SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
PEMBANGUNAN SECARA VERTIKAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

oleh
Fuji Restu Pratiwi
Anita Septiani
Nike Novi Yanti
Ratna DewiPardede
Sikkharini Cintantyadwisthi
Fitriawati
Vani Adelina Sitanggang

(19912014)
(19912041)
(19912122)
(19912125)
(19912170)
(19912173)
(19912185)

Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
2013

Abstrak
Perkotaan yang mampu menstimulasi adanya pergerakan dan urbanisasi menyebabkan jumlah
penduduk kota meningkat setiap tahun. Kepadatan penduduk tersebut tentu menyebabkan
kebutuhan akan lahan semakin bertambah dan akhirnya berimbas pada penggunaan lahan yang
tidak efisien sehingga menimbulkan berbagai masalah yang salingberkaitan. Pemanfaatan lahan
perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi manfaat yang besar dalam
menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu, pembangunan secara vertikal dapat menjadi solusi yang sesuai atas permasalahan
yang silih berganti muncul akibat pertumbuhan jumlah penduduk dengan catatan bahwa
pembangunan tersebut dilakukan dengan tidak mengesampingkan wawasan lingkungan.
Pendahuluan
Bagi sebagian besar masyarakat, perkotaan merupakan tempat yang paling menjanjikan
dalam mencukupi segala kebutuhan. Fasilitas-fasilitas umumseperti sekolah yang maju, rumah
sakit yang berkualitas, mall-mall yang menyediakan berbagai kebutuhan, dan tempat wisata
keluarga yang mewah menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Hal
tersebut tentu membuat pertumbuhan penduduk di kotameningkat setiap tahun.
Jumlah penduduk perkotaan yang selalu mengalami kenaikan akibat pertumbuhan alami
maupun migrasi ini berimplikasi pada berbagai masalah yang kompleks dan saling berkaitan.
Banyaknya penduduk tentu menyebabkan banyaknya lahan yang digunakan selain untuk tempat
tinggal namun juga sebagai tempat usaha sehingga berimbas pada berkurangnya ruang terbuka
hijau. Akibatnya, lingkungan terganggu secara ekologi karena bertambahnya produksi polusi baik
polusi suara, tanah, udara, dan air. Padatnya permukiman penduduk yang tidak tertata dengan rapi
juga mengakibatkan berkurangnya lahan untuk sarana jalan yang saat ini tentu sangat dibutuhkan
seiring semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor. Dengan sedikitnya lahan untuk sarana
jalan maka dapat menimbulkan kemacetan. Bahkan penggunaan lahan yang berlebihan juga dapat
memicu resiko kelangkaan pangan akibat terbatasnya lahan untuk bercocoktanam. Selain itu,
produksi sampah anorganik juga akan meningkat akibat bertambahnya konsumsi oleh masyarakat.
Masalah-masalah yang saling berkaitan ini membutuhkan sebuah solusi yang tepat sehingga
keseimbangan lingkungandi perkotaan dapat tercapai kembali.
Pembahasan
Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk di setiap kota semakin meningkat bahkan
lebih cepat dibandingkan siklus alamiah atau proses natural bumi. Peningkatan jumlah penduduk
yang membludak dapat memberi dampak yang kompleks sebab diiringi dengan peningkatan akan
kebutuhan pangan, air bersih, permukiman, ruang terbuka hijau, dan sarana jalan. Kebutuhan yang
semakin meningkat ini sayangnya tidak sebanding dengan kemampuan bumi untuk
menyediakannya. Sebagai contoh pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan lahan
permukiman semakin meningkat, namun jumlah lahan yang ada tidak bertambah.
Lahan merupakan salah satu modal utama untuk membangun suatu kehidupan. Hal ini
menyebabkan lahan dianggap sangat penting bagi sebagian masyarakat. Namun terkadang dalam
pemanfaatannya sering ditemukan perilaku pengeksplotasian lahan secara berlebihan. Membangun
kawasan tanpa memperhitungkan lahan untuk makhluk hiduplainnya merupakan salah satu contoh
perbuatan penggunaan lahan secara tidak bijaksana.
Kualitas lingkungan suatu kawasan secara tidak langsung menggambarkan kualitas
kehidupan dari manusia yang menempati kawasan tersebut. Semakin buruk lingkungannya,
semakin buruk pula kualitas kehidupan manusiannya. Hal ini disebabkan oleh kandungan udara
yang dihirup, air yang dipakai untuk kegiatan sehari, serta berbagai polusi yang berada di setiap
ruas kawasan yang memiliki lingkungan berkualitas buruk tentu akan berdampak negatif pada
kehidupan manusia terutama kesehatannya. Hal ini tentu tidak sebanding dengan aktifitas manusia
yang kian hari mengalami kesibukan yang meningkat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang saling
berkaitan akibat meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan adalah pembangunan secara vertikal
yang berwawasan lingkungan. Pembangunan vertikal dapat diartikan sebagai pengoptimalan lahan
denganmelakukan pembangunanke atas dan ke bawah. Sedangkan yang dimaksud dengan
pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang memperhatikan
aspek pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas
hidup generasi sekarang maupun selanjutnya.
Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi
manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan
kesejahteraan masyarakat sehingga dalam pelaksanaan pembangunan vertikal harus
memperhatikan beberapa hal yang mendukung. Konsep pembangunan secara vertikal adalah
sebagai berikut.
a) Pemilihan lahan pembangunan
Memilih dan memilah lahan sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan
pembangunan. Bangunan vertikal sebaiknya didirikan di atas lahan yang tidak produktif.
Dengan demikian wilayah produktif yang memiliki lahan subur serta tingkat kesesuaian yang
