SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PETUNJUK OPERASIONAL
TENAGA PELOPOR
PERDAMAIAN
TAHUN 2018
Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kementerian Sosial Republik Indonesia
DAFTAR ISI
Peningkatan Kapasitas
Makna-Tujuan-Prinsip-Langkah dan Program
Kerja Kegiatan-Indikator Keberhasilan
Mekanisme dan Pengendalian
Pendahuluan
Latar Belakang-Dasar Hukum
Tinjauan Konflik Sosial
Uraian Konflik Sosial-Penanganan Konflik Sosial
Tenaga Pelopor Perdamaian
Kedudukan,Tugas,Fungsi-Kriteria-Persyaratan-
Karakteristik- Klasifikasi-Kegiatan
2
1.
2.
3.
4.
5.
PENDAHULUAN
3
▪ Perdamaian sosial merupakan cita cita bangsa
▪ Pemerintah dan masyarakat sebagai pengarah ataupun pelaksana dalam
penciptaan atau pun pemeliharaan kondisi damai melalui penanganan konflik
sosial
▪ Masyarakat merupakan potensi dan sumber dalam penanganan konflik sosial
▪ Peran masyarakat perlu ditumbuhkan dan diperkuat dengan pendekatan cepat
dan tepat melalui kebijakan “communities strength perspektif”.
▪ Dalam upaya pelaksanaan kebijakan maka diperlukan unsur masyarakat sebagai
penggerak juga merupakan infrastruktur sosial dalam upaya penanganan konflik
sosial yaitu Tenaga Pelopor Perdamaian yang merupakan relawan terlatih bidang
bencana sosial.
▪ Dalam rangka mencetak Tenaga pelopor Perdamaian yang memiliki
kemampuan dalam menjaga perdamaian di lingkungan masyaerakat, diperlukan
upaya strategis dengan mensinergikan dan mengintegrasikan berbagai cara
memantapkan gerak langkah Tenaga Pelopor Perdamaian sebagai Peningkatan
Kapasitas Tenaga Pelopor Pedamaian melalui Pedoman Umum Tenaga Pelopor
Perdamaian.
 UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
 UU Nomor 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Sosial;
 UU Nomor 7 Tahun 2012, tentang Penanganan Konflik Sosial;
 PP Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
 PP Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 7 Tahun
2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;
 PP Nomor 12 Tahun 2015 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang Undang No 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-
Undang;
 Permendagri Nomor 42 Tahun 2015, tentang Pelaksanaan Koordinasi
Penanganan Konflik Sosial;
 Permensos Nomor 4 Tahun 2015, tentang Bantuan Langsung Berupa Uang
Tunai bagi Korban Bencana;
 Permensos Nomor 26 Tahun 2017, Pedoman Pelaksanaan Penanganan
Konflik Sosial Bidang Sosial
DASAR HUKUM
KONFLIK SOSIAL (Pengertian)
Devinisi Dampak
Penyebab
perseteruan dan/atau
benturan fisik dengan
kekerasan antara dua
kelompok masyarakat atau
lebih yang berlangsung
dalam waktu tertentu dan
berdampak luas yang
mengakibatkan
ketidakamanan dan
disintegrasi sosial sehingga
mengganggu stabilitas
nasional dan menghambat
pembangunan nasional
Perbedaan individu
Perbedaan latar
kebudayaan
Perbedaan kepentingan
Perubahan nilai yang cepat
di masyarakat
Meningkatkan solidaritas (in
group)
Keretakan hubungan
Perubahan kepribadian
individu
Dominasi/penaklukan salah
satu pihak
KONFLIK SOSIAL (Penanganan)
Pencegahan Pemulihan
Penghentian
Memelihara kondisi damai
Mengembangkan system
penyelesaian perselisihan
dengan damai
Meredam potensi konflik
Membangun system
peringatan dini
Penghentian kekerasan fisik
Penatapan status keadaan
konflik
Tindakan darurat
penyelamatan dan
