulullah SAW, Substansi Dakwah Rasulullah SAW di Madinah
Makalah ini membahas cara Rasulullah dalam melakukan manajemen pemasaran lembaga keuangan syariah dengan menggunakan perspektif Rasulullah. Terdapat empat bagian utama yaitu mind share, market share, heart share, dan soul share. Pembahasan mencakup cara Rasulullah dalam melakukan segmentasi, targeting, positioning, diferensiasi, bauran pemasaran, branding, proses, dan layanan.
Modul SKI - KB 1 Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Khulafaur RasyidinIstna Zakia Iriana
Dokumen tersebut membahas perkembangan kebudayaan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin. Mencakup empat khalifah pertama yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib serta pencapaian mereka masing-masing dalam memperluas wilayah Islam, membangun pemerintahan, dan mengembangkan pembelajaran agama.
Dokumen tersebut merangkum sejarah awal Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, terutama di Mekkah dan Madinah. Pada masa Mekkah, dakwah Islam dilakukan secara diam-diam selama 3 tahun, kemudian secara terbuka hingga mengakibatkan penganiayaan. Nabi memerintahkan umatnya hijrah ke Madinah. Di Madinah, Nabi membangun masjid, persaudaraan antar umat Islam dan pend
Dokumen tersebut membahas tentang Islam dan kebudayaan. Secara khusus membahas pengertian Islam dan kebudayaan, hubungan antara Islam dan kebudayaan, Islam dan kebudayaan Arab pra-Islam, serta Islam dan kebudayaan Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang isim dalam bahasa Arab. Isim didefinisikan sebagai kata yang menunjuk pada arti dan bukan pada waktu. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri isim seperti menerima alif lam, tanwin, haraf nida, dan haraf jar serta contoh-contohnya.
Materi kuliah tentang Karakteristik islam. Cari lebih banyak lagi materi kuliah Semester 1 di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.htm
Pesantren berawal dari tradisi tarekat Islam dan sistem pendidikan Hindu-Buddha di Indonesia. Pada masa Wali Songo, pesantren digunakan sebagai tempat menimba ilmu dan mendidik kader dakwah. Pada masa kolonial Belanda, pesantren berhadapan dengan batasan namun tetap berkembang.
Makalah ini membahas tentang mempelajari tasawuf di Indonesia dalam 3 kalimat:
Makalah ini menjelaskan sejarah perkembangan tasawuf di Indonesia sejak masuknya Islam, mengenalkan 10 tokoh tasawuf penting di Indonesia seperti Hamzah Fansuri, Yusuf Makasari, dan Wali Songo, serta menganalisis pengaruh tasawuf terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
Islam masuk ke Jawa melalui pesisir utara dan berkembang cepat berkat peran Walisongo. Walisongo menggunakan berbagai metode dakwah seperti ceramah, keteladanan, pendidikan dan kesenian untuk menyebarkan Islam secara damai. Setelah Walisongo, Islam semakin melekat pada budaya Jawa melalui tradisi seperti wayang.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-13 M, peran Walisongo dalam menyebarkan Islam di Jawa, dan strategi dakwah Islam melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, seni budaya, tasawuf, serta berdirinya kerajaan-kerajaan Islam awal seperti Samudera Pasai dan Aceh.
Pertama, pondok pesantren merupakan hasil kreasi sejarah anak bangsa Indonesia setelah pengaruh budaya luar. Kedua, pondok pesantren diadopsi dari lembaga pendidikan Islam Timur Tengah. Kelima unsur penting pondok pesantren adalah pondok, masjid, kitab kuning, santri, dan kiai.
Similar to Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.pdf (20)
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
Makalah ini membahas tentang penyusunan penilaian media pembelajaran dengan lima langkah yaitu membuat rencana dan tujuan pembelajaran, menentukan teknik penilaian, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, dan penyesuaian pembelajaran. Ada dua teknik penilaian yakni tes dan non-tes yang masing-masing memiliki jenisnya sendiri.
