Rencana Pascatambang bertujuan untuk memperkirakan dan mengetahui perencanaan terhadap lahan bekas tambang setelah selesai dilakukan penambangan serta memperbaiki kondisi lingkungan pada lahan bekas tambang agar berfungsi sesuai peruntukannya. Dokumen ini disusun berdasarkan peraturan pemerintah dan mencakup profil wilayah, deskripsi kegiatan pertambangan, rona lingkungan akhir, program reklamasi dan pengembangan sosial e
Disampaikan oleh Rudhy Hendarto, Inspektur Tambang dalam Penajam Desain Program Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Tata Kelola Hutan dan Lahan yang Baik (SETAPAK), 3 Februari 2016.
Disampaikan oleh Rudhy Hendarto, Inspektur Tambang dalam Penajam Desain Program Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Tata Kelola Hutan dan Lahan yang Baik (SETAPAK), 3 Februari 2016.
catatan kuliah ekonomi mineral ini disusun secara ringkas dari berbagai referensi, disertai dengan contoh soal di setiap pokok bahasannya.
modul ini dapat digunakan sebagai pegangan praktis dalam perkuliahan ekonomi teknik secara umum maupun aplikasi ekonomi teknik dalam pengelolaan sumberdaya alam.
Pertambangan merupakan opsi menarik untuk optimalisasi penggunaan lahan, menambah lapangan kerja, memenuhi kebutuhan dalam negeri dan penerimaan negara.
Slide_Laporan Evaluasi Air Asam Tambang pada Bekas lahan Tambang Batubara dan...Iwan Makhwan HAMBALI
Evaluation of Acid Mine Drainage on ex-pit coal and mineral mine at Kalimantan due to environtment hazzards. This report is based on visiting survey at two coal mines (South and East Kalimantan) and one mineral/gold mine (Central Kalimantan)
catatan kuliah ekonomi mineral ini disusun secara ringkas dari berbagai referensi, disertai dengan contoh soal di setiap pokok bahasannya.
modul ini dapat digunakan sebagai pegangan praktis dalam perkuliahan ekonomi teknik secara umum maupun aplikasi ekonomi teknik dalam pengelolaan sumberdaya alam.
Pertambangan merupakan opsi menarik untuk optimalisasi penggunaan lahan, menambah lapangan kerja, memenuhi kebutuhan dalam negeri dan penerimaan negara.
Slide_Laporan Evaluasi Air Asam Tambang pada Bekas lahan Tambang Batubara dan...Iwan Makhwan HAMBALI
Evaluation of Acid Mine Drainage on ex-pit coal and mineral mine at Kalimantan due to environtment hazzards. This report is based on visiting survey at two coal mines (South and East Kalimantan) and one mineral/gold mine (Central Kalimantan)
Studi Pelaksanaan Reklamasi Lahan Penambangan Nikel di Indonesia.pdfFerdian234
Kegiatan penambangan sering kali mendapat respon negatif karena dipandang merusak lingkungan, khususnya pertambangan yang dilakukan dengan metode tambang terbuka. konsekuensi yang muncul pada sistem penambangan dengan metode tambang terbuka yang menyangkut teknis reklamasi dapat berupa kesuburan tanah yang sangat rendah, erosi dan sedimentasi yang tinggi, tanah pucuk kurang atau tidak tersedia, munculnya air asam tambang, lereng-lereng yang curam, air untuk menyiram kurang atau tidak tersedia, iklim mikro belum sesuai, pemilihan jenis tanaman, dan lain-lain. Semua permasalahan tersebut perlu diatasi agar diperoleh tingkat keberhasilan reklamasi yang tinggi. Rencana reklamasi wajib disusun pada awal kegiatan usaha pertambangan, baik tahap eksplorasi maupun tahap operasi produksi. dalam artian bahwa reklamasi bisa dilakukan tanpa harus menunggu kegiatan penambangan secara keseluruhan selesai.
Izin lokasi dan izin pengelolaan perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau ...Didi Sadili
Saat ini, baik masyarakat maupun korporasi banyak yang berminat untuk memanfaatkan ruang perairan di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil. baik untuk tujuan ekonomi, reklamasi, edukasi dll. Slide ini berusaha untuk menerangkan bagaimana perizinannya yang harus ditempuh.
