SlideShare a Scribd company logo
TUGAS BASIS DATA
“TUGAS 1 PAPER REVIEW MATERI 1 SAMPAI 10”
Disusun oleh :
NAMA : RAHMAT ABRIANDRA
NIM : 150401138
REGA2-BASIS DATA
DOSEN PENGAMPU: HARUN MUKHTAR, S.KOM, M.KOM
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2017/2018
MATERI 1 : STUDI PERPUSTAKAAN
1. Definisi studi kepustakaan
Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan
studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporanyang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan, (Nazir,1988:111).
2. Manfaat Penyusunan Studi Kepustakaan
Banyak manfaat dalam penyusunan studi kepustakaan. Adapun manfaat
Studi kepustakaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan kerangka konsepsi atau teori untuk penelitian yang
direncanakan.
2. Menyediakan informasi tentang penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
3. Menjadikan landasan teori yang merupakan pedoman bagi
pendekatan pemecahan masalah dan pemikiran untuk perumusan
hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.
4. Memberi rasa percaya diri bagi peneliti, karena melalui kajian pustaka
semua konstruksi yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia.
5. Memberi informasi tentang metode-metode, populasi dan sampel,
instrumen, dan analisis data yang digunakan pada penelitian yang
dilakukan sebelumnya.
6. Membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor,
indikator, variabel dan parameter penelitian yang tercermin di dalam
masalah-masalah yang ingin dipecahkan.
7. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang
akan diteliti.
8. Memanfaatkan informasi dari suatu makalah yang diperlukan bagi
penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau sasaran
penelitiannya. Sekurang-kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan,
data dan metode, analisis dan hasil utama penelitian. (Mahsun : 2011)
9.
3. Jenis-jenis studi kepustakaan
a. berdasarkan bentuk pustaka, dibedakan atas:
Gambar 2.1 Bentuk Pustaka
b. berdasarkan isi pustaka, dibedakan atas:
Gambar 2.2 Isi Pustaka
4. Cara Memilih Sumber Yang Relevan
Melalui sumber-sumber penelitian yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya, peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat
Isi Pustaka
Sumber
Primer
Sumber
Sekunder
 Laporan Penelitian
 Karangan Ilmiah
 Skripsi
 Tesis
 Disertasi
 Jurnal
 Ensiklopedia
 Buku-buku
Pedoman
 Ketetapan-
ketetapan
 Indeks
 Abstrak
 Text book
Bentuk
Pustaka
Sumber
Tertulis
Sumber Tidak
Tertulis
 Buku
 Surat Kabar
 Majalah
 Jurnal
 Film
 Slide
 Manuskrip
 Relief
dalam waktu yang singkat. Namun, dalam melaksanakan kegiatan studi
kepustakaan, sebaiknya digunakan sumber kepustakaan primer yang
informasinya lebih otentik. Namun bahan kepustakaan primer yang relevan
dengan masalah peneliti tidak selalu ada, atau karena waktu yang terbatas
sulit untuk diperoleh. Bila hal ini terjadi, peneliti terpaksa menggunakan bahan
kepustakaan sekunder. Untuk itu, perlu dipertimbangkan adanya bias dari
penulisnya, sebab informasi ini tidak berasal dari sumbernya langsung.
Beberapa sumber kepustakaan yang biasanya ada di perpustakaan
perguruan tinggi adalah sebagai berikut :
1. Ensiklopedi yang memuat sumber referensi yang lengkap.
Bila akan mencari informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat
membaca ensiklopedi umum (general encyclopedia), sedangkan untuk
yang lebih khusus dapat dicari dalam subject encyclopedia.
2. Buku-buku teks dan referensi yang berisikan pengetahuan tentang
berbagai bidang studi.
3. Direktori dan buku pegangan yang memuat alamat dan data lainnya serta
pedoman untuk mengerjakan sesuatu.
4. Laporan hasil-hasil penelitian yang merupakan hasil penelitian baru atau
merupakan kelanjutan penelitian sebelumnya.
5. Tesis, skripsi dan disertasi yang merupakan karya tulis yang biasanya
berkaitan dengan suatu penelitian atau penemuan baru.
6. Abstrak yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi.
7. Majalah, jurnal dan surat kabar yang memuat artikel-artikel yang relevan
dengan masalah.
8. Biografi yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan
tanggal lahir, pendidikan, dan sebagainya.
9. Indeks yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis.
(Mahsun : 2011)
5. Hal-hal yang terdapat dalam studi kepustakaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan harus terdapat di dalamnya,
yaitu sebagai berikut :
a. Nama pencetus teori.
b. Tahun dan tempat pertama kali.
c. Uraian ilmiah teori.
d. Relevansi teori tersebut dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan
atau target penelitian.
6. Hal-hal yang terdapat dalam studi kepustakaan
Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan
menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan
kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian.
Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka
menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut :
1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk
mencari materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bias
didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literature
(literature map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi
bibliografi secara lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literature
sesuai dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel
penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis
berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan
dengan topik dan variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik
penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan
orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di
banding dengan literatur yang sudah ada.
MATERI 2 : TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Pengertian Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi
penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut
suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-
simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan,
obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
2. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti
melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut
observer yang diamati disebut observer.
Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Observasi Partisipan
Observasi partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan
observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang
diobservas (Supardi, 2006). Dalam observasi ini, peneliti secara langsung
terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati
sebagai sumber data.
b. Observasi Non Partisipan
Merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam
kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan
sebagai pengamat (Margono, 2005 : 161-162). Berlawanan dengan
participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang
sedang diamati.
c. Focus Group Discussion
FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri
khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya
(wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah
FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus
Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu
menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD.
Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik,
sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. Komunikasi hanya berlangsung
antara moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu
moderator ke informan B, informan B ke moderator, dan seterusnya.
Kondisi idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator,
disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh
informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan E, dan
akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu sangat
interaktif, hidup, dinamis.
d. Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket
berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon
oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk
memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Jenis – jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
1. Angket langsung : informasi tentang dirinya sendiri.
2. Angket tidak langsung : informasi tentang orang lain.
Perbedaan wawancara dengan percakapan sehari – hari meliputi hal – hal
berikut :
1. Pertanyaan tertutup : Alternatif jawaban sudah disediakan, responden tinggal
memilih.
2. Pertanyaan terbuka : Alternatif jawaban tidak disediakan, responden bebas
memberikan jawaban.
Langkah penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
1. Menentukan variabel yang akan dipergunakan.
2. Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
3. Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
e. Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati
mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38)
seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti
sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian
lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan
arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat
negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya.
Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam
pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan
atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau
arkeologis.
f. Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling
umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi
yang dapat digunakan. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti
melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data.
1. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini
mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha
menggunakan berbagai sumber yang ada.
2. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data
maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat
diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan
dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang
memiliki pengetahuan yang mencukupi.
3. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data
sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo,
2006: 93).
4. Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji
(Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis
triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan
keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu
menghasilkan simpulan yang mantap.
g. Teknik Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya
atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta
bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur. Dilihat dari prosedur wawancara,
metode wawancara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Wawancara bebas
Wawancara bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak
secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari
fokus penelitian dan interviewer orang yang diwawancari (Supardi, 2006 :
100).
2. Wawancara terpimpin
Wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok
wawancara terpimpin adalah bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi,
bukan saja sebagai pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian
yang telah dipersiapkan, serta data pedoman yang memimpin jalannya tanya
jawab (Supardi, 2006 : 100).
3. Wawancara bebas terpimpin
Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara
bebas dengan terpimpin (Supardi, 2006 :100). Jadi pewawancara hanya
membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses
wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai
mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang.
Jenis- jenis wawancara, yaitu :
1. Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
a. Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
b. Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah
pertanyaan baru
c. Bisa membaca isyarat non verbal
d. Bisa memperoleh data yang banyak
2. Wawancara via phone
Kelebihan :
a. Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
b. Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
c. Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka).
Kelemahan :
a. Isyarat non verbal tidak bisa dibaca.
b. Wawancara harus diusahakan singkat.
c. Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak
terdaftar pun dihilangkan dari sampel.
MATERI 3 : NORMALISASI
1. Definisi Normalisasi
Menurut Abdul Kadir (2009) Normalisasi adalah suatu proses yang
digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam
sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik.
Menurut Kusrini (2007:40) “normalisasi merupakan cara pendekatan
dalam membangun desain logika basis data relasional yang tidak
secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan
sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel
yang normal.”
Sedangkan dalam tujuan penggunaan normalisasi menurut Frieyadie
(2010:1) “Normalisasi bertujuan untuk mengurangi ketidak normalan
rancangan tabel yang redudansi atau memiliki struktur atau nilai ganda.”
2. Manfaat dari normalisasi
• Untuk menghilangkan kerangkapan data
• Untuk mengurangi kompleksitas
• Untuk mempermudah pemodifikasian data
3. Tujuan dari normalisasi
o Untuk menghilangkan kerangkapan data
o Untuk mengurangi kompleksitas
o Untuk mempermudah pemodifikasian data
4. Normalisasi Database
Di bawah ini adalah contoh tabel yang masih dalam bentuk tidak normal.
Tabel 1.1
Dari contoh tabel di atas, apabila kita mencoba menyimpannya ke dalam database,
maka akan terlihat seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1.2
Dari tabel 1.2 terdapat beberapa kolom yang datanya kosong (NULL), itu
karena ada dua orang karyawan (Haniif Fii Sabiilillah dan Andri Setiawan) yang
bekerja pada dua perusahaan.
Untuk mengatasi beberapa kolom yang datanya kosong, mari kita coba satukan saja
data perusahaan pada dua orang karyawan tersebut, maka akan terlihat seperti
tabel di bawah ini.
Tabel 1.3
Permasalahan data kosong (NULL) sudah teratasi, akan tetapi menyebabkan
permasalahan baru, yaitu pada kolom kode_perusahaan, nama_perusahaan,
kategori_perusahaan dan deskripsi_perusahaan. Yang mana pada kolom tersebut
bukan hanya menyimpan nilai satu buah data saja, tetapi berisi beberapa data atau
yang dikenal juga dengan sebutan group berulang. Tentunya hal ini tidak baik dalam
sebuah desain database, karena idealnya sebuah kolom hanya berisi satu buah nilai
saja, bukan beberapa nilai.
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan desain database di atas kita dapat
menggunakan normalisasi.
5. Normalisasi Pertama
Sebuah tabel supaya dapat menjadi sebuah bentuk normalisasi
pertama, apabila memenuhi syarat berikut ini.
a. Tidak terdapat group berulang.
b. Harus mendefinisikan sebuah key (kunci) pada sebuah kolom.
c. Semua kolom yang ada atau bukan kolom primary key harus bergantung
pada kolom primary key (kunci utama).
Silahkan perhatikan kembali tabel 1.3, kita akan ubah struktur desain yang ada di
dalamnya supaya memenuhi syarat dari normalisasi pertama.
Untuk mengatasi group berulang kita akan membuatkan record baru, maka akan
terlihat seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1.4
Untuk permasalahan group berulang sudah terselesaikan. Syarat selanjutnya
adalah harus mendefinisakan sebuah key. Nah, kira-kira kolom mana yang cocok
untuk dijadikan primary key (kunci utama)?. Ya, kolom yang cocok untuk dijadikan
primary key adalah kolom nik, karena hampir semua kolom yang ada pada tabel di
atas bergantung terhadap kolom ini dibandingkan dengan kolom lainnya seperti
kode_perusahaan, karena hanya beberapa kolom yang bergantung kepada kolom
ini seperti nama_perusahaan, kategori perusahaan dan deskripsi_perusahaan.
Sedangkan kolom lainnya seperti nama, alamat dan kota tidak bergantung pada
kolom ini.
2. Normalisasi Kedua
Sebuah tabel supaya dapat menjadi sebuah bentuk normalisasi kedua, apabila
memenuhi syarat di bawah ini.
a. Sudah memenuhi syarat dari normalisasi pertama.
b. Tidak boleh terdapat ketergantungan parsial, maksudnya kolom-kolom yang
bukan key (kunci) harus bergantung sepenuhnya kepada kolom primary key.
Silahkan perhatikan tabel 1.4, pada tabel tersebut terdapat ketergantungan
parsial di mana kolom nama_perusahaan, kategori_perusahaan dan
deskripsi_perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada kolom nik, tetapi memiliki
ketergantungan juga pada kolom kode_perusahaan. Agar syarat dari normalisasi
kedua ini terpenuhi, maka kita harus memecah tabel di atas menjadi beberapa
bagian.
Tabel 1.5
Pada tabel 1.5 sudah tidak terdapat ketergantungan parsial. Dengan struktur seperti
itu kita telah meminimalisir terjadinya redudansi data. Redudansi data hanya terjadi
pada tabel pekerjaan.
3. Normalisasi Ketiga
Sebuah tabel supaya dapat menjadi sebuah bentuk normalisasi ketiga, apabila
memenuhi syarat di bawah ini.
a. Sudah memenuhi syarat pada normalisasi kedua.
b. Tidak boleh terdapat ketergantungan transitif, maksudnya kolom-kolom yang
bukan key (kunci) tidak boleh bergantung pada kolom yang bukan primary
key.
Silahkan perhatikan tabel 1.5, pada tabel tersebut tepatnya pada tabel
perusahaan terdapat ketergantungan transitif di mana kolom deskripsi_perusahaan
sangat bergantung pada kolom kategori_perusahaan, yang mana kolom ini bukan
primary key (kunci utama). Agar syarat dari normalisaasi ketiga ini terpenuhi, maka
kita harus memecah tabel perusahaan menjadi beberapa bagian.
Tabel 1.6
Dari proses normalisasi di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya ketergantungan terhadap sebuah
kolom dalam sebuah tabel seperti ketergantungan parsial dan ketergantungan
transitif. Idealnya sebuah tabel hanya memiliki ketergantungan pada sebuah kolom
yang merupakan primary key (kunci utama)
MATERI 4 : PERENCANAAN BASISDATA DENGAN MODEL ERD (Entity
Relationship Diagram)
1. Perancangan Database
Perancangan database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan
data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan system, adapun tujuan
dari perancangan database ialah (dinus.ac.id) :
1. Untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan – kebutuhan user
secara khusus dan aplikasi – aplikasinya
2. Memudahkan pengertian struktur informasi
3. Mendukung kebutuhan – kebutuhan pemrosesan dan beberapa objek
penampilan (response time, processing time, dan storage space)
2. Proses Perancangan database
Dalam proses perancangan database memiliki 6 faseyaitu;
1. Pengumpulan data dananalisis
