1. PERSEPSI
ALKITABIAH
Pelajaran ke-4 Triwulan IV 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Amsal 15:3
Mata TUHAN ada di segala tempat,
mengawasi orang jahat dan orang baik.
2. Keberadaan ALLAH
Penciptaan
Doktrin Alkitab
Rencana Keselamatan
Hukum ALLAH
PERSEPSI adalah cara kita
menafsirkan dan memahami
dunia di sekitar kita.
PERSEPSI kita memberi pengaruh
terhadap cara kita bertindak dan
memperlakukan orang lain, serta
keputusan-keputusan kita.
PERSEPSI alkitabiah didasarkan
pada keberadaan ALLAH, dan
bahwa Ia adalah ALLAH Yang
Personal yang berinteraksi
dengan makhluk ciptaan-Nya.
3. PERSEPSI ATHEIS
• Semesta dan segala isinya ada
tanpa Pencipta
• Tidak ada dewa atau entitas
supernatural lainnya
• Hidup tidak memiliki tujuan
atau maksud tertentu
PERSEPSI NON-ATHEIS
• Alam semesta dan segala
isinya diciptakan oleh ALLAH
• ALLAH ada dan Ia peduli
terhadap Ciptaan-Nya
• Kita diciptakan dengan suatu
tujuan: Hidup bersama ALLAH
kita untuk selamanya
KEBERADAAN
ALLAH
“Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak
ada Allah!" (Mazmur 53:2)
Ada dua persepsi utama
tentang keberadaan
ALLAH:
Alkitab menjelaskan bahwa ALLAH adalah ALLAH
Personal yang mengasihi kita dan berinteraksi dengan
makhluk ciptaan-Nya.
Ia Maha kuasa, Maha mengetahui, dan Maha hadir.
Tetapi Ia juga peduli terhadap kita semua dan rindu
untuk selalu menemani kita.
4. PENCIPTAAN
“Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan
manusia di atasnya; tangan-Kulah yang
membentangkan langit, dan Akulah yang memberi
perintah kepada seluruh tentaranya.” (Yesaya 45:12)
Alkitab menyatakan dua fakta yang ditetapkan sejak
ayat pertama: ALLAH itu ada, dan Ia menciptakan
alam semesta (Kejadian 1:1).
Semua kebenaran alkitabiah lainnya didasarkan pada
dua prinsip tersebut: Baik tentang Hukum,
penebusan, kebangkitan ...
Doktrin-doktrin alkitab menjadi
tidak masuk di akal jika kita
menyangkal bahwa ALLAH
menciptakan dunia dalam enam
hari. Alkitab tidak mungkin benar
hanya di beberapa bagiannya.
Kenyataannya, PENCIPTAAN adalah
tema yang paling diulang-ulangi
dalam Alkitab (Kej. 14:9; Kel. 20:8-
11; Pengkhotbah. 12:1; Mal. 2:10;
Yoh. 1:1-4; Roma 1:25; Kolose 1:6;
1Petrus 4:19; Why. 5:13; 14:6-7…).
Jika kita menerima konsep evolusi yang
terjadi selama jutaan tahun - baik
dilakukan oleh ALLAH atau tidak -, kita
telah menyangkal bahwa Ia-lah Yang
mengilhami Alkitab.
5. DOKTRIN ALKITAB “sehingga kita bukan lagi anak-anak,
yang diombang-ambingkan oleh rupa-
rupa angin pengajaran, oleh permainan
palsu manusia dalam kelicikan mereka
yang menyesatkan,” (Efesus 4:14)
Oleh karena itu, pendidikan Kristen
harus didasarkan pada Alkitab.
Kita harus hidup
Membuat keputusan moral
Memperlakukan sesama kita
Menafsirkan dunia di sekitar kita
Harapan tentang masa depan kita
Cara kita menafsirkan lingkungan
kita bergantung pada persepsi kita.
Misalnya, pelangi hanyalah fenomena alam
yang indah bagi seorang ateis. Namun bagi
orang percaya, lebih dari itu; pelangi adalah
pengingat akan janji TUHAN, bahwa IA tidak
akan menghancurkan bumi dengan air bah
lagi (Kejadian 9: 9-17). Persepsi alkitabiah
mencakup serangkaian doktrin yang
mengajari kita bagaimana: …
6. RENCANA
KESELAMATAN
“…dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma
karena penebusan dalam Kristus
Yesus.” (Roma 3:24)
Kita dipanggil untuk
membagikan “INJIL KEKAL” ini
kepada orang lain. Injil tersebut
berhubungan erat dengan
Penciptaan (Why 14:6-7).
Rencana Penebusan ALLAH dibuat sebelum
Penciptaan. Rencana itu mencakup kematian
dan kebangkitan Yesus, dan harapan akan
Kedatangan Kedua-Nya (1 Petrus 1:18-20;
Titus 2:13).
ALLAH tidak begitu saja menyingkirkan Ciptaan-Nya ketika manusia berdosa. Ia
telah membuat rencana penebusan; Sang Pencipta akan mati untuk
menyelamatkan makhluk ciptaan-Nya (Yohanes 1:1-14; Markus 10:45).
7. HUKUM ALLAH
“Yang penting di sini ialah ketekunan orang-
orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan
iman kepada Yesus.” (Wahyu 14:12)
Tidak ada moralitas mutlak bagi pandangan dunia ateis. Oleh karena itu,
keputusan moral bersifat relatif. Jadi masuk akal jika negara yang berbeda
memiliki undang-undang yang berbeda akan perilaku moral warganya.
Namun, Alkitab memperkenalkan
hukum moral yang mutlak, tidak
dapat diubah, kekal, dan wajib
yang berlaku untuk semua
manusia: Hukum TUHAN (Keluaran
20:3-17; Mazmur 119:142).
Hukuman bagi mereka yang
melanggarnya adalah maut (Roma
3:20). Oleh sebab itu “RENCANA
KESELAMATAN” harus ada untuk
menyelamatkan mereka (Roma
6:23).
Hukum ini didasarkan atas kasih
kepada TUHAN dan sesama kita
(Markus 12:29-31). Inilah acuan
moral yang menunjukkan apakah
kita benar atau salah dalam
pandangan ALLAH.
8. “Hanya dalam firman ALLAH kita menemukan catatan
otentik tentang penciptaan[…]
Dalam firman ALLAH, pikiran kita menemukan subjek-subjek
pemikiran terdalam, aspirasi tertinggi […] Di sini kita melihat
Yang Maha Tinggi Surga saat Ia merendahkan diri-Nya untuk
menjadi pengganti dan jaminan kita untuk mengalahkan
kuasa kegelapan seorang diri dan untuk mendapatkan
kemenangan atas nama kita. Perenungan yang penuh hikmat
dari tema-tema seperti ini tidak dapat gagal untuk
melembutkan, memurnikan, dan memuliakan hati, dan, pada
saat yang sama, untuk menginspirasi pikiran dengan kuasa
dan kekuatan baru.”
E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 5, cp. 2, p. 25)