slide presentasi pengajuan judul Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Ulang Gedung UPTD (SAMSAT) Kota Banjarmasin, mungkin belum sempurna dan masih bnyak kekurangan.. menerima kritik dan saran.. semoga bermanfaat ^^
Rencana ini membahas pengembangan kawasan Koridor Jalan Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) dengan fokus pada penggunaan lahan, massa bangunan, sirkulasi, ruang terbuka hijau, dan elemen-elemen pembentuk citra kota. Beberapa rencana kunci meliputi pembangunan perumahan, perdagangan, dan fasilitas umum di sepanjang koridor serta perbaikan infrastruktur untuk pejalan kaki dan transportasi.
Dokumen tersebut membahas desain struktur baja untuk bangunan, termasuk persyaratan perencanaan, sifat baja, kombinasi pembebanan, sambungan, dan contoh desain rangka baja 3 lantai serta detail pondasinya. Dokumen ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar perencanaan struktur baja untuk gedung sesuai standar nasional Indonesia.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...intan mustika
Laporan ini membahas pelaksanaan proyek pembangunan hotel dan apartemen Hadiningrat Terrace di Yogyakarta. Proyek ini terdiri dari pembangunan struktur bawah tanah berupa fondasi raft dan struktur atas berupa kolom, pelat lantai, dan dinding. Laporan ini juga membahas perencanaan proyek, manajemen konstruksi, peralatan dan bahan konstruksi, serta pelaksanaan pekerjaan struktur.
slide presentasi pengajuan judul Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Ulang Gedung UPTD (SAMSAT) Kota Banjarmasin, mungkin belum sempurna dan masih bnyak kekurangan.. menerima kritik dan saran.. semoga bermanfaat ^^
Rencana ini membahas pengembangan kawasan Koridor Jalan Ir. H. Soekarno (Middle East Ring Road) dengan fokus pada penggunaan lahan, massa bangunan, sirkulasi, ruang terbuka hijau, dan elemen-elemen pembentuk citra kota. Beberapa rencana kunci meliputi pembangunan perumahan, perdagangan, dan fasilitas umum di sepanjang koridor serta perbaikan infrastruktur untuk pejalan kaki dan transportasi.
Dokumen tersebut membahas desain struktur baja untuk bangunan, termasuk persyaratan perencanaan, sifat baja, kombinasi pembebanan, sambungan, dan contoh desain rangka baja 3 lantai serta detail pondasinya. Dokumen ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar perencanaan struktur baja untuk gedung sesuai standar nasional Indonesia.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase untuk beberapa jenis infrastruktur seperti jalan raya, lapangan terbang, pertanian, rel kereta api, rumah tinggal, dan lapangan golf. Ia menjelaskan langkah-langkah perencanaan drainase mulai dari menentukan daerah layanan, menghitung debit rencana, memilih material dan mendesain saluran drainase. Contoh perencanaan drainase jalan raya juga diberikan untuk mendemonstrasikan penerap
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...intan mustika
Laporan ini membahas pelaksanaan proyek pembangunan hotel dan apartemen Hadiningrat Terrace di Yogyakarta. Proyek ini terdiri dari pembangunan struktur bawah tanah berupa fondasi raft dan struktur atas berupa kolom, pelat lantai, dan dinding. Laporan ini juga membahas perencanaan proyek, manajemen konstruksi, peralatan dan bahan konstruksi, serta pelaksanaan pekerjaan struktur.
Rute jalan menuju WTC (World Trade Center) Surabaya, disertai gambar street view (tampilan nyata di jalan), penjelasan rambu-rambu sekitar, dan penggunaan lajur sesuai kendaraan setiap persimpangan dan belokan dengan detail. Lebih lengkap rute jalan menuju tempat lainnya di Kota Surabaya kunjungi track-surabaya.blogspot.co.id
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung untuk periode 2007-2027. Dokumen ini menjelaskan latar belakang perlunya menyusun rencana tata ruang wilayah baru untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bandung dengan memanfaatkan ruang secara berkelanjutan serta menyesuaikan perubahan wilayah akibat pembentukan Kabupaten Bandung Barat.
Dokumen tersebut membahas proyek pelestarian makanan khas tradisional Melayu untuk peserta didik SMA guna melestarikan budaya lokal. Proyek ini bertujuan membentuk peserta didik yang mencintai dan dapat melestarikan budaya Melayu khususnya makanan tradisionalnya yang hampir punah. Peserta didik diajak mengenali, mempromosikan, membuat, dan melestarikan makanan khas tradisional Melayu.
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar tahun 2005-2015 dengan mempertimbangkan peraturan dan undang-undang terkait penataan ruang serta mengatur ketentuan umum mengenai definisi istilah-istilah yang digunakan dalam dokumen.
Dokumen ini membahas metode pelaksanaan konstruksi pelindung tebing dan groundsill di Sungai Cianjur, Kabupaten Cianjur. Terdiri dari pekerjaan persiapan, pokok seperti pembangunan pelindung tebing dan groundsill, serta penutup berupa kesimpulan dan saran. Proyek ini telah selesai sesuai rencana dan sedang dalam masa pemeliharaan.
Dokumen tersebut membahas metode pelaksanaan pondasi dalam dan perbedaan metode pancang menggunakan jack in pile dan hammer. Metode jack in pile memancang tiang secara statis menggunakan tekanan hidrolik, sedangkan hammer secara dinamik dengan memukul. Jack in pile menghasilkan daya dukung tanah yang lebih baik dan kurang getaran.