2. Perancangan database secarakonseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan database secaralogika (data model mapping)
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi system database
3. Entitas
Penggunaan key merupakan cara untuk membedakan suatu entitas didalam
himpunan entitas dengan entitas lain. Key dipilih karena unik, untuk setiap entitas
sehingga bisa di bedakan dari entitas yang lain. Kita bisa mendefinisikan key
sebagai satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua
row dalam relasi secara unik.
Ada 3 macam key:
1.Super Key
Superkey yaitu satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) yang dapat
membedakan satiap baris data dalam sebuah relasi secara unik.
Contoh super key yaitu :
Nim, nama, alamat, kota
Nim, nama, alamat
Nim, nama
Nim
2.Candidat Key
Kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris data
dalam sebuah relasi secara unik
Contoh : Nim
3.Primary Key
Primary key merupakan salah satu dari candidate key yang terpilih. Alasan
pemilihan primary key :
a. Lebih sering di jadikan acuan
b. Lebih ringkas
c. Jaminan keunikan key lebih baik
Contoh dari primary key adalah Nim.
Jika sebuah primary key terhubung ke table/entity lain, maka keberadaan
primary key pada entity tersebut di sebut sebagai foreign key ( kunci tamu ).
Misal : Primary Key Kode Dosen dari entity Dosen digunakan juga pada
field entity KRS, maka keberadaan field Kode Dosen pada entity KRS disebut
sebagai foreign key.
Dalam ERD, hubungan (relasi) dapat terdiri dari sejumlah entitas yang disebut
dengan derajad relasi. Derajad relasi maksimum disebut dengan kardinalitas
sedangkan derajad minimum disebut dengan modalitas.
Jadi kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat
berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain.
Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B)
dapat berupa :
a. Satu ke satu (one to one/ 1-1)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan paling
banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.
Kardinalitas 1 to 1
b. Satu ke banyak (one to many/ 1- N ) / N-1
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya. Atau Setiap entitas
pada himpunan entitas A hanya dapat berelasi dengan satu entitas pada
himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.
Kardinalitas 1 to n
c. Banyak ke banyak (many to many/ N –N)
Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.
kardinalitas n to n
4. Studi Kasus Tahapan Cara Membuat ERD
Berikut ini adalah contoh tahapan dalam membuat ERD pada Sistem Informasi
Akademik.
Tahap 1: Penentuan Entities
1. entitas erd
Tahap 2 : Penentuan Atribut
2. Mahasiswa
nim: nomor induk mahasiswa (integer) PK
nama_mhs: nama lengkap mahasiswa (string)
alamat_mhs: alamat lengkap mahasiswa (string)
3. Dosen:
nip: nomor induk pegawai (integer) PK
nama_dosen: nama lengkap dosen (string)
alamat_dosen: alamat lengkap dosen (string)
4. Mata_kuliah:
kode_mk: kode untuk mata kuliah (integer) PK
nama_mk: nama lengkap mata kuliah (string)
deskripsi_mk: deskripsi singkat mengenai mata kuliah (string)
5. Ruang:
kode_ruang: kode untuk ruang kelas (string) PK
lokasi_ruang: deskripsi singkat mengenai lokasi ruang kelas (string)
kapasitas_ruang: banyaknya mahasiswa yang dapat ditampung (integer)
atribut entitas
Tahap 3 : Penentuan Kardinalitas Relasi
kardinalitas relasi
Hubungan :
a. ruang digunakan untuk mata_kuliah:
Tabel utama: ruang
Tabel kedua: mata_kuliah
Relationship: One-to-one (1:1)
Attribute penghubung: kode_ruang (FK kode_ruang di mata_kuliah)
b. dosen mengajar mata_kuliah:
Tabel utama: dosen
Tabel kedua: mata_kuliah
Relationship: One-to-many (1:n)
Attribute penghubung: nip (FK nip di mata_kuliah)
c. dosen membimbing mahasiswa:
Tabel utama: dosen
Tabel kedua: mahasiswa
Relationship: One-to-many (1:n)
Attribute penghubung: nip (FK nip di mahasiswa)
d. mahasiswa mengambil mata_kuliah:
Tabel utama: mahasiswa, mata_kuliah
Tabel kedua: mhs_ambil_mk
Relationship: Many-to-many (m:n)
Attribute penghubung: nim, kode_mk (FK nim, kode_mk di
mhs_ambil_mk)
MATERI 5 : 8 ATURAN EMAS DALAM INTERAKSI MANUSIA DENGAN
KOMPUTER
1. PENGERTIAN INTERAKSI MANUSIA DENGAN KOMPUTER
Menurut Ben Shneiderman (1997) Interaksi Manusi dan Komputer
(Human Computer Interaction) adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan
perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk
digunakan oleh manusia, serta studi fenomena-fenomena besar yang
berhubungan dengannya.
2. 8 ATURAN EMAS DALAM INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
Ada beberapa aturan mendasar untuk membuat sebuah antarmuka yang
baik bagi pengguna. Menurut Shneiderman dan plaisant (2010), aturan
mendasar tersebut dikategorikan menjadi delapan aturan atau yang sering
disebut dengan delapan aturan emas, yaitu : [1][7]
a. Mempertahankan Konsistensi (Strive For Consistency), ada begitu banyak
bentuk konsistensi, seperti misalnya runtutan konsistensi dari tindakan yang
diperlukan dalam situasi yang sama, promt yang digunakan harus identik
terminologinya, konsistensi desain pada menu, layar, dan warna, atau
konsistensi pada tata letak layout, font dan lain sebagainya. Aturan
mempertahankan konsistensi ini merupakan aturan yang paling sering
dilanggar dikarenakan terlalu banyaknya aturan konsisten yang harus benar-
benar diperhatikan.
b. Memenuhi Kegunaan Yang Umum (Enable Frequent Users To Use
Shortcuts), pada aturan ini yang diperhatikan adalah bagaimana mengenali
kebutuhan pengguna yang beragam jenisnya. Kebutuhan pengguna yang
beragam tersebut kemudian diklasifikasikan dengan kegunaan umum, seperti
misalnya pengklasifikasian pengguna pemula dan ahli, usia, kebutuhan
pengguna khusus (cacat) dan lain sebagainya.
c. Memberikan Umpan Balik Yang Informatif (Offer Informative Feedback),
aturan ini mengharuskan antarmuka yang baik dapat memberikan umpan
balik yang informatif, dimana setiap kali pengguna melakukan tindakan
kepada antarmuka, antarmuka tersebut harus langsung memberikan umpan
balik kepada pengguna. Aturan ini juga mengharuskan antarmuka yang
diciptakan harus dapat mempresentasikan visual dari objek yang menarik
sehingga dapat membuat pengguna nyaman dalam berinterkasi dengan
antarmuka tersebut.
d. Merancang Dialog Penutup (Design Dialogue To Yield Closure), pada aturan
ini antarmuka yang dirancang harus memiliki urutan tindakan, seperti
misalnya bagian awal (dapat berupa splash screen atau petunjuk
penggunaan), bagian tengah (isi antarmuka) dan bagian akhir.
e. Memberikan Penanganan Kesalahan Yang Sederhana (Prevent Errors),
aturan ini mengharuskan antarmuka yang dirancang bisa meminimalisir
kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pengguna, sehingga pengguna tidak
melakukan tindkaan kesalahan yang besar, seperti misalnya item dari menu
grayout yang mungkin tidak tepat dan tidak dapat mengakses karakter abjad
dientri pada bidang numerik. Antarmuka harus bisa mendeteksi kesalahan
dan memberikan intruksi sederhana jika pengguna melakukan kesalahan.
Seperti misalnya, pengguna tidak perlu mengetikkan ulang bentuk nama atau
alamat secara keseluruhan jika pengguna meng-input kode pos yang tidak
valid, melainkan pengguna dibimbing untuk memperbaiki bagian yang salah
saja.
f. Memberikan Kemudahan Untuk Kembali Ke Tindakan Sebelumnya (Permit
Easy Reversal Of Action), pada aturan ini antarmuka harus sebisa mungkin
dirancang untuk bisa kembali pada tindakan sebelumnya, sehingga akan
mengurangi tingkat kecemasan dari pengguna jika pengguna tersebut
melakukan kesalahan. Pengguna yang terlanjur melakukan kesalahan dapat
dengan leluasa kembali ke tindakan sebelumnya, hal ini akan memberikan
efek nyaman kepada pengguna dalam berinteraksi dengan antarmuka.
g. Mendukung Pusat Kendali Internal (Support Internal Locus Of Control), aturan
ini ini mengharuskan operator yang berpengalaman yang bertanggungjawab
atas antarmuka yang merespon tindakan mereka.
h. Mengurangi Beban Ingatan Jangka Pendek (Reduce Short-Term Memory
Load), pada aturan ini layout yang dibuat harus tampil sederhana, hal ini
dikarenakan manusia memiliki keterbatasan dalam pemrosesan informasi
dalam memori jangka pendek (dimana aturan praktisnya manusia hanya
dapat mengingat tujuh plus atau minus dua potongan dari informasi atau yang
lebih dikenal dengan istilah “seven plus or minus two chunks of information”).
MATERI 6 : TEORI ANALISIS PROSES BISNIS
1.Pengertian Analisis Proses Bisnis
Analisis proses bisnis adalah sebuah analisis dan pemodelan proses bisnis
untuk perbaikan dan otomatisasi. Analisis proses bisnis digunakan untuk
meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Menurut Andersen (2007, p.3) peningkatan
kinerja di perlukan karena alasan sebagai berikut :
a. Banyak isu baik eksternal maupun internal yang menyebabkan perlunya di
lakukan improvement.
1. Performance level pada semua proses mempunyai tendensi menurun, di
perlukan perawatan ( maintenance) untuk mengembalikan pada kondisi
standar.
2. Jika perusahaan tidak melakukan peningkatan (improvement), akan
mengalami kekalahan persaiangan dengan para competitor.
3. Konsumen semakin banyak harapan yang di tujukan pada perusahaan
perlu memanjakan konsumen sehingga memberikan pelayanan yang
melebihi harapan. Untuk itu perusahaan harus melakukan terobosan
(breakthrough).
b. Perusahaan pada umunya melakukan continuous improvement dalam
menjaga performance level, dan kadang-kadang melakukan breaktrough.
Tanpa usaha pemeliharaan dan perbaikan, kinerja perusahaan akan
menurun.
2. Alasan Organisasi Melakukan Analisa Proses Bisnis
Sebagaimana dijelaskan dalam pengertian analisa proses bisnis dan hubungan
antara analisa proses bisnis dengan rekayasa ulang proses bisnis, maka alasan
suatu perusahaan dalam melakukan analisa proses bisnis sangatlah tergantung
pada alasan Perusahaan melakukan rekayasa ulang proses bisnis yaitu:
1. Untuk memperkuat posisi Perusahaan
2. Untuk mengantisipasi masalah
3. Untuk mengatasi kelemahan Perusahaan
3.Spesifikasi Untuk Suksesnya Analisis Proses Bisnis
Analisa proses bisnis yang sukses harus mengandung spesifikasi sebagai berikut:
1. Analisa proses bisnis harus dimulai dengan mengembangkan suatu
pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan strategi perusahaan.
2. Pertimbangan untuk memberikan kepuasan pada konsumen sebagai tujuan
dibelakang tujuan dan strategi perusahaan.
3. Menitik beratkan pada proses bisnis diatas fungsi bisnis dan menselaraskan
antara proses dan tujuan perusahaan.
4. Identifikasikan proses nilai tambah dan proses pendukungnya yang akan
memberikan kontribusi terhadap nilai.
5. Menggunakan tehnik dan alat manajemen yang tersedia dan yang sudah
proven dengan sebaik-baiknya untuk memastikan kualitas dari informasi yang
digunakan dan deliverables-nya.
6. Memberikan analisa terhadap operasi yang sedang berjalan dan
mengidentifikasi proses yang tidak memberikan nilai tambah.
7. Mengembangkan terobosan baru bagi suatu kerangka berpikir dan visi yang
berani untuk melakukan perubahan yang radikal daripada melakukan
perubahan yang bertahap.
8. Mempertimbangkan solusi dimana karyawan dikembangkan dan diperkuat
dan teknologi sebagai dasar untuk mengimplementasikan perubahan.
9. Menyajikan suatu masalah bisnis secara lengkap dan memberikan informasi
dan argumen yang meyakinkan untuk pengambilan keputusan.
10.Mengembangkan suatu rencana implementasi yang dapat dilakukan yang
berisi spesifikasi tugas, sumber daya , jangka waktu dan persetujuan.
4. Analisa Proses Bisnis Strategis Dan Taktis
Keputusan untuk melakukan analisa proses bisnis dalam rangka melakukan
rekayasa ulang proses bisnis bisa merupakan keputusan strategis dan atau
keputusan taktis Perusahaan.
Kegiatan untuk melakukan analisa proses bisnis dalam rangka rekayasa ulang
proses bisnis pada intinya merupakan kegiatan untuk merancang kembali proses
yang berada pada area “strategic context”. Strategic context dalam hal ini
mempunyai tiga komponen kunci yaitu:
1. Kemampuan yang distinctive dari suatu bisnis
2. Segmen atau pasar untuk bisnis tersebut
3. Keunggulan kompetitifnya yang bertahan lama.
Kemampuan yang distinctive dari suatu bisnis bila diaplikasikan pada segmen dan
pasarnya akan memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis tersebut untuk
bertahan terus dalam persaingan dan bertahan dalam eksistensinya.
Faktor kritis untuk suksesnya analisa proses bisnis yang bersifat taktis adalah:
1. Mengetahui secara jelas situasi bisnis dimana suatu organisasi berada dan
masalah yang dihadapi
2. Apa yang bisa menambah nilai pada bisnis
3. Apa yang mempengaruhi hirarki manajemen
4. Bagaimana melakukan diagnosa terhadap bisnis operasi kita
5. Bagaimana menggunakan teknik dan peralatan yang sangat esensial
6. Bagaimana secara sukses dapat memanage perubahan.
MATERI 7 : KONSEP PENJUALAN
1. Pengertian konsep penjualan
konsep penjualan menurut M. Taufiq Amirdalam buku “Dinamika
Pemasaran” menyatakan bahwa:
“Konsep ini menjelaskan bahwa sudah banyak produsen yang
menawarkan berbagai variasi produk di pasaran.Konsumen mempunyai
banyak pilihan, dan mereka dengan mudah memilih prosedur yang
berbeda.Dengan situasi seperti ini, pemasar tidak akan berhasil
memasarkan produknya jika penjual tidak agresif, konsumen tidak akan
bergeming”.
2. Jenis Transaksi Penjualan
Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan dalam
bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penjualan Tunai
Adalah penjualan yang bersifat cash dan carrypada umumnya terjadi secara
kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap
kontan.
b. Penjualan Kredit
Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
c. Penjualan Tender
Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk
memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.
d. Penjualan Ekspor
Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang
mengimpor barang tersebut.
e. Penjualan Konsinyasi
Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga
sebagai penjual.
f. Penjualan Grosir
Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui
pedagang grosir atau eceran.
Dari uraian diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan
yang terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan
konsinyasi, penjualan ekspor, serta penjualan grosir.
3. Fungsi Dan Tujuan Penjualan
Fungsi penjualan meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk
merealisasikan penjualan seperti :
a. Menciptakan permintaan
b. Mencari pembeli
c. Memberikan saran-saran
d. Membicarakan syarat-syarat penjualan
e. Memindahkan hak milik
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan yaitu mendapatkan laba
tertentu (semaksimal mungkin), dan mempertahankan atau bahkan berusaha
meningkatkannya untuk jangka waktu yang lama. Tujuan tersebut dapat direalisasi
apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang telah direncanakan.
Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan, yaitu :
a. Mencapai volume penjualan tertentu
b. Mendapatkan laba tertentu
c. Menunjang pertumbuhan perusahaan
4. Faktor yang mempengaruhi penjualan
Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat
meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha dalam buku “Manajemen
Penjualan” antara lain sebagai berikut:
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah
penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari
tenaga penjual adalah:
a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan
b. Harga produk atau jasa
c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman
2. Kondisi Pasar
Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
3. Modal
Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang
dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh
bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang
yang ahli dibidang penjualan.
5. Faktor-faktor lain
Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian
hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya
faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.
MATERI 8 : PERSEDIAAN
1. PENGERTIAN PERSEDIAAN
Persediaan adalah asset yang tersedia untuk dijual dalam proses bisnis biasa atau
aset yang ada dalam proses produksi untuk dijual kembali , atau asset dalam bentuk
material atau bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi.Aset disini dapat
berbentuk barang atau jasa. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri atas :
 Persediaan produk jadi
 Persediaan produk dalam proses
 Persediaan bahan baku
 Persediaan bahan penolong
 Persediaan bahan habis pakai pabrik
 Persediaan suku cadang
Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri atas 1 golongan, yaitu
persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan
dijual kembali. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan
baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik , dan
persediaan suku cadang , bersangkutan dengan transaksi internal perusahaan dan
transaksi yang menyangkut pihak luar perusahaan ( penjualan dan Pembelian )
System persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang
disimpan digudang. System ini berkaitan erat dengan system penjualan, system
retur penjualan,system pembelian, system retur pembelian ,dan system akutansi
biaya produksi. Suatu perusahaan harus memiliki jumlah persediaan yang cukup
untuk memenuhi permintaan pelanggan dan kebutuhan operasinya. Namun pada
saat yang sama, kelebihan jumlah persediaan mengakibatkan terikatnya dana.
Persediaan sangat penting karena tanpa persediaan para pengusaha akan
dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat
memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan barang atau jasa yang
dihasilkan. Persediaan dikatakan sangat penting bagi perusahaan, karena
persediaan berguna untuk :
 Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya batan.
 Menghilangkan risiko dari produk yang dipersan tidak bagus atau rusak
 Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran
arus produksi
 Memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik-baiknya, dimana jeinginan
langganan pada setiap waktu dapat terpenuhi atau memberi jaminan tetap
tersedianya barang tersebut
2. Faktor Biaya Persediaan
Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran
produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat.Dalam hal ini
perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan optimal,sehingga di satu
sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan pada sisi lain perusahaan dapat
memperoleh keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi setiap permintaan
