Dokumen tersebut membahas peran mahasiswa dalam pemberantasan korupsi. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dengan terlibat dalam upaya pencegahan korupsi di lingkungan keluarga, kampus, dan masyarakat sekitar. Keterlibatan tersebut meliputi penanaman nilai-nilai antikorupsi, pendidikan masyarakat, serta pengawasan terhadap pelayanan publik. Integritas merupakan pilar penting
Artikel Opini dengan Judul "Guru dan Pendidikan Anti Korupsi" adalah artikel yang ditulis dalam rangka memperingati hari guru Nasional dan telah diterbitkan oleh Harian Singgalang Sumatera Barat, tanggal 24 November 2017
Artikel Opini dengan Judul "Guru dan Pendidikan Anti Korupsi" adalah artikel yang ditulis dalam rangka memperingati hari guru Nasional dan telah diterbitkan oleh Harian Singgalang Sumatera Barat, tanggal 24 November 2017
Pendidikan secara umum didefinisikan sebagai sebuah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran terhadap manusia
secara terus menerus, agar manusia tersebut menjadi pribadi yang amil
(sempurna) lahir dan batin1. Karena itu jika pendidikan menghasilkan pribadi-
pribadi yang lemah, doyan KKN, tidak bertanggungjawab, tidak bermoral,tidak mandiri, maka berarti program pendidikan itu gagal. Kegagalan tersebut mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam filosofi maupun manajemen pendidikan sehingga tidak sesuai dengan cita-cita pendidikan itu sendiri. Belakangan ini kita melihat berbagai masalah pendidikan nasional sering menjadi bulan-bulanan kritik di masyarakat. Kenapa pendidikan di Indonesia tidak menghasilkan pribadi-pribadi yang unggul dalam ilmu pengetahuan, akhlak, dan kemanusiaan? Kita melihat sendi-sendi kehidupan bangsa saat ini tengah digoyang berbagai macam aksi kekerasan, kerusuhan, anarki, korupsi, vandalisme, dan tindakan-tindakan amoral.
Pembelajaran berdemokrasi tersebut, sebenarnya bisa diawali dari level yang paling kecil yakni dengan adanya pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Seperti yang dilaksanakan oleh SMP ISLAM AL HIKMAH JAKARTA dalam acara Pemilihan ketua OSIS yang dilakukan secara langsung ini, menjadi pembelajaran berharga bagi para siswa untuk mengenal proses demokrasi. Sehingga, nantinya saat mereka menjadi bagian dari masyarakat sesungguhnya sudah memiliki pengalaman yang berharga
Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara M...Konsultan Pendidikan
Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis Artikel Demokrasi, Dinas Pendidikan, Kemitraan, Partnership, Kedutaan Kerajaan Belanda, zainal abidin suarja, natural aceh, lembaga riset, pelatihan dan publikasi publik
Pendidikan secara umum didefinisikan sebagai sebuah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecedasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran terhadap manusia
secara terus menerus, agar manusia tersebut menjadi pribadi yang amil
(sempurna) lahir dan batin1. Karena itu jika pendidikan menghasilkan pribadi-
pribadi yang lemah, doyan KKN, tidak bertanggungjawab, tidak bermoral,tidak mandiri, maka berarti program pendidikan itu gagal. Kegagalan tersebut mungkin disebabkan karena adanya kesalahan dalam filosofi maupun manajemen pendidikan sehingga tidak sesuai dengan cita-cita pendidikan itu sendiri. Belakangan ini kita melihat berbagai masalah pendidikan nasional sering menjadi bulan-bulanan kritik di masyarakat. Kenapa pendidikan di Indonesia tidak menghasilkan pribadi-pribadi yang unggul dalam ilmu pengetahuan, akhlak, dan kemanusiaan? Kita melihat sendi-sendi kehidupan bangsa saat ini tengah digoyang berbagai macam aksi kekerasan, kerusuhan, anarki, korupsi, vandalisme, dan tindakan-tindakan amoral.