Dokumen tersebut membahas tentang standar perencanaan irigasi khususnya untuk petak tersier. Mencakup tujuan, ruang lingkup, dan prosedur perencanaan petak tersier secara terperinci agar pengelolaan air dapat berjalan dengan baik dan mudah dioperasikan oleh petani dengan biaya rendah. Kriteria perencanaan ini bertujuan untuk memudahkan pembuatan desain irigasi petak tersier secara standar serta melibatkan pet
The document discusses luxury brands established in Brazil as competitors to Louis Vuitton. It identifies Daslu, Benchmark, Hermes, and Dior as the main competitors. Benchmark has a unique presence in Rio de Janeiro. Hermes became strong by creating iconic bags and has a know-how similar to Louis Vuitton. Louis Vuitton is able to innovate while maintaining its classic identity, which has allowed it to reach its current level.
Analisis SWOT merupakan alat untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan eksternal seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta merumuskan strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan berbagai strategi seperti strategi kekuatan-peluang, kekuatan-ancaman, kelemahan-peluang, dan kelemahan-ancaman.
Dokumen tersebut membahas tentang garis sempadan sumber daya air seperti sungai, saluran irigasi, dan danau. Ia menjelaskan definisi hukum dan teknis mengenai garis sempadan, serta sanksi pelanggaran garis sempadan sungai sesuai peraturan daerah. Dokumen tersebut juga memberikan rekomendasi untuk pengaturan garis sempadan sungai ke depannya.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Peraturan Menteri PUPR No. 02/2015 mengatur tentang Bangunan Gedung Hijau, yang didefinisikan sebagai bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau. Peraturan ini mengatur lingkup pengaturan, persyaratan, dan pelaksanaan bangunan gedung hijau.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang bandar Ipoh, Perak yang dirancangkan dengan baik. Ia membahagikan aspek-aspek alam sekitar, ekonomi dan sosial bandar tersebut dan memberikan markah untuk setiap aspek. Aspek-aspek utama yang diberi tumpuan ialah reka bentuk bandar, kepelbagaian biologi, pendidikan dan penjagaan kesihatan. Dokumen ini menilai tahap keberlanjutan bandar Ipoh
Rute jalan menuju WTC (World Trade Center) Surabaya, disertai gambar street view (tampilan nyata di jalan), penjelasan rambu-rambu sekitar, dan penggunaan lajur sesuai kendaraan setiap persimpangan dan belokan dengan detail. Lebih lengkap rute jalan menuju tempat lainnya di Kota Surabaya kunjungi track-surabaya.blogspot.co.id
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
Peraturan Daerah ini mengatur tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung untuk periode 2007-2027. Dokumen ini menjelaskan latar belakang perlunya menyusun rencana tata ruang wilayah baru untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Bandung dengan memanfaatkan ruang secara berkelanjutan serta menyesuaikan perubahan wilayah akibat pembentukan Kabupaten Bandung Barat.
Dokumen tersebut membahas proyek pelestarian makanan khas tradisional Melayu untuk peserta didik SMA guna melestarikan budaya lokal. Proyek ini bertujuan membentuk peserta didik yang mencintai dan dapat melestarikan budaya Melayu khususnya makanan tradisionalnya yang hampir punah. Peserta didik diajak mengenali, mempromosikan, membuat, dan melestarikan makanan khas tradisional Melayu.
Peraturan Daerah ini menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar tahun 2005-2015 dengan mempertimbangkan peraturan dan undang-undang terkait penataan ruang serta mengatur ketentuan umum mengenai definisi istilah-istilah yang digunakan dalam dokumen.
Dokumen ini membahas metode pelaksanaan konstruksi pelindung tebing dan groundsill di Sungai Cianjur, Kabupaten Cianjur. Terdiri dari pekerjaan persiapan, pokok seperti pembangunan pelindung tebing dan groundsill, serta penutup berupa kesimpulan dan saran. Proyek ini telah selesai sesuai rencana dan sedang dalam masa pemeliharaan.
Dokumen tersebut membahas metode pelaksanaan pondasi dalam dan perbedaan metode pancang menggunakan jack in pile dan hammer. Metode jack in pile memancang tiang secara statis menggunakan tekanan hidrolik, sedangkan hammer secara dinamik dengan memukul. Jack in pile menghasilkan daya dukung tanah yang lebih baik dan kurang getaran.
Dokumen tersebut membahas tentang standar perencanaan irigasi khususnya untuk petak tersier. Mencakup tujuan, ruang lingkup, dan prosedur perencanaan petak tersier secara terperinci agar pengelolaan air dapat berjalan dengan baik dan mudah dioperasikan oleh petani dengan biaya rendah. Kriteria perencanaan ini bertujuan untuk memudahkan pembuatan desain irigasi petak tersier secara standar serta melibatkan pet
The document discusses luxury brands established in Brazil as competitors to Louis Vuitton. It identifies Daslu, Benchmark, Hermes, and Dior as the main competitors. Benchmark has a unique presence in Rio de Janeiro. Hermes became strong by creating iconic bags and has a know-how similar to Louis Vuitton. Louis Vuitton is able to innovate while maintaining its classic identity, which has allowed it to reach its current level.
Analisis SWOT merupakan alat untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan eksternal seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta merumuskan strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan berbagai strategi seperti strategi kekuatan-peluang, kekuatan-ancaman, kelemahan-peluang, dan kelemahan-ancaman.