yang datang. Karena persediaan yang kurang akan sama tidak baiknya dengan
persediaan yang berlebihan, sebab kondisi keduanya memiliki beban dan akibat
masing-masing. Bila persediaan kurang, maka perusahaan tidak akan dapat
memenuhi semua permintaan sehingga akibatnya pelanggan akan kecewa dan
beralih ke perusahaan lainnya.
Sebaliknya, bila persediaan berlebih, ada beberapa beban yang harus ditangung,
yaitu :
1. Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang disimpan
maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.
2. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang maka
risiko kerusakan barang semakin tinggi.
3. Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan “out of
date” atau ketinggalan jaman.
3. Tujuan Pengelolaan Persediaan
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu
memiliki tujuan-tujuan tertentu.Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah
untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh
penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut.Hal inilah yang dianggap
penting untuk dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat menunjukkan
tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas
produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis.Dengan
demikian yang dimaksud dengan pengelolaan persediaan adalah“Kegiatan dalam
memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku dan penolong) yang tepat, dengan
jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan
dengan kebutuhan atau permintaan”. Dari pengertian tersebut, maka tujuan
pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan
cepat (memuaskan konsumen).
2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan
tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan :
 Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka
sehingga sulit untuk diperoleh.
 Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang
dipesan.
3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan
laba perusahaan.
4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena
dapat mengakibatkan biaya menjadi besar.
5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-
besaran, karena mengakibatkan biaya menjadi besar.
4. Faktor yang Menentukan Persediaan
Yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah bagaimana menentukan persediaan
yang optimal, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya persediaan. Sebenarnya perlu dibedakan antara persediaan bahan baku
dan bahan jadi, namun yang dimaksud dengan persediaan dalam kaitannya dengan
kegiatan produksi adalah bahan baku dan penolong. Besar kecilnya persediaan
bahan baku dan bahan penolong dipengaruhi oleh faktor :
1. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyakjumlah bahan
baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan
baku.
2. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku
yang tinggi dan sebaliknya.
3. Sifat bahan baku, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan lama
(undurable good).
Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat tahan lama, maka tidak ada
salahnya menyimpannya dalam jumlah besar. Agar kontinuitas produksi tetap
terjaga, maka untuk berjaga-jaga perusahaan sebaiknya memiliki apa yang
dinamakan dengan persediaan cadangan (safety stock). Persediaan cadangan atau
disebut pula persediaan pengaman adalah persediaan minimal bahan baku yang
harus dipertahankan untuk menjaga kontinuitas produksi.
5. Jenis Persediaan
Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yangdijalani dan
berdasarkan tujuan. Pembagian berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan
dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
1. Persediaan bahan baku.
2. Persediaan bahan setengah jadi.
3. Persediaan barang jadi.
Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari :
1. Persediaan pengamanan (safety stock).
Persediaan pengaman atau sering pula disebut safety stock adalah persediaan yang
dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan.
Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut,
maka akan terjadi kekurangan persediaan (stockout).
Faktor-faktor yang menentukan besarnya safety stock adalah :
a. Penggunaan bahan baku rata-rata.
Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan bakuselama periode
tertentu, khusunya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan
baku pada masa sebelumnya.
b. Faktor waktu.
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-
bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima
di gudang persediaan.
c. Persediaan antisipasi.
Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan
yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat
diperkirakan sebelumnya.
d. Persediaan dalam pengiriman (transit stock).
Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan
yang masih dalam pengiriman, yaitu :
External transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam
transportasi.
Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk
diproses atau menunggu sebelum dipindahkan.
6. Faktor Penentu Safety Stock
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock adalah sebagai
berikut :
1. Risiko kehabisan persediaan, yang biasanya ditentukan oleh :
 Kebiasaan pihak supplier dalam pengiriman barang yang dipesan, apakah
tepat waktu atau sering kali terlambat dari waktu yang telah ditetapkan
dalam kontrak pembelian.
 Dapat diduga atau tidaknya kebutuhan bahan baku untuk produksi.
2. Biaya simpan di gudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan.
3. Sifat persaingan. Persaingan yang terjadi antar perusahaan dapat ditentukan dari
kecepatan pelayanan pemenuhan permintaan pelanggan, maka perusahaan perlu
memiliki persediaan yang besar.
MATERI 9 : PEMBELIAN
1. Definisi Pembelian
Pembelian adalah suatu usaha yang digunakan dalam perusahaan untuk
pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Secara umum pembelian
adalah usaha pengadaan barang atau jasa dengan tujuan yang yang akan
digunakan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun untuk dijual kembali,
baik dengan atau tanpa proses, dalam proses pembelian yang ada agar kegiatan
pembelian dapat dilakukan dengan benar.
2. Pembelian menurut para ahli :
1. Gelinas dan Dull(2011:430), berpendapat bahwa :
Proses pembelian adalah suatu struktur interaksi antara orang-orang, peralatan,
metode-metode, dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai fungsi utama-
utama sebagai berikut :
a) Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari bagian pembelian
dan penerimaan.
b) Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur bagian
pembelian dan penerimaan.
c) Membantu dalam penyajian laporan eksternal dan laporan internal.
2. Soemarso S.R (2009:208), dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar :
Pembelian (Purchasing) adalah akun yang digunakan untuk mecatat semua
pembelian barang dagangan dalam suatu periode.
3. Fungsi pembelian
Untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok
yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan pesanan pembelian
kepada pemasok yang dipilih.
4. Prose pembelian
Sebuah struktur interaksi antara orang-orang, peralatan, metode-metode, dan
pengendalian yang dirancang untuk mencapai fungsi-fungsi utama berikut :
 Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari bagian pembelian
dan penerimaan.
 Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur bagian
pembelian dan penerimaan.
 Membantu dalam penyajian laporan eksternal dan laporan internal.
5. Sistem akuntansi pembelian digunakan untuk pengadaan barang oleh
perusahaan.
1. Pembelian lokal, yaitu pembelian dari pemasok dalam negeri.
2. Pembelian impor, yaitu pembelian dari pemasok luar negeri.
6. Fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus pembelian
 Inventory management/logistics
Fungsi pembelian utama berfokus pada pemilihan pemasok yang dari mana
persediaan itu nantinya akan dibeli. Fungsi penerimaan bertanggung jawab dalam
menerima barang yang dipesan oleh perusahaan, memeriksa jumlah dan kondisi
barang tersebut, dan memindahkannya kegudang.
 Finance/accounting
Fungsi ini memiliki bertanggung jawab yang berhubungan dengan data
keuangan, informasi,perencanaan dan pengendalian atas sumber daya. Untuk siklus
pengeluaran, finance/accounting mencakup :
 Fungsi pengeluaran kas, yaitu bertanggung jawab meyiapkan
cek untuk pengeluaran dan memelihara data-data yang
berhubungan dengan pengeluaran kas.
 Fungsi pengedaliaan persediaa, yaitu yang bertanggung jawab
memelihara data-data persediaan dan mengajukan permintaan
pembeliaan.
 Fungsi utang usaha, yaitu bertanggung jawab memelihara data-
data utang pemasok dan meyetujui faktur pemasok untuk
pembayaran.
 Fungsi jurnal umum, yaitu bertanggung jawab untuk memelihara
akun-akun,aset,ekuitas beban, dan pendapatan.
7. Aktivitas siklus pembelian
Aktivitas-aktivitas yang ada dalam sebuah sistem pemrosesan pembelian
(purchases processing system) :
 Fungsi pembelian berawal dari kebutuhan untuk meyediakan stok kembali
setelah melalui pengamatan atas catatan persediaan . Tingkat persediaan
menurun karena penjualan langsung kepada pelanggan atau karena
pengeluaran ke proses produksi.
 Proses pembelian menentukan kuantitas yang akan dipesan, memilih
pemasok dan menyimpan purchase order. Informasi ini dikirimkan ke
pemasok dan bagian proses utang usaha.
 Setelah suatu periode tertentu, perusahaan menerima persediaan dari
pemasok. Barang yang diterima akan diperiksa terlebih dahulu untuk
menjamin.
 kuantitas dan kualitas kemudian dikirimkan ketoko atau gudang.
 Informasi mengenai penerimaan persediaan digunakan untuk memperbarui
catatan persediaan.
 Bagian proses utang usaha (account payable) menerima.
8. Dokumen dalam Siklus Pembelian
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah :
 Purchase Requisition
Dokumen yang diisi oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi pembelian
melakukan pembelian barang dengan jenis,jumlah,dan mutuseperti yang tsb
dalam surat permintaan pembelian.
 Purchase Order
Formulir resmi yang dibuat secara lengkap, yang berasal dari permintaan
pembelian. Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok
yang telah dipilih.
 Surat Permintaan Penawaran Harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang
pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif),yang
menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
 Receiving Report
Dokumen yang mencatat penerimaan barang.
 Suppliers(vendors) invoice
Dokumen tagihan yang berawal dari supplier atas pembelian barang atau
jasa.
 Disbursement voucher
Dokumen dalam sistem voucher yang mengakumulasi invoice dari supplier
untuk pembayaran.
 Disbursement check
Dokumen terakhir dalam siklus pembelian yang menyediakan pembayaran
kepada supplier atas suatu barang atau jasa.
 Debit memorandum
Dokumen yang mengotorisasi pengembalian atau retur pembelian.
 New supplier (vendor) form
Formulir yang digunakan dalam pemilihan supplier yang baru. Mennapilkan
data seperti harga, tipe barang atau jasa yang disediakan,pengalaman, status
kredit dan referensi pihak lain.
 Request for Proposal (or qoutation)
Formulir yang digunakan dalam prosedur penawaran yang bersaing,
menunjukkan barang atau jasa yang diperlukan dan persaingan harga, jangka
waktu pembayaran.
 Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa
barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,spesifikasi, mutu
dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Akuntasi
Pembelian merupakan sistem yang dirancang untuk mendukung rutinitas
perusahaan, terutama dalam kaitannya dengan pembelian yang disertai dengan
pengendalian sehingga dapat menghasilkan laporan yang berguna dalam membuat
keputusan.
MATERI 10 : PERENCANAAN BASISDATA
1. PENGERTIAN PERENCANAAN
Connolly, Begg. 2005. Sistem Basis Data
Perencanaan basis data mencakup kegiatan yang memungkinkan tahapan
siklus pengembangan sistem database dapat direalisasikan seefisien dan seefektif
mungkin. Fase ini harus di integrasikan dengan keseluruhan strategi Sistem
Informasi organisasi. Langkah pertama dalam perencanaan basis data adalah
mendefinisikan pernyataan misi dan tujuan sistem database. Itulah definisi dari:
a. Tujuan utama dari sistem database
b. Tujuan sistem database
c. Tugas yang didukung dari sistem basis data
Sumber daya sistem database
2. Tahapan – tahapan perencanaan basis data
1. System Definition
Adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data
dan pandangan-pandangan utama para pengguna. Sebelum mendesain suatu
aplikasi basis data, terlebih dahulu mengindentifikasikan batasan-batasan dari
sistem yang sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari
sistem informasi perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa
tidak ada pengguna utama basis data yang terlupakan ketika dilakukan
pengembangan aplikasi. Disini ditetapkan aturan-aturan yang berkaitan dengan
hasil perencanaan yang mencakup hal-hal seperti SDM, Marketing dsb.
Dalam fase definisi sistem, ruang lingkup dan batasan aplikasi database
dijelaskan. Deskripsi ini meliputi:
a. Terhubung dengan sistem informasi lain dari organisasi
b. Apa sistem yang direncanakan akan lakukan sekarang dan di masa depan
c. Siapa pengguna sekarang dan di masa depan
2. Requirements Collection and Analysis
Selama tahap pengumpulan dan analisis persyaratan, pengumpulan dan
analisis informasi tentang bagian perusahaan yang akan dilayani oleh database
selesai. Hasilnya bisa meliputi misalnya:
a. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan
b. Rincian bagaimana data akan digunakan atau dihasilkan
c. persyaratan tambahan untuk sistem database baru.
3. Database Design
Fase perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahap:
1. Desain database konseptual
2. Desain database logis
3. Desain database fisik
Pada tahap perancangan basis data konseptual, model data yang akan
digunakan terlepas dari semua pertimbangan fisik harus dibangun. Model ini
didasarkan pada spesifikasi persyaratan sistem.Pada tahap perancangan basis data
logis, model data yang akan digunakan didasarkan pada model data tertentu, namun
tidak tergantung pada sistem manajemen basis data tertentu. Ini didasarkan pada
model data target untuk database mis. Model data relasionalPada tahap
perancangan basis data fisik, deskripsi implementasi database pada secondary
storage dibuat. Hubungan dasar, indeks, batasan integritas, keamanan, dll
didefinisikan dengan menggunakan bahasa SQL.
4. Pemilihan Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Tahap ini bersifat opsional artinya dalam hal penentuan DBMS mana yang akan
digunakan sangat bergantung dari kasus yang dihadapi, contoh jika ada kasus
pembuatan database untuk kasus praktek dokter yang hanya membutuhkan dua
entitas yaitu dokter dan pasien dengan asumsi pada setiap bulannya akan didapat
rata-rata pasien berjumlah 500-600 orang, maka DBMS yang digunakan tidak harus
menggunakan DBMS yang memerlukan konfigurasi rumit seperti SQL Server,
Oracle dsb namun cukup dengan DBMS yang sederhana seperti MS Access.
5. Application Design
Pada tahap perancangan aplikasi, perancangan antarmuka pengguna dan
program aplikasi yang menggunakan dan mengolah database didefinisikan dan
dirancang.
6. Protyping
Merupakan pembuatan suatu model kerja dari aplikasi basis data.Suatu
prototype adalah contoh model yang tidak mempunyai semua fitur-fitur yang
diperlukan atau menyediakan semua fungsionalitas dari system terakhir.
Tujuan utama dari pengembangan prototype suatu aplikasi basis data, yaitu :
1. Untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan apakah baik atau tidak.
2. Untuk memberikan perbaikan atau penabahan fitur baru.
3. Untuk klarifikasi kebutuhan user.
4. Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akanterjadi) dari desain system
khusus.
Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan saat ini, yaitu :
1. Requirement Prototyping, menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan
dari usulan sistem basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi
maka prototype tidak akan dipakai lagi.
2. Evolutionary Prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaanya,
prototype tidak akan dibuang tetapi dengan pengembangan lanjutan menjadi aplikasi
basis data yang digunakan
.
7. Implementation
Selama tahap implementasi, realisasi fisik dari database dan desain aplikasi
harus dilakukan. Ini adalah fase pemrograman dari pengembangan sistem.
8. Data Conversion and Loading
Fase ini dibutuhkan saat database baru menggantikan sistem lama. Selama
fase ini data yang ada akan ditransfer ke database baru.
9. Testing
Sebelum sistem baru ini akan hidup, harus diuji secara menyeluruh. Tujuan
pengujian adalah menemukan kesalahan! Tujuannya bukan untuk membuktikan
software yang bekerja dengan baik.
10.Maintenance
Pemeliharaan operasional adalah proses monitoring dan pemeliharaan sistem
basis data.Pemantauan berarti kinerja sistem diamati. Jika kinerja sistem
berada di bawah tingkat yangdapat diterima, penyetelan ulang atau
reorganisasi database mungkin diperlukan.Mempertahankan dan
meningkatkan sistem basis data berarti, ketika persyaratan baru muncul,
siklus pengembangan baru akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo.
Hadi, Sutrisno. 1991. Dasar Metode Research. Jilid I.Yogyakarta: Andi Offset.
Donald, Ary. et al.(2006). Introduction To Research In Education. USA: Thomson
Wadsworth
Simarmata,Janner ,dan Iman Paryudi.2006.Basis Data.Yogyakarta:Penerbit Andi.
Kadir, Abdul.2009.Dasar perancangan dan Implementasi.Yogyakarta:Penerbit Andi.
Endar Fernandes (Senin 14 desember 2015)
http://www.dosenonline.com/2015/12/pengertian-normalisasi-jenis-jenis-key.html
http://www.gurupendidikan.com/studi-kepustakaan-pengertian-tujuan-peranan-
sumber-strategi/ http://infokah.com/cara-membuat-erd-tahapan-dan-studi-kasus/
Sumber : Buku Database Design ,Indranani, S,kom.,MM., 2015
Sumber : Jurnal Dewi Sawitri, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma
Sumber : Jurnal Dewi Sawitri, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarman
Ahmad Basuki., 2012, imk01, [pdf] diakses pada tanggal 20 Maret 2017
(http://basuki.lecturer.pens.ac.id/lecture/imk01.pdf)
Iwan Binanto., 2008, 8 Aturan Emas Desain User Interface, diakses pada tanggal 20
Maret 2017
(https://iwanbinanto.wordpress.com/2008/07/21/8-aturan- emas-desain- user-
interface/)

