1. Tugas Makalah KEPERAWATAN KOMUNITAS
“P2M DAN PENYULUHAN
KESEHATAN”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3 :
1.
ALFIN
2. JUM HARIANI
3. LISNA WATI
4. VITRIANI AMRIN
5. WD. NURAIHI
6. FIFIANTI
7. YULFA PUTRI JAYANTI
8. LD. SULAIMAN
9. FANDI AKLIM MANGKARSIH
10. AHMAD PUTRA HADI
11. NINING FITRIANI
12. TITI HUSNIATI
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH
KABUPATEN MUNA
2012
2. KATA PENGANTAR
Puji serta Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan dengan seizin serta pertolongan-Nya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini berjudul tentang “P2M DAN PENYULUHAN KESEHATAN” dimana
dimaksud untuk membantu dalam proses pembelajaran khususnya dalam perkuliahan
keperawatan gerontik dan dapat di jadikan referensi untuk lebih mngembangkan cakrawala
berpikir.
Dalam penyusunan makalah ini Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritikan maupun sumbang saran yang sifatnya membangun
isi pembahasan makalah ini sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan
selanjutnya.Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi para mahasiswa.
Raha,
Sept. 2012
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………
A.
i
1
A LATAR BELAKANG…………………………………………………………
1
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………
2
C. TUJUAN ………………………………………………………………….
2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….
3
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….....
11
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………
11
B. TUJUAN
11
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permasalahan penyakit menular di Indonesia khususnya yang penularannya melalui
gigitan nyamuk kian meluas, bahkan korban demam berdarah banyak berjatuhan. Bisa
dipastikan setiap tahunnya penyakit ini merenggut ratusan nyawa, hingga disebut
sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa) dari demam berdarah dan penyakit lain yang
ditularkan nyamuk. Lalu apa yang menjadi biang masalahnya, dan bagaimana
perjalanan penyakit yang sesungguhnya hingga suatu parasit mampu menjadi momok
menakutkan di masyarakat? Berikut pemaparan dr. Hari Purnomo dari IAMI (Inisiatif
Anti Malaria Indonesia) pada Mensana beberapa waktu lalu, tentang beberapa konsep
mendasar perjalanan penyakit dalam tubuh manusia.
Berdasarkan ulasan materi diatas, kami menganggap perlu untuk membahas masalah
P2M dan penyuluhan kesehatan ini lebih jauh lagi. Agar bisa membantu mahasiswa
dalam memahami konsep P2M dan Penyuluhan kesehatan secara komprehensif dan
holistik, sehingga dapat diterapkan dan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan ulasan dalam latar belakang diatas, rumusan masalah yang tepat
dalam makalah yaitu bagai mana pola pencegahan penyakit menular melalui
penyuluhan kesehatan ?
C. TUJUAN PENULISAN
Kami selaku mahasiswa mempunyai kepentingan untuk menyelesaian tugas
matakuliah, dan membantu teman-teman dalam memahami konsep P2M dan
Penyuluhan Kesehatan.
5. BAB II
PEMBAHASAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYULUHAN
KESEHATAN
A. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
Penyakit Menular yakni penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau
oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang
diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari
reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vector atau melalui lingkungan.
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam istilah medis
adalah sebuah penyakit yang disebabkan sebuah penyakit oleh sebuah agen biologi (seperti
virus, bacteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar dan trauma
benturan) atau kimia (seperti keracunan) yang mana bisa ditularkan atau menular kepada
orang lain melalui media tertentu seperti udara (TBC, Influenza dll), tempat makan dan
minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Types dll), jarum sunruk dan
transfuse darah (HIV AIDS, Hepatitis dll).
