MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
Pondasi tiang pancang adalah suatu struktur pondasi berbentuk tiang yang penempatannya pada lapisan tanah pendukung. Sistem kerja pondasi jenis ini dikaitkan dengan kapasitas dukung tanah, didasarkan pada kapasitas dukung ujung tiang maupun lekatan tanah pada keliling permukaan tiang pancang
Metode pekerjaaan bored pile dengan alat mini crane
bor pile alat mini crane dapat mengerjakan lobang bor berdiameter 30 cm hingga 60 cm kedalaman mencapai 30 meter
Pondasi Boree Pile adalah jenis pondasi dalam yang berbentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya.
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relative dalam.
2. TEHNIK PERERUKAN
Sistem Pengerukan
Secara umum terdiri dari 3 macam, yaitu :
1. Sistem Tekan
2. Sistem Maju
3. Sistem Kombinasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem :
1. Tebal Lapisan atas (lapisan kulit yang tidak bertimah )
2. Tebal lapisan Kaksa
3. Jenis dan sifat lapisan
4. Kekayaan dan penyebarannya
5. Topografi batuan dasar
6. Kondisi cuaca di tempat KK tsb beroperasi
1.1. Sistem Tekan (vertikal digging )
Digunakan apabila :
1. Adanya lapisan miencan
2. Tebal lapisan antara 5 – 15 meter
3. Material yang akan digali relatif kompak (tidak longsor)
4. Penyebaran bijih timah tidak merata
5. Topografi batuan dasar tidak merata
Mekanisme pengerukan dilakukan sebagai berikut :
• Kolong kerja dibagi dalam beberapa potongan (snee ) 10 s/d 40 meter
• Penarikan kawat haluan disesuaikan dengan cuft Kapal Keruk
• Penekanan ladder bertahap antara 0,3 s/d 0,8 meter
• Dalam keadaan tertentu penggalian dilakukan per snee
• Penggalian Kaksa umumnya dilakukan per snee
• Untuk lapisan tanah atas yang tebal perlu dibuatkan trap sebagai talud
3. Keuntungan penggunaan sistem tekan :
1. Penggalian lapisan bertimah pada alur yang sempit dan topografi batuan dasar yang tidak rata dapat lebih bersih
2. Penggalian lebih cepat sampai kong
3. Batuan dasar (kong ) tidak banyak tergali
Kerugian sistem tekan :
1. Banyak waktu terbuang untuk angkat dan turun ladder
2. Kawat ladder akan lebih cepat aus karena sering digunakan
3. Banyak terjadi spie apabila penggalian tidak menggunakan sistem kolong kosong
4. Akibatnya akan terjadi digging losses disetiap laju KK
2.1. Sistem Maju
Sistem ini dilakukan apabila :
1. Lapisan tanah atas tidak mengandung bijih timah
2. Lapisan tanah atas relatif lebih tebal antara 10 s/d 20 meter
3. Lapisan tanah kurang kompak sehingga mudah longsor
4. Penyebaran kekayaan timah relatif merata, kong agak merata
Mekanisme Pengerukan dilakukan sebagai berikut :
1. Pengerukan dilakukan selebar front /kolong kerja
2. Penggalian tanah atas dilakukan menggunakan cara maju beberapa trap dan mundur sesuai kebutuhan
3. Talud depan usahakan antara 300– 450
4. Penarikan kawat haluan dilakukan di pinggir kolong kerja
5. Posisi ladder tetap, hanya disesuaikan dengan pasang surut air
Keuntungan sistem ini adalah :
1. Jika kong tidak merata maka yang terjadi kaksa akan tidak tergali diantara kong
2. Kong yang tinggi akan tergali lebih tebal (over kong )
4. 3.1. Sistem Kombinasi
Sistem ini adalah paduan antara sistem maju dan tekan, dilakukan apabila lapisan atas tidak bertimah dan tebal
serta batuan dasar yang tidak merata.