Makalah ini membahas tentang manajemen perpustakaan sekolah, dengan menjelaskan pengertian perpustakaan sekolah dan manajemen perpustakaan sekolah, implementasi perpustakaan sekolah dalam pendidikan, pengembangan koleksi, serta visi, misi dan kebijakan perpustakaan sekolah. Juga dibahas kendala dalam manajemen perpustakaan sekolah."
Makalah ini membahas tentang fiqih muamalah dengan merangkum beberapa poin penting. Pertama, fiqih muamalah adalah pengetahuan tentang hukum-hukum yang mengatur hubungan antar manusia dalam aktivitas ekonomi dan sosial. Kedua, ruang lingkup fiqih muamalah dibagi menjadi adabiyah dan madaniyah. Ketiga, prinsip-prinsip fiqih muamalah adalah berdasarkan persetujuan k
Makalah ini membahas tentang fiqih janazah, mulai dari menjenguk orang sakit, tanda-tanda sakaratul maut, ta'ziyah, dan perawatan jenazah seperti memandikan, mengafani, menshalati, dan menguburkan."
Makalah ini membahas tentang dana pensiun yang meliputi pengertian,dasar hukum,jenis,struktur organisasi,dan pembentukan dana pensiun. Ada dua jenis dana pensiun yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan. Setiap dana pensiun memiliki struktur organisasi berupa pengurus dan dewan pengawas.
Makalah ini membahas tentang dana pensiun yang terdiri dari dua jenis yaitu dana pensiun pemberi kerja dan dana pensiun lembaga keuangan. Dana pensiun bertujuan memberikan jaminan kesejahteraan bagi karyawan pada masa pensiun dengan menghimpun dan mengelola dana secara khusus.
Makalah ini membahas tentang integral yang merupakan operasi invers dari diferensiasi. Integral dibagi menjadi integral tak tentu dan integral tertentu. Integral tak tentu belum memiliki batasan sedangkan integral tertentu memiliki batasan atas dan bawah. Integral bermanfaat dalam berbagai bidang seperti ekonomi, teknologi, dan fisika."
Makalah ini membahas tiga gejala psikologi yaitu perhatian, sugesti, dan kelelahan. Perhatian adalah pemusatan aktivitas individu terhadap suatu objek. Sugesti adalah pengaruh terhadap pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang. Kelelahan disebabkan aktivitas berlangsung terus menerus yang menghabiskan energi jasmani dan rohani.
Peranan Penting Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.pdf
1. PERANAN PENTING PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN
ASWAJA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu :
Moh. Samsul Arifin, M.M
KELOMPOK XI
1. Ratih Dwi Rahmawati (22.12.07.52.0176)
2. Ummi Salama (22.12.07.52.0192)
SEMESTER 2/B
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "PERANAN
PENTING PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN ASWAJA". Shalawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, serta segenap keluarga dan
sahabatnya. Dan tentunya tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ustaz Moh.
Samsul Arifin M.M. Sebagai Dosen Pengampu yang telah membantu kami secara moral
maupun materi.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi tolak ukur untuk penulis
agar bisa lebih baik dimasa mendatang.
Semoga makalah yang membahas segala sesuatu tentang PERANAN PEBTING
PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN ASWAJA ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Sehingga saat berdiskusi,
kami dapat meminimalisir kesalahpahaman yang terjadi karena kurangnya pengetahuan yang
kami ketahui.
Probolinggo , 19 Mei 2023
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
2.1 Pengertian Pesantren...........................................................................................2
2.2 Sejarah dan Perkembangan Pesantren di Nusantara...........................................2
2.3 Pengaruh Pesantren dalam Pengembangan Aswaja............................................5
BAB III PENUTUP........................................................................................................7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
3.2 Saran..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................8
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang
tumbuh bersamaan dengan masa penyiaran Agama Islam. Pondok Pesantren pada umumnya
didirikan oleh ulama/kyai dengan kemandirian, kesederhanaan dan keikhlasan. Para ulama
pesantren tergabung dalam NU secara umum dapat dikatakan memiliki kesamaan wawasan,
pandangan dan tradisi keagamaan yang berlandaskan paham Ahlussunnah Wal Jama’ah
(ASWAJA).