Dokumen Final terdiri dari Pendahuluan, Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan WP3K, Deskripsi Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya WP3K, Rencana Alokasi Ruang, Peraturan Pemanfaatan Ruang dan Indikasi Program.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
2. 2
PENGERTIAN PASCATAMBANG
Pascatambang adalah kegiatan terencana,
sistematis, dan berlanjut setelah akhir
sebagian atau seluruh kegiatan usaha
pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut
kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan
3. 3
TUJUAN PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA
PASCATAMBANG
• Untuk memperkirakan, memperhitungkan
dan mengetahui perencanaan terhadap
lahan bekas tambang setelah selesai
dilakukan penambangan.
• sebagai komitmen pengusaha/perusahaan
dalam memperbaiki kondisi lingkungan
pada lahan bekas tambang sehingga
berfungsi dan bermanfaat sesuai
peruntukannya.
4. PASAL 99
(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan
rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada saat
mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi atau
IUPK Operasi Produksi.
(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang
dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan pascatambang.
(3) Peruntukan lahan pascatambang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dicantumkan dalam perjanjian penggunaan
tanah antara pemegang IUP atau IUPK denganpemegang
atas tanah.
UU No. 4 TH 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
DASAR HUKUM
4
5. PASAL 25
Persyaratan teknis untuk :
a. ........
b. IUP Operasi Produksi, meliputi:
1. peta wilayah
2. laporan lengkap eksplorasi
3. laporan studi kelayakan
4. rencana reklamasi dan pascatambang
5. rencana kerja dan anggaran biaya
6. rencana pembangunan sarana dan prasarana
penunjang kegiatan operasi
7. tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau
geologi berpengalaman
PP No. 23 TH 2010
ttg Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara
DASAR HUKUM
5
6. PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
Dokumen Rencana Pascatambang disusun
berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana
Pascatambang sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III Permen ESDM No. 07 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Reklamasi dan
Pascatambang Pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara
6
7. PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
Kerangka Penyusunan Dokumen Rencana Pascatambang :
- KATA PENGANTAR
- INTISARI
- DAFTAR ISI
- DAFTAR LAMPIRAN
- BATANG TUBUH:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PROFIL WILAYAH;
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN;
BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR PASCATAMBANG;
BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS);
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG;
BAB VII PEMANTAUAN;
BAB VIII ORGANISASI ;
BAB IX KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
- LAMPIRAN 7
8. PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
a. identitas pemegang IUP/IUPK (nama persh,
alamat lengkap persh, penanggung jawab
rencana atau kegiatan);
b. uraian singkat mengenai peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan kegiatan
pascatambang;
c. uraian singkat mengenai status perizinan
pertambangan yang dipegang
(No./tanggal/masa berlaku/PMA/PMDN).
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Pendekatan dan Ruang Lingkup
8
9. PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
Identitas Perusahaan, meliputi:
1. Nama penanggungjawab :
2. Jabatan :
3. Jenis Perizinan : IUP/PKP2B/KK
4. Tahap Kegiatan :
5. Nomor SK :
6. Tanggal :
7. Masa Berlaku Izin : s.d.
8. Kode Wilayah :
9. Luas Wilayah :
10. Lokasi :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
11. Jenis Bahan Galian :
12. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL :
13. Persetujuan Studi Kelayakan :
14. Kapasitas Produksi :
15. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan : 9
10. BAB II PROFIL WILAYAH
2.1 Lokasi dan Kesampaian Wilayah
a. Uraian singkat mengenai lokasi kegiatan
pertambangan (desa, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, posisi geografi), dilengkapi dengan peta
situasi lokasi tambang, ketelitian peta skala
1 : 25.000; dan
b. Uraian singkat mengenai sarana perhubungan dari
dan ke lokasi tersebut.
2.2 Kepemilikan dan Peruntukan Lahan
Uraian rinci mengenai status kepemilikan dan
peruntukan lahan di dalam wilayah izin
pertambangan, dilengkapi dengan peta peruntukan
lahan dengan ketelitian peta skala 1 : 25.000.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
10
11. BAB II PROFIL WILAYAH
2.3 Rona Lingkungan Awal
Uraian rinci tentang rona lingkungan hidup awal yang
diperkirakan terkena dampak, serta telaahan komponen
lingkungan yang terkena dampak.
a. morfologi (dilengkapi peta dengan ketelitian peta
skala 1 : 25.000)
b. air permukaan (sungai, danau, rawa);
c. air tanah;
d. biologi akuatik dan teresterial;
e. sosial dan ekonomi (demografi, mata pencaharian,
kesehatan, pendidikan, dan lain-lain).