Penularan Penyakit Infeksi – Mekanisme dimana penyakit infeksi ditularkan dari
suatu sumber atau reservoir kepada seseorang. Mekanisme tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penularan Langsung; mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya
kepada orang atau binatang lain melalui “Port d‟entre”. Hal ini bisa melalui kontak langsung
seperti melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai
conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin, batuk,
meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1 meter)
2. Penularan Tidak Langsung
a. Penularan Melalui Alat – Alat yang terkontaminasi seperti mainan anak-anak,
saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat masak atau alat makan, instrumen bedah, air,
makanan, susu, produk biologis seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau
segala sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di “angkut” dibawa
kepada orang/binatang yang rentan dan masuk melalui “Port d‟entre” yang sesuai. Bibit
penyakit tersebut bisa saja berkembang biak atau tidak pada alat tersebut sebelum ditularkan
kepada orang/binatang yang rentan. Ini lebih dikenal dengan food and water borne disease.
b. Penularan Melalui Vektor – (i) Mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang
sederhana seperti terbawanya bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa
pada kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit terbawa dalam saluran
pencernaan serangga. Bibit penyakit tidak mengalami perkembangbiakan. (ii) Biologis : cara
ini meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi/multiplikasi), maupun melalui siklus
6. perkembangbiakan atau kombinasi kedua-duanya. (“cyclopropagative”) sebelum bibit
penyakit ditularkan oleh serangga kepada orang/binatang lain. Masa inkubsi ekstrinsik
diperlukansebelum serangga menjadi infektif. Bibit penyakit bisa ditularkan secara vertical
dari induk serangga kepada anaknya melalui telur (“transovarium transmission”); atau
melalui transmis transtadial yaitu Pasasi dari satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus
hidup parasit didalam tubuh serangga dari bentuk nimfe ke serangga dewasa. Penularan dapat
juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan air liurnya waktu menggigit atau dengan cara
regurgitasi atau dengan cara deposisi kotoran serangga pada kulit sehingga bibit penyakit
dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui luka gigitan serangga, luka garukan. Cara
penularan seperti ini bukanlah cara penularan mekanis yang sederhana sehingga serangga
yang menularkan penyakit dengan cara ini masih bisa disebut sebagai vektor penyakit.
3. Penularan Melalui Udara – Penyebaran bibit penyakit melalui “Port d‟entre” yang
sesuai, biasanya saluran pernafasan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian atau
keseluruhannya mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap melayang-layang
diudara dalam waktu yang lama sebagian tetap infektif dan sebagian lagi ada yang kehilangan
virulensinya. Partikel yang berukuran 1 – 5 micron dengan mudah masuk kedalam alveoli
dan tertahan disana. Percikan (droplet) dan partikel besar lainnya tidak dianggap sebagai
penularan melalu udara (airborne); (lihat Penularan Langsung)
a. “Droplet Nuclei” – Biasanya berupa residu ukuran kecil sebagai hasil penguapan
dari cairan percikan yang dikeluarkan oleh inang yang terinfeksi. “Droplet Nuclei” ini bisa
secara sengaja dibuat dengan semacam alat, atau secara tidak sengaja terjadi di labortorium
mikrobiologi dan tempat pemotongan hewan, di tempat perawatan tanaman atau di kamr
otopsi. Biasanya “Droplet Nuclei” ini bertahan cukup lama di udara.
b. Debu – Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari tanah (misalnya
spora jamur yang dipisahkan dari tanah oleh udara atau secara mekanisme), dari pakaian, dari
tempat tidur atau kutu yang tercemar.
Penyakit yang penularannya melalui udara lebih dikenal dengan air borne disease.
Pengendalian dan penanggulang penyakit menular :
1. Upaya pencegahan terhadap individu ataupun kelompok
2. Perawatan penderita, kontak dan lingkungan sekitar
- Isolasi
- Pengobatan
3. Penaggulangan KLB dengan menguraikan prosedur yang bersifat kegawat
daruratan yang perlu dilkukan umtuk mencegah penjalaran KLB yang menimpa sekelompok
orang.
4. Implikasi Bencana
7. 5. Pelaporan kasus dan KLB
Contoh jenis-jenis penyakit menular:
1. Penularan Langsung
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum. Penyakit ini bisa menular melalui hubungan seksual, baik vaginal, rectum, anal
maupun oral. Sifilis tidak menular mealului peralatan makan, tempat, dudukan toilet, knop
pintu, kolan renang dan tukar-menukar pakaian.
Penyebab penyakit : Treponema pallidum
Reservoi : Manusia
Cara Penularan: dengan cara kontak langsung yaitu kontak dengan eksudak infeksius
dari lesi awal kulit atau selaput lender pada saat melakukan hubungan seksual dengan
penderita
sifilis.
