Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014 mengkaji penerapan kemahiran kepimpinan melalui aktiviti kokurikulum silat di kalangan pelajar Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Kajian ini menggunakan kaedah triangulasi data termasuk soal selidik, temu bual dan pemerhatian terhadap 15 pelajar dan seorang jurulatih silat. Dapatan kajian menunjukkan pelajar yang menyert
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan manajemen strategis dalam mengembangkan profesionalitas dosen di Universitas Islam Indonesia. UII dijelaskan sebagai perguruan tinggi Islam terkemuka yang berupaya meningkatkan kualitas dosen melalui berbagai program pengembangan. Manajemen strategis dianggap penting untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien.
Proposal tesis ini membahas pengaruh sistem informasi akademik dan motivasi kerja staf administrasi pendidikan terhadap pengelolaan administrasi pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peneliti mengkaji teori administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan serta merumuskan masalah dan hipotesis penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel sistem informasi dan motivasi kerja terhadap pengelolaan administrasi pendidikan.
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...zarkonitanjung
Paragraf pertama menjelaskan tujuan dari penelitian yaitu menganalisis manajemen pesantren dalam pengembangan pendidikan agama Islam di provinsi Jambi. Paragraf berikutnya menjelaskan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan studi kasus, serta teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen pesantren belum efektif dalam peng
[Ringkasan]
Kajian ini menilai kompetensi pengetua sekolah menengah di Malaysia berdasarkan kualiti peribadi, pengetahuan, kemahiran, dan amalan dalam bidang pengurusan sekolah. Data dikumpul secara kuantitatif dan kualitatif dari pengetua, penolong kanan, dan ketua bidang. Hasilnya menunjukkan pengetahuan dan kemahiran pengetua dalam pengurusan sekolah dinilai tinggi, tetapi mereka masih memerlukan dukungan
Tiga permasalahan utama sistem pendidikan Islam diidentifikasi: (1) Pendidikan Islam dianggap sebagai mata pelajaran biasa, (2) pendekatan pengajaran tradisional dan kurang kreatif, (3) nilai agama tidak mencetuskan perubahan akhlak. Langkah penyelesaian yang dicadangkan termasuk meningkatkan status Pendidikan Islam, memperbaiki metode pengajaran guru, dan memainkan peranan role model untuk membentuk akhlak siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan manajemen strategis dalam mengembangkan profesionalitas dosen di Universitas Islam Indonesia. UII dijelaskan sebagai perguruan tinggi Islam terkemuka yang berupaya meningkatkan kualitas dosen melalui berbagai program pengembangan. Manajemen strategis dianggap penting untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien.
Proposal tesis ini membahas pengaruh sistem informasi akademik dan motivasi kerja staf administrasi pendidikan terhadap pengelolaan administrasi pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peneliti mengkaji teori administrasi pendidikan dan manajemen pendidikan serta merumuskan masalah dan hipotesis penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel sistem informasi dan motivasi kerja terhadap pengelolaan administrasi pendidikan.
Prof. maisah, m.pd.i suhairi edi wardani riview jurnal managemen pesanteren d...zarkonitanjung
Paragraf pertama menjelaskan tujuan dari penelitian yaitu menganalisis manajemen pesantren dalam pengembangan pendidikan agama Islam di provinsi Jambi. Paragraf berikutnya menjelaskan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan studi kasus, serta teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen pesantren belum efektif dalam peng
[Ringkasan]
Kajian ini menilai kompetensi pengetua sekolah menengah di Malaysia berdasarkan kualiti peribadi, pengetahuan, kemahiran, dan amalan dalam bidang pengurusan sekolah. Data dikumpul secara kuantitatif dan kualitatif dari pengetua, penolong kanan, dan ketua bidang. Hasilnya menunjukkan pengetahuan dan kemahiran pengetua dalam pengurusan sekolah dinilai tinggi, tetapi mereka masih memerlukan dukungan
Tiga permasalahan utama sistem pendidikan Islam diidentifikasi: (1) Pendidikan Islam dianggap sebagai mata pelajaran biasa, (2) pendekatan pengajaran tradisional dan kurang kreatif, (3) nilai agama tidak mencetuskan perubahan akhlak. Langkah penyelesaian yang dicadangkan termasuk meningkatkan status Pendidikan Islam, memperbaiki metode pengajaran guru, dan memainkan peranan role model untuk membentuk akhlak siswa.
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarAgus Mukhandar
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan menjelaskan model pengembangan teori dan aplikasi sistem penjaminan mutu. Terdiri atas 9 bab, membahas standar mutu pendidikan Islam, transformasi teori manajemen mutu, sistem penjaminan mutu, dan studi kasus di beberapa madrasah. Buku ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam secara berkelanjutan melalui implementasi sistem penjaminan mutu internal dan eksternal.
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginAGUS SETIYONO
Teks tersebut membahas tentang studi kualitas tenaga pengajar (guru) di SMPN 17 Sendawar Kabupaten Kutai Barat. Penelitian menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan data primer dari kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki gelar S1 dan kepala sekolah perlu mengkoordinasikan waktu dengan baik. Faktor pendukung adalah pendidikan guru
Buku ini membahas tentang manajemen mutu pendidikan Islam di madrasah. Penulis menjelaskan permasalahan yang dihadapi madrasah seperti rendahnya kualitas pengajar dan dukungan masyarakat, serta masalah pada aspek komponen, politik, dan manajemen pendidikan madrasah. Penulis kemudian menawarkan pentingnya pengembangan teori manajemen mutu untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di madrasah. Buku ini diharapkan d
Kajian ini bertujuan mengenalpasti perbezaan gaya kepemimpinan transformasi dan transaksi pengetua serta tahap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) dan Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK). Data dikumpul dari 212 guru di 3 buah SMKA dan 3 buah SMK. Hasilnya menunjukkan tiada perbezaan signifikan dalam gaya kepemimpinan pengetua dan subskala-subskalanya antara
Tugasan ini membahas secara kritis tentang minat murid sekolah rendah terhadap aktiviti kokurikulum. Beberapa faktor menyebabkan penyertaan murid dalam aktiviti kokurikulum semakin berkurangan antaranya aktiviti yang ditawarkan kurang menarik dan tidak sepadan dengan minat murid. Guru perlu merancang aktiviti yang kreatif dan menyenangkan untuk meningkatkan minat serta penyertaan murid.
Isu-isu kontemporari dalam pendidikan Matematik.Isu-isu kontemporari akan bermula dengan penerokaan dan penjelajahan asal usul, tujuan dan struktur pendidikan matematik di Malaysia. Pengkajian secara kritikal faktor-faktor yang membawa kepada perubahan dalam pendidikan matematik akan dibuat melalui perbandingan isu-isu di dalam dan luar negara. Dalam perbincangan intelektual, isu-isu mengenai perubahan paradigma dalam sejarah matematik, konsep bilik darjah dan proses pengajaran dan pembelajaran akan dibincangkan. Kursus ini juga akan mendedahkan pelajar kepada isu-isu dan trend di dalam pendidikan matematik.
Tulisan ini membahas optimalisasi fungsi pembimbing akademik untuk meningkatkan keberhasilan belajar mahasiswa di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pembimbing akademik bertugas membantu mahasiswa dalam perencanaan studi, pemilihan mata kuliah, jumlah SKS, dan menyelesaikan masalah akademik. Tulisan ini menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa serta tujuan bimb
Hubungan Antara Tahap Kesediaan Pembelajaran Arahan Kendiri Dengan Tahap Peng...ErYz Johaizal
Dokumen tersebut merupakan tesis sarjana yang meneliti hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap penggunaan e-pembelajaran di kalangan pelajar Universiti Tun Hussein Onn, Batu Pahat, Johor. Kajian ini menggunakan soal selidik untuk mengumpul data daripada 140 pelajar tahun kedua dan menganalisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensi. Hasil kajian menunjukkan ter
Certificate iv in frontline management ohs issues and how to properly addres...AustralianTrainingReviews
This document discusses OHS issues and how management should properly address them. It notes that management must consult with staff on safety issues, collaborate to resolve grievances, and communicate any process or procedure changes. Additionally, management can be held liable for issues like bullying if they do not take steps to prevent them. The document recommends that OHS plans and programs have clear guidelines and grievance procedures. It also suggests holding regular formal and informal meetings between management and staff to discuss OHS issues and monitor how issues are being addressed. Effective meetings have clear objectives, allow participation, and assign follow-up actions.
Certificate iv in frontline management – legal requirements, regulatory requi...AustralianTrainingReviews
Legal Requirements, Regulatory Requirements and General OHS Requirements discusses the importance of accurately documenting incidents and accidents according to legal, regulatory, and health and safety standards. Templates must be filled out correctly so that information can be reported to management, insurers, and regulators. Organizations also need appropriate record keeping systems to streamline procedures and ensure team members report issues. This requires control measures to accurately document and verify information according to required regulations and standards.
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarAgus Mukhandar
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan menjelaskan model pengembangan teori dan aplikasi sistem penjaminan mutu. Terdiri atas 9 bab, membahas standar mutu pendidikan Islam, transformasi teori manajemen mutu, sistem penjaminan mutu, dan studi kasus di beberapa madrasah. Buku ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam secara berkelanjutan melalui implementasi sistem penjaminan mutu internal dan eksternal.
