SlideShare a Scribd company logo
PENGGUNAAN LAHAN
DAN POLA PEMUKIMAN
ANGGOTA : 1) ABDUL HAFIZ
2) BAGAS ARKAN FADHILAH
3) M. DAFFA ALFARIZI
4) T. MAULANA DAFFA
STANDAR KOMPETENSI
Memahami kegiatan ekonnomi masyarakat
A. Aktivitas pertanian dan nonpertanian
b. Bentuk penggunaan lahan
c. Pola permukiman penduduk
A.Aktivitas
pertanian dan
nonpertanian
1. AKTIVITAS PERTANIAN
ADA BEBERAPA MACAM-MACAM KEGEIATAN PERTANIAN
DIINDONESIA
c. Perkebunan
Perkebunan adalah suatu areal yang di tanami tanaman perkebunan sebagai
tanaman pokok. Berdasarkan skala pengusahaannya, perkebunan tersebut
atas 2 macam yaitu perkebunanrakyat dan perkebunan besar.
1) Perkebunan Rakyat.
Perkebunan Rakyat merupakan usaha perkebunan yang dilakukan masyarakat dalam
skala kecil. Oleh karena itu, perkebunan rakyat sering dinamakan perkebunan kecil.
Ciri-cirinya sebagai berikut:
a) Luas lahan garapannya relative sempit. Biasanya merupakan warisan serta tidak
jauh dari tempat tinggal
b) Jumlah tenaga kerja sedikit, biasanya terbatas pada lingkungan keluarga dan
tetangga dekat
c) Peralatan, baik untuk pengolahan tanah, pemeliharaan tanah, maupun pemungutan
hasil relative sederhana
d) Modal yang digunakan sangat kecil
e) Hasil produksinya kecil, biasanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pertanian
dan usaha perkebunan yang orientasi hasilnya hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dinamakan pertanian subcisten(subsistence farming).
GAMBAR DISAMPING
KEBUN BUAH NAGA YG DIMILIKI
OLEH RAKYAT
2) Perkebunan Besar.
Perkebunan besar merupakan usaha yang dilakukan dalam skala besar dan
tidak di usahakan secara individual.
Ciri-cirinya adalah:
a) Lahan yang diusahakan sangat luas
b) Modal yang digunakan cukup besar
c) Jumlah tenaga kerja cukup banyak, tidak hanya menggunakan anggota
keluarga, bahkan sudah menunjukkan adanya sertifikat tenaga kerja
d) Peralatan pertanian sudah beragam dan sudah menggunakan tekhnologi
maju
e) Produksi cukup besar serta ada orientasi ekspor jenis komoditas yang
biasanya diusahakannya antara lain, sawit, karet, kopi, teh dan tebu.
2. Aktivitas Nonpertanian
Selain pertanian, kegiatan ekonomi juga
dapat berupa aktivitas non pertanian. Contoh
aktivitas ekonomi non pertanian, antara lain
perindustrian, perdagangan, komunikasi,
transportasi, serta pertambangan.
A
B
C
GAMBAR (A)(B)(C) ADALAH AKTIVITAS NONPERTANIAN
1. Industri
Industri Berasal dari kata industria, yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dalam konteks yang lebih luas, industri sering diartikan sebagai semua kegiatan
manusia yang bersifat produktif dan komersial. Sementara itu, dalam konteks sempit, industri diartikan sebagai semua usaha pengolahan bahan mentah
menjadi barang jadi atau setengah jadi.
Industri di Indonesia sebenarnya dapat berkembang maju karena memiliki beberapa faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut, yaitu:
a) Ketersiadaan potensi sumber daya alam yang cukup baik biotik maupun abiotok
b) Jumlah penduduk relative banyak, sehingga dapat berperan sebagai tenaga kerja dan juga sekaligus menjadi konsumen
c) Letak geografis yang sangat menguntungkan.
PABRIK INDUSTRI HOLCIM GAMBAR PABRIK INDUSTRI
2.Perdagangan
Perdagangan artinya aktivitas jual beli
antara penjual dan pembeli dengan tujuan
utama untuk memperoleh keuntungan.
Berdasarkan jarak geografis, perdagangan
dikelompokkan atas tiga macam, yaitu
perdagangan local, inter-regional, dan
perdagangan internasional.
a) Perdagangan Lokal
Perdagangan local dilakukan dalam jangkauan jarak yang
relative dekat, melayani penduduk setempat, aneka barang yang
diperjual belikan jumlahnya sedikit, dan biasanya dibuka hanya
pada waktu tertentu. Contohnya jual beli yang dilakukan antara
petani dan peternakan atau antara petani dan nelayan.
b) Perdagangan inter-Regional
Dalam perdagangan inter-Regional terdapat perantara,
yaitu pihak pendukung antara produsen dan konsumen.
Barang-barang seperti tekstil elektronika dan kendaraan
