SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Download to read offline
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI
NOMOR: 445/ /RS/2019
TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) GUNUNGSITOLI KABUPATEN NIAS
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI
Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Gunungsitoli, maka diperlukan Pemenuhan Standar Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan
b. bahwa agar di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Gunungsitoli sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan yang
diberikan oleh Staf dengan kompetensi dan kewenangan sesuai standar
dan mematuhi peraturan perundangan undang an yang berlaku
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Gunungsitoli.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Undang-Undang RI No 36 tahun …tentang Kesehatan
3. Undang - Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Undang - Undang Nomor 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
5. Undang - Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
6. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
7. Permenkes No 56 tahun 2014 tentang Perijianan dan Klasifikasi Rumah
Sakit
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1979
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/Menkes/Per/V/1996 tentang
pengamanan barang berbahaya bagi kesehatan
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun
2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Baku Mutu
Air Bersih
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
17. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 20 Tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
18. Keputusan Bupati Nias Nomor 445/168/K/2015 tentang Izin Operasional
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli Kabupaten Nias
19. Keputusan Bupati Nias Nomor:..... tentang penunjukkan Direktur RSUD
Gunungsitoli
M E M U T U S K A N :
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GUNUNGSITOLI TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
GUNUNGSITOLI
Kedua : Kebijakan Implementasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Implementasi
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Umum
Daerah Gunungsitoli dilaksanakan secara menyeluruh Rumah
Sakit Umum Daerah Gunungsitoli
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Gunungsitoli
Pada tanggal : Maret 2019
Direktur RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias,
dr. JULIANUS DAWOLO, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19640713 199603 1 001
Lampiran Keputusan Direktur RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias
Nomor : 445/ /RS/2019
Tanggal : Maret 2019
Tentang : Kebijakan Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Gunungsitoli Kabupaten Nias
KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI
1 RSUD Gunungsitoli mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang
bangunan, perlindungan kebakaran, dan persyaratan pemeriksaan fasilitas
2 RSUD Gunungsitoli mempunyai program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan yang terdiri dari :
a) Keselamatan dan keamanan
b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
c) Penanggulangan bencana (emergensi)
d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi
dari bahaya kebakaran dan asap
e) Peralatan medis – pemilahan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi
dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem
penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan
operasional
3 RSUD Gunungsitoli menetapkan individu yang kompeten (sub komite
manajemen risiko komite PMKP) yang ditugasi untuk melakukan pengawasan
terhadap perencanaan dan pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas
dan lingkungan
4 RSUD Gunungsitoli mempunyai program pengelolaan keselamatan dan
keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan
yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf
4.1 RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada
waktu merencanakan pembangunan/konstruksi, pembongkaran atau
renovasi
4.2 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menyediakan anggaran untuk
perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau komponen-komponen
lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan
perundangan serta anggaran untuk mengurangi risiko sebagai dampak
dari renovasi, konstruksi dan penghancuran/demolis bangunan
5 RSUD Gunungsitoli memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan,
penyimpanan dan penggunaan serta pengendalian/pengawasan bahan
berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
5.1 RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan
limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat yang benar
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
6 RSUD Gunungsitoli mengembangkan, memelihara, program manajemen
disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya
yang memilki potensi terjadi di masyarakat
6.1 RSUD Gunungsitoli melakukan simulasi penanganan/menanggapi
kedaruratan, wabah dan bencana
7 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menerapkan suatu program untuk
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana
evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai renspons terhadap kebakaran dan
keadaan darurat lainnya
7.1 RSUD Gunungsitoli menguji secara berkala rencana proteksi
kebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan deteksi
dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya
7.2 RSUD Gunungsitoli merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
8 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya
8.1 RSUD Gunungsitoli memiliki sistem untuk membantu dan bertindak
bila ada pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, recall,
laporan insiden, masalah dan kegagalan
9 RSUD Gunungsitoli menetapkan dan melaksanakan program untuk
memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang) berfungsi efisien dan
efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem
utilitas
9.1 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan
perbaikan sistem utilitas
9.2 Sistem utilitas RSUD Gunungsitoli menjamin tersedianya air bersih
dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber alternatif
persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem,
kontaminasi atau kegagalan
9.2.1 RSUD Gunungsitoli melakukan uji beban listrik dan sumber air
alternatif
9.3 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah
secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan
10. RSUD Gunungsitoli mengumpulkan data dari setiap program manajemen
risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana mengganti atau
meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan
menurunkan risiko di lingkungan
11. RSUD Gunungsitoli menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi
bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas yang
aman dan efektif
11.1 staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam
program RSUD Gunungsitoli untuk proteksi kebakaran, keamanan dan
penanggulangan bencana
11.2 staf dilatih untuk menjalankan dan memelihara peralatan medis dan
sistem utilitas
Ditetapkan di : Gunungsitoli
Pada tanggal : Maret 2019
Direktur RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias,
dr. JULIANUS DAWOLO, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 19640713 199603 1 001
PANDUAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
DI RSUD GUNUNGSITOLI
BAB I
DEFINISI
A. Pendahuluan
Rumah sakit harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi, dan
suportif bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan
tersebut fasilitas fisik, peralatan medis, dan peralatan lainnya harus
dikelola secara efektif. Secara khusus, manajemen harus berupaya keras
mengurangi dan mengendalikan bahaya risiko.
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
 Tujuan Umum : Sebagai Panduan Implementasi Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan RSUD Gunungsitoli
 Tujuan Khusus :
a. Terwujudnya Implementasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
dalam mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko di RSUD
Gunungsitoli.
b. Mencegah kecelakaan dan cidera di RSUD Gunungsitoli.
c. Memelihara kondisi aman di RSUD Gunungsitoli.
C. Sasaran
Seluruh pasien, keluarga, staf dan pengunjung di RSUD Gunungsitoli.
BAB II RUANG LINGKUP
I
BAB III. TATA LAKSANA
1 RSUD Gunungsitoli mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang
bangunan, perlindungan kebakaran, dan persyaratan pemeriksaan fasilitas
Di tingkat nasional, pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-
undangan serta pedoman-pedoman tentang persyaratan bangunan secara
umum dan secara khusus untuk bangunan rumah sakit. Persyaratan
tersebut antara lain termasuk sistem kelistrikan dan sistem keamanan
kebakaran serta sistem gas medis sentral. Selain di tingkat nasional,
pemerintah provinsi/kabupaten/kota ada juga yang mengeluarkan peraturan
daerah mengatur persyaratan bangunan secara umum dan sistem
pengamanan kebakaran. Semua rumah sakit tanpa memperhatikan kelas
rumah sakit dan sumber daya wajib mematuhi peraturan perundang –
undangan tersebut yaitu meyediakan bangunan dan fasilitas yang aman
sebagai tanggung jawabnya kepada pasien, keluarga, pengunjung dan
staf/pegawai rumah sakit.
Direktur RSUD Gunungsitoli bertanggung jawab untuk :
 Memahami perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku
bagi fasilitas rumah sakit baik yang merupakan regulasi di tingkat
nasional maupun tingkat daerah
 Menerapkan persyaratan yang berlaku, termaksud mempunyai izin dan
atau sertifikasi sesuai peraturan perundangan, antara lain izin – izin
tersebut dibawah ini:
a) Izin mendirikan bangunan
b) Izin operasional rumah sakit yang masih berlaku
c) Sertifikat laik fungsi (SLF) bila diperlukan
d) Izin instalasi pengelolaan air limbah (IPAL)
e) Izin genset
f) Izin radiologi
g) Sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran
h) Sistem kelistrikan
i) Izin incinerator (bila ada)
j) Izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya dan beracun
(TPS B-3)
k) Izin lift (bila ada)
l) Izin instalasi petir
m) Izin lingkungan
Merencanakan dan membuat anggaran untuk peningkatan atau
penggantian yang di perlukan berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas
atau untuk memenuhi persyaratan yang berlaku serta menunjukkan
pelaksanaan dari rencana tersebut.
Bila RSUD Gunungsitoli dianggap tidak memenuhi syarat, direktur RSUD
Gunungsitoli yang bertanggung jawab merencanakan dan memenuhi
persyaratan tersebut dalam kurun waktu yang ditentukan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) Direktur RSUD Gunungsitoli yang bertanggung jawab terhadap
manajemen fasilitas di RSUD Gunungsitoli, mempunyai dan memahami
peraturan perUUan dan persyaratan lainnya yang berlaku untuk
bangunan dan fasilitas rumah sakit. Dibuktikan dengan kumpulan dan
daftar peraturan perundang – undangan yang dimiliki rumah sakit.
b) Direktur RSUD Gunungsitoli menerapkan persyaratan yang berlaku
dan peraturan perUUan. Dibuktikan dengan
1. kumpulan izin yang masih berlaku
2. kalibrasi
3. hasil pemeriksaan dari luar rumah sakit
c) RSUD Gunungsitoli mempunyai izin-izin sebagaimana diuraikan a)
sampai dengan m) di maksud dan tujuan sesuai fasilitas yang ada di
rumah sakit dan sesuai peraturan perundang-undangan. Dibuktikan
dengan daftar dan perizinan yang berlaku
d) Direktur RSUD Gunungsitoli memastikan rumah sakit memenuhi
kondisi seperti hasil pemeriksaan fasilitas atau catatan pemeriksaan
yang dilakukan oleh otoritas setempat di luar rumah sakit. Dibuktikan
dengan
1. Rekapitulasi hasil dari pemeriksaan dari pemerintah atau badan
external lainnya
2. Hasil pemeriksaan tersebut telah ditindaklanjuti (laporan, foto-
foto, pengeluaran anggaran, dan lain-lain).
2 RSUD Gunungsitoli mempunyai program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan yang terdiri dari :
a) Keselamatan dan keamanan
b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
c) Penanggulangan bencana (emergensi)
d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi
dari bahaya kebakaran dan asap
e) Peralatan medis – pemilahan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi
dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem
penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan
operasional
Program manajemen risiko diatas harus tertulis dan selalu diperbarui
sehingga mencerminkan kondisi lingkungan RSUD Gunungsitoli yang
terkini. Terdapat Proses untuk meninjau dan memperbarui program
tersebut
Apabila di dalam RSUD Gunungsitoli terdapat tenant/penyewa lahan yang
tidak terkait dengan pelayanan rumah sakit dan berada di dalam fasilitas
pelayanan pasien yang akan disurvei misalnya kantin, fotocopy dan lain-
lain maka RSUD Gunungsitoli memiliki kewajiban untuk memastikan
bahwa tenant/penyewa lahan tersebut mematuhi program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan.
Dalam menerapkan program manajemen risiko diatas maka RSUD
Gunungsitoli perlu mempunyai regulasi sebagai berikut :
1) Regulasi peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut bila
terjadi perubahan lingkungan rumah sakit atau sekurang-kurangnya
setahun sekali.
2) Regulasi bahwa tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semua
aspek program manajemen fasilitas yang teridentifikasi dalam a) sampai d)
tersebut diatas.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) Ada program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang dapat
terjadi pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung, tertulis, meliputi
risiko yang ada (a sampai f) di maksud dan tujuan yang merupakan satu
program induk atau beberapa program terpisah serta ada regulasi untuk
menerapkan program manajemen meliputi 1 sampai dengan 2. Dibukti
dengan
1) Program tentang manajemen risiko fasilitas dan lingkungan meliputi
risiko yang ada (a sampai f)
2) Panduan peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut
bila terjadi insiden baru atau sekurang-kurangnya setahun sekali
3) Panduan tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semua
aspek program manajemen fasilitas dan lingkungan yang
teridentifikasi
b) Program tersebut masih berlaku dan sudah diterapkan sepenuhnya.
Dibuktikan dengan
1) Program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang masih
berlaku
2) Pelaksanaan program/laporan program
c) Ada bukti peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut bila
terjadi perubahan dalam lingkungan rumah sakit, atau sekurang-
kurangnya setiap tahun. Dibuktikan dengan review program manajemen
risiko.
d) Ada bukti tenant/penyewa lahan di dalam lingkungan rumah sakit
sudah mematuhi semua aspek program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan yang teridentifikasi dalam a) sampai d). Dibuktikan dengan
1) Form ceklis
2) Pelaksanaan audit
3 RSUD Gunungsitoli menetapkan individu yang kompeten (sub komite
manajemen risiko komite PMKP) yang ditugasi untuk melakukan pengawasan
terhadap perencanaan dan pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas
dan lingkungan.
RSUD Gunungsitoli berkewajiban untuk menyediakan fasilitas yang aman,
fungsional, dan fasilitas pendukung untuk pasien, keluarga, staf, dan
pengunjung. Untuk mencapai tujuan tersebut, fasilitas fisik, peralatan medis,
dan sumber daya lainnya harus dikelola secara efektif.
Secara khusus, RSUD Gunungsitoli harus berupaya untuk:
• Mengurangi dan mengendalikan sumber bahaya dan risiko;
• Menghindari kecelakaan dan cedera
• Memelihara kondisi yang aman.
Manajemen yang efektif mencakup perencanaan multidisiplin, edukasi, dan
pemantauan sebagai berikut :
• Direktur RSUD Gunungsitoli merencanakan kebutuhan ruangan,
teknologi, peralatan medis, dan sumber daya lainnya untuk mendukung
pelayanan klinis yang efektif dan aman.
• Seluruh staf diberikan edukasi mengenai fasilitas, cara mengurangi
risiko, cara memantau dan melaporkan yang berisiko dan insiden
cedera
• Untuk mengevaluasi sistem-sistem yang penting dan mengidentifikasi
perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan, RSUD Gunungsitoli dapat
menetapkan kriteria atau indikator kinerja.
RSUD Gunungsitoli perlu menyusun program manajemen risiko fasilitas
/lingkungan yang membahas pengelolaan risiko lingkungan melalui
penyusunan rencana manajemen fasilitas dan penyediaan ruangan,
teknologi, peralatan medis, dan sumber daya serta melakukan pengawasan
terhadap perencanan dan pelaksanakan program manajemen risiko
fasilitas/lingkungan. Oleh karena itu direktur RSUD Gunungsitoli perlu
menetapkan individu dengan tugas melakukan pengawasan perencanaan
dan pelaksanaan proses untuk mengelola risiko terhadap fasilitas dan
lingkungan tersebut secara berkesinambungan.
Pengawasan yang dilakukan individu meliputi :
a) Mengawasi semua aspek prgram manajemen risiko seperti pengembangan
rencana dan memberikan rekomendasi untuk ruangan, peralatan medis,
teknologi dan sumber daya
b) Mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan
berkesinambungan
c) Melakukan edukasi staf
d) Melakukan pengujian/testing dan pemantauan program
e) Secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan
f) Menyerahkan laporan tahunan kepada direktur RSUD Gunungsitoli
g) Mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan
analisa dan upaya perbaikan.
Dalam rangka pengawasan, RSUD Gunungsitoli mengembangkan sistem
pelaporan insiden/kejadian/kecelakaan yang terjadi di rumah sakit akibat
fasilitas dan lingkungan yang tidak aman. Individu yang ditunjuk, mengawasi
program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan agar mendorong
pelaporan insiden, melakukan analisis dan rencana perbaikan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli telah menetapkan individu atau organisasi yang
kompeten yang ditugasi mengawasi perencanaan dan penerapan program
manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang meliputi a) sampai
dengan g). Dibuktikan dengan regulasi tentang penetapan
penanggungjawab manajemen risiko fasilitas dan lingkungan dilengkapi
dengan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tentang
perencanaan dan pengawasan program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan
b) RSUD Gunungsitoli mempunyai program pengawasan terhadap
perencanaan dan penerapan manajemen risiko yang disusun oleh
individu atau organisasi yang ditunjuk yang meliputi a) sampai dengan g).
Dibuktikan dengan program pengawasan terhadap manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan.
c) Ada bukti bahwa individu yang ditunjuk sudah mengikuti pelatihan
manajemen risiko rumah sakit. Dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
manajemen risiko dalam file kepegawaian.
d) Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk tersebut telah
melaksanakan kegiatan yang diatur di a) sampai dengan g). Dibuktikan
dengan laporan kegiatan penanggung jawab program.
4 RSUD Gunungsitoli mempunyai program pengelolaan keselamatan dan
keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan
yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
Keselamatan dan keamanan mempunyai arti yang berbeda, walau masih ada
yang menganggap sama. Yang dimaksud keselamatan adalah memberi
jaminan bahwa gedung, properti, teknologi medis dan informasi, peralatan
dan sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko terhadap pasien, keluarga,
staf, pengunjung. Sedangkan keamanan mempunyai arti melindungi properti
milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga, pengunjung dari bahaya
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan oleh orang yang tidak berwenang.
Program keselamatan dan keamanan meliputi :
a) Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan pro aktif untuk
mengidentifikasi bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan dan
fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera. Sebagai contoh
risiko keselamatan yang dapat menimbulkan cedera atau bahaya termasuk
diantaranya perabotan yang tajam dan rusak, kaca jendela yang pecah,
kebocoran air di atap, lokasi dimana tidak ada jalan keluar saat terjadi
kebakaran. Karena itu, RSUD Gunungsitoli perlu melakukan pemeriksaan
fasilitas secara berkala dan terdokumentasi agar rumah sakit dapat
melakukan perbaikan dan menyediakan anggaran untuk melakukan
perbaikan.
b) Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk
assessment/PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran
bangunan/demolis.
c) Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas
pendukung yang aman. Dengan tujuan untuk mencegah terjadi
kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pengunjung.
d) Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas
oleh seluruh staf dan semua individu yang bekerja di RSUD Gunungsitoli
serta pemberian identitas pada pasien rawat inap, penunggu pasien,
pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area terbatas (restricted area)
sehingga menciptakan lingkungan yang aman.
e) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau
pengrusakan barang milik pribadi
f) Melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar
operasi, daerah yg berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia dan
keluarga pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau
memberi tanda minta bantuan bila terjadi bahaya. Monitoring dapat
dilakukan dengan memasang kamera sistem closed circuit television (CCTV)
yg dapat dipantau di ruang sekurity. Namun harus diingat pemasangan
kamera CCTV tidak diperbolehkan di ruang pasien dan tetap harus
memperhatikan hak privasi pasien.
Monitoring melalui pemasangan kamera CCTV juga diperlukan untuk
daerah terpencil atau terisolasi, area parkir dan area lainnya yang
kemungkinan terjadi kehilangan atau gangguan keamanan di RSUD
Gunungsitoli.
g) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan dan
perundangan, sebagai contoh : setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak
licin, ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar menghadap keluar,
shower di kamar mandi tidak boleh menggunakan selang, dan lain-lain.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi termasuk program tentang
pengelolaan keselamatan dan keamanan yang meliputi a sampai dengan g.
Dibuktikan dengan
1. Pedomaan pengorganisasian unit kerja yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan dan keamanan.
2. Program keselamatan dan keamanan rumah sakit
b) Ada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan keselamatan
dan keamanan di rumah sakit. Dibuktikan dengan penetapan unit kerja
disertai pedoman pengorganisasian.
c) RSUD Gunungsitoli telah melakukan identifikasi area-area yang berisiko,
mempunyai risk register (daftar risiko) yang berhubungan dengan
keselamatan dan keamanan fasilitas. Dibuktikan dengan daftar area yang
berisiko tentang keselamatan dan keamanan.
d) Regulasi pemberian identitas pada penunggu pasien, pengunjung
(termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang yang
bekerja di rumah sakit sudah dimplementasikan. Dibuktikan dengan
identitas yang diberikan kepada penunggu pasien, pengunjung (termasuk
tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang yang bekerja di
rumah sakit.
e) RSUD Gunungsitoli telah melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala,
membuat rencana perbaikan dan telah melaksanakan perbaikan.
Dibuktikan dengan pemeriksaan fasilitas :
1. Form ceklis
2. Pelaksanaan pemeriksaan
f) RSUD Gunungsitoli telah memasang monitoring pada area yg berisiko
keselamatan dan keamanannya. Dibuktikan dengan CCTV terpasang di
area yang ditetapkan berisiko keselamaatan dan keamanan.
g) RSUD Gunungsitoli telah menyediakan fasilitas yang aman sesuai
peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan bangunan dan
fasilitas rumah sakit yang berisiko terhadap keselamaatan dan keamanan.
4.1 RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada
waktu merencanakan pembangunan/konstruksi, pembongkaran atau
renovasi.
Kontruksi/pembangunan baru di sebuah rumah sakit akan berdampak
pada setiap orang di rumah sakit dan pasien dengan kerentanan
tubuhnya dapat menderita dampak terbesar. Kebisingan dan getaran
yang terkait dengan kontruksi dapat mempengaruhi tingkat
kenyamanan pasien dan istirahat/tidur pasien dapat pula terganggu.
Debu konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat
menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan gangguan
pernapasan.
Karena itu, RSUD Gunungsitoli perlu melakukan asemen risiko setiap
ada kegiatan kontruksi, renovasi maupun demolisi/pembongkaran
bangunan. Asesmen risiko harus sudah dilakukan pada waktu
perencanan atau sebelum pekerjaan kontruksi, renovasi, demolisi
dilakukan, sehingga pada waktu pelaksanaan, sudah ada upaya
pengurangan risiko terhadap dampak dari kontruksi, renovasi, demolisi
tersebut
Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang terkait dengan proyek
konstruksi baru, rumah sakit perlu melibatkan semua unit/instalasi
yan klinis yang terkena dampak dari kontruksi baru tersebut,
konsultan perencana atau manajer desain proyek, komite keselamatan
kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit (K3RS), komite
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), bagian rumah tangga/
bagian umum, bagian teknologi informasi, bagian sarana prasarana/
IPSRS dan unit atau bagian lainnya yang diperlukan.
Risiko terhadap pasien, keluarga, staf, pengunjung, vendor, pekerja
kontrak, dan unit diluar pelayanan akan bervariasi tergantung pada
sejauh mana kegiatan konstruksi dan dampaknya terhadap
infrastruktur dan utilitas.
Risiko dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko pra-konstruksi,
Juga dikenal sebagai PCRA (pra-contruction risk assessment). Asesmen
Risiko Pra Konstruksi secara komprehensif dan proaktif digunakan
untuk mengevaluasi risiko dan kemudian mengembangkan rencana
agar dapat meminimalkan dampak kontruksi, renovasi atau
penghancuran / demolis sehingga pelayanan pasien tetap terjaga
kualitas dan keamanannya.
Asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) meliputi :
a) Kualitas udara
b) Pengendalian infeksi (PCRA)
c) Utilitas
d) Kebisingan
e) Getaran
f) Bahan berbahaya
g) Layanan darurat, seperti respon terhadap kode
h) Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan
layanan.
Selain itu, RSUD Gunungsitoli bersama dengan manajemen konstruksi
(MK) memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan
dan didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko, maka
risiko pasien terhadap infeksi akibat konstruksi dievaluasi melalui
asesmen penilaian risiko infeksi yang dikenal sebagai ICRA.
Dalam menyusun PCRA, individu atau organisasi yang ditunjuk untuk
melakukan pengawasan dan penerapan manajemen risiko fasilitas yang
ada di MFK.3 agar melakukan koordinasi dengan organisasi PPI
karena antara PCRA dan ICRA merupakan kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi yang mengatur tentang
asesmen risiko pra konstruksi (PCRA). Dibuktikan dengan regulasi
tentang asesmen risiko pra konstruksi.
b) RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko pra kontruksi
(PCRA) bila ada rencana kontruksi, renovasi atau demolis/
pembongkaran yang meliputi a sampai h. Dibuktikan dengan
pelaksanaan asesmen risiko pra konstruksi (PCRA).
c) RSUD Gunungsitoli mengambil tindakan berdasarkan hasil
asesmen risiko untuk meminimalkan risiko selama pembongkaran,
konstruksi dan renovasi. Dibuktikan dengan pelaksanaan tentang
hasil tindak lanjut PCRA.
d) RSUD Gunungsitoli memastikan bahwa kepatuhan kontraktor
dipantau, ditegakkan, dan didokumentasikan. Dibuktikan dengan
hasil audit kepatuhan kontraktor terhadap implementasi PCRA
meliputi :
1. Form ceklist
2. Pelaksanaan audit
4.2 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menyediakan anggaran untuk
perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau komponen-komponen
lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan
perundangan serta anggaran untuk mengurangi risiko sebagai dampak
dari renovasi, konstruksi dan penghancuran/demolis bangunan.
RSUD Gunungsitoli wajib mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berhubungan dengan keamanan fasilitas dan keselamatan
lingkungan. Sistem-sistem penting, bangunan atau komponen
komponen lainnya harus sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, dan persyaratan lainnya maka rumah sakit wajib
melakukan perbaikan dan peningkatan sesuai dengan rekomendasi
hasil pemeriksaan tersebut. Peraturan perundang-undangan juga perlu
mengatur izin untuk bangunan atau fasilitas tertentu dan izin tersebut
diperbaharui secara berkala.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka RSUD Gunungsitoli perlu
merencanakan dan menyediakan anggaran/budget untuk perbaikan,
penggantian, peningkatan dan perizinan, sehingga bangunan, properti,
fasilitas dan komponen-komponen lainnya di rumah sakit dapat
memenuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya.
Mengingat setiap ada kontruksi, renovasi dan penghancuran/demolis
harus dilakukan asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) dan harus juga
diikuti dengan rencana dan pelaksanaan pengurangan risiko dampak
keselamatan dan keamanan bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf
yang berdampak memerlukan biaya, maka rumah sakit perlu juga
menyediakan anggaran untuk penerapan dari PCRA (pra construction
risk assessment) dan ICRA (infection control risk assessment).
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli menyediakan anggaran untuk memenuhi
peraturan perundang-undangan yang terkait fasilitas rumah sakit.
Dibuktikan dengan tersedianya anggaran, misalnya untuk
perjanjian, pemeriksaan air, udara, kuman, pemenuhan standar
fisik bangunan.
b) RSUD Gunungsitoli menyediakan anggaran utk meningkatkan,
memperbaiki atau mengganti sistem, bangunan, atau komponen
yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman
dan efektif. Dibuktikan dengan tersedianya anggaran untuk
meningkatkan, memperbaiki atau mengganti sitem, bangunan.
c) RSUD Gunungsitoli menyediakan anggaran untuk penerapan
PCRA dan ICRA bila ada renovasi, kontruksi dan pembongkaran.
Dibuktikan dengan tersedianya anggaran untuk pelaksanaan PCRA
dan ICRA.
5 RSUD Gunungsitoli memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan,
penyimpanan dan penggunaan serta pengendalian/pengawasan bahan
berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
RSUD Gunungsitoli mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan
berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai peraturan dan
perundang-undangan.
WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya
dengan kategori sebagai berikut:
a. Infeksius
b. Patologi anatomi
c. Farmasi
d. Bahan kimia
e. Logam berat
f. Kontainer bertekanan
g. Benda tajam
h. Genotoksik/ sitotoksik (limbah genotoksik : limbah yang mengandung
bahan dan sifat genotoksik, contoh limbah yang mengandung obat-obatan
sitotoksik)
i. Radio aktif
Dalam melakukan identifikasi dan inventarisasi B3 dan limbahnya di rumah
sakit agar mengacu kepada kategori B3 dan limbahnya dari WHO. Rumah
sakit diharapkan melakukan identifikasi area/unit mana saja yang
menyimpan B3 dan limbahnya. Kemudian rumah sakit menginventarisasi
meliputi lokasi, jenis dan jumlah B3 dan penyimpanan limbahnya.
Daftar inventarisasi ini selalu mutakhir sesuai dengan perubahan yang
terjadi di tempat penyimpanan.
RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi yang mengatur :
a. Data inventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan
lokasi;
b. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 dan limbahnya;
c. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur
bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan;
d. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya;
e. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden
lainnya;
f. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya;
g. pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan material
safety data sheet / lembar data pengaman (MSDS/LDP)
Mengingat informasi mengenai penanganan, penyimpanan dan penggunaan
B3 termasuk data fisik seperti titik didih, titik nyala dan sejenisnya
tercantum didalam material safety data sheet (MSDS) atau lembar data
pengaman (LDP) maka RSUD Gunungsitoli membuat regulasi setiap
pembelian/ pengadaan B3 dan supplier wajib melampirkan MSDS/LDP.
Informasi yang tercantum di MSDS/LDP di edukasi kepada staf rumah sakit,
terutama kepada staf dimana terdapat penyimpanan B3 di unitnya.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi yang mengatur B3 dan limbahnya
sesuai kategori WHO dan peraturan perundangan, meliputi a sampai g.
Dibuktikan dengan regulasi tentang pengelolaan bahan B3 dan limbahnya
b) RSUD Gunungsitoli mempunyai daftar B3 dan limbahnya lengkap dan
terbaru sesuai kategori WHO dan peraturan perundang-undangan meliputi
jenis, lokasi, dan jumlah dari semua bahan berbahaya dan beracun dan
limbahnya. Dibuktikan dengan daftar B3 dan limbahnya terkini meliputi
jenis, lokasi, dan jumlahnya
c) Ada bukti bahwa untuk pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier)
sudah melampirkan MSDS. Dibuktikan dengan pelaksanaan pengadaan
pembelian B3 disertai dengan MSDS yang tersedia di setiap tempat
penyimpanan B3
d) Petugas RSUD Gunungsitoli telah menggunakan APD yang benar pada
waktu menangani (handling) B3 dan limbahnya di area tertentu juga sudah
ada eye washer. Dibuktikan dengan
1. tersedianya APD dan penggunaan APD yang benar pada waktu
menangani (handling) B3 dan limbahnya
2. ketersediaan eye washer di tempat penyimpanan B3 cair
e) B3 dan limbahnya sudah diberi label/rambu-rambu sesuai peraturan
perundang-undangan. Dibuktikan dengan label B3 di tempat penyimpanan
B3 dan limbahnya
f) Ada laporan dan analisis tentang tumpahan, paparan/pajanan (exposure)
dan insiden lainnya. Dibuktikan dengan laporan tumpahan,
paparan/pajanan (exposure) dan insiden lainnya
g) Ada bukti dokumentasi persyaratan yang meliputi izin, lisensi atau
ketentuan persyaratan lainnya. Dibuktikan dengan izn penggunaan bahan
radioaktif (alat radiologi), izin IPAL, izin TPS B3, izin incinerator/Perjanjian
Kerja Sama dengan pihak ketiga, serta izin transporter (PKS tripartit yaitu
RSUD Gunungsitoli, transporter dan pengolah B3)
5.1 RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan
limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat yang benar
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penyimpanan Limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar
apabila Limbah B3 telah dilakukan pemilahan yang baik dan benar,
termasuk memasukkanlLimbah B3 ke dalam wadah atau kemasan
yang sesuai, diberi simbol dan label limbah B3.
Untuk penyimpanan limbah B3, RSUD Gunungsitoli agar memenuhi
persyaratan fasilitas penyimpanan limbah B3 sebagai berikut :
1. Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen dengan
sistem drainase yang baik, mudah dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi.
2. Tersedia sumber air atau kran air dan sabun untuk pembersihan
tangan
3. Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
4. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan
5. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut limbah
6. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir, dan
faktor lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana
kerja
7. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung
8. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan
memadai
9. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan
10. Peralatan pembersihan, Alat Pelindung Diri/APD antara lain
masker, sarung tangan, penutup kepala, goggle, sepatu boot,
pakaian pelindung dan wadah atau kantong limbah harus
diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasilitas penyimpanan
11. Dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa
dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari.
Pengaturan pengelolaan limbah B3 meliputi tahapan :
a) Pemilahan limbah B3;
b) Penyimpanan limbah B3;
c) Pengangkutan limbah B3;
d) Pengolahan limbah B3;
e) Penguburan limbah B3; dan/atau
f) Penimbunan limbah B3.
Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun. Dalam
pelaksanaannya, pengolahan limbah B3 dari fasilitas pelayanan
kesehatan dapat dilakukan pengolahan secara termal atau nontermal.
Untuk limbah berwujud cair dapat dilakukan di instalasi pegolahan air
limbah (IPAL) dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Sedangkan tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah
karakteristik biologis dan/atau kimia limbah sehingga bahayanya
terhadap manusia berkurang atau tidak ada.
RSUD Gunungsitoli mengolah limbah B3 sendiri maka RSUD
Gunungsitoli wajib mempunyai izin mengolah limbah B3.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi untuk penyimpanan dan
pengolahan limbah B3 secara benar dan aman sesuai ketentuan
peraturan perundang–undangan. Dibuktikan dengan regulasi
sesuai MFK 5 EP 1
b) Penyimpanan limbah B3 sudah mempunyai izin TPS B3 yang
masih berlaku dan sesuai dengan perundang-undangan.
Dibuktikan dengan izin TPS B3 masih berlaku
c) RSUD Gunungsitoli sudah mempunyai Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) dengan izin yang masih berlaku sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan izin
pembuangan limbah cair (IPLC)
d) RSUD Gunungsitoli mempunyai Instalasi Pengolah limbah B3
dengan izin yang masih berlaku atau melakukan kerja sama dengan
pihak ketiga dengan izin sebagai transporter dan pengolah B3 yang
masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dibuktikan dengan izin pengolah limbah B3 atau bukti MOU
dengan pihak ketiga yang mempunyai :
1. Izin operasional pengolah limbah pihak ketiga
2. Izin transporter disertai manifest/bukti pemusnahan pihak
ketiga
6 RSUD Gunungsitoli mengembangkan, memelihara, program manajemen
disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya
yang memilki potensi terjadi di masyarakat.
Situasi darurat yang terjadi di masyarakat, kejadian epidemi, atau bencana
alam akan melibatkan rumah sakit, seperti gempa bumi yang
