Makalah ini membahas penilaian unjuk kerja siswa dalam pembelajaran matematika sebagai alternatif dari tes tertulis konvensional. Penilaian unjuk kerja dijelaskan sebagai penilaian yang lebih mengukur proses berpikir siswa daripada hasil akhir saja. Metode ini dianggap lebih tepat untuk mengevaluasi tujuan proses dalam pembelajaran matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap siswa SMP di Palu. Penelitian eksperimen ini melibatkan 200 siswa yang dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah menggunakan strategi konflik kognitif mem
Dokumen ini membahas penelitian tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan software Autograph. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan signifikan kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang disposisi matematis, termasuk pengertian, indikator, dan hubungannya dengan pembelajaran matematika. Disposisi matematis merupakan sikap positif siswa terhadap matematika yang terlihat dari kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan, dan fleksibilitasnya dalam menyelesaikan masalah matematika.
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa SMA melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran matematika."
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap siswa SMP di Palu. Penelitian eksperimen ini melibatkan 200 siswa yang dibagi menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah menggunakan strategi konflik kognitif mem
Dokumen ini membahas penelitian tentang peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan software Autograph. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan signifikan kemampuan pemecahan masalah dan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang disposisi matematis, termasuk pengertian, indikator, dan hubungannya dengan pembelajaran matematika. Disposisi matematis merupakan sikap positif siswa terhadap matematika yang terlihat dari kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan, dan fleksibilitasnya dalam menyelesaikan masalah matematika.
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa SMA melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran matematika."
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
Proposal penelitian ini membahas tentang upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada materi peluang melalui pendekatan scientific di SMA Tunas Bangsa Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penalaran siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan pendekatan tersebut. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan peneliti untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang berfok
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran generatif dan kelas kontrol yang diberi perlakuan konvensional. Hasilnya menunjukkan ada pengaruh positif model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pe
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa dan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkannya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep strategi pembelajaran kooperatif dan beberapa pengertian belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan metode Socrates dengan pendekatan kontekstual. Hasilnya menunjukkan proses pembelajaran aktif dan rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa 66,28 yang dikategorikan cukup. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tersebut berjalan cukup baik dilihat dari proses dan kemampuan
Pendekatan reciprocal teaching diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Metode konvensional kurang melatih kreativitas siswa. Pendekatan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk aktif berdiskusi dan memecahkan masalah secara mandiri atau berkelompok.
Tinjauan pustaka menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara permanen akibat interaksi dengan lingkungan. Berpikir kreatif dipandang berperan penting dalam belajar matematika karena dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah secara fleksibel dan baru. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berpikir kreatif terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP dengan mengu
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02Mansyur Eppe
Dokumen ini membahas pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri dan memiliki lebih dari satu jawaban yang benar. Pendekatan ini diperlukan untuk menilai berbagai cara berpikir siswa dan memastikan pemahaman mereka tentang konsep matematika.
1) The document discusses instanton effects in M-theory that describe tunneling across potential barriers and can have important quantum gravitational effects. It focuses on explicit exact solutions of M-theory compactified on S7.
2) The author constructs instanton solutions for a conformally coupled scalar field with a quartic interaction in an AdS4 background. The solutions have a vanishing stress-energy tensor and describe the decay of the unstable AdS4 vacuum via tunneling.
3) Holographically, the instantons correspond to an instability of the dual CFT effective potential for large values of the deformation parameter α, driving the theory from marginal to total instability. The tunneling probability depends exponentially on α.
Baraiya Bhavna P. was a student in Sem 2 of 2012-13 with Roll No. 3. The document discusses post-structuralism and deconstruction, explaining that post-structuralism dismantles the idea of a universal structure to reality and that deconstruction reveals the slippery nature of concepts like truth, meaning, and author by reading texts against themselves. Deconstruction analyzes texts to undo hierarchical oppositions and subordinations rather than destroying texts.
Lusi kurnia (06081181419023) tugas penelitian pendidikan Lusi Kurnia
Proposal penelitian ini membahas tentang upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa pada materi peluang melalui pendekatan scientific di SMA Tunas Bangsa Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penalaran siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan pendekatan tersebut. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan peneliti untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang berfok
Dokumen tersebut merupakan bagian dari skripsi yang membahas pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran generatif dan kelas kontrol yang diberi perlakuan konvensional. Hasilnya menunjukkan ada pengaruh positif model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pe
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa dan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkannya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep strategi pembelajaran kooperatif dan beberapa pengertian belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan metode Socrates dengan pendekatan kontekstual. Hasilnya menunjukkan proses pembelajaran aktif dan rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis siswa 66,28 yang dikategorikan cukup. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tersebut berjalan cukup baik dilihat dari proses dan kemampuan
Pendekatan reciprocal teaching diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Metode konvensional kurang melatih kreativitas siswa. Pendekatan ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk aktif berdiskusi dan memecahkan masalah secara mandiri atau berkelompok.