tinggi untuk pertanian dapat dijadikan sebagai tempat bercocoktanam.
b) Keseragaman bangunan
Pembangunan secara vertikal menghasilkan produk bangunan yang seragam untuk
setiap jenisnya dan tetap perlu memperhatikan aturan-aturan yang telah berlaku mengenai garis
sempadan bangunan. Dalam prosesnya ditentukan jarak minimal antar gedung dan tinggi
maksimal setiap gedung berdasarkan kontur tanah di lokasi tersebut. Tinggi maksimal rumah
susun adalah 5 s/d 6 lantai. Hal ini bertujuan agar bangunan-bangunan vertikal tersebut tertata
dengan rapi dan masing-masing bangunan mendapat asupan cahaya yang cukup sehingga
menciptakan suasana yang sehat. Selain itu, tinggi maksimal gedung yang hanya 5 hingga 6
lantai tidak akan mengganggu radar pesawat terutama di Kota Bandung.
c) Hunian vertikal ideal
Pembangunan secara vertikal diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan
manusia namun juga mampu mencukupi kebutuhan makluk hidup lainnya. Oleh karena itu,
hunian vertikal yang dibangun harus bersifat multifungsional dengan menyediakan tempat
tinggal bagi makhluk hidup lainnya. Dengan kondisi yang ideal tersebut maka kebutuhan setiap
makhluk hidup dapat terpenuhi.
Setiap hunian vertikal yang ideal sebaiknya memiliki beberapa kriteria seperti beratap
hijau, menyediakan ruang khusus binatang peliharaan, taman hijau di sekeliling permukiman
vertikal beserta elemen pengisinya yang lengkap dapat dimanfaatkan sebagai ruang
berkumpulnya masyarakat saat santai dan sebagai daerah resapan air serta area bercocoktanam
dengan memakai sistem polikultur guna mencukupi kebutuhan pangan penduduk.
Bagi penduduk berfinansial menengah ke atas akan dikenakan biaya tinggal di rumah
susun yang lebih mahal supaya dapat memberi subsidi bagi masyarakat yang memiliki keadaan
ekonomi menengah ke bawah. Dengan demikian, setiap masyarakat dapat menikmati fasilitas
berupa rumah susun dan komponen pengisinya.
d) Integrasi beberapa disiplin ilmu
Selain ilmu arsitektur dan perencaan tata wilayah dan kota, pelaksanaan pembangunan
secara vertikal juga memerlukan integrasi beberapa disiplin ilmu lainnya dalam proses
pemilihan material pembangunan, rekayasa polikultur, pengolahan air bersih, dan lain-lain
yang berkaitan dengan pemanfaatan energi guna mendukung keberlanjutan pembangunan
secara vertikal.
e) Pembangunan fasilitas-fasilitas umum secara vertikal
Merubah pola pembangunan di perkotaan menjadi pembangunan secara vertikal tidak
boleh mengesampingkan fokus pada pelayanan masyarakat kota. Tidak hanya permukiman,
fasilitas-fasilitas umum yang tentu sangat dibutuhkan oleh penduduk kota seperti sekolah,
rumah sakit, dan pusatperbelanjaan juga harus dikembangkan dan menjadi salah satu agenda
pembangunan secara vertikal.
f) Parkir underground
Setiap gedung yang dibangun secara vertikal perlu memanfaatkan ruang bawah tanah
sebagai area parkir yang memadai dengan memperhatikan kelancaran sirkulasi udara melalui
beberapa ventilasi. Area parkir tersebut juga sebaiknya dibagi berdasarkan jumlah roda
kendaraan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi lebih efisien dan tertata rapi.
g) Program Sabtu bersih
Pengubahan pola pembangunan sebaiknya diimbangi pula dengan pengubahan pola
kehidupan seperti penggunaan kendaraan bermotor. Dalam konsep penulis, pada hari Sabtu
masyarakat dilarang menggunakan kendaraan bermotor untuk mengurangi kebisingan dan
polusi udara sehingga dapat meminimalisir resiko pencemaran udara. Hal ini tentu akan
dibantu dengan menyediakan satu spot sepeda siap pakai di setiap rumah susun dan dapat
dipinjam oleh masyarakat yang tidak memiliki sepeda.
h) Wisata cagar budaya berbasis alam
Pariwisata yang menjadi salah satu penyumbang penghasilan asli daerah (PAD) harus
diagendakan dalam penggantian pola pembangunan perkotaan. Berbagai taman wisata keluarga
yang mewah namun dibangun secara horizontal dapat diganti dengan wisata cagar budaya
berbasis alam yaitu dengan tidak memaksa pengubahan bangunan-bangunan tua bersejarah
menjadi bangunan vertikal. Bangunan-bangunan bersejarah tersebut dikemas sedemikian rupa
sehingga tetap berwawasan lingkungan yaitu dengan membuat lokasi di sekitar bangunan
tersebut menjadi ruang terbuka hijau atau alun-alun.
i) Sarana ekonomi masyarakat
Pembangunan secara vertikal yang terfokus dengan skala yang lebih besar dan
menyediakan berbagai fasilitas kota yang lebih lengkap dapat memberi lebih banyak peluang
pekerjaan bagi masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian peluang aktivitas ekonomi
tersebut memungkinkan terwujudnya pusat-pusat pertumbuhan baru yang mendukung
tersedianya lapangan dan kesempatan kerja. Para petani dapat menggarap lahan milik beberapa
orang yang berfinansial menengah ke atas. Selain itu masyarakat juga dapat membuka
lapangan kerja sendiri karena didukung oleh fasilitas yang lengkap.
j) Pelaksanaan program persiapan dan pembinaan etika pola hidup kota yang baru
Proses transisi menuju pola pembangunan secara vertikal ini tidak seluruhnya
mendapat perhatian penuh dari masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan program-program
persiapan dan pembinaan etika pola hidup yang baru sehingga masyarakat lebih siap menerima
proses transisi tersebut. Dengan adanya kesiapan masyarakat maka pembangunan secara
vertikal akan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak sehingga tidak menghambat proses
pelaksanaanya.
Gambar 01. Konsep pembangunan secara vertikal berwawasan lingkungan