menghancurkan area rawat inap pasien atau ada epidemi flu yang akan
menghalangi staf masuk kerja. Penyusunan program harus dimulai dengan
identifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi di daerah dimana rumah
sakit berada dan dampaknya terhadap rumah sakit.
Melakukan Identifikasi dampak bencana sama pentingnya dengan mencatat
jenis bencana yang terjadi. Rumah sakit juga harus mengetahui peranan staf
ini di masyarakat.
Untuk merespons secara efektif, RSUD Gunungsitoli perlu menyusun
regulasi manajemen disaster.
Program Manajemen Disaster antara lain berisi proses :
a) menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya,
ancaman dan kejadian
b) menentukan intergritas struktural di lingkungan pelayanan pasien
yang ada dan bila terjadi bencana.
c) Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut
d) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
e) Mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber
alternatif
f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan
alternatif pada waktu kejadian
g) Mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian
h) Mengelolah keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung
jawab pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap
menyediakan pelayanan pasien.
Dalam keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya, masyarakat harus dapat
melindungi kehidupan dan kesejahteraan penduduk yang terkena
dampaknya, terutama dalam hitungan menit dan jam segera setelah dampak
atau keterpaparan tersebut. Kemampuan pelayanan kesehatan untuk
berfungsi tanpa gangguan dalam situasi ini adalah masalah antara hidup
dan mati. Kelanjutan fungsi layanan kesehatan bergantung pada sejumlah
faktor kunci, yaitu: bahwa layanan ditempatkan di struktur seperti rumah
sakit atau fasilitas yang dapat menahan paparan dan kekuatan dari semua
jenis bahaya. Peralatan medis dalam keadaan baik dan terlindung dari
kerusakan, infrastruktur masyarakat dan layanan penting seperti air, listrik,
dan lain-lain tersedia bagi layanan kesehatan serta petugas kesehatan dapat
memberikan bantuan medis dalam situasi aman saat dibutuhkan.
Mendefinisikan istilah “rumah sakit yang aman” akan membantu dalam
memberikan panduan pendekatan untuk menilai keamanan rumah sakit.
Rumah sakit yang aman adalah fasilitas yang layanannya tetap dapat diakses
dan berfungsi pada kapasitas maksimum, dan dengan infrastruktur yang
sama, sebelum, selama dan segera setelah adanya dampak dari keadaan
darurat dan bencana. Fungsi rumah sakit yang terus berlanjut bergantung
pada berbagai faktor, termasuk keamanan bangunan, sistem dan peralatan
pentingnya, ketersediaan persediaan, dan kapasitas penanganan darurat dan
bencana di rumah sakit, terutama untuk tanggapan dan pemulihan dari
bahaya atau kejadian yang mungkin terjadi.
Unsur penting dari pengembangan menuju rumah sakit yang aman adalah
pengembangan dan penerapan indeks keamanan rumah sakit (hospital safety
index)-alat diagnostik cepat dan murah untuk menilai kemungkinan bahwa
rumah sakit akan tetap beroperasi dalam keadaan darurat dan bencana.
Evaluasi tersebut menghasilkan informasi yang berguna mengenai kekuatan
dan kelemahan rumah sakit dan akan menunjukkan tindakan yang
diperlukan untuk memperbaiki kapasitas dari manajemen dan keamanan
kerja dalam keadaan darurat dan bencana di rumah sakit.
Untuk mengukur kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana
maka rumah sakit agar melakukan self assessment dengan menggunakan
instrument hospital safety index dari WHO tersebut. Dengan melakukan self
assessment tersebut maka rumah sakit diharapkan dapat mengetahui
kekurangan yang harus dipenuhi untuk menghadapi bencana.
Untuk menyiapkan instalsi gawat darurat rumah sakit dalam menghadapi
bencana ekternal maka di instalsi gawat darurat perlu ada ruang
dekontaminasi.
Ruang dekontaminsai di instalasi gawat darurat sesuai peraturan perundang-
undangan sebagai berikut :
1) ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat darurat atau
terpisah dengan ruang gawat darurat
2) pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan
dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis
3) bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan-benturan
brankar
4) bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air
5) konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm
dari permukaan lantai
6) ruangan dilengkapi dengan wastafel (sink) dan pancuran air (shower)
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi manajemen disaster meliputi a
sampai h. Dibuktikan dengan
1. Regulasi tentang manajemen disaster rumah sakit
2. Regulasi tentang adanya ruang dekontaminasi dalam pedoman
pelayanan IGD
b) RSUD Gunungsitoli mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang
besar seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam
atau bencana lainnya, serta kejadian wabah besar yang bisa menyebabkan
terjadinya risiko yang signifikan. Dibuktikan dengan identifikasi resiko
bencana internal dan eksternal, berupa hasil hazard and vulnerrability
assessment (HVA)
c) RSUD Gunungsitoli telah melakukan self assessment kesiapan
menghadapi bencana dengan menggunakan hospital safety index dari
WHO. Dibuktikan dengan pelaksanaan self assessment Hospital safety
indeks
d) Instalasi gawat darurat telah mempunyai ruang dekontaminasi sesuai
dengan 1 sampai dengan 6. Dibuktikan dengan adanya denah ruang
dekontaminasi.
6.1 RSUD Gunungsitoli melakukan simulasi penanganan/menanggapi
kedaruratan, wabah dan bencana.
Program kesiapan menghadapi bencana (disaster) diujicoba/
disimulasikan:
 Melakukan simulasi tahunan secara menyeluruh di tingkat internal
rumah sakit atau sebagai bagian dari simulasi di tingkat
masyarakat
 Simulasi terhadap unsur-unsur kritis rencana program dari c hingga
h dilaksanakan setiap tahun.
Jika RSUD Gunungsitoli menghadapi kejadian bencana (disaster) yang
sebenarnya, dan RSUD Gunungsitoli menjalankan program tersebut
serta melakukan diskusi (debriefing) setelah kejadian, maka situasi
tersebut dapat mewakili atau setara dengan simulasi tahunan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) Seluruh program, atau setidaknya elemen-elemen kritis program dari
c hingga h disimulasikan setiap tahun. Dibuktikan dengan
pelaksanaan simulasi kesiapan menghadpi kedaruratan, wabah, dan
bencana
b) Pada akhir setiap simulasi, dilakukan diskusi (debriefing) mengenai
simulasi tersebut dan dibuat laporan dan tindak lanjut. Dibuktikan
dengan pelaksaan diskusi (debriefing)
c) Peserta simulasi adalah semua pegawai/staf RSUD Gunungsitoli,
pegawai kontrak dan pegawai dari tenant/ penyewa lahan.
Dibuktikan dengan daftar peserta simulasi.
7 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menerapkan suatu program untuk
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana
evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan
keadaan darurat lainnya.
Rumah sakit harus waspada terhadap keselamatan kebakaran karena
kebakaran adalah risiko yang selalu bisa terjadi di rumah sakit. Dengan
demikian, setiap rumah sakit perlu merencanakan bagaimana agar penghuni
rumah sakit aman apabila terjadi kebakaran termasuk bahaya asap. Rumah
sakit perlu melakukan asesmen terus menerus untuk memenuhi regulasi
keamanan kebakaran sehingga secara efektif dapat mengidentifikasi risiko
dan meminimalkan risiko.
Asesmen risiko meliputi :
a) Tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi
b) Sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian
api dan asap
c) Daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit di seluruh area)
seperti kamar linen kotor, tempat pengumpulan sampah, ruang
penyimpanan oksigen
d) Sarana jalan keluar/evakuasi
e) Dapur yang berproduksi dan peralatan masak
f) Laundry dan linen
g) Sistem tenaga listrik darurat dan peralatan
h) Gas medis dan komponen sistem vakum
Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program
untuk:
1) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan
dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk
gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
2) Penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien
3) Penyediaan sarana jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi bila
terjadi kebakaran;
4) Penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap,
alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols)
5) Penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia
pemadam api (chemical suppressants), atau sistem sprinkler.
Penggabungan tindakan-tindakan tersebut saat terjadi kebakaran atau asap
akan membantu memberi waktu yang memadai bagi pasien, keluarga pasien,
staf dan pengunjung untuk keluar dengan selamat dari fasilitas. Tindakan-
tindakan tersebut harus efektif tanpa memandang usia, ukuran, maupun
bentuk bangunan dan fasilitas.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai program proteksi kebakaran (fire safety)
yang memastikan bahwa semua penghuni rumah sakit selamat dari
bahaya api, asap atau keadaan darurat non kebakaran lainnya meliputi 1
sampai 5. Dibuktikan dengan program tentang proteksi kebakaran
b) RSUD Gunungsitoli telah melakukan asesmen risiko kebakaran yang
tertulis, termasuk saat terdapat proyek pembangunan di dalam atau
berdekatan dengan fasilitas rumah sakit meliputi a sampai dengan h.
Dibuktikan dengan hasil asesmen risiko kebakaran/fire safety risk
assessment (FSRA) antara lain berupa ceklis asesmen risiko kebakaran
c) RSUD Gunungsitoli telah menindaklanjuti hasil asesmen risiko
kebakaran. Dibuktikan dengan tindak lanjut asesmen risiko
kebakaran/fire safety risk assessment (FSRA)
d) RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem deteksi dini (smoke detector dan
heat detector) dan alarm kebakaran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dibuktikan dengan tersedianya fasilitas sistem deteksi dini
(smoke detector dan heat detector) dan alarm kebakaran
e) RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem kebakaran aktif yang meliputi,
sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran sesuai peraturan
perundang-undangan. Dibuktikan dengan tersedianya fasilitas sistem
kebakaran aktif antara lain: sprinkle, APAR, hidran dan pompa
kebakaran
f) RSUD Gunungsitoli mempunyai jalur evakuasi yang aman dan bebas
hambatan bila terjadi kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran.
Dibuktikan dengan adanya jalur evakuasi.
7.1 RSUD Gunungsitoli menguji secara berkala rencana proteksi
kebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan deteksi
dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya.
Program proteksi kebakaran (fire safety) rumah sakit mengidentifikasi:
 Frekuensi dilakukannya inspeksi, pengujian dan pemeliharaan
sistem pencegahan dan keselamatan kebakaran secara konsisten
sesuai dengan persyaratan.
 Program evakuasi yang aman jika terjadi kebakaran atau asap
 Proses pengujian setiap bagian dari program dalam kurun waktu 12
bulan
 Edukasi yang diperlukan bagi staf untuk melindungi dan
mengevakuasi pasien secara efektif jika terjadi keadaan darurat
 Partisipasi anggota staf dalam ujicoba/simulasi penanganan
kebakaran minimal sekali setahun.
Pengujian program dapat dicapai dengan beberapa metode. Kepada staf
dapat diberikan pertanyaan-pertanyaan spesifik seperti:
 Dimana letak katup penutup aliran oksigen?
 Jika harus menutup katup oksigen, bagaimana Anda merawat
pasien yang membutuhkan oksigen?
 Di mana letak alat pemadam api di unit Anda?
 Bagaimana melaporkan kebakaran?
 Bagaimana melindungi pasien jika terjadi kebakaran? Bila perlu
mengevakuasi pasien, proses apa yang harus diikuti?
Staf harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan
tepat. Jika tidak, hal ini harus didokumentasikan dan rencana untuk
pendidikan ulang perlu disusun. Semua inspeksi, pengujian dan
pemeliharaan didokumentasikan.
a) Semua staf RSUD Gunungsitoli mengikuti pelatihan penanggulangan
kebakaran minimal 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuktikan dengan
pelaksanaan pelatihan penanggulangan kebakaran
b) Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ketempat aman
dan mendemonstrasikan bagaimana cara menyelamatkan pasien.
Dibuktikan dengan peragaan evakuasi pasien ke tempat aman
c) Sistem dan peralatan pemadam kebakaran diperiksa, diujicoba dan
dipelihara sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
didokumentasikan. Dibuktikan dengan pemeriksaan, uji coba, dan
pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran.
7.2 RSUD Gunungsitoli merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sesuai dengan peraturan perundangan, rumah sakit adalah kawasan
tanpa rokok dan asap rokok, karena itu direktur rumah sakit agar
membuat regulasi larangan merokok di rumah sakit termasuk larangan
menjual rokok di rumah sakit.
Larangan merokok penting dilaksanakan di rumah sakit karena rumah
sakit merupakan daerah yang berisiko terjadinya kebakaran dan
banyak bahan yang mudah terbakar di rumah sakit (misalnya gas
oksigen)
Regulasi larangan merokok tidak hanya untuk staf rumah sakit tetapi
juga untuk pasien, keluarga dan pengunjung. Rumah sakit secara
berkala perlu melakukan monitoring pelaksanaan larangan merokok di
lingkungan rumah sakit.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi tentang rumah sakit
sebagai kawasan tanpa rokok dan asap rokok, larangan merokok
bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf, termasuk larangan
menjual rokok di lingkungan rumah sakit. Dibuktikan dengan
regulasi tentang penetapan RSUD Gunungsitoli sebagai kawasan
bebas rokok
b) Ada bukti pelaksanaan dan evaluasi dari regulasi tersebut.
Dibuktikan dengan evaluasi kepatuhan larangan merokok.
8 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan mengimplementasikan program
untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan
mendokumentasikan hasilnya
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka
RSUD Gunungsitoli perlu melakukan :
a) Melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis
yang dimilik oleh RSUD Gunungsitoli, peralatan medis kerja sama
operasional (KSO) milik pihak lain.
b) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur.
c) Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan
pabrik.
d) Melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi.
Staf yang kompeten melaksanakan kegiatan ini. Peralatan diperiksa dan diuji
fungsi sejak masih baru dan seterusnya sesuai umur, penggunaan peralatan
tersebut atau sesuai ketentuan pabrik. Pemeriksaan, hasil uji fungsi dan
setiap kali tindakan pemeliharaan didokumentasikan. Hal ini membantu
memastikan kelangsungan proses pemeliharaan dan membantu bila
menyusun rencana biaya untuk penggantian, perbaikan, peningkatan
(upgrade), dan perubahan lainnya.
RSUD Gunungsitoli mempunyai proses identifikasi, penarikan dan
pengembalian atau pemusnahan produk dan peralatan medis yang ditarik
kembali oleh pabrik atau pemasok. Ada regulasi yang mengatur penggunaan
setiap produk atau peralatan yang ditarik kembali (under recall)
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi pengelolaan peralatan medis yang
digunakan di rumah sakit meliputi a) sampai dengan d). Dibuktikan
dengan regulasi tentang pengelolaan peralatan medis disertai program
pemeliharaan preventif dan kalibrasi.
b) Ada daftar inventaris dan identifikasi risiko untuk seluruh peralatan medis
yang digunakan di rumah sakit. Dibuktikan dengan daftar inventaris
peralatan medis yang dilengkapi dengan identifikasi risiko peralatan medis
tersebut.
c) Ada bukti peralatan medis diperiksa secara teratur. Dibuktikan dengan
ceklis dan hasil pemeriksaan peralatan medis
d) Peralatan medis diuji fungsi sejak baru dan sesuai umur, penggunaan dan
rekomendasi pabrik. Dibuktikan dengan pelaksanaan dan hasil uji fungsi
peralatan medis baru dan sesuai umur, penggunaan dan rekomendasi
pabrik.
e) Ada program pemeliharaan preventif termasuk kalibrasi. Dibuktikan
dengan pelaksanaan pemeliharaan preventif dan kalibrasi peralatan medis.
f) Staf yang kompeten melaksanakan kegiatan ini. Dibuktikan dengan
pelaksanaan kegiatan oleh staf yang kompeten (yang dibuktikan dengan
ijazah dan atau sertifikat pelatihan).
8.1 RSUD Gunungsitoli memiliki sistem untuk membantu dan bertindak
bila ada pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, recall,
laporan insiden, masalah dan kegagalan.
RSUD Gunungsitoli mencari informasi terkait dengan peralatan medis
yang telah di recall dari sumber-sumber tepercaya. RSUD Gunungsitoli
memiliki sebuah sistem yang diterapkan untuk pemantauan dan
pengambilan tindakan terhadap pemberitahuan mengenai peralatan
medis yang berbahaya, recall karena cacat produksi, laporan insiden,
masalah, dan kegagalan yang dikirimkan oleh produsen, pemasok, atau
agen yang mengatur. Recall yang dimaksud disini adalah penarikan
kembali oleh produsen karena ada cacat.
Sejumlah negara mempersyaratkan pelaporan peralatan medis yang
mengakibatkan kematian, cedera serius atau penyakit. RSUD
Gunungsitoli harus mengidentifikasi dan mematuhi peraturan
perundang-undangan dalam hal pelaporan insiden peralatan medis.
Program pengelolaan peralatan medis membahas penggunaan semua
peralatan medis yang sudah dilaporkan memiliki masalah atau
kegagalan, atau alat dalam kondisi bahaya bila digunakan atau dalam
proses penarikan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem pemantauan dan bertindak
terhadap pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya,
recall/penarikan kembali, laporan insiden, masalah, dan kegagalan
pada peralatan medis. Dibuktikan dengan regulasi tentang
pemantauan dan penarikan kembali (recall) peralatan medis.
b) RSUD Gunungsitoli membahas pemberitahuan peralatan medis yang
berbahaya, alat medis dalam penarikan (under recall), laporan
insiden, serta masalah dan kegagalan pada peralatan medis.
Dibuktikan dengan undangan, daftar hadir, materi dan notulen dan
bukti hasil pemantauan.
c) RSUD Gunungsitoli telah melaporkan seluruh insiden keselamatan
sesuai peraturan perundang-undangan bila terjadi kematian, cedera
serius atau penyakit yang disebabkan oleh peralatan medis.
Dibuktikan dengan pelaporan insiden keselamatan (sentinel) terkait
peralatan medis ke internal dan eksternal ke Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah sakit dan KARS
9 RSUD Gunungsitoli menetapkan dan melaksanakan program untuk
memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang) berfungsi efisien dan
efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem
utilitas
Definisi utilitas adalah sistem dan peralatan untuk menunjang layanan
penting bagi keselamatan pasien.
Sistem utilitas sering disebut sistem penunjang. Sistem ini mencakup
jaringan listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medik, perpipaan, uap
panas, limbah, sistem komunikasi dan data.
Sistem utilitas yang berfungsi efektif disemua tempat di RS menciptakan
lingkungan asuhan pasien yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan pasien,
keluarga pasien, pengunjung dan staf, sistem utilitas harus dapat berfungsi