2.4 Kegiatan lain di sekitar tambang
Uraian rinci mengenai kegiatan lain yang berada di
sekitar tambang, dilengkapi peta situasi dengan ketelitian
peta skala minimum 1: 25.000
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
11
12. BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN
3.1 Keadaan Cadangan
Uraian rinci mengenai cadangan bahan galian pada
awal kegiatan dan atau pada saat dokumen ini disusun,
meliputi : penyebaran, jumlah, kadar dan klasifikasi
serta karakteristik geokimia batuan samping dan atau
batuan penutup.
3.2 Sistem dan Metode Penambangan
Uraian rinci mengenai sistem dan metode
penambangan, persiapan penambangan, jadwal
penambangan, tingkat produksi dan umur tambang,
penanganan tanah zona pengakaran, batuan penutup,
air asam tambang, serta upaya pengendalian erosi dan
sedimentasi.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
12
13. BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN
3.3 Pengolahan dan Pemurnian
Uraian rinci mengenai kegiatan pengolahan bahan galian
(proses, jenis dan jumlah pemakaian reagen, jumlah dan
upaya penanganan limbah).
3.4 Fasilitas Penunjang
Uraian rinci mengenai fasilitas penunjang yang sudah
dan akan dibangun, antara lain : kantor, mess, gudang,
sekolah, rumah sakit/poliklinik, laboratorium, transmisi
tegangan tinggi, tangki bahan bakar minyak, tempat
ibadah, jembatan, jalan, tangki air, pelabuhan/dermaga,
bandara, rel kereta api, jalur kabel, jalur pipa, jalur
conveyor, dam/bendungan, pembangkit listrik, beserta
informasi lokasi, ukuran, konstruksi, serta dilengkapi
peta situasi dengan ketelitian 1:25.000
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
13
14. BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR PASCATAMBANG
4.1 Keadaan Cadangan
Uraian rinci mengenai prediksi cadangan bahan galian dan
sumberdaya yang tersisa sebelum daerah tersebut ditinggalkan.
4.2 Peruntukan Lahan
Uraian rinci mengenai peruntukan lahan berdasarkan RTRW.
4.3 Morfologi
Uraian rinci mengenai prediksi morfologi pada akhir tambang.
4.4 Air Permukaan dan Air Tanah
Uraian rinci mengenai prediksi kualitas air sungai, danau, rawa
dan kondisi air tanah pada akhir tambang.
4.5 Biologi Akuatik dan Teresterial
a. uraian rinci mengenai flora akuatik dan teresterial;
b. uraian rinci mengenai fauna akuatik dan teresterial.
4.6 Sosial , budaya, dan ekonomi
Uraian kondisi sosial, budaya dan ekonomi setelah tambang
berakhir.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
14
15. BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN
PEMANGKU KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)
Uraian rinci mengenai konsultasi (tanggapan, saran,
pendapat, pandangan) dengan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap rencana pascatambang,
termasuk rencana alih pengelolaan fasilitas tambang
kepada Pemangku Kepentingan dan perubahan
rencana peruntukan lahan.
Berita Acara hasil konsultasi dengan pemangku
kepentingan, dilampirkan.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
15
16. BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 Reklamasi
a. Tapak Bekas Tambang
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan
tapak bekas tambang yang akan ditutup, yang
meliputi kegiatan:
1) pembongkaran fasilitas tambang;
2) reklamasi lahan bekas fasilitas tambang
3) pembongkaran dan reklamasi jalan tambang;
4) reklamasi lahan bekas tambang permukaan
5) reklamasi lahan bekas kolam pengendap
6) pengamanan semua bukaan tambang yang
berpotensi bahaya terhadap manusia (shaft, raise,
stope, adit, decline, pit, tunnel, final void, dan lain-
lain).
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
16
17. BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 Reklamasi
a. . . . . . . . . . .
b. Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan
pada fasilitas pengolahan dan pemurnian yang meliputi
kegiatan:
1) pembongkaran fasilitas pengolahan dan pemurnian;
2) reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan dan
pemurnian;
3) reklamasi lahan bekas kolam tailing dan upaya
stabilisasinya;
4) reklamasi lahan bekas timbunan komoditas tambang;
5) pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi
bahan kimia, minyak dan B3.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
17
18. BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 Reklamasi
b. . . . . . . . . . .