Dokumen tersebut membahas tentang garis sempadan sumber daya air seperti sungai, saluran irigasi, dan danau. Ia menjelaskan definisi hukum dan teknis mengenai garis sempadan, serta sanksi pelanggaran garis sempadan sungai sesuai peraturan daerah. Dokumen tersebut juga memberikan rekomendasi untuk pengaturan garis sempadan sungai ke depannya.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Peraturan Menteri PUPR No. 02/2015 mengatur tentang Bangunan Gedung Hijau, yang didefinisikan sebagai bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau. Peraturan ini mengatur lingkup pengaturan, persyaratan, dan pelaksanaan bangunan gedung hijau.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang bandar Ipoh, Perak yang dirancangkan dengan baik. Ia membahagikan aspek-aspek alam sekitar, ekonomi dan sosial bandar tersebut dan memberikan markah untuk setiap aspek. Aspek-aspek utama yang diberi tumpuan ialah reka bentuk bandar, kepelbagaian biologi, pendidikan dan penjagaan kesihatan. Dokumen ini menilai tahap keberlanjutan bandar Ipoh
Dokumen tersebut membahas aspek-aspek teknis dan ekonomi dalam pengembangan kawasan industri beserta perannya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Topik yang dibahas antara lain konsep pengembangan kawasan industri, faktor-faktor pendukung kelayakan pengembangan kawasan industri di suatu daerah, kriteria pemilihan lokasi, serta peran kawasan industri dalam mewujudkan pembangunan industri berwaw
Dokumen tersebut membahas sinkronisasi kebijakan bidang maritim untuk pengelolaan ruang laut yang berkelanjutan. Beberapa poin penting yang disinggung adalah pentingnya pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut, indeks kesehatan laut Indonesia, rencana zona kawasan antarwilayah, dan perizinan berusaha berbasis risiko.
Dokumen ini membahas tentang penilaian keberlanjutan bandar tempat tinggal di Ipoh, Malaysia. Dokumen meninjau aspek-aspek lingkungan seperti desain kota, keanekaragaman biologi, sampah, jejak ekologis, ruang hijau dan udara; aspek ekonomi seperti pekerjaan, transportasi dan peluang bisnis; serta aspek sosial seperti pendidikan, kesehatan dan makanan.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang aspek-aspek penilaian dalam perancangan bandar mapan seperti alam sekitar, ekonomi, dan sosial. Ia menilai bandaraya pantai Kuala Terengganu dalam aspek-aspek tersebut dengan skala 0 hingga 10. Aspek-aspek seperti rekabentuk bandar, kepelbagaian bio, kawasan hijau, dan pendidikan mendapat skor tinggi manakala aspek seperti perubahan iklim
Proyek perencanaan bangunan multifungsi yang meliputi retail dan apartemen di Kota Bandung dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas komersial dan hunian serta meningkatkan perekonomian wilayah sekitar.
Dokumen ini membahas berbagai isu strategis dan permasalahan di Kota Batam terkait infrastruktur, kependudukan, ekonomi, lahan, dan lingkungan. Isu-isu yang diangkat antara lain kondisi jalan yang membutuhkan perbaikan, masalah banjir, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan lahan. Dokumen ini juga menyarankan berbagai upaya dan program untuk menangani permasalahan-permasalahan tersebut.
Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Kabupaten Kediri bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan guna mendukung terciptanya permukiman yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan. Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dengan melakukan investasi infrastruktur di beberapa lokasi kumuh. H
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
1. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG ULH
U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS
RUANG TERBUKA HIJAU PERKOTAAN
Ir. BUDI FAISAL, MAUD., MLA., Ph.D., IAI., IALI
Dr.GES. MOHAMMAD ZAINI DAHLAN, SP., M.Si., IALI
SOFIA CHAERIYAH, ST., MT., IALI
MIRA AMELIA, ST., M.Ars., IALI
INA WINIASTUTI HUTRIANI, SP., M.ArsL., IALI
Jakarta, 22 September 2022
2. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
OUTLINE
1. TIPOLOGI RTH
2. PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS RTH PERKOTAAN
• SKEMA PERHITUNGAN INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA (IHBI)
• SKEMA JOINTLY CLAIMED
• SKEMA PRIVATELY OWNED PUBLIC SPACES (POPS)
3. MEKANISME PERHITUNGAN RTH DALAM RDTR
3. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
Property of LPPM ITB 2019
UU NO.11 TAHUN 2020
CIPTA KERJA
PROSES PENYUSUNAN
merevisi
merevisi
• MASTERPLAN RTH
DKI JAKARTA 2018
2007 2008 2015 2018 2019
UU NO. 26/2007
PENATAAN RUANG
PERMEN PU NO.
05/PRT/M/2008
PEDOMAN PENYEDIAAN DAN
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA
HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN
PROGRAM
PENGEMBANGAN
KOTA HIJAU
(P2KH) ROADMAP
KOTA HIJAU
(P2KH):
RUANG HIJAU • PEDOMAN
PERENCANAAN
RUANG DAN
INFRASTRUKTUR
HIJAU
MASTERPLAN RTH:
JAKARTA
GREEN INDEX
2011
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
PERMEN KEHUTANAN
NO. 71/2009
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
HUTAN KOTA
2009
DIREKTORAT
JENDERAL
PENATAAN RUANG
2020
REVIEW & REVISI
PERMEN PU NO. 05/PRT/M/2008
PEDOMAN PENYEDIAAN DAN
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU DI
KAWASAN PERKOTAAN
PERMEN PU NO. 12/PRT/M/2009
PEDOMAN PENYEDIAAN DAN
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA NON
HIJAU DI WILAYAH KOTA/KAWASAN
PERKOTAAN
2022
PERMEN ATR/BPN
NO. 14/2022
PEDOMAN PENYEDIAAN
DAN PEMANFAATAN RTH
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA
PERMEN PU NO.
