Zona Integritas adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan public
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria dalam manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja.
Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (Menuju WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH, MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Ceramah Pelatihan Dasar CPNS
Sorong Selatan, 28 Juli 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH, MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Ceramah Pelatihan Dasar CPNS
Sorong Selatan, 28 Juli 2021
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawasFatihElluqmani
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu mengendalikan pelaksanaan kegiatan dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai pemimpin jenjang pengawas sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal.
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)Pratiwi Gitomartoyo
Beberapa pihak sering menyalah artikan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah pegawai honorer yang berganti baju, atau merupakan pegawai yang direkrut untuk situasi darurat. Lebih dari itu, PPPK muncul dalam UU Aaparatur Sipil Negara sebenarnya untuk tujuan yang lebih strategis; merekrut tenaga profesional dan berkompeten multilevel, pencapaian tujuan pembangunan jangka panjang, mengatasi tantangan global dan ke depannya porsi PNS:PPPK= 40:60. (Setiawan Wangsaatmaja, Deputi SDM, Menpan dan RB dalam Diskusi Isu Aktual di PKP2A 1 LAN)
Sistem pengendalian intern pemerintah spip internal control_birokrasi bersih ...Dr. Zar Rdj
Birokrasi 4.0
1. Feksibilitas Kerja
2. Esiesnsi Layanan
3. Akurasi Layanan
4. Percepat Layanan
Smart ASN wujudkan Birokrasi Berkelas Dunia
1. Integritas
2. Nasionalisme
3. Profesionalisme
4. Wawasan Global
5. It dan Bahasa Asing
6. Hospitality
7. Networking
8. Eterpreneurship
Untuk meningkatkan Indeks Talent Conpetitive Indeks melalui Human Capital Management Integration yang diharapkan akan ada sebaran atau pertukaran ASN di level Pusaat dan Daerah, bahkan ke dari sektor Publik ke Privat, karena kedepan kompetensi ASN sudah bertarap dunia
1. Ciri-ciri :
a. Berisi perintah atau arahan ;
b. Setelah menetapkan tidak memakai judul;
c. Menggunakan nomor bulat;
d. Materinya dituangkan dalam bentuk diktum tulisan Kepada :, Untuk :, KESATU :, Kedua :, dst. ;
e. Dapat menggunakan tulisan “Memperhatikan” setelah tulisan “Mengingat”.
2. Susunan.
Instruksi Bupati terdiri atas
a. Kepala Instruksi terdiri atas :
1) Frasa Instruksi Bupati Indramayu, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
2) Kata nomor Instruksi Bupati Indramayu, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
3) Kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
4) Judul Instruksi Bupati, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
Disampaikan untuk Diklat Reformasi Birokrasi Angkatan 6, BPSDM Provinsi DKI Jakarta
Jakarta, 31 Oktober 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawasFatihElluqmani
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Bapak dan Ibu diharapkan mampu mengendalikan pelaksanaan kegiatan dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai pemimpin jenjang pengawas sehingga mampu memberikan pelayanan yang optimal.
Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK)Pratiwi Gitomartoyo
Beberapa pihak sering menyalah artikan bahwa Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah pegawai honorer yang berganti baju, atau merupakan pegawai yang direkrut untuk situasi darurat. Lebih dari itu, PPPK muncul dalam UU Aaparatur Sipil Negara sebenarnya untuk tujuan yang lebih strategis; merekrut tenaga profesional dan berkompeten multilevel, pencapaian tujuan pembangunan jangka panjang, mengatasi tantangan global dan ke depannya porsi PNS:PPPK= 40:60. (Setiawan Wangsaatmaja, Deputi SDM, Menpan dan RB dalam Diskusi Isu Aktual di PKP2A 1 LAN)
Sistem pengendalian intern pemerintah spip internal control_birokrasi bersih ...Dr. Zar Rdj
Birokrasi 4.0
1. Feksibilitas Kerja
2. Esiesnsi Layanan
3. Akurasi Layanan
4. Percepat Layanan
Smart ASN wujudkan Birokrasi Berkelas Dunia
1. Integritas
2. Nasionalisme
3. Profesionalisme
4. Wawasan Global
5. It dan Bahasa Asing
6. Hospitality
7. Networking
8. Eterpreneurship
Untuk meningkatkan Indeks Talent Conpetitive Indeks melalui Human Capital Management Integration yang diharapkan akan ada sebaran atau pertukaran ASN di level Pusaat dan Daerah, bahkan ke dari sektor Publik ke Privat, karena kedepan kompetensi ASN sudah bertarap dunia
1. Ciri-ciri :
a. Berisi perintah atau arahan ;
b. Setelah menetapkan tidak memakai judul;
c. Menggunakan nomor bulat;
d. Materinya dituangkan dalam bentuk diktum tulisan Kepada :, Untuk :, KESATU :, Kedua :, dst. ;
e. Dapat menggunakan tulisan “Memperhatikan” setelah tulisan “Mengingat”.