Tinjauan pustaka menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku secara permanen akibat interaksi dengan lingkungan. Berpikir kreatif dipandang berperan penting dalam belajar matematika karena dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah secara fleksibel dan baru. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berpikir kreatif terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP dengan mengu
Open endedaproachinmathematicsclassroom-131222035143-phpapp02Mansyur Eppe
Dokumen ini membahas pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri dan memiliki lebih dari satu jawaban yang benar. Pendekatan ini diperlukan untuk menilai berbagai cara berpikir siswa dan memastikan pemahaman mereka tentang konsep matematika.
1) The document discusses instanton effects in M-theory that describe tunneling across potential barriers and can have important quantum gravitational effects. It focuses on explicit exact solutions of M-theory compactified on S7.
2) The author constructs instanton solutions for a conformally coupled scalar field with a quartic interaction in an AdS4 background. The solutions have a vanishing stress-energy tensor and describe the decay of the unstable AdS4 vacuum via tunneling.
3) Holographically, the instantons correspond to an instability of the dual CFT effective potential for large values of the deformation parameter α, driving the theory from marginal to total instability. The tunneling probability depends exponentially on α.
Baraiya Bhavna P. was a student in Sem 2 of 2012-13 with Roll No. 3. The document discusses post-structuralism and deconstruction, explaining that post-structuralism dismantles the idea of a universal structure to reality and that deconstruction reveals the slippery nature of concepts like truth, meaning, and author by reading texts against themselves. Deconstruction analyzes texts to undo hierarchical oppositions and subordinations rather than destroying texts.
The document is a paper submitted by Baraiya Bhavna P. to the Department of English at M.K. Bhavnagar University. It discusses television as a mass media, noting that television is audio-visual in nature, creates vivid and memorable impressions through emotional involvement, and can immediately transmit to both literate and illiterate populations. The paper also lists the functions of television as informing, educating, entertaining, and motivating audiences, and provides examples of various television programming genres.
3 perek.bialas-praga perek-bialas_30.05.2012 to giveifa2012_2
This document summarizes a presentation on combining paid work and family caregiving in Poland. It discusses four possible situations of work and care, and notes that caring for elderly family without working is currently most common in Poland. The main challenges discussed are the increasing conflict between employment and family care needs as the population ages. Solutions discussed include developing day centers, increasing formal home care hours, and creating social support networks. Employer and caregiver perspectives are presented, noting disruptions to work from care responsibilities and caregiver needs for flexibility and information.
The document summarizes a symposium on learning in later life and for an aging society, highlighting the potential benefits of education as people age. It discusses barriers that have prevented education from being appreciated for older adults and actions taken to address this. The symposium aims to stimulate discussion on improving access to education for older people and better connecting policy, research, and the voices of older learners.
Confidentiality demonstration for mha690 discussion 2 web 2.0 tools assignmentlashondadunlap
The document discusses the Patient Privacy Act and HIPAA privacy rules. It explains that under HIPAA, medical organizations can only release protected health information for certain permitted uses, such as for treatment, payment, health care operations, or to the individual. The privacy rules aim to balance patient privacy with sharing health information for important medical reasons. Medical facilities must follow HIPAA's administrative, physical and technical guidelines to ensure confidential patient health information. Nurses must properly document and chart patient information to comply with these privacy standards.
Carolina Buitrago es una estudiante del grado 11 en la Escuela Normal Superior de Monterrey. Su persona inspirada es Johana Umaña, su madre y docente, a quien le enseñó cómo usar páginas web como YouTube para encontrar nuevos métodos de enseñanza y que sus estudiantes aprendan a aprovechar recursos en línea, aunque requirió de varias sesiones debido al poco tiempo libre de su madre entre su trabajo y otras responsabilidades.
Melt Consulting Group is an international recruitment and management company with offices in Europe and Central and Eastern Africa. They specialize in recruiting local and expatriate workers for companies and providing workforce management services like payroll and training. Their main activities include recruitment, payroll, workforce management, and professional training. They have a large database of candidates and provide customized solutions to meet each client's specific needs.
The document discusses black holes and their implications for physics. It begins by summarizing classical black hole properties, then discusses how quantum mechanics challenges ideas about information loss in black holes. Hawking originally argued black holes destroy information, but later conceded after the discovery of holography and developments in string theory suggested information is preserved at the black hole boundary. The document examines how black holes helped unify relativity and quantum mechanics through concepts like complementarity and the holographic principle.
Pittsburgh talk on Emergence and in Gauge/Gravity DualitiesSebastian De Haro
This document discusses emergence and duality in gauge/gravity dualities. It begins by introducing gauge/gravity dualities, which relate a theory of gravity in (d+1) dimensions to a quantum field theory without gravity in d dimensions. The document then discusses two ways in which emergence can occur in theories related by duality: 1) the duality map breaks down at some level of fine-graining, and 2) an approximation scheme is applied to each side of the duality, only holding the duality approximately. Even if gauge/gravity duality is exact, emergence can occur through the second way by approximating the full string theory with a semiclassical gravity theory, where the radial direction corresponds to energy scale
This document discusses the importance of availability and being available to serve God and others. It provides examples from the Bible of figures like Samuel, Mary, Jesus, Peter, John, and Paul who made themselves available to God. It also provides tips on how to demonstrate availability such as finding ways to help others, paying attention to those you serve, tackling tasks wholeheartedly, and being ready when called upon. The overall message is that Christians should make their priorities secondary to serving others and being available to God.
