Menjelaskan bagaimana kehidupan manusia pada masa praaksara dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya, religi atau agama dari masa berburu, bercocok tanam tingkat sederhana, bercocok tanam tingkat lanjut, hingga masa perundagian yang mana banyak muncul tukang - tukang.
apa itu zaman pra-aksara? dari mana kita tahu zaman pra-aksara? apa gunanya belajar zaman pra-aksara? itu semua dijawab di presentasi ini.
semoga bermanfaat :)
David Adi Nugroho
http://tugaskurtilas.blogspot.com
apa itu zaman pra-aksara? dari mana kita tahu zaman pra-aksara? apa gunanya belajar zaman pra-aksara? itu semua dijawab di presentasi ini.
semoga bermanfaat :)
David Adi Nugroho
http://tugaskurtilas.blogspot.com
Kebudayaan Pada Masa Prasejarah Indonesianandasyifaf
Â
Macam - macam budaya pada zaman prasejarah dalam ruang lingkup Indonesia di berbagai zaman. Dimulai Dari zaman batu yang terdiri dari zaman paleolitikum, mesolitikum, neolitikum dan megalitikum hingga zaman logam.
- Menjelaskan sejarah kehidupan di bumi sebelum adanya kehidupan hingga makhluk hidup muncul dan berkembang.
- Pembabakan Sejarah pada Masa Praaksara Berdasarkan Artefak dari kehidupan masa batu hingga masa logam dan peninggalan kehidupan yang ditemukan pada masa prasejarah.
Ijtihad sebagai upaya menjaga relevansi ajaran islam dalam kehidupan yang menjelaskan makna ijtihad, fungsi ijtihad dalam kehidupan, kedudukan ijtihad, peran ijtihad dalam pengembangan budaya, pengembangan profesi, dan nilai - nilai ijtihad di bidang - bidang kehidupan seperti pendidikan, keluarga dan pekerjaan.
Mengenai pengamanan jaringan data, peretasan home depot, peretasan data terbesar, keamanan cloud, enskripsi, keamanan email, kasus snowden dan sebagainya.
POKOK BAHASAN
Menjelaskan apa itu ras dan karakteristiknya, faktor pembentuk ras, manusia sebagai makhluk kosmopolitan, kawasan huni yang khas bagi manusia dan macam - macam ras yang ada baik di dunia dan di Indonesia.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Sebelum datangnya pengaruh kebudayaan India, praktis bangsa Indonesia belum
mengenal budaya tulis menulis. Pada saat itu, bangsa Indonesia masih terbelenggu
oleh kebudayaan non aksara, yang dalam setiap penyampaian informasinya masih
mengandalkan kebiasaan dari mulut ke mulut, dan dari generasi ke generasi. Setelah
para pedagang India masuk ke Indonesia pada abad 5 Masehi, maka sedikit demi
sedikit bangsa Indonesia mulai mengenal budaya baca atau tulis menulis. kehidupan
bangsa Indonesia belum mengenal tulisan itu disebut sebagai kehidupan pada masa
Praaksara Indonesia.
PENDAHULUAN
4. MASA BERBURU & MENGUMPULKAN
MAKANAN
Berdasarken penelitian, aktivitas kehidupan pada masa ini banyak ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan alat - alat yang masih sederhana
Pola kehidupan ini dibutuhkan adanya kemampuan fisik yang kuat untuk menghadapi
tantangan alam yang ganas.
Kehidupan Sosial
Nomaden
Ketergantungan yang begitu besar terhadap alam
Kehidupan masih berkelompok relatif kecil
Sering terjadi pemusnahan wanita, anak - anak
Mereka juga memburu sesama jenis bangsanya untuk mendapat otak musuh yang kalah
5. MANUSIA PENDUKUNG
Berasal dari masa Paleolitikum
Pitehcantropus
Mojokertensis
Meganthropus
Paleojavanicus
Pitehcantropus
Robustus
Pitehcantropus
Erectus
Homo Soloensis Homo Wajakensis Homo Erectus
6. Ditemukan oleh Von Koenigswald di daerah Punung Kabupaten Pacitan serta daerah
Ngandong Blora (Kebudayaan Ngandong) berbagai alat dari batu serta tulang binatang.