bermotor sudah banyak yang mengalir dari perkotaan
menuju pedesaan dalam geografi, keadaan seperti itu
dinamakan interaksi wilayah.
3) Perdagangan Internasional
Alat pendistribuan barang dapat menggunakan kapal laut atau pesawat
terbang. Komoditas yang dijual keluar negeri biasanya barang-barang surplus,
sedangkan yang didatangkan dari luar negeri merupakan komoditas yang
minus. Perdagangan Internasional dinamakn juga perdagangan ekspor impor.
Jika nilai ekspor suatu Negara melebihi nilai impornya dinamakan neraca
perdagangan aktif. Adapun jika nilai impor suatu Negara melebihi nilai
ekspornya, dinamakan. neraca perdagangan pasif.
Hadirnya organisasi perdagangan, seperti AFTA, APEC, NAFTA, dan Uni Eropa
merupakan bukti bahwa peran penting perdagangan semakin dirasakan.
Tidak ada satu Negarapun di dunia yang menutup diri dari perdagangan
karena perdagangan mempunyai beberapa manfaat, di antaranya:
1) Memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang bervariasi pada saat kondisi
sumber-sumber di Negara bersangkutan sangat terbatas
2) Membuka kesempatan kerja di tiap-tiap Negara
3) Meningkatkan peluang mendapatkan penghasilan yang lebih baik
4) Mengaktifkan penukaran uang.
B.Bentuk pengolahan lahan
Lahan adalah permukaan daratan dengan segala
potensinya dalam bentuk padat, cair dan gas yang terkandung
di dalamnya. Tanah merupakan bagian dari lahan yang
tersususn oleh bahan-bahan organic yang telah mengalami
pelapukan. Tata guna lahan adalah pengaturan penggunaan
lahan untuk berbagai bentuk pemanfaatannya. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perbedaan lahan pola tata guna
lahan, antara lain:
1) Jumlah dan kepadatan penduduk
2) Kualitas kesuburan tanah dan kandungan unsure mineral
3) Kecenderungan dominjasi mata pencarian utama penduduk
4) Tingkat kesulitan atau kemudahan lahan tersebut untuk
dieksploitasi.
1. Penggunaan Lahan di Perkotaan
Kota merupakan sebuah bentang budaya yangditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah dengan
corak kehidupan penduduk yang heterogen dan cenderung matrealistik. Karakteristik kehidupan
perkotaan, biasanya ditandai oleh adanya:
a) Heterogenitas social budaya
b) Hubungan social cenderung didasari oleh kepentingan yang sama
c) Sekat-sekat suwang yang kaku, seperti kelompok elit dan kelompok non-elit
d) Pandangan hidup yang relative lebih rasional
e) Segala tindakan didasarkan pada perhitungan untung rugi
f) Kebutuhan hidup yang sangat kompleks.
Secara fisik, wilayah perkotaan memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a) Adanya supermarket, gedung-gedung pemerintahan dan perkantoran
b) Alun-alun yang terletak di pusat kota serta aneka macam fasilitas hubungan dan olahraga
c) Kompleks perumahan dan permukiman, mulai tipe rumah sederhana sampai dengan tipe elit
d) Ruang terbuka yang berperan sebagai lokasi reaksi serta paru-paru kota.
Secara social, wilayah perkotaan ditandai oleh kondisi masyarakat yang memiliki:
a) Struktur social yang heterogen
b) Sikap hidup yang didominasi individualisme
c) Mata pencaharian penduduk yang didominasi oleh sector non agraris
d) Hubungan social yang didasarkan pada dominasi kepentingan.
Berdasarkan karakteristik fisik maupun sosialnya, pola penggunaan lahan
di pedesaan sangat berbeda jika dibandingkan dengan di perkotaan.
Pola penggunaan lahan di daerah perkotaan disertai dengan
perencanakan yang matang. Perencanaan pola tata ruang kota diwujudkan dalam
bentuk”Rencana Umum Tata Ruang Kota”(RUTRK). Pembuatan RUTRK harus
disasarkan pada fungsi dan karakteristik (baik fisik maupun non-fisik) dari suatu
wilayah perkotaan. Bagi pihak-pihak yang akan membangun , harus mengajukan
izin resmi pendirian. Hal ini disesuaikan dengan rencana yang telah dituangkan
dalam RUTRK.
Salah satu masalah yang sering muncul di wilayah perkotaan, yaitu
pertumbuhan penduduk yang tinggi, pertumbuhan penduduk kota yang tinggipada