More Related Content

What's hot

Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaPenulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
MimaNasution
 
Bab 5 pengumpulan data dalam penelitian
Bab 5 pengumpulan data dalam penelitianBab 5 pengumpulan data dalam penelitian
Bab 5 pengumpulan data dalam penelitian
RezaWahyuni6
 
Tugas penelitian proses pengajaran matematika
Tugas penelitian proses pengajaran matematikaTugas penelitian proses pengajaran matematika
Tugas penelitian proses pengajaran matematika
Sefi Shefianthree
 

What's hot (20)

1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian
 
Tugas langkah langkah penelitian putri
Tugas langkah langkah penelitian putriTugas langkah langkah penelitian putri
Tugas langkah langkah penelitian putri
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitian
 
Penulisan skripsi
Penulisan skripsiPenulisan skripsi
Penulisan skripsi
 
Hakikat karya ilmiah
Hakikat karya ilmiahHakikat karya ilmiah
Hakikat karya ilmiah
 
Penelitian sosial
Penelitian sosialPenelitian sosial
Penelitian sosial
 
Sistematika penelitian Sederhana
Sistematika penelitian Sederhana Sistematika penelitian Sederhana
Sistematika penelitian Sederhana
 
Sosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
Sosiologi - Rancangan Penelitian SosialSosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
Sosiologi - Rancangan Penelitian Sosial
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literatur
 
Penelusuran Literatur
Penelusuran LiteraturPenelusuran Literatur
Penelusuran Literatur
 
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10 Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
 
Konsep Dasar Penelitian Penyuluhan-Metode Penelitian Penyuluhan Part 1 & 2
Konsep Dasar Penelitian Penyuluhan-Metode Penelitian Penyuluhan Part 1 & 2Konsep Dasar Penelitian Penyuluhan-Metode Penelitian Penyuluhan Part 1 & 2
Konsep Dasar Penelitian Penyuluhan-Metode Penelitian Penyuluhan Part 1 & 2
 
Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan PustakaPenulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
Penulisan Proposal & Tinjauan Pustaka
 
Bab 5 pengumpulan data dalam penelitian
Bab 5 pengumpulan data dalam penelitianBab 5 pengumpulan data dalam penelitian
Bab 5 pengumpulan data dalam penelitian
 
Sistematika penulisan penelitian kualitatif
Sistematika penulisan penelitian kualitatifSistematika penulisan penelitian kualitatif
Sistematika penulisan penelitian kualitatif
 
Metode penelitian 05
Metode penelitian 05Metode penelitian 05
Metode penelitian 05
 
01 metode penelitian
01 metode penelitian01 metode penelitian
01 metode penelitian
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Tugas penelitian proses pengajaran matematika
Tugas penelitian proses pengajaran matematikaTugas penelitian proses pengajaran matematika
Tugas penelitian proses pengajaran matematika
 

Similar to Paper review basis data ii 1 10 rahmat abriandra 150401138

metedologi penelitian olaharaga.pptx. afrez
metedologi penelitian olaharaga.pptx. afrezmetedologi penelitian olaharaga.pptx. afrez
metedologi penelitian olaharaga.pptx. afrez
Novi394214
 
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdfPROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
DARADeva
 

Similar to Paper review basis data ii 1 10 rahmat abriandra 150401138 (20)

Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
Ppt Metodologi Penelitian: 6. Rancangan Penelitian | Kelas: 6B | Dosen: Yayuk...
 
PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN PPT RANCANGAN PENELITIAN
PPT RANCANGAN PENELITIAN
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
 
MKU Bahasa Indonesia Penulisan Proposal By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
MKU Bahasa Indonesia Penulisan Proposal By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.MKU Bahasa Indonesia Penulisan Proposal By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
MKU Bahasa Indonesia Penulisan Proposal By Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd.
 
P7 kajian teori
P7 kajian teoriP7 kajian teori
P7 kajian teori
 
P7_Kajian Teori.pdf
P7_Kajian Teori.pdfP7_Kajian Teori.pdf
P7_Kajian Teori.pdf
 
Bab iii esti
Bab iii estiBab iii esti
Bab iii esti
 
KAJIAN TEORI.pptx
KAJIAN TEORI.pptxKAJIAN TEORI.pptx
KAJIAN TEORI.pptx
 
jurbel metopel.docx
jurbel metopel.docxjurbel metopel.docx
jurbel metopel.docx
 
metedologi penelitian olaharaga.pptx. afrez
metedologi penelitian olaharaga.pptx. afrezmetedologi penelitian olaharaga.pptx. afrez
metedologi penelitian olaharaga.pptx. afrez
 
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
tahap pelaksanaan karya ilmiah 2017
 
METODOLOGI PENELITIAN..potx
METODOLOGI PENELITIAN..potxMETODOLOGI PENELITIAN..potx
METODOLOGI PENELITIAN..potx
 
Materi Riset
Materi RisetMateri Riset
Materi Riset
 
Rangkuman BAB III " PENDIDIKAN BAHASA I NDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI "
Rangkuman BAB III " PENDIDIKAN BAHASA I NDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI "Rangkuman BAB III " PENDIDIKAN BAHASA I NDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI "
Rangkuman BAB III " PENDIDIKAN BAHASA I NDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI "
 
5 metodologi pene
5 metodologi pene5 metodologi pene
5 metodologi pene
 
Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Penelitian Sosial
Penelitian SosialPenelitian Sosial
Penelitian Sosial
 
7powerpoint._TEKNIK_PENELITIAN_KUALITATIF.ppt
7powerpoint._TEKNIK_PENELITIAN_KUALITATIF.ppt7powerpoint._TEKNIK_PENELITIAN_KUALITATIF.ppt
7powerpoint._TEKNIK_PENELITIAN_KUALITATIF.ppt
 
METODE PENELITIAN.ppt
METODE PENELITIAN.pptMETODE PENELITIAN.ppt
METODE PENELITIAN.ppt
 
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdfPROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
PROPOSAL_PENELITIAN_ILMIAH.pdf
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis JurnalLidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
Lidia_Lidia_2021B_Analisis Kritis Jurnal
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 