perlindungan korban
Bantuan pihak keamanan
Rehabilitasi
Rekonsiliasi
Rekonstruksi
Kedudukan
▪ Relawan sosial yang bergerak dalam
penanganan konflik sosial
▪ Tenaga Pelopor berkedudukan di
desa/kelurahan, dan;
▪ Tenaga pelopor mempunyai wilayah kerja di
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, dan nasional.
7
TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN
(Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kriteria)
Tugas
 Mendukung upaya pencegahan
 Mendukung upaya penghentian konflik sosial
dengan membantu evakuasi dan mendampingi
korban konflik
 Mendukung pemulihan sosial
Fungsi
 Pengendali konflik
 Juru damai
 Pemelihara perdamaian
 Kolaborator
 Informan
Kriteria
 Peduli terhadap perdamaian di lingkungan masyarakat.
 Cerdas, peka dan menguasai situasi.
 Aktif mendukung penanganan konflik sosial.
 Mendapat pengakuan dari masyarakat tentang
keberadaan Tenaga pelopor
8
TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN
(Persyaratan, Karakteristik)
Persyaratan
 WNI; Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia 1945;
 Telah berumur 18 tahun ke atas, Sehat jasmani dan
rohani;
 Atas kemauan dan inisiatif sendiri tanpa paksaan dari
pihak manapun;
 Memiliki jiwa dan kepedulian terhadap perdamaian
dilingkungannya;
 Telah mengikuti pelatihan/pemantapan/pendidikan
yang berkaitan dengan konflik sosial
 Mengabdi untuk kepentingan kemanusiaan dan
sosial.
 Ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
.
Karakteristik
▪ Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
▪ Setia pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945
serta NKRI.
▪ Menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia.
▪ Rela berkorban, pantang menyerah, berani dan
jujur dalam mewujudkan pengabdiannya dalam
penanganan konflik sosial.
▪ Mengutamakan tugas dan pengabdian
kemanusiaan dari pada kepentingan pribadi
atau golongan.
▪ Kreatif dan tanggap/peka terhadap lingkungan.
.
9
KLASIFIKASI TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN
Utama
Pemula Terampil
Pernah mengikuti
pemantapan tingkat dasar;
Jaringan kerjanya masih
sangat terbatas ditingkat
lokal;
Terbatas dalam
melaksanakan penanganan
konflik sosial yang dilakukan
oleh pemerintah/
pemerintah daerah atau
pihak luar;
Orientasi tugasnya sebagai
pelaksana lapangan.
Pernah mengikuti
pemantapan lanjutan;
Pengabdian dalam
penanganan konflik sosial
sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun;
Jaringan kerjanya sudah lebih
luas;
Memiliki keterampilan
resolusi konflik
Memiliki kreativitas;
Mampu menggali sumber
daya dalam lingkup terbatas,
dan;
Orientasi tugasnya sebagai
juru damai
Pernah mengikuti
pemantapan tingkat dasar,
lanjutan dan ahli
Penanganan konflik sosial
yang dilakukan lebih
professional;
Pengabdian di bidang
penanganan konflik sosial
lebih dari 5 (lima) tahun;
Mampu mengakses sumber;
Kreatif dan mandiri;
Jaringan kerja sudah sangat
luas, dan;
Orientasi tugas sebagai
pendamping, fasilitator dan
konsultan.
10
KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN
Pencegahan Konflik Sosial I
• Pencegahan
Fungsi
• Terhindar dari konflik
Tujuan
• Masyarakat umum
Sasaran
• Penyadaran Sosial
Kegiatan Pokok
• Kampanye Sosial, Publikasi,
Forum Dialog
Sub Kegiatan
• Masyarakat Harmoni
Output
• Kesiapsiagaan Sosial
• Terciptanya system yang
menjamin hidup damai