2 szeman-family strategies-role of ict engifa2012_2
This document summarizes a study on using Skype to combat loneliness and depression among elderly people receiving home care in Hungary. The study found that teaching 15 elderly adults basic computer and Skype skills led to significant improvements in their mental health and social engagement after 4 months. Key benefits included staying connected to family/friends, developing new social connections, and gaining a new meaningful activity. The study suggests Skype could be an effective tool for public policies aimed at improving eldercare.
This is case study analysis of a case named "Harry's hi-fi center", in this case Harry was in dilemma for its business strategy. His firm was making losses and we need to provide solution to Harry. This case analysis is in WAC format provides recommendation to Harry.
El documento describe cómo Daniela Lemus ayudó a una señora llamada Cecilia a configurar Skype en su computadora para que pudiera comunicarse con su nieta a través de Internet. Daniela le explicó brevemente el proceso paso a paso para crear una cuenta de Skype y comunicarse con su familia, lo que permitió que Cecilia pudiera ver a su familia después de mucho tiempo y darse cuenta de los usos positivos de Internet.
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan asesmen kinerja. Asesmen kinerja merupakan salah satu penilaian alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja siswa dalam memahami dan memecahkan masalah matematika dengan cara mendemonstrasikan kemampuan mereka. Asesmen kinerja diharapkan dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuan matematika mere
Dokumen ini membahas pelatihan pengayaan materi dan penyelesaian soal olimpiade matematika untuk guru SD. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan mengajar matematika untuk tingkat olimpiade dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti olimpiade. Kegiatannya meliputi tutorial materi, latihan soal, dan evaluasi awal serta akhir untuk mengukur peningkatan. Hasilnya menunjukkan pelatihan ini dapat memot
Perkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ictAna Solehah
Dokumen ini membincangkan tentang rekabentuk pentaksiran dalam pendidikan. Ia menjelaskan tiga model pentaksiran iaitu pentaksiran untuk pembelajaran, sebagai pembelajaran dan kepada pembelajaran. Dokumen ini juga membandingkan sistem pentaksiran KBSR dan KSSR serta manfaat pentaksiran holistik.
Teks tersebut membahas mengenai definisi penilaian dalam kurikulum dan berbagai metode penilaian yang digunakan oleh guru, termasuk ujian terkawal, pengamatan, wawancara, dan portofolio. Metode-metode tersebut digunakan untuk menilai pengetahuan siswa dan kemajuan pembelajaran.
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting diberikan kepada siswa di sekolah. Setelah pembelajaran PKn dilaksanakan, tentunya memerlukan suatu penilaian hasil belajar.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan berpikir kritis siswa SMK di Tasikmalaya.
2. Metode ini dirancang untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam presentasi ide dan saling bertukar pendapat, sehingga dapat mengembangkan sikap kritis.
3. Penelitian
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa SD dalam memahami materi pecahan dan urutannya dengan menggunakan media pita transparansi. Peneliti menemukan bahwa guru sebelumnya tidak menggunakan media dalam pengajaran, sehingga siswa kesulitan memahami konsep pecahan. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil bel
Dokumen ini membahas tentang pentingnya peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Pembelajaran matematika di SDN 01 Josenan kurang menarik sehingga menurunkan motivasi siswa. Peneliti bermaksud meningkatkan motivasi belajar matematika siswa terkait luas lingkaran dengan menggunakan media LCD proyektor. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kepala sekolah, guru, dan peneliti l
Dokumen ini membahas tentang pentingnya peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Pembelajaran matematika di SDN 01 Josenan kurang menarik sehingga menurunkan motivasi siswa. Peneliti bermaksud meningkatkan motivasi belajar matematika siswa terkait luas lingkaran dengan menggunakan media LCD proyektor. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk kepala sekolah, guru, dan peneliti l
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
Paper02 performen1
1. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
Penilaian Unjuk kerja
Oleh Kusrini & Tatag Y.E. Siswono
Dalam pembelajaran matematika, sistem evaluasinya masih banyak
didominasi oleh satu metode pengujian, yaitu tes kertas-pensil yang hanya
mengukur ingatan siswa terhadap informasi-informasi faktual dan
prosedur-prosedur algoritmis saja. Saat ini, dalam kurikulum matematika
telah memasukkan tujuan-tujuan proses, sehingga tes-tes yang tertulis
diperlukan untuk menilai perolehan keterampilan-keterampilan siswa.