Paper review basis data ii 1 10 rahmat abriandra 150401138

  • 1. TUGAS BASIS DATA “TUGAS 1 PAPER REVIEW MATERI 1 SAMPAI 10” Disusun oleh : NAMA : RAHMAT ABRIANDRA NIM : 150401138 REGA2-BASIS DATA DOSEN PENGAMPU: HARUN MUKHTAR, S.KOM, M.KOM FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2017/2018
  • 2. MATERI 1 : STUDI PERPUSTAKAAN 1. Definisi studi kepustakaan Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporanyang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan, (Nazir,1988:111). 2. Manfaat Penyusunan Studi Kepustakaan Banyak manfaat dalam penyusunan studi kepustakaan. Adapun manfaat Studi kepustakaan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan kerangka konsepsi atau teori untuk penelitian yang direncanakan. 2. Menyediakan informasi tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. 3. Menjadikan landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian. 4. Memberi rasa percaya diri bagi peneliti, karena melalui kajian pustaka semua konstruksi yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. 5. Memberi informasi tentang metode-metode, populasi dan sampel, instrumen, dan analisis data yang digunakan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya. 6. Membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor, indikator, variabel dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-masalah yang ingin dipecahkan. 7. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti. 8. Memanfaatkan informasi dari suatu makalah yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau sasaran penelitiannya. Sekurang-kurangnya peneliti dapat menyadap tujuan, data dan metode, analisis dan hasil utama penelitian. (Mahsun : 2011) 9. 3. Jenis-jenis studi kepustakaan a. berdasarkan bentuk pustaka, dibedakan atas:
  • 3. Gambar 2.1 Bentuk Pustaka b. berdasarkan isi pustaka, dibedakan atas: Gambar 2.2 Isi Pustaka 4. Cara Memilih Sumber Yang Relevan Melalui sumber-sumber penelitian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, peneliti akan memperoleh informasi dan sumber yang tepat Isi Pustaka Sumber Primer Sumber Sekunder  Laporan Penelitian  Karangan Ilmiah  Skripsi  Tesis  Disertasi  Jurnal  Ensiklopedia  Buku-buku Pedoman  Ketetapan- ketetapan  Indeks  Abstrak  Text book Bentuk Pustaka Sumber Tertulis Sumber Tidak Tertulis  Buku  Surat Kabar  Majalah  Jurnal  Film  Slide  Manuskrip  Relief
  • 4. dalam waktu yang singkat. Namun, dalam melaksanakan kegiatan studi kepustakaan, sebaiknya digunakan sumber kepustakaan primer yang informasinya lebih otentik. Namun bahan kepustakaan primer yang relevan dengan masalah peneliti tidak selalu ada, atau karena waktu yang terbatas sulit untuk diperoleh. Bila hal ini terjadi, peneliti terpaksa menggunakan bahan kepustakaan sekunder. Untuk itu, perlu dipertimbangkan adanya bias dari penulisnya, sebab informasi ini tidak berasal dari sumbernya langsung. Beberapa sumber kepustakaan yang biasanya ada di perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : 1. Ensiklopedi yang memuat sumber referensi yang lengkap. Bila akan mencari informasi tentang suatu topik tertentu, peneliti dapat membaca ensiklopedi umum (general encyclopedia), sedangkan untuk yang lebih khusus dapat dicari dalam subject encyclopedia. 2. Buku-buku teks dan referensi yang berisikan pengetahuan tentang berbagai bidang studi. 3. Direktori dan buku pegangan yang memuat alamat dan data lainnya serta pedoman untuk mengerjakan sesuatu. 4. Laporan hasil-hasil penelitian yang merupakan hasil penelitian baru atau merupakan kelanjutan penelitian sebelumnya. 5. Tesis, skripsi dan disertasi yang merupakan karya tulis yang biasanya berkaitan dengan suatu penelitian atau penemuan baru. 6. Abstrak yang memuat ringkasan karangan, tesis, dan disertasi. 7. Majalah, jurnal dan surat kabar yang memuat artikel-artikel yang relevan dengan masalah. 8. Biografi yang memuat data perorangan antara lain nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, dan sebagainya. 9. Indeks yang memuat daftar karya tulis yang disusun secara alfabetis. (Mahsun : 2011) 5. Hal-hal yang terdapat dalam studi kepustakaan Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan harus terdapat di dalamnya, yaitu sebagai berikut : a. Nama pencetus teori. b. Tahun dan tempat pertama kali. c. Uraian ilmiah teori.
  • 5. d. Relevansi teori tersebut dengan upaya peneliti untuk mencapai tujuan atau target penelitian. 6. Hal-hal yang terdapat dalam studi kepustakaan Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut : 1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait. 2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bias didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding. 3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literature (literature map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap. 4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literature sesuai dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian. 5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian. 6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada. MATERI 2 : TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Pengertian Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol- simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
  • 6. 2. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang diamati disebut observer. Secara umum observasi dapat dilakukan dengan cara yaitu : a. Observasi Partisipan Observasi partisipan adalah apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservas (Supardi, 2006). Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. b. Observasi Non Partisipan Merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat (Margono, 2005 : 161-162). Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. c. Focus Group Discussion FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. Komunikasi hanya berlangsung
  • 7. antara moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu moderator ke informan B, informan B ke moderator, dan seterusnya. Kondisi idealnya, informan A merespon topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B, disanggah oleh informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti itu sangat interaktif, hidup, dinamis. d. Teknik Kuesioner Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Jenis – jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut : 1. Angket langsung : informasi tentang dirinya sendiri. 2. Angket tidak langsung : informasi tentang orang lain. Perbedaan wawancara dengan percakapan sehari – hari meliputi hal – hal berikut : 1. Pertanyaan tertutup : Alternatif jawaban sudah disediakan, responden tinggal memilih. 2. Pertanyaan terbuka : Alternatif jawaban tidak disediakan, responden bebas memberikan jawaban. Langkah penyusunan angket meliputi hal – hal berikut : 1. Menentukan variabel yang akan dipergunakan. 2. Menentukan variabel yang dibutuhkan setiap variabel. 3. Menentukan jawaban yang dibutuhkan setiap variable. 4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.
  • 8. e. Teknik Dokumen Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis. f. Teknik Triangulasi Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang dapat digunakan. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. 1. Triangulasi Data Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. 2. Triangulasi Peneliti
  • 9. Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93). Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi. 3. Triangulasi Metodologis Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda (Patton dalam Sutopo, 2006: 93). 4. Triangulasi Teoretis Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98). Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang mantap. g. Teknik Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon. Wawancara harus diperoleh dalam waktu yang sangat singkat serta bahasa yang digunakan harus jelas dan teratur. Dilihat dari prosedur wawancara, metode wawancara dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Wawancara bebas Wawancara bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari
  • 10. fokus penelitian dan interviewer orang yang diwawancari (Supardi, 2006 : 100). 2. Wawancara terpimpin Wawancara ini juga disebut dengan interview guide. Ciri pokok wawancara terpimpin adalah bahwa pewawancara terikat oleh suatu fungsi, bukan saja sebagai pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian yang telah dipersiapkan, serta data pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab (Supardi, 2006 : 100). 3. Wawancara bebas terpimpin Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara bebas dengan terpimpin (Supardi, 2006 :100). Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang. Jenis- jenis wawancara, yaitu : 1. Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain : a. Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden b. Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru c. Bisa membaca isyarat non verbal d. Bisa memperoleh data yang banyak 2. Wawancara via phone Kelebihan : a. Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka b. Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
  • 11. c. Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka). Kelemahan : a. Isyarat non verbal tidak bisa dibaca. b. Wawancara harus diusahakan singkat. c. Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel. MATERI 3 : NORMALISASI 1. Definisi Normalisasi Menurut Abdul Kadir (2009) Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik. Menurut Kusrini (2007:40) “normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.” Sedangkan dalam tujuan penggunaan normalisasi menurut Frieyadie (2010:1) “Normalisasi bertujuan untuk mengurangi ketidak normalan rancangan tabel yang redudansi atau memiliki struktur atau nilai ganda.” 2. Manfaat dari normalisasi • Untuk menghilangkan kerangkapan data • Untuk mengurangi kompleksitas • Untuk mempermudah pemodifikasian data 3. Tujuan dari normalisasi o Untuk menghilangkan kerangkapan data o Untuk mengurangi kompleksitas o Untuk mempermudah pemodifikasian data 4. Normalisasi Database Di bawah ini adalah contoh tabel yang masih dalam bentuk tidak normal.
  • 12. Tabel 1.1 Dari contoh tabel di atas, apabila kita mencoba menyimpannya ke dalam database, maka akan terlihat seperti tabel di bawah ini. Tabel 1.2 Dari tabel 1.2 terdapat beberapa kolom yang datanya kosong (NULL), itu karena ada dua orang karyawan (Haniif Fii Sabiilillah dan Andri Setiawan) yang bekerja pada dua perusahaan. Untuk mengatasi beberapa kolom yang datanya kosong, mari kita coba satukan saja data perusahaan pada dua orang karyawan tersebut, maka akan terlihat seperti tabel di bawah ini. Tabel 1.3 Permasalahan data kosong (NULL) sudah teratasi, akan tetapi menyebabkan permasalahan baru, yaitu pada kolom kode_perusahaan, nama_perusahaan, kategori_perusahaan dan deskripsi_perusahaan. Yang mana pada kolom tersebut bukan hanya menyimpan nilai satu buah data saja, tetapi berisi beberapa data atau yang dikenal juga dengan sebutan group berulang. Tentunya hal ini tidak baik dalam
  • 13. sebuah desain database, karena idealnya sebuah kolom hanya berisi satu buah nilai saja, bukan beberapa nilai. untuk mengatasi permasalahan-permasalahan desain database di atas kita dapat menggunakan normalisasi. 5. Normalisasi Pertama Sebuah tabel supaya dapat menjadi sebuah bentuk normalisasi pertama, apabila memenuhi syarat berikut ini. a. Tidak terdapat group berulang. b. Harus mendefinisikan sebuah key (kunci) pada sebuah kolom. c. Semua kolom yang ada atau bukan kolom primary key harus bergantung pada kolom primary key (kunci utama). Silahkan perhatikan kembali tabel 1.3, kita akan ubah struktur desain yang ada di dalamnya supaya memenuhi syarat dari normalisasi pertama. Untuk mengatasi group berulang kita akan membuatkan record baru, maka akan terlihat seperti tabel di bawah ini. Tabel 1.4 Untuk permasalahan group berulang sudah terselesaikan. Syarat selanjutnya adalah harus mendefinisakan sebuah key. Nah, kira-kira kolom mana yang cocok untuk dijadikan primary key (kunci utama)?. Ya, kolom yang cocok untuk dijadikan primary key adalah kolom nik, karena hampir semua kolom yang ada pada tabel di atas bergantung terhadap kolom ini dibandingkan dengan kolom lainnya seperti kode_perusahaan, karena hanya beberapa kolom yang bergantung kepada kolom ini seperti nama_perusahaan, kategori perusahaan dan deskripsi_perusahaan.
  • 14. Sedangkan kolom lainnya seperti nama, alamat dan kota tidak bergantung pada kolom ini. 2. Normalisasi Kedua Sebuah tabel supaya dapat menjadi sebuah bentuk normalisasi kedua, apabila memenuhi syarat di bawah ini. a. Sudah memenuhi syarat dari normalisasi pertama. b. Tidak boleh terdapat ketergantungan parsial, maksudnya kolom-kolom yang bukan key (kunci) harus bergantung sepenuhnya kepada kolom primary key. Silahkan perhatikan tabel 1.4, pada tabel tersebut terdapat ketergantungan parsial di mana kolom nama_perusahaan, kategori_perusahaan dan deskripsi_perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada kolom nik, tetapi memiliki ketergantungan juga pada kolom kode_perusahaan. Agar syarat dari normalisasi kedua ini terpenuhi, maka kita harus memecah tabel di atas menjadi beberapa bagian. Tabel 1.5 Pada tabel 1.5 sudah tidak terdapat ketergantungan parsial. Dengan struktur seperti itu kita telah meminimalisir terjadinya redudansi data. Redudansi data hanya terjadi pada tabel pekerjaan. 3. Normalisasi Ketiga Sebuah tabel supaya dapat menjadi sebuah bentuk normalisasi ketiga, apabila memenuhi syarat di bawah ini. a. Sudah memenuhi syarat pada normalisasi kedua.
  • 15. b. Tidak boleh terdapat ketergantungan transitif, maksudnya kolom-kolom yang bukan key (kunci) tidak boleh bergantung pada kolom yang bukan primary key. Silahkan perhatikan tabel 1.5, pada tabel tersebut tepatnya pada tabel perusahaan terdapat ketergantungan transitif di mana kolom deskripsi_perusahaan sangat bergantung pada kolom kategori_perusahaan, yang mana kolom ini bukan primary key (kunci utama). Agar syarat dari normalisaasi ketiga ini terpenuhi, maka kita harus memecah tabel perusahaan menjadi beberapa bagian. Tabel 1.6 Dari proses normalisasi di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tujuannya adalah untuk meminimalisir terjadinya ketergantungan terhadap sebuah kolom dalam sebuah tabel seperti ketergantungan parsial dan ketergantungan transitif. Idealnya sebuah tabel hanya memiliki ketergantungan pada sebuah kolom yang merupakan primary key (kunci utama) MATERI 4 : PERENCANAAN BASISDATA DENGAN MODEL ERD (Entity Relationship Diagram) 1. Perancangan Database Perancangan database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan system, adapun tujuan dari perancangan database ialah (dinus.ac.id) : 1. Untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan – kebutuhan user secara khusus dan aplikasi – aplikasinya
  • 16. 2. Memudahkan pengertian struktur informasi 3. Mendukung kebutuhan – kebutuhan pemrosesan dan beberapa objek penampilan (response time, processing time, dan storage space) 2. Proses Perancangan database Dalam proses perancangan database memiliki 6 faseyaitu; 1. Pengumpulan data dananalisis 2. Perancangan database secarakonseptual 3. Pemilihan DBMS 4. Perancangan database secaralogika (data model mapping) 5. Perancangan database secara fisik 6. Implementasi system database 3. Entitas Penggunaan key merupakan cara untuk membedakan suatu entitas didalam himpunan entitas dengan entitas lain. Key dipilih karena unik, untuk setiap entitas sehingga bisa di bedakan dari entitas yang lain. Kita bisa mendefinisikan key sebagai satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua row dalam relasi secara unik. Ada 3 macam key: 1.Super Key Superkey yaitu satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) yang dapat membedakan satiap baris data dalam sebuah relasi secara unik. Contoh super key yaitu : Nim, nama, alamat, kota Nim, nama, alamat Nim, nama Nim
  • 17. 2.Candidat Key Kumpulan atribut minimal yang dapat membedakan setiap baris data dalam sebuah relasi secara unik Contoh : Nim 3.Primary Key Primary key merupakan salah satu dari candidate key yang terpilih. Alasan pemilihan primary key : a. Lebih sering di jadikan acuan b. Lebih ringkas c. Jaminan keunikan key lebih baik Contoh dari primary key adalah Nim. Jika sebuah primary key terhubung ke table/entity lain, maka keberadaan primary key pada entity tersebut di sebut sebagai foreign key ( kunci tamu ). Misal : Primary Key Kode Dosen dari entity Dosen digunakan juga pada field entity KRS, maka keberadaan field Kode Dosen pada entity KRS disebut sebagai foreign key. Dalam ERD, hubungan (relasi) dapat terdiri dari sejumlah entitas yang disebut dengan derajad relasi. Derajad relasi maksimum disebut dengan kardinalitas sedangkan derajad minimum disebut dengan modalitas. Jadi kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa : a. Satu ke satu (one to one/ 1-1) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya. Kardinalitas 1 to 1