• Desa/Kelurahan
• Keserasian Sosial
• Mendampingi, memfasilitasi
• Laporan
• Mendampingi, memfasilitasi
11
KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN
Pencegahan Konflik Sosial II
• Deteksi Dini
Fungsi
• Terdeteksinya potensi sosial
di daerah
Tujuan
• Desa/ Kelurahan
Sasaran
• Pemetaan Daerah Rawan
Konflik, Detektor Sosial
Kegiatan Pokok
• Memetakan, menyediakan
informasi
Sub Kegiatan
• Laporan, peta lokasi
Output
• Mitigasi
• Mencegah meluasnya konflik
sosial
• Desa/Kelurahan
• Mengendalikan konflik
• Satgas penyelesaian konflik,
mediasi, konsiliasi, arbitrasi
• Laporan
12
KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN
Saat Konflik Terjadi
• Evakuasi
Fungsi
• Terlindunginya korban
dalam kondisi darurat
Tujuan
• Korban konflik
Sasaran
• Distribusi logistic
Kegiatan Pokok
• Distribusi logistic, dapur
umum, posko
Sub Kegiatan
• Terlindunginya korban
Output
• Penyelamatan
• Terselamatkannya korban
• Korban konflik
• Mendampingi korban
• Mendata, membantu
distribusi buffer stock
• Terpenuhi kebutuhan dasar
korban
• LDP
• Terfasilitasi kebutuhan
psikososial korban
• Korban konflik
• Mendampingi korban
• Pulihnya kondisi psikososial
korban
• Memberikan terapi
psikososial
13
KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN
Paska Konflik Sosial : Pemberian Layanan Dukungan Psikososial
Pendekatan Awal Rencana Pemulihan
Kontak secara profesional
Penentuan elijibilitas
Penetapan kontrak
Pengungkapan masalah
Menetapkan metode dan
teknik pemulihan sesuai
dengan permasalahan
psikososial yang dialami
Persiapan kegiatan
Implementasi
Pengakhiran kegiatan
Pelaksanaan
Pemulihan
Evaluasi
Mengetahui keberhasilan
kegiatan pemulihan yang telah
dilakukan
Pengakhiran
Tahap akhir pemulihan dapat
berupa closing atau pun
referal
Tujuan
 Meningkatkan kemampuan (pengetahuan,
keterampilan, sikap) tenaga pelopor
perdamaian
 Meningkatnya mutu kelembagaan tenaga
pelopor perdamaian
 Meningkatnya mutu jejaring tenaga pelopor
perdamaian
14
PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA
PELOPOR PERDAMAIAN
Prinsip
 Humanitas
 Imparsialitas (Impartiality) dan non diskriminasi
 Netralitas dan Independensi
 Responsibilitas dan akuntabilitas
Langkah
 Pendataan
 Perekrutan
 Peningkatan Kapasitas
 Penguatan Kapasitas Kelembagaan
 Pelengkapan Kerja
 Apresiasi kinerja
Program dan Kegiatan
 Promosi Sosial
 Program Peningkatan Kapasitas Kerja
 Pengembangan Kerjasama
Adanya indikator keberhasilan peningkatan
kapasitas pelopor
Melengkapi
antar Pihak
Dapat
Dilakukan
Berjenjang
Saling
terikat
satu sama
lain
Kesetaraan
dan
Kemitraan
Sejajar
15
MEKANISME PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA
PELOPOR PERDAMAIAN
Pembagian kewenangan dan penampilan peran dan fungsi yang tegas antara
pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, lembaga
sosial serta Tenaga Pelopor
Pelaporan
Monitoring
Supervisi Evaluasi
16
PENGENDALIAN PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA
PELOPOR PERDAMAIAN
mengarahkan,
membimbing,
membina dan
memecahkan
masalah
Pemantauan
peningkatan
kapasitas Tenanga
Pelopor dari input
sampai proses
Menilai, menghitung,
dan mengukur proses
dan hasil kerja
Tenaga Pelopor
Perdamaian
Bentuk
pendokumentasian dan
pertanggungjawaban
pelaksanaan
Peningkatan Kapasitas
Tenaga Pelopor
Perdamaian
TERIMA KASIH
17