c. Fasilitas Penunjang
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan serta kegiatan
yang meliputi:
1) reklamasi lahan bekas landfill;
2) pembongkaran sisa-sisa bangunan, transmisi listrik, pipa,
pelabuhan (udara dan air) dan fasilitas lainnya;
3) reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik, pipa, pelabuhan
(udara dan air) dan fasilitas lainnya;
4) pembongkaran peralatan, mesin, tangki bahan bakar minyak dan
pelumas;
5) penanganan sisa bahan bakar minyak, pelumas serta bahan kimia;
6) reklamasi lahan bekas sarana transportasi;
7) reklamasi lahan bekas bangunan dan fondasi beton;
8) pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia,
minyak dan B3.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
18
19. BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 . . . . . . . . .
6.2 Pengembangan Sosial, budaya dan Ekonomi
a. uraian mengenai penanganan pengurangan dan
pemutusan hubungan kerja, bimbingan, dan bantuan
untuk pengalihan pekerjaan bagi karyawan;
b. pengembangan usaha alternatif untuk masyarakat lokal
yang disesuaikan dengan program sosial, budaya dan
ekonomi yang telah dilaksanakan.
6.3 Pemeliharaan
Uraian rinci mengenai pemeliharaan terhadap tapak bekas
tambang, lahan bekas fasilitas pengolahan dan/atau
pemurnian, dan lahan bekas fasilitas penunjang.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
19
20. BAB VII PEMANTAUAN
Uraian rinci mengenai program, dan prosedur pemantauan,
termasuk lokasi, metode dan frekuensi pemantauan,
pencatatan hasil pemantauan serta pelaporannya mengenai :
7.1 Kestabilan Fisik
Uraian mengenai pemantauan kestabilan lereng,
keamanan bangunan pengendali erosi dan sedimentasi,
penimbunan material penutup, dan fasilitas lain, serta
kriteria keberhasilan yang akan dicapai.
7.2 Air Permukaan dan Air Tanah.
Uraian mengenai pemantauan terhadap kualitas air
sungai, air sumur di sekitar lokasi bekas tambang, sumur
pantau, air di kolam bekas tambang, dan lain-lain, serta
kriteria keberhasilan.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
20
21. BAB VII PEMANTAUAN
7.3 Biologi akuatik dan terestrial
Uraian mengenai pemantauan terhadap flora dan
fauna akuatik dan terestrial beserta indeks
keanekaragaman yang akan dicapai.
7.4 Sosial, budaya dan ekonomi
Uraian mengenai pemantauan sosial dan ekonomi
(demografi, mata pencaharian, kesehatan, pendidikan,
dan lain-lain) serta kriteria keberhasilan yang akan
dicapai.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
21
22. BAB VIII ORGANISASI
Uraian rinci mengenai :
8.1 Organisasi
Uraian mengenai struktur organisasi dan
tanggungjawab personel dalam melaksanakan
pascatambang.
8.2 Jadwal Pelaksanaan Pascatambang
Uraian mengenai jadwal pelaksanaan
pascatambang sesuai dengan program-
program pascatambang
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
22
23. BAB IX KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG
Uraian mengenai kriteria keberhasilan yang akan dicapai pada
akhir kegiatan pascatambang, standar keberhasilan dan
parameter pemantauan.
23
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
24. BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
Bab ini memuat rencana biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pascatambang.
9.1 Biaya Langsung
Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam
penyusunan rencana biaya pascatambang yang meliputi:
a. Biaya pada tapak bekas tambang;
b. Biaya pada tapak bekas fasilitas pengolahan dan
pemurnian;
c. Biaya pada fasilitas penunjang;
d. Pengembangan sosial, budaya, dan ekonomi
e. pemeliharaan; dan
f. Pemantauan.
24
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
25. BAB IX RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
9.1 . . . . . . . . .
9.2 Biaya tidak langsung.
Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam
perhitungan pascatambang dan sedapat mungkin
ditetapkan dengan menggunakan standar acuan, yang
ditentukan sebagai berikut:
a. biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5% dari
biaya langsung atau berdasarkan perhitungan.
b. biaya perencanaan penutupan tambang sebesar 2% - 10%
dari biaya langsung.
c. biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar
3% - 14% dari biaya langsung.
d. biaya supervisi sebesar 2% - 7% dari biaya langsung
25
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
26. BAB IX RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
9.1 . . . . . . . . .
9.2 . . . . . . . . .
9.3 Total Biaya
Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan
biaya tidak langsung dan biaya-biaya tersebut sudah harus
memperhitungkan pajak-pajak yang berlaku dan dibuat
dalam mata uang rupiah atau dollar Amerika Serikat.
26
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG