Mata Kuliah ini diberika kepada mahasiswa agar mampu menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif, dan menampilkan perilaku mendukung yang berkaitan dengan semangat kebangsaan, cinta tanah air, demokrasi berkeadaban dan kesadaran hukum.
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanFirda Saadah
Ā
mengenai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT) yang sedang dan akan di hadapi indonesia nantinya. pembuatan karya tulis ini dibuat dari beberapa cara yang mengambil lebih banyak sudut pandang pemerintah sendiri.
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (aght) bagi persatuan di perbatasanFirda Saadah
Ā
mengenai ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT) yang sedang dan akan di hadapi indonesia nantinya. pembuatan karya tulis ini dibuat dari beberapa cara yang mengambil lebih banyak sudut pandang pemerintah sendiri.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Ā
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Ā
Pendidikan Kewargenegaraan
1. 11STAB NalandaSTAB Nalanda
Selamat Datang di SesiSelamat Datang di Sesi
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
āPerjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu
sendiri.ā ā
āBangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai
suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang
merdeka.ā
(Pidato Bung Karno Pada HUT Proklamasi 1963)
Sutrisno, S.IP., M.Si.
tris_sip@yahoo.com
STAB Nalanda Jakarta
3. EvaluasiEvaluasi
Perkuliahan:Perkuliahan:
No. Komponen Bobot Ketentuan
1. Perkuliahan
Tatap Muka
5% Wajib hadir 75% dari total kehadiran. Secara tata
krama, izin harus disertai pemberitahuan tertulis
(maksimal 1 hari sebelum hari H).
Mahasiswa wajib hadir sebelum perkuliahan dimulai.
Batas toleransi <30 menit.
2. Penugasan 20% Mahasiswa wajib berkontribusi secara nyata dalam
mengerjakakan tugas Kelompok dan/atau Individual
sesuai dengan tema perkuliahan.
3. UTS 35% Mengerjakan soal ujian tertulis dalam bentuk close
book. Kompetensi sesuai dengan kisi-kisi materi.
4. UAS 40% Mengerjakan soal ujian tertulis dalam bentuk close
book. Kompetensi sesuai dengan kisi-kisi materi.
5. E-learning Sebagai pelengkap pertemuan tatap muka. 2-3 sesi
per semester.
4. Materi Pendahuluan Pendidikan Kewargenegaraan di STAB Nalanda 4
ISTILAH :ISTILAH :
ā¢ CIVICS, CIVIC EDUCATION (USA)
ā¢ CITIZENSHIP EDUCATION (UK)
ā¢ TAāLIMATUL MUWWATANAH,
TARBIYATUL AL WATONIYAH (TIMTENG)
ā¢ EDUCACION CIVICAS (MEXICO)
ā¢ SACHUNTERNICHT (JERMAN)
ā¢ CIVICS, SOCIAL STUDIES (AUSTRALIA)
ā¢ SOCIAL STUDIES (USA NEW ZEALAND)
ā¢ LIFE ORIENTATION (AFSEL)
ā¢ PEOPLE AND SOCIETY (HONGARIA)
ā¢ CIVICS AND MORAL EDUCATION (SINGAPORE)
ā¢ OBSCESVOVEDINIE (RUSIA)
5. Materi Pendahuluan Pendidikan Kewargenegaraan di STAB NalandaMateri Pendahuluan Pendidikan Kewargenegaraan di STAB Nalanda 55
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONALDALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
( UU RI No. 12/2012( UU RI No. 12/2012
Tentang Pendidikan Tinggi)Tentang Pendidikan Tinggi)
Pada Pasal 35 Ayat 3 dinyatakan: āKURIKULUM PENDIDIKANPada Pasal 35 Ayat 3 dinyatakan: āKURIKULUM PENDIDIKAN
TINGGIā WAJIB MEMUAT:TINGGIā WAJIB MEMUAT:
ļ± PENDIDIKAN AGAMA;PENDIDIKAN AGAMA;
ļ± PANCASILAPANCASILA
ļ± PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;
ļ± BAHASA INDONESIA.āBAHASA INDONESIA.ā