Cara-cara Pemberantasan:
a. Upaya pencengahan :
- Mendidik masyarakt tentang cara-cara umum menjaga kesehatan dan berikan
petunjuk tentang kesehatan dan hubungan seks yang sehat.
- Lindungi masyarakat dari infeksi sifilis dengan cara mencegah dan mengendalikan
PMS pada para pekerja seks komersil dan pelanggan mereka melalui hubungan seksual
dengan orang yang tidak dikenal. Dan berikan informasi tentang penggunaan kondom yang
tepat.
- Sediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk diagnose dini dan pengobatan dini
PMS.
Penderita
- Laporkan segera ke instansi kesehatan setempat jika ditemukan kasus sifilis
infeksius dini
- Isolasi penderita
- Disinfeksi serentak : hindari kontan dengan discharge yang keluar dari lesi terbuka
dan dengan benda-benda yang terkontaminasi
- Menginvestigasi kontak dan sumber infeksi
- Pengobatan spesifik
- Edukasi dengan tidak melakukan hubungan seksual dulu sampai pengobatan lengkap
dan semua lesi menghilang
Contact Person
8. - Dengan tidak berhubungan seks bebas
- Peningkatan imunitas diri.
- Edukasi dengan penggunaan kondom yang benar, berhubungan seks yang sehat.
Sumber Penularan
- Hindari hubungan seks dengan orang yang tidak dikenal.
- Dengan tidal berhubungan seks lebih dari satu orang
2. Penularan Tidak Langsung
a. Hepatitis A (food and water borne disease) merupakan infeksi virus pada hati.
Virus ini ditularkan melalui rute fekal-oral termasuk makanan atau air tercemar, atau melalui
kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. „Hepatitis‟ berarti radang atau bengkak hati,
dan dapat disebabkan oleh bahan kimia atau obat, atau berbagai jenis infeksi virus. Salah satu
penyebab umum hepatitis berjangkit adalah virus hepatitis A. Infeksi dengan satu jenis virus
hepatitis TIDAK memberikan perlindungan terhadap infeksi dengan virus hepatitis lain.
Identifikasi : Gejala-gejala termasuk terasa kurang sehat, rasa sakit, demam, mual,
kurang nafsu makan, perut terasa kurang enak, diikuti dengan air seni berwarna pekat, tinja
pucat dan penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning). Penyakit biasanya berlanjut
selama satu sampai tiga minggu (walaupun gejala tertentu dapat berlanjut lebih lama) dan
hampir selalu diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak kecil yang terinfeksi
biasanya tidak menderita gejala. Hepatitis A TIDAK mengakibatkan penyakit hati jangka
panjang dan kematian akibat hepatitis A jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan
virus dan timbulnya gejala biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai
tujuh minggu.
Penyebab Penyakit : Penyebab penyakit adalah virus hepatitis A HAV), picornavirus
berukuran 27-nm (yaitu virus dengan positive strain RNA). Virus tersebut dikelompokan
kedalam Hepatovirus, anggota famili Picornaviridae
Reservoir : Manusia berperan sebagai reservoir, jarang terjadi pada simpanse dan
primata bukan manusia yang lain.
Cara penularan : Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini kepada orang lain
dari dua minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit
kuning (kira-kira tiga minggu secara keseluruhan). Jumlah virus yang besar ditemui dalam
tinja (tahi) orang yang terinfeksi selama waktu penularan. Virus ini dapat hidup di lingkungan
selama beberapa minggu dengan keadaan yang benar (misalnya, dalam saliran). Hepatitis A
biasanya ditularkan sewaktu virus dari orang yang terinfeksi tertelan oleh orang lain melalui:
- makan makanan tercemar
9. - minum air tercemar
- menyentuh lampin, seprai dan handuk yang dikotori tinja dari orang yang dapat
menularkan penyakit
- hubungan langsung
Cara-cara Pemberantasan :
(termasuk
seksual)
dengan
orang
yang
terinfeksi.
Cara-cara Pencegahan
1. Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang sanitasi yang baik dan hygiene
perorangan dengan penekanan khusus tentang pentingnya mencuci tangan secara benar.
2. Sediakan fasilitas pengolahan air bersih, sistem distribusi air yang baik dan sistem
pembuangan limbah yang benar.
3. Tiram, kerang-kerangan yang berasal dari daerah tercemar harus dipanaskan pada
suhu 85°- 90°C (185°-194°F) terlebih dahulu selama 4 menit atau diuapkan selama 90 detik
sebelum dimakan.
4. Dicuci dan dimasak terlebih dahulu makanan atau buah-buahan dan sayuran.
Penderita
- Laporkan segera kepada instansi kesehatan setempat.
- Pengobatan pada penderita.
- Isolasi : Jika terbukti positif hepatitis A
- Disinfeksi dengan pembuangan tinja, urin dan darah dilakukan dengan cara yang
saniter.
- Edukasi : mencegah penularan dengan pemberian vaksin IG pada orang terdekat
yang terinfeksi hepatitis A.
Contact Person
- Pemberian vaksin IG pada kontak personal- Personal hygiene dengan mencuci
tangan yang benar
- Menigkatkan imunitas
- Edukasi dengan tidak berprilaku kebiasaan makanan yang tidak dimasak atau dicuci
terlebih dahulu.
Lingkungan : Adanya tempat pembuangan tinja yang saniter
b. Malaria
Ada empat jenis parasit malaria yang dapat menginfeksi manusia. Untuk
membedakan keempat jenis parasit malaria tersebut diperlukan pemeriksaan laboratorium,
10. oleh karena gejala klinis yang ditimbulkan oleh keempat jenis parasit malaria tersebut sama.
Apalagi pola demam pada awal infeksi menyerupai pola demam penyakit yang disebabkan
organisme lain (bakteri, virus, parasit lain). Bagi penderita yang tinggal di daerah endemis
malaria, walaupun di dalam darahnya ditemukan parasit malaria, tidak berarti orang tersebut
hanya menderita malaria. Dapat juga pada waktu yang bersamaan orang tresebut menderita
penyakit lain (seperti demam kuning fase awal, demam Lassa, demam tifoid). Infeksi oleh
plasmodium malaria yang paling serius adalah malaria falciparum (disebut juga tertiana
maligna
ICD-9
084.0;
ICD-10
B50).
Penyabab Infeksi : Parasit Plasmodium vivax, P. malariae, P. falciparum dan P. ovale; parasit
golongan sporozoa. Infeksi campuran jarang terjadi di daerah endemis.
Reservoir : Hanya manusia menjadi reservoir terpenting untuk malaria. Primata secara
alamiah terinfeksi berbagai jenis malaria termasuk P. knowlesi, P. brazilianum, P. inui, P.
schwetzi dan P. simium yang dapat menginfeksi manusia di laboratorium percobaan, akan
tetapi jarang terjadi penularan/transmisi secara alamiah.
Cara Penularan : Melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang infektif. Sebagian
besar spesies menggigit pada senja hari dan menjelang malam. Beberapa vektor utama
mempunyai waktu puncak menggigit pada tengah malam dan menjelang fajar. Setelah
nyamuk Anopheles betina menghisap darah yang mengandung parasit pada stadium seksual
(gametosit), gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang
kemudian menembus dinding perut nyamuk dan membentuk kista pada lapisan luar dimana
ribuan sporosoit dibentuk. Ini membutuhkan waktu 8-35 hari tergantung pada jenis parasit
dan suhu lingkungan tempat dimana vektor berada. Sporosoit-sporosoit tersebut berpindah ke
seluruh organ tubuh nyamuk yang terinfeksi dan beberapa mencapai kelenjar ludah nyamuk
dan disana menjadi matang dan apabila nyamuk menggigit orang maka sporosoit siap
ditularkan. Didalam tubuh orang yang terkena infeksi, sporosoit memasuki sel-sel hati dan
membentuk stadium yang disebut skison eksoeritrositer. Sel-sel hati tersebut pecah dan
parasit aseksual (merosoit jaringan) memasuki aliran darah, berkembang (membentuk siklus
eritrositer). Umumnya perubahan dari troposoit menjadi skison yang matang dalam darah
memerlukan waktu 48-72 jam, sebelum melepaskan 8-30 merosoit eritrositik (tergantung
spesies) untuk menyerang eritrosit-eritrosit lain. Gejala klinis terjadi pada tiap siklus karena
pecahnya sebagian besar skison-skison eritrositik. Didalam eritrosit-eritrosit yang terinfeksi,
beberapa merosoit berkembang menjadi bentuk seksual yaitu gamet jantan (mikrogamet) dan
gamet betina (makrogamet). Periode antara gigitan nyamuk yang terinfeksi dengan
ditemukannya parasit dalam sediaan darah tebal disebut “periode prepaten” yang biasanya
berlangsung antara 6-12 hari pada P. falciparum, 8-12 hari pada P. vivax dan P. ovale, 12-16
hari pada P. malariae (mungkin lebih singkat atau lebih lama). Penundaan serangan pertama
pada beberapa strain P. vivax berlangsung 6-12 bulan setelah gigitan nyamuk.
