SlideShare a Scribd company logo
3/17/2011




                  Spektrometri ?
                  Spektroskopi ?
                  Spektrofotometri?
                  Spektrometer ?
                       .




 Spektroskopi :
          Mempelajari teori interaksi
          materi dengan energi radiasi


Spektrometri : mempelajari metode pengukuran,
             alat-alat untuk mengukur interaksi
             materi-energi



  Spektrometer : alat ukurnya




                                                          1
3/17/2011




        Interaksi Materi – energi (radiasi)

 Radiasi/sinar          Suatu bentuk gelombang




                                    

                                                 c
                    Energi,     E  h.  h
                                                 
                                       d
                           a               b
                    c
                                   d


          Interaksi :
           absorpsi (a) transmisi (b)
           refleksi ( c ) difraksi (d)




  Absorpsi radiasi oleh materi:
      • Transisi tk energi elektronik (UV/VIS)
      • Transisi tk energi vibrasi (IR)
      • Transisi tk energi rotasi (gel. Mikro)
      • Induksi magnet dengan ekspos inti
        atau elektron pada medan magnet
       (NMR/ESR, Gel radio/mikro)


 Emisi radiasi oleh materi :
      setelah menyebabkan transisi dalam
      ion/molekul/atom, sejumlah energi
      dilepaskan kembali ke keadaan dasar.

                   Langsung ke tk
                   dasar
  EMISI                                 fluoresensi
                    Melalui
                    luminesensi
                                       fosforesensi




                                                             2
3/17/2011




  Refraksi radiasi oleh materi:
              re-emisi radiasi ke segala arah oleh
           ion/partikel yang telah dikenai radiasi
           ( Nefelometri, turbidimetri)

  Refleksi radiasi oleh materi:
              Re-emisi radiasi ke arah tertentu
              sesuai dengan sudut pantulnya

 Perubahan sudut getar radiasi oleh materi:
           Polarimetri, senyawa optis aktif.

Penting untuk diingat:
Tk. Energi atom/molekul/partikel berbeda,
transisinyapun akan berbeda pula, dan khas
untuk setiap atom, molekul atau spesi



                         Dasar pengukuran




    Daerah spektra dan teknik pengukurannya

  Daerah       Frekuensi       Jenis       Transisi   Jenis        teknik
 panjang       (Hz)            radiasi                spektrometri
gelombang
< 0,1 Å        > 3 . 1019      sinar gama Inti        Emisi sinar gama
                               ()
0,1 – 100 Å    3.1019–      3. Sinar x     Electron   Serapan,       emisi
               1016                        dalam      fluoresensi      dan
                                                      difraksi sinar x
5- 180 nm      6.1016       – UV vakum     Electron   Serapan          UV
               2.1015                      ikatan     vakum
180-780        2.1015-      1. UV/VIS      Electron   Serapan/emisi/
nm             1012                        ikatan     fluoresensi
                                                      UV/VIS
780 – 3000 4.1014-             IR          Vibrasi/rot Serapan IR
nm         1.1012                          asi
                                           molekul
0,75– 3,75 4.1011-             Gelomban    rotasi     Serapan        gel.
mm         8.1010              g mikro                mikro
3 cm           1. 1010         Gelomban    spin       Resonansi     spin
                               g mikro     electron   electron (ESR)
                                           dalam
                                           medan
                                           magnet
0,6-10 m       5.108        - Gelomban     Spin inti Resonansi
               3.107          g radio      dalam     magnet inti (NMR)
                                           medan
                                           magnet




                                                                                    3
3/17/2011




       Hk. Dasar Spektroskopi serapan


          Po                     Pt
                        Pa
                 Pr
                         b

               Po = Pt + Pa + Pr

     Materi bening, tembus cahaya, maka
     Pr ~ 0, sehingga        Po = Pt + Pa

   Transmitansi, T              T = Pt/Po

  Dapat dinyatakan dalam %T
         T = 0,2 , maka %T = 20
Hk dasar spektroskopi serapan:
(Bouger-Lambert-Beer) :               P
                              T          10 abc
                                      Po




                  P
     log T  log       abc
                 Po
                   Po
      log T  log      a.b.c
                    P
   Absorbansi, A = -log T, maka


  A=a b c                    Hk. Lambert-Beer


   Jika C = mol/L, maka       A =  . b. c

     adalah koef. Absorptivitas molar



   Apa artinya :
          A=0         atau A = 1 ?
   %T = 0, atau %T = 50 atau %T = 100 ?




                                                            4
3/17/2011




               II. Spektrometri UV/VIS

          (10-8-    10-9 det.) M*          tereksitasi


                        UV/VIS
                                                  energi



              Ground state
                                    M

Absorpsi UV/Vis                  Eksitasi/transisi
                                    e bonding


     Mlk zat org.