efisien. Asuhan pasien rutin dan darurat, berjalan selama 24 jam terus
menerus, setiap hari, 7 hari dalam seminggu.
Manajemen utilitas yang baik dapat menghasilkan sistem utilitas berjalan
efektif dan mengurangi potensi risiko yang timbul. Sebagai contoh,
kontaminasi berasal dari sampah di daerah persiapan makanan, kurangnya
ventilasi di laboratorium klinik, tabung O2 yang disimpan tidak terjaga
dengan baik, kabel listrik bergelantungan, dapat menimbulkan bahaya.
Untuk menghindari kejadian ini, rumah sakit harus melakukan pemeriksaan
berkala, pemeliharaan preventif dan pemeliharaan lainnya.
Karena itu rumah sakit perlu regulasi pengolahan sistem utilitas meliputi :
a) Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu 7 hari
dalam seminggu secara terus menerus.
b) Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan
memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala.
c) Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas
yang ada di daftar inventaris.
d) Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas
berdasarkan kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan
pengalaman rumah sakit.
e) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu
pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
f) Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan
peraturan perundang-undangan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi pengolahan sistem utilitas
sekurang-kurangnya a sampai dengan f. Dibuktikan dengan regulasi
tentang pengolahan sistem utilitas
b) RSUD Gunungsitoli mempunyai daftar inventaris komponen-komponen
sistem utilitasnya dan memetakan pendistribusiannya. Dibuktikan
dengan daftar inventaris sistem utilitas dan lokasinya
c) RSUD Gunungsitoli telah melaksanakan jadwal pemeriksaan, testing,
pemeliharaan semua sistem utilitas berdasarkan kriteria seperti
rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit
sendiri serta sudah dilaksanakan. Dibuktikan dengan
1. Hasil pemeriksaan
2. Hasil testing/pengujian
3. Hasil pemeliharaan sistem utilitas
d) RSUD Gunungsitoli telah memberikan label pada tuas-tuas kontrol
sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan
atau sebagian. Dibuktikan dengan label pada tuas-tuas kontrol utilitas
9.1 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan
perbaikan sistem utilitas.
RSUD Gunungsitoli harus mempunyai daftar inventaris lengkap dari
sistem utilitas dan menentukan komponen yang berdampak pada
bantuan hidup, pengendalian infeksi, pendukung lingkungan, dan
komunikasi. Program manajemen utilitas menetapkan pemeliharaan
utilitas untuk memastikan utilitas pokok seperti air, listrik, limbah,
sampah, ventilasi, gas medik dijaga, diperiksa berkala, dipelihara dan
diperbaiki.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi tentang inventarisasi,
pemeliharaan, inspeksi dengan kriteria yang ditentukan untuk
sistem utilitas penting yang dilakukan secara berkala. Dibuktikan
dengan regulasi tentang sistem utilitas penting/utama
b) RSUD Gunungsitoli mempunyai daftar sistem utilitas di RSUD
Gunungsitoli dan daftar sistem utilitas penting. Dibuktikan dengan
1. Daftar inventaris sistem utilitas
2. Daftar inventaris sistem utilitas penting/utama
c) Sistem utilitas dan komponen telah diinspeksi secara teratur
/berdasarkan kriteria yang disusun rumah sakit. Dibutikan dengan
1. Form ceklis
2. Pelaksanaan inspeksi
d) Sistem utilitas dan komponen diuji secara teratur berdasarkan
kriteria yang sudah ditetapkan. Dibuktikan dengan hasil uji coba
sistem utilitas penting
e) Sistem utilitas dan komponen dipelihara berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan. Dibuktikan dengan pelaksanaan
pemeliharaan/bukti hasil pemeliharaan sistem utilitas penting
f) Sistem utilitas dan komponen diperbaiki bila diperlukan.
Dibuktikan dengan perbaikan sistem utilitas.
9.2 Sistem utilitas RSUD Gunungsitoli menjamin tersedianya air bersih
dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber alternatif
persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem,
kontaminasi atau kegagalan.
Pelayanan pasien dilakukan selama 24 jam terus menerus, setiap hari
dalam seminggu di rumah sakit. Rumah sakit mempunyai kebutuhan
sistem utilitas yang berbeda-beda tergantung misi rumah sakit,
kebutuhan pasien dan sumber daya. Walaupun begitu, pasokan
sumber air bersih dan listrik terus menerus sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Rumah sakit harus melindungi pasien
dan staf dalam keadaan darurat seperti jika terjadi kegagalan sistem,
pemutusan dan kontaminasi.
Sistem tenaga listrik darurat dibutuhkan oleh semua rumah sakit yang
ingin memberikan asuhan kepada pasien tanpa putus dalam keadaan
darurat. Sistem darurat ini memberikan cukup tenaga listrik untuk
mempertahankan fungsi yang esensial dalam keadaan darurat dan juga
menurunkan risiko terkait terjadinya kegagalan. Tenaga listrik
cadangan dan darurat harus dites sesuai rencana yang dapat
membuktikan beban tenaga listrik memang seperti yang dibutuhkan.
Perbaikan dilakukan jika dibutuhkan seperti menambah kapasitas
listrik di daerah dengan peralatan baru.
Mutu air dapat berubah mendadak karena banyak sebab, sebagian
besar karena terjadi di luar rumah sakit, seperti ada kebocoran di jalur
suplai ke rumah sakit. Jika suplai air ke rumah sakit terputus,
persediaan air bersih darurat harus segera tersedia.
Untuk mempersiapkan diri terhadap keadaan darurat seperti ini, RSUD
Gunungsitoli mempunyai regulasi yang antara lain meliputi :
a) mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko
paling tinggi terhadap pasien dan staf.
b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari
seminggu.
c) menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air
bersih darurat /pengganti/backup
d) mendokumentasikan hasil-hasil pengujian
e) memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik
dilakukan setidaknya setiap 6 bulan atau lebih sering jika
dipersyaratkan oleh peraturan perundangan di daerah, rekomendasi
produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air. Kondisi dari sumber
listrik dan air yang mungkin dapat meningkatkan frekuensi dari
pengujian mencakup :
 perbaikan sistem air bersih yang terjadi berulang-ulang
 sumber air bersih sering terkontaminasi
 jaringan listrik yang tidak dapat diandalkan
 pemadaman listrik yang tak terduga dan berulang-ulang.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi tentang sistem utilitas yang
meliputi a sampai dengan e. Dibuktikan dengan regulasi tentang
sistem utilitas termasuk kerja sama dengan penyedia air bersih bila
terjadi gangguan
b) Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam
seminggu. Dibuktikan dengan tempat penampungan persediaan air
bersih
c) Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu
Dibuktikan dengan tersedianya sumber listrik utama dan sumber
listrik alternatif di RSUD Gunungsitoli termasuk UPS pada alat-alat
tertentu misalnya ventilator dan server sentral
d) RSUD Gunungsitoli mengidentifikasi area dan pelayanan yang
berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik atau air bersih
terkontaminasi atau terganggu. Dibuktikan dengan
1. Identifikasi area beresiko bila terjadi kegagalan listrik
2. Identifikasi area beresiko bila terjadi kegagalan air
e) RSUD Gunungsitoli berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu
terjadi (tata kelola risiko). Dibuktikan dengan telah dilakukan upaya-
upaya untuk mengurangi resiko bila terjadi kegagalan listrik
maupun air di area paling berisiko, termaksud kerja sama dengan
penyedia air bersih bila terjadi gangguan
f) RSUD Gunungsitoli mempunyai sumber listrik dan air bersih
alternatif dalam keadaan emergensi. Dibuktikan dengan
1. Pelaksanaan kajian kebutuhan sumber listrik dan air bersih
alternatif dalam keadaan emergensi
2. Kontrak kerjasama dengan penyedia air bersih bila terjadi
gangguan.
9.2.1 RSUD Gunungsitoli melakukan uji beban listrik dan sumber air
alternatif.
RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko dan meminimalisasi
risiko kegagalan sistem utilitas di area-area tersebut.
Rumah sakit merencanakan tenaga listrik darurat (dengan menyiapkan
genset) dan penyediaan sumber air bersih darurat untuk area-area
yang membutuhkan. Untuk memastikan kapasitas beban yang bisa
dicapai oleh unit genset apakah benar-benar mampu mencapai beban
tertinggi maka pada waktu pembelian unit genset, dilakukan test
loading. Selain itu rumah sakit melaksanakan uji coba sumber listrik
alternatif sekurangnya 6 bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan
oleh peraturan perundang-undangan atau oleh kondisi sumber listrik.
Jika sistem listrik darurat membutuhkan sumber bahan bakar maka
jumlah tempat penyimpanan bahan bakar perlu dipertimbangkan.
Rumah sakit dapat menentukan jumlah bahan bakar yang disimpan
kecuali ada ketentuan lain dari pihak berwenang.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi uji coba sumber air bersih
dan listrik alternatif sekurangnya 6 bulan sekali atau lebih sering
bila diharuskan oleh peraturan perundang-undanganan yang
berlaku atau oleh kondisi sumber air. Dibuktikan dengan regulasi
tentang uji coba sumber air bersih dan listrik alternatif
b) RSUD Gunungsitoli mendokumentasi hasil uji coba sumber air
bersih alternatif tersebut. Dibuktikan dengan dokumentasi
pelaksanaan uji coba sumber RSUD Gunungsitoli air bersih alternatif
c) RS mendokumentasi hasil uji sumber listrik alternatif tersebut.
Dibuktikan dengan dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber listrik
alternatif
d) RSUD Gunungsitoli mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar
untuk sumber listrik alternatif yang mencukupi. Dibuktikan dengan
tempat penyimpanan bahan bakar untuk genset
9.3 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah
secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Mutu air rentan terhadap perobahan yang mendadak, termasuk
perobahan diluar kontrol rumah sakit. Mutu air juga kritikal didalam
proses asuhan klinik, seperti dalam dialisis ginjal. Jadi, rumah sakit
menetapkan proses monitor mutu air, termasuk tes (pemeriksaan)
biologik dari air yang dipakai untuk dialisis ginjal. Tindakan dilakukan
jika mutu air ditemukan tidak aman.
Monitor dilakukan paling sedikit 3 bulan sekali atau lebih cepat
mengikuti peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan
pengalaman yang lalu dengan masalah mutu air. Monitor dapat
dilakukan oleh perorangan yang ditetapkan rumah sakit seperti staf
dari laboratorium klinis, atau oleh dinas kesehatan, atau pemeriksa air
pemerintah di luar rumah sakit yang kompeten untuk melakukan
pemeriksaan seperti itu. Apakah diperiksa oleh staf rumah sakit atau
oleh otoritas di luar rumah sakit maka tanggung jawab rumah sakit
adalah memastikan pemeriksaan (tes) dilakukan lengkap dan tercatat
dalam dokumen.
Karena itu RSUD Gunungsitoli harus perlu mempunyai regulasi
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1
tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia minimal setiap 6 bulan
sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan perundang-
undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman sebelumnya dengan
masalah mutu air. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
b) Pemeriksaan limbah cair dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering
tergantung peraturan perundang-undangan, kondisi air, dan hasil
pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil pemeriksaan
didokumentasikan
c) Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap
bulan, untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin.
Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil
pemeriksaan didokumentasikan
d) Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil
pemeriksaan didokumentasikan
e) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan
perbaikan bila diperlukan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi sekurang-kurangnya
meliputi a sampai dengan e. Dibuktikan dengan regulasi tentang
pemeriksaan air bersih (termasuk air minum) dan limbah cair
b) RSUD Gunungsitoli telah melakukan monitoring mutu air sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi.
Dibuktikan dengan hasil pemeriksaan mutu air bersih termasuk air
minum
c) RSUD Gunungsitoli telah melakukan pemeriksaan limbah cair sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi.
Dibuktikan dengan hasil pemeriksaan mutu limbah cair
d) RSUD Gunungsitoli telah melakukan pemeriksaan mutu air yang
digunakan untuk dialisis ginjal yang meliputi pertumbuhan bakteri
dan endotoksin dan kontaminasi zat kimia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan terdokumentasi. Dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis
e) RSUD Gunungsitoli telah menindak lanjuti hasil pemeriksaan mutu
air yang bermasalah dan didokumentasikan. Dibuktikan dengan
tindak lanjut hasil pemeriksaan.
10. RSUD Gunungsitoli mengumpulkan data dari setiap program manajemen
risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana mengganti atau
meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan
menurunkan risiko di lingkungan.
Monitoring program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan melalui
pengumpulan data dan analisisnya memberikan informasi yang dapat
membantu rumah sakit mencegah masalah, menurunkan risiko, membuat
keputusan tentang sistem perbaikannya, dan membuat rencana untuk
meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan dan sistem
utilitas.
Data hasil monitoring dicatat didokumen dan laporan setiap 3 bulan serta
disampaikan kepada direktur rumah sakit.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi sistem pelaporan data
insiden/kejadian/ kecelakaan dari setiap program manajemen risiko
fasilitas. Dibuktikan dengan regulai tentang sistem pelaporan data
insiden/kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko
fasilitas
b) Ada laporan data insiden/kejadian/kecelakaan dari setiap program
manajemen risiko fasilitas dan sudah dianalisis. Dibuktikan dengan
laporan insiden keselamatan terkait manajemen risiko fasilitas dan hasil
analisis
c) Hasil analisis sudah ditindaklanjuti dengan mengganti atau
meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medis, peralatan, sistem dan
menurunkan risiko di lingkungan. Dibuktikan dengan tindak lanjut dari
hasil analisis
d) Seorang atau lebih individu yang ditunjuk mengawasi pelaksanaan
program manajemen risiko fasilitas telah membuat laporan kepada
direktur RSUD Gunungsitoli setiap 3 bulan. Dibuktikan dengan
pelaksanaan pengawasan dan pelaporan program manajemen risiko
fasilitas
11. RSUD Gunungsitoli menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi
bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas yang
aman dan efektif.
Staf rumah sakit merupakan sumber kontak utama dengan pasien, keluarga
pasien dan pengunjung. Dengan demikian, mereka perlu dibekali edukasi
dan dilatih untuk menjalankan peran mereka dalam mengidentifikasi dan
mengurangi risiko serta melindungi orang lain dan diri mereka sendiri untuk
menjamin fasilitas yang aman dan terlindung.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) RSUD Gunungsitoli mempunyai program pelatihan tentang manajemen
fasilitas dan keselamatan. Dibuktikan dengan program pelatihan
Manajemen Fasilitas dan Keamanan
b) Edukasi diadakan setiap tahun mengenai setiap komponen dari program
manajemen fasilitas dan keselamatan untuk menjamin semua staf RSUD
Gunungsitoli dapat melaksanakan dengan efektif tanggung jawabnya.
Dibuktikan dengan pelaksanaan pelatihan program Manajemen Fasilitas
dan Keamanan
c) Edukasi diikuti oleh pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lain-lain
sesuai regulasi RSUD Gunungsitoli. Dibuktikan dengan pelaksanaan
edukasi terhadap pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lain-lain
d) Pengetahuan staf dites dan disimulasikan sesuai peran mereka dalam
setiap program manajamen fasilitas. Kegiatan pelatihan dan hasil
pelatihan setiap staf didokumentasikan. Dibuktikan dengan evaluasi
pelatihan berupa pre test dan post test pelatihan termasuk mampu
memperagakan
11.1 staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam
program RSUD Gunungsitoli untuk proteksi kebakaran, keamanan dan
penanggulangan bencana
Setiap rumah sakit harus memutuskan sendiri jenis dan tingkat
pelatihan bagi stafnya kemudian melaksanakannya melalui program
pendidikan dan pelatihan. Program dapat memuat misalnya diskusi
kelompok, mencetak materi, orientasi bagi staf baru atau bentuk
lainnya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Program juga memuat proses dan prosedur pelaporan tentang risiko
potensial, pelaporan insiden dan kecelakaan, penanganan
bahan/barang berbahaya yang merupakan risiko pada dirinya sendiri
dan lainnya.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan peran mereka
dalam menghadapi kebakaran.
b) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan tindakan untuk
menghilangkan, mengurangi/ meminimalisir atau melaporkan
tentang keselamatan, keamanan dan risiko lainnya.
c) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan tindakan,
kewaspadaan, prosedur dan partisipasi dlmpenyimpanan,
penanganan & pembuangan gas medis, serta limbah B3.
d) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan prosedur dan
peran mereka dalam penanganan kedaruratan serta bencana
internal atau eksternal (community).
11.2 staf dilatih untuk menjalankan dan memelihara peralatan medis dan
sistem utilitas
Staf yang bertanggung jawab menjalankan atau memelihara peralatan
medis, menerima pelatihan secara khusus. Pelatih dapat berasal dari
rumah sakit, produsen teknologi atau tenaga ahli sebagai narasumber
pelatihan.
Rumah sakit melakukan tes secara berkala pada staf tentang
pengetahuannya soal prosedur darurat, proteksi kebakaran, respons
terhadap B3 termasuk tumpahan bahan tersebut, penggunaan
teknologi medik berisiko terhadap pasien dan staf.
Pengetahuan yg dimiliki peserta tes dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti demonstrasi kelompok atau individual dan simulasi
kejadian bila ada epidemi di masyarakat. Tes tertulis atau lewat
komputer dan mendokumentasikan peserta test dan hasil test.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli
menyiapkan:
a) Staf diberi pelatihan untuk menjalankan peralatan medis sesuai
uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala.
b) Staf diberi pelatihan untuk menjalankan sistem utilitas sesuai
uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala.
c) Staf diberi pelatihan untuk memelihara peralatan medis sesuai
uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala.
d) Staf diberi pelatihan untuk memelihara sistem utilitas sesuai uraian
tugasnya dan dilakukan tes secara berkala.
BAB IV. Dokumentasi
1. Kumpulan dan daftar peraturan perundang-undangan
2. Kumpulan Perizinan yang masih berlaku
3. Dokumen PCRA
4. Form Isian Manajemen Risiko
5. SK penetepan area berisiko
6. spo monitoring area berisiko
- spo patroli satpam
- spo pemantauan CCTV
- spo pengontrolan CCTV oleh satpam
- spo s
HSI dan HVA RSUD
Denah ruang terkontaminasi IGD
Laporan pelaksanaan simulasi