Pesantren menjadi faktor penting terhadap perkembangan Aswaja. Komunitas
pesantren yang tidak diragukan lagi adalah bagian dari masyarakat Ahlussunnah Wal
Jama’ahyang bisa didefinisikan sebagai mayoritas muslim yang menerima sunnah rasul
danseluruh generasi pertama (sahabat) serta sejarah keabsahan komunitas muslim.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa itu Pesantren ?
2. Bagaimana Sejarah dan Perkembangan Pesantren di Nusantara ?
3. Apa Pengaruh Pesantren terhadap Pengembangan Aswaja?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian dari Pesantren.
2. Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Pesantren di Nusantara.
3. Mengetahui Pengaruh Pesantren dalam Pengembangan Aswaja.
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pesantren
Pondok Pesantren merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata “pondok” dan kata
“pesantren”. Kata pondok sendiri diambil dari bahasa arab yaitu funduq ( ٌ
ق ُْودْن ْوُف) yang artinya
: Hotel atau Asrama, dalam bahasa jawa, pondok berarti madrasah atau asrama yang digunakan
untuk mengaji dan belajar agama Islam.
Sedangkan kata “pesantren” sendiri adalah berasal dari kata santri yang mendapat
awalan pe dan akhiran an. Kata santri sendiri berasal dari istilah shastri dan di ambil dari bahasa
Sanskerta, yang bermakna : orang-orang yang mengetahui kitab suci agama hindu atau seorang
sarjana ahli kitab suci Hindu”.
Secara istilah, pondok pesantren adalah tempat pendidikan yang menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran agama Islam bagi santri, yang diasuh oleh Kiai yang tinggal atau mukim
bersama-sama dalam satu lokasi.
Sementara itu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memaknai pesantren sebagai
sebuah empat tinggal santri. Sedangkan menurut Mukhtar Bukhari, Pondok Pesantren
merupakan sebuah bentuk pendidikan Islam di Indonesia yang diselenggarakan secara
tradisional.
2.2 Sejarah dan Perkembangan Pesantren di Nusantara
Cikal bakal pendirian pesantren pada awal ini terdapat di daerah - daerah sepanjang
pantai utara Jawa, seperti Giri (Gresik), Ampel Denta (Surabaya), Bonang (Tuban), Kudus,
Lasem, dan Cirebon. Kota-kota tersebut pada waktu itu merupakan kota kosmopolitan yang
menjadi jalur penghubung perdagangan dunia, sekaligus tempat persinggahan para pedagang
dan mubalig Islam yang datang dari Jazirah Arab seperti Persia dan Irak.
Keberadaan pesantren pada masa awal pertumbuhannya tidak terlepas dari sejarah
perkembangan Islam di Timur Tengah. Hal ini bisa dilihat dari aspek metode, materi atau
kelembagaannya yang sangat diwarnai oleh corak pendidikan Islam di Timur Tengah pada
Abad Pertengahan. Dalam konteks penyebaran Islam itulah, pesantren mulai terbentuk dan
tumbuh di Indonesia.
6. 3
Masuknya Islam ke Indonesia adalah pada Abad ke 7 Masehi. Jika pada abad 7 tersebut
Islam benar-benar mulai masuk ke Indonesia, berarti pada masa itu, peradaban Islam di Timur
Tengah sedang cerah. Sebab, sekitar abad ke 6 – 7 Masehi, obor kemajuan ilmu pengetahuan
berada di pangkuan peradaban Islam. Dalam lapangan kedokteran, muncul nama-nama
terkenal seperti: Al-Hawi karya al-Razi (850-923) merupakan sebuah Ensiklopedi mengenai
seluruh perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya.
