H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita ini menceritakan tentang hari pertama Samud di SMP. Ia bertemu dengan seorang gadis cantik di upacara penerimaan siswa baru. Ternyata gadis itu sekelas dengan Samud dan duduk di sebelahnya, membuat Samud gugup. Pada akhirnya gadis itu memperkenalkan dirinya dan mengajak Samud berteman.
Keempat film tersebut membahas tentang pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan amanah dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin maupun individu. Terlebih bagi pemimpin untuk melindungi kepentingan warga daripada kepentingan pribadi, serta berusaha mendapatkan sesuatu dengan kemampuan sendiri tanpa mengelabui pihak lain.
Postingan ini mendokumentasikan perjalanan 21 hari penulis dalam melakukan berbagai aktivitas seperti memasak, olahraga, membeli buku, makan di kereta api, dan menghadiri demo produk rumah tangga. Penulis berusaha konsisten menjalankan tantangan harian walaupun terkadang merasa malas. Ia belajar bahwa ide-ide sering muncul sendiri jika niat untuk melanjutkan tantangan tersebut tetap ada.
Cerita ini menceritakan tentang kehidupan sehari-hari seorang siswi bernama Yuka. Ia tinggal bersama keluarganya dan memiliki dua sahabat baik bernama Ruka dan Voi yang memiliki karakter berbeda. Yuka juga mengenal seorang pemuda bernama Say lewat temannya Ruka. Cerita berlanjut dengan kegiatan sehari-hari Yuka beserta keluarga dan teman-temannya."
Cerita ini menceritakan tentang seorang suami bernama Mas Poly yang jatuh cinta pada tetangganya, Gini. Dia mulai merayu Gini dengan memberikan puisi dan menceritakan kekurangan istrinya, Gami. Suami istri ini kemudian bercerai setelah Gami mengetahui rencana Mas Poly untuk menikahi Gini. Gami memilih untuk menikah kembali dengan tetangga mereka, Mono.
Cerita ini menceritakan tentang hari pertama Samud di SMP. Ia bertemu dengan seorang gadis cantik di upacara penerimaan siswa baru. Ternyata gadis itu sekelas dengan Samud dan duduk di sebelahnya, membuat Samud gugup. Pada akhirnya gadis itu memperkenalkan dirinya dan mengajak Samud berteman.
Keempat film tersebut membahas tentang pentingnya kejujuran, tanggung jawab, dan amanah dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin maupun individu. Terlebih bagi pemimpin untuk melindungi kepentingan warga daripada kepentingan pribadi, serta berusaha mendapatkan sesuatu dengan kemampuan sendiri tanpa mengelabui pihak lain.
Postingan ini mendokumentasikan perjalanan 21 hari penulis dalam melakukan berbagai aktivitas seperti memasak, olahraga, membeli buku, makan di kereta api, dan menghadiri demo produk rumah tangga. Penulis berusaha konsisten menjalankan tantangan harian walaupun terkadang merasa malas. Ia belajar bahwa ide-ide sering muncul sendiri jika niat untuk melanjutkan tantangan tersebut tetap ada.
Cerita ini menceritakan tentang kehidupan sehari-hari seorang siswi bernama Yuka. Ia tinggal bersama keluarganya dan memiliki dua sahabat baik bernama Ruka dan Voi yang memiliki karakter berbeda. Yuka juga mengenal seorang pemuda bernama Say lewat temannya Ruka. Cerita berlanjut dengan kegiatan sehari-hari Yuka beserta keluarga dan teman-temannya."
Cerita ini menceritakan tentang seorang suami bernama Mas Poly yang jatuh cinta pada tetangganya, Gini. Dia mulai merayu Gini dengan memberikan puisi dan menceritakan kekurangan istrinya, Gami. Suami istri ini kemudian bercerai setelah Gami mengetahui rencana Mas Poly untuk menikahi Gini. Gami memilih untuk menikah kembali dengan tetangga mereka, Mono.
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Bido adalah tetangga yang pernah membantu si penulis saat kecil dengan menemaninya menonton wayang dan membalas dendam atas kekalahannya di turnamen catur, meskipun hubungan mereka tidak terlalu dekat. Si penulis ingin membalas budi Bido dengan membantunya mengerjai orang yang pernah menjebloskan Bido ke penjara dengan merusak kolam ikan milik orang tersebut
Cerpen ini menceritakan kisah seorang lelaki bernama Napi yang dahulu mencuri sebatang pen di kedai Pak Abu ketika masih kanak-kanak. Pen itu sangat berharga baginya dan membantunya berjaya dalam pelajaran. Kini, Napi ingin membersihkan diri sebelum menunaikan ibadah haji dengan mengakui perbuatannya kepada Pak Abu.