More Related Content

Similar to pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf

MKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptx
MKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptxMKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptx
MKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptx
lilik85
 
5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx
5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx
5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx
MaulanaIbrahimsinaga
 
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
IFRSCitraHusada
 

Similar to pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf (20)

1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
1. Penyusunan Program K3 di Puskesmas (1).pptx
 
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docxSK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
SK PROGRAM PENINGKATN MUTU.docx
 
MKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptx
MKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptxMKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptx
MKP - ORGANISASI MUTU 2022 TINI(1).pptx
 
JAB FUNG KESEHATAN 2016.SAMPANG.ppt
JAB FUNG KESEHATAN  2016.SAMPANG.pptJAB FUNG KESEHATAN  2016.SAMPANG.ppt
JAB FUNG KESEHATAN 2016.SAMPANG.ppt
 
Kesling ttu
Kesling ttuKesling ttu
Kesling ttu
 
KAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxKAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docx
 
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptxBahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
Bahan Ajar Penerapan Norma Penyelenggaraan PKK Dikdas 2022 (1).pptx
 
5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx
5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx
5.4.1 EP 1 SK Program Insiden Keselamatan Pasien PORIAHA (1).docx
 
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
4-final-instrumen-ppi-starkes-2022_1748.pdf
 
Sk pembentukan kpprs
Sk pembentukan kpprsSk pembentukan kpprs
Sk pembentukan kpprs
 
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
 
Lakip 2013
Lakip 2013Lakip 2013
Lakip 2013
 
Tugas bidan ujung lero
Tugas bidan ujung leroTugas bidan ujung lero
Tugas bidan ujung lero
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
 
B2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptxB2 - Kesehatan.pptx
B2 - Kesehatan.pptx
 
Kak kesehatan kerja
Kak kesehatan kerjaKak kesehatan kerja
Kak kesehatan kerja
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling PuskemasPermenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
Permenkes no. 13_2015_Tentang Pelayanan Kesling Puskemas
 
Standar pelayanan radiologi
Standar pelayanan radiologiStandar pelayanan radiologi
Standar pelayanan radiologi
 
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANSTANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
 

Recently uploaded

konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
marodotodo
 

Recently uploaded (15)

dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 

pdfcoffee.com_sk-mfk-pdf-free.pdf

  • 1. KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI NOMOR: 445/ /RS/2019 TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) GUNUNGSITOLI KABUPATEN NIAS DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli, maka diperlukan Pemenuhan Standar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan b. bahwa agar di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan yang diberikan oleh Staf dengan kompetensi dan kewenangan sesuai standar dan mematuhi peraturan perundangan undang an yang berlaku c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Undang-Undang RI No 36 tahun …tentang Kesehatan 3. Undang - Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 4. Undang - Undang Nomor 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan 5. Undang - Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 6. Permenkes No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien 7. Permenkes No 56 tahun 2014 tentang Perijianan dan Klasifikasi Rumah Sakit
  • 2. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01/Men/1979 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472/Menkes/Per/V/1996 tentang pengamanan barang berbahaya bagi kesehatan 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit 13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan 14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit 15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Air Bersih 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 17. Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 20 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan 18. Keputusan Bupati Nias Nomor 445/168/K/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli Kabupaten Nias 19. Keputusan Bupati Nias Nomor:..... tentang penunjukkan Direktur RSUD Gunungsitoli M E M U T U S K A N : Menetapkan : Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI TENTANG KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI
  • 3. Kedua : Kebijakan Implementasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Implementasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli dilaksanakan secara menyeluruh Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya Ditetapkan di : Gunungsitoli Pada tanggal : Maret 2019 Direktur RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias, dr. JULIANUS DAWOLO, M.Kes Pembina Tingkat I NIP. 19640713 199603 1 001
  • 4. Lampiran Keputusan Direktur RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias Nomor : 445/ /RS/2019 Tanggal : Maret 2019 Tentang : Kebijakan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kabupaten Nias KEBIJAKAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GUNUNGSITOLI 1 RSUD Gunungsitoli mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang bangunan, perlindungan kebakaran, dan persyaratan pemeriksaan fasilitas 2 RSUD Gunungsitoli mempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang terdiri dari : a) Keselamatan dan keamanan b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya c) Penanggulangan bencana (emergensi) d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap e) Peralatan medis – pemilahan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan operasional 3 RSUD Gunungsitoli menetapkan individu yang kompeten (sub komite manajemen risiko komite PMKP) yang ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan 4 RSUD Gunungsitoli mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf 4.1 RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada waktu merencanakan pembangunan/konstruksi, pembongkaran atau renovasi 4.2 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menyediakan anggaran untuk perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau komponen-komponen lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan perundangan serta anggaran untuk mengurangi risiko sebagai dampak dari renovasi, konstruksi dan penghancuran/demolis bangunan
  • 5. 5 RSUD Gunungsitoli memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan serta pengendalian/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan 5.1 RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan 6 RSUD Gunungsitoli mengembangkan, memelihara, program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya yang memilki potensi terjadi di masyarakat 6.1 RSUD Gunungsitoli melakukan simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana 7 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menerapkan suatu program untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai renspons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya 7.1 RSUD Gunungsitoli menguji secara berkala rencana proteksi kebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan deteksi dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya 7.2 RSUD Gunungsitoli merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan 8 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya 8.1 RSUD Gunungsitoli memiliki sistem untuk membantu dan bertindak bila ada pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, recall, laporan insiden, masalah dan kegagalan 9 RSUD Gunungsitoli menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang) berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem utilitas 9.1 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas 9.2 Sistem utilitas RSUD Gunungsitoli menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi atau kegagalan 9.2.1 RSUD Gunungsitoli melakukan uji beban listrik dan sumber air alternatif
  • 6. 9.3 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan 10. RSUD Gunungsitoli mengumpulkan data dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan menurunkan risiko di lingkungan 11. RSUD Gunungsitoli menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas yang aman dan efektif 11.1 staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam program RSUD Gunungsitoli untuk proteksi kebakaran, keamanan dan penanggulangan bencana 11.2 staf dilatih untuk menjalankan dan memelihara peralatan medis dan sistem utilitas Ditetapkan di : Gunungsitoli Pada tanggal : Maret 2019 Direktur RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias, dr. JULIANUS DAWOLO, M.Kes Pembina Tingkat I NIP. 19640713 199603 1 001
  • 7. PANDUAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN DI RSUD GUNUNGSITOLI BAB I DEFINISI A. Pendahuluan Rumah sakit harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi, dan suportif bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan tersebut fasilitas fisik, peralatan medis, dan peralatan lainnya harus dikelola secara efektif. Secara khusus, manajemen harus berupaya keras mengurangi dan mengendalikan bahaya risiko. B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus  Tujuan Umum : Sebagai Panduan Implementasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan RSUD Gunungsitoli  Tujuan Khusus : a. Terwujudnya Implementasi Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dalam mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko di RSUD Gunungsitoli. b. Mencegah kecelakaan dan cidera di RSUD Gunungsitoli. c. Memelihara kondisi aman di RSUD Gunungsitoli. C. Sasaran Seluruh pasien, keluarga, staf dan pengunjung di RSUD Gunungsitoli.
  • 8. BAB II RUANG LINGKUP I
  • 9. BAB III. TATA LAKSANA 1 RSUD Gunungsitoli mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang bangunan, perlindungan kebakaran, dan persyaratan pemeriksaan fasilitas Di tingkat nasional, pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang- undangan serta pedoman-pedoman tentang persyaratan bangunan secara umum dan secara khusus untuk bangunan rumah sakit. Persyaratan tersebut antara lain termasuk sistem kelistrikan dan sistem keamanan kebakaran serta sistem gas medis sentral. Selain di tingkat nasional, pemerintah provinsi/kabupaten/kota ada juga yang mengeluarkan peraturan daerah mengatur persyaratan bangunan secara umum dan sistem pengamanan kebakaran. Semua rumah sakit tanpa memperhatikan kelas rumah sakit dan sumber daya wajib mematuhi peraturan perundang – undangan tersebut yaitu meyediakan bangunan dan fasilitas yang aman sebagai tanggung jawabnya kepada pasien, keluarga, pengunjung dan staf/pegawai rumah sakit. Direktur RSUD Gunungsitoli bertanggung jawab untuk :  Memahami perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang berlaku bagi fasilitas rumah sakit baik yang merupakan regulasi di tingkat nasional maupun tingkat daerah  Menerapkan persyaratan yang berlaku, termaksud mempunyai izin dan atau sertifikasi sesuai peraturan perundangan, antara lain izin – izin tersebut dibawah ini: a) Izin mendirikan bangunan b) Izin operasional rumah sakit yang masih berlaku c) Sertifikat laik fungsi (SLF) bila diperlukan d) Izin instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) e) Izin genset f) Izin radiologi g) Sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran h) Sistem kelistrikan i) Izin incinerator (bila ada) j) Izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya dan beracun (TPS B-3) k) Izin lift (bila ada) l) Izin instalasi petir m) Izin lingkungan
  • 10. Merencanakan dan membuat anggaran untuk peningkatan atau penggantian yang di perlukan berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas atau untuk memenuhi persyaratan yang berlaku serta menunjukkan pelaksanaan dari rencana tersebut. Bila RSUD Gunungsitoli dianggap tidak memenuhi syarat, direktur RSUD Gunungsitoli yang bertanggung jawab merencanakan dan memenuhi persyaratan tersebut dalam kurun waktu yang ditentukan. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) Direktur RSUD Gunungsitoli yang bertanggung jawab terhadap manajemen fasilitas di RSUD Gunungsitoli, mempunyai dan memahami peraturan perUUan dan persyaratan lainnya yang berlaku untuk bangunan dan fasilitas rumah sakit. Dibuktikan dengan kumpulan dan daftar peraturan perundang – undangan yang dimiliki rumah sakit. b) Direktur RSUD Gunungsitoli menerapkan persyaratan yang berlaku dan peraturan perUUan. Dibuktikan dengan 1. kumpulan izin yang masih berlaku 2. kalibrasi 3. hasil pemeriksaan dari luar rumah sakit c) RSUD Gunungsitoli mempunyai izin-izin sebagaimana diuraikan a) sampai dengan m) di maksud dan tujuan sesuai fasilitas yang ada di rumah sakit dan sesuai peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan daftar dan perizinan yang berlaku d) Direktur RSUD Gunungsitoli memastikan rumah sakit memenuhi kondisi seperti hasil pemeriksaan fasilitas atau catatan pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas setempat di luar rumah sakit. Dibuktikan dengan 1. Rekapitulasi hasil dari pemeriksaan dari pemerintah atau badan external lainnya 2. Hasil pemeriksaan tersebut telah ditindaklanjuti (laporan, foto- foto, pengeluaran anggaran, dan lain-lain). 2 RSUD Gunungsitoli mempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang terdiri dari : a) Keselamatan dan keamanan b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya c) Penanggulangan bencana (emergensi) d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap
  • 11. e) Peralatan medis – pemilahan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan operasional Program manajemen risiko diatas harus tertulis dan selalu diperbarui sehingga mencerminkan kondisi lingkungan RSUD Gunungsitoli yang terkini. Terdapat Proses untuk meninjau dan memperbarui program tersebut Apabila di dalam RSUD Gunungsitoli terdapat tenant/penyewa lahan yang tidak terkait dengan pelayanan rumah sakit dan berada di dalam fasilitas pelayanan pasien yang akan disurvei misalnya kantin, fotocopy dan lain- lain maka RSUD Gunungsitoli memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa tenant/penyewa lahan tersebut mematuhi program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan. Dalam menerapkan program manajemen risiko diatas maka RSUD Gunungsitoli perlu mempunyai regulasi sebagai berikut : 1) Regulasi peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut bila terjadi perubahan lingkungan rumah sakit atau sekurang-kurangnya setahun sekali. 2) Regulasi bahwa tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semua aspek program manajemen fasilitas yang teridentifikasi dalam a) sampai d) tersebut diatas. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) Ada program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang dapat terjadi pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung, tertulis, meliputi risiko yang ada (a sampai f) di maksud dan tujuan yang merupakan satu program induk atau beberapa program terpisah serta ada regulasi untuk menerapkan program manajemen meliputi 1 sampai dengan 2. Dibukti dengan 1) Program tentang manajemen risiko fasilitas dan lingkungan meliputi risiko yang ada (a sampai f) 2) Panduan peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut bila terjadi insiden baru atau sekurang-kurangnya setahun sekali 3) Panduan tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semua aspek program manajemen fasilitas dan lingkungan yang teridentifikasi
  • 12. b) Program tersebut masih berlaku dan sudah diterapkan sepenuhnya. Dibuktikan dengan 1) Program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang masih berlaku 2) Pelaksanaan program/laporan program c) Ada bukti peninjauan dan pembaharuan program-program tersebut bila terjadi perubahan dalam lingkungan rumah sakit, atau sekurang- kurangnya setiap tahun. Dibuktikan dengan review program manajemen risiko. d) Ada bukti tenant/penyewa lahan di dalam lingkungan rumah sakit sudah mematuhi semua aspek program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang teridentifikasi dalam a) sampai d). Dibuktikan dengan 1) Form ceklis 2) Pelaksanaan audit 3 RSUD Gunungsitoli menetapkan individu yang kompeten (sub komite manajemen risiko komite PMKP) yang ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan. RSUD Gunungsitoli berkewajiban untuk menyediakan fasilitas yang aman, fungsional, dan fasilitas pendukung untuk pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan tersebut, fasilitas fisik, peralatan medis, dan sumber daya lainnya harus dikelola secara efektif. Secara khusus, RSUD Gunungsitoli harus berupaya untuk: • Mengurangi dan mengendalikan sumber bahaya dan risiko; • Menghindari kecelakaan dan cedera • Memelihara kondisi yang aman. Manajemen yang efektif mencakup perencanaan multidisiplin, edukasi, dan pemantauan sebagai berikut : • Direktur RSUD Gunungsitoli merencanakan kebutuhan ruangan, teknologi, peralatan medis, dan sumber daya lainnya untuk mendukung pelayanan klinis yang efektif dan aman. • Seluruh staf diberikan edukasi mengenai fasilitas, cara mengurangi risiko, cara memantau dan melaporkan yang berisiko dan insiden cedera • Untuk mengevaluasi sistem-sistem yang penting dan mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan, RSUD Gunungsitoli dapat menetapkan kriteria atau indikator kinerja.
  • 13. RSUD Gunungsitoli perlu menyusun program manajemen risiko fasilitas /lingkungan yang membahas pengelolaan risiko lingkungan melalui penyusunan rencana manajemen fasilitas dan penyediaan ruangan, teknologi, peralatan medis, dan sumber daya serta melakukan pengawasan terhadap perencanan dan pelaksanakan program manajemen risiko fasilitas/lingkungan. Oleh karena itu direktur RSUD Gunungsitoli perlu menetapkan individu dengan tugas melakukan pengawasan perencanaan dan pelaksanaan proses untuk mengelola risiko terhadap fasilitas dan lingkungan tersebut secara berkesinambungan. Pengawasan yang dilakukan individu meliputi : a) Mengawasi semua aspek prgram manajemen risiko seperti pengembangan rencana dan memberikan rekomendasi untuk ruangan, peralatan medis, teknologi dan sumber daya b) Mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan c) Melakukan edukasi staf d) Melakukan pengujian/testing dan pemantauan program e) Secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan f) Menyerahkan laporan tahunan kepada direktur RSUD Gunungsitoli g) Mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan upaya perbaikan. Dalam rangka pengawasan, RSUD Gunungsitoli mengembangkan sistem pelaporan insiden/kejadian/kecelakaan yang terjadi di rumah sakit akibat fasilitas dan lingkungan yang tidak aman. Individu yang ditunjuk, mengawasi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan agar mendorong pelaporan insiden, melakukan analisis dan rencana perbaikan. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli telah menetapkan individu atau organisasi yang kompeten yang ditugasi mengawasi perencanaan dan penerapan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang meliputi a) sampai dengan g). Dibuktikan dengan regulasi tentang penetapan penanggungjawab manajemen risiko fasilitas dan lingkungan dilengkapi dengan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tentang perencanaan dan pengawasan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan
  • 14. b) RSUD Gunungsitoli mempunyai program pengawasan terhadap perencanaan dan penerapan manajemen risiko yang disusun oleh individu atau organisasi yang ditunjuk yang meliputi a) sampai dengan g). Dibuktikan dengan program pengawasan terhadap manajemen risiko fasilitas dan lingkungan. c) Ada bukti bahwa individu yang ditunjuk sudah mengikuti pelatihan manajemen risiko rumah sakit. Dibuktikan dengan sertifikat pelatihan manajemen risiko dalam file kepegawaian. d) Ada bukti bahwa individu atau organisasi yang ditunjuk tersebut telah melaksanakan kegiatan yang diatur di a) sampai dengan g). Dibuktikan dengan laporan kegiatan penanggung jawab program. 4 RSUD Gunungsitoli mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf. Keselamatan dan keamanan mempunyai arti yang berbeda, walau masih ada yang menganggap sama. Yang dimaksud keselamatan adalah memberi jaminan bahwa gedung, properti, teknologi medis dan informasi, peralatan dan sistem tidak berpotensi mendatangkan risiko terhadap pasien, keluarga, staf, pengunjung. Sedangkan keamanan mempunyai arti melindungi properti milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga, pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan atau pengrusakan oleh orang yang tidak berwenang. Program keselamatan dan keamanan meliputi : a) Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan pro aktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan dan fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera. Sebagai contoh risiko keselamatan yang dapat menimbulkan cedera atau bahaya termasuk diantaranya perabotan yang tajam dan rusak, kaca jendela yang pecah, kebocoran air di atap, lokasi dimana tidak ada jalan keluar saat terjadi kebakaran. Karena itu, RSUD Gunungsitoli perlu melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala dan terdokumentasi agar rumah sakit dapat melakukan perbaikan dan menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan. b) Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk assessment/PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan/demolis. c) Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas pendukung yang aman. Dengan tujuan untuk mencegah terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pengunjung.
  • 15. d) Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh seluruh staf dan semua individu yang bekerja di RSUD Gunungsitoli serta pemberian identitas pada pasien rawat inap, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkungan yang aman. e) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang milik pribadi f) Melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar operasi, daerah yg berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia dan keluarga pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda minta bantuan bila terjadi bahaya. Monitoring dapat dilakukan dengan memasang kamera sistem closed circuit television (CCTV) yg dapat dipantau di ruang sekurity. Namun harus diingat pemasangan kamera CCTV tidak diperbolehkan di ruang pasien dan tetap harus memperhatikan hak privasi pasien. Monitoring melalui pemasangan kamera CCTV juga diperlukan untuk daerah terpencil atau terisolasi, area parkir dan area lainnya yang kemungkinan terjadi kehilangan atau gangguan keamanan di RSUD Gunungsitoli. g) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan dan perundangan, sebagai contoh : setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak licin, ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh menggunakan selang, dan lain-lain. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi termasuk program tentang pengelolaan keselamatan dan keamanan yang meliputi a sampai dengan g. Dibuktikan dengan 1. Pedomaan pengorganisasian unit kerja yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan. 2. Program keselamatan dan keamanan rumah sakit b) Ada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan keselamatan dan keamanan di rumah sakit. Dibuktikan dengan penetapan unit kerja disertai pedoman pengorganisasian. c) RSUD Gunungsitoli telah melakukan identifikasi area-area yang berisiko, mempunyai risk register (daftar risiko) yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan fasilitas. Dibuktikan dengan daftar area yang berisiko tentang keselamatan dan keamanan.
  • 16. d) Regulasi pemberian identitas pada penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang yang bekerja di rumah sakit sudah dimplementasikan. Dibuktikan dengan identitas yang diberikan kepada penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu), staf rumah sakit, pegawai kontrak dan semua orang yang bekerja di rumah sakit. e) RSUD Gunungsitoli telah melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala, membuat rencana perbaikan dan telah melaksanakan perbaikan. Dibuktikan dengan pemeriksaan fasilitas : 1. Form ceklis 2. Pelaksanaan pemeriksaan f) RSUD Gunungsitoli telah memasang monitoring pada area yg berisiko keselamatan dan keamanannya. Dibuktikan dengan CCTV terpasang di area yang ditetapkan berisiko keselamaatan dan keamanan. g) RSUD Gunungsitoli telah menyediakan fasilitas yang aman sesuai peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan bangunan dan fasilitas rumah sakit yang berisiko terhadap keselamaatan dan keamanan. 4.1 RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada waktu merencanakan pembangunan/konstruksi, pembongkaran atau renovasi. Kontruksi/pembangunan baru di sebuah rumah sakit akan berdampak pada setiap orang di rumah sakit dan pasien dengan kerentanan tubuhnya dapat menderita dampak terbesar. Kebisingan dan getaran yang terkait dengan kontruksi dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan istirahat/tidur pasien dapat pula terganggu. Debu konstruksi dan bau dapat mengubah kualitas udara yang dapat menimbulkan ancaman khususnya bagi pasien dengan gangguan pernapasan. Karena itu, RSUD Gunungsitoli perlu melakukan asemen risiko setiap ada kegiatan kontruksi, renovasi maupun demolisi/pembongkaran bangunan. Asesmen risiko harus sudah dilakukan pada waktu perencanan atau sebelum pekerjaan kontruksi, renovasi, demolisi dilakukan, sehingga pada waktu pelaksanaan, sudah ada upaya pengurangan risiko terhadap dampak dari kontruksi, renovasi, demolisi tersebut Dalam rangka melakukan asesmen risiko yang terkait dengan proyek konstruksi baru, rumah sakit perlu melibatkan semua unit/instalasi yan klinis yang terkena dampak dari kontruksi baru tersebut, konsultan perencana atau manajer desain proyek, komite keselamatan