  • 18. b. Satu ke banyak (one to many/ 1- N ) / N-1 Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya. Atau Setiap entitas pada himpunan entitas A hanya dapat berelasi dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya. Kardinalitas 1 to n c. Banyak ke banyak (many to many/ N –N) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya. kardinalitas n to n 4. Studi Kasus Tahapan Cara Membuat ERD Berikut ini adalah contoh tahapan dalam membuat ERD pada Sistem Informasi Akademik. Tahap 1: Penentuan Entities 1. entitas erd Tahap 2 : Penentuan Atribut 2. Mahasiswa nim: nomor induk mahasiswa (integer) PK nama_mhs: nama lengkap mahasiswa (string) alamat_mhs: alamat lengkap mahasiswa (string) 3. Dosen: nip: nomor induk pegawai (integer) PK nama_dosen: nama lengkap dosen (string) alamat_dosen: alamat lengkap dosen (string)
  • 19. 4. Mata_kuliah: kode_mk: kode untuk mata kuliah (integer) PK nama_mk: nama lengkap mata kuliah (string) deskripsi_mk: deskripsi singkat mengenai mata kuliah (string) 5. Ruang: kode_ruang: kode untuk ruang kelas (string) PK lokasi_ruang: deskripsi singkat mengenai lokasi ruang kelas (string) kapasitas_ruang: banyaknya mahasiswa yang dapat ditampung (integer) atribut entitas Tahap 3 : Penentuan Kardinalitas Relasi kardinalitas relasi Hubungan : a. ruang digunakan untuk mata_kuliah: Tabel utama: ruang Tabel kedua: mata_kuliah Relationship: One-to-one (1:1) Attribute penghubung: kode_ruang (FK kode_ruang di mata_kuliah) b. dosen mengajar mata_kuliah: Tabel utama: dosen Tabel kedua: mata_kuliah Relationship: One-to-many (1:n) Attribute penghubung: nip (FK nip di mata_kuliah)
  • 20. c. dosen membimbing mahasiswa: Tabel utama: dosen Tabel kedua: mahasiswa Relationship: One-to-many (1:n) Attribute penghubung: nip (FK nip di mahasiswa) d. mahasiswa mengambil mata_kuliah: Tabel utama: mahasiswa, mata_kuliah Tabel kedua: mhs_ambil_mk Relationship: Many-to-many (m:n) Attribute penghubung: nim, kode_mk (FK nim, kode_mk di mhs_ambil_mk) MATERI 5 : 8 ATURAN EMAS DALAM INTERAKSI MANUSIA DENGAN KOMPUTER 1. PENGERTIAN INTERAKSI MANUSIA DENGAN KOMPUTER Menurut Ben Shneiderman (1997) Interaksi Manusi dan Komputer (Human Computer Interaction) adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya. 2. 8 ATURAN EMAS DALAM INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER Ada beberapa aturan mendasar untuk membuat sebuah antarmuka yang baik bagi pengguna. Menurut Shneiderman dan plaisant (2010), aturan mendasar tersebut dikategorikan menjadi delapan aturan atau yang sering disebut dengan delapan aturan emas, yaitu : [1][7] a. Mempertahankan Konsistensi (Strive For Consistency), ada begitu banyak bentuk konsistensi, seperti misalnya runtutan konsistensi dari tindakan yang diperlukan dalam situasi yang sama, promt yang digunakan harus identik
  • 21. terminologinya, konsistensi desain pada menu, layar, dan warna, atau konsistensi pada tata letak layout, font dan lain sebagainya. Aturan mempertahankan konsistensi ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar dikarenakan terlalu banyaknya aturan konsisten yang harus benar- benar diperhatikan. b. Memenuhi Kegunaan Yang Umum (Enable Frequent Users To Use Shortcuts), pada aturan ini yang diperhatikan adalah bagaimana mengenali kebutuhan pengguna yang beragam jenisnya. Kebutuhan pengguna yang beragam tersebut kemudian diklasifikasikan dengan kegunaan umum, seperti misalnya pengklasifikasian pengguna pemula dan ahli, usia, kebutuhan pengguna khusus (cacat) dan lain sebagainya. c. Memberikan Umpan Balik Yang Informatif (Offer Informative Feedback), aturan ini mengharuskan antarmuka yang baik dapat memberikan umpan balik yang informatif, dimana setiap kali pengguna melakukan tindakan kepada antarmuka, antarmuka tersebut harus langsung memberikan umpan balik kepada pengguna. Aturan ini juga mengharuskan antarmuka yang diciptakan harus dapat mempresentasikan visual dari objek yang menarik sehingga dapat membuat pengguna nyaman dalam berinterkasi dengan antarmuka tersebut. d. Merancang Dialog Penutup (Design Dialogue To Yield Closure), pada aturan ini antarmuka yang dirancang harus memiliki urutan tindakan, seperti misalnya bagian awal (dapat berupa splash screen atau petunjuk penggunaan), bagian tengah (isi antarmuka) dan bagian akhir. e. Memberikan Penanganan Kesalahan Yang Sederhana (Prevent Errors), aturan ini mengharuskan antarmuka yang dirancang bisa meminimalisir kesalahan yang mungkin dilakukan oleh pengguna, sehingga pengguna tidak melakukan tindkaan kesalahan yang besar, seperti misalnya item dari menu grayout yang mungkin tidak tepat dan tidak dapat mengakses karakter abjad dientri pada bidang numerik. Antarmuka harus bisa mendeteksi kesalahan dan memberikan intruksi sederhana jika pengguna melakukan kesalahan. Seperti misalnya, pengguna tidak perlu mengetikkan ulang bentuk nama atau alamat secara keseluruhan jika pengguna meng-input kode pos yang tidak
  • 22. valid, melainkan pengguna dibimbing untuk memperbaiki bagian yang salah saja. f. Memberikan Kemudahan Untuk Kembali Ke Tindakan Sebelumnya (Permit Easy Reversal Of Action), pada aturan ini antarmuka harus sebisa mungkin dirancang untuk bisa kembali pada tindakan sebelumnya, sehingga akan mengurangi tingkat kecemasan dari pengguna jika pengguna tersebut melakukan kesalahan. Pengguna yang terlanjur melakukan kesalahan dapat dengan leluasa kembali ke tindakan sebelumnya, hal ini akan memberikan efek nyaman kepada pengguna dalam berinteraksi dengan antarmuka. g. Mendukung Pusat Kendali Internal (Support Internal Locus Of Control), aturan ini ini mengharuskan operator yang berpengalaman yang bertanggungjawab atas antarmuka yang merespon tindakan mereka. h. Mengurangi Beban Ingatan Jangka Pendek (Reduce Short-Term Memory Load), pada aturan ini layout yang dibuat harus tampil sederhana, hal ini dikarenakan manusia memiliki keterbatasan dalam pemrosesan informasi dalam memori jangka pendek (dimana aturan praktisnya manusia hanya dapat mengingat tujuh plus atau minus dua potongan dari informasi atau yang lebih dikenal dengan istilah “seven plus or minus two chunks of information”). MATERI 6 : TEORI ANALISIS PROSES BISNIS 1.Pengertian Analisis Proses Bisnis Analisis proses bisnis adalah sebuah analisis dan pemodelan proses bisnis untuk perbaikan dan otomatisasi. Analisis proses bisnis digunakan untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Menurut Andersen (2007, p.3) peningkatan kinerja di perlukan karena alasan sebagai berikut : a. Banyak isu baik eksternal maupun internal yang menyebabkan perlunya di lakukan improvement. 1. Performance level pada semua proses mempunyai tendensi menurun, di perlukan perawatan ( maintenance) untuk mengembalikan pada kondisi standar. 2. Jika perusahaan tidak melakukan peningkatan (improvement), akan mengalami kekalahan persaiangan dengan para competitor. 3. Konsumen semakin banyak harapan yang di tujukan pada perusahaan perlu memanjakan konsumen sehingga memberikan pelayanan yang
  • 23. melebihi harapan. Untuk itu perusahaan harus melakukan terobosan (breakthrough). b. Perusahaan pada umunya melakukan continuous improvement dalam menjaga performance level, dan kadang-kadang melakukan breaktrough. Tanpa usaha pemeliharaan dan perbaikan, kinerja perusahaan akan menurun. 2. Alasan Organisasi Melakukan Analisa Proses Bisnis Sebagaimana dijelaskan dalam pengertian analisa proses bisnis dan hubungan antara analisa proses bisnis dengan rekayasa ulang proses bisnis, maka alasan suatu perusahaan dalam melakukan analisa proses bisnis sangatlah tergantung pada alasan Perusahaan melakukan rekayasa ulang proses bisnis yaitu: 1. Untuk memperkuat posisi Perusahaan 2. Untuk mengantisipasi masalah 3. Untuk mengatasi kelemahan Perusahaan 3.Spesifikasi Untuk Suksesnya Analisis Proses Bisnis Analisa proses bisnis yang sukses harus mengandung spesifikasi sebagai berikut: 1. Analisa proses bisnis harus dimulai dengan mengembangkan suatu pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan strategi perusahaan. 2. Pertimbangan untuk memberikan kepuasan pada konsumen sebagai tujuan dibelakang tujuan dan strategi perusahaan. 3. Menitik beratkan pada proses bisnis diatas fungsi bisnis dan menselaraskan antara proses dan tujuan perusahaan. 4. Identifikasikan proses nilai tambah dan proses pendukungnya yang akan memberikan kontribusi terhadap nilai. 5. Menggunakan tehnik dan alat manajemen yang tersedia dan yang sudah proven dengan sebaik-baiknya untuk memastikan kualitas dari informasi yang digunakan dan deliverables-nya. 6. Memberikan analisa terhadap operasi yang sedang berjalan dan mengidentifikasi proses yang tidak memberikan nilai tambah.
  • 24. 7. Mengembangkan terobosan baru bagi suatu kerangka berpikir dan visi yang berani untuk melakukan perubahan yang radikal daripada melakukan perubahan yang bertahap. 8. Mempertimbangkan solusi dimana karyawan dikembangkan dan diperkuat dan teknologi sebagai dasar untuk mengimplementasikan perubahan. 9. Menyajikan suatu masalah bisnis secara lengkap dan memberikan informasi dan argumen yang meyakinkan untuk pengambilan keputusan. 10.Mengembangkan suatu rencana implementasi yang dapat dilakukan yang berisi spesifikasi tugas, sumber daya , jangka waktu dan persetujuan. 4. Analisa Proses Bisnis Strategis Dan Taktis Keputusan untuk melakukan analisa proses bisnis dalam rangka melakukan rekayasa ulang proses bisnis bisa merupakan keputusan strategis dan atau keputusan taktis Perusahaan. Kegiatan untuk melakukan analisa proses bisnis dalam rangka rekayasa ulang proses bisnis pada intinya merupakan kegiatan untuk merancang kembali proses yang berada pada area “strategic context”. Strategic context dalam hal ini mempunyai tiga komponen kunci yaitu: 1. Kemampuan yang distinctive dari suatu bisnis 2. Segmen atau pasar untuk bisnis tersebut 3. Keunggulan kompetitifnya yang bertahan lama. Kemampuan yang distinctive dari suatu bisnis bila diaplikasikan pada segmen dan pasarnya akan memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis tersebut untuk bertahan terus dalam persaingan dan bertahan dalam eksistensinya. Faktor kritis untuk suksesnya analisa proses bisnis yang bersifat taktis adalah: 1. Mengetahui secara jelas situasi bisnis dimana suatu organisasi berada dan masalah yang dihadapi 2. Apa yang bisa menambah nilai pada bisnis 3. Apa yang mempengaruhi hirarki manajemen 4. Bagaimana melakukan diagnosa terhadap bisnis operasi kita
  • 25. 5. Bagaimana menggunakan teknik dan peralatan yang sangat esensial 6. Bagaimana secara sukses dapat memanage perubahan. MATERI 7 : KONSEP PENJUALAN 1. Pengertian konsep penjualan konsep penjualan menurut M. Taufiq Amirdalam buku “Dinamika Pemasaran” menyatakan bahwa: “Konsep ini menjelaskan bahwa sudah banyak produsen yang menawarkan berbagai variasi produk di pasaran.Konsumen mempunyai banyak pilihan, dan mereka dengan mudah memilih prosedur yang berbeda.Dengan situasi seperti ini, pemasar tidak akan berhasil memasarkan produknya jika penjual tidak agresif, konsumen tidak akan bergeming”. 2. Jenis Transaksi Penjualan Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Penjualan Tunai Adalah penjualan yang bersifat cash dan carrypada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan. b. Penjualan Kredit Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan. c. Penjualan Tender Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur. d. Penjualan Ekspor Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.
  • 26. e. Penjualan Konsinyasi Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual. f. Penjualan Grosir Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran. Dari uraian diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi, penjualan ekspor, serta penjualan grosir. 3. Fungsi Dan Tujuan Penjualan Fungsi penjualan meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk merealisasikan penjualan seperti : a. Menciptakan permintaan b. Mencari pembeli c. Memberikan saran-saran d. Membicarakan syarat-syarat penjualan e. Memindahkan hak milik Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan yaitu mendapatkan laba tertentu (semaksimal mungkin), dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu yang lama. Tujuan tersebut dapat direalisasi apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang telah direncanakan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan, yaitu : a. Mencapai volume penjualan tertentu b. Mendapatkan laba tertentu c. Menunjang pertumbuhan perusahaan 4. Faktor yang mempengaruhi penjualan Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu
  • 27. memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha dalam buku “Manajemen Penjualan” antara lain sebagai berikut: 1. Kondisi dan Kemampuan Penjual Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah: a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan b. Harga produk atau jasa c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman 2. Kondisi Pasar Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. 3. Modal Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya. 4. Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan. 5. Faktor-faktor lain Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. MATERI 8 : PERSEDIAAN 1. PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan adalah asset yang tersedia untuk dijual dalam proses bisnis biasa atau aset yang ada dalam proses produksi untuk dijual kembali , atau asset dalam bentuk
  • 28. material atau bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi.Aset disini dapat berbentuk barang atau jasa. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri atas :  Persediaan produk jadi  Persediaan produk dalam proses  Persediaan bahan baku  Persediaan bahan penolong  Persediaan bahan habis pakai pabrik  Persediaan suku cadang Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri atas 1 golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali. Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik , dan persediaan suku cadang , bersangkutan dengan transaksi internal perusahaan dan transaksi yang menyangkut pihak luar perusahaan ( penjualan dan Pembelian ) System persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan digudang. System ini berkaitan erat dengan system penjualan, system retur penjualan,system pembelian, system retur pembelian ,dan system akutansi biaya produksi. Suatu perusahaan harus memiliki jumlah persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan dan kebutuhan operasinya. Namun pada saat yang sama, kelebihan jumlah persediaan mengakibatkan terikatnya dana. Persediaan sangat penting karena tanpa persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan barang atau jasa yang dihasilkan. Persediaan dikatakan sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan berguna untuk :  Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya batan.  Menghilangkan risiko dari produk yang dipersan tidak bagus atau rusak  Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi
  • 29.  Memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik-baiknya, dimana jeinginan langganan pada setiap waktu dapat terpenuhi atau memberi jaminan tetap tersedianya barang tersebut 2. Faktor Biaya Persediaan Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat.Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan optimal,sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan pada sisi lain perusahaan dapat memperoleh keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi setiap permintaan yang datang. Karena persediaan yang kurang akan sama tidak baiknya dengan persediaan yang berlebihan, sebab kondisi keduanya memiliki beban dan akibat masing-masing. Bila persediaan kurang, maka perusahaan tidak akan dapat memenuhi semua permintaan sehingga akibatnya pelanggan akan kecewa dan beralih ke perusahaan lainnya. Sebaliknya, bila persediaan berlebih, ada beberapa beban yang harus ditangung, yaitu : 1. Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang disimpan maka akan semakin besar biaya penyimpanannya. 2. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang maka risiko kerusakan barang semakin tinggi. 3. Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan “out of date” atau ketinggalan jaman. 3. Tujuan Pengelolaan Persediaan Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu.Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut.Hal inilah yang dianggap penting untuk dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis.Dengan