2. Susunan.
Instruksi Bupati terdiri atas
a. Kepala Instruksi terdiri atas :
1) Frasa Instruksi Bupati Indramayu, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
2) Kata nomor Instruksi Bupati Indramayu, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
3) Kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
4) Judul Instruksi Bupati, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
Disampaikan untuk Diklat Reformasi Birokrasi Angkatan 6, BPSDM Provinsi DKI Jakarta
Jakarta, 31 Oktober 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...Dr. Zar Rdj
Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik;
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
8. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Dr. Zar Rdj
https://itjen.dephub.go.id/2019/12/11/bravo-kemenhub-lompatan-besar-zona-integritas-di-tahun-2019-dalam-mengakselerasi-implementasi-reformasi-birokrasi/
DYNAMIC GOVERNANCE 2025: Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
1. tidak ada korupsi;
2. tidak ada pelanggaran;
3. APBN dan APBD baik;
4. semua program selesai dengan baik
5. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat;
6. komunikasi dengan publik baik;
7. penggunaan waktu (jam kerja) efektif dan produktif;
8. penerapan reward dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan;
9. hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
ZONA INTEGRITAS adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan public
WILAYAH BEBAS dari KORUPSI (WBK) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria dalam manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja.
WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar kriteria manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
Program secondment (detasering) bagi organisasi asal dan tuan rumah dia terdapat tiga temuan yang strategis antara lain:
1. How do secondments affect the different parties?
a. Benefits to secondees
meningkatkan pengetahuan dan motivasi
meningkatkan keterlibatan pekerjaan menuju tujuan organsiasi yang sama
b. Career Development
mentransfer informasi terkini
memperoleh pengalaman kerja dengan ragam lingkungan
c. General/Specifik Skills Development
media berbagi pengetahuan dan pengalaman
mengembangkan jalur karir
d. Knowledge Increment
meningkatkan kepercayaan diri
mempelajari peran baru yang berbeda
e. Motivation and Engagement
memotivasi berlajar lebih giat
mendorong pertumbuhan antar pegawai
f. Network Development
menciptakan hubungan dan koneksi
membawa pengalaman dan wawasan
2. Benefits to the host organizations
a. Diverse Skills coming from Secondees
mengembangkan kemampuan kolektorat
memperoleh informasi langsung kebutuhan organisasi
b. Expertise Borrowing
membawa keahlian pegawai ke organisasi tuan rumah
memacu kedua belah pihak (organisasi) melakukan evaluasi untuk mengembangan pengetahuan dan peningkatan kualitas
3. Benefits to the home organizations
a. Kowledge transfer
solusi pemecahan transfer knowledge yang sulit
alternatif dalam menggabungkan pengetahuan baru
b. Relationships/Collaborations
berkembangnya hubungan kelembagaan
memberikan peluang berharga bagi pegawai
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfDr. Zar Rdj
IMPELEMENTASI MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA BERDASARKAN NPSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) MELALUI 18 ELEMEN PENGUKURAN DARI
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN ASN
PENGADAAN ASN
PENGANGKATAN ASNSEP
PANGKAT
MUTASI
JABATAN
PENGEMBANGAN KARIER ASN
POLA KARIER
PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS
PENGHARGAAN
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
PERLINDUNGAN
PENILAIAN KINERJA
CUTI
KODE ETIK
DISIPLIN
PEMBERHENTIAN
PENSIUN
ANGKA KREDIT
STANDAR KOMPETENSI JABATAN
WASDAL IMPLEMENTASI NSPK MANAJEMEN ASN DI INSTANSI PEMERINTAH
Dengan siklus perubahan yang begitu radikal dan gelombang digitalisasi yang melipatgandakan kecepatan secara eksponensial, maka kehidupan manusia di berbagai bidang mengalami goncangan, Dunia mengalami perubahan di mana perkembangan teknologi tidak lagi mengikuti pertumbuhan linear namun pertumbuhan eksponensial. Perubahan ini memungkinkan invansi teknologi yang transformatif menjadi lebih cepat dibandingkan proses inovasi yang sudah ada sehingga menimbulkan tantangan drastis bagi dunia bisnis, pemerintah dan perilaku masyarakat.
Oleh karena itu dalam mengatasi disrupsi segala aspek diperlukan Fungsi Audit Internal yang Agile atau lincah yang dapat mempersiapkan dalam membangun kemungkinan ada gangguan fenomena disrupsi dalam siklus perencanaan dan penilaian risiko dan Fungsi Auditor Internal yang Adaptif, fleksibel dalam menciptakan mekanisme proses dan pelaporan
Sebagai Auditor Internal, apakah kita sudah siap….?
Prinsip yang harus dimiliki Audit Internal saat ini antara lain:
1. Agility (Kelincahan)
2. Real-time risks & controls monitoring (Pemantauan risiko & kontrol waktu nyata)
3. Dynamic risk assessments (Penilaian risiko dinamis)
4. Effective leveraging of data & advanced technology (Memanfaatkan data & teknologi canggih secara efektif)
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...Dr. Zar Rdj
1. Indikator kualitas laporan hasil audit pada variabel efektivitas kerja memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan karena auditor dalam melaksanakan audit kurang memahami bisnis proses yang ada pada auditan sehingga tingkat responsifitas auditor dalam membaca kebutuhan auditan kurang maksimal, dimana auditor lebih fokus kepada aspek kepatuhan saja. Maka disarankan agar auditor dapat mengeskplorasi lebih secara holistik proses bisnis yang dimiliki auditan serta perlu didukungnya peran lebih dari manajemen terhadap auditor untuk dapat terlibat dalam berbagai rangkaian proses bisnis auditan, sehingga auditor dapat memberikan informasi secara oversight, insight dan foresight.
2. Indikator sikap bijaksana & tanggung jawab pada variabel integritas memiliki nilai terendah 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena banyaknya pertimbangan yang dimiliki auditor dalam mengungkap permasalahan secara seksama dan kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang diberikan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki sumber yang cukup sebelum menentukan keputusan serta diperlukannya dukungan dari manajemen atas sikap independen auditor dalam menjalankan tugas.
3. Indikator keahlian khusus pada variabel kompetensi memiliki nilai terendah di 2.67 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan karena kepemilikan auditor terhadap kampuan atau keterampilan yang dimiliki secara pribadi atau spesifik masih berlum merata sebaranya di masing-masing tim audit. Maka disarankan agar auditor secara inisiatif memiliki keahlian khusus yang biasanya dibutuhkan dalam penugasan serta perlu dilakukannya training needs analysis oleh manajemen, sehingga pembangunan kompetensi auditor sejalan dengan kebutuhan yang diperlukan.
4. Indikator perhatian terhadap bawahan pada variabel leadership memiliki nilai terendah di 3.06 (kategori cukup). Ini terjadi kemungkinan dimana perhatian terhadap penyelesaian tugas, tingkat kesejahteraan, bagaimana pola mendiskusikan masalah dan tanggapan atas keluhan yang dirasakan auditor masih belum memadai. Maka disarankan perlunya peran dan keterlibatan nyata dari manajemen terhadap auditor dalam penyelesaian tugas, peningkatan kesejahteraan dan penjaminan karir atas sikap indenpensi yang dilakukan dalam menerima tugas.
5. Indikator idea exploration pada variabel perilaku kerja inovatif memiliki nilai terendah di 2.05 (kategori tidak baik). Ini terjadi kemungkinan dimana auditor belum maksimal dalam memberikan informasi foresight atas sebuah kesempatan atau masalah yang akan dihadapi auditan. Maka disarankan agar auditor dapat memiliki inovasi lebih atau alternatif lain dalam mencari cara mengembangkan output yang berkaitan dengan kinerjanya.
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal AuditDr. Zar Rdj
Novelty pada penelitian ini dengan menghasilkan bukti-bukti empiris sebagai berikut:
1. Integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas, kompetensi dan leadership berpengaruh langsung positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja.
2. Integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kerja inovatif dan peran perilaku kerja inovatif dalam memediasi integritas juga tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja.
3. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja adalah perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu idea generation
4. Faktor terbesar yang berpengaruh langsung terhadap perilaku kerja inovatif adalah leadership dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
5. Faktor terbesar yang berpengaruh tidak langsung terhadap efektivitas kerja adalah leadership yang dimediasi oleh perilaku kerja inovatif dengan indikator tertingginya yaitu perhatian terhadap tugas.
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Dr. Zar Rdj
KINERJA INDIVIDU: Getting employees involved in the planning process will help them understand the goals of the rganization, what needs to be done, why it needs to be done, and how well it should be done
SKP ADALAH SASARAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS HASIL
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target yang SMART
SKP disusun berjenjang berdasarkan penyelarasan dan
memiliki IKI serta target
Change it today birokrasi is modern modelDr. Zar Rdj
ORGANISASI PADA MASA DATANG akan menciptakan suatu kombinasi dari gejala-gejala adaptasi, pemecahan persoalan, sistem temporer, aneka ragam spesialisasi, evaluasi staf yang fleksibel, TIDAK DIDASARKAN PADA NORMA HIRARKI VERTIKAL ATAS PERBEDAAN POSISI-POSISI DAN PANGKATNYA.
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...Dr. Zar Rdj
Semakin Cepat Kita Mendeteksi Risiko maka Semakin Cepat Kita Mengetahui Starategi Penanganannya
Semakin Cepat Kita Menyiapkan Obat maka Semakin Cepat Kita Mengambil Tindakan Perbaikan
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baruDr. Zar Rdj
Mewujudkan Sistem Kerja dan Manajemen SDM yang Efektif, Efisien, Transparan, dan Akuntabel Berbasis IT
TATANAN BARU BIROKRASI
Paradigm
• Dynamic
• Network
• Collaborative
Institution and Process
• Digital Organization
• Flexible Arrangement
Personnel
• Millennials
• Baby Boomers
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risikoDr. Zar Rdj
UPDATE The Three Lines Model membantu organisasi mengidentifikasi struktur dan proses yang terbaik membantu mencapai tujuan dan memudahkan pemerintahan kuat dan manajemen risiko.