                                 Orbital , , n




         Serapan khas untuk setiap senyawa




    *
    *
    n
    
    

Jenis-jenis transisi:

1. Transisi  - * : Jauh , energi >,           maks   kecil
                          < 150 nm, UV vakum, sukar
                          diamati
                          Contoh: CH4      C-C, C-H
                                       maks   = 125 nm




                                                                       5
3/17/2011




Transisi yang dapat diamati:  > 180 nm
terjadi pada senyawa yg mgd gugus fungsional
(kromofor), energi eksitasi rendah


2. Transisi n - *: Seny.Jenuh, e tak berpasangan,
                    energi <,  150 – 250 nm
                     rendah
                        Contoh: metanol       maks=184nm,
                                 =15

3. Transisi n - *: E kecil,  panjang, 200-700 nm
                         = 10-100
4. Transisi  -   *:   Seny.org tak jenuh
                         = 1000-10.000


Pergeseran  :
1. Pengaruh pelarut:
    Dalam pelarut polar, transisi n - *terjadi
    pada  yang lebih pendek (pergeseran biru/
    hipsokhromik)
    Dalam pelarut polar, transisi  - * terjadi
    pada  lebih panjang (pergeseran merah/
    batokhromik)




2. Pengaruh konjugasi: menyebabkan tk. Energi
           orbital * turun, energi <,  maks >
               (pergeseran batokhromik)

           Apa yang dimaksud dengan ikatan
                    terkonjugasi ?
        Berikan contoh senyawa terkonjugasi !!


Prediksi  maks
Dasar : -C=C-C=C-               maks=   217 nm
        -C=C-C=O                maks   = 215 nm


       > C=C-C=C-C=O
                     


Tambah: 10 nm untuk  alkil
          12 nm untuk  alkil
          18 nm untuk  dan 
          30 nm untuk ekstra C=C
              5 nm untuk bentuk ekso




                                                                    6
3/17/2011




Prediksi maks untuk senyawa berikut:
1. H3C-CH=CH(C2H5)-C(CH3)=C(CH3)-CH=O


2.




             O

3. Untuk poliena terkonjugasi, gunakan aturan
     Ficher-Kuhn:
maks = 114 + 5m + n(48-1,7n)-16,5 Rendo-10 Rekso


Contoh : Hitung maks senyawa likopen




        Absorpsi oleh seny. Aromatik:
               transisi:  - *, ada tiga puncak
               184 nm --  = 60.000
               204 nm --  = 7900
               256 nm --  = 200

Adanya auksokhrom: pergeseran merah


Auksokhrom: gugus fungsi yang tidak menyerap
            di daerah UV tapi dapat mengge -
            ser puncak kromofor.

         Absorpsi anion anorganik: transisi n - *
         Contoh: nitrat, nitrit, karbonat.




                                                            7
3/17/2011




    INSTRUMENTASI
    Spektrofotometer
        UV/VIS




     •Instrumentasi untuk pengukuran serapan
     UV/VIS

 1. Tabung Nesler               • Untuk serapan vis/ larutan
                                berwarna
                                •Membandingkan warna
                                larutan x dengan warna
                                larutan standar yg diketahui
                                konsentrasinya.
                                •Pengamatan visual


     x   S-1   S-2   S-3

2. Silinder Hehner
                           •Kolorimeter visual, visible
                           •Cara tinggi larutan berubah
                           •Membandingkan warna larutan
                           standar dengan sampel
                           •Intensitas serapan sampel dan
                           standar sama,  sama, b
                           berbeda, maka C sampel dapat
                           dicari




                                                                      8
3/17/2011




Tabung Nessler




Silinder Hehner




                         9
3/17/2011




3. Kolorimeter Dubosq
                             •Kolorimeter visual
                             vis/larutan berwarna
                             •Tinggi larutan berubah
                             •Membandingkan warna
                             larutan sampel dengan
                             standar
                             •Dilengkapi dengan
                             teropong
                             •A standar=A sampel
                               standar= sampel
                              C sampel=
                                 (b.C)standar/b sampel



4. Fotometer filter

                        Bagan alat




Sumber   filter   sel       detektor     read out
Sinar    sinar                         /galvanometer




              Kolorimeter
                Dubosq




                                                                10
3/17/2011




a. Sumber sinar: Lampu wolfram/tungsten

   Syarat sumber sinar:
           * Intensitas sinar cukup besar dan stabil
           * Pancaran sinar kontinyu (1 daerah )


b. Filter : Untuk mengisolasi daerah spektrum yang
            diinginkan

 nm <400       400-     450-    500-     570-   590-    620-
                450      500     570      590    620     750

Warn UV         ungu     biru    Biru-    Kunin jingg    mera
a                                hijau    g     a        h

Warn            Hijau-   kunin   jingga   biru   Biru    Hijau-
a               kuning   g                       hijau   biru
komp




c. Sel/Kuvet:



                            * Bahan: kaca, plastik,
                                     kuarsa




                                                                         11
3/17/2011




d. Detektor: Fotosel



           Lapisan Ag tipis (elektroda pengumpul




  Semi                 Fe
  konduktor
  (Se)                               +-
                  Ke galvanometer


Kelebihan dan kelemahan:
        * Kuat, murah
        * tidak memerlukan sumber listrik dari luar
        * Hanya untuk sinar tampak
        * peka pada 550 nm
        * Tidak dapat diamplifikasi --- tahanan
          rendah
        * kurang peka untuk cahaya berintensitas
          rendah
        * cepat mengalami kelelahan
          arus ‡ intensitas sinar




   Spektrofotometer
    (Spectronic-20)




                                                             12
3/17/2011




5. Bagan alat spektrofotometer

                         Bagan alat




     Sumber   mono        sel        detektor     rekorder
     sinar    kromator



a.    Sumber sinar:
               •     Lampu wolfram/tungsten--- tampak
               •     Lampu Deutrium/H --- UV

                            - +




                                H2        Tabung kuarsa

                                                Tekanan rendah



     Sinar UV yg dihasilkan: 180-200 nm




                                                                        13
3/17/2011




b.   Monokromator :
     alat untuk memilih  dengan cara
     menguraikan sinar polikromatis menjadi
     monokromatis
                                       1