umumnya disebabkan oleh arus migrasi masuk yang cukup tinggi pila. Tingginya
migrasi masuk tersebut disebabkan masih terdapatnya ketimpangan pembangunan
prasarana antara perkotaan dan perdesaan. Pesatnya kemajuan yang dicapai
wilayah perkotaan akan memotivasi penduduk desa untukk melakukan migrasi.
Harapan kaum pendatang ke wilayah perkotaan pada umumnya dilatarbelakangi
motif ekonomi, yaitu untuk memperbaiki taraf hidup karena peluang kerja sector
industri di wilayah perkotaan relative lebih besar jika dibandingkan dengan wilayah
perdesaan.
Selain karakteristik tersebut, penggunaan lahan di perkotaan juga
ditentukan olrh fungsi kota yang bersangkutan, misalnyasebagai tempat
pelayanan, pemasaran, industri dan pendidikan.
1) Pola keruangan konsentris, bentuknya melingkar, terdiri atas lingkaran-
lingkaran pusat daerah kehiatan (daerah inti), daerah transisi, kompleks
perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, kompleks perumahankelas
menengah, kompleks perumahan masyarakat berpenghasilan tinggi, serta
paling luar merupakan batas desa-kota.
2) Pola keruangan sektoral, menunjukkan bahwa penggunaan
lahankota didasarkan pada sector-sektor tertentu.
3) Pola keruangan campuran, cenderung membentuk pola campuran antara
konsentris dan sektoral.
2.Penggunaan Lahan Perdesaan
a) Penggunaan lahan di wilayah perdesaan memiliki perbedaan jika dibandingkan
dengan wilayah perkotaan. Faktor
b) utama yang membedakannya adalah karateristik fisik dan social dari tiap-tiap
wilayah yang bersangkutan. Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat
departemen Dalam Negeri, karakteristik wilayah perdesaan meliputi beberapa hal,
yaitu:
c) Perbandingan luas tanah dengan jumlah penduduk (manland ratio) relative
besar
d) Sebagian besar berorientasi pada sector agraris
e) Hubungan social penduduk yang masih akrab dan saling mengenal satu sama
lain
f) Pola hidup yang masih perbedoman pada tradisi
Lahan di daerah perdesaan umumnya dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan,
seperti:
a) Pertanian, perkebunan, dan perladangan
b) Perumahan dan fasilitas social
c) Sentra-sentra industri kecil
Namun, dari ketiga jenis pemanfaatan lahan tersebut, di daerah pedesaan pada
umumnya didominasi oleh pertanian, perkebunan dan perladangan. Penggunaan
lahan di daerah perdesaan sebenarnya tidak “sama jemuk” pola penggunaan
lahan di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan keadaan sosial masyarakat
perkotaan jauh lebih majemuk, jika dibandingkan dengan masyarakat perdesaan.
Kemajemukan masyarakat perkotaan akan terlihat dari aktivitas mata
pencariannya. Di daerah perdesaan kepemilikan lahan merupakan prestasi
tersendiri. Artinya, jika ada penduduk perdesaan yang memiliki lahan cukup luas,
sering dikelompokkan sebagai “orang terpandang atau orang kaya”
Pola Pemukiman Penduduk
Pemukiman dinamakan settlement, sedangkan perumahan dinamakan housina.
Perumahn merupakan kumpulan rumah-rumah, tanpa disertai berbagai prasarana
kehidupan yang lengkap. Adapun permukiman merupakan kumpulan perumahan yang
dilengkapi dengan berbagai prasarana kehidupan secara terorganisir, seprti adanya
terminal, pasar, bank/koperasi, puskesmas/rumah sakit, serta prasarana hiburan (rekreasi)
dan olahraga.
Pola pemukiman pendududk ada tiga, yaitu:
1.Pola Linier (memanjang)
Pola pemukiman penduduk linier, pada umumnya terdapat di daerah pedataran rendah,
bentuknya dengan rentangan jalan.
2.Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu.
Pola pemukiman mengelilingi fasilitas tertentu biasanya terdapat di daerah pedataran
rendah. Fasilitas tertentu itu misalnya mata air, waduk, lapangan terbang, dan pusat-pusat
pelayanan sosial.
3.Pola Memusat
Pola pemukiman memusat biasanya terdapat di daerah pegunungan. Pemusatan tempat
tinggalnya pun di dorong oleh semangat kegotong royongan. Jika jumlah penduduk
bertambah dan mengalami pemejaran, pola pemukiman akan mengarah ke segala
jurusan.
penggunaan lahan dan pola pemukiman