• Mengadopsi pendekatan berdasarkan prinsip dan menyesuaikan model untuk sesuai dengan tujuan organisasi dan keadaan.
• Fokus pada konsekuensi manajemen risiko membuat untuk mencapai tujuan dan menciptakan nilai, serta pada masalah "pertahanan" dan melindungi nilai.
• Memahami dengan jelas peran dan tanggung jawab yang diwakili dalam model dan hubungan antara mereka.
• Tindakan implementasi untuk memastikan aktivitas dan tujuan disesuaikan dengan kepentingan prioritas dari stakeholders.
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDr. Zar Rdj
METODE COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRUM (CGE)
• Baik secara teoritis maupun studi empiris terdahulu membuktikan bahwa infrastruktur, khususnya infrastruktur trasportasi memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, ketimpangan, serta meningkatkan kualitas hidup
• Namun dampak investasi infrastruktur transportasi yang berbeda perlu untuk dianilisis.
• Hasil simulai menggunakan CGE menunjukkan bahwa investasi pada jalan dan jembatan memberikan dampak pada riil PDB, konsumsi rumah tangga, serta pendapatan pajak lebih tinggi dari infrastruktur transportasi lainnya.
• Investasi pada jalan dan jembatan juga relatif memberikan dampak lebih pada peningkatan tenaga kerja serta penurunan kemiskinan.
• Untuk perdagangan, investasi jalan dan jembatan memberikan dampak pada ekspor lebih tinggi dibanding infrastruktur lainnya. Di sisi lain, investasi pada Bendungan/Rel Kereta/Bandara relatif memberikan dampak lebih tinggi daripada investasi jalan dan jembatan.
METODE RANTAI HASIL
• Digunakan untuk mengidentifikasi ultimate outcome dari proyek
• Bahan penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi sebelum dan sesudah proyek dibangun
• Ketika telah dimanfaatkan oleh pengguna, evaluasi dampak perlu dilakukan menggunakan metode yang lebih robust misalnya:
– randomized experiment
– causal inference
– instrumental variable
– different-in-different
– regression discontinuity
– dll.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19Dr. Zar Rdj
Berkembangnya COVID-19 serta adanya pembatasan perjalanan di seluruh dunia, bersamaan dengan adanya kebutuhan untuk melakukan audit sesuai dengan peraturan/ hukum atau adanya keperluan mendesak untuk melakukan audit telah memunculkan kembali pembicaraan serta perhatian terhadap upaya audit internal untuk menemukan alternatif lain sebagai pengganti proses audit tradisional - yang menggunakan metode tatap muka – untuk sesegera mungkin diimplementasikan. Proses audit jarak jauh mungkin merupakan alternatif terbaik yang dapat dilaksanakan, hal ini terutama karena sebagian besar perusahaan telah membatasi perjalanan hanya untuk fungsi-fungsi bisnis yang kritis, dan banyak negara di dunia telah melakukan penutupan sementara perbatasannya.
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal AuditDr. Zar Rdj
Nilai dasar Internal Audit
Metodologi di mana auditor internal melakukan layanan audit internal yang berwawasan ke depan untuk menawarkan pemahaman dan secara aktif mencari inovasi untuk meningkatkan organisasi, berupaya melakukan hal ini dari perspektif klien audit.
Audit berbasis nilai adalah tempat profesi audit internal menuju. Tidak banyak fungsi audit internal yang belum terlihat, tetapi merupakan tren yang muncul. Elemen kunci dari audit berbasis nilai ditunjukkan dalam diagram di dimaksd, kemudian diperluas pada komentar terkini.
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerahDr. Zar Rdj
PENINGKATAN BERKELANJUTAN DAN PENJAMINAN KUALITAS ATAS KEGIATAN PENGAWASAN INTERN
I. KUALITAS TERTANAM PADA KEGIATAN PENGAWASAN INTERN TERLIHAT PADA KEGIATAN PENGAWASAN INTERN YANG MELIPUTI:
1. Governance (Tata Kelola);
• Tata Kelola Pengawasan Intern;
• Piagam Pengawasan Intern;
• Independensi dan Objektivitas;
• Sistem Pengendalian Intern;
• Manajemen Risiko;
• Kode Etik; dan
• Pengelolaan Sumber Daya.
2. Professional Practice (Praktik Profesional);
• Peran dan Tanggung Jawab;
• Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko;
• Perencanaan Penugasan Pengawasan;
• Kecakapan dan Kecermatan Profesional;
• Pelaksanaan Penugasan Pengawasan; dan
• Penjaminan Kualitas.
