Sistem Kemudi adalah suatu sistem mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerja sistem kemudi ini saat steering wheel diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear yang memperbesar tenaga putar sehingga dihasilkan momen yang besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage.
Modul ini menjelaskan tentang bagaimana komponen dari CVT, sistem kerja CVT, serta beberapa definisi2 dari CVT yang bisa dijadikan pedoman dalam praktek.
Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan.
The suspension System of an automobile is one which separates the wheel/axle assembly from the body. The primary function of the suspension system is to isolate the vehicle structure from shocks & vibration due to irregularities of the road surface.
UNIT IV STEERING, BRAKES AND SUSPENSION SYSTEMS karthi keyan
Steering geometry and types of steering gear box-Power Steering, Types of Front Axle, Types of Suspension Systems, Pneumatic and Hydraulic Braking Systems, Antilock Braking System (ABS), electronic brake force distribution (EBD) and Traction Control.
Sistem Kemudi adalah suatu sistem mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerja sistem kemudi ini saat steering wheel diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear yang memperbesar tenaga putar sehingga dihasilkan momen yang besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage.
Modul ini menjelaskan tentang bagaimana komponen dari CVT, sistem kerja CVT, serta beberapa definisi2 dari CVT yang bisa dijadikan pedoman dalam praktek.
Sistem suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata yang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara dan pengendalian kendaraan.
The suspension System of an automobile is one which separates the wheel/axle assembly from the body. The primary function of the suspension system is to isolate the vehicle structure from shocks & vibration due to irregularities of the road surface.
UNIT IV STEERING, BRAKES AND SUSPENSION SYSTEMS karthi keyan
Steering geometry and types of steering gear box-Power Steering, Types of Front Axle, Types of Suspension Systems, Pneumatic and Hydraulic Braking Systems, Antilock Braking System (ABS), electronic brake force distribution (EBD) and Traction Control.
This paper deals with the Internal quantum efficiency of ITO, CdTe, ZnO/a-Si, SnS/Si, CdS /CIGS, FTO/CZTS based of material photodiode with a ITO/CdTe, ZnO/a-Si, SnS/Si, CdS /CIGS, FTO/CZTS heterojunction structure. Along with information on device characteristics, applications and properties, we provide a comparative device analysis between this type of photodiode and the slightly more efficient ITO/CdTe, ZnO/a-Si, SnS/Si, CdS /CIGS, FTO/CZTS heterojunction structure. We will get the clear concept of the relation between of generated current & load voltage. We hope, we will get a clear explanation about the effect of photodiode light intensity & wavelength on the solar efficiency. In this project we will analyze the Quantum efficiency of a photodiode.
Here is the outline of our presentation. First we will discuss the basic concept and objectives of FACTS. Then we will see the types of FACTS and their benefits. Finally we will be presenting the results of the model we have used with series, shunt compensator as well as static var compensator.
1. PELEK RODA
• Ban tidakdapat dipasang langsung pada mobil,
tetapi dipasang pada roda-roda, biasanya pelek
(disc wheel). Karena roda merupakan bagian
penting yang menyangkut keselamatan
pengemudi, maka harus cukup kuat untuk
menahan beban vertikaldan horizontal, beban
pengendaraan dan pengereman dan berbagai
macam tenaga yang tertumpu pada ban.
Disamping itu roda harus seringan mungkin.
Tambahan pula banharus dibalancedengan
baik, dengan demikian dapat berputar lembut
pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat
akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
2.
3. 2. TIPE PELEK RODA
• Pelek roda dapat dibedakan
menurut metode pembuatan
dan bahannya. Ada 2 tipe
yang umum digunakan
sekarang : yaitu baja press
dan campuran besi tuang
(cast light alloy).
4.
5. PELEK BAJA PRESS
• Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini
terdiri dari rim yang dilas ke disc. Disc
dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk
diproduksi dalam jumlah yang banyak.
Pada umumnya mobil menggunakan
tipe ini karena tahan lama dan
kualitasnya merata.
6. PELEK DARI BAHAN CAMPURAN BESI TUANG
• Pelek (cast light-alloy disc
wheel) ini terbuat dari bahan
campuran terutama dari
aluminium atau magnesium.
Pada umumnya digunakan
untuk mengurangi berat dan
menambah penampilan
kendaraan.
7. PENTING
• Hal yang perlu diperhatikan dalam
menangani pelek aluminium.
• Pada kendaraan yang
menggunakan pelek aluminium,
bila melepaskannya untuk
sementara, umpama untuk rotasi
ban, perbaikan, dan sebagainya,
atau bila memasang pelek yang
baru pada kendaraan, maka
setelah 1500 km roda dipasang
periksalah kekerasan mur rodanya.
8. • Bila menggunakan rantai ban, berhati-
hatilah memasangnya agar tidak merusak
pelek aluminium.
• Gunakanlah khusus untuk pelek
aluminium.
• Bila perlu membalance roda, gunakanlah
balance weight khusus untuk pelek
aluminium. Gunakanlah palu platik atau
karet dan bukan logam untuk
memasangnya.
• Seperti halnya pelek jenis lainnya,
periksalah pelek aluminium secara teratur.
Gantilah segera bila terdapat kerusakan.
9. 3. SISTEM KODE SPESIFIKASI PELEK
•Ukuran pelek
tercetakpada
permukaan pelek itu
sendiri. Biasanya
meliputi lebar, bentuk
dan diameter pelek.
10.
11. REFERENSI
• Bentuk simbol “J” dan “JJ” pada jenisn pelek.
Pelek dengan tanda kode “J” dan “JJ” bentuknya
hampir sama tetapi tinggi (jarak) flens dari
tempat dudukan ban sedikit berbeda. Tinggi
flens pelek “J” adalah 17,5 mm (0,689 inch),
sedangkan untuk pelek “JJ” adalah 18 mm
(0,709 inch). Pada umumnya bentuk flens “J”
digunakan pada pelek berdiameter sampai 5
inch, sedangkan untuk diameter yang lebih
besar cenderung digunakan benytuk “JJ”.Bentuk
“JJ” lebih banyak digunakan pada ban yang
lebih lebar karenaflens Yang lebih tinggi
membuat ban tidak mudah lepas. Dengan
demikian, flens “JJ” banyak digunakan dengan
rim yang lebar untuk ban lebar.