Adit dan Karin adalah mahasiswa baru yang terlambat pada hari pertama ospek dan mendapat hukuman dari senior. Mereka berdua kemudian bergabung dalam organisasi kampus dan menjadi dekat. Karin merasa cemburu ketika melihat Adit bersama wanita lain. Adit menjelaskan bahwa wanita itu sepupunya. Mereka berdua akhirnya menyatakan perasaan suka dan berjanji untuk setia satu sama lain.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kisah Radit, anak laki-laki dari keluarga sederhana yang memiliki semangat yang kuat untuk meraih cita-citanya menjadi tentara.
2. Radit rajin belajar dan bekerja sambil membantu keluarganya. Dia juga pandai dan populer di sekolah.
3. Keluarganya memberi dukungan penuh kepada Radit untuk terus mengejar impiannya meskipun menghadapi berbag
Persahabatan adalah sesuatu yang begitu diinginkan oleh si pencerita. Namun, sahabat-sahabat yang selama ini dianggapnya ternyata meninggalkannya. Ia pun merasa kesepian dan sendirian. Sampai akhirnya ia sadar bahwa Allah selalu bersamanya, tidak pernah meninggalkannya. Ia pun menyadari bahwa sahabat sejatinya adalah Silvy, yang selalu mendengarkannya. Mereka pun berjan
Cerita ini menceritakan perubahan sikap dan perilaku kakak laki-laki sang pengarang yang bernama Mas Gagah. Mas Gagah berubah menjadi lebih religius dengan mengubah selera musik, pakaian, dan sikapnya terhadap wanita. Perubahan ini membuat sang pengarang kebingungan dan merasa kehilangan sosok kakak yang dulu dikaguminya.
Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Dinda yang tidak perduli terhadap ibunya yang sakit. Suatu hari ketika pulang sekolah, Dinda marah karena tidak ada makanan di rumah karena ibunya yang sakit belum sempat memasak. Meskipun sakit, ibu Dinda tetap bersabar dan memaafkan kelakuan anaknya.
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015Fajar Sany
Cerpen ini menceritakan tentang seorang pemuda yang menikmati malam bintang di balkon rumahnya. Malam itu sebuah pesawat terbang melintas dengan mesin rusak dan jatuh menimpa rumah-rumah di belakang rumah pemuda tersebut. Cerita berakhir dengan pemuda mengetahui bahwa pesawat yang jatuh itu adalah pesawat yang ditumpangi sahabatnya.
Cerita ini menceritakan tentang persahabatan antara Don Juan yang sombong dengan Joni yang setia. Don Juan mengalami kecelakaan mobil setelah mabuk di klub malam dan lumpuh. Sedangkan Joni selalu setia menemaninya di rumah sakit. Akhirnya Joni berhasil mendapatkan cinta Feni yang selama ini ditaksirnya. Don Juan belajar menghargai persahabatan sejati dari Joni.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita pendek ini menceritakan tentang wanita bernama Hyza yang mengalami gangguan mental akibat dorongan kuat untuk memakan sebuah durian keemasan yang muncul dalam mimpinya. Durian itu terus menghantuinya dan menimbulkan berbagai masalah dalam hidupnya.
Cerita pendek ini menceritakan tentang Fei, seorang wanita yang akan menikah namun mengalami konflik dengan calon suaminya. Ia berbagi cerita dan keluh kesahnya kepada rekan kerjanya, tokoh utama pria dalam cerita ini, di perjalanan kerja mereka ke luar kota. Tokoh utama pria mendengarkan curahan hati Fei dan memberi nasihat, meski diam-diam menyimpan perasaan untuk Fei. Pada akhir
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Bido adalah tetangga yang pernah membantu si penulis saat kecil dengan menemaninya menonton wayang dan membalas dendam atas kekalahannya di turnamen catur, meskipun hubungan mereka tidak terlalu dekat. Si penulis ingin membalas budi Bido dengan membantunya mengerjai orang yang pernah menjebloskan Bido ke penjara dengan merusak kolam ikan milik orang tersebut
Cerpen ini menceritakan kisah seorang lelaki bernama Napi yang dahulu mencuri sebatang pen di kedai Pak Abu ketika masih kanak-kanak. Pen itu sangat berharga baginya dan membantunya berjaya dalam pelajaran. Kini, Napi ingin membersihkan diri sebelum menunaikan ibadah haji dengan mengakui perbuatannya kepada Pak Abu.
Adit dan Karin adalah mahasiswa baru yang terlambat pada hari pertama ospek dan mendapat hukuman dari senior. Mereka berdua kemudian bergabung dalam organisasi kampus dan menjadi dekat. Karin merasa cemburu ketika melihat Adit bersama wanita lain. Adit menjelaskan bahwa wanita itu sepupunya. Mereka berdua akhirnya menyatakan perasaan suka dan berjanji untuk setia satu sama lain.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kisah Radit, anak laki-laki dari keluarga sederhana yang memiliki semangat yang kuat untuk meraih cita-citanya menjadi tentara.