More Related Content

What's hot

Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Joy Irman
 
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Joy Irman
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
Latifah Tio
 
Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)
Inoy Trisnaini
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NADRencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Penataan Ruang
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Joy Irman
 
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahanPemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
infosanitasi
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Penataan Ruang
 
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahParameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanah
Hotnida D'kanda
 
Project Management Life Cycle - 13410100139
Project Management Life Cycle - 13410100139Project Management Life Cycle - 13410100139
Project Management Life Cycle - 13410100139
amiruzg
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Yosua Freddyta'tama
 
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
Irwan Haribudiman
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
Agus Dwi Wicaksono
 
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Joy Irman
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasi
Muhammad Dakka
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Penataan Ruang
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
Ayahnya Cheilazakiyyaihsanan
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fd
Frans Dione
 
Manajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturManajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturIrma Waty
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan (2/4)
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
 
Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)Permukiman kumuh (Slum Area)
Permukiman kumuh (Slum Area)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NADRencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahanPemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruan...
 
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanahParameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanah
 
Project Management Life Cycle - 13410100139
Project Management Life Cycle - 13410100139Project Management Life Cycle - 13410100139
Project Management Life Cycle - 13410100139
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
 
Struktur ruang
Struktur ruangStruktur ruang
Struktur ruang
 
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
Aspek Kelembagaan, Pembiayaan, Peraturan, dan Peran Masyarakat dalam Pengelol...
 
Kelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasiKelembagaan sistem transportasi
Kelembagaan sistem transportasi
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fd
 
Manajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturManajemen infrastruktur
Manajemen infrastruktur
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 

Viewers also liked

Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk
Jeung Titiez
 
Pola kegiatan ekonomi
Pola kegiatan ekonomiPola kegiatan ekonomi
Pola kegiatan ekonomi
Boneeta Net
 
pola kegiatan perekonomian
pola kegiatan perekonomianpola kegiatan perekonomian
pola kegiatan perekonomian
subaryati
 
Tugas sejarah masa penjajahan kedua belanda di indonesia
Tugas sejarah   masa penjajahan kedua belanda di indonesiaTugas sejarah   masa penjajahan kedua belanda di indonesia
Tugas sejarah masa penjajahan kedua belanda di indonesia
zaky_
 
Pola kegiatan ekonomi penduduk
Pola kegiatan ekonomi pendudukPola kegiatan ekonomi penduduk
Pola kegiatan ekonomi penduduk
Alinatul Khusna
 
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULNIDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
Dede Saputra
 
Bentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam Masyarakat
Bentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam MasyarakatBentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam Masyarakat
Bentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam Masyarakat
Nadia2alifya
 
Bab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminya
Bab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminyaBab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminya
Bab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminya
Nanang Sd
 
Kd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomi
Kd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomiKd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomi
Kd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomi
syifaul123
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
infosanitasi
 
Hidrosfer dan gejala fisiknya
Hidrosfer dan gejala fisiknyaHidrosfer dan gejala fisiknya
Hidrosfer dan gejala fisiknya
desmala
 
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosferTugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
Fedy Gumilar
 
KEGIATAN PRODUKSI
KEGIATAN PRODUKSIKEGIATAN PRODUKSI
KEGIATAN PRODUKSI
Moh Hari Rusli
 
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraKebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Antoni081
 
Peninggalan sejarah bercorak hindu–
Peninggalan sejarah bercorak hindu–Peninggalan sejarah bercorak hindu–
Peninggalan sejarah bercorak hindu–Nur Aini Mahmudah
 
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaPerkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaayu larissa
 
Master planning
Master planningMaster planning
Master planning
K.Scott Roberts R.A.
 
Pemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonialPemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonial
Fatmawati Mustofa
 
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGISTutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Lastri Mei Liska Harahap
 
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)
Donny Kurniawan
 

Viewers also liked (20)

Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk Pola pemukiman penduduk
Pola pemukiman penduduk
 
Pola kegiatan ekonomi
Pola kegiatan ekonomiPola kegiatan ekonomi
Pola kegiatan ekonomi
 
pola kegiatan perekonomian
pola kegiatan perekonomianpola kegiatan perekonomian
pola kegiatan perekonomian
 
Tugas sejarah masa penjajahan kedua belanda di indonesia
Tugas sejarah   masa penjajahan kedua belanda di indonesiaTugas sejarah   masa penjajahan kedua belanda di indonesia
Tugas sejarah masa penjajahan kedua belanda di indonesia
 
Pola kegiatan ekonomi penduduk
Pola kegiatan ekonomi pendudukPola kegiatan ekonomi penduduk
Pola kegiatan ekonomi penduduk
 