3. Communication (Komunikasi).
• Komunikasi Hasil Pengawasan;
• Tindak Lanjut Hasil Pengawasan; dan
• Komunikasi dengan Stakeholders.
II. PENINGKATAN BERKELANJUTAN ATAS QUALITY ASSURANCE AND IMPROVEMENT PROGRAM (QAIP) TERLIHAT PADA:
1. Pemantauan Berkelanjutan (Ongoing Monitoring);
Pemantauan berkelanjutan dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan kegiatan pengawasan intern sehari-hari dengan kode etik dan standar. Pemantauan berkelanjutan memberikan jaminan bahwa proses-proses pengawasan intern telah berjalan secara efektif untuk dapat menjaga kualitas setiap penugasan pengawasan intern. Pemantauan berkelanjutan dilakukan dengan senantiasa menjaga kesesuaian setiap penugasan pengawasan intern dengan standar
2. Penilaian Sendiri Secara Berkala (Periodic Self Assessment);
Penilaian sendiri secara berkala dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan kegiatan pengawasan intern dalam suatu periode dengan definisi pengawasan intern, kode etik, dan standar audit.
Hasil penilaian sendiri secara berkala dan level kesesuaian yang dicapai harus dilaporkan kepada Pimpinan APIP. Rencana aksi berikut jangka waktu penyelesaiannya juga harus disusun dalam rangka menindaklanjuti kelemahan-kelemahan dan/atau area-area peningkatan yang telah diidentifikasi. Perpaduan proses pemantauan berkelanjutan dan penilaian sendiri secara berkala akan menjadi suatu struktur yang efektif untuk menjaga kesesuaian kegiatan pengawasan intern dan memperoleh peluang untuk peningkatan.
3. Penilaian Ekstern (External Assessment).
Penilaian ekstern dilaksanakan paling kurang satu kali dalam lima tahun oleh pihak yang independen dan berkualitas yang berasal dari luar APIP. Penilaian ekstern dapat dilakukan melalui:
• penilaian oleh pihak independen yang mempunyai keahlian di bidang
• Pengawasan Intern, seperti Kantor Akuntan Publik;
• penilaian mandiri dengan validasi oleh pihak ekstern; dan/atau
• telaah sejawat oleh APIP lain.
KERANGKA KONSEPTUAL PENGAWASAN INTERN
PEMERINTAH INDONESIA (KKPIP)
Kerangka Konseptual Pengawasan lntern Pemerintah atau KKPIP adalah kerangka kerja yang bersifat konseptual dalam rangka mengorganisasikan acuan kerja pengawasan intern yang diterbitkan oleh AAIPI
Sifat KKPIPI secara teoritis bermakna bahwa KKPIPI dibangun dan dikembangkan berdasarkan teori dan konsep pengawasan intern yang telah teruji
Dengan adanya kerangka yang bersifat teoritis dan konseptual, maka perbedaan pemahaman tersebut dapat diminimalisir, sehingga standar, kode etik dan telaahan sejawat serta penjabarannya dapat dilaksanakan secara lebih efektif
I. WAJIB MENJADI ACUAN
1. Prinsip–Prinsip Dasar Pengawasan Intern;
2. Definisi Pengawasan Intern;
3. Standar Pengawasan Intern meliputi:
• Standar Audit Kinerja,
• Standar Audit Investigatif,
• Standar Reviu,
• Standar Pemantauan,
• Standar Evaluasi,
• Standar Pengawalan/pendampingan,
• Standar Pengawasan Lainnya; dan
4. Kode Etik.
II. REKOMENDASI UNTUK MENJADI ACUAN
1. Panduan Implementasi
2. Panduan Tambahan.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
6. KEBERHASILAN PEMBANGUNAN ASN : RPJPN
Good Governance
Reformasi Birokrasi
dan UU ASN
Smart ASN
ASN: Human Capital
ASN yang memiliki:
1. karakteristik berwawasan
global
2. menguasai TIK dan bahasa,
3. memiliki kemampuan
networking tinggi dengan
kemampuan skill multitasking
yang proporsional.