Gametosit biasanya muncul dalam aliran darah dalam waktu 3 hari setelah
parasitemia pada P. vivax dan P. ovale, dan setelah 10-14 hari pada P. falciparum. Beberapa
bentuk eksoeritrositik pada P. vivax dan P. ovale mengalami bentuk tidak aktif (hipnosoit)
yang tinggal dalam sel-sel hati dan menjadi matang dalam waktu beberapa bulan atau
beberapa tahun yang menimbulkan relaps. Fenomena ini tidak terjadi pada malaria
11. falciparum dan malaria malariae, dan gejala-gejala penyakit ini dapat muncul kembali
sebagai akibat dari pengobatan yang tidak adekuat atau adanya infeksi dari strain yang
resisten. Pada P. malariae sebagian kecil parasit eritrositik dapat menetap bertahan selama
beberapa tahun untuk kemudian berkembang biak kembali sampai ke tingkat yang dapat
menimbulkan gejala klinis. Malaria juga dapat ditularkan melalui injeksi atau transfusi darah
dari orang-orang yang terinfeksi atau bila menggunakan jarum suntik yang terkontaminasi
seperti pada pengguna narkoba. Penularan kongenital jarang sekali terjadi tetapi bayi lahir
mati dari ibu-ibu yang terinfeksi seringkali terjadi.
Cara-cara Pemberantasan :
Penderita :
- Laporan kepada institusi kesehatan
- Pengobatan dini pada penderita
- Isolasi untuk pasien yang baru saja sembuh, lakukan keaspadaan terhadap darah
pasien tersebut.
Edukasi
Contact Person :
dengan
menginvestigasi
kontak
dan
sumber
infeksi
- Mencegah atau terhindar dari gigitan nyamuk
- Menjaga lingkungan tetap bersih
- Peningkatan imunitas
Lingkungan : menjaga agar lingkungan bersih agar terhindar dari perkembangbiakan
nyamuk
di
sekitar,
hindari
adanya
genangan
air
di
sekitar
rumah.
Vektor : menurunkan populasi vector dengan control vector, memutuskan rantai kehidupan
vector.
3. Penularan Melalui Udara (air borne disease)
TB Paru ini disebabkan oleh mikorbakterium. TB adalah singkatan dari “Tubercle
Bacillus” atau tuberculosis , dulu disingkat TBC. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri
mycobacteria, pada manusia terutama oleh Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri
Tuberculosis biasanya menyerang paru-paru (sebagai TB paru) tetapi TB bisa juga
menyerang system syaraf pusat. System limfatik, system sirkulasi, system genitourinary,
tulang, persendian, dan bahkan kulit. Mikobakteri lain seperti Mycobacterium bovis,
Mycobacterium africanum, Mycobacterium Canetti, dan Mycobacterium microti juga dapat
menyebabkan tuberculosis, tetapi spesies-spesies ini jarang terjadi pada manusia.
Penyakit TB adalah penyakit yang umum dan sering kali mematikan. TB menular melalui
udara, ketika orang-orang yang memiliki penyakit TB batuk, bersin, atau meludah.
Kebanyakan infeksi TB pada manusia bersifat asimtomatik, infeksi laten, dan sekitar satu dari
sepuluh infeksi laten pada akhirnya berubah menjadi penyakit aktif, yang jika tetap tidak
12. diobati, penyakit TB ini akan membunuh lebih dari separuh penderitanya. Gejala klasik
tuberkulosis adalah batuk kronis dengan dahak bercampur darah, demam, berkeringat pada
malam hari, dan penurunan berat badan. Infeksi organ lain menyebabkan berbagai gejala.