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULNIDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
IDENTIFIKASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN KASIHAN KAB. BANTULN
 
Bentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam Masyarakat
Bentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam MasyarakatBentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam Masyarakat
Bentuk - Bentuk Penyimpangan Dalam Masyarakat
 
Bab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminya
Bab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminyaBab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminya
Bab vii b pola objek geografi menurut bentuk muka buminya
 
Kd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomi
Kd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomiKd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomi
Kd 3.2 prinsip, motif dan tindakan ekonomi
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Hidrosfer dan gejala fisiknya
Hidrosfer dan gejala fisiknyaHidrosfer dan gejala fisiknya
Hidrosfer dan gejala fisiknya
 
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosferTugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
Tugas media pembelajaran - Karakteristik lapisan atmosfer
 
KEGIATAN PRODUKSI
KEGIATAN PRODUKSIKEGIATAN PRODUKSI
KEGIATAN PRODUKSI
 
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraKebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
 
Peninggalan sejarah bercorak hindu–
Peninggalan sejarah bercorak hindu–Peninggalan sejarah bercorak hindu–
Peninggalan sejarah bercorak hindu–
 
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaPerkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
 
Master planning
Master planningMaster planning
Master planning
 
Pemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonialPemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonial
 
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGISTutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
Tutorial Membuat Peta Sebaran Gempa menggunakan ArcGIS
 
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)
Cara Membuat Program Chatting Sederhana Dengan Visual Basic (Program 3)
 

Similar to penggunaan lahan dan pola pemukiman

Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan KotaRangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
Nesha Mutiara
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptx
NosaLin
 
Kota 1
Kota 1Kota 1
Kota 1
Anhy Adu He
 
Rangkuman Pola Keruangan.docx
Rangkuman Pola Keruangan.docxRangkuman Pola Keruangan.docx
Rangkuman Pola Keruangan.docx
RiiTarver
 
Struktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kotaStruktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kota
Operator Warnet Vast Raha
 
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XIITata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XII
afilahs
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrimsYunus Paelo
 
Geografi : Kota
Geografi : KotaGeografi : Kota
Geografi : Kota
Lee Eun Hee
 
Tugas ppt uas fajar
Tugas ppt uas fajarTugas ppt uas fajar
Tugas ppt uas fajar
Fajarr Ramdhan Gumilar
 
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaInteraksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Nashriyah Tsabitah
 
bab 2.pptx
bab 2.pptxbab 2.pptx
bab 2.pptx
YudithaSitungkir2
 
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XIIPola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pebtrian Gian
 
geo.pptx
geo.pptxgeo.pptx
geo.pptx
SarahAmelia28
 
teori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdf
teori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdfteori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdf
teori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdf
zeny23
 
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxBAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
Dahlia26
 
interaksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kotainteraksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kota
abdulshabirmarhadi
 
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
anifahrizki6
 
Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)Asa Ahya
 
Geografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaGeografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaNasron Spd
 

Similar to penggunaan lahan dan pola pemukiman (20)

Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan KotaRangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
Rangkuman Geografi : Interaksi Spasial Desa dan Kota
 
URBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptxURBAN GEOGRAPHY.pptx
URBAN GEOGRAPHY.pptx
 
Kota 1
Kota 1Kota 1
Kota 1
 
Rangkuman Pola Keruangan.docx
Rangkuman Pola Keruangan.docxRangkuman Pola Keruangan.docx
Rangkuman Pola Keruangan.docx
 
Struktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kotaStruktur spasial desa dan kota
Struktur spasial desa dan kota
 
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XIITata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XII
 
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
2 pemahaman terhadap_agroindustri_dgrims
 
Geografi : Kota
Geografi : KotaGeografi : Kota
Geografi : Kota
 
Tugas ppt uas fajar
Tugas ppt uas fajarTugas ppt uas fajar
Tugas ppt uas fajar
 
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaInteraksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
 
bab 2.pptx
bab 2.pptxbab 2.pptx
bab 2.pptx
 
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XIIPola keruangan kota Geografi Kelas XII
Pola keruangan kota Geografi Kelas XII
 
geo.pptx
geo.pptxgeo.pptx
geo.pptx
 
teori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdf
teori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdfteori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdf
teori_bid_rent__pola_guna_lahan.pdf
 
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptxBAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
BAB 2 INTERAKSI DESA KOTA.pptx
 
interaksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kotainteraksi keruangan desa dan kota
interaksi keruangan desa dan kota
 
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
02. PPT Geografi XII Interaksi Keruangan Desa dan Kota.pptx
 
Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)Geografi (pola keruangan kota)
Geografi (pola keruangan kota)
 
Geografi desa dan kota
Geografi desa dan kotaGeografi desa dan kota
Geografi desa dan kota
 
Mona maulida 1
Mona maulida 1Mona maulida 1
Mona maulida 1
 

Recently uploaded

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 

Recently uploaded (20)

Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 

penggunaan lahan dan pola pemukiman

  • 2. ANGGOTA : 1) ABDUL HAFIZ 2) BAGAS ARKAN FADHILAH 3) M. DAFFA ALFARIZI 4) T. MAULANA DAFFA
  • 3. STANDAR KOMPETENSI Memahami kegiatan ekonnomi masyarakat A. Aktivitas pertanian dan nonpertanian b. Bentuk penggunaan lahan c. Pola permukiman penduduk
  • 6. ADA BEBERAPA MACAM-MACAM KEGEIATAN PERTANIAN DIINDONESIA
  • 7.
  • 8. c. Perkebunan Perkebunan adalah suatu areal yang di tanami tanaman perkebunan sebagai tanaman pokok. Berdasarkan skala pengusahaannya, perkebunan tersebut atas 2 macam yaitu perkebunanrakyat dan perkebunan besar.
  • 9. 1) Perkebunan Rakyat. Perkebunan Rakyat merupakan usaha perkebunan yang dilakukan masyarakat dalam skala kecil. Oleh karena itu, perkebunan rakyat sering dinamakan perkebunan kecil. Ciri-cirinya sebagai berikut: a) Luas lahan garapannya relative sempit. Biasanya merupakan warisan serta tidak jauh dari tempat tinggal b) Jumlah tenaga kerja sedikit, biasanya terbatas pada lingkungan keluarga dan tetangga dekat c) Peralatan, baik untuk pengolahan tanah, pemeliharaan tanah, maupun pemungutan hasil relative sederhana d) Modal yang digunakan sangat kecil e) Hasil produksinya kecil, biasanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pertanian dan usaha perkebunan yang orientasi hasilnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dinamakan pertanian subcisten(subsistence farming). GAMBAR DISAMPING KEBUN BUAH NAGA YG DIMILIKI OLEH RAKYAT
  • 10. 2) Perkebunan Besar. Perkebunan besar merupakan usaha yang dilakukan dalam skala besar dan tidak di usahakan secara individual. Ciri-cirinya adalah: a) Lahan yang diusahakan sangat luas b) Modal yang digunakan cukup besar c) Jumlah tenaga kerja cukup banyak, tidak hanya menggunakan anggota keluarga, bahkan sudah menunjukkan adanya sertifikat tenaga kerja d) Peralatan pertanian sudah beragam dan sudah menggunakan tekhnologi maju e) Produksi cukup besar serta ada orientasi ekspor jenis komoditas yang biasanya diusahakannya antara lain, sawit, karet, kopi, teh dan tebu.
  • 11. 2. Aktivitas Nonpertanian Selain pertanian, kegiatan ekonomi juga dapat berupa aktivitas non pertanian. Contoh aktivitas ekonomi non pertanian, antara lain perindustrian, perdagangan, komunikasi, transportasi, serta pertambangan. A B C GAMBAR (A)(B)(C) ADALAH AKTIVITAS NONPERTANIAN
  • 12. 1. Industri Industri Berasal dari kata industria, yang artinya buruh atau tenaga kerja. Dalam konteks yang lebih luas, industri sering diartikan sebagai semua kegiatan manusia yang bersifat produktif dan komersial. Sementara itu, dalam konteks sempit, industri diartikan sebagai semua usaha pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Industri di Indonesia sebenarnya dapat berkembang maju karena memiliki beberapa faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut, yaitu: a) Ketersiadaan potensi sumber daya alam yang cukup baik biotik maupun abiotok b) Jumlah penduduk relative banyak, sehingga dapat berperan sebagai tenaga kerja dan juga sekaligus menjadi konsumen c) Letak geografis yang sangat menguntungkan. PABRIK INDUSTRI HOLCIM GAMBAR PABRIK INDUSTRI
  • 13.
  • 14.
  • 15. 2.Perdagangan Perdagangan artinya aktivitas jual beli antara penjual dan pembeli dengan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Berdasarkan jarak geografis, perdagangan dikelompokkan atas tiga macam, yaitu perdagangan local, inter-regional, dan perdagangan internasional.
  • 16. a) Perdagangan Lokal Perdagangan local dilakukan dalam jangkauan jarak yang relative dekat, melayani penduduk setempat, aneka barang yang diperjual belikan jumlahnya sedikit, dan biasanya dibuka hanya pada waktu tertentu. Contohnya jual beli yang dilakukan antara petani dan peternakan atau antara petani dan nelayan.