6. STAB Nalanda JktSTAB Nalanda Jkt 66
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONALDALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
( UU No. 12/2012)( UU No. 12/2012)
āāPenjelasan Pasal 35 Ayat (3)Penjelasan Pasal 35 Ayat (3)
āāYang dimaksud Mata KuliahYang dimaksud Mata Kuliah
Kewarganegaraan adalah PendidikanKewarganegaraan adalah Pendidikan
yang mencakup Pancasila, UUD 1945,yang mencakup Pancasila, UUD 1945,
NKRI, Bhineka Tunggal Ika untukNKRI, Bhineka Tunggal Ika untuk
menjadikan mahasiswa menjadi wargamenjadikan mahasiswa menjadi warga
negara yang memiliki rasa kebangsaannegara yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air.ādan cinta tanah air.ā
7. VISI INDONESIA 2020
(TAP. NO. VII/MPR/2001)
TERWUJUDNYA MASY. IND YG:
ļ¼ RELIGIUS
ļ¼ MANUSIAWI
ļ¼ BERSATU
ļ¼ DEMOKRATIS
ļ¼ ADIL
ļ¼ SEJAHTERA
ļ¼ MAJU
ļ¼ MANDIRI
ļ¼ BAIK-BERSIH DLM PENYEL. NEG
SEJALAN DG. VISI PT
2010
(SUBSTANSI KAJIAN-
MATERI PKN)
MASY. IND. YG:
ļ¼ PENGHORMATAN THD MARTABAT MAN
ļ¼ SPROTIF HARGAI & MENERIMA
PERBEDAAN & PLURALITAS
ļ¼ BERSEMANGAT PERSATUAN KERUKUNAN,
TOLERAN, BERTANGUNGJAWAB SOSIAL
ļ¼ PARTISIPATIF POLITIK YG BAIK
ļ¼ BERKEMBANGNYA ORGAN SOS KEMASY.
& POL YG TERBUKA & BERMARTABAT
ļ¼ BERKEMAMPUAN TANGGUH DLM
KEHIDUPAN BERBANGSA & BERNEGARA
SEJALAN DG SEBUTAN MASY MADANI
(MASY. YG BERKEADABAN DAN DEMOKRATIS)
8. Pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN)
ļPKn adalah program pendidikan yang berintikan
demokrasi politik, yang diperluas dengan sumber-sumber
pengtahuan yg lain, positive influence pendidikan sekolah,
masyarakat, orang tua, yang semua itu diproses utuk
melatih pelajar-pelajar berpikir kritis, analitis, bersikap
dan bertindak demokratis dan mempersiapkan hidup
demokratis (Nuāman Sumantri, 1971: 18).
ļPKn adalah program pendidikan yang kepentingannya
terletak pada sistem nilai dan dengan demikian pada cita-
cita, emosi, sikap dan cara, dan tingkahlaku menurut
kepatuhan sebagai warga negara yang baik (Ahmad
Sanusi, 1970: 110).
9. Materi Pendahuluan Pendidikan Kewargenegaraan di STAB Nalanda 9
Adapted from CIVITAS : 1996; & Kerr : 1999; Udin : 2001)Adapted from CIVITAS : 1996; & Kerr : 1999; Udin : 2001)
CONTINUM OF DEMOCRACY EDUCATIONCONTINUM OF DEMOCRACY EDUCATION
THINTHIN
CITIZENSHIPCITIZENSHIP
EDUCATIONEDUCATION
(exclusive, elitist, formal,
content-led, knowledge-
based, didactic transmission,
easier to achieve, civic
education)
(South East Asia : Indonesia)(South East Asia : Indonesia)
MODERATEMODERATE
CITIZENSHIPCITIZENSHIP
EDUCATIONEDUCATION
(Central, South & East Europe,(Central, South & East Europe,
Australia)Australia)
THICKTHICK
CITIZENSHIPCITIZENSHIP
EDUCATIONEDUCATION
(inclusive, activist,
participative, process-led,
value-based, interactive, more
difficult to achieve, citizenship
education)
(North Europe, USA, New(North Europe, USA, New
Zealand)Zealand)
Education about DemocracyEducation about Democracy Education in DemocracyEducation in Democracy Education for DemocracyEducation for Democracy
10. Kesimpulan
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa PKn:
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan
kebangsaan, demokrasi, hukum, multikulural dan
kewarganegaraan bagi mahasiswa guna mendukung
terwujudnya warga negara yang sadar akan hak dan
kewajiban, serta cerdas, terampil dan berkarakter
sehingga dapat diandalkan untuk membangun
bangsa.