                                        2
                                       1

                                       2

     Celah   lensa      prisma/              lensa   celah
     masuk   kolimator kisi difraksi         fokus   keluar




Mengapa sinar harus monokromatis ???
• mempertinggi kepekaan, karena
     absorbans terukur maksimum
• penyerapan sinar memenuhi hk L-B
     lebih baik




c. Sel/Kuvet:
       syarat :
        tidak menyerap sinar yang digunakan

                        Diameter (b) = 1 cm
                        Volume : 5 mL/ 10 mL
                        UV: kuarsa
                        VIS: plastik, gelas/kaca biasa



Pengukuran sampel harus menggunakan blanko
Sel sampel harus “matched” dengan sel blanko


        Bagaimana caranya matching kuvet ??


d. Detektor :
Prinsip:
menyerap energi sinar dan mengubahnya menjadi
besaran terukur

Contoh: menghitamkan pelat foto, arus listrik,
termal, dll

                          Detektor:
          harus menghasilkan sinyal yang
       mempunyai hubungan kuantitatif dengan
                  intensitas sinar




                                                                     14
3/17/2011




 Noise Detektor: isyarat latar belakang yang
              timbul dalam detektor bila tidak
              ada intensitas sinar dari sampel
              yang sampai pada detektor


Sumber Noise:
              * Perubahan dalam detektor
              * Isyarat listrik dari peralatan


Syarat detektor:
       * dapat menangkap/merespon energi sinar
       * peka dengan noise rendah
       * waktu respon pendek
       * stabil
       * dapat memperkuat isyarat listrik dengan
               mudah
       * Isyarat listrik yang dihasilkan berbanding
         lurus dengan intensitas sinar
              G = k’P + k’’
P = intensitas, k’= kepekaan detektor, k’’=arus
                                           gelap,
G = respons listrik (ggl)
P = k’ G          k’’ ditekan ~ 0
Po= k’ Go




Log Po/P= log k’Go/k’.G’= log Go/G = A
                                    (absorbans)

Jenis Detektor Untuk Spektr. UV/VIS:
1. Foto sel : Vis
2. VPT (Vacuum Photo Tube= tabung foton
   hampa)
3. PMT (Photo multiplier Tube= tabung
   penggandaan foton), dapat mengukur
   isyarat dengan intensitas <<


       Pelarut dalam Spektrofotometri:
 •Dapat melarutkan cuplikan
 •Tidak menyerap sinar yang digunakan


    Pelarut       Cut off     Pelarut     Cut off

    Aseton        330 nm       Etanol     205 nm
    Benzen        285 nm      Etilester   205 nm
      CCl4        265 nm      Isooktan    215 nm
      Cs2         375 nm    Isopropanol   215 nm
     CHCl3        245 nm       Metanol    215 nm
    C6H12         215 nm       Piridin    305 nm
    CH2Cl2        235 nm         air      200 nm




                                                             15
3/17/2011




  Analisis kuantitatif

  Dasar : Hk L-B                           A = . B. C

 1). Cara pembandingan:
    Membandingkan A sampel dengan A std
    yang diketahui konsentrasinya
    As = . b.Cs
                           Cx= As.Cs/Ax
    Ax = .b. Cx
 2). Cara adisi standar:
    standar - ukur As
    cuplikan + Standar - ukur : A = As + Ax
    Perhatikan pengaruh pengenceran !!!!

 3). Cara kurva kalibrasi:
    Membuat kurva kalibrasi (C vs A)


                           C
                                       x
              Ax                   x
                                              Cx
              A                x
                       x
                   x




     Soal: Serapan10 mL larutan Co2+ 0,0005 M
           adalah 0,35. 10 mL larutan tersebut
           yg dicampur dengan 10 mL larutan
           cuplikan menghasilkan serapan 0,52.
           Hitung konsentrasi Co2+ dalam cuplikan

4). Cara standar adisi:




                                                   VxCx


   Vs.Cs1 VsCs2 VsCs3 VsCs3 VsCs4 VsCs5

   A=  b VxCx/Vt +  b VsCs/Vt
   Plot A vs Cs ----- A =  +  Cs
    =  b VxCx/Vt             =  b Vs/Vt



                                            = kemiringan
                                                 kurva


              A

                   
                           C




                                                                   16
3/17/2011




                Analisis multi komponen

    Syarat: komponen2 tidak saling berinteraksi

    Prinsip: A   total   ( ttt)= Ac1 + Ac2 + Ac3 + … dst


    Contoh : campuran Ni2+ dengan Co2+

      A ( Ni)= Ni( -Ni)b. CNi + Co(-Ni)b. CCo
      A ( C0)= Ni(-Co)b. Cni + Co(-Co)B. Cco


      Harus dicari 4  dari 4 kurva kalibrasi:
      Ni( -Ni) ; Ni(-Co) ; Co(-Ni) ; Co(-Co)
      (persamaan dengan dua bilangan anu)

                                        Ttk isosbestik



A                                                        Ni+Co

                                                         Co


                                                         Ni

                               




Titrasi Fotometri:
           Menentukan titik ekivalen untuk reaksi
           penetralan, pengkompleksan, redoks

TE: terjadi perubahan yang signifikan dari serapan

Beberapa kemungkinan:
1. Zat yang dititrasi
2. Zat penitrasi                    menyerap atau tidak?
3. produk

    Beberapa jeni kurva titrasi:
     a                     b                         c

A




      d                     e                    f

A




      Volume titran       Volume titran        Volume titran

     Reaksi: X(yg dititrasi) + T (titran) - Produk (P)
     Ramalkan :  x,  T, dan  P pada masing-masing kurva




                                                                        17
3/17/2011




Titrasi Campuran:
          dua logam dalam campuran dapat langsung
          ditentukan konsentrasinya.