Cara penularan : Penularan terjadi melalui udara yang mengandung basil TB dalam
percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita TB paru atau TB laring pada waktu mereka
batuk, bersin atau pada waktu bernyanyi. Petugas kesehatan dapat tertulari pada waktu
mereka melakukan otopsi, bronkoskopi atau pada waktu mereka melakukan intubasi. TB
laring sangat menular. Kontak jangka panjang dengan penderita TB menyebabkan risiko
tertulari, infeksi melalui selaput lendir atau kulit yang lecet bisa terjadi namun sangat jarang.
TB bovinum penularannya dapat tejadi jika orang terpajan dengan sapi yang menderita TB,
bisanya karena minum susu yang tidak dipasteurisasi atau karena mengkonsumsi produk susu
yang tidak diolah dengan sempurna. Penularan lewat udara juga terjadi kepada petani dan
perternak TB ekstra pulmoner (selain TB laring) biasanya tidak menular, kecuali dari sinus
keluar discharge.
Cara Pemberantasan :
Penderita :
- Pelaporan segera ke dinas kesehatan setempat
- Pengobatan, terapi
- Isolasi pada penderita TB
- Edukasi dengan menutup mulut saat batuk
Contact Person :
- Imunisasi BCG
- Edukasi
- Menjaga imunitas diri
- Hygiene personal
Lingkungan :
- Dekontaminasi udara dengan cara ventilasi yang baik dan bisa ditambhakan dengan
sinar UV.
- Aerasi ruangang
- Desinfeksasi lantai.
-serta penyuluhan kesehatan.
13. B. P2M MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998). Pendidikan kesehatan adalah suatu
proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan
individu, dan masyarakat . Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh
orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang
harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah
secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap,
maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
Tujuan pendidikan kesehatan adalah (Effendy, 1998) : 1) Tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan
lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. 2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian. 3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan
adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Menurut Effendy, faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan adalah : 1) Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara
pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang
didapatnya. 2) Tingkat Sosial Ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang,
semakin mudah pula dalam menerima informasi baru. 3) Adat Istiadat Pengaruh dari adat
istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena
masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh
diabaikan. 4) Kepercayaan Masyarakat Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh orang – orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan
masyarakat dengan penyampai informasi. 5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat Waktu
penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin
tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan. Metode yang dapat dipergunakan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan adalah ( Notoatmodjo, 2002 ) : 1) Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan
secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
2) Metode Diskusi Kelompok Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan
tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin
diskusi yang telah ditunjuk. 3) Metode Curah Pendapat Adalah suatu bentuk pemecahan
masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang
terpikirkan oleh masing – masing peserta, dan evaluasi atas pendapat – pendapat tadi
14. dilakukan kemudian. 4) Metode Panel Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan
pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan
seorang pemimpin. 5) Metode Bermain peran Adalah memerankan sebuah situasi dalam
kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk
dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok. 6) Metode Demonstrasi Adalah suatu cara
untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan
dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan
dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak
terlalu besar jumlahnya. 7) Metode Simposium Adalah serangkaian ceramah yang diberikan
oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat. 8)
Metode Seminar Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas
suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya. Dalam
melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan penyuluhan
sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut
(Effendy, 1998) : 1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat. 2) Menetapkan masalah
kesehatan masyarakat. 3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat. 4) Menyusun perencanaan penyuluhan (1) Menetapkan
tujuan (2) Penentuan sasaran (3) Menyusun materi / isi penyuluhan (4) Memilih metoda yang
tepat (5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan (6) Penentuan kriteria evaluasi.
5) Pelaksanaan penyuluhan 6) Penilaian hasil penyuluhan 7) Tindak lanjut dari penyuluhan
15. BAB III
KESIMPULAN
1. Permasalahan penyakit menular di Indonesia khususnya yang penularannya melalui
gigitan nyamuk kian meluas, bahkan korban demam berdarah banyak berjatuhan.
2. Penyakit Menular yakni penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau
oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang
diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau
dari reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung
melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vector atau melalui
lingkungan.
3. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan.