2. Pencemaran Lingkungan Hidup
Pencemaran lingkungan hidup menurut UU Republik Indonesia No
23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu; masuknya
atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar
karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang
membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya
turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa
digunakan sesuai peruntukannya.
3. • Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi
4 kelas yaitu:
• Kelas 1 : air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau
peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama
• Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air,
budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian
• Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan
dan pertanian
• Kelas 4 : air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian
4. Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lain yang
merugikan kedalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Dan segala sesuatu
yang menyebabkan polusi disebut Polutan. Sesuatu benda dapat dikatakan polutan bila :
• 1. Kadarnya melebihi batas normal
• 2. Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.
Polusi Air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya
kedalam air sehingga kualitas air terganggu. Kualitas air terganggu ditandai dengan
perubahan bau, rasa dan warna. Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar
adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan berupa:
• Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat
kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau
dan rasa.
• Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia
yang terlarut, perubahan pH.
• Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen
5. • Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air
diantaranya adalah :
• – DO (Dissolved Oxygen)
• – BOD (Biochemical Oxygen Demand)
• – COD (Chemical Oxygen Demand), dan
• – Jumlah total Zat terlarut
6. DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
• Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air,
berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air.
• Agar makhluk air dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling
sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen
kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan
oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
• Bila air terdapat limbah organik, sebagian besar oksigen terlarut
digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam
bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen
terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan
air(ikan&udang) akan mati.
7. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
• artinya kebutuhan oksigen biokimia yang menunjukkan jumlah
oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga
makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya
sedangkan D.O akan makin rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D
nya kurang dari 1 mg/l atau 1 ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air
dikatakan tercemar.
8. COD (Chemical Oxygen Demand)
Sama dengan BOD, yang menunjukkan jumlah oksigen yang
digunakan dalam reaksi kimia oleh bakteri. Pengujian COD pada air
limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD.
Keunggulan itu antara lain :
• Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak dapat diuji
dengan BOD karena bakteri akan mati.
9. Zat Padat Terlarut
Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari
mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah
atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal
dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat
tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat digunakan
sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis zat
pencemar juga menentukan tingkat pencemaran. Air yang bersih
adalah jika tingkat D.O nya tinggi, sedangkan B.O.D dan zat padat
terlarutnya rendah.
10. • Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda:
• Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
• Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.
• Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
• Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat
mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tersebut. Pencemaran air
ini terjadi di sungai, lautan, danau dan air bawah tanah.
11. Dampak Pencemaran Air
1. Menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan
kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
2. Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang
luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang
mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
3. Sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
4. Perubahan Tingkat Keasaman (pH)
5. Kematian Biota Air
6. Kerusakan Rantai Makanan
7. Timbulnya Endapan, Koloid dan Bahan Terlarut
8. Perubahan Warna, Bau dan Rasa
12. Cara Mengatasi Dampak Pencemaran Air
Mengatasi pencemaran air sekaligus mengurangi dampaknya:
• – Pemakaian air dengan bijaksana.
• – Mengurangi penggunaan detergen.
• – Kurangi konsumsi obat-obatan yang berbahan kimia karena sangat berbahaya.
• – Jangan menggunakan sungai untuk mencuci sepeda motor, mobil, dan truk.
• – Jangan memandikan hewan di sungai, selain itu jangan gunakan sungai sebagai tempat kakus.
• – Jangan membuang sampah hasil rumah tangga sembarangan khsusunya di sungai.
• – Menyadari kelangsungan air bersih secara bijak serta tak merusak sumber mata air agar tak tercemar.
• – Guna menanggulangi rusaknya lahan bekas buangan limbah B3.
• – Mengolah limbah cair industri terlebih dahulu sebelum di lakukan pembuangan ke perairan.
• – Tidak membuang sampah ke sungai, kali, atau danau.
• – Tidak membuang sisa pestisida ke sungai, kali atau danau.
• – Secara rutin membersihkan lingkungan perairan.
• --Sampah diolah dulu sebelum dibuang.