Pembelajaran berdemokrasi tersebut, sebenarnya bisa diawali dari level yang paling kecil yakni dengan adanya pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Seperti yang dilaksanakan oleh SMP ISLAM AL HIKMAH JAKARTA dalam acara Pemilihan ketua OSIS yang dilakukan secara langsung ini, menjadi pembelajaran berharga bagi para siswa untuk mengenal proses demokrasi. Sehingga, nantinya saat mereka menjadi bagian dari masyarakat sesungguhnya sudah memiliki pengalaman yang berharga
Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara M...Konsultan Pendidikan
Anjani Mardasari, MAN Model Banda Aceh, Pemilihan Duta Demokrasi, Sayembara Menulis Artikel Demokrasi, Dinas Pendidikan, Kemitraan, Partnership, Kedutaan Kerajaan Belanda, zainal abidin suarja, natural aceh, lembaga riset, pelatihan dan publikasi publik
Perilaku adalah aktivitas fisik manusia yang bisa diamati. Munculnya
perilaku berkaitan dengan motivasi. Motivasi adalah sesuatu yang
mendorong seseorang untuk berperilaku dalam cara tertentu atau
setidaknya mengembangkan kecenderungan untuk berperilaku tertentu
(Kast dan Rosenzweig, 1970: 296). Motivasi dapat didefinisikan
sebagai kekuatan dalam diri individu yang mendorong seseorang untuk
memuaskan kebutuhan dasarnya (Yorks, 1976)
Menurut Robert Klitgaard, pengertian korupsi adalah suatu
tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi jabatannya
dalam negara, di mana untuk memperoleh keuntungan status
atau uang yang menyangkut diri pribadi (perorangan, keluarga
dekat, kelompok sendiri), atau melanggar aturan pelaksanaan
yang menyangkut tingkah laku pribadi. Pengertian korupsi yang
diungkapkan oleh Robert yaitu korupsi dilihat dari perspektif
administrasi negara.
Dalam UU No.31 Tahun 1999, Pengertian korupsi yaitu setiap orang
yang dengan sengaja secara melawan untuk melakukan perbuatan
dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau
perekonomian negara.
Black’s Law Dictionary juga mengungkapkan mengenai Pengertian
Korupsi, Korupsi merupakan suatu perbuatan yang dilakukan
dengan maksud untuk memberikan keuntungan yang tidak
resmi dengan mempergunakan hak-hak dari pihak lain, yang
secara salah dalam menggunakan jabatannya atau karakternya
di dalam memperoleh suatu keuntungan untuk dirinya sendiri
atau orang lain, yang berlawanan dengan kewajibannya dan juga
hak-hak dari pihak lain.
Perilaku koruptif adalah tindakan seorang individu atau kelompok
dalam menyelewengkan atau menyalahgunakan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan
pribadi atau orang lain, yang tercermin dalam sikap,tindakan, dan
pengetahuannya
Dalam jangka panjang keberhasilan penanggulangan dan pemberantasan korupsi tidak hanya bergantung pada aspek penegakan hukum (law enforcement) belaka, namun juga ditentukan oleh aspek pendidikan.
Tugas PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Kelompok 8 (Kelas J)
Dosen Pengampu: Normalia Sirande, S.S.,M.Pd
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2023
Tahukah Anda bahwa korupsi yang terjadi hingga saat ini, ternyata
jejaknya dapat ditemukan jauh sebelum
Indonesia merdeka? Nah saat ini kita akan
belajar mengenai sejarah perkembangan
dan pemberantasan korupsi pada jaman pra
kemerdekaan yaitu pada zaman kerajaan-kerajaan
nusantara dan pada jaman penjajahan.
Korupsi pada zaman kerajaan kerajaan nusantara sudah mulai sejak
awal berdiri kerajaan. Pada saat itu terbentuklah hubungan penguasa
dengan pamong atau abdi dalem. Pola hubungan ini menempatkan
para pamong dan abdi dalem untuk selalu bersikap manis demi menarik
simpati raja atau sultan dan memanfaatkan kedekatan tersebut
untuk menindas dan mengeruk kekayaan dari rakyat kecil. Para pejabat
mememanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, dan ini menjadi
embrio lahirnya kalangan opurtunis, yang berpotensi mempunyaijiwa korup yang besar dikemudian hari. Pejabat harus menyetor upeti
kepada raja. Jual beli jabatan dan kedudukan kepada siapa saja yang
mampu membayar (venalty of power) menjadi suatu hal yang legal.
Pada zaman kerajaan nusantara seperti Kerajaan Singosari mengalami
perebutan kekuasaan sampai tujuh turunan (Anusopati, Tohjoyi, Ranggawuni,
Mahesa Wongateleng dan seterusnya). Kerajaan Majapahit
mengalami banyak pemberontakan seperti Kuti, Narnbi, Suro dan lainlain.
Kerajaan Demak terjadi perlawanan antara Joko Tingkir dengan
Haryo Penangsang. Kerajaan Banten, Sultan Haji merebut tahta dari
ayahnya Sultan Ageng Tirtoyoso. Motif korupsi pada zaman kerajaan
adalah kekuasaan, kekayaan dan wanita.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. PERAN MAHASISWA DALAM
PEMBERANTASAN KORUPSI
Dr. Nang Randu Utama, S.Pd., M.A
dan TIM
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
2. Tujuan
Pembelajaran
Umum
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu memahami
peran mahasiswa
dalam
pemberantasan
korupsi.