12/PRT/M/2009
PEDOMAN PENYEDIAAN DAN
PEMANFAATAN RUANG TERBUKA NON
HIJAU DI KAWASAN PERKOTAAN
4. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
TIPOLOGI RTH
(A) Kawasan/Zona RTH
(B) Kawasan/Zona Lainnya
(C) Objek Ruang Berfungsi RTH
1
5. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
RTH
RTNH
RTB
RTH sebagai bagian dari sistem ekologi kota perlu
memperhitungkan keberadaan RTNH dan RTB, termasuk
dalam hal ini, segala bentuk ruang baik di permukaan alas,
dinding, hingga atap bangunan yang potensial berkontribusi
membentuk RTH yang berkualitas.
Pendefinisian baru RTH yang mengintegrasikan RTNH dengan
material ramah lingkungan dan RTB yang mewadiahi fungsi
ekologis dan sosial.
RTH TERPADU Paradigma Baru
6. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
NO. TIPOLOGI A
A KAWASAN /ZONA RTH
A.1 Rimba Kota
A.2 Taman RT
A.3 Taman RW
A.4 Taman Kelurahan
A.5 Taman Kecamatan
A.6 Taman Kota
A.7 Pemakaman
A.8 Jalur Hijau
NO. TIPOLOGI B
B KAWASAN/ZONA LAINNYA
B.1
Kawasan/Zona yang Memberikan
Perlindungan terhadap Kawasan
bawahannya
B.2
Kawasan/Zona Perlindungan
Setempat
B.3 Kawasan/Zona Konservasi
B.4 Kawasan/Zona Hutan Adat
B.5 Kawasan/Zona Lindung Geologi
B.6 Kawasan/Zona Cagar Budaya
B.7 Kawasan/Zona Ekosistem Mangrove
B.8 Kawasan/Zona Hutan Produksi
B.9 Kawasan/Zona Perkebunan Rakyat
B.10 Kawasan/Zona Pertanian
Tipologi RTH dalam peraturan ini mempertimbangkan berbagai
potensi ruang di darat maupun di air dengan menilai kontribusinya
terhadap fungsi ekologis maupun sosial.
Tipologi RTH saat ini mengintegrasikan RTNH dan RTB untuk
menwujudkan RTH berkualitas yang meliputi Kawasan/Zona RTH
(A), Kawasan/Zona Lainnya (B), dan Objek Ruang Berfungsi RTH (C).
NO. TIPOLOGI C
C OBJEK RUANG BERFUNGSI RTH
C.1 Objek Ruang pada Bangunan
C.1.1 Taman Atap
C.1.2 Taman Podium
C.1.3 Taman Balkon
C.1.4 Taman Koridor
C.1.5 Taman Vertikal
C.1.6 Taman dalam Pot
C.1.7 Taman dalam Kontainer
C.2 Objek Ruang pada Kavling
C.2.1 Persil Bangunan pada Kawasan/Zona Perumahan
C.2.2 Persil Bangunan pada Kawasan/Zona Perdagangan dan Jasa
C.2.3 Persil Bangunan pada Kawasan/Zona Perkantoran
C.2.4 Persil Bangunan pada Kawasan/Zona Peruntukan Industri
C.2.5 Pekarangan Rumah
C.3 Ruang Terbuka Biru
C.3.1 Danau
C.3.2 Waduk
C.3.3 Sungai
C.3.4 Embung
C.3.5 Situ
C.3.6 Mata Air
C.3.7 Rawa
C.3.8 Biopori
C.3.9 Sumur Resapan
C.3.10 Bioswale
C.3.11 Kebun Hujan
C.3.12 Kolam Retensi dan Detensi
C.3.13 Rawa Buatan
TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Paradigma Baru
7. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
RIMBA KOTA (≥ 10 ha) TAMAN KOTA (≥ 5 ha) TAMAN KECAMATAN (≥ 1,5 ha)
TAMAN KELURAHAN (≥ 0,5 ha) TAMAN RW (≥ 0,1 ha) TAMAN RT (≥ 0,25 ha)
95% 85% 80%
70% 60% 50%
Catatan : Gambar ini hanya sekedar ilustrasi harus disesuaikan dengan kondisi eksisting masing-masing.
TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Tipologi A
8. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Tipologi B
KAWASAN/
ZONA
LAINNYA
Perlindungan
terhadap
Kawasan
bawahannya
Perlindungan
setempat
Konservasi
Hutan adat
Lindung
geologi
Cagar budaya
Ekosistem
mangrove
Hutan
produksi
Perkebunan
rakyat
Pertanian
Permen ATR 14/2022 menguatkan fungsi
kawasan/zona lainnya dengan tetap mengacu
pada peraturan perundang-undangan terkait
serta meningkatkan kualitas dari ruang tsb.
9. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
Taman Atap (Roof Garden)
Taman dalam Kontainer (Container Garden)
Taman dalam Pot (Planter Box Garden)
Taman Podium (Podium Garden)
Taman Vertikal (Vertical Garden/
Green Wall)
Taman Atap (Roof Garden)
Taman Koridor (Corridor Garden)
Taman Balkon (Balcony Garden)
Catatan : Gambar ini hanya sekedar ilustrasi harus disesuaikan dengan kondisi eksisting masing-masing.
TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Tipologi C1
Objek Ruang pada Bangunan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 21
Tahun 2021 tentang Penilaian
Kinerja Bangunan Gedung Hijau
10. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
Catatan : Gambar ini hanya sekedar ilustrasi harus disesuaikan dengan kondisi eksisting masing-masing.
Kebun hujan
(rain garden)
Perkerasan dengan material berpori dan
tangki air hujan
Bio-swale
Bioswale
Perkerasan dgn
material berpori
Bioswale
Area lapangan rumput multifungsi
TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Tipologi C2
Objek Ruang pada Bangunan
Persil pada Kawasan/Zona Perkantoran Persil pada Kawasan/Zona Industri
11. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
DANAU DAN WADUK SUNGAI EMBUNG
SITU MATA AIR RAWA
Catatan : Gambar ini hanya sekedar ilustrasi harus disesuaikan dengan kondisi eksisting masing-masing.
TIPOLOGI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Tipologi C3
Ruang Terbuka Biru
Permen PUPR 28/PRT/M/2015 Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Danau:
Min. Ø 200 m dari titik mata air
Min. jarak 50 m dari tepi danau/waduk/situ/embung/rawa
Min. jarak 3 – 100 m dari palung sungai
12. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS RTH PERKOTAAN
Skema Perhitungan Indeks Hijau-Biru Indonesia (IHBI)
Skema Pengakuan RTH Bersama (Jointly Claimed)
Skema Privately Owned Public Space (POPS)
2
13. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
2006/2015
SEATTLE-USA
SEATTLE
GREEN
FACTOR
2005
MALMO-SWEDEN
MALMO
GREEN
SPACE
FACTOR
1994
BERLIN-GERMANY
BERLIN
AREA
FACTOR
2016
HELSINKI
HELSINKI
GREEN
FACTOR
2021
JAKARTA
STOCKHOLM
GREEN
FACTOR
TORONTO
GREEN
STANDARD
2011
HONG KONG
HONG KONG
GREEN
FACTOR
2002
SINGAPORE
GREEN PLOT RATIO (GnPR)
2012
THAILAND
SPONGE CITY
891km²
3,5juta
3.928 jiwa/km2
77km²
0,3juta
3.896 jiwa/km2
217km²
0,7juta
3.225 jiwa/km2
1.106km²
7juta
6.329 jiwa/km2
213km²
0,6juta
2.816 jiwa/km2
662km²
10juta
15.105 jiwa/km2
721km²
5juta
6.934 jiwa/km2
1.569km²
8juta (5.098 jiwa/km2)
0,9juta
4.787 jiwa/km2
630km²
2,9juta
4.603 jiwa/km2
2018
LONDON
LONDON
URBAN
GREENING
FACTOR
URBAN GREENING FACTOR SCHEME: BIOTOPE (NATURE) + SOCIOTOPE (CULTURE)
1.572km²
8juta
5.089 jiwa/km2
INDONESIA
GREEN-BLUE
INDEX
2022
INDONESIA
JAKARTA
GREEN
INDEX
Skema Penghijauan Kota
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA
43
Bobot & Faktor Hijau-Biru
Indonesia
16
Faktor Elemen
14. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
• Permasalahan Jakarta menjadi permasalahan bersama
(collective problems) collaborative solution
• PERPRES NO. 60/2020 tentang JABODETABEKPUNJUR:
Rencana Struktur Ruang yang memperhatikan
keberlanjutan “EKOLOGIS HULU-TENGAH-HILIR-PESISIR”
• Area seluas 7.062 km² (30% RTH seluas 2.118 km²)
Kontribusi ±200 km² dari 30% RTH Jakarta.
JOINTLY CLAIMED
Ketentuan:
1. Jika luas RTH eksisting < 30%, maka kuantitas RTH
harus ditingkatkan untuk pemenuhan paling
sedikit 30% serta peningkatan kualitas RTH
berdasarkan IHBI.
2. Jika luas RTH eksisting ≥ 30%, maka RTH harus
dipertahankan dan ditingkatkan baik kuantitas
maupun kualitasnya berdasarkan IHBI.
3. Jika pemenuhan kuantitas RTH 30% sulit tercapai,
maka dapat menggunakan skema pengakuan RTH
Bersama (jointly claimed).