1)
2)

3)
4)

5)

Beberapa keunggulan dari pembangunan secara vertikal yang berwawasan lingkungan
antara lain
memiliki sasaran dan manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan pembangunan secara
horizontal,
dapat menjadi solusi bagi masyarakat atas tingginya harga tanah sehingga mengantisipasi agar
masyarakat tidak bermigrasi ke daerah pinggiran atau lokasi yang harga tanahnya lebih murah
karena migrasi penduduk ke daerah yang lebih murah hanya akan menambah masalah baru,
biaya lebih terkendali,
menjadi alternatif penyedia fasilitas-fasilitas kota yang lengkap sehingga menciptakan peluang
aktivitas ekonomi dan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat membuka lapangan dan
kesempatan kerja, dan
dapat mendukung perwujudan tata ruang kota masa depan.

Tujuan dilaksanakannya pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan antara
lain :
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
Dengan adanya pembangunan vertikal manusia bisa lebih berbagi lahan dengan
lingkungan, baik hewan maupun tumbuhan. Karena tanpa disadari baik langsung maupun tidak
langsung, kehidupan manusia pasti selalu berdampingan dengan lingkungan hidup. Hal ini
disebabkan oleh hubungan manusia dan lingkungan yang saling membutuhkan. Kondisi
tersebut memberikan pilihan bahwa manusia harus bisa menjaga lingkungan dengan baik,
sehingga lingkungan pun akan memberikan hal yang manusia butuhkan dengan cara yang baik
pula.
b. Terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
Pemanfaatan lahan secara tidak bijaksana akan menimbulkan berbagai masalah baru.
Salah satu masalah yang timbul adalah krisis bahan makanan. Masalah ini akan sangat
berpengaruh bagi kehidupan sekarang maupun bagi kehidupan generasi mendatang. Karena
pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Pembangunan secara
vertikal tentu akan memberi peluang yang lebih besar dalam memanfaatkan sisa lahan sebagai
lahan bercocoktanam dan sistem drainase penyimpan air bersih. Dengan demikian kebutuhan
pangan generasi sekarang akan tercukupi begitu pula dengan kebutuhan generasi mendatang
yang telah tersedia.
c. Tercapainya fungsi ekologis lingkungan hidup.
Pembangunan yang tidak diiringi dengan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup
akan menimbulkan ketimpangan bagi proses kehidupan selanjutnya. Lingkungan hidup
merupakan suatu faktor penyeimbang bagi kehidupan pada umumnya. Dengan adanya
lingkungan hidup kebutuhan manusia secara fisik dan psikis akan terpenuhi, namun hal ini
tentu harus diikuti dengan perilaku menjaga lingkungan dari pihak manusia. Pembangunan
vertikal yang berwawasan lingkungan menjadi salah satu solusi yang mumpuni bagi
permasalahan ini. Karena inti dari konsep pembangunan ini adalah saling berbagi dengan
lingkungan hidup lainnya.
Pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan tentu akan memperhatikan aspek
lingkungan dengan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara tidak bijaksana, seperti
penggunaan lahan yang berlebihan, pohon yang banyak ditebang untuk dijadikan material
pembangunan, serta sumber daya lainnya. Material yang digunakan dalam pembangunan
vertikalpun lebih sedikit bila dibandingkan pembangunan horizontal. Selain itu, pembangunan
secara vertikal bisa mereduksi jumlah polusi yang semakin hari semakin meningkat. Kondisi
ini memberikan dampak positif bagi lingkungan, karena semakin banyaknya lahan yang
dimanfaatkan sebagai ruang hijau.
Simpulan dan Saran
Perkotaan yang semakin hari semakin maju menarik minat masyarakat untuk
melakukan urbanisasi sehingga jumlah penduduk kota meningkat setiap tahun. Kepadatan
penduduk tersebut tentu menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin bertambah dan akhirnya
berimbas pada penggunaan lahan yang tidak efisien sehingga menimbulkan berbagai masalah yang
saling berkaitan. Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat
memberi manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, pembangunan secara vertikal dapat
menjadi solusi yang sesuai atas permasalahan yang silih berganti muncul akibat pertumbuhan
jumlah penduduk dengan catatan bahwa pembangunan tersebut dilakukan dengan tidak
mengesampingkan wawasan lingkungan.
Tujuan dilaksanakannya pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan antara
lain tercapainya keselarasan, keserasian,dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup,
terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang, tercapainya kelestarian
fungsi lingkungan hidup, terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, dan
terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan, seperti pencemaran suara,
udara, tanah, dan air.
Agar tujuan pembangunan secara vertikal yang memiliki sasaran pada kualitas dan
kuantitas keseimbangan lingkungan kota tercapai maka dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan beberapa hal yang mendukung yaitu pemilihan lahan pembangunan, keseragaman
bangunan, hunian vertikal ideal, integrasi beberapa disiplin ilmu, pembangunan fasilitas-fasilitas
umum secara vertikal, parkir underground, program Sabtu Bersih, wisata cagar budaya berbasis
alam, sarana ekonomi masyarakat, dan pelaksanaan program persiapan dan pembinaan etika pola
hidup kota yang baru.