ALAT - ALAT PENDUKUNG KEHIDUPAN
BERBURU & MENGUMPULKAN MAKANAN
Kehidupan Ekonomi
& Budaya
Chopper dari Pacitan Flakes dari Sangiran
Alat - Alat dari Tulang &
Tanduk Bnatang
di Pleistosen Tengah di Pleistosen Tengah dari Pleistosen Atas
7. MASA BERCOCOK TANAM TINGKAT
SEDERHANA (MASA PERALIHAN)
Mulai membuat rumah meski non permanen, mendirikan rumah bertonggak yang di
bangun di pinggir pantai, di gua payung atau gua alam (abris sous roche)
Masih tergantung alam namun kehidupan nomad mulai ditinggalkan dibuktikan adanya
sampah dapur
Menghasilkan karya seni berupa lukisan - lukisan yang mengandung estetika juga
unsur kepercayaan masyarakat
Periode ini ditemukan kebudayaan Bacson Hoabinh, Toale & Sampung.
Kehidupan Sosial
8. Kehidupan Ekonomi & Budaya
Mulai mengolah makanan, karena saat itu api sudah dijkenal. dibuktikan oleh temuan tembikar
(alat memasak), bambu.
Mulai belajar bercocok tanam, dan menjinakkan binatang
BUDAYA BACSON HOABINH BUDAYA TOALE BUDAYA SAMPUNG
Jarum, Pisau, Sudip
Menghasilkan alat tulang &
tanduk
Pertama kali ditemukan di
Sampung, Ponorogo,
Jawa Timur
Kebudayaan Flake & Blade
Ada pengaruh Microlith
di Sulawesi Selatan
Mayatnya tidak dikubur,
ditaruh di pohon &
rangkanya dibuat kalung.
Ditemukan di Malakka,
Sumatera, Indocina
Tradisi menyembah mayat
dengan mencat merah
Hasil kerjanya disebut
Sumatralith
9. di Sampung, Jawa Timur &
Sulawesi Selatan
Sampah dapur
(Kjokkenmodinger)
Gua alam
(Abris Sous Roche)
Tembikar & Alat Bambu
Penemuan fosil gigi di
gua Cakondo
Kapak Genggam
(Pebble)
di Sumatera Timur Laut
(Aceh & Medan).
Menunjukan ada tanda menetap
Mulai mengenal api
Memiliki teman berburu
Sumatera, Sulawesi Selatan,
Sampung, Jawa Timur
Mulai menjinakkan
binatang, terutama anjing
sebagai teman berburu.
BUKTI PENEMUAN MASA BERCOCOK TANAM TINGKAT SEDERHANA
Alat untuk memasak, api
sudah dikenal pada masa
ini.
Membuktikan :
10. LUKISAN SEBAGAI SENI & SISTEM KEPERCAYAAN
Di Sulawesi oleh Heeren Palm, cap tangan yang ditaburi cat merah.
Van Heekeren juga menemukan kukisan babi rusa yang
melompat dengan panah di jantungnys.
Lukisan ini mungkin dimaksudkan sebagai suatu harapan agar
berhasil dalam berburu
Lukisan ini mungkin simbol kekuatan pelindung untuk mencegah
roh - roh jahat
Ada anggapan lain, lukisan - lukisan ini
sebagai tanda berkabung, upacara
penghormatan roh, upacara kesuburan,
meminta hujan dsb.
11. Selain, dari lukisan & karang, sistem kepercayaan ini juga daoat
dilihat dari tata cara penguburan, bahwa diantara mayat itu ada
yang ditaburi cat merah. Yang bermaksud memberikan kehidupan
baru di alam baka.
Bukti adanya penguburan, membuktikan bahwa masa itu sudah ada anggapan
kematian bahwa seorang yang meninggal alam pindah ke tempat lain. adanya
keyakinan ini, muncul upaya untuk menghormati rohnya sehingga kepercayaan terus
berkembang sampai munculnya bangunan batu besar (Megalitikum) sebagai sarana
pemujaan roh nenek moyang.
GAMBARAN SISTEM KEPERCAYAAN MASYARAKAT
MASA BERCOCOK TANAM TINGKAT SEDERHANA
12. HOMO SAPIENS DARI JENIS
PAPUA MELANOSOID
NEGRITO
MANUSIA PENDUKUNG
berasal dari masa Mesolitikum
MELANESIA
WEDDA
13. MASA BERCOCOK TANAM TINGKAT LANJUT
ZAMAN MESOLITIKUM AKHIR DAN MASA
NEOLITIKUM KALA HOLOSEN
Manusia Pendukung Homo Sapiens dari
kelompok Proto Melayu membawa budaya
kapak lonjong & persegi
14. KEHIDUPAN SOSIAL
Mulai menetap secara permanen,
dengan membangun rumah
panggung dekat dengan air &
tidak lagi tinggal di gua.