Ejournal 1 studi tentang kualitas tenaga pengajar_maria unginAGUS SETIYONO
Teks tersebut membahas tentang studi kualitas tenaga pengajar (guru) di SMPN 17 Sendawar Kabupaten Kutai Barat. Penelitian menggunakan metode kualitatif untuk mengumpulkan data primer dari kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki gelar S1 dan kepala sekolah perlu mengkoordinasikan waktu dengan baik. Faktor pendukung adalah pendidikan guru
Buku ini membahas tentang manajemen mutu pendidikan Islam di madrasah. Penulis menjelaskan permasalahan yang dihadapi madrasah seperti rendahnya kualitas pengajar dan dukungan masyarakat, serta masalah pada aspek komponen, politik, dan manajemen pendidikan madrasah. Penulis kemudian menawarkan pentingnya pengembangan teori manajemen mutu untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di madrasah. Buku ini diharapkan d
Kajian ini bertujuan mengenalpasti perbezaan gaya kepemimpinan transformasi dan transaksi pengetua serta tahap kepuasan kerja guru di Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) dan Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK). Data dikumpul dari 212 guru di 3 buah SMKA dan 3 buah SMK. Hasilnya menunjukkan tiada perbezaan signifikan dalam gaya kepemimpinan pengetua dan subskala-subskalanya antara
Tugasan ini membahas secara kritis tentang minat murid sekolah rendah terhadap aktiviti kokurikulum. Beberapa faktor menyebabkan penyertaan murid dalam aktiviti kokurikulum semakin berkurangan antaranya aktiviti yang ditawarkan kurang menarik dan tidak sepadan dengan minat murid. Guru perlu merancang aktiviti yang kreatif dan menyenangkan untuk meningkatkan minat serta penyertaan murid.
Isu-isu kontemporari dalam pendidikan Matematik.Isu-isu kontemporari akan bermula dengan penerokaan dan penjelajahan asal usul, tujuan dan struktur pendidikan matematik di Malaysia. Pengkajian secara kritikal faktor-faktor yang membawa kepada perubahan dalam pendidikan matematik akan dibuat melalui perbandingan isu-isu di dalam dan luar negara. Dalam perbincangan intelektual, isu-isu mengenai perubahan paradigma dalam sejarah matematik, konsep bilik darjah dan proses pengajaran dan pembelajaran akan dibincangkan. Kursus ini juga akan mendedahkan pelajar kepada isu-isu dan trend di dalam pendidikan matematik.
Tulisan ini membahas optimalisasi fungsi pembimbing akademik untuk meningkatkan keberhasilan belajar mahasiswa di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pembimbing akademik bertugas membantu mahasiswa dalam perencanaan studi, pemilihan mata kuliah, jumlah SKS, dan menyelesaikan masalah akademik. Tulisan ini menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa serta tujuan bimb
Hubungan Antara Tahap Kesediaan Pembelajaran Arahan Kendiri Dengan Tahap Peng...ErYz Johaizal
Dokumen tersebut merupakan tesis sarjana yang meneliti hubungan antara tahap kesediaan pembelajaran arahan kendiri dengan tahap penggunaan e-pembelajaran di kalangan pelajar Universiti Tun Hussein Onn, Batu Pahat, Johor. Kajian ini menggunakan soal selidik untuk mengumpul data daripada 140 pelajar tahun kedua dan menganalisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensi. Hasil kajian menunjukkan ter
Certificate iv in frontline management ohs issues and how to properly addres...AustralianTrainingReviews
This document discusses OHS issues and how management should properly address them. It notes that management must consult with staff on safety issues, collaborate to resolve grievances, and communicate any process or procedure changes. Additionally, management can be held liable for issues like bullying if they do not take steps to prevent them. The document recommends that OHS plans and programs have clear guidelines and grievance procedures. It also suggests holding regular formal and informal meetings between management and staff to discuss OHS issues and monitor how issues are being addressed. Effective meetings have clear objectives, allow participation, and assign follow-up actions.
Certificate iv in frontline management – legal requirements, regulatory requi...AustralianTrainingReviews
Legal Requirements, Regulatory Requirements and General OHS Requirements discusses the importance of accurately documenting incidents and accidents according to legal, regulatory, and health and safety standards. Templates must be filled out correctly so that information can be reported to management, insurers, and regulators. Organizations also need appropriate record keeping systems to streamline procedures and ensure team members report issues. This requires control measures to accurately document and verify information according to required regulations and standards.
Satya Nadella is the Chief Executive Officer of Microsoft and has been certified as a Microsoft Certified Professional. Muhammad Zeesh Fazal Ali has also successfully completed the requirements to be recognized as a Microsoft Certified Professional as of November 30, 2014 with a certification number of F082-1029.
The trailer uses many conventions of horror films to create tension and frighten the audience. It begins with establishing shots that seem normal but then introduces unsettling elements like blood and a scream. Jump scares with sudden loud noises and cuts to black leave the audience wondering what will happen next. Bloody violence and a mysterious connection between a doll and murders further frighten the audience and set up the supernatural thriller elements of the film.
The document contains a series of numbers with no clear meaning or context. It includes strings of repeating numbers and symbols as well as longer number sequences without punctuation or spaces. Overall, the document does not provide any discernible information that can be summarized.
The document discusses various maintenance issues and repair applications for equipment in the steel industry. It describes wear areas like chutes and conveyor belts in the stockhouse area. It also outlines applications for repairing components in the blast furnace plant, basic oxygen furnace, rolling mills and other areas using Belzona solutions. These include repairs to liners, blow off valves, rails, belts, motors, valves and more. The document provides examples of Belzona's ceramic composite materials being used to solve wear problems throughout the steel production process.
These documents discuss representations and portrayals of older female fans of popular musicians such as Rod Stewart, Michael Ball, Daniel O'Donnell, and Barry Manilow. The summaries characterize older female fandom as obsessive behaviors including collecting memorabilia, dressing to emulate their idols, and camping out to get concert tickets. The portrayals range from viewing the fans as amusingly quaint to potentially pathological or deviant. The documents also provide examples of the lengths older female fans go to express their fandom, such as creating shrines and getting close to meeting their musical idols.
El documento describe la implementación de las TICs en el aula para enseñar sobre la estructura y función de las neuronas y la transmisión del impulso nervioso. Los estudiantes crearon una animación stop motion usando Google Sites, Google Drive y Presentaciones de Google para representar la transmisión del impulso nervioso. El proceso incluyó dos etapas: en la primera, los estudiantes aprendieron sobre la técnica del stop motion y cómo usar Presentaciones de Google, y en la segunda etapa el tutor supervisó sus avances.
This document provides a summary of the English language curriculum for primary schools in Malaysia for Years 1-3. It outlines 5 modules that make up the curriculum: Listening and Speaking, Reading, Writing, Language Arts, and Grammar. The goals are to equip students with basic English skills to communicate effectively and to develop a strong foundation in literacy. Some key points covered include introducing phonics to help with reading, a focus on developing writing skills and penmanship, and using stories, songs and rhymes to make language learning fun and promote comprehension.
Susannah Hynes is a film producer who is currently working on four films in different stages of production. She is producing Seafront, Corridors of Oppression, The Advisor, and Negative Affirmation. She is also production managing Rock Paper Scissors. Susannah provides updates on casting, locations, and schedules for each project. Additionally, she works as a freelance video editor for companies like SIPPO and Deafway and hopes to get a job as a BBC Production Manager Assistant. Susannah acknowledges challenges in balancing multiple roles and projects but is working to effectively manage her time.
Alessandra Lupinacci - Web Reputation - Digital for JobCultura Digitale
La ricerca di lavoro è essa stessa un lavoro, prima di tutto su se stessi.
In che modo la web reputation ha cambiato definitivamente il modo di comunicarsi alle aziende? Conoscere le best practices per utilizzare il web vuol dire saper andare incontro a nuove possibilità.Durante la fase di ricerca di una nuova occasione professionale ogni azione è fondamentale.Il Curriculum Vitae più classico costituiva un tempo l’unico vero biglietto da visita per i selezionatori.Oggi, con la web reputation e il personal branding, stiamo andando incontro ad un cambio di paradigma importante,una evoluzione già in atto, destinata a modificare definitivamente le interazioni tra chi cerca e chi offre un’opportunità.
Ethical principles and practices are important in fan studies research for several reasons. Institutional research policies provide guidelines for affiliated researchers and failure to comply could result in disciplinary action. Independent scholars should also consider similar ethical principles. As fan researchers often have visible relationships with research participants, participants may have particular expectations of ethical behavior. When conducting research, researchers should consider obtaining necessary approvals, ensuring participant consent and confidentiality, considering potential harms, and allowing for withdrawal from the research.
Слайды к выступлению о разработке контент-стратегии продвижения бизнеса на онлайн-конференции "Как продавать в кризис"
Какой контент и каналы использовать, как привлечь целевую аудиторию.
Dokumen tersebut merangkum latar belakang dan tujuan kajian PISA. Ia juga membincangkan prestasi pelajar Malaysia dalam ujian PISA pada tahun 2009 dan 2012 serta faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian pelajar seperti sistem pendidikan, guru, murid, dan sokongan keluarga.