Beberapa keunggulan dari pembangunan secara vertikal yang berwawasan lingkungan
antara lainmemiliki sasaran dan manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan pembangunan
secara horizontal,dapat menjadi solusi bagi masyarakat atas tingginya harga tanah, mengantisipasi
agar masyarakat tidak bermigrasi ke daerah pinggiran atau lokasi yang harga tanahnya lebih murah
karena migrasi penduduk ke daerah yang lebih murah hanya akan menambah masalah baru, biaya
lebih terkendali,menjadi alternatif penyedia fasilitas-fasilitas kota yang lengkap sehingga
menciptakan peluang aktivitas ekonomi dan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat membuka
lapangan dan kesempatan kerja, dan dapat mendukung perwujudan tata ruang kota masa depan.
Daftar Referensi
Tarigan, Robinson. 2003. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
http://green.kompasiana.com/iklim/2011/02/11/pembangunan-berkelanjutan-341334.html (diakses
pada 8 April 2013)
http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/pengertian-pembangunan-berwawasan-lingkungan/
(diakses pada 8 April 2013)
http://www.indosiar.com/ragam/pembangunan-gedung-vertikal-semakin-marak_75331.html
(diakses pada 9 April 2013)
http://nasional.kompas.com/read/2012/08/23/21232065/Hampir.54.Persen.Penduduk.Indonesia.Ti
nggal.di.Kota (diakses pada 9 April 2013)

More Related Content

What's hot

Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganLatifah Tio
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratPenataan Ruang
 
Contoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. Bajenis
Contoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. BajenisContoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. Bajenis
Contoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. BajenisInstitut Teknologi Medan
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Latifah Tio
 
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002inideedee
 
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasanRancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasaninfosanitasi
 
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur JalanKebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalaninfosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiPerbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiUIN Alauddin Makassar
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 
Penetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kotaPenetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kotaBie BenJamin
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaFitri Indra Wardhono
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis TransekSiti Sahati
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGMOSES HADUN
 
Metode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMetode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMuhammad Hanif
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaLatifah Tio
 

What's hot (20)

Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancangan
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat
 
Contoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. Bajenis
Contoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. BajenisContoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. Bajenis
Contoh Gambaran Umum Wilayah Studi Kec. Bajenis
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
 
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT) - 403/KPTS/M/2002
 
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasanRancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
Rancangan kebijakan-dan-strategi-perkotaan-nasional-kspn-ringkasan
 
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur JalanKebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
Kebijakan, Program dan Capaian Pembangunan Infrastruktur Jalan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu PlanologiPerbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
Perbedaan Perencanaan Tapak Dalam Ilmu Arsitektur dan Ilmu Planologi
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 
Penetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kotaPenetapan kawasan strategis wilayah kota
Penetapan kawasan strategis wilayah kota
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 
Double skin facade
Double skin facadeDouble skin facade
Double skin facade
 
Metode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa WilayahMetode Dasar Analisa Wilayah
Metode Dasar Analisa Wilayah
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
 

Similar to Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1agunjul
 
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxPERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxArifin Abidin
 
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptxPembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptxFajarSKMMKes
 
SLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptx
SLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptxSLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptx
SLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptxSandiJack
 
A153578 tugasan agenda 21 & bandar anda
A153578 tugasan agenda 21 & bandar andaA153578 tugasan agenda 21 & bandar anda
A153578 tugasan agenda 21 & bandar andaSITIZALEHAMOHDRIDHUA
 
Kampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota HijauKampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota Hijaunikenpraw
 
Infrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanInfrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanSyafrianto Amsyar
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanSari Faizah
 
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...Gugum Gumilar
 
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixPengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixAndy Herlambang
 
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012Oswar Mungkasa
 
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapan
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapanLmcp 1532 pembangunan bandar mapan
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapannur atiqah Anuar
 
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Nurul Afdal Haris
 
Permukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdf
Permukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdfPermukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdf
Permukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdfbadrihatta2
 
Kota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.ppt
Kota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.pptKota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.ppt
Kota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.pptAndiPutriSyakila
 

Similar to Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan (20)

Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1a
 
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptxPERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN DAN CARA PENAGANAN.pptx
 
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptxPembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
Pembangunan_berkelanjutan_ppt.pptx
 
SLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptx
SLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptxSLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptx
SLIDE MAKALAH SELEKSI TERBUKA JPT PRATAMA DINAS PUPR KOTA BANJARBARU .pptx
 
A153578 tugasan agenda 21 & bandar anda
A153578 tugasan agenda 21 & bandar andaA153578 tugasan agenda 21 & bandar anda
A153578 tugasan agenda 21 & bandar anda
 
Kampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota HijauKampanye Publik Kota Hijau
Kampanye Publik Kota Hijau
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
 
Infrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaanInfrastuktur hijau perkotaan
Infrastuktur hijau perkotaan
 
Projek akhir
Projek akhirProjek akhir
Projek akhir
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
Bahan Pembukaan Sosialisasi Teknis Peminatan DAK Integrasi - Direktur Perumah...
 
3637 5191-1-sm
3637 5191-1-sm3637 5191-1-sm
3637 5191-1-sm
 
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fixPengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
Pengaruh perubahan iklim global pada perencanaan pembangunan wilayah fix
 
Agenda 21
Agenda 21Agenda 21
Agenda 21
 
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
 
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapan
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapanLmcp 1532 pembangunan bandar mapan
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapan
 
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapan
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapanLmcp 1532 pembangunan bandar mapan
Lmcp 1532 pembangunan bandar mapan
 
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
 
Permukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdf
Permukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdfPermukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdf
Permukiman Kumuh Perkotaan Sinjai.pdf
 
Kota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.ppt
Kota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.pptKota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.ppt
Kota_Berkelanjutan_Konsep_dan_Penerapan.ppt
 