Mekanisme dilakukan sebagai berikut :
1. Penggalian tanah atas dengan sistem maju secara bertahap sampai dengan mencapai permukaan kong
2. Bila lapisan kaksa cukup tebal maka long face diteruskan hingga mendekati permukaan kong
3. Mendekati permukaan kong (2 meter) di atas kong front kerja dibagi per snee
4. Pembersihan kaksa di atas kong digunakan sistem tekan
Keuntungan penggunaan sistem ini :
1. Pembersihan kaksa lebih teliti
2. Kong tidak banyak tergali
3. Kemungkinan longsor lebih kecil
Kerugian dari sistem ini :
Banyak waktu yang terbuang untuk mundur dan maju pada penggalian tanah atas
Pola Penambangan
Adalah suatu cara pengerukan/penggalian oleh Kapal Keruk dengan prinsip :
Pemindahan tanah yang sebesar-besarnya dan produksi sebanyak-banyaknya.
Untuk itu diperlukan data pendukung sebagai berikut antara lain :
1. Peta kerja yang lengkap
2. Profil bor yang juga lengkap
3. Peta kontur kong yang menggambarkan morfologi kong
4. Peta kontur Tdh
5. Tabel pasang surut
6. Data cuaca untuk periode tertentu
5. Pola Penambangan dilakukan dengan dua cara :
1. Metode Long Face Mining
Penggalian dilakukan selebar kolong/front kerja
Penggalian akan lebih baik apabila :
a. Kegiatan penambangan berada di laut (off shore )
b. Lir pusat (centralier ) berfungsi dengan baik
c. Kawat yang terpasang di tromol cukup tersedia sesuai dengan lebar kolong
d. Gerakan semua kawat harus bebas hambatan
e. Pada lapisan yang akan digali tidak terdapat batu, klaikap dan lapisan yang sangat keras
f. Penyebaran dan kekayaan bijih merata
g. Pengaruh pasang surut air kecil
h. Pengaruh gelombang dan angin kecil
i. Arah penggalian sejajar lembah
j. Menggali dari arah dalam ke dangkal
Keuntungan penggalian dengan cara long face :
a. Material yang roboh (longsor) sekitar 20%
b. Penggalian stabil
c. Kehilangan waktu angkat ladder dan kawat samping sekitar 20%
d. Kawat ladder dan kawat samping akan lebih awet
e. Penggalian kolong kosong dapat dihindari
2. Metode Short Face
Sistematis penggalian :
a. Front kerja dibagi dalam beberapa snee antara 10 - 40 meter
b. Kawat kiri dan kanan depan selalu digunakan sedangkan kawat kiri kanan belakang hanya digunakan pada
waktu pindah snee
c. Jenis lapisan tidak homogen
d. Pengaruh pasang surut air mencolok ekstrim
e. Pengaruh gelombang dan angin juga besar
f. Topografi kong tidak merata
g. Arah penggalian memotong lembah
6. h. Terdapat endapan lensa (miencan)
i. Terjadi penggalian ulang pada setiap tepi (pinggir kolong)
Keuntungan penggunaan metode ini :
a. Tukang Rem tidak harus terampil
b. Lebih efektif digunakan di daerah pasut yang cepat berubah
Kerugian sistem ini :
a. Kehilangan waktu efektif karena banyak gali ulang
b. Kehilangan tanah longsor yang tidak tergali pada setiap snee
c. Kehilangan waktu pada saat pindah snee
d. Kehilangan waktu untuk menyesuaikan pengisian ember
e. Keausan kawat ladder akan lebih cepat
3. Pengaruh pola penambangan terhadap produksi
Apabila pola penambangan tidak sesuai dengan kondisi lapisan, akan mengakibatkan beberapa aspek :
3.a. Aspek produksi
a. Kong tidak bersih
b. Kaksa tidak bersih (pada alur sempit pada kong)
c. Batas kedalaman lapisan tanah atas dengan lapisan kaksa tidak merata dalam hal ini bijih
timah terbuang bersama tanah atas yang bertimah.