Meskipun Timur Tengah sedang mengalami kemajuan pada abad tersebut, namun yang
membawa Islam ke Indonesia adalah pedagang yang disinyalir orangnya hidup tidak selalu
menetap. Artinya, setiap musim pelayaran, mereka pergi berdagang sesuai dengan arah mata
angin. Apalagi ketika mereka memasuki wilayah Indonesia, kondisi masyarakatnya saat itu
masih sangat sederhana dan banyak dipengaruhi oleh agama Hindu, sehingga diperkirakan
ajaran Islam yang mereka sebarkan juga disesuaikan dengan keadaan masyarakatnya.
Tokoh yang dianggap sebagai perintis berdirinya pondok pesantren adalah Maulana
Malik Ibrahim (w. 1419 M). Dalam melaksanakan dakwah Islam beliau menggunakan masjid
dan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran. Model dakwah Islam tersebut dilanjutkan
oleh para Walisongo sehingga pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia dalam perkembangan berikutnya pondok pesantren didirikan oleh para kiai yang
bercita-cita mengajarkan dan menyebarkan agama Islam.
Hal ini begitu terlihat pada saat Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam,
kebudayaan masyarakat setempat sering dijadikan modal dasar bagi mereka untuk menyisipkan
ajaran Islam. Misalnya saja Sunan Kalijaga menggunakan Wayang sebagai media
dakwahnya10. Islamisasi kebudayaan sebagai strategi penyebaran Islam tersebut tentunya
sangat mempermudah diterimanya ajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, dalam catatan
sejarah, Wali Songo sangat berhasil menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam di
Indonesia.
Demikian pula dalam catatan sejarah, pada zaman Wali Songo inilah istilah pondok
pesantren mulai dikenal di Indonesia. Ketika itu, Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan
di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari
pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal
dari Gowa dan Talo, Sulawesi. Padepokan Sunan Ampel inilah yang menjadi cikal bakal
berdirinya pesantren-pesantren di Indonesia.
7. 4
Pada periode penjajahan periode penjajahan belanda, pesantren selalu berhadapan
dengan kolonialis Belanda yang sangat membatasi ruang geraknya. Pemerintah Belanda
mengeluarkan kebijakan politik pendidikan dalam bentuk Ordonansi Sekolah Liaratau Widle
School Ordonanti. Melalui kebijakan tersebut, pihak Belanda ingin membunuh madrasah dan
sekolah yang tidak memiliki izin.
Selain itu, kebijakan formal Belanda tersebut juga bertujuan melarang pengajaran
kitab-kitab Islam yang menurut mereka berpotensi memunculkan gerakan subversi atau
perlawanan di kalangan santri dan kaum muslim pada umumnya. Setidaknya, tercatat empat
kali pihak Belanda mengeluarkan peraturan yang bertujuan membelenggu perkembangan
pesantren di Indonesia, yaitu pada tahun 1882, 1905, 1925, dan 1932.
Sejak perjanjian Giyanti, pendidikan dan perkembangan pesantren dibatasi oleh
Belanda. Belanda bahkan menetapkan resolusi pada tahun 1825 yang membatasi jumlah
jamaah haji. Selain itu, Belanda membatasi kontak atau hubungan orang Islam Indonesia
dengan negara-negara Islam lainnya. Hal-hal seperti ini pada akhirnya membuat pertumbuhan
dan pekembangan Islam menjadi tersendat. Sebagai respons penindasan Belanda tersebut,
kaum santri mulai melakukan perlawanan. Menurut Clifford Geertz, antara tahun 1820-1880,
telah terjadi pemberontakan dari kaum santri di Indonesia, yaitu :