Adanya penataan hidup
bermasyarakat, yang mengatur
kehidupan bermasyarakat.
dengan adanya ini lahirlah desa
yang berbasis ekonomi pertanian.
Banyaknya keseragaman atau
sifat homogenitas pada masa itu,
seperti aspek pola & bentuk
tempat tinggal yang seragam.
Adanya anggapan banyak anak,
banyak tenaga yang
dimanfaatkan, meningkatkan
pertambahan penduduk.
15. KEHIDUPAN EKONOMI
Pada masa ini, kehidupan ekonomi telah beralih dari hunting & food
producing ke cara hidup food producing.
Terjadinya peningkatan
penduduk, membuat pertanian
berkembang pesat. masyarakat
menanam sawah & berbagai jenis
tanaman.
Sembari menunggu panen,
masyarakat mengisi dengan
usaha kerajinan rumah tangga &
membuat perahu.Kepandaian ini
membuka jalan lahirnya masa
perundagian
di daerah tandus, masyarakat
mengusahakan pembuatan alat -
alat kerja.
Kegiatan perdagangan masih
bersifat barter
16. SISTEM KEPERCAYAAN
Pada masa ini, kepercayaan adanya kekuatan roh nenek moyang.
Muncul kebudayaan batu besar (Megalitikum) sebagai sarana
pemujaan roh nenek moyang
Mulai muncul adanya kepercayaan aninisme & dinamisme
Menhir Dolmen Punden Berundak
17. KEHIDUPAN MASA PERUNDAGIAN
(MASA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI)
Muncul golongan tukang (undagi) yang mahir membuat alat, ditemukan suatu
campuran antara timah putih dan tembaga yang menghasilkan logam
perunggu.
Indonesia tidak mengenal alat tembaga hanya perunggu dan besi saja.
sedangkan untuk perhiasan juga dikenal emas.
Alat logam masih tetap dipertahankan seperti beliung & kapak batu
Masa dimana telah terjadi perkembangan teknologi yang berarti
Penggunaan alat logam tidak terjadi bersamaan, melainkan bertahap.
18. Pada masa Perundagian, muncul kepandaian baru,
kepandaian melebur logam & menuangkan ke cetakan.
dalam pembuatan alat - alat dari bahan logam dikenal ada 2
macam teknik.
Kepandaian membuat alat ini berasal dari kebudayaan dongson di Vietnam,
salah satu sukunya, bangsa deutro Melayu, yang masuk Indonesia 500 SM.
TEKNIK CETAKAN
SETANGKAP (BIVALVE)
TEKNIK CETAKAN
LILIN (A CIRE PERDUE)
-Cetakan dapat
dipergunakan berkali -
kali
- Untuk mencetak benda
yang tidak memiliki
bagian yang menonjol
-Cetakan hanya sekali
pakai.
- Untuk mencetak benda
yang memiliki bagian
yang menonjol
KEMAHIRAN
PEMBUATAN LOGAM
19. Bahan dasar untuk membuat logam didatangkan dari tempat lain, daratan Asia, ini
menunjukkan adanya hubungan dagang yang berarti terjadi pula hubungan budaya.
Alat - alat peninggalan di Indonesia, memperlihatkan adanya pengaruh unsur budaya dari
dataran asia (Kebudayaan dongson).
KEHIDUPAN EKONOMI & BUDAYA
Contoh hasil perkembangan teknologinya :
Nekara
Perunggu
Kapak
Perunggu
Bejana
Perunggu
Arca
Perunggu
Perhiasan
Perunggu
Mata Kapak Mata Tombak
20. KEHIDUPAN ASPEK RELIGI/SISTEM
KEPERCAYAAN
Masyarakat masa peundagian (zaman logam) masih mempercayai roh nenek moyang,
juga percaya aninisme dan dinamisme.
Aninisme adalah suatu
kepercayaan yang meyakini
adanya suatu roh atau jiwa yang
melekat pada benda - benda baik
benda hidup dan mati.
Dinamisme adalah suatu
keyakinan yang menyebutkan
bahwa kadangkala pada benda
tertentu baik mati atau hidup
atau bahkan ciptaan manusia
memiliki kekuatan gaib &
dianggap bersifat suci
21. Contact & Follow Me On
nandasyiff@gmail.com
nandasyifaf
NandaSyifaFauz1