ASN di masa depan
harus memiliki empat
dimensi, antara lain
1. dimensi berpikir,
2. dimensi komunikasi,
3. dimensi mengelola
diri,
4. dimensi partisipasi
dan kontribusi
6
Maizar Radjin
8. 88
Mental
Aparatur
(Manajemen
Perubahan)
Biro KIP
PENGUATAN
PENGAWASAN
6 Elemen
ITJEN
Akuntabilitas
Biro
Perencanaan
Kelembagaan
Biro
Kepegawaian
dan Org
Tata Laksana
Pustikom &
Biro
Kepegawaian
dan Organisasi
Manajemen
SDM ASN
Biro
Kepegawaian
dan Organisasi
Peraturan
Perundangan
Biro Hukum
Pelayanan
Publik
PPTB
KOORDINATOR
8 (DELAPAN)
ELEMEN RB
Source : Keputusan Menhub No. KP 191 Tahun 2015
1. Zona Intergritas : Pembangunan unit kerja untuk
memperoleh predikat menuju WBK/WBBM di seluruh
Intansi Pemerintah (Pusat dan Daarah)
2. Pelaksanaan pengendalian Gratifikasi di masing-masing kementerian/lembaga
dan pemda;
3. Pelaksanaan whistleblowing system di masing-masing kementerian/lembaga
dan pemda
4. Pelaksanaan pemantauan benturan kepentingan di masing-masing
kementerian/lembaga dan pemda;
5. Pembangunan SPIP di lingkungan unit kerjadi masing-masing
kementerian/lembaga dan pemda;
6. Penanganan pengaduan masyarakat di masing-masing kementerian/lembaga
dan pemda
MENJADI bagian dari PRIORITAS NASIONAL
KOORDINATOR : DELAPAN ELEMEN RB
Maizar Radjin
10. 10
ZONA INTEGRITAS
10
Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi
• Perpres 54/2018
• SKB (5 Instansi) Men PPN
Bapennas, Mendagri, MenPAN
RB, Kantor Staf Presiden,
KPK
TPI
Menuju Predikat
WBK/WBBM
• Permenpan RB 52/2014
UNIT KERJAKAWASAN Inspektorat
Investigasi
11. 11
KAWASAN ZONA INTEGRITAS KEMENHUB 2019-2020
Lokasi
Intervensi
No Pelabuhan Laut Pelabuhan Udara
1 Tanjung Priuk (Jakarta) Soekarno Hatta (Jakarta)
2 Tanjung Perak (Surabaya) Juanda (Surabaya)
3 Belawan (Medan) Kuala Namu (Medan)
4 Soekarno Hatta (Makassar) Hasanuddin (Makassar)
5 Sekupang (Batam) Hang Nadim (Batam)
6 Tanjung Mas (Semarang) Ngurah Rai (Bali)
11Maizar Radjin
13. DASAR HUKUM ZI : WBK
DASAR HUKUM PERMENPAN
1. UU 28 / 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. UU 31 / 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3. UU 30 / 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Korupsi;
4. UU 14 / 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ;
5. UU 25 /2009 tentang Pelayanan Publik ;
6. PP 60 / 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah;
7. Perpres 54 / 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010 – 2025;
9. Perpres 55 / 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Inpres 2 / 2014 Tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;
10. Permen PAN dan RB 14 / 2014 tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
PERMENPAN tentang ZI
Permen PANRB 20 / 2012 tentang
Pedoman Umum Pembangunan ZI
menuju Wilah Bebas dari Korupsi
Permen PANRB 60 / 2012 tentang
Pedoman Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK dan WBBBM
di Lingkungan K/L dan Pemda
Permen PANRB 52 / 2014 tentang
Pedoman Pembangunan ZI menuju
WBK dan WBBM di Lingkungan
Instansi Pemerintah
diubah
diubah
13Maizar Radjin
14. 14
1. Zona Integritas adalah predikat yang diberikan kepada instansi
pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen
untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi,
khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas
pelayanan public
2. Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah predikat yang
diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar
kriteria dalam manajemen perubahan, penataan tatalaksana,
penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan
penguatan akuntabilitas kinerja.
3. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (Menuju WBBM)
adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang
memenuhi sebagian besar kriteria manajemen perubahan,
penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM,
penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan
penguatan kualitas pelayanan publik.