  • 17. kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit (K3RS), komite pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), bagian rumah tangga/ bagian umum, bagian teknologi informasi, bagian sarana prasarana/ IPSRS dan unit atau bagian lainnya yang diperlukan. Risiko terhadap pasien, keluarga, staf, pengunjung, vendor, pekerja kontrak, dan unit diluar pelayanan akan bervariasi tergantung pada sejauh mana kegiatan konstruksi dan dampaknya terhadap infrastruktur dan utilitas. Risiko dievaluasi dengan melakukan asesmen risiko pra-konstruksi, Juga dikenal sebagai PCRA (pra-contruction risk assessment). Asesmen Risiko Pra Konstruksi secara komprehensif dan proaktif digunakan untuk mengevaluasi risiko dan kemudian mengembangkan rencana agar dapat meminimalkan dampak kontruksi, renovasi atau penghancuran / demolis sehingga pelayanan pasien tetap terjaga kualitas dan keamanannya. Asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) meliputi : a) Kualitas udara b) Pengendalian infeksi (PCRA) c) Utilitas d) Kebisingan e) Getaran f) Bahan berbahaya g) Layanan darurat, seperti respon terhadap kode h) Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan layanan. Selain itu, RSUD Gunungsitoli bersama dengan manajemen konstruksi (MK) memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan dan didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko, maka risiko pasien terhadap infeksi akibat konstruksi dievaluasi melalui asesmen penilaian risiko infeksi yang dikenal sebagai ICRA. Dalam menyusun PCRA, individu atau organisasi yang ditunjuk untuk melakukan pengawasan dan penerapan manajemen risiko fasilitas yang ada di MFK.3 agar melakukan koordinasi dengan organisasi PPI karena antara PCRA dan ICRA merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan:
  • 18. a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi yang mengatur tentang asesmen risiko pra konstruksi (PCRA). Dibuktikan dengan regulasi tentang asesmen risiko pra konstruksi. b) RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi, renovasi atau demolis/ pembongkaran yang meliputi a sampai h. Dibuktikan dengan pelaksanaan asesmen risiko pra konstruksi (PCRA). c) RSUD Gunungsitoli mengambil tindakan berdasarkan hasil asesmen risiko untuk meminimalkan risiko selama pembongkaran, konstruksi dan renovasi. Dibuktikan dengan pelaksanaan tentang hasil tindak lanjut PCRA. d) RSUD Gunungsitoli memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan didokumentasikan. Dibuktikan dengan hasil audit kepatuhan kontraktor terhadap implementasi PCRA meliputi : 1. Form ceklist 2. Pelaksanaan audit 4.2 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menyediakan anggaran untuk perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau komponen-komponen lainnya berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan perundangan serta anggaran untuk mengurangi risiko sebagai dampak dari renovasi, konstruksi dan penghancuran/demolis bangunan. RSUD Gunungsitoli wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan keamanan fasilitas dan keselamatan lingkungan. Sistem-sistem penting, bangunan atau komponen komponen lainnya harus sesuai dengan peraturan perundang- undangan, dan persyaratan lainnya maka rumah sakit wajib melakukan perbaikan dan peningkatan sesuai dengan rekomendasi hasil pemeriksaan tersebut. Peraturan perundang-undangan juga perlu mengatur izin untuk bangunan atau fasilitas tertentu dan izin tersebut diperbaharui secara berkala. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka RSUD Gunungsitoli perlu merencanakan dan menyediakan anggaran/budget untuk perbaikan, penggantian, peningkatan dan perizinan, sehingga bangunan, properti, fasilitas dan komponen-komponen lainnya di rumah sakit dapat memenuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya. Mengingat setiap ada kontruksi, renovasi dan penghancuran/demolis harus dilakukan asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) dan harus juga diikuti dengan rencana dan pelaksanaan pengurangan risiko dampak
  • 19. keselamatan dan keamanan bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf yang berdampak memerlukan biaya, maka rumah sakit perlu juga menyediakan anggaran untuk penerapan dari PCRA (pra construction risk assessment) dan ICRA (infection control risk assessment). Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli menyediakan anggaran untuk memenuhi peraturan perundang-undangan yang terkait fasilitas rumah sakit. Dibuktikan dengan tersedianya anggaran, misalnya untuk perjanjian, pemeriksaan air, udara, kuman, pemenuhan standar fisik bangunan. b) RSUD Gunungsitoli menyediakan anggaran utk meningkatkan, memperbaiki atau mengganti sistem, bangunan, atau komponen yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi secara aman dan efektif. Dibuktikan dengan tersedianya anggaran untuk meningkatkan, memperbaiki atau mengganti sitem, bangunan. c) RSUD Gunungsitoli menyediakan anggaran untuk penerapan PCRA dan ICRA bila ada renovasi, kontruksi dan pembongkaran. Dibuktikan dengan tersedianya anggaran untuk pelaksanaan PCRA dan ICRA. 5 RSUD Gunungsitoli memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan dan penggunaan serta pengendalian/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. RSUD Gunungsitoli mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai peraturan dan perundang-undangan. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya dengan kategori sebagai berikut: a. Infeksius b. Patologi anatomi c. Farmasi d. Bahan kimia e. Logam berat f. Kontainer bertekanan g. Benda tajam
  • 20. h. Genotoksik/ sitotoksik (limbah genotoksik : limbah yang mengandung bahan dan sifat genotoksik, contoh limbah yang mengandung obat-obatan sitotoksik) i. Radio aktif Dalam melakukan identifikasi dan inventarisasi B3 dan limbahnya di rumah sakit agar mengacu kepada kategori B3 dan limbahnya dari WHO. Rumah sakit diharapkan melakukan identifikasi area/unit mana saja yang menyimpan B3 dan limbahnya. Kemudian rumah sakit menginventarisasi meliputi lokasi, jenis dan jumlah B3 dan penyimpanan limbahnya. Daftar inventarisasi ini selalu mutakhir sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan. RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi yang mengatur : a. Data inventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi; b. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 dan limbahnya; c. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau paparan/pajanan; d. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya; e. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar), dan insiden lainnya; f. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya; g. pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan material safety data sheet / lembar data pengaman (MSDS/LDP) Mengingat informasi mengenai penanganan, penyimpanan dan penggunaan B3 termasuk data fisik seperti titik didih, titik nyala dan sejenisnya tercantum didalam material safety data sheet (MSDS) atau lembar data pengaman (LDP) maka RSUD Gunungsitoli membuat regulasi setiap pembelian/ pengadaan B3 dan supplier wajib melampirkan MSDS/LDP. Informasi yang tercantum di MSDS/LDP di edukasi kepada staf rumah sakit, terutama kepada staf dimana terdapat penyimpanan B3 di unitnya. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi yang mengatur B3 dan limbahnya sesuai kategori WHO dan peraturan perundangan, meliputi a sampai g. Dibuktikan dengan regulasi tentang pengelolaan bahan B3 dan limbahnya b) RSUD Gunungsitoli mempunyai daftar B3 dan limbahnya lengkap dan terbaru sesuai kategori WHO dan peraturan perundang-undangan meliputi jenis, lokasi, dan jumlah dari semua bahan berbahaya dan beracun dan
  • 21. limbahnya. Dibuktikan dengan daftar B3 dan limbahnya terkini meliputi jenis, lokasi, dan jumlahnya c) Ada bukti bahwa untuk pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) sudah melampirkan MSDS. Dibuktikan dengan pelaksanaan pengadaan pembelian B3 disertai dengan MSDS yang tersedia di setiap tempat penyimpanan B3 d) Petugas RSUD Gunungsitoli telah menggunakan APD yang benar pada waktu menangani (handling) B3 dan limbahnya di area tertentu juga sudah ada eye washer. Dibuktikan dengan 1. tersedianya APD dan penggunaan APD yang benar pada waktu menangani (handling) B3 dan limbahnya 2. ketersediaan eye washer di tempat penyimpanan B3 cair e) B3 dan limbahnya sudah diberi label/rambu-rambu sesuai peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan label B3 di tempat penyimpanan B3 dan limbahnya f) Ada laporan dan analisis tentang tumpahan, paparan/pajanan (exposure) dan insiden lainnya. Dibuktikan dengan laporan tumpahan, paparan/pajanan (exposure) dan insiden lainnya g) Ada bukti dokumentasi persyaratan yang meliputi izin, lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya. Dibuktikan dengan izn penggunaan bahan radioaktif (alat radiologi), izin IPAL, izin TPS B3, izin incinerator/Perjanjian Kerja Sama dengan pihak ketiga, serta izin transporter (PKS tripartit yaitu RSUD Gunungsitoli, transporter dan pengolah B3) 5.1 RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat yang benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyimpanan Limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar apabila Limbah B3 telah dilakukan pemilahan yang baik dan benar, termasuk memasukkanlLimbah B3 ke dalam wadah atau kemasan yang sesuai, diberi simbol dan label limbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3, RSUD Gunungsitoli agar memenuhi persyaratan fasilitas penyimpanan limbah B3 sebagai berikut : 1. Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen dengan sistem drainase yang baik, mudah dibersihkan dan dilakukan desinfeksi. 2. Tersedia sumber air atau kran air dan sabun untuk pembersihan tangan 3. Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
  • 22. 4. Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak berkepentingan 5. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau mengangkut limbah 6. Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir, dan faktor lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja 7. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung 8. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai 9. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan 10. Peralatan pembersihan, Alat Pelindung Diri/APD antara lain masker, sarung tangan, penutup kepala, goggle, sepatu boot, pakaian pelindung dan wadah atau kantong limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasilitas penyimpanan 11. Dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari. Pengaturan pengelolaan limbah B3 meliputi tahapan : a) Pemilahan limbah B3; b) Penyimpanan limbah B3; c) Pengangkutan limbah B3; d) Pengolahan limbah B3; e) Penguburan limbah B3; dan/atau f) Penimbunan limbah B3. Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun. Dalam pelaksanaannya, pengolahan limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengolahan secara termal atau nontermal. Untuk limbah berwujud cair dapat dilakukan di instalasi pegolahan air limbah (IPAL) dari fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah karakteristik biologis dan/atau kimia limbah sehingga bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak ada. RSUD Gunungsitoli mengolah limbah B3 sendiri maka RSUD Gunungsitoli wajib mempunyai izin mengolah limbah B3.
  • 23. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi untuk penyimpanan dan pengolahan limbah B3 secara benar dan aman sesuai ketentuan peraturan perundang–undangan. Dibuktikan dengan regulasi sesuai MFK 5 EP 1 b) Penyimpanan limbah B3 sudah mempunyai izin TPS B3 yang masih berlaku dan sesuai dengan perundang-undangan. Dibuktikan dengan izin TPS B3 masih berlaku c) RSUD Gunungsitoli sudah mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan izin yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan izin pembuangan limbah cair (IPLC) d) RSUD Gunungsitoli mempunyai Instalasi Pengolah limbah B3 dengan izin yang masih berlaku atau melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dengan izin sebagai transporter dan pengolah B3 yang masih berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan izin pengolah limbah B3 atau bukti MOU dengan pihak ketiga yang mempunyai : 1. Izin operasional pengolah limbah pihak ketiga 2. Izin transporter disertai manifest/bukti pemusnahan pihak ketiga 6 RSUD Gunungsitoli mengembangkan, memelihara, program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya yang memilki potensi terjadi di masyarakat. Situasi darurat yang terjadi di masyarakat, kejadian epidemi, atau bencana alam akan melibatkan rumah sakit, seperti gempa bumi yang menghancurkan area rawat inap pasien atau ada epidemi flu yang akan menghalangi staf masuk kerja. Penyusunan program harus dimulai dengan identifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi di daerah dimana rumah sakit berada dan dampaknya terhadap rumah sakit. Melakukan Identifikasi dampak bencana sama pentingnya dengan mencatat jenis bencana yang terjadi. Rumah sakit juga harus mengetahui peranan staf ini di masyarakat. Untuk merespons secara efektif, RSUD Gunungsitoli perlu menyusun regulasi manajemen disaster. Program Manajemen Disaster antara lain berisi proses : a) menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian
  • 24. b) menentukan intergritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan bila terjadi bencana. c) Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut d) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian e) Mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber alternatif f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian g) Mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian h) Mengelolah keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan pelayanan pasien. Dalam keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya, masyarakat harus dapat melindungi kehidupan dan kesejahteraan penduduk yang terkena dampaknya, terutama dalam hitungan menit dan jam segera setelah dampak atau keterpaparan tersebut. Kemampuan pelayanan kesehatan untuk berfungsi tanpa gangguan dalam situasi ini adalah masalah antara hidup dan mati. Kelanjutan fungsi layanan kesehatan bergantung pada sejumlah faktor kunci, yaitu: bahwa layanan ditempatkan di struktur seperti rumah sakit atau fasilitas yang dapat menahan paparan dan kekuatan dari semua jenis bahaya. Peralatan medis dalam keadaan baik dan terlindung dari kerusakan, infrastruktur masyarakat dan layanan penting seperti air, listrik, dan lain-lain tersedia bagi layanan kesehatan serta petugas kesehatan dapat memberikan bantuan medis dalam situasi aman saat dibutuhkan. Mendefinisikan istilah “rumah sakit yang aman” akan membantu dalam memberikan panduan pendekatan untuk menilai keamanan rumah sakit. Rumah sakit yang aman adalah fasilitas yang layanannya tetap dapat diakses dan berfungsi pada kapasitas maksimum, dan dengan infrastruktur yang sama, sebelum, selama dan segera setelah adanya dampak dari keadaan darurat dan bencana. Fungsi rumah sakit yang terus berlanjut bergantung pada berbagai faktor, termasuk keamanan bangunan, sistem dan peralatan pentingnya, ketersediaan persediaan, dan kapasitas penanganan darurat dan bencana di rumah sakit, terutama untuk tanggapan dan pemulihan dari bahaya atau kejadian yang mungkin terjadi. Unsur penting dari pengembangan menuju rumah sakit yang aman adalah pengembangan dan penerapan indeks keamanan rumah sakit (hospital safety index)-alat diagnostik cepat dan murah untuk menilai kemungkinan bahwa rumah sakit akan tetap beroperasi dalam keadaan darurat dan bencana. Evaluasi tersebut menghasilkan informasi yang berguna mengenai kekuatan
  • 25. dan kelemahan rumah sakit dan akan menunjukkan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kapasitas dari manajemen dan keamanan kerja dalam keadaan darurat dan bencana di rumah sakit. Untuk mengukur kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana maka rumah sakit agar melakukan self assessment dengan menggunakan instrument hospital safety index dari WHO tersebut. Dengan melakukan self assessment tersebut maka rumah sakit diharapkan dapat mengetahui kekurangan yang harus dipenuhi untuk menghadapi bencana. Untuk menyiapkan instalsi gawat darurat rumah sakit dalam menghadapi bencana ekternal maka di instalsi gawat darurat perlu ada ruang dekontaminasi. Ruang dekontaminsai di instalasi gawat darurat sesuai peraturan perundang- undangan sebagai berikut : 1) ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat darurat atau terpisah dengan ruang gawat darurat 2) pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis 3) bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan-benturan brankar 4) bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air 5) konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari permukaan lantai 6) ruangan dilengkapi dengan wastafel (sink) dan pancuran air (shower) Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi manajemen disaster meliputi a sampai h. Dibuktikan dengan 1. Regulasi tentang manajemen disaster rumah sakit 2. Regulasi tentang adanya ruang dekontaminasi dalam pedoman pelayanan IGD b) RSUD Gunungsitoli mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang besar seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya, serta kejadian wabah besar yang bisa menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan. Dibuktikan dengan identifikasi resiko bencana internal dan eksternal, berupa hasil hazard and vulnerrability assessment (HVA) c) RSUD Gunungsitoli telah melakukan self assessment kesiapan menghadapi bencana dengan menggunakan hospital safety index dari
  • 26. WHO. Dibuktikan dengan pelaksanaan self assessment Hospital safety indeks d) Instalasi gawat darurat telah mempunyai ruang dekontaminasi sesuai dengan 1 sampai dengan 6. Dibuktikan dengan adanya denah ruang dekontaminasi. 6.1 RSUD Gunungsitoli melakukan simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana. Program kesiapan menghadapi bencana (disaster) diujicoba/ disimulasikan:  Melakukan simulasi tahunan secara menyeluruh di tingkat internal rumah sakit atau sebagai bagian dari simulasi di tingkat masyarakat  Simulasi terhadap unsur-unsur kritis rencana program dari c hingga h dilaksanakan setiap tahun. Jika RSUD Gunungsitoli menghadapi kejadian bencana (disaster) yang sebenarnya, dan RSUD Gunungsitoli menjalankan program tersebut serta melakukan diskusi (debriefing) setelah kejadian, maka situasi tersebut dapat mewakili atau setara dengan simulasi tahunan. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) Seluruh program, atau setidaknya elemen-elemen kritis program dari c hingga h disimulasikan setiap tahun. Dibuktikan dengan pelaksanaan simulasi kesiapan menghadpi kedaruratan, wabah, dan bencana b) Pada akhir setiap simulasi, dilakukan diskusi (debriefing) mengenai simulasi tersebut dan dibuat laporan dan tindak lanjut. Dibuktikan dengan pelaksaan diskusi (debriefing) c) Peserta simulasi adalah semua pegawai/staf RSUD Gunungsitoli, pegawai kontrak dan pegawai dari tenant/ penyewa lahan. Dibuktikan dengan daftar peserta simulasi. 7 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan menerapkan suatu program untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya. Rumah sakit harus waspada terhadap keselamatan kebakaran karena kebakaran adalah risiko yang selalu bisa terjadi di rumah sakit. Dengan
  • 27. demikian, setiap rumah sakit perlu merencanakan bagaimana agar penghuni rumah sakit aman apabila terjadi kebakaran termasuk bahaya asap. Rumah sakit perlu melakukan asesmen terus menerus untuk memenuhi regulasi keamanan kebakaran sehingga secara efektif dapat mengidentifikasi risiko dan meminimalkan risiko. Asesmen risiko meliputi : a) Tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi b) Sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan asap c) Daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit di seluruh area) seperti kamar linen kotor, tempat pengumpulan sampah, ruang penyimpanan oksigen d) Sarana jalan keluar/evakuasi e) Dapur yang berproduksi dan peralatan masak f) Laundry dan linen g) Sistem tenaga listrik darurat dan peralatan h) Gas medis dan komponen sistem vakum Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk: 1) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen; 2) Penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien 3) Penyediaan sarana jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi kebakaran; 4) Penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols) 5) Penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia pemadam api (chemical suppressants), atau sistem sprinkler. Penggabungan tindakan-tindakan tersebut saat terjadi kebakaran atau asap akan membantu memberi waktu yang memadai bagi pasien, keluarga pasien, staf dan pengunjung untuk keluar dengan selamat dari fasilitas. Tindakan- tindakan tersebut harus efektif tanpa memandang usia, ukuran, maupun bentuk bangunan dan fasilitas.
  • 28. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai program proteksi kebakaran (fire safety) yang memastikan bahwa semua penghuni rumah sakit selamat dari bahaya api, asap atau keadaan darurat non kebakaran lainnya meliputi 1 sampai 5. Dibuktikan dengan program tentang proteksi kebakaran b) RSUD Gunungsitoli telah melakukan asesmen risiko kebakaran yang tertulis, termasuk saat terdapat proyek pembangunan di dalam atau berdekatan dengan fasilitas rumah sakit meliputi a sampai dengan h. Dibuktikan dengan hasil asesmen risiko kebakaran/fire safety risk assessment (FSRA) antara lain berupa ceklis asesmen risiko kebakaran c) RSUD Gunungsitoli telah menindaklanjuti hasil asesmen risiko kebakaran. Dibuktikan dengan tindak lanjut asesmen risiko kebakaran/fire safety risk assessment (FSRA) d) RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem deteksi dini (smoke detector dan heat detector) dan alarm kebakaran sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dibuktikan dengan tersedianya fasilitas sistem deteksi dini (smoke detector dan heat detector) dan alarm kebakaran e) RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem kebakaran aktif yang meliputi, sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran sesuai peraturan perundang-undangan. Dibuktikan dengan tersedianya fasilitas sistem kebakaran aktif antara lain: sprinkle, APAR, hidran dan pompa kebakaran f) RSUD Gunungsitoli mempunyai jalur evakuasi yang aman dan bebas hambatan bila terjadi kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran. Dibuktikan dengan adanya jalur evakuasi. 7.1 RSUD Gunungsitoli menguji secara berkala rencana proteksi kebakaran dan asap, termasuk semua alat yang terkait dengan deteksi dini dan pemadaman serta mendokumentasikan hasil ujinya. Program proteksi kebakaran (fire safety) rumah sakit mengidentifikasi:  Frekuensi dilakukannya inspeksi, pengujian dan pemeliharaan sistem pencegahan dan keselamatan kebakaran secara konsisten sesuai dengan persyaratan.  Program evakuasi yang aman jika terjadi kebakaran atau asap  Proses pengujian setiap bagian dari program dalam kurun waktu 12 bulan  Edukasi yang diperlukan bagi staf untuk melindungi dan mengevakuasi pasien secara efektif jika terjadi keadaan darurat
  • 29.  Partisipasi anggota staf dalam ujicoba/simulasi penanganan kebakaran minimal sekali setahun. Pengujian program dapat dicapai dengan beberapa metode. Kepada staf dapat diberikan pertanyaan-pertanyaan spesifik seperti:  Dimana letak katup penutup aliran oksigen?  Jika harus menutup katup oksigen, bagaimana Anda merawat pasien yang membutuhkan oksigen?  Di mana letak alat pemadam api di unit Anda?  Bagaimana melaporkan kebakaran?  Bagaimana melindungi pasien jika terjadi kebakaran? Bila perlu mengevakuasi pasien, proses apa yang harus diikuti? Staf harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tepat. Jika tidak, hal ini harus didokumentasikan dan rencana untuk pendidikan ulang perlu disusun. Semua inspeksi, pengujian dan pemeliharaan didokumentasikan. a) Semua staf RSUD Gunungsitoli mengikuti pelatihan penanggulangan kebakaran minimal 1 (satu) kali dalam setahun. Dibuktikan dengan pelaksanaan pelatihan penanggulangan kebakaran b) Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ketempat aman dan mendemonstrasikan bagaimana cara menyelamatkan pasien. Dibuktikan dengan peragaan evakuasi pasien ke tempat aman c) Sistem dan peralatan pemadam kebakaran diperiksa, diujicoba dan dipelihara sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan didokumentasikan. Dibuktikan dengan pemeriksaan, uji coba, dan pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran. 7.2 RSUD Gunungsitoli merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan peraturan perundangan, rumah sakit adalah kawasan tanpa rokok dan asap rokok, karena itu direktur rumah sakit agar membuat regulasi larangan merokok di rumah sakit termasuk larangan menjual rokok di rumah sakit. Larangan merokok penting dilaksanakan di rumah sakit karena rumah sakit merupakan daerah yang berisiko terjadinya kebakaran dan banyak bahan yang mudah terbakar di rumah sakit (misalnya gas oksigen) Regulasi larangan merokok tidak hanya untuk staf rumah sakit tetapi juga untuk pasien, keluarga dan pengunjung. Rumah sakit secara