Dokumen tersebut merangkum latar belakang dan tujuan kajian PISA. Ia juga membincangkan prestasi pelajar Malaysia dalam ujian PISA pada tahun 2009 dan 2012 serta faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian pelajar seperti sistem pendidikan, guru, murid, dan sokongan keluarga.
Dokumen tersebut merangkum latar belakang dan tujuan kajian PISA. Ia juga membincangkan prestasi pelajar Malaysia dalam ujian PISA pada tahun 2009 dan 2012 serta faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian pelajar seperti sistem pendidikan, guru, murid, dan sokongan keluarga.
Programe International Student Assessment (PISA)Farah Waheeda
Dokumen tersebut merangkum latar belakang dan ringkasan mengenai Kajian PISA. Ia menyenaraikan nama ahli kumpulan, tujuan dan skop PISA serta pencapaian Malaysia dalam ujian tersebut pada tahun 2009 dan 2012. Dokumen ini juga menyentuh faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi pelajar dan sistem pendidikan Malaysia.
Pemberdayaan masyarakat merupakan model pembangunan alternatif yang
berkembang sebagai gerakan perlawanan terhadap hegemoni developmentalisme
yang mengusung modernisasi sebagai konsep utamanya. Pembangunan ekonomi
yang menjadi landasan dan doktrin utama developmentalisme (modernisasi) dianggap
gagal karena seyogyanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan diikuti dengan
menurunnya penduduk miskin melalui pemerataan hasil-hasil pembangunan (trickle
down effect). Kenyataan yang terjadi, justeru pembangunan yang dilaksanakan
menciptakan ketimpangan dan ketidakadilan dalam kehidupan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas V antara model pembelajaran probing-prompting dan konvensional. Hasilnya menunjukkan siswa model probing-prompting mencapai skor rata-rata 23,13 atau sangat tinggi, sedangkan konvensional 17,38 atau sedang. Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua model. Dapat disimpulkan model probing-prompting lebih berpengaruh terhadap
Artikel ini membahas langkah-langkah pengembangan keprofesian berkelanjutan guru di Kabupaten Demak untuk meningkatkan mutu pendidikan. Langkah-langkah tersebut meliputi pengukuran kebutuhan, pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi. Metode pelatihan yang paling banyak digunakan adalah pendidikan dan pelatihan, ceramah, simulasi, diskusi, dan modeling perilaku. Model pelatihan yang paling umum adalah kelompok kerja guru.
Makalah ini membahas tentang pembelajaran berbasis riset. Pembelajaran berbasis riset adalah salah satu metode student-centered learning yang mengintegrasikan riset dalam proses pembelajaran. Makalah ini menjelaskan definisi, karakteristik, dan sintaks dari pembelajaran berbasis riset.
Diges Politeknik & Kolej Komuniti Zon Sarawak/Bil 1/ISSN 2180 - 1916 APRIL 2010Muhammad Nazri Abdul Halim
Kajian ini mengenalpasti hubungan antara gaya pembelajaran, motivasi, dan pencapaian pelajar dalam mata pelajaran Matematik Kejuruteraan di politeknik. Ia mendapati kebanyakan pelajar menggunakan empat gaya pembelajaran dan motivasi dalaman lebih tinggi daripada luaran. Terdapat hubungan antara gaya pembelajaran dan motivasi tetapi tidak antara gaya pembelajaran dengan pencapaian.
Heylen Amildha Yanuarita, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Dosen U...bennyagussetiono
Dokumen tersebut membahas pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja dosen di Universitas Kadiri. Penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang mampu memberikan teladan, membuat keputusan cepat, memberikan delegasi wewenang, dan memiliki optimisme tinggi dapat meningkatkan kinerja dosen dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat."
Pengembangan Buku Panduan Bimbingan Karier Berdasarkan Teori Trait and factorNur Arifaizal Basri
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Buku panduan bimbingan karier berdasarkan teori trait and factor dikembangkan untuk membantu siswa SMA dalam mengambil keputusan karier. Validasi dan uji coba buku panduan ini menunjukkan hasil yang positif dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan karier.
MINAT & MOTIVASI MURID TERHADAP PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMSyaza Mohd Sabri
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut:
Kajian ini bertujuan menilai tingkat minat dan motivasi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Islam berdasarkan persepsi siswa. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari 50 siswa SMA di Tapah, Perak. Hasilnya menunjukkan tingkat minat siswa terhadap pelajaran agama berada pada tingkat sedang tinggi, terutama dalam hal komitmen belajar dengan baik.
Jurnal Penelitian Minat Berwirausaha Mahasiswa Administrasi Polban angkatan 2...ajengpolban
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat berwirausaha mahasiswa program studi administrasi bisnis di Politeknik Negeri Bandung angkatan 2013 & 2014.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat berwirausaha mahasiswa tersebut termasuk dalam kategori baik berdasarkan rata-rata skor indikatornya.
3. Minat berwirausaha dipengaruhi oleh karakteristik wirausaha seperti percaya diri
Artikel Pembiayaan Pendidikan Kelompok 11 (Sudarsih dkk).docxssuserf77389
(1) Manajemen pembiayaan pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di PAUD Arraihan. (2) Perencanaan pembiayaan dilakukan melalui musyawarah dengan personil sekolah dan alokasi didasarkan pada prioritas standar pendidikan. (3) Pengawasan pembiayaan dilakukan secara internal oleh yayasan dan eksternal oleh dinas pendidikan.
Prosiding seminar kepengetuaan nasional membahaskan kepimpinan pendidikan yang berkesan. Tiga teori kepimpinan dibincangkan iaitu teori sifat yang menekankan ciri peribadi pemimpin, teori gelagat yang fokus kepada tingkah laku pemimpin, dan teori kontigensi yang menyarankan model kepimpinan bergantung keadaan dan faktor-faktor lain. Kepimpinan berkesan perlu mengambil kira unsur peribadi, tingk
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
1. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014
Penerapan dan Kesedaran Kemahiran Kepimpinan Menerusi
Kokurikulum Silat dalam Kalangan Pelajar UTHM
Ahmad bin Esa
Kamarudin bin Khalid
Sarebah binti Warman
Pusat Kokurikulurn
Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
Email: ahmad@uthm.edu.my
Aida Ilyani Binti Ali
Fakulti Pendidikan Teknikal dan Vokasional
Universiti Tun Hussien Onn Malaysia
ABSTRAK
Kemahiran kepimpinan merupakan elemen penting dalam sesebuah organisasi terutama bagi
mencapai matlamat organisasi itu. Namun begitu, pembentukan jati diri berlandaskan budaya
bangsa kurang diberi perhatian oleh pelajar dalam membangun kemahiran kepimpinan
mereka. Kajian yang dijalankan adalah untuk mengenal pasti wujudnya pembangunan
kemahiran insaniah khususnya kemahiran kepimpinan dalam kalangan pelajar Universiti Tun
Hussein Onn Malaysia (UTHM) menerusi kegiatan kokurikulum Silat Seni Gayung Malaysia
Universiti Tun Hussien Onn Malaysia (PSSGMUTHM). Seramai 15 orang pelajar dan
seorang jurulatih PSSGMUTHM terlibat dalam kajian ini. Kajian ini merupakan kajian kes
dengan mengaplikasikan kaedah analisis data secara triangulasi berasaskan Model Teori
Pembangunan Chickering. Data kajian diperolehi daripada analisis dokumen PSSGMUTHM,
pemerhatian, temu bual dan borang soal selidik. Dapatan diperolehi daripada borang soal
selidik dianalisis dengan menggunakan perisian komputer Statistical Packages for Social
Sciences (SPSS) Versi 19.0 untuk mendapat nilai frekuensi, peratus dan juga skor min.
Dapatan kajian mendapati pelajar yang menyertai PSSGMUTHM telah diterapkan dengan
kemahiran kepimpinan seterusnya sedar dan menguasai kemahiran ini. PSSGMUTHM
disyorkan agar dapat mempelbagaikan lagi aktiviti dan program dalam persatuan seperti
mengadakan program pengantarabangsaan.
Kata kunci:kemahiran kepimpinan, silat, pelajar,jati diri
PENGENALAN
Kebolehan dari segi kepimpinan merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan
masyarakat yang bersatu padu. Oleh yang dernikian, kepemimpinan yang cemerlang juga
merupakan wadah bagi menguatkan perpaduan antara kaum, mengelakkan konflik dan
memangkin rakyat sesebuah negara itu bergerak mencapai matlamat yang sama di samping
mampu mempengaruhi mereka untuk menjadi warga yang baik (Mohd. Dom, 2011 dan
Ahmad, Ghazali & Hassan, 2011). Pemimpin negara hams memandang serius dalam isu
menghasilkan pelajar yang mempunyai sifat kepimpinan yang tinggi dengan dalam memacu
pembangunan negara (Supaat, 2012). Pelan Induk Pembangunan Pendidikan 2006-2010juga
menggariskan pembentukan jati diri yang h a t perlu dititik beratkan dalam melahirkan
individu yang berkarisma mengikut acuan Malaysia seiring dengan kebolehan memimpin
mereka (Kementerian Pelajaran Malaysia, 2006).
Kajian oleh Lussier & Achua (2007) dan Wictor & Andersson (2012) menyatakan
bahawa sebuah negara itu dilihat berjaya, berdaya maju dan disegani adalah disebabkan oleh
pemimpinnya yang mempunyai kemahiran kepimpinan yang tinggi. Menurut Robinson
(2009), seorang pemimpin yang baik boleh mempengaruhi pasukannya untuk menyertai
2. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014
aktiviti yang dilakukan dan mampu berinteraksi dengan baik kepada ahli pasukannya bagi
menimbulkan perasaan hormat, timbang rasa dan semangat kerjasama dalam kalangan ahli.
Fan (2010)mendapati bahawa seni bela diri dapat membentuk kemahiran kepimpinan
pelajar yang akhirnya boleh diaplikasikan dalam pekerjaan dan juga dalam hubungan dengan
masyarakat. Ini dikukuhkan lagi apabila Menteri Pelajaran Malaysia menyatakan denganjelas
bahawa pertubuhan seni silat dapat mendidik seseorang individu itu mempunyai semangat
kepimpinan (Bernama, 2010). Lee-Barron (2011)juga berpendapat seni bela diri termasuklah
silat bukan sahaja dapat meningkatkan tahap kecergasan pelajar tetapi juga dapat membentuk
kemahiran interpersonal pelajar yang merangkumipenerapan kemahiran kepimpinan.
Oleh itu, pembangunan kepimpinan di peringkat universiti adalah penting dalam
menghasilkan graduan yang berketerampilan dan mempunyai nilai tambah jati diri sebagai
memenuhi cabaran pada masa depan.
PENYATAAN MASALAH
Dalam menangani masalah kepimpinan ini, Malaysia serta kebanyakan negara Asean
menstruktur semula kepimpinan di institusi pendidikan mereka dalam menempuh persaingan
di peringkat global (Chang, Ahmad, Ibrahim, & Kho, 2012). Walau bagaimanapun, masih
terdapat ramai bekas pemimpin pelajar yang aktif dalam kokurikulum serta menyumbang
kepada universiti dan pelajar lain, tetapi tidak mendapat pekerjaan sesuai selepas menamatkan
pengajian (Bernama, 2010).
Icepincangan kemahiran kepimpinan dalam kalangan pelajar dilihat sangat signifikan
berdasarkan dapatan Tahir & Othman (2011)yang mendapati masih wujud isu kepimpinan di
universiti yang melibatkan masalah disiplin pelajar dan mencadangkan penyertaan pelajar
dalam aktiviti kokurikulum. Sungguhpun begitu, ha1 ini sukar dilaksanakan berdasarkan
dapatan Ismail, Anwar, Ahmad & Selamat (2010) iaitu ramai
pelajar beranggapan kegiatan kokurikulum tidak penting dan banyak membuang masa kerana
ianya tidak dinilai sebagaimana kegiatan yang melibatkan akademik. Ahrnad Faisal, Amat &
Mohd Ishak, (2010) dalam kajiannya mendapati kebanyakan pelajar masih tidak sedar akan
kewujudannya kesan daripada penglibatan mereka dalam aktiviti kokurikulum di universiti.
Oleh itu, penyertaan dalam kokwikulum silat dilihat dapat memberi nilai tambah
kepada baltal graduan dari segi pengetahuan, peningkatan diri dan kemahiran diri (Binder,
2007). Wahab (2011) menjelaskan bahawa silat mampu membina ketahanan dalaman, jati
diri, disiplin serta sahsiah pelajar. Namun, terdapat segelintir masyarakat yang masih
memandang serong pada persatuan silat kerana merasakan wujudnya unsur negatif dalam
teknik pembelajaran silat (Sinar Harian, 2010). Hal ini disokong oleh Binder (2007) yang
menjelaskan dalam kajiannya bahawa silat menyebabkan pergaduhan, perilaku agresif dan
masalah sosial yang sering menjadi perhatian media massa. Namun begitu, Champ (2004)
berpendapat bahawa pembelajaran silat gayung mampu diadaptasi dalam pelbagai bentuk
situasi.
Daripada keterangan kajian-kajian di atas, pengkaji merasakan perlunya kajian dibuat
bagi mengenalpasti sama ada terdapat penerapan dan kesedaran pelajar terhadap elemen
kemahiran kepimpinan dalam kokurikulum PSSGMUTHM. Kajian ini dilihat sangat
signifkan untuk dilakukan dalam kalangan pelajar UTHM kerana kurangnya penyertaan
pelajar secara aktif dalam membangun kemahiran kepimpinan pelajar. h i juga dijelaskan oleh
Ghanie (2005) dalam temu bualnya dengan jumlatih utama PSSGMUTHM merangkap
Pemegang Amanah Gayung Negeri Johor yang menyatakan bahawa silat seni gayung bukan
sahaja mengajar ahlinya untuk bersilat malahan dapat melahirkan generasi yang sempuma
sahsiah,jati diri dan nilai mulia dalam hidup disampingmenghargai negara.
OBJEKTIFKAJIAN
3. Prosiding Persidangan KebangsaanPembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC) 2014
Objektif kajian adalah seperti berikut:
1. Mengenal pasti persepsi pelajar mengenai penerapan kemahiran kepimpinan dalam
diri mereka menerusi aktiviti kokurikulum Silat Gayung di UTHM.
ii. Mengenal pasti tahap kesedaran pelajar terhadap wujudnya kemahiran kepimpinan
dalam aktiviti kokurikulum Silat Gayung di UTHM.
METODOLOGI
Reka bentuk penyelidikan yang digunakan dalam kajian ini ialah kajian kes deskriptif.
Penyelidik telah memilih lokasi kajian berdasarkan kepentingan terhadap pendidikan teknik
dan vokasional. Disebabkan UTHM merupakan universiti yang menawarkan kursus tenik dan
vokasional serta aktiviti kokurikulum Silat Seni Gayung Malaysia dijalankan dengan aktif,
penyelidik telah memilih UTHM sebagai lokasi kajian. Dalam kajian ini, sampel kajian
adalah pelajar yang menyertai kokurikulum Persatuan Silat Seni Gayung Malaysia UTHM.
Ahli PSSGMUTHM yang aktif adalah terdiri daripada 15 orang pelajar, seorang pensyarah
penasihat dan seorang jurulatih silat dari luar. Oleh kerana saiz sampel bagi kajian ini kecil,
maka sampel kajian dalam kajian ini ialah semua individu yang terlibat secara aktif dalam
aktiviti PSSGMUTHM. Penyelidlk menggunakan kaedah trianggulasi data dalam kajian ini.
Data kajian diperolehi dari analisis dokumen, pemerhatian, temu bual dan soal selidik.
Kaedah triangulasi digunakan bagi meningkatkan kesahan dan kebolehpercayaan hasil kajian
yang dibuat. Analisis dokumen dilakukan sepanjang kajian dijalankan dengan iaitu mulai
bulan Disember 2012 hingga Mei 2013. Penyelidik telah membuat lima kali pemerhatian
terhadap aktiviti dan program yang dijalankan oleh PSSGMUTHM selama satu jam bagi
setiap aktiviti. Temu bual pula dilakukan kepada seorang pelajar yang menyertai
PSSGMUTHM, seorang rakan karib pelajar tersebut dan seorang jurulatih PSSGMUTHM.
Soal selidik pula telah dilakukan kepada ahli PSSGMUTHM yang menghadiri latihan berkala
secara aktif.
Kumar (2004) menjelaskan bahawa instrumen kajian adalah komponen yang sangat
penting dalam menjalankan sesuatu kajian bagi mendapatkan data yang bererti (Goddard &
Melville, 2006 dan Iskandar, 2008). Instrumen yang digunakan dalam kajian kes ialah borang
analisis dokumen, set soal selidik, skrip temu bual dan borang pemerhatian. Ringkasan
metodologi kajian dijelaskan dalam Rajah 1.
DAPATAN KAJIAN
Persepsi pelajar mengenai penerapan kemahiran kepimpinan dalam diri mereka
menerusi aktiviti kokurikulum Silat Gayung di UTHM
Kaedah pertama dalam menganalisis data bagi persepsi pelajar dalam penerapan kemahiran
kepimpinan menerusi PSSGMUTHM ialah dengan menganalisis dokumen berkaitan
PSSGMUTHM. Punca dokumen yang dianalisis ialah daripada profil persatuan, kertas kerja,
gambar dan video berkaitan PSSGMUTHM yang diperolehi dari fail persatuan di Pusat
Kokurikulum UTHM dan AJIC persatuan. Penyelidik mendapati wujudnya unsur penerapan
bagi setiap elemen kemahiran kepimpinan daripada data yang dianalisis. Penerapan elemen
kepimpinan jelas dibuktikan apabila kesemua perkara dalam dokumen yang dikaji
mempunyai keempat-empat elemen kemahiran kepimpinan. Salinan asal profil dan kertas
kerja PSSGMUTHM. Selain dari dokumen tersebut, dokumen lain seperti gambar dan video
sesi latihan PSSGMUTHM yang lepas juga dianalisis .Berdasarkan Penerapan elemen
pengetahuan tentang teori asas kepimpinan oleh jurulatih dikenalpasti dari gambar dan video
apabila ahli mengikut arahan denganbaik.
