https://www.instagram.com/nadasilitonga/
https://www.facebook.com/nadsilitonga/
Usaha-usaha oikumenis telah dijajaki oleh gereja-gereja anggota PGI untuk terwujudnya gereja Kristen yang esa di Indonesia. Dan nampaknya istilah Oikumene bukan lagi suatu hal yang asing, bahkan menjadi satu mode dalam suatu kegiatan di antara beberapa gereja. Jiwa Oikumenis sering diungkapkan dengan mengadakan suatu perayaan hari besar Kristen, seperti: Paskah dan Natal bersama, dsbnya; sehingga ada sebagian orang mengidentikkan kegiatan secara bersama-sama itulah Oikumene. Segala usaha berupa pertemuan, konsultasi, rapat dan mengadakan proyek secara bersama-sama itu sudah menyatakan kesadaran Oikumenis. Di sini jelas kesadaran Oikumenis hanya dilihat secara lahiriah berupa kegiatan-kegiatan.
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar PendidikanErsa Nabela
Power Point Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman, pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya.
Interaksi manusia dengan lingkunganya itu secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan.
Latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada lingkungan utama perndidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.
Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berlangsung efisien dan efektif.
TRI PUSAT PENDIDIKAN
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiganya disebut Tri Pusat pendidikan.
PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni :
1. Pembimbing dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2. Pengajaran dalam uapaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan dalam upaya Pemahiran keterampilan.
Kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik diperlukan kerja sama yang erat dan harmonis antar Tripusat tersebut :
a. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, dll) yang menjadi landasan pengembangan selanjutnya di sekolah dan masyarakat
b. Di lingkungan Sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orangtua siswa (organisasi orangtua siswa, kunjungan rumah oleh personel sekolah, dll). Sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumber dari masyarakat ke sekolah dan sebagainya).
c. Lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan/program yang menunjang /program keluarga dan sekolah.
Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang untuk mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Materi Hakikat Manusia Menurut Islam
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
https://www.instagram.com/nadasilitonga/
https://www.facebook.com/nadsilitonga/
Usaha-usaha oikumenis telah dijajaki oleh gereja-gereja anggota PGI untuk terwujudnya gereja Kristen yang esa di Indonesia. Dan nampaknya istilah Oikumene bukan lagi suatu hal yang asing, bahkan menjadi satu mode dalam suatu kegiatan di antara beberapa gereja. Jiwa Oikumenis sering diungkapkan dengan mengadakan suatu perayaan hari besar Kristen, seperti: Paskah dan Natal bersama, dsbnya; sehingga ada sebagian orang mengidentikkan kegiatan secara bersama-sama itulah Oikumene. Segala usaha berupa pertemuan, konsultasi, rapat dan mengadakan proyek secara bersama-sama itu sudah menyatakan kesadaran Oikumenis. Di sini jelas kesadaran Oikumenis hanya dilihat secara lahiriah berupa kegiatan-kegiatan.
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar PendidikanErsa Nabela
Power Point Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman, pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya.
Interaksi manusia dengan lingkunganya itu secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan.
Latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada lingkungan utama perndidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.
Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berlangsung efisien dan efektif.
TRI PUSAT PENDIDIKAN
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiganya disebut Tri Pusat pendidikan.
PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni :
1. Pembimbing dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2. Pengajaran dalam uapaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan dalam upaya Pemahiran keterampilan.
Kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik diperlukan kerja sama yang erat dan harmonis antar Tripusat tersebut :
a. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, dll) yang menjadi landasan pengembangan selanjutnya di sekolah dan masyarakat
b. Di lingkungan Sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orangtua siswa (organisasi orangtua siswa, kunjungan rumah oleh personel sekolah, dll). Sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumber dari masyarakat ke sekolah dan sebagainya).
c. Lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan/program yang menunjang /program keluarga dan sekolah.
Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang untuk mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leadership) (Siagian, 1980).
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan kekuasaan politik dalam organisasi kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah kali ini penulis akan membahas masalah :
1. Bagaimana pengertian kepemimpinan?
2. Bagaimana kepemimpinan versi manajemen?
3. Bagaimana gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana kerja sama tim dalam manajemen konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui Kepemimpinan Versi Manajemen
3. Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
4. Untuk mengetahui kerjasama tim dalam manajemen konflik
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mangerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan.Bawahan pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsopsional strategis dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan
semakin generalist, sedang semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialis.