More Related Content

Similar to Pedoman Umum Pelopor Perdamaian 2018.pptx

Kode Perilaku.ppt
Kode Perilaku.pptKode Perilaku.ppt
Kode Perilaku.pptLutfyAbdy
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialprimahendra
 
SUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdf
SUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdfSUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdf
SUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdfIneRiswanti
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan KomunitasPenanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitasushfia
 
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PARKarakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PARIslamic Studies
 
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012Fardyansjah Hasan
 
materi Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptxmateri Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptxssusercb3cee
 
Nu Dan Comunity Org
Nu Dan Comunity OrgNu Dan Comunity Org
Nu Dan Comunity Orghakim jayli
 
Gerakan 4 code of conduct dan safer access
Gerakan 4 code of conduct dan safer accessGerakan 4 code of conduct dan safer access
Gerakan 4 code of conduct dan safer accessIman Kade
 
Gambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptx
Gambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptxGambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptx
Gambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptxmirhawathy189
 
Social work as a profession 2012
Social work as a profession 2012Social work as a profession 2012
Social work as a profession 2012HIMA KS FISIP UNPAD
 
Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docx
 Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docx Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docx
Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docxjojouce
 

Similar to Pedoman Umum Pelopor Perdamaian 2018.pptx (20)

Kode Perilaku.ppt
Kode Perilaku.pptKode Perilaku.ppt
Kode Perilaku.ppt
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
 
Peran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peldPeran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peld
 
pengemas
pengemaspengemas
pengemas
 
8. code of conduct
8. code of conduct8. code of conduct
8. code of conduct
 
SUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdf
SUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdfSUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdf
SUMMARY REPORT_SEMERU_19MARET2022_KBPA_BR_ine-.pdf
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan KomunitasPenanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
Penanganan Kumuh dan Squartter: Mengutamakan Pemberdayaan Komunitas
 
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PARKarakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
Karakteristik Tujuan dan Manfaat PAR
 
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
Draft pob baru_kegiatan_sosial_2012_rev301012
 
materi Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptxmateri Susbalan Tsalis.pptx
materi Susbalan Tsalis.pptx
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Nu Dan Comunity Org
Nu Dan Comunity OrgNu Dan Comunity Org
Nu Dan Comunity Org
 
Gerakan 4 code of conduct dan safer access
Gerakan 4 code of conduct dan safer accessGerakan 4 code of conduct dan safer access
Gerakan 4 code of conduct dan safer access
 
Community mobilization jq
Community mobilization jqCommunity mobilization jq
Community mobilization jq
 
Gambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptx
Gambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptxGambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptx
Gambaran PPPK PKH Kota Mataram 2023.pptx
 
Social work as a profession 2012
Social work as a profession 2012Social work as a profession 2012
Social work as a profession 2012
 
Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docx
 Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docx Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docx
Penetapan Indikator Pencapaian Kompetensi.docx
 

Recently uploaded

Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 

Recently uploaded (6)

Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 

Pedoman Umum Pelopor Perdamaian 2018.pptx

  • 1. PETUNJUK OPERASIONAL TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN TAHUN 2018 Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia
  • 2. DAFTAR ISI Peningkatan Kapasitas Makna-Tujuan-Prinsip-Langkah dan Program Kerja Kegiatan-Indikator Keberhasilan Mekanisme dan Pengendalian Pendahuluan Latar Belakang-Dasar Hukum Tinjauan Konflik Sosial Uraian Konflik Sosial-Penanganan Konflik Sosial Tenaga Pelopor Perdamaian Kedudukan,Tugas,Fungsi-Kriteria-Persyaratan- Karakteristik- Klasifikasi-Kegiatan 2 1. 2. 3. 4. 5.
  • 3. PENDAHULUAN 3 ▪ Perdamaian sosial merupakan cita cita bangsa ▪ Pemerintah dan masyarakat sebagai pengarah ataupun pelaksana dalam penciptaan atau pun pemeliharaan kondisi damai melalui penanganan konflik sosial ▪ Masyarakat merupakan potensi dan sumber dalam penanganan konflik sosial ▪ Peran masyarakat perlu ditumbuhkan dan diperkuat dengan pendekatan cepat dan tepat melalui kebijakan “communities strength perspektif”. ▪ Dalam upaya pelaksanaan kebijakan maka diperlukan unsur masyarakat sebagai penggerak juga merupakan infrastruktur sosial dalam upaya penanganan konflik sosial yaitu Tenaga Pelopor Perdamaian yang merupakan relawan terlatih bidang bencana sosial. ▪ Dalam rangka mencetak Tenaga pelopor Perdamaian yang memiliki kemampuan dalam menjaga perdamaian di lingkungan masyaerakat, diperlukan upaya strategis dengan mensinergikan dan mengintegrasikan berbagai cara memantapkan gerak langkah Tenaga Pelopor Perdamaian sebagai Peningkatan Kapasitas Tenaga Pelopor Pedamaian melalui Pedoman Umum Tenaga Pelopor Perdamaian.
  • 4.  UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;  UU Nomor 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Sosial;  UU Nomor 7 Tahun 2012, tentang Penanganan Konflik Sosial;  PP Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;  PP Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;  PP Nomor 12 Tahun 2015 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang No 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang- Undang;  Permendagri Nomor 42 Tahun 2015, tentang Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial;  Permensos Nomor 4 Tahun 2015, tentang Bantuan Langsung Berupa Uang Tunai bagi Korban Bencana;  Permensos Nomor 26 Tahun 2017, Pedoman Pelaksanaan Penanganan Konflik Sosial Bidang Sosial DASAR HUKUM
  • 5. KONFLIK SOSIAL (Pengertian) Devinisi Dampak Penyebab perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional Perbedaan individu Perbedaan latar kebudayaan Perbedaan kepentingan Perubahan nilai yang cepat di masyarakat Meningkatkan solidaritas (in group) Keretakan hubungan Perubahan kepribadian individu Dominasi/penaklukan salah satu pihak
  • 6. KONFLIK SOSIAL (Penanganan) Pencegahan Pemulihan Penghentian Memelihara kondisi damai Mengembangkan system penyelesaian perselisihan dengan damai Meredam potensi konflik Membangun system peringatan dini Penghentian kekerasan fisik Penatapan status keadaan konflik Tindakan darurat penyelamatan dan perlindungan korban Bantuan pihak keamanan Rehabilitasi Rekonsiliasi Rekonstruksi
  • 7. Kedudukan ▪ Relawan sosial yang bergerak dalam penanganan konflik sosial ▪ Tenaga Pelopor berkedudukan di desa/kelurahan, dan; ▪ Tenaga pelopor mempunyai wilayah kerja di desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. 7 TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN (Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kriteria) Tugas  Mendukung upaya pencegahan  Mendukung upaya penghentian konflik sosial dengan membantu evakuasi dan mendampingi korban konflik  Mendukung pemulihan sosial Fungsi  Pengendali konflik  Juru damai  Pemelihara perdamaian  Kolaborator  Informan Kriteria  Peduli terhadap perdamaian di lingkungan masyarakat.  Cerdas, peka dan menguasai situasi.  Aktif mendukung penanganan konflik sosial.  Mendapat pengakuan dari masyarakat tentang keberadaan Tenaga pelopor
  • 8. 8 TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN (Persyaratan, Karakteristik) Persyaratan  WNI; Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945;  Telah berumur 18 tahun ke atas, Sehat jasmani dan rohani;  Atas kemauan dan inisiatif sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun;  Memiliki jiwa dan kepedulian terhadap perdamaian dilingkungannya;  Telah mengikuti pelatihan/pemantapan/pendidikan yang berkaitan dengan konflik sosial  Mengabdi untuk kepentingan kemanusiaan dan sosial.  Ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. . Karakteristik ▪ Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. ▪ Setia pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 serta NKRI. ▪ Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. ▪ Rela berkorban, pantang menyerah, berani dan jujur dalam mewujudkan pengabdiannya dalam penanganan konflik sosial. ▪ Mengutamakan tugas dan pengabdian kemanusiaan dari pada kepentingan pribadi atau golongan. ▪ Kreatif dan tanggap/peka terhadap lingkungan. .
