Dokumen tersebut membahas tentang landasan kultural dan IPTEK dalam pendidikan. Secara ringkas, dibahas tiga hal utama yaitu: 1) pengertian dan cara-cara mewariskan kebudayaan secara informal, nonformal, dan formal; 2) pengertian dan peranan IPTEK dalam perubahan pola hidup dan kehidupan sosial politik; 3) makna filosofis dari asas pendidikan "Tut Wuri Handayani".
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...adminpancasilamanaje1
JURNAL PANCASILA KELOMPOK 2 MANAJEMEN FEB UNS 2017 DI PUBLIKASIKAN DI https://pancasilamanajemena.com JIKA ANDA MENGINKAN SALINAN DARI FILE INI SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE KAMI DI https://pancasilamanajemena.com
KELOMPOK 1: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-1
KELOMPOK 2: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-2
KELOMPOK 3: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-3
KELOMPOK 4: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-4
KELOMPOK 5: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-5
KELOMPOK 6: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-6
KELOMPOK 7: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-7
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Penerapan Nilai Pancasila Di Kalangan Gene...adminpancasilamanaje1
JURNAL PANCASILA KELOMPOK 2 MANAJEMEN FEB UNS 2017 DI PUBLIKASIKAN DI https://pancasilamanajemena.com JIKA ANDA MENGINKAN SALINAN DARI FILE INI SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE KAMI DI https://pancasilamanajemena.com
KELOMPOK 1: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-1
KELOMPOK 2: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-2
KELOMPOK 3: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-3
KELOMPOK 4: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-4
KELOMPOK 5: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-5
KELOMPOK 6: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-6
KELOMPOK 7: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-7
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
4. Pengertian Landasan Kultural
Landasan Kultural adalah landasan pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia, sedangkan kebudayaan adalah hasil
cipta dan karya manusia berupa norma-norma,
nilai-nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan
teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua
anggota masyarakat tertentu.
5. Cara - Cara Untuk Mewariskan
Kebudayaan
Cara Informal
Terjadi di dalam
keluarga
Cara Nonformal
Terjadi didalam
masyarakat
Cara Formal
Melibatkan lembaga
khusus yang
dibentuk untuk
tujuan pendidikan
7. Pelatihan budaya untuk pendidikan
Perlu dikembangkan kondisi sekolah
yang didalamnya terdapat pertentangan
antara kelompok mayoritas dan minoritas
yang sering menghadapi konflik budaya
antara guru, siswa dan orang tua.
Kenyataan ini menuntut adanya
kepelatihan budaya bagi pendidik agar ia
mampu menghubungkan nilai-nilai
budaya dengan pengajaran dan proses
pengajaran.
8. Prasangka dan Pertentangan di Berbagai
Kelompok Budaya
Pertentangan yang disebabkan
adanya berbagai kelompok budaya
dari ras dapat berupa prasangka
negatif di antara sesama kelompok
dan hal ini berpengaruh terhadap
pendidikan dan penyesuaian guru
agar peran serta orang tua dalam
kegiatan sekolah dapat tercipta.
10. Pengertian IPTEK
● Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai proses mengamati,
mengidentifikasi, eksperimen, deskripsi, penyelidikan, dan penjelasan
teoretis tentang fenomena alam tersebut.
● Sedangkan teknologi ialah kumpulan teknik dan proses yang digunakan
dalam produksi barang atau jasa, serta pencapaian tujuan seperti
penyelidikan ilmiah.
● Teknologi berpacu pada metode, perangkat dan sistem yang berasal
dari ilmu pengetahuan ilmiah sebagai tujuan praktis.
● Jadi, ilmu pengetahuan mencakup studi sistematis tentang struktur dan
perilaku dunia fisik serta alam. Melalui pengamatan dan eksperimen.
Sementara teknologi adalah penerapan pengetahuan ilmiah tadi untuk
tujuan praktisnya.
12. Perubahan Pola Hidup
Kemajuan di bidang teknologi memiliki andil besar dalam
perubahan pola hidup. Penggunaan pesawat telepon yang
lebih memudahkan untuk berkomunikasi, munculnya
stasiun-stasiun TV yang menawarkan berbagai acara
selama dua puluh empat jam dari mulai bidang
pendidikan, informasi sampai hiburan dengan berbagai
macam variasinya, tekhnologi dalam bidang kesehatan
dan lain sebagainya, merupakan faktor yang mendorong
terjadinya perubahan pola hidup dan bahkan tatanan
sosial masyarakat.