3.2 Saran
Jadi hendaklah kita yang merupakan calon-calon pemimpin ini menggunakan hati, pikiran dan segala usaha untuk memajukan apa yang kita pimpin dan bukan untuk kepentingan pribadi semata.
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Materi Hakikat Manusia Menurut Islam
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
1. MENUJU KEMATANG AGAMA KRISTEN
Kelompok 12
Nama : Yoga sabloit
Johanes Ellia Rupidara
Noktaf Yunus Zega
Tete manis talalu baee
Rote
Nias
Ambon
2. Latar belakang
Sejarah perkembangann
pikiran dan prektek
pendidikan agama
Kristen pada umunnya
pola pemahasan yang di
manfaatkan dalam jilid
pertama yakni sejarah
perkembangan pikiran
dan praktek pendidikan
agama Kristen
dari plato sampai lg.
loyol, diteruskan dalam
jilid kedua ini hal itu
berarti bahwa sejauh
mungkin di mulai
setiap judul di mulai
dengan usaha
meletakan seorang
pemikiran dalam
kontekspriode sejarah
siasat itu di anggap
perlu
3. A. H. Shelton smith
Pada dasarnya penikiran pendidikan Agama meredakan ketegangan
antara kedua gagasan utama tetntang pokok kerajaan Allah. pertama
kerajaan itu berakar di dalam keada baru yang diproklamasikan yesus,
waktunya telah genap; kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlah dan
percayalah kepada Injil (Mrk 1:14) sesungguhnya tidak Ada penjelasan
yang menuntaskan segala Arti dari Proklamasi. Juga dalam arti dahwa
kerajaan itu tidak di kaitkan secara total dengan lembaga apa pun yang
didirikan oleh manusia di samping hubungan antara orang, karena
“kerjanaan-Ku bukan dari dunia ini” (Yoh 18:36a).
Kerajaan Allah
4. Manusia
Meskipun
perserta dalam
gerakan
pendidikan
Agama
mengklaim bahwa
mereka
menjunjung tinggi
mertabat dan
kemapuan
manusia, manun
secara tidak sadar
mereka condon
menipu diri
Hal itu terjadi karena
mereka menbatasi
usahanya hanya pada
sifat-sifat manusia
yang di ketahui melalui
percobaan terbatas
saja. Kesimpulan itu
tidak berarti bahwa
Smith meremehkan
sifat-sifat manusia
yang di temukan oleh
para ilmuan yang
bekerja di bidang ilmu
jiwa,
5. Gereja
Sesudah Smith memeriksa karya tulis para pendidik agama, ia menarik kesimpulan bahwa rupanya
mereka kurang peduli terhadap intisari Gereja ketimbang kelompok profsional apa pun di bidang agama
1)sejak semula sekolah
minggu hidup sedikit
banyak terpisah dari
gereja sebagai
lembaga. Oleh karena
itu, para pendidik
setempat cenderung
menganggap diri
terlibat dalam urusan
pendidikan, umum dan
bukan yang gerejawi.
2)teologi liberal
yang berkaitan
dengan “gerekan
injil sosial”
mementingkan
Kerajaan Allah ,
setelah itu
meremehkan
pentingnya
gereja;
6. DasarTeologi
Sesudah Miller membaca
kecaman yang Smith
lontarkan tehadap
gerakan pendidikan
agama, ia begitu
terganggu sehingga ia
terdorong untuk
berefleksi tentang cara
menjawabnya. Ia
menghargai sebagian dari
pengertian tentanga
pendidikan agama yang
di pertahankan,
umpamanya oleh Coe dan
Elliott
. Randolph Crump Miller (1910- ),
PAK yang Teologi-sentris
tetapi ia melihat bahwa
teologi gereja tidak
memainkan peranan yang
mencolok didalam teori
mereka. Oleh karena itu,
Miller berusaha
menemukan kunci (clue)
yang menyoroti hubungan
erat antara ilmu teologi
dengan pengalaman
pribadi, antara isi
Pendidikan Agama
Kristen dengan
metodologi dan antara
kebenaran dengan
kehidupan
7. Rumusann Pendidikan
Agama Kristen
Miller mencari rumusan yang mengutamakan pendidikan agama kristen
sebagai pelayanan yang berdiri didalam tradisi kristen. Ia harus
bertanggujawab dari sisi teologi yang pada pokoknya bertitik-tolak dari
keyakinan bahwa gereja berasal dari injil Yesus Kristus. Pendidikan agama
kristen dimulai tatkala kita diperhadapkan dengan injil itu. Pengalaman
disifatkan oleh dua ciri khas yang pertama
Pendidikan tersebut terjadi
dalam lingkungan sosial.