DEFINISI
14Maizar Radjin
15. 15
SYARAT WBK WBBM
TINGKAT INSTANSI
PEMERINTAH
Opini BPK “WTP”
Opini BPK “WTP” selama minimal 2
tahun berturut-turut
Nilai AKIP minimal “CC”
TINGKAT UNIT KERJA
Setingkat Es. I s.d Es. III
Peran dan penyelenggaraan fungsi pelayanan strategis
Melaksanakan program-program reformasi birokrasi secara baik
Mengelola sumber daya yang cukup besar
Telah sebelumnya mendapat predikat
WBK
SYARAT PENGAJUAN PREDIKAT WBK/WBBM
15Maizar Radjin
16. Permenpan 52/2014
WBK WBBM
A
1 Manajemen Perubahan 5%
2 Penataan Tata Laksana 5%
3 Penataan sistem manajemen 15%
4 Penguatan akuntabilitas 10%
5 Penguatan pengawasan 15%
6 Peningkatan kualitas pelayanan public 10%
60%
B
1 Persepsi KKN 15% 13.5 13.50%
2 TLHA & TLHP 5% 3.5 3.50%
20%
1 Persepsi Pelayanan 20% 0 16%
100%
PENGUNGKIT
Nilai % Memenuhi
NO KRITERIA LKE
Sub Total
Sub Total
Total
HASIL
Pemerintah yang Bersih KKN
Kualitas Pelayanan Publik
75% 75%
INDIKATOR & BOBOT PENILAIAN WBK/WBBM
16Maizar Radjin
17. 17
KERANGKA LOGIS KEBERHASILAN ZI : WBK
MANAJEMEN
PERUBAHAN
PENATAAN
1. Tata Laksana
2. Sistem Manajemen
PENGUATAN
1. Akuntabiltas
2. Pengawasan
PENINGKATANKUALITAS
PELAYANANPUBLIK
PEMERINTAH YANG BERSIH DAN
BEBAS KKN
PERSEPSI
KORUPSI
PENYELESAIAN
TLHP
PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK
PERSEPSI KUALITAS
PELAYANAN
1
2
3
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
PENGUNGKIT HASIL
Maizar Radjin
18. MILESTONE ZONA INTEGRITAS : WBK
PENCANANGAN
(PUSAT, UPT &
INSTANSI TERKAIT
DAN STAKEHOLDER)
PENETAPAN
(PUSAT DAN
MENHUB)
PEMBANGUNAN
(PUSAT DAN UPT
TERKAIT)
EVALUASI
(TIM PENILAI
INTERNAL)
BERPREDIKAT
(TIM PENILAI
NASIONAL)
1 2 3 4 5
18Maizar Radjin
20. 2016 2017
1. Ditjen Perkeretaapian
2. Ditrektorat Kepelabuhanan
3. Subdit Uji Tipe Kendara
Bermotor Direktorat Sarana
1. Balai Pengujian Laik Jalan
dan Sertifikasi Kendaraan
Bermotor Bekasi
2. Unit Penyelenggara Bandar
Udara Mutiara Sis Aljufri
3. Balai Pendidikan Pelatihan
dan Penyegaran Ilmu
Pelayaran
4. Politeknik Pelayaran
Surabaya
1. Balai Pengujian Laik Jalan & Sertifikasi Kendaraan Bermotor Bekasi
2. Direktorat Kelaikudaraan Dan Pengoperasian Pesawat Udara
3. Balai Kesehatan Penerbangan
4. Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kalimarau
5. Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok
6. Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya
7. Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Samarinda
8. Distrik Navigasi Kelas Ii Benoa
9. Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas I Bau-bau
10. Balai Pengujian Perkeretaapian Bekasi
11. Politeknik Penerbangan Surabaya
12. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
2018
Usulan dari Kemenhub yang
berhasil mendapat predikat
WBK pada tahun 2019 20
REKAM JEJAK PENGUSULAN NOMINASI WBK KEMENHUB
Maizar Radjin
21. 21 21
PENCANANGAN ZONA INTEGRITAS
telah dilakukan di Kementerian Perhubungan
Sejak Tahun 2012 di tanggal 12 Desember 2018
PENCANANGAN
Pembagunan Zona Integritas
Maizar Radjin
22. KOMITMEN CEGAH KKN
Menteri Perhubungan Bersama
Pimpinan KPK telah
menandatangani Pernyataan
Komitmen Penerapan
Pengendalian Gratifikasi
Pada tanggal 15 April 2014
Menteri Perhubungan
Bersama dan Semua Eselon I
telah menandatangani
Deklarasi Anti Pungutan
Liar di Lingkungan
Kementerian Perhubungan
Pada tanggal 22 Desember 2016
24. MEKANISME PENILAIAN TIM PENILAI NASIONAL
Validasi Dokumen
6 Elemen
(PDCA)
Observasi Lapangan
(Pelayanan)
Survey (Ekternal: Expert)
Kualitas Layanan & Persepsi KKN
(Pihak ke-3)
Observasi Lapangan
(Pelayanan)
Survey (Ekternal: BPS)
Kualitas Layanan & Persepsi KKN
(Pihak ke-3)
2014-20172018–Saatini
Validasi Dokumen
6 Elemen
(PDCA) 24
25. 25
STRATEGI TPN EVALUASI DAN VALIDASI SETIAP ELEMEN WBK
P
D
C
A
LAN
0
HECK
CT
MERENCANAKAN
MELAKSANAKAN
MEMERIKSA
MENINDAK
• Target
• Sasaran
• Tim Kerja
• Metode yg digunakan
• Proses
• Pengumpulan Data
• Dokumentasi
• Coparison actual vs target
1. Hasil