Kategorisasi Kota & Kawasan Perkotaan
15. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
https://images.app.goo.gl/hmghEAwhiLGHCsAu5
POPS RTH Kolaboratif
PUBLIK PRIVAT
POPS
Privately owned
public spaces
Perjanjian & Kerja sama
Insentif
Sebagai perangkat motivasi,
dorongan, daya tarik, dan/atau
percepatan kegiatan Pemanfaatan
Ruang: fiskal dan nonfiskal
(PP 21 Tahun 2021)
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota
Pemerintah Daerah Kota/Kab. Masyarakat
16. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
POPS RTH Kolaboratif
https://images.app.goo.gl/zbkaRkQB8YMHiPuj6
Memanfaatkan area terbuka di perkantoran dan kampus
sebagai ruang publik
Memanfaatkan lahan pertanian pribadi sebagai lapangan
olah raga yang dinikmati oleh masyarakat
https://images.app.goo.gl/KTtMpNUNX5CotMWd8
17. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
MEKANISME PERHITUNGAN RTH DALAM RDTR
Simulasi Perhitungan berdasarkan IHBI
3
18. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA
NO. TIPOLOGI RTH BOBOT (%) FHBI
A KAWASAN PERUNTUKAN/ZONA RTH
A.1 Rimba Kota 100 3,0
A.2 Taman RT 100 1,5
A.3 Taman RW 100 1,6
A.4 Taman Kelurahan 100 1,8
A.5 Taman Kecamatan 100 2,0
A.6 Taman Kota 100 2,5
A.7 Pemakaman 100 1,3
A.8 Jalur Hijau 100 1,5
B KAWASAN PERUNTUKAN/ZONA LAINNYA
B.1 Kawasan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya 30 1,0
B.2 Kawasan Perlindungan Setempat 50 1,0
B.3 Kawasan Konservasi 30 1,0
B.4 Kawasan Hutan Adat 30 1,0
B.5 Kawasan Lindung Geologi 20 1,0
B.6 Kawasan Cagar Budaya 10 1,0
B.7 Kawasan Ekosistem Mangrove 20 1,0
B.8 Kawasan Hutan Produksi 15 1,0
B.9 Kawasan Perkebunan Rakyat (Hutan Rakyat) 15 1,0
B.10 Kawasan Pertanian 10 1,0
Bobot dan FHBI
19. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
NO. TIPOLOGI RTH BOBOT (%) FHBI
C OBJEK RUANG BERFUNGSI RTH
C.1 RTH pada Bangunan
C.1.1 Taman Atap 100 0,65
C.1.2 Taman Podium 100 0,65
C.1.3 Taman Balkon 100 0,65
C.1.4 Taman Koridor 100 0,65
C.1.5 Taman Vertikal 100 0,5
C.1.6 Taman dalam Pot 100 0,4
C.1.7 Taman dalam Kontainer 100 0,45
C.2 RTH pada Kavling
C.2.1 Persil pada Kawasan Peruntukan/Zona Perumahan 100 1,0
C.2.2 Persil pada Kawasan Peruntukan/Zona Perdagangan dan Jasa 100 1,0
C.2.3 Persil pada Kawasan Peruntukan/Zona Perkantoran 100 1,0
C.2.4 Persil pada Kawasan Peruntukan/Zona Peruntukan Industri 100 1,0
C.2.5 Pekarangan Rumah 100 1,0
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Bobot dan FHBI
20. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
NO. TIPOLOGI RTH BOBOT (%) FHBI
C OBJEK RUANG BERFUNGSI RTH
C.3 Ruang Terbuka Biru
C.3.1 Danau 20 1,0
C.3.2 Waduk 20 1,0
C.3.3 Sungai 20 1,0
C.3.4 Embung 20 1,0
C.3.5 Situ 20 1,0
C.3.6 Mata Air termasuk sempadan 50 1,0
C.3.7 Rawa 20 1,0
C.3.8
Biopori (10 biopori = 1 m2; masing-masing dengan ukuran minimal diameter
0,1 m dan kedalaman 1 m)
100 0,2
C.3.9
Sumur Resapan (3 sumur = 1 m2; masing-masing dengan ukuran minimal
diameter 0,3 m dan kedalaman 3 m)
100 0,5
C.3.10 Bioswales (per 1 m2) 100 1,2
C.3.11 Kebun Hujan (Rain Garden) (per 1 m2) 100 1,2
C.3.12 Kolam Retensi dan Detensi (per 1 m2) 100 1,3
C.3.13 Rawa Buatan (Constructed Wetland) (per 1 m2) 100 1,5
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Bobot dan FHBI
21. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
NO. ELEMEN LANSKAP FAKTOR ELEMEN
1 Perkerasan tidak berpori seperti beton dan aspal (per 1 m2) 0,00
2 Aspal berpori (per 1 m2) 0,10
3 Paving block (per 1 m2) 0,15
4 Beton berpori (per 1 m2) 0,20
5 Paving berpori (per 1 m2) 0,25
6 Taman dalam pot atau planter box garden (per 1 m2) 0,40
7 Taman dalam container atau container garden (per 1 m2) 0,45
8 Taman vertikal atau vertical garden (per 1 m2) 0,50
9 Tanah atau batuan terbuka (per 1 m2) 0,50
10 Grass block (per 1 m2) 0,60
11 Rumput (per 1 m2) 1,00
12 Semak (per 1 m2) 1,10
13 Tanaman rambat (per 1 m2) 1,20
14 Pohon kecil (per pohon per luas tajuk) 1,30
15 Pohon sedang (per pohon per luas tajuk) 1,50
16 Pohon besar (per pohon per luas tajuk) 2,00
Catatan:
Faktor Elemen dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Pemda dalam meningkatkan kualitas RTH nya, sebagai contoh Heritage Tree diberikan bonus Faktor Elemen
10 s/d 20 tergantung karakter fisiologis (jenis, umur, kondisi Kesehatan, dsb.) maupun arsitekturalnya (bentuk tajuk/canopy, batang, daun, dsb.)
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Faktor Bonus Elemen
22. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Formula IHBI
IHBI = (Luas RTH x Bobot x FHBI) + Bonus Elemen (1)
RTH =
∑𝑖𝑖=1
n
IHBI𝑖𝑖
Luas Wilayah
x 100% (2)
Keterangan:
(1) IHBI dihitung dengan mengalikan luas masing-masing RTH (dalam satuan Ha) sesuai tipologi dengan
bobot dan FHBI. Hasil perhitungan selanjutnya ditambahkan dengan bonus elemen yang
merupakan total jumlah perhitungan elemen RTH yang telah dikalikan dengan faktor elemen RTH.
(2) RTH berdasarkan IHBI merupakan total penjumlahan IHBI dari seluruh tipologi RTH yang berada di
wilayah kota/kawasan perkotaan dibagi dengan luas wilayah kota/kawasan perkotaan (dalam satuan
Ha). Hasil perhitungan selanjutnya dikalikan dengan 100%.
Bonus Elemen = �
i=1
n
Elemen RTH x Faktor Elemen RTH
23. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Simulasi IHBI
SUMBER:
RDTR WP DKI JAKARTA
PERGUB 21/2022
30,92% Rencana dan Potensi RTH
24. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Simulasi IHBI
SUMBER:
RDTR WP DKI JAKARTA
PERGUB 21/2022
Kuantitas Kualitas
Kawasan/Zona RTH
Rimba Kota 90,4 90,4 100% 3,00 271,1
Taman Kota 1617,3 1617,3 100% 2,50 4043,3
Taman Kecamatan 280,3 280,3 100% 2,00 560,5
Taman Kelurahan 258,6 258,6 100% 1,80 465,4
Taman RW 383,6 383,6 100% 1,60 613,7
Taman RT 90,6 90,6 100% 1,50 135,9
Pemakaman 602,1 602,1 100% 1,30 782,7
Jalur Hijau 1474,8 1474,8 100% 1,50 2212,2
Total 4797,5 4797,5 9084,8 0,0
Kawasan/Zona Lainnya
Kawasan/Zona Perlindungan Setempat 0,0 320,2 50% 1,00 160,1
Kawasan/Zona Konservasi 0,0 393,0 30% 1,00 117,9
Kawasan/Zona Cagar Budaya 0,0 15,6 10% 1,00 1,6
Kawasan/Zona Ekosistem Mangrove 0,0 49,7 20% 1,00 9,9
Kawasan/Zona Hutan Produksi 0,0 109,3 15% 1,00 16,4
Kawasan/Zona Pertanian 0,0 74,8 10% 1,00 7,5
Total 0,0 962,5 313,4 0,0
Objek Ruang Berfungsi RTH
Obyek Berfungsi RTH pada Bangunan
Total 0,0 0,0 0,0 0,0
Obyek Ruang Berfungsi RTH pada Kavling
Total 4344,2 4344,2 4344,2 0,0
RTB
Total 0,0 2139,6 427,9 0,0
LUAS RTH 9141,7 12243,8 14170,2 0,0
LUAS WILAYAH KOTA/KAWASAN PERKOTAAN 66478,6 66478,6 66478,6 66478,6
RTH (%) 13,8 787,2 21,3 0,0
7,2 13,7
Disesuaikan dengan perhitungan
per elemen pembentuk RTH
Kuantitas *
FHBI Elemen
Disesuaikan dengan perhitungan
per elemen pembentuk RTH
Kuantitas *
FHBI Elemen
TIPOLOGI RTH
Tanpa IHBI Dengan IHBI
Kuantitas (Ha) dengan
Definisi RTH Lama
Kuantitas (Ha)
dengan Definisi RTH
Baru
Bobot
FHBI
Kuantitas (Ha) Kualitas (Ha)
25. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Simulasi IHBI
SUMBER:
RDTR KAWASAN WP I
KOTA SINGKAWANG
26. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Simulasi IHBI
Kuantitas Kualitas
A Kawasan/Zona RTH
A.1 Rimba Kota 222,4 222,4 100% 3,00 667,3
A.2 Taman Kota 38,0 38,0 100% 2,50 95,0
A.3 Taman Kecamatan 0,3 0,3 100% 2,00 0,5
A.4 Taman Kelurahan 0,1 0,1 100% 1,80 0,2
A.5 Taman RW 0,0 0,0 100% 1,60 0,0
A.6 Taman RT 0,0 0,0 100% 1,50 0,0
A.7 Pemakaman 48,0 48,0 100% 1,30 62,4
A.8 Jalur Hijau 0,0 0,0 100% 1,50 0,0
Total 308,8 308,8 825,4 0,0
B Kawasan/Zona Lainnya
B.2 Kawasan/Zona Perlindungan Setempat 0,0 33,4 50% 1,00 16,7
B.7 Kawasan/Zona Ekosistem Mangrove 0,0 33,5 20% 1,00 6,7
B.9 Kawasan/Zona Perkebunan Rakyat 0,0 99,9 15% 1,00 15,0
B.10 Kawasan/Zona Pertanian 0,0 41,0 10% 1,00 4,1
Total 0,0 207,8 42,5 0,0
C Objek Ruang Berfungsi RTH
Total 0,0 9,8 6,4 0,0
C.2 Obyek Ruang Berfungsi RTH pada Kavling
C.2.a Persil pada Kawasan/Zona Perumahan 0,0 0,0 100% 1,00 0,0
C.2.b Persil pada Kawasan/Zona Perdagangan dan Jasa 282,8 282,8 100% 1,00 282,8
C.2.c Persil pada Kawasan/Zona Perkantoran 50,4 50,4 100% 1,00 50,4
C.2.d Persil pada Kawasan/Zona Industri 5,7 5,7 100% 1,00 5,7
C.2.e Pekarangan Rumah 0,0 0,0 100% 1,00 0,0
Total 33,9 33,9 33,9 0,0
C.3 RTB
C.3.c Sungai 0,0 23,2 20% 1,00 4,6
Total 0,0 23,2 4,6 0,0
LUAS RTH 342,7 583,5 912,8 0,0
LUAS WILAYAH KOTA/KAWASAN PERKOTAAN 3745,6 3745,6 3745,6 3745,6
RTH (%) 9,1 43,3 24,4 0,0
8,2 22,0
Disesuaikan dengan perhitungan
per elemen pembentuk RTH
Kuantitas *
FHBI Elemen
Disesuaikan dengan perhitungan Kuantitas *
Disesuaikan dengan perhitungan
per elemen pembentuk RTH
Kuantitas *
FHBI Elemen
Disesuaikan dengan perhitungan
per elemen pembentuk RTH
Kuantitas *
FHBI Elemen
TIPOLOGI RTH
Tanpa IHBI Dengan IHBI
Kuantitas (Ha) dengan
Definisi RTH Lama
Kuantitas (Ha)
dengan Definisi RTH
Baru
Bobot
FHBI
Kuantitas (Ha) Kualitas (Ha)
SUMBER:
RDTR KAWASAN WP I
KOTA SINGKAWANG
27. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
RTNH
250 m²
RTH
1.000 m²
RTH 750 m²
RTNH
250 m²
RTH = Rumput (1 x 750 m²) = 750 m²
RTNH = Beton (0 x 250 m²) = 0 m²
Total = 750 m²
RTH 750 m²
RTNH
250 m²
RTH = Vegetasi multistrata (3 x 700 m2) = 2.100 m²
RTNH = Porous Paving (0,35 x 250 m2) = 87,5 m²
RTB = Kolam Retensi (2,5x50 m2) = 125 m²
Total = 2.312,5 m² (3,08)
Jika terdapat istilah RTH
dan RTNH, maka yang
dihitung sebagai RTH
hanya 750 m2 dan RTNH
sebesar 250 m2.