 A                                              TE-N


                                               TE- M



              mL titran (EDTA)


  Logan M dan N dititrasi dengan EDTA
  Penjelasan ?????


 Penentuan rumus kompleks:

 Tiga cara:
                                  * Variasi kontinyu
                                  * Angka banding mol
                                  * Angka banding lereng




 a). Cara Variasi kontinyu

  * Kation M + ligan L ==== kompleks ML
  * Buat konsentrasi M dan L tepat sama
  * Buat campuran M dan L pada variasi volume,
     tetapi volume total tetap sama
  * Ukur serapannya, buat kurva hubungan A
     terhadap fraksi volume salah satu (M atau L)


                                                    Ekstrapolasi:
                                                    Vm/(Vm+VL)= 0,34
                                                    VL /(Vm+VL)= 0,66
     A
                                                    Perbandingan M:L =
                                                    0,34 : 0,66 = 1 : 2
                                                    Rumus kompleks: ML2

          0     0,2   0,4   0,6    0,8   1,0   Vm/(Vm+VL)
          1,0 0,8     0,6   0,4    0,2   0,0   VL/(Vm+VL)



b). Cara angka banding mol:
     * pada pencampuran [M] konstan ,[L] berubah
     * Diukur pada  di mana salah satu menyerap
         kuat




                                                                                 18
3/17/2011




  * Buat kurva A terhadap perbandingan mol ligan (L)
      dan mol kation




       A




           0     1       2    3      4     5   Mol L/Mol M



c). Cara angka banding lereng:
   * Khusus untuk kompleks lemah
       (Kstab kecil)
   * mengukur serapan larutan kompleks dengan
       kelebihan yang besar dari L atau M
   * kurva A terhadap [L] total dan A terhadap
       [M] total




                                     Reaksi: mM + nL == MmLn
                                     Pada [M] >>>> maka
                                     MmLn ~CL/n
  A
                                     An =  b MmLn ~  b CL/n
                                     Lereng: Sn = An/CL=  b/n


               [M] atau [L]

 Dengan cara yang sama untuk [L] >>
      Am =  b   MmLn   =  b CM/n
      Lereng Sm = Am/Cm =  b/m


 Angka banding rasio Sm/Sn= ( b/m)/( b/n)
                                         = n/m




                                                                        19
3/17/2011




Langkah-langkah utama dalam
  Analisis kuantitatif dengan
  spektro. UV/VIS:
1. Pembentukan molekul yang
   dapat menyerap sinar tampak
   (VIS).
2. Pemilihan panjang gelombang
   (kurva serapan)
3. Pembuatan kurva kalibrasi
4. Pengukuran absorbans
   cuplikan/analit
5. Penentuan konsentrasi analit




Kembali ke pertanyaan:
Apakah kurva kalibrasi selalu linier
menuju nol ?

Ya, selama mengikuti hukum
Lambert-Beer.


Syarat berlakunya hukum L-B:
  Syarat konsentrasi : rendah (ppm)
  Syarat kimia: Zat pengabsorpsi
  tidak terdisosiasi, tidak bereaksi
  dengan pelarut, stabil
  Syarat cahaya:
  harus monokromatis




                                             20
3/17/2011




                  A

                                                           Pita A
A                                 B


                      Pita B


           C

• Bila bekerja pada pita serapan A (maks), maka
   tidak berubah banyak, kurva lurus, mengikuti
  hk L-B
• , Bila bekerja pada pita serapan B (bukan
  maks), maka simpangan besar,  berubah pada
  setiap perubahan 
• Bila bekerja pada maks, keberulangan
  pengukuran serapan sangat baik


4. Syarat kejernihan: tidak ada cahaya
  yang disebarkan/dibiaskan




        Kesalahan pada analisis
              kuantitatif
        (kesalahan fotometri)

            HK L-B: - log T =  B. C
                                1
                C                 log T
                                .b


    ,b konstan sehingga kesalahan C terukur
    disebabkan oleh kesalahan dT dari T terukur

     Diferensiasi, dibagi C


                       dC       1 (log e)dT    log e
                                                   dT
                       C      .b.C   T       T log T




                                                                           21
3/17/2011




E = 2,718 ; log e= 0,434

dC 0,434                     C 0,434
         dT                         T
C T log T                    C T log T
C
      Kesalahan relatif konsentrasi karena
C
       kesalahan pengukuran T

Latihan :
1. Hitunglah kesalahan relatif pengukuran
   konsentrasi pada nilai pembacaan %T =
   20 dan 80
2. Tentukan pada %T berapa kesalahan
   relatif konsentrasi terjadi paling kecil



  Berdasarkan perhitungan: daerah %T
  operasional dengan kesalahan relatif
  minimal adalah antara (20 – 65 ) %T




 %
 kesalahan
 Dalam
 konsentras
 i, C




               20            65   %T




                                                    22

More Related Content

What's hot

Spektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violetSpektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violet
Nurul Hidayah
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv vis
Adha Ningrum
 