2. Biaya
3. Waktu
• Tindakan perbaikan
• Tindakan Standarisasi
POAC
PDCA
KAIZEN
SIX SIGMA
TQM
Maizar Radjin
26. 26
ELEMEN-ELEMEN IMPLEMENTASI WBK…(1)
1. Manajemen Perubahan
1. Tim Kerja
• SK
• Road Map
• Actions Plan
2. Keterlibatan Pimpinan
• Role Model (sikap nyata)
• Agen Perubahan (program)
• Progam ZI termasuk dalam agenda Organisasi
• Ekternalisasi dan Internalisasi
3. Evaluasi Zona Integritas
• Evaluasi priodikal Road Map
• Actions Plan
• Tindak Lanjut Maizar Radjin
27. 27
ELEMEN-ELEMEN IMPLEMENTASI WBK…(2)
2. Penataan Tata Laksana 1. Proses Bisnis & SOP (PM 50/2017
& PM 82/2017)
• Layanan unggulan
• Evaluasi dan Pemuktakhiran
• Sertifikasi prosedur mutu (layanan)
2. Budaya E-Goverment
• Jenis-jenis operasionalisasi organisasi yang
menggunakan IT
• Jenis laporan kinerja yang menggunakan IT
(pegawai dan organisasi)
• Monitoring TIK (pengembangan)
3. Keterbukaan Informasi Publik
• Sarpras PPID
• Humas
• Pengaduan Maizar Radjin
28. 28
ELEMEN-ELEMEN IMPLEMENTASI WBK…(3)
3. Penataan Sistem Manajemen
Sistem SDM
• Bezetting pegawai
• Peta kebutuhan/gap pengembangan
(akademik, profesi dan vokasi) pegawai di
JPT, JFU dan Manajemen
• Pola Rekruitmen dan Mutasi
• Monitoring dan Evaluasi SDM
• Mekanisme Reward dan Punish
• Mekanisme pengukuran kinerja
• Linearitas / kontribusi kinerja pegawai
dengan sasaran/tujuan organisasi secara
berjenjang (buttom up)
• Sistem Informasi SDM yang digunakan
• Code of conduct (kebijakan, sosialisasi dan
implementasinya)Maizar Radjin
29. 29
ELEMEN-ELEMEN IMPLEMENTASI WBK…(4)
4. Penguatan Akuntabilitas
RPJPN RPJMN RENSTRA
RENJA RKT PK
1. Keterlibatan Pimpinan
• Proses penetapan
• Dokumentasi-dokumentasi proses penetapan
• Peningkatan kompetensi bagi pegawai yang
menyusun dokumen perencaan
2. Dokumen Perencanaan
• Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kinerja
Tahunan, Perjanjian Kinerja, LAKIP dan Laptah
• Evaluasi dan tindak lanjut Dokumen Perencanaan
3. Pemahaman dokumen perencanaan
• Berorientasi outcome bukan hasil
• Konsep S M A R T
• Sampling SKP dari staf sd pimpinan puncak yang
berkontribusi dengan tujuan organisasi
Maizar Radjin
30. 30
ELEMEN-ELEMEN IMPLEMENTASI WBK…(5)
5. Penguatan Pengawasan..(1)
1. Gratifikasi
• Aktivitas mensosialisasikannya
• Identifikasi area yang berpotensi gratifikasi
• Pelaporannya (periodic walaupun nihil)
2. SPIP (penyelenggaraan & maturitas)
• Soft Control: Rencana Tindak Perbaikan
(lingkungan pengendalian)
• Hard Control : Rencana Tindak Pengendalian
(Analisa risiko) terdiri dari Daftar Risiko, Peta
Risiko dan Rencana Tindak Pengendalian
Kegiatan, Infokom dan Pemantauan
3. Pengaduan Masyarakat
• Sarana dan Kebijakan
• Informasi proses penanganan pengaduan
• Tindak lanjut Maizar Radjin
31. 31
ELEMEN-ELEMEN IMPLEMENTASI WBK…(6)
5. Penguatan Pengawasan..(2)
1. Wisthle Blowing Syistem
• Mekanisme publikasi
• Sarana di web internal
2. Conflict of interest (benturan
kepentingan) PM 61/2016
• Kebijakan
• Media publikasi
• Identifikasi potensi-potensi (bentuk, jenis dan
sumber) benturan kepentingan->pelayanan
• Laporan secara berkala walaupun nihil
Maizar Radjin
32. 32
ELEMEN-ELEMEN IMPLEMENTASI WBK…(7)
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Prima
1. Standar Pelayanan Mininal
• Kebijakan
• Sosialisasi
• Maklumat
2. Budaya Pelayanan Prima
• Penepannya
• Kemudahan Akses
3. Penilaian Kepuasan
• Priodikal survey
• Publikasi hasil survey
• Tindak lanjut hasil survey
Maizar Radjin
33. CATATAN MAJOR : IMPLEMENTASI WBK
1. One Man Show
2. Pimpinan dan Manajemen Tidak Ditempat
3. Pendampingan suvey lapangan lebih ke sarpras
4. Suveyor salah sasaran
5. PIC Perelemen Pengungkit tidak bisa berimprovisasi lebih
6. Dokumen WBK hanya Sebatas pemenuhan data dukung ≠ PDCA
7. Eforia WBK tematik / hanya diketahui segelintir pegawai
8. Public compaign WBK tidak sebaik Instansi Pemerintah lain
9. Dokumentasi Heroik dan aktivitas sosial yang membangun
Maizar Radjin