Pembangunan Vertikal dan Berwawasan Lingkungan

  • 1. PEMBANGUNAN SECARA VERTIKAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. oleh Fuji Restu Pratiwi Anita Septiani Nike Novi Yanti Ratna DewiPardede Sikkharini Cintantyadwisthi Fitriawati Vani Adelina Sitanggang (19912014) (19912041) (19912122) (19912125) (19912170) (19912173) (19912185) Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2013 Abstrak Perkotaan yang mampu menstimulasi adanya pergerakan dan urbanisasi menyebabkan jumlah penduduk kota meningkat setiap tahun. Kepadatan penduduk tersebut tentu menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin bertambah dan akhirnya berimbas pada penggunaan lahan yang tidak efisien sehingga menimbulkan berbagai masalah yang salingberkaitan. Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, pembangunan secara vertikal dapat menjadi solusi yang sesuai atas permasalahan yang silih berganti muncul akibat pertumbuhan jumlah penduduk dengan catatan bahwa pembangunan tersebut dilakukan dengan tidak mengesampingkan wawasan lingkungan. Pendahuluan Bagi sebagian besar masyarakat, perkotaan merupakan tempat yang paling menjanjikan dalam mencukupi segala kebutuhan. Fasilitas-fasilitas umumseperti sekolah yang maju, rumah sakit yang berkualitas, mall-mall yang menyediakan berbagai kebutuhan, dan tempat wisata keluarga yang mewah menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk melakukan urbanisasi. Hal tersebut tentu membuat pertumbuhan penduduk di kotameningkat setiap tahun. Jumlah penduduk perkotaan yang selalu mengalami kenaikan akibat pertumbuhan alami maupun migrasi ini berimplikasi pada berbagai masalah yang kompleks dan saling berkaitan. Banyaknya penduduk tentu menyebabkan banyaknya lahan yang digunakan selain untuk tempat tinggal namun juga sebagai tempat usaha sehingga berimbas pada berkurangnya ruang terbuka hijau. Akibatnya, lingkungan terganggu secara ekologi karena bertambahnya produksi polusi baik polusi suara, tanah, udara, dan air. Padatnya permukiman penduduk yang tidak tertata dengan rapi juga mengakibatkan berkurangnya lahan untuk sarana jalan yang saat ini tentu sangat dibutuhkan seiring semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor. Dengan sedikitnya lahan untuk sarana jalan maka dapat menimbulkan kemacetan. Bahkan penggunaan lahan yang berlebihan juga dapat memicu resiko kelangkaan pangan akibat terbatasnya lahan untuk bercocoktanam. Selain itu, produksi sampah anorganik juga akan meningkat akibat bertambahnya konsumsi oleh masyarakat. Masalah-masalah yang saling berkaitan ini membutuhkan sebuah solusi yang tepat sehingga keseimbangan lingkungandi perkotaan dapat tercapai kembali. Pembahasan Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk di setiap kota semakin meningkat bahkan lebih cepat dibandingkan siklus alamiah atau proses natural bumi. Peningkatan jumlah penduduk yang membludak dapat memberi dampak yang kompleks sebab diiringi dengan peningkatan akan kebutuhan pangan, air bersih, permukiman, ruang terbuka hijau, dan sarana jalan. Kebutuhan yang semakin meningkat ini sayangnya tidak sebanding dengan kemampuan bumi untuk
  • 2. menyediakannya. Sebagai contoh pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan lahan permukiman semakin meningkat, namun jumlah lahan yang ada tidak bertambah. Lahan merupakan salah satu modal utama untuk membangun suatu kehidupan. Hal ini menyebabkan lahan dianggap sangat penting bagi sebagian masyarakat. Namun terkadang dalam pemanfaatannya sering ditemukan perilaku pengeksplotasian lahan secara berlebihan. Membangun kawasan tanpa memperhitungkan lahan untuk makhluk hiduplainnya merupakan salah satu contoh perbuatan penggunaan lahan secara tidak bijaksana. Kualitas lingkungan suatu kawasan secara tidak langsung menggambarkan kualitas kehidupan dari manusia yang menempati kawasan tersebut. Semakin buruk lingkungannya, semakin buruk pula kualitas kehidupan manusiannya. Hal ini disebabkan oleh kandungan udara yang dihirup, air yang dipakai untuk kegiatan sehari, serta berbagai polusi yang berada di setiap ruas kawasan yang memiliki lingkungan berkualitas buruk tentu akan berdampak negatif pada kehidupan manusia terutama kesehatannya. Hal ini tentu tidak sebanding dengan aktifitas manusia yang kian hari mengalami kesibukan yang meningkat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang saling berkaitan akibat meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan adalah pembangunan secara vertikal yang berwawasan lingkungan. Pembangunan vertikal dapat diartikan sebagai pengoptimalan lahan denganmelakukan pembangunanke atas dan ke bawah. Sedangkan yang dimaksud dengan pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang memperhatikan aspek pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup generasi sekarang maupun selanjutnya. Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat sehingga dalam pelaksanaan pembangunan vertikal harus memperhatikan beberapa hal yang mendukung. Konsep pembangunan secara vertikal adalah sebagai berikut. a) Pemilihan lahan pembangunan Memilih dan memilah lahan sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan pembangunan. Bangunan vertikal sebaiknya didirikan di atas lahan yang tidak produktif. Dengan demikian wilayah produktif yang memiliki lahan subur serta tingkat kesesuaian yang tinggi untuk pertanian dapat dijadikan sebagai tempat bercocoktanam. b) Keseragaman bangunan Pembangunan secara vertikal menghasilkan produk bangunan yang seragam untuk setiap jenisnya dan tetap perlu memperhatikan aturan-aturan yang telah berlaku mengenai garis sempadan bangunan. Dalam prosesnya ditentukan jarak minimal antar gedung dan tinggi maksimal setiap gedung berdasarkan kontur tanah di lokasi tersebut. Tinggi maksimal rumah susun adalah 5 s/d 6 lantai. Hal ini bertujuan agar