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Setelah mengikuti materi ini,
peserta latih mampu :
Menjelaskan keterlibatan
mahasiswa dalam
pemberantasan korupsi
3. POKOK BAHASAN
• Keterlibatan Mahasiswa Dalam
Pemberantasan Korupsi
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
4. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Ketua KPK, Abraham Samad, menyampaikan bahwa korupsi kini
telah berevolusi dan bermetamorfosis. Jika dahulu korupsi dilakukan
oleh orang-orang berusia di atas 40 tahun, kini korupsi dilakukan
orang-orang muda—inilah bukti evolusi dalam korupsi. Korupsi juga
bermetamorfosis dengan terlibatnya orang-orang berpendidikan tinggi
serta berintelektualitas tinggi sehingga sulit terdeteksi. Kejahatan
korupsi semakin canggih, jauh melampaui cara-cara tradisional
seperti pungutan liar pada masa dulu.
5. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
KPK berpandangan bahwa korupsi adalah kejahatan luar
biasa yang perlu penanganan dengan metode yang luar biasa pula.
Karena itu, KPK telah menyusun road map pemberantasan korupsi.
Dalam istilah Abraham Samad, KPK tidak ingin sekadar menjadi
“pemadam kebakaran” dalam fungsi penindakan, tetapi juga hendak
mencari penyebab atau akar korupsi sehingga dapat dicarikan
metode pemberantasannya, termasuk pencegahannya..
6. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Di
Mahasiswa menjadi sasaran utama pendidikan ini, apalagi jika
memandang ciri korupsi kini yang disampaikan Ketua KPK bahwa
ada kecenderungan dilakukan mereka yang berpendidikan tinggi.
Artinya, mahasiswa sebagai calon penerus kepemimpinan bangsa
perlu dibekali pengetahuan implementasi budaya antikorupsi agar
mereka pun kelak berperan sebagai subjek yang mencegah,
sekaligus memberantas korupsi. Bukan sebaliknya, justru karena
ilmunya dapat melakukan tindak pidana korupsi secara lebih
canggih..
7. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Di
Sejak dulu gerakan mahasiswa berperan penting dalam menentukan
perjalanan bangsa Indonesia karena diyakini bahwa sosok
mahasiswa adalah mereka yang masih berjiwa bersih karena
idealisme, semangat muda, dan kemampuan intelektual yang tinggi.
Dari pandangan ini kemudian mahasiswa dianggap sebagai agen
perubahan (agent of change) pada suatu masyarakat atau bangsa..
8. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Di
Dalam rangka pemberantasan korupsi sangat diharapkan keterlibatan
mahasiswa yang sifatnya tidak pada upaya penindakan yang
merupakan kewenangan institusi penegak hukum, tetapi mahasiswa
berperan aktif dalam upaya pencegahan. Mahasiswa lebih difokuskan
dalam hal ikut membangun budaya antikorupsi di masyarakat (Dikti,
2011)..
9. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Sejak dulu telah terbukti peran mahasiswa sebagai motor penggerak
dalam peristiwa-peristiwa besar, bermula dari Kebangkitan Nasional
tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan
NKRI tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1966, hingga Orde
Reformasi tahun 1998. Hal ini menjadi bukti keampuhan gerakan
mahasiswa sebagai agen perubahan.
10. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik yang dimiliki, yaitu intelektualitas yang tinggi, jiwa muda
yang penuh semangat, dan idealisme yang murni.Selain itu, peran ini
sangat terkait dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.Demikian pula dalam
memandang persoalan bangsa ini, terutama terkait korupsi,
mahasiswa patut menjadi garda terdepan gerakan antikorupsi.
11. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Pelibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi meliputi empat
wilayah, yaitu di lingkungan keluarga, di lingkungan kampus, di
lingkungan masyarakat sekitar, dan di tingkat lokal/nasional.
12. 1. Di Lingkungan Keluarga
Penanaman nilai-nilai antikorupsi di dalam diri
mahasiswa dimulai dalam lingkungan keluarga yang
dapat terlihat dari ketaatan tiap-tiap anggota
keluarga dalam menjalankan hak dan kewajibannya
secara penuh tanggung jawab. Keluarga dalam hal ini
harus mendukung dan memfasilitasi sistem yang
sudah ada sehingga individu tidak terbiasa untuk
melakukan pelanggaran. Sebaliknya, seringnya
anggota keluarga melakukan pelanggaran peraturan
yang ada dalam keluarga, bahkan sampai mengambil
hak anggota keluarga yang lain, kondisi ini dapat
menjadi jalan tumbuhnya perilaku korup di dalam
keluarga.