Bagi dapatan pemerhatian pula penyelidik mendapati kemahiran kepimpinan sangat
diterapkan bagi elemen pengetahuan tentang teori asas kepimpinan, kebolehan untuk
4. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pernbangunan Holistik Pelajar [NAHSDEC) 2014
memahami dan mengambil peranan bersilih ganti antara ketua pasukan dan anggota pasukan
dan kebolehan untuk menyelia anggota pasukan. Walaupun begitu, berdasarkan pemerhatian
yang dijalankan penyelidik mendapati elemen kemahiran kepimpinan bagi kebolehan untuk
memimpin projek adalah sangat sedikit diterapkan dalam aktiviti yang dijalankan
PSSGMUTHM dari segi menyatakan objektif program. Jurulatih tidak menyatakan dengan
jelas matlamat sesuatu aktiviti tang dijalankan terutamanya semasa latihan berkala. Walau
bagaimanapun, penerapan kemahiran kepimpinan bagi elemen yang lain ada diterapkan
semasa latihan berkala. Penerapan kemahiran kepimpinan juga tidak dilihat semasa aktiviti
mesyuarat kerana mesyuarat hanya dlhadiri oleh pelajar. Sungguhpun begitu, penyelidik juga
mendapati kesemua elemen kemahiran kepimpinan telah diterapkan semasa program Kursus
Kejurulatihan Silat di UTM. Oleh itu, dapat dirumuskan bahawa penerapan kemahiran
kepimpinan kepada pelajar berdasarkan pemerhatian penyelidik menerusi PSSGMUTHM
adalah sangat tinggi.
Bagi mengukuhkan hasil kajian, penyelidik telah membuat temu bual separa
berstruktur kepada seorang pelajar (responden pertama), seorang jwulatih (responden kedua)
dan rakan sebilik pelajar (responden ketiga). Temu bual responden pertama dan ketiga
dilakukan di perpustakaan UTHM manakala temu bual responden ltedua dilakukan di UTM.
Sebelum temu bual dilakukan, penyelidik telah membuat temu janji dengan kesemua
responden ltajian bagi temu bual. Temu bual yang dilakukan oleh penyelidlk adalah
berdasarkan skrip temu bual yang telah dibina sebelum temu bual dijalankan. Daripada hasil
temu bual, responden pertama mengatakan bahawa jurulatih ada menerapkan kemahiran
kepimpinan melalui aktiviti persatuan. Bagi responden kedua pula, penerapan kemahiran
kepimpinan memang menjadi agenda utama seperti yang dinyatakan denganjelas dalam asas
penubuhan silat gayung itu sendiri. Responden ketiga menjelaskan bahawa sikap kepimpinan
yang dipunyai oleh responden pertama mungkin disebabkan oleh PSSGMUTHM yang
disertainya. Berikut adalah antara kenyataanmereka :
"Adaditerapkan contohnya apabila mengorganisasikansesuatu program,
kita menjadi lebih mahir dalam tutu cara kerjaprogram serta bagaimana
nak melaksanakanprogram dengan lebilz baik... " (R1,Q5).
"Kemahiranini sangat diterapkan. anda boleh lihat sendiri dalam sejarah
penubuhan Silat Gayung, semua ada. Silat memerlukan disiplin diri yang
tinggiyang perlu ada dalam seseorangpemimpin... " (R2,Q4).
" ... mungkin silatjuga membentuksikap kepimpinan dia... "(R3,Q6).
Hasil analisis temu bual yang dijalankan oleh penyelidik mendapati kesemua elemen
kemahiran kepimpinan ada diterapkan dalam PSSGWTHM.
Analisis data ini juga disokong oleh soal selidik yang dilakukan penyelidik terhadap
penerapan kemahiran kepimpinan dalam PSSGMUTHM. Daripada analisis soal selidik
tersebut didapati kebanyakan responden berpendapat penerapan kemahiran kepimpinan dalam
semua aktiviti PSSGMUTHM adalah tinggi. Ini dibuktikan dengan dapatan skor min
keseluruhan item bagi elemen penerapan kemahiran kepimpinan iaitu 4.17. Item yang
mendapat min tertinggi ialah item B13 dan B15 iaitu 4.33 yang menunjukkanjurulatih sangat
menerapkan sikap toleransi dan jujur dalam melaksanakan tugasan, manakala min yang
terendah ialah item B9 iaitu penerapan dari segi penyumbangan idea dalam memajukan
pasukan. Ini menunjukkan bahawa jurulatih sangat menerapkan elemen kepimpinan dalam
aktiviti PSSGMUTHM.
Secara keselwuhannya, analisis data dari setiap instrumen yang digunakan mendapati
pelajar diterapkan dengan elemen kemahiran kepimpinan dalam kokurikulum PSSGUTHM.
ii. Tahap kesedaran pelajar terhadap wujudnya kemahiran kepimpinan dalam aktiviti
kokurikulum Silat Gayung di UTHM
5. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC) 2014
I<aedah pertama dalam menganalisis data bagi tahap kesedaran pelajar terhadap wujudnya
kemahiran kepimpinan dalam PSSGMUTHM ialah dengan membuat temu bual separa
berstruktur. Penyelidik menggunakan temu bual yang sama dalam mendapatkan data
mengenai penerapan kemahiran kepimpinan kepada pelajar iaitu responden yang terlibat
adalah responden yang sama. Daripada hasil temu bual, responden pertama mengatakan
bahawa beliau sedar berlakunya kemahiran kepimpinan melalui aktiviti persatuan. Responden
kedua pula menjelaskan elemen kemahiran kepimpinan dalam persatuan merupakan perkara
yang disedari oleh pelajar silat kerana aspek kesedaran wujud semasa mereka belajar sejarah
persilatan itu sendiri. Responden ketiga menyatakan bahawa responden pertama mungkin
menyedari adanya elemen kepimpinan dalam silat kerana beliau dapat menjalankan tugasan
yang diberikan dengan baik serta boleh mernimpin dengan baik. Berikut adalah kenyataan
mereka :
"Ya... Cikgu(Juru1atih)pun ada ajar tentang sikap hormat, adap dalam silat.
Ini dapat meningkatkan penguasaan kemahiran kepimpinan
pelajar... "(RI,Q9).
"Pesilat dapat sedar konsep kepimpinan jika mereka kaji sejarah silat
dengan lebih mendalam, saya raya merekajelas perkara ni..." (R2,Q5).
"Ada, dia sangat positif dalam melaksanakan tugas. Dia juga seorang yang
sangatyakin dalam mengendalikansesuatuprojek... " (R3,Q6).
Hasil analisis temu bual yang dijalankan oleh penyelidik mendapati kesemua elemen
kemahiran kepimpinan disedari oleh pelajar yang menyertai PSSGMUTHM.
Analisis data bagi kaedah temu bual disokong oleh dapatan soal selidik yang
dilakukan penyelidik iaitu tahap kesedaran responden terhadap elemen kemahiran kepimpinan
dalam semua aktiviti PSSGMUTHM adalah tinggi. Ini dibuktikan dengan dapatan skor min
keseluruhan item kesedaran pelajar terhadap kemahiran kepimpinan iaitu 4.07. Item yang
mendapat min tertinggi ialah item C17 dan C20 iaitu 4.27 yang menunjukkan pelajar sangat
menyedari bahawa mereka menghargai ahli persatuan yang menjalankan tugas dengan baik
dan mereka memberi komitmen kepada tugasan yang diberikan, manakala min yang terendah
ialah item C19 iaitu kesedaran dari segi sumbangan idea dalam memajukan pasukan. Ini
menunjukkan bahawa pelajar kurang sedar bahawa menyumbangkan idea dalam pasukan
menerusi aktiviti PSSGMUTHM membantu mereka meningkatkan kemahiran kepimpinan.
Secara keseluruhannya, analisis data dari setiap instrumen yang digunakan mendapati
pelajar menyedari adanya elemen kemahiran kepimpinan dalam kokurikulum PSSGUTHM.
PERBINCANGAN
i. Penerapan kemahiran kepimpinan kepada pelajar dalam PSSGMUTHM
Hasil analisis berdasarkan dapatan kajian mendapati penerapan elemen kemahiran
kepimpinan iaitu pengetahuan tentang teori asas kepimpinan wujud dalam dokumen
PSSGMUTHM, senarai semak pemerhatian, transkrip temu bual serta analisis soal selidik.
Oleh itu, penyelidik mendapati penerapan elemen ini dalam kajian yang dilakukan adalah
tinggi. Dapatan kajian ini disokong oleh Amirianzadeh,Jaafari, Ghourchian, & Jowkar (2010)
yang menyatakan aspek kepimpinan perlu diterapkan dalam aktiviti kokurikulum bagi
melahirkan lebih ramai pemimpin yang berwibawa. Berikutan itu, penerapan pengetahuan
tentang teori asas kepimpinan dalam pembentukan individu yang mampu mengikut arahan
ketua adalah perlu bagi memastikan kelancaran dalam aktiviti persatuan seni bela diri
(Hamilton, 2010). Dapatan kajian ini juga adalah selari dengan dapatan Burke & Collin
(2005) dan kenyataan dari Kementerian Pengajian Tinggi (2006) iaitu teori asas kepimpinan
perlu diterapkan kepada pelajar dalam membangunkemahiran kepimpinan mereka.
6. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC) 2014
Dapatan kajian kaedah pemerhatian didapati berbeza dengan dapatan dari analisis
dokumen, temu bual dan soal selidik iaitu elemen kemahiran kepimpinan yang kedua iaitu
elemen kebolehan memimpin projek apabila elemen ini kurang diterapkan dalam
PSSGMUTHM oleh jurulatih terutamanya dari segi menyatakan objektif program. Matlamat
sesuatu aktiviti kokurikulum adalah sangat penting dalam sesebuah organisasi kokurikulum
berdasarkan ltenyataan Lussier et. a1 (2007) Dalam kajian ini, jurulatih tidak menyatakan
dengan jelas matlamat sesuatu aktiviti yang dijalankan khususnya semasa latihan berkala.
Namun, penerapan kemahiran kepimpinan bagi elemen yang lain ada diterapkan semasa
latihan berkala. Penerapan kemahiran kepimpinanjuga tidak dilihat semasa aktiviti mesyuarat
kerana mesyuarat hanya dihadiri oleh pelajar. Penyelidik mendapati kesemua elemen
kemahiran kepimpinan telah diterapkan semasa program Kursus Kejurulatihan Silat di UTM.
Dapatan kajian menghampiri dapatan Mohd. Noor & Borhan (2010) iaitu penerapan
kemahiran kepimpinan dari aspek kebolehan memimpin projek adalah pada tahap sederhana.
Walau bagaimanapun, dapatan kajian tidak selari dengan dapatan kajian yang dibuat oleh
Thompson (2012) yang menyatakan pelajar diterapkan dengan elemen teori asas kepimpinan
semasa menjalankan aktivitikokurikulum.
Dapatan kajian juga mendapati penerapan kemahiran kepimpinan dalam
menyumbangkan idea kepada pasukan kurang dilakukan oleh jurulatih. Pendedahan kepada
konsep menyumbangkan idea dalam memajukan pasukan dalam aktiviti kokurikulum adalah
sangat perlu diterapkan bagi meningkatkan tahap keyakinan diri pelajar berdasarkan dapatan
kajian Abd. Razzaq, Yunos, Hashim & Sawah(2010). Abdul Sitra et al. (2005) berpendapat
pelajar perlu diterapkan dengan kebolehan menyampaikan pendapat menerusi aktiviti
kokurikum bagi membina insan yang seimbang dari aspek fizikal dan mental. Kajian oleh
Hsu (2012) mendapati dengan mendedahkan pelajar kepada kemahiran kepimpinan dalam
aktiviti kokurikulum yang disertainya, kreativiti pelajar dalam menterjemahkan idea mereka
dapat dipertingkatkan.
Seterusnya, penerapan elemen kemahiran kepimpinan dari sudut kebolehan untuk
memahami dan mengambil peranan bersilih ganti antara ketua pasukan dan anggota pasukan
pula didapati ada diterapkan dalam setiap data yang dianalisis oleh penyelidik. Dapatan kajian
dijelaskan oleh Robinson (2009) yang merumuskan aspek kerjasama pelajar dalam pasukan
menerusi aktiviti kokurikulum akan memupuk sikap toleransi dan hormat-menghormati.
Dapatan inijuga disokong oleh Wictor et. al., (2012) yang menegaskan komunikasi yang baik
dalam memahami dan mengambil peranan anggota lain perlu diterapkan oleh pengajar supaya
sesebuah aktiviti kokurilulum itu dapat mencapai visinya. Thompson (2012) mengukuhkan
kenyataan ini dengan merumuskan bahawa pelajar yang baik boleh boleh dibentuk dengan
memberi mereka ruang untuk memahami pelajar lain dalam pasukannya sebelum diberi
peluang memimpin aktiviti kokurikulum yang disertainya.
Penemuan kajian juga mendapati berlaku penerapan elemen kebolehan menyelia
anggota pasukan dalam PSSGMUTHM. Menurut Burke et al. (2005), penerapan kemahiran
kepimpinan dalam aktiviti kokurikulum dapat dilaksanakan dengan menggalakkan pelajar
menyertai aktiviti yang dirancang. Bertepatan dengan dapatan kajian, ha1 ini mampu memberi
peluang kepada pelajar belajar melalui pengalaman sendiri. Penerapan elemen kebolehan
menyelia anggota pasukan dalam PSSGMUTHM juga adalah sejajar dengan kenyataan
Fincher et. al. (2007) bahawa kemahiran kepimpinan dapat dipelajari menerusi pengalaman
dalam kokurikulum. Selain itu, penerapan kemahiran menyelia anggota pasukan juga didasari
dengan sikap pemimpin di dalam persatuan tersebut. Daripada kajian ini, penyelidik
mendapati jurulatih ada menerapkan elemen nilai murni semasa latihan berlangsung. Menurut
Robinson (2009) aspek ini mampu menjadikan seorang pelajar itu disenangi dan dihormati
dalam pasukan kokurikulum mereka.
Secara keseluruhannya, penyelidik mendapati elemen kemahiran kepimpinan
sememangnya dapat diterapkan melalui aktiviti kokurikulum PSSGWTHM. Disamping itu,
terdapat juga elemen kemahiran insaniah lain yang dapat diterapkan iaitu kemahiran
menyelesaikan masalah, kemahiran komunikasi interpersonal dan kemahiran kerja
berpasukan dalam melahirkan seorang pemimpin yang berkaliber dan berkualiti. Hal ini
membuktikan bahawa kajian yang dijalankan ini sangat signifikan terhadap pelajar bagi
7. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014
membantu pelajar menempuhi alam cabaran pada masa depan. Selain ifu, kajian ini turut
signifikan terhadap jurulatih bagi membolehkan jurulatih menyampaikan matlamat dengan
jelas semasa latihan berkala dilakultan agar dapat menerapkan kemahiran kepimpinan dengan
lebih baik. Keadaan ini juga amat signifikan terhadap teori pembangunan pelajar yang
digunakan dalam kajian ini. Hal ini kerana penyelidik dapat menilai wujud atau tidak
penerapan kemahiran kepimpinan dalam aktiviti kokurikulum PSSGMUTHM.
Oleh itu, penyelidik merumuskan bahawa penglibatan pelajar secara langsung dalam
aktiviti kokurikulum yang dijalankan oleh PSSGMUTHM menepati hasrat pihak KPT untuk
melahirkan modal insan yang berdaya saing diperingkat global. Selain itu juga, penyelidik
mendapati bahawa aktiviti kokurikulum yang dijalankan oleh PSSGMUTHM mampu
menerapkan kemahiran insaniah khususnya kemahiran kepimpinan dalarn kalangan pelajar
IPT di Malaysia dengan jayanya. Usaha ini seiring dengan misi dan visi negara ke arah
pembangunan pelajar berkepimpinan dalarn era globalisasi masa kini agar setanding dengan
luar negara.
ii. Kesedaran pelajar terhadap kemahiran kepimpinan dalam PSSGMUTHM
Hasil analisis berdasarkan dapatan kajian mendapati kesedaran pelajar terhadap elemen
kemahiran kepimpinan iaitu pengetahuan tentang teori asas kepirnpinan mempunyai
hubungan yang signifikan dengan analisis transkrip temu bual serta analisis soal selidik.
Dapatan kajian ini bertepatan dengan dapatan kajian oleh Ibrahim, Mastor, Mohd Salleh &
Sulaiman (2010) yang menyatakan bahawa aktiviti kokurlkulum memberi kesedaran kepada
pelajar dalam meningkatkan kebolehan mereka mencapai matlamat pasukan. Supaat (2012)
pula menyatakan kurangnya kesedaran mengenai asas kepimpinan dalam kokurikulum boleh
menyebabkan kesukaran pelajar dalam menyelesaikan sesuatu masalah. Narnun, dapatan
kajian ini didapati berbeza dengan dapatan oleh Mohd. Noor et. a1 (2010) iaitu pelajar kurang
sedar mengenai pengetahuan tentang teori asas kepimpinan kerana rnereka lebih selesa
menjadi pengikut berbanding ketua dalam aktiviti kokurikulum yang disertai oleh mereka.
Seterusnya, analisis dapatan kesedaran pelajar terhadap elemen kemahiran
kepimpinan yang kedua iaitu kebolehan memimpin projek dalam PSSGMUTHM juga
disedari oleh pelajar yang menyertai PSSGMUTHM. Dapatan ini adalah selaras kajian yang
dibuat oleh Shuriye (2011) yang menyatakan pelajar yang menyertai aktiviti kokurikulum
maklum bahawa mereka memperolehi nilai tambah kemahiran kepimpinan melalui aktiviti
kokurikulum yang disertai oleh mereka. Selain itu, kajian ini juga selari dengan dapatan
Ismail et. al. (2010) iaitu seorang pemimpin pelajar faham bahawa sikap tolak ansur dengan
keadaan-keadaan tertentu perlu dalam membuat keputusan semasa memimpin sesuatu projek
dalam aktiviti kokurikulum.
Dalam kajian ini, dapatan kajian mengenai kesedaran pelajar terhadap elemen
kemahiran kepimpinan dari sudut kebolehan untuk memahami dan mengambil peranan
bersilih ganti antara ketua pasukan dan anggota pasukan juga adalah tinggi. Dapatan kajian
adalah selari dengan hasil kajian yang dijalankan oleh Guimba et al. (2011) iaitu pelajar
faham bahawa aktiviti kokurikulum memberi impak positif dalam meningkatkan kebolehan
sikap tanggung jawab mereka kepada suatu tugasan yang diberikan kepada mereka. Fan
(2010) pula menegaskan bahawa dari aspek seni bela diri, sifat tanggung jawab itu
diterjemahkan melalui sikap prihatin, kerjasama dan tanggungjawab pelajar dalam
melindungi ahli kumpulan semasa sesuatu aktiviti atau program dijalankan.