  • 30. berkala perlu melakukan monitoring pelaksanaan larangan merokok di lingkungan rumah sakit. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi tentang rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok dan asap rokok, larangan merokok bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf, termasuk larangan menjual rokok di lingkungan rumah sakit. Dibuktikan dengan regulasi tentang penetapan RSUD Gunungsitoli sebagai kawasan bebas rokok b) Ada bukti pelaksanaan dan evaluasi dari regulasi tersebut. Dibuktikan dengan evaluasi kepatuhan larangan merokok. 8 RSUD Gunungsitoli merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka RSUD Gunungsitoli perlu melakukan : a) Melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimilik oleh RSUD Gunungsitoli, peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak lain. b) Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur. c) Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan pabrik. d) Melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi. Staf yang kompeten melaksanakan kegiatan ini. Peralatan diperiksa dan diuji fungsi sejak masih baru dan seterusnya sesuai umur, penggunaan peralatan tersebut atau sesuai ketentuan pabrik. Pemeriksaan, hasil uji fungsi dan setiap kali tindakan pemeliharaan didokumentasikan. Hal ini membantu memastikan kelangsungan proses pemeliharaan dan membantu bila menyusun rencana biaya untuk penggantian, perbaikan, peningkatan (upgrade), dan perubahan lainnya. RSUD Gunungsitoli mempunyai proses identifikasi, penarikan dan pengembalian atau pemusnahan produk dan peralatan medis yang ditarik kembali oleh pabrik atau pemasok. Ada regulasi yang mengatur penggunaan setiap produk atau peralatan yang ditarik kembali (under recall) Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan:
  • 31. a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi pengelolaan peralatan medis yang digunakan di rumah sakit meliputi a) sampai dengan d). Dibuktikan dengan regulasi tentang pengelolaan peralatan medis disertai program pemeliharaan preventif dan kalibrasi. b) Ada daftar inventaris dan identifikasi risiko untuk seluruh peralatan medis yang digunakan di rumah sakit. Dibuktikan dengan daftar inventaris peralatan medis yang dilengkapi dengan identifikasi risiko peralatan medis tersebut. c) Ada bukti peralatan medis diperiksa secara teratur. Dibuktikan dengan ceklis dan hasil pemeriksaan peralatan medis d) Peralatan medis diuji fungsi sejak baru dan sesuai umur, penggunaan dan rekomendasi pabrik. Dibuktikan dengan pelaksanaan dan hasil uji fungsi peralatan medis baru dan sesuai umur, penggunaan dan rekomendasi pabrik. e) Ada program pemeliharaan preventif termasuk kalibrasi. Dibuktikan dengan pelaksanaan pemeliharaan preventif dan kalibrasi peralatan medis. f) Staf yang kompeten melaksanakan kegiatan ini. Dibuktikan dengan pelaksanaan kegiatan oleh staf yang kompeten (yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat pelatihan). 8.1 RSUD Gunungsitoli memiliki sistem untuk membantu dan bertindak bila ada pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, recall, laporan insiden, masalah dan kegagalan. RSUD Gunungsitoli mencari informasi terkait dengan peralatan medis yang telah di recall dari sumber-sumber tepercaya. RSUD Gunungsitoli memiliki sebuah sistem yang diterapkan untuk pemantauan dan pengambilan tindakan terhadap pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya, recall karena cacat produksi, laporan insiden, masalah, dan kegagalan yang dikirimkan oleh produsen, pemasok, atau agen yang mengatur. Recall yang dimaksud disini adalah penarikan kembali oleh produsen karena ada cacat. Sejumlah negara mempersyaratkan pelaporan peralatan medis yang mengakibatkan kematian, cedera serius atau penyakit. RSUD Gunungsitoli harus mengidentifikasi dan mematuhi peraturan perundang-undangan dalam hal pelaporan insiden peralatan medis. Program pengelolaan peralatan medis membahas penggunaan semua peralatan medis yang sudah dilaporkan memiliki masalah atau kegagalan, atau alat dalam kondisi bahaya bila digunakan atau dalam proses penarikan.
  • 32. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai sistem pemantauan dan bertindak terhadap pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya, recall/penarikan kembali, laporan insiden, masalah, dan kegagalan pada peralatan medis. Dibuktikan dengan regulasi tentang pemantauan dan penarikan kembali (recall) peralatan medis. b) RSUD Gunungsitoli membahas pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, alat medis dalam penarikan (under recall), laporan insiden, serta masalah dan kegagalan pada peralatan medis. Dibuktikan dengan undangan, daftar hadir, materi dan notulen dan bukti hasil pemantauan. c) RSUD Gunungsitoli telah melaporkan seluruh insiden keselamatan sesuai peraturan perundang-undangan bila terjadi kematian, cedera serius atau penyakit yang disebabkan oleh peralatan medis. Dibuktikan dengan pelaporan insiden keselamatan (sentinel) terkait peralatan medis ke internal dan eksternal ke Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit dan KARS 9 RSUD Gunungsitoli menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang) berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem utilitas Definisi utilitas adalah sistem dan peralatan untuk menunjang layanan penting bagi keselamatan pasien. Sistem utilitas sering disebut sistem penunjang. Sistem ini mencakup jaringan listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medik, perpipaan, uap panas, limbah, sistem komunikasi dan data. Sistem utilitas yang berfungsi efektif disemua tempat di RS menciptakan lingkungan asuhan pasien yang baik. Untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga pasien, pengunjung dan staf, sistem utilitas harus dapat berfungsi efisien. Asuhan pasien rutin dan darurat, berjalan selama 24 jam terus menerus, setiap hari, 7 hari dalam seminggu. Manajemen utilitas yang baik dapat menghasilkan sistem utilitas berjalan efektif dan mengurangi potensi risiko yang timbul. Sebagai contoh, kontaminasi berasal dari sampah di daerah persiapan makanan, kurangnya ventilasi di laboratorium klinik, tabung O2 yang disimpan tidak terjaga dengan baik, kabel listrik bergelantungan, dapat menimbulkan bahaya. Untuk menghindari kejadian ini, rumah sakit harus melakukan pemeriksaan berkala, pemeliharaan preventif dan pemeliharaan lainnya.
  • 33. Karena itu rumah sakit perlu regulasi pengolahan sistem utilitas meliputi : a) Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu 7 hari dalam seminggu secara terus menerus. b) Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala. c) Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas yang ada di daftar inventaris. d) Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas berdasarkan kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit. e) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian. f) Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan peraturan perundang-undangan. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi pengolahan sistem utilitas sekurang-kurangnya a sampai dengan f. Dibuktikan dengan regulasi tentang pengolahan sistem utilitas b) RSUD Gunungsitoli mempunyai daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitasnya dan memetakan pendistribusiannya. Dibuktikan dengan daftar inventaris sistem utilitas dan lokasinya c) RSUD Gunungsitoli telah melaksanakan jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas berdasarkan kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit sendiri serta sudah dilaksanakan. Dibuktikan dengan 1. Hasil pemeriksaan 2. Hasil testing/pengujian 3. Hasil pemeliharaan sistem utilitas d) RSUD Gunungsitoli telah memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian. Dibuktikan dengan label pada tuas-tuas kontrol utilitas 9.1 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas. RSUD Gunungsitoli harus mempunyai daftar inventaris lengkap dari sistem utilitas dan menentukan komponen yang berdampak pada bantuan hidup, pengendalian infeksi, pendukung lingkungan, dan komunikasi. Program manajemen utilitas menetapkan pemeliharaan
  • 34. utilitas untuk memastikan utilitas pokok seperti air, listrik, limbah, sampah, ventilasi, gas medik dijaga, diperiksa berkala, dipelihara dan diperbaiki. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi tentang inventarisasi, pemeliharaan, inspeksi dengan kriteria yang ditentukan untuk sistem utilitas penting yang dilakukan secara berkala. Dibuktikan dengan regulasi tentang sistem utilitas penting/utama b) RSUD Gunungsitoli mempunyai daftar sistem utilitas di RSUD Gunungsitoli dan daftar sistem utilitas penting. Dibuktikan dengan 1. Daftar inventaris sistem utilitas 2. Daftar inventaris sistem utilitas penting/utama c) Sistem utilitas dan komponen telah diinspeksi secara teratur /berdasarkan kriteria yang disusun rumah sakit. Dibutikan dengan 1. Form ceklis 2. Pelaksanaan inspeksi d) Sistem utilitas dan komponen diuji secara teratur berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan. Dibuktikan dengan hasil uji coba sistem utilitas penting e) Sistem utilitas dan komponen dipelihara berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan. Dibuktikan dengan pelaksanaan pemeliharaan/bukti hasil pemeliharaan sistem utilitas penting f) Sistem utilitas dan komponen diperbaiki bila diperlukan. Dibuktikan dengan perbaikan sistem utilitas. 9.2 Sistem utilitas RSUD Gunungsitoli menjamin tersedianya air bersih dan listrik sepanjang waktu serta menyediakan sumber alternatif persediaan air dan tenaga listrik jika terjadi terputusnya sistem, kontaminasi atau kegagalan. Pelayanan pasien dilakukan selama 24 jam terus menerus, setiap hari dalam seminggu di rumah sakit. Rumah sakit mempunyai kebutuhan sistem utilitas yang berbeda-beda tergantung misi rumah sakit, kebutuhan pasien dan sumber daya. Walaupun begitu, pasokan sumber air bersih dan listrik terus menerus sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien. Rumah sakit harus melindungi pasien dan staf dalam keadaan darurat seperti jika terjadi kegagalan sistem, pemutusan dan kontaminasi. Sistem tenaga listrik darurat dibutuhkan oleh semua rumah sakit yang ingin memberikan asuhan kepada pasien tanpa putus dalam keadaan
  • 35. darurat. Sistem darurat ini memberikan cukup tenaga listrik untuk mempertahankan fungsi yang esensial dalam keadaan darurat dan juga menurunkan risiko terkait terjadinya kegagalan. Tenaga listrik cadangan dan darurat harus dites sesuai rencana yang dapat membuktikan beban tenaga listrik memang seperti yang dibutuhkan. Perbaikan dilakukan jika dibutuhkan seperti menambah kapasitas listrik di daerah dengan peralatan baru. Mutu air dapat berubah mendadak karena banyak sebab, sebagian besar karena terjadi di luar rumah sakit, seperti ada kebocoran di jalur suplai ke rumah sakit. Jika suplai air ke rumah sakit terputus, persediaan air bersih darurat harus segera tersedia. Untuk mempersiapkan diri terhadap keadaan darurat seperti ini, RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi yang antara lain meliputi : a) mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf. b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu. c) menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air bersih darurat /pengganti/backup d) mendokumentasikan hasil-hasil pengujian e) memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan listrik dilakukan setidaknya setiap 6 bulan atau lebih sering jika dipersyaratkan oleh peraturan perundangan di daerah, rekomendasi produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air. Kondisi dari sumber listrik dan air yang mungkin dapat meningkatkan frekuensi dari pengujian mencakup :  perbaikan sistem air bersih yang terjadi berulang-ulang  sumber air bersih sering terkontaminasi  jaringan listrik yang tidak dapat diandalkan  pemadaman listrik yang tak terduga dan berulang-ulang. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi tentang sistem utilitas yang meliputi a sampai dengan e. Dibuktikan dengan regulasi tentang sistem utilitas termasuk kerja sama dengan penyedia air bersih bila terjadi gangguan
  • 36. b) Air bersih harus tersedia selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu. Dibuktikan dengan tempat penampungan persediaan air bersih c) Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu Dibuktikan dengan tersedianya sumber listrik utama dan sumber listrik alternatif di RSUD Gunungsitoli termasuk UPS pada alat-alat tertentu misalnya ventilator dan server sentral d) RSUD Gunungsitoli mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik atau air bersih terkontaminasi atau terganggu. Dibuktikan dengan 1. Identifikasi area beresiko bila terjadi kegagalan listrik 2. Identifikasi area beresiko bila terjadi kegagalan air e) RSUD Gunungsitoli berusaha untuk mengurangi risiko bila hal itu terjadi (tata kelola risiko). Dibuktikan dengan telah dilakukan upaya- upaya untuk mengurangi resiko bila terjadi kegagalan listrik maupun air di area paling berisiko, termaksud kerja sama dengan penyedia air bersih bila terjadi gangguan f) RSUD Gunungsitoli mempunyai sumber listrik dan air bersih alternatif dalam keadaan emergensi. Dibuktikan dengan 1. Pelaksanaan kajian kebutuhan sumber listrik dan air bersih alternatif dalam keadaan emergensi 2. Kontrak kerjasama dengan penyedia air bersih bila terjadi gangguan. 9.2.1 RSUD Gunungsitoli melakukan uji beban listrik dan sumber air alternatif. RSUD Gunungsitoli melakukan asesmen risiko dan meminimalisasi risiko kegagalan sistem utilitas di area-area tersebut. Rumah sakit merencanakan tenaga listrik darurat (dengan menyiapkan genset) dan penyediaan sumber air bersih darurat untuk area-area yang membutuhkan. Untuk memastikan kapasitas beban yang bisa dicapai oleh unit genset apakah benar-benar mampu mencapai beban tertinggi maka pada waktu pembelian unit genset, dilakukan test loading. Selain itu rumah sakit melaksanakan uji coba sumber listrik alternatif sekurangnya 6 bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan perundang-undangan atau oleh kondisi sumber listrik. Jika sistem listrik darurat membutuhkan sumber bahan bakar maka jumlah tempat penyimpanan bahan bakar perlu dipertimbangkan. Rumah sakit dapat menentukan jumlah bahan bakar yang disimpan kecuali ada ketentuan lain dari pihak berwenang.
  • 37. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi uji coba sumber air bersih dan listrik alternatif sekurangnya 6 bulan sekali atau lebih sering bila diharuskan oleh peraturan perundang-undanganan yang berlaku atau oleh kondisi sumber air. Dibuktikan dengan regulasi tentang uji coba sumber air bersih dan listrik alternatif b) RSUD Gunungsitoli mendokumentasi hasil uji coba sumber air bersih alternatif tersebut. Dibuktikan dengan dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber RSUD Gunungsitoli air bersih alternatif c) RS mendokumentasi hasil uji sumber listrik alternatif tersebut. Dibuktikan dengan dokumentasi pelaksanaan uji coba sumber listrik alternatif d) RSUD Gunungsitoli mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk sumber listrik alternatif yang mencukupi. Dibuktikan dengan tempat penyimpanan bahan bakar untuk genset 9.3 RSUD Gunungsitoli melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Mutu air rentan terhadap perobahan yang mendadak, termasuk perobahan diluar kontrol rumah sakit. Mutu air juga kritikal didalam proses asuhan klinik, seperti dalam dialisis ginjal. Jadi, rumah sakit menetapkan proses monitor mutu air, termasuk tes (pemeriksaan) biologik dari air yang dipakai untuk dialisis ginjal. Tindakan dilakukan jika mutu air ditemukan tidak aman. Monitor dilakukan paling sedikit 3 bulan sekali atau lebih cepat mengikuti peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman yang lalu dengan masalah mutu air. Monitor dapat dilakukan oleh perorangan yang ditetapkan rumah sakit seperti staf dari laboratorium klinis, atau oleh dinas kesehatan, atau pemeriksa air pemerintah di luar rumah sakit yang kompeten untuk melakukan pemeriksaan seperti itu. Apakah diperiksa oleh staf rumah sakit atau oleh otoritas di luar rumah sakit maka tanggung jawab rumah sakit adalah memastikan pemeriksaan (tes) dilakukan lengkap dan tercatat dalam dokumen. Karena itu RSUD Gunungsitoli harus perlu mempunyai regulasi sekurang-kurangnya meliputi: a) Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan perundang-
  • 38. undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan didokumentasikan. b) Pemeriksaan limbah cair dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung peraturan perundang-undangan, kondisi air, dan hasil pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil pemeriksaan didokumentasikan c) Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin. Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil pemeriksaan didokumentasikan d) Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil pemeriksaan didokumentasikan e) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila diperlukan. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi sekurang-kurangnya meliputi a sampai dengan e. Dibuktikan dengan regulasi tentang pemeriksaan air bersih (termasuk air minum) dan limbah cair b) RSUD Gunungsitoli telah melakukan monitoring mutu air sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi. Dibuktikan dengan hasil pemeriksaan mutu air bersih termasuk air minum c) RSUD Gunungsitoli telah melakukan pemeriksaan limbah cair sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi. Dibuktikan dengan hasil pemeriksaan mutu limbah cair d) RSUD Gunungsitoli telah melakukan pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal yang meliputi pertumbuhan bakteri dan endotoksin dan kontaminasi zat kimia sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan terdokumentasi. Dibuktikan dengan hasil pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis e) RSUD Gunungsitoli telah menindak lanjuti hasil pemeriksaan mutu air yang bermasalah dan didokumentasikan. Dibuktikan dengan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
  • 39. 10. RSUD Gunungsitoli mengumpulkan data dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan menurunkan risiko di lingkungan. Monitoring program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan melalui pengumpulan data dan analisisnya memberikan informasi yang dapat membantu rumah sakit mencegah masalah, menurunkan risiko, membuat keputusan tentang sistem perbaikannya, dan membuat rencana untuk meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan dan sistem utilitas. Data hasil monitoring dicatat didokumen dan laporan setiap 3 bulan serta disampaikan kepada direktur rumah sakit. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai regulasi sistem pelaporan data insiden/kejadian/ kecelakaan dari setiap program manajemen risiko fasilitas. Dibuktikan dengan regulai tentang sistem pelaporan data insiden/kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko fasilitas b) Ada laporan data insiden/kejadian/kecelakaan dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan sudah dianalisis. Dibuktikan dengan laporan insiden keselamatan terkait manajemen risiko fasilitas dan hasil analisis c) Hasil analisis sudah ditindaklanjuti dengan mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medis, peralatan, sistem dan menurunkan risiko di lingkungan. Dibuktikan dengan tindak lanjut dari hasil analisis d) Seorang atau lebih individu yang ditunjuk mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko fasilitas telah membuat laporan kepada direktur RSUD Gunungsitoli setiap 3 bulan. Dibuktikan dengan pelaksanaan pengawasan dan pelaporan program manajemen risiko fasilitas 11. RSUD Gunungsitoli menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas yang aman dan efektif. Staf rumah sakit merupakan sumber kontak utama dengan pasien, keluarga pasien dan pengunjung. Dengan demikian, mereka perlu dibekali edukasi dan dilatih untuk menjalankan peran mereka dalam mengidentifikasi dan
  • 40. mengurangi risiko serta melindungi orang lain dan diri mereka sendiri untuk menjamin fasilitas yang aman dan terlindung. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) RSUD Gunungsitoli mempunyai program pelatihan tentang manajemen fasilitas dan keselamatan. Dibuktikan dengan program pelatihan Manajemen Fasilitas dan Keamanan b) Edukasi diadakan setiap tahun mengenai setiap komponen dari program manajemen fasilitas dan keselamatan untuk menjamin semua staf RSUD Gunungsitoli dapat melaksanakan dengan efektif tanggung jawabnya. Dibuktikan dengan pelaksanaan pelatihan program Manajemen Fasilitas dan Keamanan c) Edukasi diikuti oleh pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lain-lain sesuai regulasi RSUD Gunungsitoli. Dibuktikan dengan pelaksanaan edukasi terhadap pengunjung, suplier, pekerja kontrak dan lain-lain d) Pengetahuan staf dites dan disimulasikan sesuai peran mereka dalam setiap program manajamen fasilitas. Kegiatan pelatihan dan hasil pelatihan setiap staf didokumentasikan. Dibuktikan dengan evaluasi pelatihan berupa pre test dan post test pelatihan termasuk mampu memperagakan 11.1 staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam program RSUD Gunungsitoli untuk proteksi kebakaran, keamanan dan penanggulangan bencana Setiap rumah sakit harus memutuskan sendiri jenis dan tingkat pelatihan bagi stafnya kemudian melaksanakannya melalui program pendidikan dan pelatihan. Program dapat memuat misalnya diskusi kelompok, mencetak materi, orientasi bagi staf baru atau bentuk lainnya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Program juga memuat proses dan prosedur pelaporan tentang risiko potensial, pelaporan insiden dan kecelakaan, penanganan bahan/barang berbahaya yang merupakan risiko pada dirinya sendiri dan lainnya. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan peran mereka dalam menghadapi kebakaran.
  • 41. b) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan tindakan untuk menghilangkan, mengurangi/ meminimalisir atau melaporkan tentang keselamatan, keamanan dan risiko lainnya. c) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan tindakan, kewaspadaan, prosedur dan partisipasi dlmpenyimpanan, penanganan & pembuangan gas medis, serta limbah B3. d) Staf dapat menjelaskan dan/atau memperagakan prosedur dan peran mereka dalam penanganan kedaruratan serta bencana internal atau eksternal (community). 11.2 staf dilatih untuk menjalankan dan memelihara peralatan medis dan sistem utilitas Staf yang bertanggung jawab menjalankan atau memelihara peralatan medis, menerima pelatihan secara khusus. Pelatih dapat berasal dari rumah sakit, produsen teknologi atau tenaga ahli sebagai narasumber pelatihan. Rumah sakit melakukan tes secara berkala pada staf tentang pengetahuannya soal prosedur darurat, proteksi kebakaran, respons terhadap B3 termasuk tumpahan bahan tersebut, penggunaan teknologi medik berisiko terhadap pasien dan staf. Pengetahuan yg dimiliki peserta tes dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti demonstrasi kelompok atau individual dan simulasi kejadian bila ada epidemi di masyarakat. Tes tertulis atau lewat komputer dan mendokumentasikan peserta test dan hasil test. Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka RSUD Gunungsitoli menyiapkan: a) Staf diberi pelatihan untuk menjalankan peralatan medis sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. b) Staf diberi pelatihan untuk menjalankan sistem utilitas sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. c) Staf diberi pelatihan untuk memelihara peralatan medis sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala. d) Staf diberi pelatihan untuk memelihara sistem utilitas sesuai uraian tugasnya dan dilakukan tes secara berkala.
  • 42. BAB IV. Dokumentasi 1. Kumpulan dan daftar peraturan perundang-undangan 2. Kumpulan Perizinan yang masih berlaku 3. Dokumen PCRA 4. Form Isian Manajemen Risiko 5. SK penetepan area berisiko 6. spo monitoring area berisiko - spo patroli satpam - spo pemantauan CCTV - spo pengontrolan CCTV oleh satpam - spo s HSI dan HVA RSUD Denah ruang terkontaminasi IGD Laporan pelaksanaan simulasi