11. Tahun Deskripsi Perkembangan
Masa perjuangan Terdapat TRIP atau TP (Tentara Pelajar).
1959 WALA (Wajib Latih Mahasiswa), di Jabar untuk menghadapi
Kartosuwiryo. Kewiraan diajarkan di PT.
1961 Wajib Latihan kemiliteran ekskul untuk pengembalian Papua. Dasar
SK Menteri Keamanan Nasional No. MI/B/72/2003/1961.
1963 Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Pertahanan Negara di Perguruan
Tinggi. Dasar SK Menteri Pertahanan dan Keamanan dengan
Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. M/A/19/1963.
1967 Konferensi Rektor se-Indonesia menetapkan Pendidikan Kewiraan
bersifat intrakurikuler; Walawa sebagai sarana mencetak perwira
cadangan.
14. Tahun Deskripsi Perkembangan
1974-1975 Kewiraan diberikan bersifat teoritis dan tidak ada latihan fisik.
1982 Pendidikan Bela Negara.
1985 Pendidikan Kewiraan dimasukkan dalam MKDU atau MKU dan bersifat
wajib bagi semua mahasiswa.
1989 UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas, bahwa setiap jenjang pendidikan
wajib memuat: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewiraan.
1994 Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewiraan termasuk
MKU dan wajib dalam setiap program studi.
15. Tahun Deskripsi Perkembangan
2000 Mata Kuliah Kewiraan berubah menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan. Dasar SK Dirjen Dikti Depdiknas
No. 267/DIKTI/KEP/2000.
2006 Lahirnya UU N0. 12 tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan RI.
2006 Peraturan Dirjen Dikti No. 43 Tahun 2006 Tentang
Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Tahun 2012 Pendidikan Kewarganegaraan menjadi Mata Kuliah
Wajib Umum (MWU), berdasarkan UU No. 12 Tahun
2012 Tentang Pendidikan Tinggi.
17. 17
BERTUJUAN UNTUK MENGUASAI :
~ Kemampuan berfikir,
~ Bersikap rasional, dan dinamis,
~ Berpandangan luas sebagai
manusia intelektual.
Mengantarkan mahasiswa
selaku warganegara, memiliki :
a. Wawasan kesadaran bernegara, untuk:
- bela negara.
- cinta tanah air.
b. Wawasan kebangsaan, untuk :
- kesadaran berbangsa
- mempunyai ketahanan nasional.
c. Pola pikir, sikap yang komprehensif-
Integral pada seluruh aspek
kehidupan nasional.
18. Materi Pendahuluan Pendidikan Kewargenegaraan di STAB Nalanda 18
DOMAIN
KAJIAN
ILMIAH
DOMAIN
SOSIAL-
KULTURA
L
DOMAIN
KURIKULE
R
SMART &SMART &
GOODGOOD
CITIZENSHIPCITIZENSHIP
19. Materi Pendahuluan Pendidikan Kewargenegaraan di STAB Nalanda
ļ” Menurut Anda, pendidikan yang
bagaimanakah yang mampu menjadikan
manusia Indonesia memiliki āKecintaan
Pada Tanah Air dan Kerelaan Melakukan
Bela Negaraā?
ļ” Bagaimana dengan kecintaan dan
komitmen Anda saat ini terhadap tanah air?
20. Semoga Perjumpaan Kali ini Menjadi Langkah Awal
Bagi Ribuan Langkah Penting Berikutnya.
Sampai Jumpa Pada Pertemuan Selajutnya
Salam Kebangsaanā¦