  • 17. b) Perdagangan inter-Regional Dalam perdagangan inter-Regional terdapat perantara, yaitu pihak pendukung antara produsen dan konsumen. Barang-barang seperti tekstil elektronika dan kendaraan bermotor sudah banyak yang mengalir dari perkotaan menuju pedesaan dalam geografi, keadaan seperti itu dinamakan interaksi wilayah.
  • 18. 3) Perdagangan Internasional Alat pendistribuan barang dapat menggunakan kapal laut atau pesawat terbang. Komoditas yang dijual keluar negeri biasanya barang-barang surplus, sedangkan yang didatangkan dari luar negeri merupakan komoditas yang minus. Perdagangan Internasional dinamakn juga perdagangan ekspor impor. Jika nilai ekspor suatu Negara melebihi nilai impornya dinamakan neraca perdagangan aktif. Adapun jika nilai impor suatu Negara melebihi nilai ekspornya, dinamakan. neraca perdagangan pasif. Hadirnya organisasi perdagangan, seperti AFTA, APEC, NAFTA, dan Uni Eropa merupakan bukti bahwa peran penting perdagangan semakin dirasakan. Tidak ada satu Negarapun di dunia yang menutup diri dari perdagangan karena perdagangan mempunyai beberapa manfaat, di antaranya: 1) Memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang bervariasi pada saat kondisi sumber-sumber di Negara bersangkutan sangat terbatas 2) Membuka kesempatan kerja di tiap-tiap Negara 3) Meningkatkan peluang mendapatkan penghasilan yang lebih baik 4) Mengaktifkan penukaran uang.
  • 19. B.Bentuk pengolahan lahan Lahan adalah permukaan daratan dengan segala potensinya dalam bentuk padat, cair dan gas yang terkandung di dalamnya. Tanah merupakan bagian dari lahan yang tersususn oleh bahan-bahan organic yang telah mengalami pelapukan. Tata guna lahan adalah pengaturan penggunaan lahan untuk berbagai bentuk pemanfaatannya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan lahan pola tata guna lahan, antara lain: 1) Jumlah dan kepadatan penduduk 2) Kualitas kesuburan tanah dan kandungan unsure mineral 3) Kecenderungan dominjasi mata pencarian utama penduduk 4) Tingkat kesulitan atau kemudahan lahan tersebut untuk dieksploitasi.
  • 20. 1. Penggunaan Lahan di Perkotaan Kota merupakan sebuah bentang budaya yangditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah dengan corak kehidupan penduduk yang heterogen dan cenderung matrealistik. Karakteristik kehidupan perkotaan, biasanya ditandai oleh adanya: a) Heterogenitas social budaya b) Hubungan social cenderung didasari oleh kepentingan yang sama c) Sekat-sekat suwang yang kaku, seperti kelompok elit dan kelompok non-elit d) Pandangan hidup yang relative lebih rasional e) Segala tindakan didasarkan pada perhitungan untung rugi f) Kebutuhan hidup yang sangat kompleks. Secara fisik, wilayah perkotaan memiliki beberapa karakteristik, yaitu: a) Adanya supermarket, gedung-gedung pemerintahan dan perkantoran b) Alun-alun yang terletak di pusat kota serta aneka macam fasilitas hubungan dan olahraga c) Kompleks perumahan dan permukiman, mulai tipe rumah sederhana sampai dengan tipe elit d) Ruang terbuka yang berperan sebagai lokasi reaksi serta paru-paru kota. Secara social, wilayah perkotaan ditandai oleh kondisi masyarakat yang memiliki: a) Struktur social yang heterogen b) Sikap hidup yang didominasi individualisme c) Mata pencaharian penduduk yang didominasi oleh sector non agraris d) Hubungan social yang didasarkan pada dominasi kepentingan.
  • 21. Berdasarkan karakteristik fisik maupun sosialnya, pola penggunaan lahan di pedesaan sangat berbeda jika dibandingkan dengan di perkotaan. Pola penggunaan lahan di daerah perkotaan disertai dengan perencanakan yang matang. Perencanaan pola tata ruang kota diwujudkan dalam bentuk”Rencana Umum Tata Ruang Kota”(RUTRK). Pembuatan RUTRK harus disasarkan pada fungsi dan karakteristik (baik fisik maupun non-fisik) dari suatu wilayah perkotaan. Bagi pihak-pihak yang akan membangun , harus mengajukan izin resmi pendirian. Hal ini disesuaikan dengan rencana yang telah dituangkan dalam RUTRK. Salah satu masalah