1. Pemberontakan kaum Padri di Sumatra dipimpin oleh Imam Bonjol.
2. Pemberontakan Diponegoro di Jawa
3. Pemberontakan Banten akibat tanam paksa yang dilakukan Belanda.
4. Pemberontakan di Aceh yg dipimpin antara lain oleh Teuku Umar dan
5. Teuku Cik Ditiro.
Pesantren di Indonesia tumbuh berkembang sangat pesat. Berdasarkan laporan
pemerintah kolonial belanda, pada abad ke 19 untuk di jawa saja terdapat tidak kurang dari
1.853 buah, dengan jumlah santri tidak kurang 16.500 orang. Dari jumlah tersebut belum
masuk pesantren-pesantren yang berkembang diluar jawa terutama Sumatra dan Kalimantan
yang suasana kegiatan keagamaanya terkenal sangat kuat.
Setelah penjajahan Belanda berakhir, Indonesia dijajah kembali oleh Jepang. Pada masa
penjajahan Jepang ini, pesantren masih saja berhadapan dengan kebijakan Saikere yang
dikeluarkan pemerintah Jepang. Melalui kebijakan tersebut, setiap orang bumiputra diharuskan
membungkuk 90 derajat ke arah Tokyo setiap pagi jam 07.00 untuk menghormati atau memuja
8. 5
Kaisar Jepang, Tenno Haika, yang diyakini sebagai keturunan Dewa Amaterasu. Disinilah
peran karismatik K.H Hasyim Asy’ari terbukti ampuh. K.H Hasyim Asy’ari sangat menentang
dan menolak ritual yang diatur oleh pemerintah Jepang itu sehingga ia ditangkap dan dipenjara
selama 8 bulan. Di luar dugaan pihak Jepang, penangkapan dan pemenjaraan kyai tersebut
justru melahirkan aksi perlawanan di kalangan santri. Terjadilah demonstrasi besar-besaran
yang melibatkan ribuan kaum santri untuk menuntut pembebasan K.H Hasyim Asy’ari dan
menolak kebijakan Saikere. Sejak itulah pihak Jepang tidak pernah mengusik dunia pesantren,
walau kekejamannya terhadap kaum bumiputra lebih menyakitkan dibandingkan penjajahan
Belanda.
Menjelang kemerdekaan, kaum santri telah dilibatkan di dalam penyusunan undang-
undang dan anggaran dasar Republik Indonesia, yang diantaranya melahirkan piagam Jakarta.
Namun, oleh golongan nasionalis sekuler, piagam Jakarta tersebut dihilangkan sehingga
kandas impian kaum santri untuk mendirikan negara Islam Indonesia.
2.3 Pengaruh Pesantren dalam Pengembangan Aswaja
Secara umum, ulama dan kyai pesantren memiliki santri sekaligus sebagai jama’ah
yang jumlahnya diakui cukup besar, dengan system pola hubungan antara santri dan kyai,
terutama pada lingkungan masyarakat, khususnya di jawa. Pola ini mampu mewarnai dan
sekaligus membentuk subkultur tradisionalis Islam di Nusantara. Oleh karenanya, kehadiran
organisasi NU bisa dipandang sebagai upaya mewadahi dan melembagakan langkah kegiatan
serta ikhtiyar para ulama yang telah dilakukan sebelumnya. Para ulama pesantren tergabung
dalam NU secara umum dapat dikatakan memiliki kesamaan wawasan, pandangan dan tradisi
keagamaan yang berlandaskan paham Ahlussunnah Wal Jama’ah (ASWAJA).
Nahdlatul Ulama dan Pondok pesantren itu bagaikan dua sisi mata uang yang sulit
dipisahkan. Apabila menyebut NU kita mesti ingat pondok pesantren dan sebaliknya. Mengapa
demikian? Karena yang mendirikan Nahdlatul Ulama adalah para ulama pondok pesantren.
Mereka memiliki kesamaan wawasan, pandangan, sikap, perilaku dan tata cara pemahaman
serta pengamalan ajaran Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah. Ibarat sebuah
keranjang, kelahiran Nahdlatul Ulama pondok pesantren. Karena itu wajar jika dikatakan
bahwa Nahdlatul Ulama itu adalah organisasinya masyarakat pesantren.