13. Perubahan Kehidupan Sosial
dan Politik
Arus globalisasi yang bergerak sangat cepat membawa
perubahan kehidupan sosial politik ke seluruh penjuru
dunia tak terkecuali ke dalam kehidupan sosial politik. Di
Indonesia perubahan tersebut adalah ditandai dengan
munculnya gerakan reformasi yang menjatuhkan rezim
orde baru selama 32 tahun.
14. Manfaat IPTEK Secara Umum
● Mempermudah komunikasi.
● Waktu yang digunakan lebih efisien.
● Mempermudah pekerjaan manusia.
● Dapat membantu manusia dalam meningkatkan dan memanfaatkan
sumber energi baru yang berguna untuk kelangsungan hidup
manusia.
● Mengurangi pemakaian bahan alami yang semakin langka.
● Sumber daya alam yang ada di bumi ini lebih mudah dikelola dengan
optimal dan berkualitas.
● Banyaknya industri baru dan perusahaan baru yang dapat
memberikan lapangan pekerjaan, sehingga bisa mengurangi
penggangguran.
● Dapat membawa manusia ke zaman yang lebih maju dan modern.
sekaligus sebagai Dampak Positif dari IPTEK
15. Dampak Negatif IPTEK
1. Carding
Carding merupakan salah satu tindak kejahatan yang dilakukan melalui
intenet dalam bentuk pembobolan kartu kredit.
2. Ketergantungan dan Membuat Malas
Teknologi bisa membuat orang-orang terlalu nyaman sehingga timbul
rasa malas. Salah satu contoh hasil IPTEK yang bisa membuat
seseorang menjadi malas adalah ketergantungan bermain game online
3. Mengandung Banyak Unsur Kekerasan
Selain itu, dampak negatif dari teknologi khususnya internet adalah
banyaknya unsur kekerasan yang bisa mengakibatkan kerusakan
moral. Sebuah studi eksperimental menunjukkan bahwa terjadi
keterkaitan antara game online yang mengandung unsur kekerasan
dengan tingkat kejahatan yang dilakukan kalangan anak muda.
17. TUT WURI HANDAYANI
Tut Wuri Handayani adalah penggalan dari kalimat panjang yang terkenal dari Ki
Hajar Dewantara , pendiri taman siswa, bapak Pendidikan kita, yang berisi
terakhirnya juga menjadi bagian dari logo departemen Pendidikan dan kebudayaan
Indonesia.
Tut Wuri Handayani merupakan inti dari sistem Among pada taman siswa yang
dikumandangkan Ki Hajar Dewantara.
Tut Wuri Handayani (Jika dibelakang, mengikuti dengan awas), Dan merupakan
salah satu dari Asas taman siswa yaitu:
1. Bahwa setiap orang berhak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat
tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
2. Bahwa pengjaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti
lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
3. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
5. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri.
18. ASAS PENDIDIKAN
ASAS PENDIDIKAN merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berfikir, baik dalam tahap perencanaan maupun
pelaksanaan Pendidikan.
ASAS POKOK PENDIDIKAN :
Asas Tut Wuri Handayani
1. Ing ngarso sung tulodo
2. Ing madyo mangun karso
3. Tut wuri handayani
Asas Belajar Sepanjang Hayat
1. Dimensi Vertikal
2. Dimensi Horizontal
19. PENGEMBANGAN PENERAPAN
ASAS ASAS PENDIDIKAN
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam
penenarapan asas-asas Pendidikan. Maka perlu diadakannya
upaya pengembangan Pendidikan dengan tujuan untuk
membantu mengatasi permasalahan :
Mengembangkan komunikasi dua arah.
Menggerser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator,
motivator, dan organisator.
Mengembangkan tujuan belajar menjadi learing to know.
20. 1. Ada berapa cara dalam mewariskan
kebudayaan? Sebutkan dan jelaskan!
2. Apa itu Asas Pendidikan?
3. Jelaskan secara singkat makna dari
Asas Pendidikan “TUT WURI
HANDAYANI”!!