  • 9. 9 KLASIFIKASI TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN Utama Pemula Terampil Pernah mengikuti pemantapan tingkat dasar; Jaringan kerjanya masih sangat terbatas ditingkat lokal; Terbatas dalam melaksanakan penanganan konflik sosial yang dilakukan oleh pemerintah/ pemerintah daerah atau pihak luar; Orientasi tugasnya sebagai pelaksana lapangan. Pernah mengikuti pemantapan lanjutan; Pengabdian dalam penanganan konflik sosial sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun; Jaringan kerjanya sudah lebih luas; Memiliki keterampilan resolusi konflik Memiliki kreativitas; Mampu menggali sumber daya dalam lingkup terbatas, dan; Orientasi tugasnya sebagai juru damai Pernah mengikuti pemantapan tingkat dasar, lanjutan dan ahli Penanganan konflik sosial yang dilakukan lebih professional; Pengabdian di bidang penanganan konflik sosial lebih dari 5 (lima) tahun; Mampu mengakses sumber; Kreatif dan mandiri; Jaringan kerja sudah sangat luas, dan; Orientasi tugas sebagai pendamping, fasilitator dan konsultan.
  • 10. 10 KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN Pencegahan Konflik Sosial I • Pencegahan Fungsi • Terhindar dari konflik Tujuan • Masyarakat umum Sasaran • Penyadaran Sosial Kegiatan Pokok • Kampanye Sosial, Publikasi, Forum Dialog Sub Kegiatan • Masyarakat Harmoni Output • Kesiapsiagaan Sosial • Terciptanya system yang menjamin hidup damai • Desa/Kelurahan • Keserasian Sosial • Mendampingi, memfasilitasi • Laporan • Mendampingi, memfasilitasi
  • 11. 11 KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN Pencegahan Konflik Sosial II • Deteksi Dini Fungsi • Terdeteksinya potensi sosial di daerah Tujuan • Desa/ Kelurahan Sasaran • Pemetaan Daerah Rawan Konflik, Detektor Sosial Kegiatan Pokok • Memetakan, menyediakan informasi Sub Kegiatan • Laporan, peta lokasi Output • Mitigasi • Mencegah meluasnya konflik sosial • Desa/Kelurahan • Mengendalikan konflik • Satgas penyelesaian konflik, mediasi, konsiliasi, arbitrasi • Laporan
  • 12. 12 KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN Saat Konflik Terjadi • Evakuasi Fungsi • Terlindunginya korban dalam kondisi darurat Tujuan • Korban konflik Sasaran • Distribusi logistic Kegiatan Pokok • Distribusi logistic, dapur umum, posko Sub Kegiatan • Terlindunginya korban Output • Penyelamatan • Terselamatkannya korban • Korban konflik • Mendampingi korban • Mendata, membantu distribusi buffer stock • Terpenuhi kebutuhan dasar korban • LDP • Terfasilitasi kebutuhan psikososial korban • Korban konflik • Mendampingi korban • Pulihnya kondisi psikososial korban • Memberikan terapi psikososial
  • 13. 13 KEGIATAN TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN Paska Konflik Sosial : Pemberian Layanan Dukungan Psikososial Pendekatan Awal Rencana Pemulihan Kontak secara profesional Penentuan elijibilitas Penetapan kontrak Pengungkapan masalah Menetapkan metode dan teknik pemulihan sesuai dengan permasalahan psikososial yang dialami Persiapan kegiatan Implementasi Pengakhiran kegiatan Pelaksanaan Pemulihan Evaluasi Mengetahui keberhasilan kegiatan pemulihan yang telah dilakukan Pengakhiran Tahap akhir pemulihan dapat berupa closing atau pun referal
  • 14. Tujuan  Meningkatkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan, sikap) tenaga pelopor perdamaian  Meningkatnya mutu kelembagaan tenaga pelopor perdamaian  Meningkatnya mutu jejaring tenaga pelopor perdamaian 14 PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN Prinsip  Humanitas  Imparsialitas (Impartiality) dan non diskriminasi  Netralitas dan Independensi  Responsibilitas dan akuntabilitas Langkah  Pendataan  Perekrutan  Peningkatan Kapasitas  Penguatan Kapasitas Kelembagaan  Pelengkapan Kerja  Apresiasi kinerja Program dan Kegiatan  Promosi Sosial  Program Peningkatan Kapasitas Kerja  Pengembangan Kerjasama Adanya indikator keberhasilan peningkatan kapasitas pelopor
  • 15. Melengkapi antar Pihak Dapat Dilakukan Berjenjang Saling terikat satu sama lain Kesetaraan dan Kemitraan Sejajar 15 MEKANISME PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN Pembagian kewenangan dan penampilan peran dan fungsi yang tegas antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, lembaga sosial serta Tenaga Pelopor
  • 16. Pelaporan Monitoring Supervisi Evaluasi 16 PENGENDALIAN PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA PELOPOR PERDAMAIAN mengarahkan, membimbing, membina dan memecahkan masalah Pemantauan peningkatan kapasitas Tenanga Pelopor dari input sampai proses Menilai, menghitung, dan mengukur proses dan hasil kerja Tenaga Pelopor Perdamaian Bentuk pendokumentasian dan pertanggungjawaban pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Tenaga Pelopor Perdamaian