Hubungan antara Nahdlatul Ulama dengan pondok pesantren dapat dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut :
9. 6
1. Kesamaan tujuan yaitu melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah wal jama’ah yang
merupakan materi pokok pengajaran agama di Pondok Pesantren.
2. Nahdlatul Ulama didirikan sebagai wadah bagi usaha mempersatukan langkah para
ulama pondok pesantren di dalam pengembangan tugas pengabdiannya dalam
masyarakat, baik bidang agama, pendidikan ekonomi, maupun persoalan-persoalan
kemasyarakatan yang lainnya.
3. Pola kepemimpinan dalam Nahdlatul Ulama sama dengan pola kepemimpinan
memiliki kedudukan sangat menentukan, maka didalam Nahdlatul Ulama dikenal
pengurus Syuriyah yang tediri dari para ulama selaku pimpinan tertinggi.
4. Pengaruh yang dimiliki oleh para kiai pengasuh pondok pesantren di lingkungan
masyarakatnya juga menjadi kekuatan pendukung bagi Nahdlatul Ulama. Basis massa
(anggota) yang dikenal dengan sebutan ”kaum santri” menjadi salah satu pilar
penyangga kekuatan Nadhlatul Ulama, bahkan menjadi salah satu ciri khas yang
membedakannya dengan organisasi-organiasi Islam lainnya.
Tujuan Nahdlatul Ulama didirikan adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut
paham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menurut salah satu dari Madzab empat untuk
terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan
kesejahteraan umat dengan melaksanakan dakwah Islamiyah dan amar ma’ruf nahi munkar.
10. 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pusat dakwah Islam yang sudah ada
sejak jaman Walisongo. Tradisi pada waktu itu adalah materi pelajaran yang diberikan kepada
santri terbatas pada ilmu-ilmu agama. Tampaknya tradisi tersebut sampai sekarang masih
diwarisi dan dilestarikan oleh kalangan pesantren tertentu, terutama ”pesantren salafi”.
Nahdlatul Ulama dan Pondok pesantren itu bagaikan dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan.
Apabila menyebut NU kita mesti ingat pondok pesantren dan sebaliknya.
Dalam catatan sejarah, pada zaman Wali Songo inilah istilah pondok pesantren mulai
dikenal di Indonesia. Tokoh yang pertama kali mendirikan pesantren adalah Maulana Malik
Ibrahim (w. 1419 M). Maulana Malik Ibrahim menggunakan masjid dan pesantren bagi
pengajaran ilmu-ilmu agama Islam, yang pada gilirannya melahirkan tokoh-tokoh Wali Sanga.
Dari situlah kemudian Raden Rahmat atau Sunan Ampel mendirikan pesantren pertama kali di
Kembang Kuning, Surabaya pada tahun 1619 M.
Ketika itu, Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel Surabaya dan
menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang
untuk menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan Talo,
Sulawesi. Padepokan Sunan Ampel inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya pesantren-
pesantren di Indonesia.
Para ulama pesantren tergabung dalam NU secara umum dapat dikatakan memiliki
kesamaan wawasan, pandangan dan tradisi keagamaan yang berlandaskan paham Ahlussunnah
Wal Jama’ah (ASWAJA).
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berupa kritik maupun saran yang membangun terhadap penulisan juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.
11. 8
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Maulana. 2016. “Sejarah Kemunculan Pesantren di Indonesia”, diakses pada tanggal
18 Mei 2023 pukul 20.21 WIB
Syifa’i Muhammad, et al. 2018. “PERANAN PENTING PESANTREN DALAM
PENGEMBANGAN ASWAJA”, diakses pada tanggal 18 Mei 2023 pukul 20.30 WIB.
Priyogo Yudho, et al. 2019. “PERAN PENTING PESANTREN TERHADAP ASWAJA”,
diakses pada tanggal 18 Mei 2023 pukul 20.41