PERMEN PU 05/2008 PERMEN ATR …/2022
Dengan pendekatan INDEKS HIJAU-
BIRU INDONESIA (IHBI),
RTH, RTNH dan RTB dinilai sebagai
satu kesatuan ruang dengan skor
yang berbeda berdasarkan FUNGSI
EKOLOGI-SOSIAL.
IHBI menjamin KUALITAS dari setiap
elemen pembentuk RTH dan juga
KUANTITAS dari luas RTH.
Kombinasi 15 elemen pembentuk RTH (skor 0-3)
akan menghasilkan total luas RTH yang berbeda.
revision and improvement
RTH = Rumput (1 x 750 m²) = 750 m²
RTNH = Beton berpori (0,2 x 250 m2) = 50 m²
Total = 800 m²
RTH 750 m²
RTNH
250 m²
Kombinasi 15 elemen pembentuk RTH (skor 0-3)
akan menghasilkan total luas RTH yang berbeda.
RTH 700 m²
RTB 50 m²
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Simulasi IHBI – Bonus Elemen
28. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
TAMAN PULIR
KEC. CENGKARENG KOTA ADM JAKARTA BARAT
Perencanaan 2019
Lelang & Konstruksi 2021
1
2
3
4
5
Legenda :
Akses Masuk Utama
Area Parkir
Bike Parking
Pos Jaga, Mushola &
Toilet
Labirin
Plaza Utama
Taman Bermain
Lapangan Multifungsi
Shelter Utama/ Panggung
Shelter Kecil
1
10
Area Outdoor
Fitness
Area Refleksologi
Jalur Pedestrian
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
6
7
8
9
10
10
11
12
13
Terbangun 2021
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Simulasi IHBI – Bonus Elemen
29. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
Softscape Hardscape
34%
66%
TMB PULO INDAH
RAYA
JAKARTA BARAT
5672 m2
No. Elemen RTH Kode FHBI Luas (m2)
Koefisien
Non FHBI
Luas RTH
(m2)
Koefisien
FHBI
Luas RTH
Berkualitas
(m2)
Perkerasan (Hardscape)
1 Perkerasan Tidak Berpori FHBI-1 912 0 0 0,0 0
2 Aspal Berpori FHBI-2 0 0 0 0,1 0
3 Paving Berpori FHBI-3 0 0 0 0,15 0
4 Paving Block FHBI-4 531,13 0 0 0,2 106,3
5 Beton Berpori FHBI-5 0 0 0 0,25
Perkerasan – Vegetasi (Mixed Elements)
5 Green Wall/Vertical Garden FHBI-6 0 0 0 0,4 0
6 Planter Box FHBI-7 0 0 0 0,4 0
7 Container Planter FHBI-8 0 0 0 0,4 0
8 Tanaman merambat (Vines/Creepers) FHBI-9 11,7 0 0 0,45 5,3
9 Grasss Block FHBI-10 215,7 0 0 0,5 107,9
10 Tanah/Bebatuan Terbuka FHBI-11 0 0 0 0,5 0
Vegetasi (Softscape)
11 Rumput FHBI-12 2873 0 0 1,0 2873
12 Semak FHBI-13 500 0 0 1,1 500
13 Pohon Kecil (5 - 8 m2) 11 pohon kecil FHBI-14 88 0 0 1,3 96,8
14 Pohon Sedang (8 - 15 m2) 13 pohon sedang FHBI-15 195 0 0 1,5 292,5
15 Pohon Besar (> 15 m2) 10 pohon besar FHBI-16 150 0 0 2 300
Lainnya
1 Area hijau 2873 1 2873 0 0
2 Bangunan Pos Jaga dan Toilet Umum 56 0 0 0 0
Luas Area 5672
Total Area Hijau (m2) 2873 4281,8
IHBI (%) 0,5 0,75
INDEKS HIJAU-BIRU INDONESIA Simulasi IHBI – Bonus Elemen
30. U R B A N L A N D S C A P E H U B
KLINIK BIMBINGAN TEKNIS RENCANA DETAIL TATA RUANG
ULH
U R B A N L A N D S C A P E H U B
TERIMA KASIH