Kd meeting 7
Kd meeting 7Kd meeting 7
Kd meeting 7
Muhammad Luthfan
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
Sirod Judin
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
Fadilah Nur
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
Ibenk Hallen
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Spektrofotometri
SpektrofotometriSpektrofotometri
Spektrofotometri
Nurwinda Syaputri
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
Syarif Hamdani
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Ridha Faturachmi
 
Ppt instrumen
Ppt instrumenPpt instrumen
Ppt instrumen
Nining Sryyusuf
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
Yusrizal Azmi
 
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared SpectrophotometerFourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
Yusrizal Azmi
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Mulky Smaikers
 
437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red
20010DindaAnggraini
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
noerarifinyusuf
 

What's hot (20)

Spektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violetSpektrometri ultra violet
Spektrometri ultra violet
 
Presentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv visPresentasi spektro uv vis
Presentasi spektro uv vis
 
Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21
 
Kd meeting 7
Kd meeting 7Kd meeting 7
Kd meeting 7
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Spektrofotometri
SpektrofotometriSpektrofotometri
Spektrofotometri
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Spectrofotometer
SpectrofotometerSpectrofotometer
Spectrofotometer
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Ppt instrumen
Ppt instrumenPpt instrumen
Ppt instrumen
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared SpectrophotometerFourier Transform Infrared Spectrophotometer
Fourier Transform Infrared Spectrophotometer
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red437072886 spektrofotometri-infra-red
437072886 spektrofotometri-infra-red
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Laporan spektronic
Laporan spektronicLaporan spektronic
Laporan spektronic
 

Similar to Pengantar spektro

interaksi-radiasi-dengan-materi.pdf
interaksi-radiasi-dengan-materi.pdfinteraksi-radiasi-dengan-materi.pdf
interaksi-radiasi-dengan-materi.pdf
IrfanNurhasan2
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
 
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptxSPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
KikiAdriani1
 
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxMateri_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
nfathurahmanridwanri
 
Spektrofotometri.pptx
Spektrofotometri.pptxSpektrofotometri.pptx
Spektrofotometri.pptx
SriPurwanti56
 
10. gem ok
10. gem ok10. gem ok
10. gem ok
Nanda Reda
 
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
dedenindradinata
 
Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2Widya Wirandika
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektrothia_tiunk
 
Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)
Dionisius Kristanto
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8
Arif Wicaksono
 
Spektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedSpektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra Red
Nur Latifah
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
Eva Musifa
 
Dualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang PartikelDualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang Partikel
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
YuniartiUlfa1
 
Sifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal MaterialSifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal Material
Vincent Cahya
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
nurwani
 

Similar to Pengantar spektro (20)

interaksi-radiasi-dengan-materi.pdf
interaksi-radiasi-dengan-materi.pdfinteraksi-radiasi-dengan-materi.pdf
interaksi-radiasi-dengan-materi.pdf
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptxSPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
 
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxMateri_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
 
Spektrofotometri.pptx
Spektrofotometri.pptxSpektrofotometri.pptx
Spektrofotometri.pptx
 
10. gem ok
10. gem ok10. gem ok
10. gem ok
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
09_Spektroskopi NMR & Elusidasi Struktur.pdf
 
Radioaktivitas
RadioaktivitasRadioaktivitas
Radioaktivitas
 
Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2Presentasi kimia analitik 2
Presentasi kimia analitik 2
 
Bab vi spektro
Bab vi spektroBab vi spektro
Bab vi spektro
 
Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8Buku Fisika kela X-bab 8
Buku Fisika kela X-bab 8
 
Spektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra RedSpektroskopi Infra Red
Spektroskopi Infra Red
 
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
 
Dualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang PartikelDualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang Partikel
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Sifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal MaterialSifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal Material
 