Pada satu pihak lingkungan
tempat pengalaman sosial
itu berlangsung
Gambaran itu
bukanlah rumusan
singkat dan terarah
seperti yang kit abaca
pada lazimnya
8. Lingkungan
Beberapa kali kita
sudah meyebutkan
pentingnya mutu
hubungan-hubungan
dalam pengalaman
belajar-mengajar.
Karena itu, kita
tidak keliru kalau
mengatakan bahwa
bagi Mille
lingkungan agama
kristen berporos pada
hubungan-hubungan
yang berlaku ditempat
pelajar belajar dan
bertumbuh. Walaupun
dalam prosesnya
penggunaan kata
memainkan peranan
bermakna, namun makna
kata tersebut bergantung
pada mutu hubungan
antara orang yang
terlibat dalam
lingkungan luas tertentu.
9. Pelajar
Oleh karena pengalaman
yang bertumbuh di
sepanjang hidupnya itu di
anggap sebagai peluang
yang Allah karuniakan
kepada semua orang,
maka sewajarnyalah
orang-orang dari segala
golongan umur sebagai
subyek yang termasuk
dalam pelayanan
pendidikan agama kristen
Oga Sabloit
10. Pengajar
Secara praktis ada tiga
pengajar utama, yakni
lingkungan rumah tangga
jemaat dan korps guru.
Mengingat bahwa kedua
yang pertama itu telah di
bahas di bawa tema
“lingkungan” di atas,
maka titik berat kita
disini adalah guru yang
mengajar berdasarkan
rencana tertentu. Pada
awal pembicaraan
tentang jati diri seorang
guru
Johanes Ellia
Rupidara
Stt
Mawar
Saron
Lampung
Maju ……. Jalan
12. Pengelolaan Pendidikan
Agama KristenDi balik segala
pengargonasisian
dan pengelolaan
yang berkaitan
dengan
pendidikan
agama kristen
ada empat
asumsi 1)Gereja wajib
menghasilkan
suasana yang
didalamnya
kesejahteraan
perorangan dan
persekutuan
dalam terang
Injil dijunjung
tinggi
2)Dalam rangka
yang memenuhi
kebutuhan orang
orang dan
kelompok-
kelompok, segala
unsur kehidupan
jemaat bermakna
secara pedagogis
3)Pengorganisa
sian dan
pengalolaan
adalah bagian
mutlak dari
pendidikan
agama kristen
4)Pengorganisasi
an dan
pengalolaan
jangan dianggap
sebagai tujuan
yang terpisah
dari unsur-unsur
lain dalam
pelayanan
jemaat
13. C. L. J. Sherrill (1892-1957), PAK yang
Teologis/Psikologis-sentris.
Riwayat Hidupnya
Keyakinan Teologis
Ada tiga keyakinan teologis utama yang
menyoroti pandanganSherrill, yakini
pokok ajaran tentang pertanyaan, manusia dan
persekutuan Kristen (koinonia) Bila kita ingin
memahami
penyetaan
sebagai
pengalama
dinamis dengan
Tuhan, bahkan
suatu
perjumpaan
dengan Tuhan
Pokok teologis
dasariahkedua
dalam pikiran
Sherrillialah
ajaran tentang
manusia
14. Pedoman untuk Membangun
Teori Pendidikan Agama
Kristen
Asas-asas
Penuntun, istilah
asas penuntun,
sudah disebutkan
beberapa kali
dalam buku ini,
tetapi Wyckoff
adalah pikiran
pertama yang
memakainya
dalam
pembahasannya
Tu juan
Pendidikan Agama
Kristen, tujuan
memenuhi dua
fungsi utama,
yakni menujuk ara
dari usaha para
pendidik dan
menjadi tolok-ukur
bagi penelitian
hasil usahanya
Asas Kurikulum,
menurut Wyckoff,
kurikulum terdiri
dari tata cara
(prosedur) yang
dipakai untuk
mencapai tujuan
pendidikan agama
kristen;ia disusun
agar dimanfaatkan
oleh pelbagai
kelompok belajar
dikalangan jemaat
15. DANKE, SAOHAGOLO, MAKASIH
Ada yang tau goyang palu paku……?????
“Rafly, Ellia, Malvin”
Pass
Crew
Angkatan 3 maju jalan …….!!!!!!!!!!!