Proses ini merupakan bagian yang mendasar dalam pembelajaran
matematika. Salah satu sarana untuk mengukur penilaian itu adalah
dengan metode penilaian alternatif. Metode penilaian alternatif
merupakan penilaian yang mengukur kemampuan relatif siswa dalam
mencapai tujuan proses pengajaran. Pengajaran matematika yang
menggunakan pemecahan masalah, menekankan komunikasi dan
keterampilan-keterampilan berpikir kritis dan mencari hubungan antara
konsep matematika dan kehidupan nyata merupakan tujuan pembelajaran
yang tidak dapat diukur dengan tes tradisional kertas-pensil. Tujuan-
tujuan tersebut merupakan tujuan proses dimana siswa harus bekerja
untuk mencapainya secara kontinyu.
Jika tes tertulis tidak cukup untuk mengukur unjuk kerja siswa
dalam mencapai tujuan-tujuan proses, maka bagaimana tujuan-tujuan
tersebut dievaluasi? Teknik-teknik apakah yang diperlukan? Dan,
siapakah yang membuat alat-alat penilaian itu?
Tujuan proses dalam pembelajaran matematika dievaluasi dengan
menggunakan berbagai macam teknik. Tes dan teknik-teknik penilaian
hanya diperlukan untuk menunjukkan bagaimana siswa mengerjakan
tugas-tugas yang sebenar-benarnya. Bila kita menginginkan siswa menjadi
seorang yang dapat memecahkan masalah dengan baik, maka tes tentang
31
2. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
kompetensi pemecahan masalah harus secara logis menilai unjuk kerja
siswa dalam tugas pemecahan masalah. Tes kertas-pensil yang nilainya
didasarkan pada benar atau salah tidak dapat menilai unjuk kerja siswa
secara teliti. Sebagai contoh, perhatikanlah seorang musisi, artis, pemain
bola basket atau penulis. Hasil pekerjaannya dinilai berdasar unjuk
kerjanya dalam konser, hasil karya seninya, permainannya atau bukunya.
Untuk mendemontrasikan apa yang mereka tahu, mereka tidak dinilai
dengan tes kertas dan pensil, tetapi bagaimana unjuk kerjanya.
Standar yang sama diperlukan untuk menerapkannya dalam
pembelajaran matematika, jika guru menginginkan mereka menjadi
pemecah masalah, siswa harus diajarkan bagaimana menganalisis,
merumuskan dan memecahkan masalah nonrutin dan sulit, dan perlu
menilai unjuk kerjanya sebagai pemecah masalah.
Ketika siswa dinilai berdasar unjuk kerjanya, tes menjadi bagian
dalam pengajaran. Seorang pelatih akan bekerja secara teratur dengan
pemain-pemainnya untuk menyusun tujuan-tujuan guna meningkatkan
unjuk kerjanya. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam pengajaran
matematika. Rangkaian program pengajaran dan penilaian didasarkan
pada hasil penilaian sebelumnya dan seterusnya digunakan metodologi-
metodologi untuk meningkatkannya. Dengan demikian diperlukan
simpanan catatan-catatan yang lebih dari sekedar nilai (grades), tetapi
harus menunjukkan secara lengkap dan tepat gambaran unjuk kerja siswa,
sehingga catatan-catatan tersebut dapat digunakan untuk memberikan
umpan balik dan bagi orang tua dan guru untuk dijadikan bahan bukti
kemajuan siswa.
Bagaimanakah suatu tugas penilaian unjuk kerja itu seharusnya?
Tujuan tugas penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apa
yang siswa ketahui dan apa yang mereka lakukan. Tugas tersebut harus
bermakna, autentik dan dapat mengukur penguasaan siswa. Autentik
32
3. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
artinya realistis atau sesuai dengan kehidupan nyata. Kriteria-kriteria
berikut akan membantu mendefinisikan sebuah tugas unjuk kerja. Tugas
unjuk kerja harus:
• mengarah pada tujuan-tujan pengajaran umum, tujuan khusus dan isi
atau materi dalam kurikulum.
• memberikan kesempatan siswa mengemukakan pikiran dan
pemahamannya dalam situasi (masalah) matematika dan tidak hanya
meminta jawaban tunggal.
• memberikan kesempatan untuk menilai proses-proses yang ada dalam
tugas.
• realistis, menarik dan merangsang berpikir.
• mewakili tujuan yang akan dinilai, sehingga generalisasinya dapat
digunakan untuk mengetahui unjuk kerja siswa.
• menekankan pada kedalaman materi daripada keluasannya dan
pengusaan daripada kecepatannya.
• lebih “open-ended” daripada terstruktur yang ketat.
• tidak algoritmis, yaitu tidak mempunyai satu alur yang jelas dalam
penyelesaiannya, khususnya nampak pada awal tugas.
• menimbulkan pertanyaan baru atau masalah lain.
Penggunaan Tugas Penilaian Unjuk kerja
Sebagai guru matematika, anda mungkin heran bagaimanakah
penggunaan tugas unjuk kerja itu. Anda mengetahui bahwa tugas yang
baik akan memakan waktu untuk membuatnya, sedang waktu anda
sangat sempit. Wah, anda pasti berpikir, “tugas-tugas di atas sangat baik
sekali, tetapi apakah saya mempunyai waktu untuk mengerjakan evaluasi
unjuk kerja itu?”.