  • 30. demikian yang dimaksud dengan pengelolaan persediaan adalah“Kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku dan penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan”. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen). 2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan :  Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh.  Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan. 3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. 4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya menjadi besar. 5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar- besaran, karena mengakibatkan biaya menjadi besar. 4. Faktor yang Menentukan Persediaan Yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah bagaimana menentukan persediaan yang optimal, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan. Sebenarnya perlu dibedakan antara persediaan bahan baku dan bahan jadi, namun yang dimaksud dengan persediaan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi adalah bahan baku dan penolong. Besar kecilnya persediaan bahan baku dan bahan penolong dipengaruhi oleh faktor : 1. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyakjumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku.
  • 31. 2. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya. 3. Sifat bahan baku, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan lama (undurable good). Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat tahan lama, maka tidak ada salahnya menyimpannya dalam jumlah besar. Agar kontinuitas produksi tetap terjaga, maka untuk berjaga-jaga perusahaan sebaiknya memiliki apa yang dinamakan dengan persediaan cadangan (safety stock). Persediaan cadangan atau disebut pula persediaan pengaman adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan untuk menjaga kontinuitas produksi. 5. Jenis Persediaan Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yangdijalani dan berdasarkan tujuan. Pembagian berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu : 1. Persediaan bahan baku. 2. Persediaan bahan setengah jadi. 3. Persediaan barang jadi. Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari : 1. Persediaan pengamanan (safety stock). Persediaan pengaman atau sering pula disebut safety stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi kekurangan persediaan (stockout). Faktor-faktor yang menentukan besarnya safety stock adalah : a. Penggunaan bahan baku rata-rata. Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan bakuselama periode tertentu, khusunya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. b. Faktor waktu. Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan- bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan.
  • 32. c. Persediaan antisipasi. Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan sebelumnya. d. Persediaan dalam pengiriman (transit stock). Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu : External transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi. Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum dipindahkan. 6. Faktor Penentu Safety Stock Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock adalah sebagai berikut : 1. Risiko kehabisan persediaan, yang biasanya ditentukan oleh :  Kebiasaan pihak supplier dalam pengiriman barang yang dipesan, apakah tepat waktu atau sering kali terlambat dari waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak pembelian.  Dapat diduga atau tidaknya kebutuhan bahan baku untuk produksi. 2. Biaya simpan di gudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan. 3. Sifat persaingan. Persaingan yang terjadi antar perusahaan dapat ditentukan dari kecepatan pelayanan pemenuhan permintaan pelanggan, maka perusahaan perlu memiliki persediaan yang besar. MATERI 9 : PEMBELIAN 1. Definisi Pembelian Pembelian adalah suatu usaha yang digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Secara umum pembelian adalah usaha pengadaan barang atau jasa dengan tujuan yang yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun untuk dijual kembali,
  • 33. baik dengan atau tanpa proses, dalam proses pembelian yang ada agar kegiatan pembelian dapat dilakukan dengan benar. 2. Pembelian menurut para ahli : 1. Gelinas dan Dull(2011:430), berpendapat bahwa : Proses pembelian adalah suatu struktur interaksi antara orang-orang, peralatan, metode-metode, dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai fungsi utama- utama sebagai berikut : a) Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari bagian pembelian dan penerimaan. b) Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur bagian pembelian dan penerimaan. c) Membantu dalam penyajian laporan eksternal dan laporan internal. 2. Soemarso S.R (2009:208), dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar : Pembelian (Purchasing) adalah akun yang digunakan untuk mecatat semua pembelian barang dagangan dalam suatu periode. 3. Fungsi pembelian Untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan pesanan pembelian kepada pemasok yang dipilih. 4. Prose pembelian Sebuah struktur interaksi antara orang-orang, peralatan, metode-metode, dan pengendalian yang dirancang untuk mencapai fungsi-fungsi utama berikut :  Menangani rutinitas pekerjaan yang berulang-ulang dari bagian pembelian dan penerimaan.  Mendukung pengambilan keputusan dari orang-orang yang mengatur bagian pembelian dan penerimaan.  Membantu dalam penyajian laporan eksternal dan laporan internal.
  • 34. 5. Sistem akuntansi pembelian digunakan untuk pengadaan barang oleh perusahaan. 1. Pembelian lokal, yaitu pembelian dari pemasok dalam negeri. 2. Pembelian impor, yaitu pembelian dari pemasok luar negeri. 6. Fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus pembelian  Inventory management/logistics Fungsi pembelian utama berfokus pada pemilihan pemasok yang dari mana persediaan itu nantinya akan dibeli. Fungsi penerimaan bertanggung jawab dalam menerima barang yang dipesan oleh perusahaan, memeriksa jumlah dan kondisi barang tersebut, dan memindahkannya kegudang.  Finance/accounting Fungsi ini memiliki bertanggung jawab yang berhubungan dengan data keuangan, informasi,perencanaan dan pengendalian atas sumber daya. Untuk siklus pengeluaran, finance/accounting mencakup :  Fungsi pengeluaran kas, yaitu bertanggung jawab meyiapkan cek untuk pengeluaran dan memelihara data-data yang berhubungan dengan pengeluaran kas.  Fungsi pengedaliaan persediaa, yaitu yang bertanggung jawab memelihara data-data persediaan dan mengajukan permintaan pembeliaan.  Fungsi utang usaha, yaitu bertanggung jawab memelihara data- data utang pemasok dan meyetujui faktur pemasok untuk pembayaran.  Fungsi jurnal umum, yaitu bertanggung jawab untuk memelihara akun-akun,aset,ekuitas beban, dan pendapatan. 7. Aktivitas siklus pembelian Aktivitas-aktivitas yang ada dalam sebuah sistem pemrosesan pembelian (purchases processing system) :  Fungsi pembelian berawal dari kebutuhan untuk meyediakan stok kembali setelah melalui pengamatan atas catatan persediaan . Tingkat persediaan
  • 35. menurun karena penjualan langsung kepada pelanggan atau karena pengeluaran ke proses produksi.  Proses pembelian menentukan kuantitas yang akan dipesan, memilih pemasok dan menyimpan purchase order. Informasi ini dikirimkan ke pemasok dan bagian proses utang usaha.  Setelah suatu periode tertentu, perusahaan menerima persediaan dari pemasok. Barang yang diterima akan diperiksa terlebih dahulu untuk menjamin.  kuantitas dan kualitas kemudian dikirimkan ketoko atau gudang.  Informasi mengenai penerimaan persediaan digunakan untuk memperbarui catatan persediaan.  Bagian proses utang usaha (account payable) menerima. 8. Dokumen dalam Siklus Pembelian Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah :  Purchase Requisition Dokumen yang diisi oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,jumlah,dan mutuseperti yang tsb dalam surat permintaan pembelian.  Purchase Order Formulir resmi yang dibuat secara lengkap, yang berasal dari permintaan pembelian. Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.  Surat Permintaan Penawaran Harga Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi (tidak repetitif),yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.  Receiving Report Dokumen yang mencatat penerimaan barang.  Suppliers(vendors) invoice Dokumen tagihan yang berawal dari supplier atas pembelian barang atau jasa.  Disbursement voucher
  • 36. Dokumen dalam sistem voucher yang mengakumulasi invoice dari supplier untuk pembayaran.  Disbursement check Dokumen terakhir dalam siklus pembelian yang menyediakan pembayaran kepada supplier atas suatu barang atau jasa.  Debit memorandum Dokumen yang mengotorisasi pengembalian atau retur pembelian.  New supplier (vendor) form Formulir yang digunakan dalam pemilihan supplier yang baru. Mennapilkan data seperti harga, tipe barang atau jasa yang disediakan,pengalaman, status kredit dan referensi pihak lain.  Request for Proposal (or qoutation) Formulir yang digunakan dalam prosedur penawaran yang bersaing, menunjukkan barang atau jasa yang diperlukan dan persaingan harga, jangka waktu pembayaran.  Laporan penerimaan barang Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Akuntasi Pembelian merupakan sistem yang dirancang untuk mendukung rutinitas perusahaan, terutama dalam kaitannya dengan pembelian yang disertai dengan pengendalian sehingga dapat menghasilkan laporan yang berguna dalam membuat keputusan. MATERI 10 : PERENCANAAN BASISDATA 1. PENGERTIAN PERENCANAAN Connolly, Begg. 2005. Sistem Basis Data Perencanaan basis data mencakup kegiatan yang memungkinkan tahapan siklus pengembangan sistem database dapat direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Fase ini harus di integrasikan dengan keseluruhan strategi Sistem Informasi organisasi. Langkah pertama dalam perencanaan basis data adalah mendefinisikan pernyataan misi dan tujuan sistem database. Itulah definisi dari:
  • 37. a. Tujuan utama dari sistem database b. Tujuan sistem database c. Tugas yang didukung dari sistem basis data Sumber daya sistem database 2. Tahapan – tahapan perencanaan basis data 1. System Definition Adalah mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data dan pandangan-pandangan utama para pengguna. Sebelum mendesain suatu aplikasi basis data, terlebih dahulu mengindentifikasikan batasan-batasan dari sistem yang sedang diteliti dan bagaimana kaitannya dengan bagian lain dari sistem informasi perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada pengguna utama basis data yang terlupakan ketika dilakukan pengembangan aplikasi. Disini ditetapkan aturan-aturan yang berkaitan dengan hasil perencanaan yang mencakup hal-hal seperti SDM, Marketing dsb. Dalam fase definisi sistem, ruang lingkup dan batasan aplikasi database dijelaskan. Deskripsi ini meliputi: a. Terhubung dengan sistem informasi lain dari organisasi b. Apa sistem yang direncanakan akan lakukan sekarang dan di masa depan c. Siapa pengguna sekarang dan di masa depan 2. Requirements Collection and Analysis Selama tahap pengumpulan dan analisis persyaratan, pengumpulan dan analisis informasi tentang bagian perusahaan yang akan dilayani oleh database selesai. Hasilnya bisa meliputi misalnya: a. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan b. Rincian bagaimana data akan digunakan atau dihasilkan c. persyaratan tambahan untuk sistem database baru. 3. Database Design Fase perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahap: 1. Desain database konseptual 2. Desain database logis
  • 38. 3. Desain database fisik Pada tahap perancangan basis data konseptual, model data yang akan digunakan terlepas dari semua pertimbangan fisik harus dibangun. Model ini didasarkan pada spesifikasi persyaratan sistem.Pada tahap perancangan basis data logis, model data yang akan digunakan didasarkan pada model data tertentu, namun tidak tergantung pada sistem manajemen basis data tertentu. Ini didasarkan pada model data target untuk database mis. Model data relasionalPada tahap perancangan basis data fisik, deskripsi implementasi database pada secondary storage dibuat. Hubungan dasar, indeks, batasan integritas, keamanan, dll didefinisikan dengan menggunakan bahasa SQL. 4. Pemilihan Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Tahap ini bersifat opsional artinya dalam hal penentuan DBMS mana yang akan digunakan sangat bergantung dari kasus yang dihadapi, contoh jika ada kasus pembuatan database untuk kasus praktek dokter yang hanya membutuhkan dua entitas yaitu dokter dan pasien dengan asumsi pada setiap bulannya akan didapat rata-rata pasien berjumlah 500-600 orang, maka DBMS yang digunakan tidak harus menggunakan DBMS yang memerlukan konfigurasi rumit seperti SQL Server, Oracle dsb namun cukup dengan DBMS yang sederhana seperti MS Access. 5. Application Design Pada tahap perancangan aplikasi, perancangan antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan mengolah database didefinisikan dan dirancang. 6. Protyping Merupakan pembuatan suatu model kerja dari aplikasi basis data.Suatu prototype adalah contoh model yang tidak mempunyai semua fitur-fitur yang diperlukan atau menyediakan semua fungsionalitas dari system terakhir. Tujuan utama dari pengembangan prototype suatu aplikasi basis data, yaitu : 1. Untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan apakah baik atau tidak. 2. Untuk memberikan perbaikan atau penabahan fitur baru. 3. Untuk klarifikasi kebutuhan user. 4. Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akanterjadi) dari desain system khusus.
  • 39. Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan saat ini, yaitu : 1. Requirement Prototyping, menggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan dari usulan sistem basis data yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka prototype tidak akan dipakai lagi. 2. Evolutionary Prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaanya, prototype tidak akan dibuang tetapi dengan pengembangan lanjutan menjadi aplikasi basis data yang digunakan . 7. Implementation Selama tahap implementasi, realisasi fisik dari database dan desain aplikasi harus dilakukan. Ini adalah fase pemrograman dari pengembangan sistem. 8. Data Conversion and Loading Fase ini dibutuhkan saat database baru menggantikan sistem lama. Selama fase ini data yang ada akan ditransfer ke database baru. 9. Testing Sebelum sistem baru ini akan hidup, harus diuji secara menyeluruh. Tujuan pengujian adalah menemukan kesalahan! Tujuannya bukan untuk membuktikan software yang bekerja dengan baik. 10.Maintenance Pemeliharaan operasional adalah proses monitoring dan pemeliharaan sistem basis data.Pemantauan berarti kinerja sistem diamati. Jika kinerja sistem berada di bawah tingkat yangdapat diterima, penyetelan ulang atau reorganisasi database mungkin diperlukan.Mempertahankan dan meningkatkan sistem basis data berarti, ketika persyaratan baru muncul, siklus pengembangan baru akan dilakukan.
  • 40. DAFTAR PUSTAKA Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo. Hadi, Sutrisno. 1991. Dasar Metode Research. Jilid I.Yogyakarta: Andi Offset. Donald, Ary. et al.(2006). Introduction To Research In Education. USA: Thomson Wadsworth Simarmata,Janner ,dan Iman Paryudi.2006.Basis Data.Yogyakarta:Penerbit Andi. Kadir, Abdul.2009.Dasar perancangan dan Implementasi.Yogyakarta:Penerbit Andi. Endar Fernandes (Senin 14 desember 2015) http://www.dosenonline.com/2015/12/pengertian-normalisasi-jenis-jenis-key.html http://www.gurupendidikan.com/studi-kepustakaan-pengertian-tujuan-peranan- sumber-strategi/ http://infokah.com/cara-membuat-erd-tahapan-dan-studi-kasus/ Sumber : Buku Database Design ,Indranani, S,kom.,MM., 2015 Sumber : Jurnal Dewi Sawitri, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Sumber : Jurnal Dewi Sawitri, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarman Ahmad Basuki., 2012, imk01, [pdf] diakses pada tanggal 20 Maret 2017 (http://basuki.lecturer.pens.ac.id/lecture/imk01.pdf) Iwan Binanto., 2008, 8 Aturan Emas Desain User Interface, diakses pada tanggal 20 Maret 2017 (https://iwanbinanto.wordpress.com/2008/07/21/8-aturan- emas-desain- user- interface/)