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
 

Pengantar spektro

  • 1. 3/17/2011 Spektrometri ? Spektroskopi ? Spektrofotometri? Spektrometer ? . Spektroskopi : Mempelajari teori interaksi materi dengan energi radiasi Spektrometri : mempelajari metode pengukuran, alat-alat untuk mengukur interaksi materi-energi Spektrometer : alat ukurnya 1
  • 2. 3/17/2011 Interaksi Materi – energi (radiasi) Radiasi/sinar Suatu bentuk gelombang  c Energi, E  h.  h  d a b c d Interaksi :  absorpsi (a) transmisi (b)  refleksi ( c ) difraksi (d)  Absorpsi radiasi oleh materi: • Transisi tk energi elektronik (UV/VIS) • Transisi tk energi vibrasi (IR) • Transisi tk energi rotasi (gel. Mikro) • Induksi magnet dengan ekspos inti atau elektron pada medan magnet (NMR/ESR, Gel radio/mikro)  Emisi radiasi oleh materi : setelah menyebabkan transisi dalam ion/molekul/atom, sejumlah energi dilepaskan kembali ke keadaan dasar. Langsung ke tk dasar EMISI fluoresensi Melalui luminesensi fosforesensi 2
  • 3. 3/17/2011  Refraksi radiasi oleh materi: re-emisi radiasi ke segala arah oleh ion/partikel yang telah dikenai radiasi ( Nefelometri, turbidimetri)  Refleksi radiasi oleh materi: Re-emisi radiasi ke arah tertentu sesuai dengan sudut pantulnya  Perubahan sudut getar radiasi oleh materi: Polarimetri, senyawa optis aktif. Penting untuk diingat: Tk. Energi atom/molekul/partikel berbeda, transisinyapun akan berbeda pula, dan khas untuk setiap atom, molekul atau spesi Dasar pengukuran Daerah spektra dan teknik pengukurannya Daerah Frekuensi Jenis Transisi Jenis teknik panjang (Hz) radiasi spektrometri gelombang < 0,1 Å > 3 . 1019 sinar gama Inti Emisi sinar gama () 0,1 – 100 Å 3.1019– 3. Sinar x Electron Serapan, emisi 1016 dalam fluoresensi dan difraksi sinar x 5- 180 nm 6.1016 – UV vakum Electron Serapan UV 2.1015 ikatan vakum 180-780 2.1015- 1. UV/VIS Electron Serapan/emisi/ nm 1012 ikatan fluoresensi UV/VIS 780 – 3000 4.1014- IR Vibrasi/rot Serapan IR nm 1.1012 asi molekul 0,75– 3,75 4.1011- Gelomban rotasi Serapan gel. mm 8.1010 g mikro mikro 3 cm 1. 1010 Gelomban spin Resonansi spin g mikro electron electron (ESR) dalam medan magnet 0,6-10 m 5.108 - Gelomban Spin inti Resonansi 3.107 g radio dalam magnet inti (NMR) medan magnet 3
  • 4. 3/17/2011 Hk. Dasar Spektroskopi serapan Po Pt Pa Pr b Po = Pt + Pa + Pr Materi bening, tembus cahaya, maka Pr ~ 0, sehingga Po = Pt + Pa Transmitansi, T T = Pt/Po Dapat dinyatakan dalam %T T = 0,2 , maka %T = 20 Hk dasar spektroskopi serapan: (Bouger-Lambert-Beer) : P T  10 abc Po P log T  log   abc Po Po  log T  log  a.b.c P Absorbansi, A = -log T, maka A=a b c Hk. Lambert-Beer Jika C = mol/L, maka A =  . b. c  adalah koef. Absorptivitas molar Apa artinya : A=0 atau A = 1 ? %T = 0, atau %T = 50 atau %T = 100 ? 4
  • 5. 3/17/2011 II. Spektrometri UV/VIS (10-8- 10-9 det.) M* tereksitasi UV/VIS energi Ground state M Absorpsi UV/Vis Eksitasi/transisi e bonding Mlk zat org. Orbital , , n Serapan khas untuk setiap senyawa * * n   Jenis-jenis transisi: 1. Transisi  - * : Jauh , energi >,  maks kecil < 150 nm, UV vakum, sukar diamati Contoh: CH4 C-C, C-H  maks = 125 nm 5
  • 6. 3/17/2011 Transisi yang dapat diamati:  > 180 nm terjadi pada senyawa yg mgd gugus fungsional (kromofor), energi eksitasi rendah 2. Transisi n - *: Seny.Jenuh, e tak berpasangan, energi <,  150 – 250 nm  rendah Contoh: metanol  maks=184nm,  =15 3. Transisi n - *: E kecil,  panjang, 200-700 nm  = 10-100 4. Transisi  - *: Seny.org tak jenuh  = 1000-10.000 Pergeseran  : 1. Pengaruh pelarut: Dalam pelarut polar, transisi n - *terjadi pada  yang lebih pendek (pergeseran biru/ hipsokhromik) Dalam pelarut polar, transisi  - * terjadi pada  lebih panjang (pergeseran merah/ batokhromik) 2. Pengaruh konjugasi: menyebabkan tk. Energi orbital * turun, energi <,  maks > (pergeseran batokhromik) Apa yang dimaksud dengan ikatan terkonjugasi ? Berikan contoh senyawa terkonjugasi !! Prediksi  maks Dasar : -C=C-C=C-  maks= 217 nm -C=C-C=O  maks = 215 nm > C=C-C=C-C=O     Tambah: 10 nm untuk  alkil 12 nm untuk  alkil 18 nm untuk  dan  30 nm untuk ekstra C=C 5 nm untuk bentuk ekso 6
  • 7. 3/17/2011 Prediksi maks untuk senyawa berikut: 1. H3C-CH=CH(C2H5)-C(CH3)=C(CH3)-CH=O 2. O 3. Untuk poliena terkonjugasi, gunakan aturan Ficher-Kuhn: maks = 114 + 5m + n(48-1,7n)-16,5 Rendo-10 Rekso Contoh : Hitung maks senyawa likopen Absorpsi oleh seny. Aromatik: transisi:  - *, ada tiga puncak 184 nm --  = 60.000 204 nm --  = 7900 256 nm --  = 200 Adanya auksokhrom: pergeseran merah Auksokhrom: gugus fungsi yang tidak menyerap di daerah UV tapi dapat mengge - ser puncak kromofor. Absorpsi anion anorganik: transisi n - * Contoh: nitrat, nitrit, karbonat. 7