bangunan-bangunan vertikal tersebut tertata dengan rapi dan masing-masing bangunan mendapat asupan cahaya yang cukup sehingga menciptakan suasana yang sehat. Selain itu, tinggi maksimal gedung yang hanya 5 hingga 6 lantai tidak akan mengganggu radar pesawat terutama di Kota Bandung. c) Hunian vertikal ideal Pembangunan secara vertikal diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan manusia namun juga mampu mencukupi kebutuhan makluk hidup lainnya. Oleh karena itu, hunian vertikal yang dibangun harus bersifat multifungsional dengan menyediakan tempat tinggal bagi makhluk hidup lainnya. Dengan kondisi yang ideal tersebut maka kebutuhan setiap makhluk hidup dapat terpenuhi. Setiap hunian vertikal yang ideal sebaiknya memiliki beberapa kriteria seperti beratap hijau, menyediakan ruang khusus binatang peliharaan, taman hijau di sekeliling permukiman vertikal beserta elemen pengisinya yang lengkap dapat dimanfaatkan sebagai ruang berkumpulnya masyarakat saat santai dan sebagai daerah resapan air serta area bercocoktanam dengan memakai sistem polikultur guna mencukupi kebutuhan pangan penduduk. Bagi penduduk berfinansial menengah ke atas akan dikenakan biaya tinggal di rumah susun yang lebih mahal supaya dapat memberi subsidi bagi masyarakat yang memiliki keadaan ekonomi menengah ke bawah. Dengan demikian, setiap masyarakat dapat menikmati fasilitas berupa rumah susun dan komponen pengisinya.
  • 3. d) Integrasi beberapa disiplin ilmu Selain ilmu arsitektur dan perencaan tata wilayah dan kota, pelaksanaan pembangunan secara vertikal juga memerlukan integrasi beberapa disiplin ilmu lainnya dalam proses pemilihan material pembangunan, rekayasa polikultur, pengolahan air bersih, dan lain-lain yang berkaitan dengan pemanfaatan energi guna mendukung keberlanjutan pembangunan secara vertikal. e) Pembangunan fasilitas-fasilitas umum secara vertikal Merubah pola pembangunan di perkotaan menjadi pembangunan secara vertikal tidak boleh mengesampingkan fokus pada pelayanan masyarakat kota. Tidak hanya permukiman, fasilitas-fasilitas umum yang tentu sangat dibutuhkan oleh penduduk kota seperti sekolah, rumah sakit, dan pusatperbelanjaan juga harus dikembangkan dan menjadi salah satu agenda pembangunan secara vertikal. f) Parkir underground Setiap gedung yang dibangun secara vertikal perlu memanfaatkan ruang bawah tanah sebagai area parkir yang memadai dengan memperhatikan kelancaran sirkulasi udara melalui beberapa ventilasi. Area parkir tersebut juga sebaiknya dibagi berdasarkan jumlah roda kendaraan. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi lebih efisien dan tertata rapi. g) Program Sabtu bersih Pengubahan pola pembangunan sebaiknya diimbangi pula dengan pengubahan pola kehidupan seperti penggunaan kendaraan bermotor. Dalam konsep penulis, pada hari Sabtu masyarakat dilarang menggunakan kendaraan bermotor untuk mengurangi kebisingan dan polusi udara sehingga dapat meminimalisir resiko pencemaran udara. Hal ini tentu akan dibantu dengan menyediakan satu spot sepeda siap pakai di setiap rumah susun dan dapat dipinjam oleh masyarakat yang tidak memiliki sepeda. h) Wisata cagar budaya berbasis alam Pariwisata yang menjadi salah satu penyumbang penghasilan asli daerah (PAD) harus diagendakan dalam penggantian pola pembangunan perkotaan. Berbagai taman wisata keluarga yang mewah namun dibangun secara horizontal dapat diganti dengan wisata cagar budaya berbasis alam yaitu dengan tidak memaksa pengubahan bangunan-bangunan tua bersejarah menjadi bangunan vertikal. Bangunan-bangunan bersejarah tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga tetap berwawasan lingkungan yaitu dengan membuat lokasi di sekitar bangunan tersebut menjadi ruang terbuka hijau atau alun-alun. i) Sarana ekonomi masyarakat Pembangunan secara vertikal yang terfokus dengan skala yang lebih besar dan menyediakan berbagai fasilitas kota yang lebih lengkap dapat memberi lebih banyak peluang pekerjaan bagi masyarakat menengah ke bawah. Dengan demikian peluang aktivitas ekonomi tersebut memungkinkan terwujudnya pusat-pusat pertumbuhan baru yang mendukung tersedianya lapangan dan kesempatan kerja. Para petani dapat menggarap lahan milik beberapa orang yang berfinansial menengah ke atas. Selain itu masyarakat juga dapat membuka lapangan kerja sendiri karena didukung oleh fasilitas yang lengkap. j) Pelaksanaan program persiapan dan pembinaan etika pola hidup kota yang baru Proses transisi menuju pola pembangunan secara vertikal ini tidak seluruhnya mendapat perhatian penuh dari masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan program-program persiapan dan pembinaan etika pola hidup yang baru sehingga masyarakat lebih siap menerima proses transisi tersebut. Dengan adanya kesiapan masyarakat maka pembangunan secara vertikal akan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak sehingga tidak menghambat proses pelaksanaanya.
  • 4. Gambar 01. Konsep pembangunan secara vertikal berwawasan lingkungan 1) 2) 3) 4) 5) Beberapa keunggulan dari pembangunan secara vertikal yang berwawasan lingkungan antara lain memiliki sasaran dan manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan pembangunan secara horizontal, dapat menjadi solusi bagi masyarakat atas tingginya harga tanah sehingga mengantisipasi agar masyarakat tidak bermigrasi ke daerah pinggiran atau lokasi yang harga tanahnya lebih murah karena migrasi penduduk ke daerah yang lebih murah hanya akan menambah masalah baru, biaya lebih terkendali, menjadi alternatif penyedia fasilitas-fasilitas kota yang lengkap sehingga menciptakan peluang aktivitas ekonomi dan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat membuka lapangan dan kesempatan kerja, dan dapat mendukung perwujudan tata ruang kota masa depan. Tujuan dilaksanakannya pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan antara lain : a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. Dengan adanya pembangunan vertikal manusia bisa lebih berbagi lahan dengan lingkungan, baik hewan maupun tumbuhan. Karena tanpa disadari baik langsung maupun tidak langsung, kehidupan manusia pasti selalu berdampingan dengan lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh hubungan manusia dan lingkungan yang saling membutuhkan. Kondisi tersebut memberikan pilihan bahwa manusia harus bisa menjaga lingkungan dengan baik, sehingga lingkungan pun akan memberikan hal yang manusia butuhkan dengan cara yang baik pula. b. Terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Pemanfaatan lahan secara tidak bijaksana akan menimbulkan berbagai masalah baru. Salah satu masalah yang timbul adalah krisis bahan makanan. Masalah ini akan sangat berpengaruh bagi kehidupan sekarang maupun bagi kehidupan generasi mendatang. Karena pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Pembangunan secara
  • 5. vertikal tentu akan memberi peluang yang lebih besar dalam memanfaatkan sisa lahan sebagai lahan bercocoktanam dan sistem drainase penyimpan air bersih. Dengan demikian kebutuhan pangan generasi sekarang akan tercukupi begitu pula dengan kebutuhan generasi mendatang yang telah tersedia. c. Tercapainya fungsi ekologis lingkungan hidup. Pembangunan yang tidak diiringi dengan kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup akan menimbulkan ketimpangan bagi proses kehidupan selanjutnya. Lingkungan hidup merupakan suatu faktor penyeimbang bagi kehidupan pada umumnya. Dengan adanya lingkungan hidup kebutuhan manusia secara fisik dan psikis akan terpenuhi, namun hal ini tentu harus diikuti dengan perilaku menjaga lingkungan dari pihak manusia. Pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan menjadi salah satu solusi yang mumpuni bagi permasalahan ini. Karena inti dari konsep pembangunan ini adalah saling berbagi dengan lingkungan hidup lainnya. Pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan tentu akan memperhatikan aspek lingkungan dengan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara tidak bijaksana, seperti penggunaan lahan yang berlebihan, pohon yang banyak ditebang untuk dijadikan material pembangunan, serta sumber daya lainnya. Material yang digunakan dalam pembangunan vertikalpun lebih sedikit bila dibandingkan pembangunan horizontal. Selain itu, pembangunan secara vertikal bisa mereduksi jumlah polusi yang semakin hari semakin meningkat. Kondisi ini memberikan dampak positif bagi lingkungan, karena semakin banyaknya lahan yang dimanfaatkan sebagai ruang hijau. Simpulan dan Saran Perkotaan yang semakin hari semakin maju menarik minat masyarakat untuk melakukan urbanisasi sehingga jumlah penduduk kota meningkat setiap tahun. Kepadatan penduduk tersebut tentu menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin bertambah dan akhirnya berimbas pada penggunaan lahan yang tidak efisien sehingga menimbulkan berbagai masalah yang saling berkaitan. Pemanfaatan lahan perlu dilakukan secara efisien dan cermat sehingga dapat memberi manfaat yang besar dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan perkotaan serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, pembangunan secara vertikal dapat menjadi solusi yang sesuai atas permasalahan yang silih berganti muncul akibat pertumbuhan jumlah penduduk dengan catatan bahwa pembangunan tersebut dilakukan dengan tidak mengesampingkan wawasan lingkungan. Tujuan dilaksanakannya pembangunan vertikal yang berwawasan lingkungan antara lain tercapainya keselarasan, keserasian,dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup, terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang, tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup, terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, dan terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan, seperti pencemaran suara, udara, tanah, dan air. Agar tujuan pembangunan secara vertikal yang memiliki sasaran pada kualitas dan kuantitas keseimbangan lingkungan kota tercapai maka dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa hal yang mendukung yaitu pemilihan lahan pembangunan, keseragaman bangunan, hunian vertikal ideal, integrasi beberapa disiplin ilmu, pembangunan fasilitas-fasilitas umum secara vertikal, parkir underground, program Sabtu Bersih, wisata cagar budaya berbasis alam, sarana ekonomi masyarakat, dan pelaksanaan program persiapan dan pembinaan etika pola hidup kota yang baru. Beberapa keunggulan dari pembangunan secara vertikal yang berwawasan lingkungan antara lainmemiliki sasaran dan manfaat yang lebih luas dibandingkan dengan pembangunan secara horizontal,dapat menjadi solusi bagi masyarakat atas tingginya harga tanah, mengantisipasi agar masyarakat tidak bermigrasi ke daerah pinggiran atau lokasi yang harga tanahnya lebih murah karena migrasi penduduk ke daerah yang lebih murah hanya akan menambah masalah baru, biaya lebih terkendali,menjadi alternatif penyedia fasilitas-fasilitas kota yang lengkap sehingga menciptakan peluang aktivitas ekonomi dan pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat membuka lapangan dan kesempatan kerja, dan dapat mendukung perwujudan tata ruang kota masa depan.
  • 6. Daftar Referensi Tarigan, Robinson. 2003. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. http://green.kompasiana.com/iklim/2011/02/11/pembangunan-berkelanjutan-341334.html (diakses pada 8 April 2013) http://budisma.web.id/materi/sma/geografi/pengertian-pembangunan-berwawasan-lingkungan/ (diakses pada 8 April 2013) http://www.indosiar.com/ragam/pembangunan-gedung-vertikal-semakin-marak_75331.html (diakses pada 9 April 2013) http://nasional.kompas.com/read/2012/08/23/21232065/Hampir.54.Persen.Penduduk.Indonesia.Ti nggal.di.Kota (diakses pada 9 April 2013)