d. Kemungkinan bijih timah bercampur/melekat pada lapisan lempung liat (clayboll) di dalam
saringan putar dan bijih timah terbuang sebagai over size saringan putar.
e. consentrate yang dihasilkan kotor (banyak pasir)
3.b. Aspek Pemindahan Tanah
a. Jumlah pemindahan tanah rendah pada waktu pembersihan kong
b. Volume ember tidak merata karena sering angkat ladder (ember kosong)
c. Pada penggalian lokasi berbatu dan lapisan keras % pengisian ember kecil
7. 3.c. Aspek Keselamatan Kerja
a. Kemungkinan besar rantai ember keluar dari bidang jalan onder roll
b. Presentase keausan kerusakan alat keruk akan lebih besar
c. Kawat haluan putus
d. Kawat samping putus
e. Rantai ember jalannya tidak lurus
f. Ponton belakang kandas kena tailing
g. Ponton samping kandas di pinggir kolong kerja
h. Bandar tailing sangkut di tumpukan tailing
3.d. Aspek Jam Kerja
a. Jam kerja efektif berkurang karena sering angkat dan turun ladder untuk periksa alat keruk
b. Kegiatan penggalian dihentikan akibat langsung dari pada pembebanan yang berlebihan
c. Kapal Keruk stop akibat overbast pasir di jig primer
d. Jam stop dari buang kayu/batu
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengerukan
4.1. Kondisi Kapal Keruk
Sebelum Kapal Keruk ditempatkan di suatu lokasi kerja perlu dipertimbangkan dahulu mengenai kondisi
peralatan di Kapal Keruk antara lain :
a. Kedalaman keruk maksimal yang harus bisa mencapai kong
b. Bandar tanah atas yang harus dapat berfungsi dengan baik (tanah atas tebal)
c. Panjang bandar tailing yang cukup aman terhadap cuaca (gelombang)
d. Kondisi rantai ember yang baik untuk kedalaman kong > 25 meter
e. Kondisi kawat ladder untuk penggalian yang lebih dalam
f. Kondisi centralier harus bisa berfungsi dengan baik (long face mining)
4.2. Kedalaman air pada waktu pembuatan Werk Put
Dalam hal ini kedalaman air harus disesuaikan dengan spesifikasi Kapal Keruk (dalam gali maksimum)
agar peralatan keruk tidak cepat rusak.
8. 4.3. Bandar Lepas ( Lose got )
Pada lapisan tanah atas yang tidak bertimah sebaiknya dibuang lewat bandar tanah atas
Keuntungan Penggunaan Bandar Tanah Atas
a. Pemindahan tanah lebih besar
b. Tersedianya waktu untuk perbaikan peralatan pencucian
c. Penghematan BBM/m3
4.4. Kong (bedrock)
Kong adalah batas akhir penggalian kaksa, di bawah lapisan kong biasanya tidak ada lagi lapisan yang
mengandung bijih timah, sehingga pengalian kong harus dihindari setipis mungkin (20 cm ).
Pengenalan jenis kong harus lebih cermat karena kedalaman dan jenisnya bervariasi.
Kerugian menggali kong antara lain :
a. Waktu efektif akan banyak terbuang
b. Keselamatan operasional terancam
c. Terjadinya kehilangan bijih timah
d. Peralatan operasi cepat aus
4.5. Tanah longsor dan kelengkapan lainnya
Tanah longsor dapat terjadi pada setiap pinggir kolong kerja
a. Longsoran di front kerja
Longsoran ini secara langsung masih dapat dikeruk kembali, karena KK dapat dimundurkan ½ trap
untuk membersihkannya
b. Longsoran di pinggir kolong kerja kiri dan kanan
Longsoran ini bila tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan front kerja ke depan semakin sempit
c. Longsoran di belakang Kapal Keruk
Longsoran ini dapat mempengaruhi proses penggalian dan harus diperhatikan, bila longsoran sampai
ke front maka bisa terjadi :
- Longsoran tailing menutupi lapisan kaksa
- Terjadi pengerukan berulang