Berdasarkan analisis dapatan kajian, kemahiran kepimpinan menerusi elemen
kebolehan menyelia anggota pasukan dalam PSSGMUTHM juga didapati disedari oleh
pelajar. Dapatan kajian ini menyemai dapatan kajian Arnirianzadeh et. al. (2010) bahawa
pelajar yang menyertai aktiviti kokurikulum dapat mengorganisasi pasukannya dengan lebih
baik berbanding pelajar yang tidak menyertainya. Selain itu, Fincher & Shalka (2009) juga
mendapati aktiviti kokurikulum telah menyedarkan pelajar tentang kemahiran kepimpinan
dari aspek mengawal selia rakan pelajar yang lain semasa aktiviti tersebut berlangsung.
Dapatan kajian Mohd Isa (2012) juga merumuskan bahawa pelajar faham dengan memberi
maklum balas kepada pemimpin dalam aktiviti kokurikulum, kemahiran kepimpinan mereka
8. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014
dapat diketengahkan. Hal ini bertepatan dengan kajian yang telah dibuat oleh Fan (2010)
berkaitan seni bela diri iaitu peningkatan kesedaran dari aspek kepimpinan dikenal pasti
berlaku menerusi maklurn balas dari ahli pasukan.
Secara keseluruhannya, penyelidik mendapati pelajar sememangnya menyedari
elemen kemahiran kepimpinan melalui aktiviti kokurikulum PSSGMUTHM. Hal ini
membuktikan bahawa kajian yang dijalankan ini sangat signifikan terhadap pelajar dalam
memberi kesedaran tentang kepentingan kemahiran kepimpinan sebagai landasan untuk
menjadi pemimpin yang dihormati kelak. Selain itu, kajian ini turut signifikan terhadap
jurulatih bagi memberi kesedaran kepada pelajar tentang kepentingan kemahiran kepimpinan.
Malahan, kajian ini amat signifikan dengan Teori Vektor Pembangunan Individu Chikering
(1993) iaitu aspek kesedaran terhadap kemahiran kepimpinan dapat memotivasikan diri
pelajar.
Oleh itu, berdasarkan perbincangan yang telah dikemukakan penyelidik penyelidik
merumuskan bahawa pelajar PSSGMUTHM menyedari elemen-elemen kemahiran
kepimpinan wujud dalam kehidupan seharian mereka. Penglibatan pelajar secara langsung
dalam aktiviti kokurikulum yang dijalankan oleh PSSGMUTHM menunjukkan kesedaran
terhadap kemahiran kepimpinan. Hal ini menepati hasrat pihak KPT untuk melahirkan pelajar
IPT di Malaysia yang dilengkapi dengan kemahiran insaniah khususnya kemahiran
kepimpinan secara holistik.
CADANGAN
Berikutan perbincangan dan rumusan yang dibuat, penyelidik ingin mengemukakan beberapa
cadangan dan saranan kepada pihak yang berkepentingan dalam kajian ini khususnya kepada
PSSGMUTHM, HEP UTHM serta para penyelidik lain terutamanya kepada individu yang
membuat kajian berkaitan kemahiran kepimpinan. Cadangannya adalah seperti berikut:
1. Berdasarkan dapatan kajian, penyelidik mendapati masih terdapat kekangan bagi
jurulatih untuk menerapkan kemahiran kepimpinan secara maksimum kepada pelajar yang
menyertai PSGMUTHM kerana jadual pelajar yang bertindan dengan waktu latihan
menyebabkan hanya pelajar yang mempunyai kelapangan sahaja dapat menghadiri latihan
asas dan program yang dianjurkan oleh PSSGMUTHM. Oleh itu, penyelidik mencadangkan
agar pihak PSSGMUTHM mendapatkan kebenaran daripada HEP memberi peluang kepada
pelajar dalam kalangan ahli PSSGMUTHM sendiri menjadi tenaga pengajar supaya sesi
latihan dan program persatuan dapat dilaksanakan dengan lebih fleksibel. Di samping
membantu persatuan mengatasi masalah kehadiran pelajar, tahap penguasaan kemahiran
kepimpinan pelajar juga dapat ditingkatkan ke aras maksimum kerana pelajar dapat
mengembangkan potensi, meningkatkan keyakinan serta berpeluang merasai situasi
kepimpinan sebenar. Hal ini perlu disertakan dengan pengawasan berkala secara minimum
dari pihak penasihat PSSGMUTHM dan HEP. Selain itu, pelajar akan lebih bermotivasi
untuk menghadiri setiap aktiviti persatuan kerana peluang menjadi pemimpin merupakan nilai
tambah yang bermakna kepada diri pelajar.
ii. Penyelidik mencadangkan pihak PSSGMUTHM melaksanakan program
pengantarabangsaan. Program pengantarabangsaan ini boleh dibuat melaluijalinan kerjasama
di antara PSSGUTHM dengan institut pengajian tinggi di luar negara dalam bentuk lawatan
penanda aras, pertukaran pelajar, kolaborasi aktiviti kesenian, perkongsian ilmu dan
pengalaman kepimpinan. Melalui program seumpama ini, pelajar-pelajar dapat meningkatkan
kemahiran kepimpinan dari aspek interaksi sosial secara global. Kejayaan program ini secara
tidak langsung dapat meningkatkan keyakinan diri pelajar di dalam memimpin dan
mengkoordinasi organisasi dengan lebih baik.
iii. Bagi melaksanakan cadangan di atas, PSSGMUTHM memerlukan dana yang besar.
Walaupun pihak HEP dan UTHM memberi peruntukan yang sewajarnya kepada
PSSGMUTHM, pihak PSSGMUTHM menerusi HEP dan Kementerian Pendidikan
dicadangkan membuat kolaborasi bersama Kementerian Pelancongan dan Kebudayaan
Malaysia (MOTOUR) dan Kementerian Belia dan Sukan (KBS) sebagai satu usaha yang
mampu memberi kelebihan dari aspek peruntukan kewangan kepada PSSGMUTHM untuk
9. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunon Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014
mempelbagaikan program dan aktiviti. Kerjasama bersama MOTOUR membolehkan
PSSGMUTHM mendapatkan dana tambahan di bawah Program Pelancongan Sukan
manaltala KBS berperanan mempromosikan silat gayung kepada pelajar dan pihak lux.
Kerjasama seperti ini membolehkan PSSGMUTHM dilihat sebagai sebuah organisasi yang
utuh seterusnya menarik minat lebih ramai pelajar untuk mengenali dan menyertai persatuan.
Penyertaan yang tinggi di dalam organisasi ini membolehkan lebih ramai pemimpin dalam
kalangan pelajar dapat dihasilkan.
iv. Akhirnya, penyelidik mencadangkan kajian lanjutan yang boleh digunakan bagi
mengukuhkan lagi penyelidikan kajian ini di samping mampu mendapatkan hasil kajian yang
lebih baik dan dapat dikembangkan kepada umum. Kajian lanjutan boleh dilakukan dengan
memperluaskan lagi skop dan sampel kajian selain dari aspek dan elemen dalam kajian ini
contohnya seperti elemen komunikasi, motivasi, dan pengumsan. Penyelidik akan datang
boleh mengambil sampel kajian dari persatuan silat yang lain atau menambahkan lagi jumlah
sampel kajian.
Berdasarkan cadangan yang dikemukakan, penyelidik yakin penerapan, kesedaran
dan penguasaan kemahiran kepimpinan menerusi kokurikulum PSSGMUTHM dapat
dipertingkatkan jika pihak yang berkepentingan dalam kajian ini iaitu PSSGMUTHM, HEP
UTHM dan KPT melaksanakan cadangan yang dikemukakan.
Abd. Razzaq, A. R., Md. Yunos, J., Hashim, J. & Sawah, N. (2010). Penerapan dan
Penguasaan Kemahiran Generik dalam Proses P&P bagi Program Pengurusan Hotel
dan Katering di Politeknik ke Arah Keperluan Industri.. Kemahiran Insaniah :Kajian
di Institusi-Institusi Pengajian.. Dlm. Esa, A. & Mustafa, M. Z.. Batu Pahat :
Unversiti Tun Hussien Onn. ms. 153-182.
Abdul Sitra, A. R. & Sasidhar, B. (2005). Teachers' Perception On The Effectiveness Of
Co-Curricular Activities: A Case Study Of Malaysian Schools. UnitarE- Journal
](I), ms. 32-44. Dicapai pada Mei 26,2012 dari http://mvais.fsktm.um.edu.mv.
Ahmad Faisal, R., Amat, S. & Ishak, N. (2010). Kepuasan Terhadap Aktiviti Khidmat
Masyarakat dan Pembangunan Kesejahteraan Sosial dalam Kalangan Pelajar Tahun
Satu di Universiti Kebangsaan Malaysia. Jurnal Personalia Pelajar. 13(3),ms. 37-56.
Di capai pada 30 Disember 2012 dari httv://www.ukm.rnv/~a~/.