Jawabannya dapat. Anda dapat mengerjakan evaluasi unjuk kerja,
ketika anda memeriksa jawaban siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
Tetapi, anda harus memodifikasi metode pengajaran yang lebih sedikit
33
4. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
berorientasi pada tugas. Anda mungkin perlu melibatkan siswa dalam
kelompok kecil untuk bekerja dan memberikan kesempatan mereka untuk
merencanakan pekerjaannya sendiri, seperti dalam proyek-proyek atau
portfolio. Berikutnya, anda mungkin akan perlu untuk mereduksi
kepercayaan anda terhadap tes kertas-pensil. Sehingga, bagaimanakah
seseorang memulai menggunakan tugas penilaian unjuk kerja? Pertama,
akan bijaksan bila memulainya secara perlahan dan teratur. Tidak perlu
menilai unjuk kerja siswa setiap hari atau tidak akan dikerjakan sama
sekali. Juga, tidak perlu semua materi pengajaran dievaluasi seperti ini.
Pemilihan topik-topik dan siswa-ssiwa akan menghasilkan penilaian
unjuk kerja yang efektif sesuai dengan tujuan-tujuan kunci yang ingin
dicapai.
Apakah nilai (grades) menunjukkan hasil penilaian tugas unjuk kerja?
Nilai (grades) di sekolah masih merupakan fakta hidup. Evaluasi
numerik dapat saja dibuat, sehingga nilai (grades) menunjukkan hasil
tugas penilaian unjuk kerja. Bagaimanapun, karena tujuan penilaian
unjuk kerja menilai pemahaman siswa, maka penilaian yang terbaik
adalah menggunakan komentar daripada nilai numerik (grades). Nilai
(grades) memberi kesan pada siswa bahwa pekerjaan itu telah selesai
dengan berhasil, sebagian atau tidak berhasil sama sekali. Komentar guru
dapat memberikan pandangan pada siswa bahwa ia mengetahui (paham)
dan merupakan dasar pekerjaan berikutnya. Tugas penilaian unjuk kerja
dan evaluasi guru, akan menyadarkan bahwa pembelajaran merupakan
proses yang berlanjut (kontinu) dan antar guru-siswa dapat terlibat
bekerjasama untuk mencapai tujuan umum.
Standar Unjuk Kerja
Dalam beberapa penilaian yang menginginkan apakah yang siswa
ketahui atau apa yang dapat dilakukannya, selalu muncul pertanyaan
34
5. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
“apakah standar yang digunakan untuk membandingkan unjuk kerja
siswa?”. Dalam tes tertulis, skor numerik membandingkan skor siswa satu
dengan siswa lainnya atau menetapkan standar baku. Sedang pada
penilaian unjuk kerja siswa, evaluasi terhadap hasil kerjanya
dibandingkan dengan tugas itu sendiri. Tujuan guru dalam menilai adalah
untuk melihat perkembangan intelektualnya atau kekurangannya. Dua hal
yang harus ada untuk kejadian ini: pertama, standar unjuk kerja harus
ditetapkan, dan kedua, tugas unjuk kerja harus ditulis sehingga dapat
dievaluasi menggunakan standar yang ditetapkan itu.
Guru dapat mengembangkan standar unjuk kerja sendiri untuk
menilai kualitas pekerjaan siswanya. Standar itu tidak harus mendetail,
tetapi dapat yang sederhana. Sebagai contoh, penilaian terhadap unjuk
kerja siswa dalam pemecahan masalah, dapat menggunakan tingkatan
berikut.
Tipe unjuk kerja : Pemecahan masalah
Tingkatan unjuk kerja : Kreatif, Substansial, Parsial, Tidak Satupun
(Rendah)
Pengembangan Tugas Penilaian Unjuk Kerja
Tugas penilaian unjuk kerja dapat singkat dan sederhana, seperti
mengajukan pertanyaan yang menantang berpikir siswa atau meminta
penjelasan siswa atau proyek yang mendalam atau investigasi yang
menunjukkan unjuk kerja siswa dalam menerapkan model-model
matematika untuk memecahkan masalah-masalah dunia nyata. Beberapa
tugas penilaian unjuk kerja, memerlukan kriteria-kriteria yang
didiskusikan pada awalnya, seperti kesesuaian dengan konteks, antara
lain apakah yang siswa pelajari dapat memberikan informasi bagi guru
untuk mengetahui apa yang siswa ketahui. Perancang terbaik dari tugas
unjuk kerja adalah guru itu sendiri. Guru mengetahui kekuatan dan
kelemahan siswanya dengan baik, sehingga mereka dapat merancang
35
6. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
tugas yang menyebabkan siswa mencurahkan pengetahuan barunya atau
pemahamannya yang mendalam.