  • 8. 3/17/2011 INSTRUMENTASI Spektrofotometer UV/VIS •Instrumentasi untuk pengukuran serapan UV/VIS 1. Tabung Nesler • Untuk serapan vis/ larutan berwarna •Membandingkan warna larutan x dengan warna larutan standar yg diketahui konsentrasinya. •Pengamatan visual x S-1 S-2 S-3 2. Silinder Hehner •Kolorimeter visual, visible •Cara tinggi larutan berubah •Membandingkan warna larutan standar dengan sampel •Intensitas serapan sampel dan standar sama,  sama, b berbeda, maka C sampel dapat dicari 8
  • 10. 3/17/2011 3. Kolorimeter Dubosq •Kolorimeter visual vis/larutan berwarna •Tinggi larutan berubah •Membandingkan warna larutan sampel dengan standar •Dilengkapi dengan teropong •A standar=A sampel  standar= sampel C sampel= (b.C)standar/b sampel 4. Fotometer filter Bagan alat Sumber filter sel detektor read out Sinar sinar /galvanometer Kolorimeter Dubosq 10
  • 11. 3/17/2011 a. Sumber sinar: Lampu wolfram/tungsten Syarat sumber sinar: * Intensitas sinar cukup besar dan stabil * Pancaran sinar kontinyu (1 daerah ) b. Filter : Untuk mengisolasi daerah spektrum yang diinginkan  nm <400 400- 450- 500- 570- 590- 620- 450 500 570 590 620 750 Warn UV ungu biru Biru- Kunin jingg mera a hijau g a h Warn Hijau- kunin jingga biru Biru Hijau- a kuning g hijau biru komp c. Sel/Kuvet: * Bahan: kaca, plastik, kuarsa 11
  • 12. 3/17/2011 d. Detektor: Fotosel Lapisan Ag tipis (elektroda pengumpul Semi Fe konduktor (Se) +- Ke galvanometer Kelebihan dan kelemahan: * Kuat, murah * tidak memerlukan sumber listrik dari luar * Hanya untuk sinar tampak * peka pada 550 nm * Tidak dapat diamplifikasi --- tahanan rendah * kurang peka untuk cahaya berintensitas rendah * cepat mengalami kelelahan arus ‡ intensitas sinar Spektrofotometer (Spectronic-20) 12
  • 13. 3/17/2011 5. Bagan alat spektrofotometer Bagan alat Sumber mono sel detektor rekorder sinar kromator a. Sumber sinar: • Lampu wolfram/tungsten--- tampak • Lampu Deutrium/H --- UV - + H2 Tabung kuarsa Tekanan rendah Sinar UV yg dihasilkan: 180-200 nm 13
  • 14. 3/17/2011 b. Monokromator : alat untuk memilih  dengan cara menguraikan sinar polikromatis menjadi monokromatis 1 2 1 2 Celah lensa prisma/ lensa celah masuk kolimator kisi difraksi fokus keluar Mengapa sinar harus monokromatis ??? • mempertinggi kepekaan, karena absorbans terukur maksimum • penyerapan sinar memenuhi hk L-B lebih baik c. Sel/Kuvet: syarat : tidak menyerap sinar yang digunakan Diameter (b) = 1 cm Volume : 5 mL/ 10 mL UV: kuarsa VIS: plastik, gelas/kaca biasa Pengukuran sampel harus menggunakan blanko Sel sampel harus “matched” dengan sel blanko Bagaimana caranya matching kuvet ?? d. Detektor : Prinsip: menyerap energi sinar dan mengubahnya menjadi besaran terukur Contoh: menghitamkan pelat foto, arus listrik, termal, dll Detektor: harus menghasilkan sinyal yang mempunyai hubungan kuantitatif dengan intensitas sinar 14
  • 15. 3/17/2011 Noise Detektor: isyarat latar belakang yang timbul dalam detektor bila tidak ada intensitas sinar dari sampel yang sampai pada detektor Sumber Noise: * Perubahan dalam detektor * Isyarat listrik dari peralatan Syarat detektor: * dapat menangkap/merespon energi sinar * peka dengan noise rendah * waktu respon pendek * stabil * dapat memperkuat isyarat listrik dengan mudah * Isyarat listrik yang dihasilkan berbanding lurus dengan intensitas sinar G = k’P + k’’ P = intensitas, k’= kepekaan detektor, k’’=arus gelap, G = respons listrik (ggl) P = k’ G k’’ ditekan ~ 0 Po= k’ Go Log Po/P= log k’Go/k’.G’= log Go/G = A (absorbans) Jenis Detektor Untuk Spektr. UV/VIS: 1. Foto sel : Vis 2. VPT (Vacuum Photo Tube= tabung foton hampa) 3. PMT (Photo multiplier Tube= tabung penggandaan foton), dapat mengukur isyarat dengan intensitas << Pelarut dalam Spektrofotometri: •Dapat melarutkan cuplikan •Tidak menyerap sinar yang digunakan Pelarut Cut off Pelarut Cut off Aseton 330 nm Etanol 205 nm Benzen 285 nm Etilester 205 nm CCl4 265 nm Isooktan 215 nm Cs2 375 nm Isopropanol 215 nm CHCl3 245 nm Metanol 215 nm C6H12 215 nm Piridin 305 nm CH2Cl2 235 nm air 200 nm 15