yang sering muncul di wilayah perkotaan, yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi, pertumbuhan penduduk kota yang tinggipada umumnya disebabkan oleh arus migrasi masuk yang cukup tinggi pila. Tingginya migrasi masuk tersebut disebabkan masih terdapatnya ketimpangan pembangunan prasarana antara perkotaan dan perdesaan. Pesatnya kemajuan yang dicapai wilayah perkotaan akan memotivasi penduduk desa untukk melakukan migrasi. Harapan kaum pendatang ke wilayah perkotaan pada umumnya dilatarbelakangi motif ekonomi, yaitu untuk memperbaiki taraf hidup karena peluang kerja sector industri di wilayah perkotaan relative lebih besar jika dibandingkan dengan wilayah perdesaan.
  • 22. Selain karakteristik tersebut, penggunaan lahan di perkotaan juga ditentukan olrh fungsi kota yang bersangkutan, misalnyasebagai tempat pelayanan, pemasaran, industri dan pendidikan. 1) Pola keruangan konsentris, bentuknya melingkar, terdiri atas lingkaran- lingkaran pusat daerah kehiatan (daerah inti), daerah transisi, kompleks perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, kompleks perumahankelas menengah, kompleks perumahan masyarakat berpenghasilan tinggi, serta paling luar merupakan batas desa-kota. 2) Pola keruangan sektoral, menunjukkan bahwa penggunaan lahankota didasarkan pada sector-sektor tertentu. 3) Pola keruangan campuran, cenderung membentuk pola campuran antara konsentris dan sektoral.
  • 23. 2.Penggunaan Lahan Perdesaan a) Penggunaan lahan di wilayah perdesaan memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan wilayah perkotaan. Faktor b) utama yang membedakannya adalah karateristik fisik dan social dari tiap-tiap wilayah yang bersangkutan. Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat departemen Dalam Negeri, karakteristik wilayah perdesaan meliputi beberapa hal, yaitu: c) Perbandingan luas tanah dengan jumlah penduduk (manland ratio) relative besar d) Sebagian besar berorientasi pada sector agraris e) Hubungan social penduduk yang masih akrab dan saling mengenal satu sama lain f) Pola hidup yang masih perbedoman pada tradisi Lahan di daerah perdesaan umumnya dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti: a) Pertanian, perkebunan, dan perladangan b) Perumahan dan fasilitas social c) Sentra-sentra industri kecil Namun, dari ketiga jenis pemanfaatan lahan tersebut, di daerah pedesaan pada umumnya didominasi oleh pertanian, perkebunan dan perladangan. Penggunaan lahan di daerah perdesaan sebenarnya tidak “sama jemuk” pola penggunaan lahan di wilayah perkotaan. Hal tersebut disebabkan keadaan sosial masyarakat perkotaan jauh lebih majemuk, jika dibandingkan dengan masyarakat perdesaan. Kemajemukan masyarakat perkotaan akan terlihat dari aktivitas mata pencariannya. Di daerah perdesaan kepemilikan lahan merupakan prestasi tersendiri. Artinya, jika ada penduduk perdesaan yang memiliki lahan cukup luas, sering dikelompokkan sebagai “orang terpandang atau orang kaya”
  • 24. Pola Pemukiman Penduduk Pemukiman dinamakan settlement, sedangkan perumahan dinamakan housina. Perumahn merupakan kumpulan rumah-rumah, tanpa disertai berbagai prasarana kehidupan yang lengkap. Adapun permukiman merupakan kumpulan perumahan yang dilengkapi dengan berbagai prasarana kehidupan secara terorganisir, seprti adanya terminal, pasar, bank/koperasi, puskesmas/rumah sakit, serta prasarana hiburan (rekreasi) dan olahraga. Pola pemukiman pendududk ada tiga, yaitu: 1.Pola Linier (memanjang) Pola pemukiman penduduk linier, pada umumnya terdapat di daerah pedataran rendah, bentuknya dengan rentangan jalan. 2.Pola Mengelilingi Fasilitas Tertentu. Pola pemukiman mengelilingi fasilitas tertentu biasanya terdapat di daerah pedataran rendah. Fasilitas tertentu itu misalnya mata air, waduk, lapangan terbang, dan pusat-pusat pelayanan sosial. 3.Pola Memusat Pola pemukiman memusat biasanya terdapat di daerah pegunungan. Pemusatan tempat tinggalnya pun di dorong oleh semangat kegotong royongan. Jika jumlah penduduk bertambah dan mengalami pemejaran, pola pemukiman akan mengarah ke segala jurusan.