Keuntungan Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja memberikan kesempatan siswa berkompetisi
dengan dirinya sendiri daripada dengan orang lain. Melalui penilaian
tersebut, siswa mendapat pemahaman yang nyata tentang apa yang
mereka ketahui dan apa yang dapat mereka kerjakan. Penilaian unjuk
kerja -tidak seperti tes tertulis- tidak memberikan ancaman. Sebab tidak
ada jawaban benar atau salah dan kenyataan penilaiannya dapat
mengatasi ketakutan siswa dalam belajar matematika.
Penilaian unjuk kerja tidak merupakan akhir dari penilaian itu
sendiri, tetapi menjadi bagian terpadu dari proses pengajaran dan
membantu untuk mengarahkan pengajaran selanjutnya. Melalui proses
penilaian ini siswa belajar tentang hasil-hasil kegiatan dan
pembelajarannya yang dinilai oleh guru.
Penilaian unjuk kerja membuat pembelajaran lebih relevan dengan
kehidupan siswa dan dunia nyata. Ini akan membantu guru-guru
memusatkan pada hasil-hasil pendidikan yang secara nyata penting, dan
bukan terisolasi pada informasi yang sedikit saja. Sebagai siswa, yang
sedang belajar, hal itu akan menjadikan mereka kompeten dalam
pemecahan masalah, yakin dengan kemampuannya dalam berpikir logis
dan dapat mengkomunikasikan ide-idenya dengan jelas. Mereka akan
mengakui bahwa mereka telah menerima pengajaran dan bahwa
pendidikan itu disediakan untuk kehidupan mereka.
Apakah yang seharusnya dilakukan pada penilaian unjuk kerja?
Pengenalan dan penggunaan tugas penilaian unjuk kerja dalam
matematika nampak berbeda dan merupakan hal baru bagi beberapa
guru, bahkan mungkin sedikit memaksa guru untuk menggunakan, dan
36
7. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
mengevaluasinya. Hali ini tidak berarti bahwa penilaian tersebut tidak
perlu diterapkan. Sebagian besar guru telah menggunakan tugas penilaian
unjuk kerja secara informal. Apa yang dilakukan agar penerapan tugas
penilaian unjuk kerja yang realistik dengan tes tertulis formal menjadi
lebih seimbang lagi? Dalam pemikiran tugas penilaian unjuk kerja siswa,
guru harus mengikuti petunjuk berikut dalam pikirannya. Penilaian unjuk
kerja dalam matematika harus:
• dikenalkan secara teratur dengan menggunakan beberapa tugas yang
sederhana, tetapi diperlukan.
• memusatkan pada tujuan proses dalam penalaran.
• digunakan pada semua tingkatan kelas.
• melibatkan perluasan dalam metodologi pengajaran matematika.
• tidak menjadi rumit (kompleks) dan sulit untuk mengimplementasi-
kannya.
• menjadi bagian yang terpadu dalam proses-proses penilaian.
• meminta guru untuk mendiskusikan tujuan pengajaran.
• mengarahkan pengembangan kumpulan tugas penilaian yang dise-
suaikan dengan kurikulum.
• mengarahkan pengembangan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi
tugas unjuk kerja.
• memberikan pemahaman yang realistis dan mendalam tentang apa
yang diketahui dan dilakukan siswa.
Evaluasi Hasil Tugas Penilaian Unjuk Kerja
Tugas penilaian unjuk kerja tidak dapat dievaluasi menggunakan
tes kertas-pensil. Tugas penilaian unjuk kerja melibatkan pemahaman
konsep-konsep matematika dan langkah-langkah (prosedurnya);
mengajarkan bagaimana merangsang pemikiran, sering “open ended” dan
jarang sekali mempunyai jawaban tunggal. Evaluasi dari tugas tersebut
37
8. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
melibatkan keputusan profesional dari guru dan biasanya lebih holistik
daripada analitis.
Evaluasi holistik artinya bahwa penilaian suatu hasil kerja siswa
harus secara menyeluruh. Evaluasi harus dilihat sebagai satu pandangan
dari bagian-bagian pekerjaan yang lengkap. Ini berlawanan, dengan
evaluasi analitis yang untuk menilai pekerjaan siswa dilihat dalam suatu
bagian-bagian, sebelum mengkombinasikan penilaian itu untuk mendapat
hasil penilaian secara keseluruhan.
Tahap awal dalam mengevaluasi tugas unjuk kerja adalah dengan
menetapkan suatu sistem untuk mendokumentasi (mengumpulkan) unjuk
kerja siswa. Rubrik skoring sering digunakan untuk menilai tugas unjuk
kerja siswa.
Pengembangan rubrik skoring untuk menilai tugas unjuk kerja
Rubrik skoring menggunakan kriteria-kriteria untuk menilai tugas
unjuk kerja siswa. Lihatlah rubrik umum penilaian pada halaman 9.
Perhatikan bahwa ketiga kolom bergerak dari kriteria umum tugas unjuk
kerja ke kriteria khusus. Rubrik yang digunakan memuat 4 skala peringkat
dari superior sampai tidak memuaskan. Skala itu dapat dimodifikasi
dengan mudah untuk menambahkan butir-butir penilaian yang sesuai
(layak). Rubrik harus menekankan penilaian pada tujuan proses dari
pengajaran yang sulit untuk dinilai dengan tes konvensional.