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
13. Kegiatan sehari-hari anggota keluarga yang
dapat diamati oleh mahasiswa, contohnya:
• menghargai kejujuran dalam kehidupan;
• penerapan nilai-nilai religius di lingkungan
terdekat, termasuk dalam aktivitas ibadah;
• pemberian bantuan tanpa pamrih dan atas
kesadaran sendiri;
• berani mempertanggung jawabkan
perilakunya;
• mempunyai komitmen tinggi termasuk
mentaati aturan;
• berani mengatakan yang benar dan jujur.
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
14. 2. Di Lingkungan Kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan antikorupsi di
lingkungan kampus dapat dibagi menjadi dua
wilayah, yaitu untuk wilayah individu dan wilayah
kelompok mahasiswa. Dalam wilayah individu
seyogianya mahasiswa menyadari perilakunya agar
tidak terjerembab pada praktik yang menyuburkan
benih-benih korupsi. Contohnya, menitipkan
presensi kehadiran kepada teman untuk
mengelabuhi dosen. Dalam wilayah kelompok,
mahasiswa dapat saling mengingatkan apa yang
terjadi di sekelilingnya terkait perilaku yang menjurus
korup.
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
15. Berikut ini adalah upaya-upaya yang dapat
dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus:
a. Menciptakan lingkungan kampus bebas
korupsi
b. Memberikan pendidikan kepada
masyarakat tentang bahaya melakukan
korupsi
c. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan
pemerintah
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
16. 3. Di Masyarakat Sekitar
Mahasiswa dapat melakukan gerakan antikorupsi dan menanamkan
nilainilai antikorupsi di masyarakat sekitar. Mahasiswa dapat berperan
sebagai pengamat di lingkungannya, mahasiswa juga bisa berkontribusi
dalam strategi perbaikan sistem yaitu memantau, melakukan kajian dan
penelitian terhadap layanan publik, seperti berikut.
a. Bagaimana proses pelayanan pembuatan KTP, SIM, KK, laporan
kehilangan?
b. Bagaimana dengan kondisi fasilitas umum seperti angkutan kota?
Apakah sopir mematuhi aturan lalu lintas?
c. Bagaimana dengan pelayanan publik untuk masyarakat miskin,
contohnya kesehatan?
d. Bagaimana dengan transparansi dan akses publik untuk mengetahui
penggunaan dana di pemerintahan, contohnya di pemerintahan
kabupaten atau pemerintahan kota?
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
17. Hal yang penting adalah dimilikinya integritas
oleh mahasiswa. Integritas adalah salah satu
pilar penting sebagai pembentuk karakter
antikorupsi. Secara harfiah, integritas bisa
diartikan sebagai selarasnya antara ucapan dan
perbuatan. Jika ucapan mengatakan antikorupsi,
perbuatan pun demikian. Dalam bahasa sehari-
hari di masyarakat, integritas bisa pula diartikan
sebagai kejujuran (KPK, t.t.).
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
18. 4. Di Tingkat Lokal dan Nasional
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan
antikorupsi bertujuan mencegah terjadinya
perilaku korup dan berkembangnya budaya
korupsi di tengah masyarakat. Dalam gerakan
antikorupsi ini mahasiswa dapat menjadi
pemimpin (leader), baik di tingkat lokal maupun
nasional serta memiliki kesempatan untuk
memberikan rekomendasi kepada pemerintah.
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
19. Bagaimana cara agar integritas dapat
ditanamkan?
a. Mendalami dan menerapkan nilai-nilai
agama dan etika
b. Belajar dari tokoh bangsa yang memiliki
integritas tinggi
c. Berlatih dari hal-hal yang kecil
d. Mengajak orang lain untuk melakukan hal
yang sama
e. Melakukannya mulai dari sekarang, jangan
ditunda
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
20. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
PUSDIKLATNAKES KEMENTERIAN KESEHATAN RI
INGATLAH BAHWA ……………
21. Indonesia adalah Negeri yang Indah,
Anda…..GENERASI PENERUS BANGSA
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
22. Oleh karena itu ...Jangan menjadi Generasi Penghancur
Bangsa dan Negara
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
23. PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
KESIMPULAN
Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan
motor penggerak dalam gerakan antikorupsi di lingkungan keluarga,
lingkungan kampus, serta lingkungan masyarakat sekitar dan di
tingkat lokal/nasional. Untuk keberhasilan gerakan tersebut,
mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang
seluk beluk korupsi dan pemberantasannya. Di sinilah peran
Pendidikan dan Budaya Antikorupsi dapat diterapkan serta
diwujudkan dalam pembelajaran dalam pembelajaran di perguruan
tinggi.
24. MARI BERAKSI untuk BERANTAS KORUPSI
GERAKAN LEMBAGA SWADAYA
INTERNASIONAL (INTERNATIONAL NGOs)
24
PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
Dr. Nang Randu Utama, S.Pd., PGCE., M.A
TERIMA KASIH