Ahmad, J., Ghazali, M & Hassan, A. (2011).The Relationship Between Self Concept
And Response Towards Student's Academic Achievement Among Students
Universiti Putra Malaysia. International Journal of Instruction 4(2),23-38. Dicapai
pada Mei 26,2012 dari httv://www.e-iii.net/dosvalar.
Amirianzadeh, P. J., Jaafari, P., Ghourchian, N. & Jowkar, B. (2010). College Student
Leadership CompetenciesDevelopment :A Model. International Journal for
Cross-Disciplinary Subjects in Education (IJCDSE), 1(3), ms. 168-172. Dicapai
pada Mei 26, 2012 dari http://infonomics-societv.org.
Bernama (2010, Disember 30). Cari Punca Pemimpin Pelajar Gaga1Dapat Kerja Sesuai.
Harian Metro. Dicapai pada Mei 26,20 12 dari http://www.hmetro.com.mv/.
Bernama (2010, November 20). Pertubuhan Silat Harus Main Peranan Penyumbang
Modal Insan. mStar. Dicapai pada Mei 26,2012 dari http://www.mstar.com.my/.
Binder, B. (2007). Psycosocial Benefits of the Martial Arts : Myth or Reality?
International Ryuku Karate Research Society's Journal, 1(1), 23-28. Dicapai
pada Mei 26, 2012 dari http://ftp.vwv.att.net/.
Burke, V. & Collins, D. (2005). Optimising the effects of leadership development
programmes: A framework for analysingthe learning and transfer of leadership
skills. Management Decision. 43(7/8), ms. 975-987. Dicapai pada Mei 26,
2012 dari htt~://dx.doi.org;/lO.1108/00251740510609974.
Champ, J. (2004). Malaysia's Martial Arts Treasure. Inside Kung Fu. ms. 46-50.
Chang, P. K., Ahmad, F., Ibrahim, F. & Kho, S. N. (2012). Correlating Graduate
Marketability Dimensions with the Measurements of University-Student
10. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014
Relationship.Asian Social Science Journal. 8(6), Dicapai pada Mei 26,2012 dari
www.ccsenet.ordass.
Fan, M. (2010).Systema and LeadershipOne Tool to Enhance Foundational Leadership
Competencies.The Engineering Leadership Review, ](I), ms. 45- 56. Dicapai
pada Mei 26,2012dari http://lot.utoronto.ca.
Fincher, J. & Shalka, T. R. (2009).Co-curricularLeadership Education : ConsideringCritical
Questions.Journal of Leadership Education, 8(1),ms. 228-237.Dicapai pada Mei
26,2012dari http://www.leadershipeducators.org
Ghanie, A. (2005).Tokoh : Cikgu Mat Noor Genggam Falsafah & Arnanah. Seni Beladiri
Unity ThroughMartial Arts. ms. 4-11.
Goddard, W. & Melville, S. (2007)Research Methodology :An Introduction. Lansdowne
: Juta & Company Ltd.
Guimba, W., Hashim, C. N., Hussien, S., Razikin, M. & Esteban, I. (2011). Leadership
Experiencesof UndergraduateMuslim Student Leaders : An Exploratory Case
Study.European Journal of Social Sciences, 20(1), ms. 112-122.Dicapai pada Mei
26,2012dari http://www.eurojournals.comtEJSS.
Hamilton, M (2010).The Interaction of Transactionaland Transformational Leadership,
Online Journal of Education and Development 3(3), ms. 1-11. Dicapai pada Mei
26,2012dari htte://o~ensiuc.lib.siu.edu/oiwed/vol3/iss3/4/
Hsu, T. C. (2011). Enhancing College Students' Global Awareness Through Campus
Toastmasters Clubs. International Journal of Research Studies in Education,
I(]),ms. 21-34.Dicapai pada Mei 26,2012dari http://www.consortiac ademia.ord.
Ibrahim, B., Mastor, S., Mohd. Salleh, K. M. & Sulaiman, N. L. (2010). Kemahiran
Berpasukan Menerusi Penyertaan di Dalam Kokurikulum Universiti Tun Hussien
Onn. Kemahiran lnsaniah :Kajian di Institusi-Institusi Pengajian. Dlm. Esa, A. &
Mustafa,M. 2..Batu Pahat :Unversiti Tun Hussien Onn. ms. 45-72.
Iskandar, M. P. (2008).Metodologi Penelitian Pendidikan dun Sosial (Kuantitatif dun
Kualitatfl. Jakarta : GaungPersada Press.
Ismail, K., Anwar, K., Ahrnad, S. & Selamat, J. (2010).Profil PersonalitiBakal Calon Majlis
Perwakilan Pelajar UKM: Suatu Perbandingan Antara Lelaki dan Wanita. Jurnal
Personalia Pelajar. 13(3), ms. 37-56.Di capai pada 30 Disember 2012 dari
http://www.ukm.mv/pap/.
Kementerian PelajaranMalaysia (2006).Pelan Induk Pembangunan Pendidikan 2006-2010.
putrajayae:~ementeiian~elajaranMalaysia.
-
Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia (2006). Modul Pembangunan Kemahiran
insaniah (Soft skills) untuk Institusi Pengajian Tinggi Malaysia. Serdang :
Universiti Putra Malaysia.
Kumar, R. (2005). ~esearchMethodology : A Step-By-Step Guide For Beginners.
London : SAGEPublication Ltd.
Lee-Barron, J. R. (2011). Martial Arts Training as a Method of Modifying Attitudes and
Behaviors in The Clasroom. International Journal of CombatMartial Arts and
Sciences ICMAUA. 11(I), ms. 17-22.Di capai pada 1 Disember 2012 melalui
http://www.icmaua.com/JoumPDFRO11ICMAUAJournal.pdf.
Lussier, R. N. & Achua, C. F. (2007). Leadership : Theory, application and skill
development. 3rd.ed. New York : Southwestern Thomson.
Mohd. Dom, A. (2011, Januari 4). Pentingnya Pemimpin dan Kepimpinan. Utusan
Malaysia. Dicapai pada Mei 26,2012dari http://www.utusm.com.mv/utusm.
Mohd Isa, M. R. (2012), Cara-cara Bagi Meningkatkan Keberkesanan Kepimpinan
Organisasi. Lading Emas. Dicapai pada Mei 2013 dari http://ladinaemas.
wordpress.com.
Mohd. Noor, N. & Borhan, N. (2010). Penerapan Kemahiran Generik dalam
Kokurikulum di Kalangan Pelajar Tahun Akhir Sarjana Muda Teknologi
Serta Pendidikan, UTM Skudai :Universiti Teknologi Malaysia.
Pardey, D. (2007). Introducing Leadership, Butterworth : Heinemann Ltd Business
& Eco.
11. Prosiding Persidangan Kebangsaan Pembangunan Holistik Pelajar (NAHSDEC)2014
Robinson, L. J. (2009). The Importance Of Leadership And Group Facilitation In
Learning Communities.Mcmaster School For Advancing Humanity Journal. ms
89-93. Dicapai pada Mei 26, 2012 dari http://www.defiance.edulmedia/
McMaster Journal 2009.
Shuriye, A. 0 . (2011). The Role of Credited Co-Curricular Programmnes on The
Internationalization and Infusing Values Into Student's Personality :The IIUM
Model. Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy
Studies, 2(2), ms. 100-107. Dicapai pada Mei 26, 2012 dari
http://jeteraps.scholarlinkresearch.or~/articles.
Sinar Harian (2010). Pesaka Tangkis TanggapanNegatiJ:Dicapai pada November 26,
2012 dari http://pesakaraub.wordvress.com.
Supaat, Z. (2008, Disember 26). Menanti Kilauan Emas Pertama. Kosmo! Dicapai
pada Mei 26, 2012 dari http://www.kosmo.com.m~/.
Tahir, L. M. & Othrnan, 0 . (2011). Keperluan Aktiviti Kokurikulum (Beruniform) Kepada
Pelajar Tingkatan Empat Di SekolahMenengah Kebangsaan Di Daerah Langkawi.
Journal of Science Social, 4(1), ms. 51-63.Dicapai pada Mei 26, 2012 dari
ht~://proeduiournal.com.
Thompson, M. D. (2012). Student Leadership Development and Orientaion : Contributing
Resources within the Liberal Art. American Journal of Educational Research, ](I),
ms. 1-5.Dicapai pada Mac 2013 dari http://vubs.sciepub.com/education.
Wictor, I. & Andersson, S. (2012). The Importance of Leadership and Vision in Born
Globals. Business and Management Research., 22(1), ms. 13-25. Dicapai
pada Mei 26,2012 dari http://dx.doi.ordl0.5430/bmr.vlnlpl3.
Rajah 1:Metodologi
Langkah 1 :Mengenal pasti masalah dan membina objektif
P
la :menyatakan isu
kajian
+ 1b : membina
ob-jektif persoalan kajian
Langkah 2 :mengumpul data
2a :analisis dokumen
1 1 1
Langkah 3 :Analisis data
r - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
I
: 3b :Analisis Kuantitatif
I
------------- _ - - - _ - - _ - - _ ,
4
Langkah 4 :membuat perbincangan dan menyatakan kesan kajian
2b :pemerhatian dan
temu bual
2c : membuat soal
selidik