Siswa seharusnya mengetahui apa arti masing-masing tingkatan
(level) yang ada. Jadi kriteria unjuk kerja khusus harus berkaitan dengan
masing-masing tugas unjuk kerja yang diberikan pada siswa.
Ketika siswa telah menyelesaikan tugas unjuk kerjanya, hasilnya
dibandingkan dengan rubrik khusus dan diskor secara holistik menurut
tingkatan terbaik yang dicapainya. Komentar-komentar khusus dapat
ditambahkan pada kertas pekerjaan siswa atau pada referensi siswa
(semacam rapornya) nanti.
38
9. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
Rubrik Skoring Umum
Tingkatan (Level) Kriteria Umum Kriteria Khusus
3 Superior • Menunjukkan pemahaman yang lebih
terhadap konsep-konsep.
• Menggunakan strategi-strategi yang sesuai.
• Komputasinya benar
• Tulisan penjelasannya patut dicontoh.
• Diagram/tabel/grafiknya tepat (sesuai
dengan penerapannya)
• melebihi permintaan masalah yang
diinginkan.
2 Memuaskan • Menunjukkan pemahaman terhadap
dengan sedikit konsep-konsep.
kekurangan • Menggunakan strategi yang sesuai.
• Komputasi sebagaian besar benar.
• Tulisan penjelasannya efektif.
• Diagram/tabel/grafiknya sebagaian besar
tepat (sesuai dengan penerapannya)
• memenuhi semua permintaan masalah
yang diinginkan.
1 Cukup • Menunjukkan pemahaman terhadap
memuaskan sebagian besar konsep-konsep.
dengan banyak • Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
kekurangan • Komputasi sebagaian besar benar.
• Tulisan penjelasannya memuaskan.
• Diagram/tabel/grafiknya sebagaian besar
tepat (sesuai dengan penerapannya)
• memenuhi sebagian besar permintaan
masalah yang diinginkan.
0 Tidak • Menunjukkan sedikit atau tidak ada
memuaskan pemahaman terhadap konsep-konsep.
• Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
• Komputasi tidak benar.
• Tulisan penjelasannya tidak memuaskan.
• Diagram/tabel/grafiknya tidak tepat
(sesuai dengan penerapannya)
• Tidak memenuhi permintaan masalah yang
diinginkan.
Penilaian Unjuk Kerja
Perintah: Demonstrasikan pengetahuanmu dengan memberikan jawaban
yang jelas dan ringkas terhadap masing-masing masalah berikut. Gunakan
semua gambar-gambar yang relevan dan periksalah jawabanmu. Kamu
dapat menunjukan penyelesaianmu dengan lebih dari satu cara atau
menyelidikinya melebihi dari permintaan masalah yang ada.
39
10. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
1. Sebuah perencana proyek perumahan menyediakan sebuah lahan
taman untuk penghuninya. Lahan tersebut akan di tempatkan diluar
plot-plot taman masing-masing penghuni, seperti ditunjukkan dibawah
ini.
m
m ll
m
m m mpanjang m m m
a. Jelaskan bagaimana mencari faktor prima dari sebuah bilangan.
b. Carilah faktor prima dari 30 dan 24.
c. Carilah faktor dari 30 dan 24. Jelaskan tiap-tiap langkahnya.
d. Lahan taman itu akan dipagari. Sela antara tonggak-tonggak pagar
depan taman dan rumah sepanjang rumah-rumah tersebut
panjangnya sama. Dapatkah sela antara tonggak-tonggak tersebut
besarnya 3 m? Bagaimana kamu tahu?
e. Berapakah sela terpanjang antara tonggak-tonggak tersebut yang
dapat digunakan? Apakah itu disebut jarak?
f. Daftarlah kelipatan dari lebar dari setiap bagian ukuran.
g. Jika bagian belakang pagar lahan taman berbentuk lurus, berikan
sedikitnya dua kemungkinan lebar, l, lahan itu.
h. Berapakah lebar terpendek dari lahan taman itu? Jelaskan
alasannya.
i. Jika sela antara tonggak-tonggak pagar depan taman dan rumah
sepanjang rumah-rumah tersebut lebarnya sama. Berapakah sela
yang akan anda usulkan? Mengapa?
2. Jelaskan sekurang-kurangnya 2 cara untuk menyederhanakan 84 .
126
Kemudian sederhanakan.
40
11. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
Rubrik Skoring
Tingkatan (Level) Kriteria Khusus
3 Superior • Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap konsep-konsep
faktor, faktorisasi prima, faktor persekutuan terbesar, kelipatan
persekutuan terkecil dan penyederhanaan bentuk pecahan.
• Menggunakan strategi-strategi yang sesuai.
• Komputasinya benar
• Tulisan penjelasannya patut dicontoh.
• Diagram/tabel/grafiknya tepat (sesuai dengan penerapannya)
• melebihi permintaan masalah yang diinginkan.