  • 16. 3/17/2011 Analisis kuantitatif Dasar : Hk L-B A = . B. C 1). Cara pembandingan: Membandingkan A sampel dengan A std yang diketahui konsentrasinya As = . b.Cs Cx= As.Cs/Ax Ax = .b. Cx 2). Cara adisi standar: standar - ukur As cuplikan + Standar - ukur : A = As + Ax Perhatikan pengaruh pengenceran !!!! 3). Cara kurva kalibrasi: Membuat kurva kalibrasi (C vs A) C x Ax x Cx A x x x Soal: Serapan10 mL larutan Co2+ 0,0005 M adalah 0,35. 10 mL larutan tersebut yg dicampur dengan 10 mL larutan cuplikan menghasilkan serapan 0,52. Hitung konsentrasi Co2+ dalam cuplikan 4). Cara standar adisi: VxCx Vs.Cs1 VsCs2 VsCs3 VsCs3 VsCs4 VsCs5 A=  b VxCx/Vt +  b VsCs/Vt Plot A vs Cs ----- A =  +  Cs  =  b VxCx/Vt =  b Vs/Vt  = kemiringan kurva A  C 16
  • 17. 3/17/2011 Analisis multi komponen Syarat: komponen2 tidak saling berinteraksi Prinsip: A total ( ttt)= Ac1 + Ac2 + Ac3 + … dst Contoh : campuran Ni2+ dengan Co2+ A ( Ni)= Ni( -Ni)b. CNi + Co(-Ni)b. CCo A ( C0)= Ni(-Co)b. Cni + Co(-Co)B. Cco Harus dicari 4  dari 4 kurva kalibrasi: Ni( -Ni) ; Ni(-Co) ; Co(-Ni) ; Co(-Co) (persamaan dengan dua bilangan anu) Ttk isosbestik A Ni+Co Co Ni  Titrasi Fotometri: Menentukan titik ekivalen untuk reaksi penetralan, pengkompleksan, redoks TE: terjadi perubahan yang signifikan dari serapan Beberapa kemungkinan: 1. Zat yang dititrasi 2. Zat penitrasi menyerap atau tidak? 3. produk Beberapa jeni kurva titrasi: a b c A d e f A Volume titran Volume titran Volume titran Reaksi: X(yg dititrasi) + T (titran) - Produk (P) Ramalkan :  x,  T, dan  P pada masing-masing kurva 17
  • 18. 3/17/2011 Titrasi Campuran: dua logam dalam campuran dapat langsung ditentukan konsentrasinya. A TE-N TE- M mL titran (EDTA) Logan M dan N dititrasi dengan EDTA Penjelasan ????? Penentuan rumus kompleks: Tiga cara: * Variasi kontinyu * Angka banding mol * Angka banding lereng a). Cara Variasi kontinyu * Kation M + ligan L ==== kompleks ML * Buat konsentrasi M dan L tepat sama * Buat campuran M dan L pada variasi volume, tetapi volume total tetap sama * Ukur serapannya, buat kurva hubungan A terhadap fraksi volume salah satu (M atau L) Ekstrapolasi: Vm/(Vm+VL)= 0,34 VL /(Vm+VL)= 0,66 A Perbandingan M:L = 0,34 : 0,66 = 1 : 2 Rumus kompleks: ML2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 Vm/(Vm+VL) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 VL/(Vm+VL) b). Cara angka banding mol: * pada pencampuran [M] konstan ,[L] berubah * Diukur pada  di mana salah satu menyerap kuat 18
  • 19. 3/17/2011 * Buat kurva A terhadap perbandingan mol ligan (L) dan mol kation A 0 1 2 3 4 5 Mol L/Mol M c). Cara angka banding lereng: * Khusus untuk kompleks lemah (Kstab kecil) * mengukur serapan larutan kompleks dengan kelebihan yang besar dari L atau M * kurva A terhadap [L] total dan A terhadap [M] total Reaksi: mM + nL == MmLn Pada [M] >>>> maka MmLn ~CL/n A An =  b MmLn ~  b CL/n Lereng: Sn = An/CL=  b/n [M] atau [L] Dengan cara yang sama untuk [L] >> Am =  b MmLn =  b CM/n Lereng Sm = Am/Cm =  b/m Angka banding rasio Sm/Sn= ( b/m)/( b/n) = n/m 19
  • 20. 3/17/2011 Langkah-langkah utama dalam Analisis kuantitatif dengan spektro. UV/VIS: 1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar tampak (VIS). 2. Pemilihan panjang gelombang (kurva serapan) 3. Pembuatan kurva kalibrasi 4. Pengukuran absorbans cuplikan/analit 5. Penentuan konsentrasi analit Kembali ke pertanyaan: Apakah kurva kalibrasi selalu linier menuju nol ? Ya, selama mengikuti hukum Lambert-Beer. Syarat berlakunya hukum L-B: Syarat konsentrasi : rendah (ppm) Syarat kimia: Zat pengabsorpsi tidak terdisosiasi, tidak bereaksi dengan pelarut, stabil Syarat cahaya: harus monokromatis 20
  • 21. 3/17/2011 A Pita A A B Pita B C • Bila bekerja pada pita serapan A (maks), maka  tidak berubah banyak, kurva lurus, mengikuti hk L-B • , Bila bekerja pada pita serapan B (bukan maks), maka simpangan besar,  berubah pada setiap perubahan  • Bila bekerja pada maks, keberulangan pengukuran serapan sangat baik 4. Syarat kejernihan: tidak ada cahaya yang disebarkan/dibiaskan Kesalahan pada analisis kuantitatif (kesalahan fotometri) HK L-B: - log T =  B. C 1 C log T  .b ,b konstan sehingga kesalahan C terukur disebabkan oleh kesalahan dT dari T terukur Diferensiasi, dibagi C dC 1 (log e)dT log e   dT C  .b.C T T log T 21
  • 22. 3/17/2011 E = 2,718 ; log e= 0,434 dC 0,434 C 0,434  dT   T C T log T C T log T C  Kesalahan relatif konsentrasi karena C kesalahan pengukuran T Latihan : 1. Hitunglah kesalahan relatif pengukuran konsentrasi pada nilai pembacaan %T = 20 dan 80 2. Tentukan pada %T berapa kesalahan relatif konsentrasi terjadi paling kecil Berdasarkan perhitungan: daerah %T operasional dengan kesalahan relatif minimal adalah antara (20 – 65 ) %T % kesalahan Dalam konsentras i, C 20 65 %T 22