2 Memuaskan • Menunjukkan pemahaman terhadap konsep-konsep faktor,
dengan sedikit faktorisasi prima, faktor persekutuan terbesar, kelipatan
kekurangan persekutuan terkecil dan penyederhanaan bentuk pecahan..
• Menggunakan strategi yang sesuai.
• Komputasi sebagian besar benar.
• Tulisan penjelasannya efektif.
• Diagram/tabel/grafiknya sebagaian besar tepat (sesuai dengan
penerapannya)
• memenuhi semua permintaan masalah yang diinginkan.
1 Cukup • Menunjukkan pemahaman terhadap sebagian besar konsep-konsep
memuaskan faktor, faktorisasi prima, faktor persekutuan terbesar, kelipatan
dengan banyak persekutuan terkecil dan penyederhanaan bentuk pecahan..
kekurangan • Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
• Komputasi sebagian besar benar.
• Tulisan penjelasannya memuaskan.
• Diagram/tabel/grafiknya sebagaian besar tepat (sesuai dengan
penerapannya)
• memenuhi sebagian besar permintaan masalah yang diinginkan.
0 Tidak • Menunjukkan sedikit atau tidak ada pemahaman terhadap konsep-
memuaskan konsep faktor, faktorisasi prima, faktor persekutuan terbesar,
kelipatan persekutuan terkecil dan penyederhanaan bentuk
pecahan..
• Tidak menggunakan strategi yang sesuai.
• Komputasi tidak benar.
• Tulisan penjelasannya tidak memuaskan.
• Diagram/tabel/grafiknya tidak tepat (sesuai dengan
penerapannya)
• Tidak memenuhi permintaan masalah yang diinginkan.
Rangkuman
1. Tujuan tugas penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apa yang
siswa ketahui dan apa yang mereka lakukan. Tugas tersebut harus
bermakna, autentik dan dapat mengukur penguasaan siswa.
41
12. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
2. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan ketika memeriksa jawaban
siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Tetapi, dalam pengajaran
harus dimodifikasi yang berorientasi pada tugas, dengan melibatkan
siswa dalam kelompok kecil dan memberikan kesempatan mereka
untuk merencanakan pekerjaannya sendiri, seperti dalam proyek-
proyek atau portfolio.
3. Dalam penilaian unjuk kerja, hasil kerja siswa dibandingkan dengan
tugas itu sendiri. Tujuan guru adalah untuk melihat perkembangan
intelektual atau kekurangannya. Guru dapat mengembangkan standar
unjuk kerja sendiri untuk menilai kualitas pekerjaan siswanya.
4. Keuntungan penilaian unjuk kerja adalah memberikan kesempatan
siswa berkompetisi dengan dirinya sendiri daripada dengan orang
lain, tidak memberikan ancaman dan bukan merupakan akhir dari
penilaian itu sendiri, membuat pembelajaran lebih relevan dengan
kehidupan siswa dan dunia nyata, terpadu dengan proses
pembelajaran, dan menjadikan siswa mampu atau terlatih untuk
memecahkan masalah yang berguna pada kehidupan mereka kelak.
5. Evaluasi hasil tugas penilaian unjuk kerja melibatkan pemahaman
konsep-konsep matematika dan langkah-langkah (prosedur),
mengajarkan bagaimana merangsang pemikiran, sering “open ended”
dan jarang sekali mempunyai jawaban tunggal. Evaluasi tugas tersebut
harus lebih holistik daripada analitis. Artinya penilian suatu hasil kerja
siswa harus secara menyeluruh.
Pertanyaan
1. Apakah penilaian unjuk kerja merupakan salah satu bentuk penilaian
alternatif? Jelaskan.
2. Dapatkah tes kertas-pensil dikelompokkan dalam tes untuk menilai
unjuk kerja siswa? Jelaskan.
42
13. Makalah Referensi dalam Overseas Fellowship Program Contextual Learning Materials development, Proyek Peningkatan Mutu
SLTP Jakarta oleh Direktorat SLTP Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional kerjasama dengan University of
washington College of education, UNESA Surabaya, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari – 8 Maret dan 8-30 April 2002 di
Surabaya
3. Dalam tugas penilaian unjuk kerja, tugas tersebut harus bermakna,
autentik dan dapat mengukur penguasaan siswa. Jelaskan maksud
pernyataan tersebut.
4. Tugas unjuk kerja harus lebih “open-ended” daripada terstruktur yang
ketat dan tidak algoritmis. Jelaskan maksud pernyataan tersebut dan
berilah contohnya.
5. Buatlah standar unjuk kerja sendiri untuk menilai kualitas pekerjaan
siswa sendiri dalam pemecahan masalah dan berikan contoh yang
sesuai.
6. Bagaimanakah seharusnya suatu penilaian unjuk kerja itu dalam
matematika? Jelaskan.
7. Apa beda evaluasi holistik dan evaluasi analitis itu? Jelaskan.
8. Apa keuntungan dan kelemahan dari penilaian unjuk kerja itu?
Jelaskan.
9. Buatlah satu contoh tugas unjuk kerja dan rubrik skoringnya.
43