2. Radit rajin belajar dan bekerja sambil membantu keluarganya. Dia juga pandai dan populer di sekolah.
3. Keluarganya memberi dukungan penuh kepada Radit untuk terus mengejar impiannya meskipun menghadapi berbag
Persahabatan adalah sesuatu yang begitu diinginkan oleh si pencerita. Namun, sahabat-sahabat yang selama ini dianggapnya ternyata meninggalkannya. Ia pun merasa kesepian dan sendirian. Sampai akhirnya ia sadar bahwa Allah selalu bersamanya, tidak pernah meninggalkannya. Ia pun menyadari bahwa sahabat sejatinya adalah Silvy, yang selalu mendengarkannya. Mereka pun berjan
Cerita ini menceritakan perubahan sikap dan perilaku kakak laki-laki sang pengarang yang bernama Mas Gagah. Mas Gagah berubah menjadi lebih religius dengan mengubah selera musik, pakaian, dan sikapnya terhadap wanita. Perubahan ini membuat sang pengarang kebingungan dan merasa kehilangan sosok kakak yang dulu dikaguminya.
Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Dinda yang tidak perduli terhadap ibunya yang sakit. Suatu hari ketika pulang sekolah, Dinda marah karena tidak ada makanan di rumah karena ibunya yang sakit belum sempat memasak. Meskipun sakit, ibu Dinda tetap bersabar dan memaafkan kelakuan anaknya.
Kumpulan Cerpen Fajar Sany: Desember 2014 - Mei 2015Fajar Sany
Cerpen ini menceritakan tentang seorang pemuda yang menikmati malam bintang di balkon rumahnya. Malam itu sebuah pesawat terbang melintas dengan mesin rusak dan jatuh menimpa rumah-rumah di belakang rumah pemuda tersebut. Cerita berakhir dengan pemuda mengetahui bahwa pesawat yang jatuh itu adalah pesawat yang ditumpangi sahabatnya.
Cerita ini menceritakan tentang persahabatan antara Don Juan yang sombong dengan Joni yang setia. Don Juan mengalami kecelakaan mobil setelah mabuk di klub malam dan lumpuh. Sedangkan Joni selalu setia menemaninya di rumah sakit. Akhirnya Joni berhasil mendapatkan cinta Feni yang selama ini ditaksirnya. Don Juan belajar menghargai persahabatan sejati dari Joni.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita pendek ini menceritakan tentang wanita bernama Hyza yang mengalami gangguan mental akibat dorongan kuat untuk memakan sebuah durian keemasan yang muncul dalam mimpinya. Durian itu terus menghantuinya dan menimbulkan berbagai masalah dalam hidupnya.
Cerita pendek ini menceritakan tentang Fei, seorang wanita yang akan menikah namun mengalami konflik dengan calon suaminya. Ia berbagi cerita dan keluh kesahnya kepada rekan kerjanya, tokoh utama pria dalam cerita ini, di perjalanan kerja mereka ke luar kota. Tokoh utama pria mendengarkan curahan hati Fei dan memberi nasihat, meski diam-diam menyimpan perasaan untuk Fei. Pada akhir
Cerita ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Surti yang dibawa oleh ayahnya ke kota besar Setro. Di sana, ayahnya meninggalkan Surti di rumah seorang wanita bernama Bu Maya. Surti kemudian menunggu kedatangan ayahnya namun ayahnya tak kunjung datang menjemputnya. Cerita ini juga menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Kenji yang harus bergab
fefH. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita ini menceritakan tentang seorang suami bernama Mas Poly yang jatuh cinta pada tetangganya, Gini. Dia mulai merayu Gini dengan memberikan puisi dan menceritakan kekurangan istrinya, Gami. Suami ini berencana menjadikan Gini istri keduanya. Namun rencananya gagal ketika Gini menikah dengan direkturnya dan Gami memutuskan bercerai karena tidak mau menjadi istri kedua.
Cerita pendek ini menceritakan tentang Kumari, seorang pembantu di Radio Swarakita yang diketahui hamil 5 bulan. Majikannya mencurigai beberapa pria yang sering berinteraksi dengan Kumari sebagai ayah dari janin tersebut. Setelah berpikir panjang, Kumari memutuskan untuk pulang ke desa asalnya dengan alasan ingin istirahat di kampung halamannya.
Kisah hidup Damayanti dimulai dengan masa kecil yang sulit di Medan. Ia kemudian merantau ke Samosir untuk tinggal bersama bibinya namun malah diperkerjakan sebagai buruh tani. Ia kemudian pindah lagi ke Papua untuk tinggal bersama pamannya namun juga dieksploitasi. Di Papua inilah ia pertama kali mengenal ajaran Saksi-Saksi Yehuwa. Setelah pulang ke Medan, ia berjuang untuk kuliah sw
Cerita tentang seorang gadis kecil bernama Cindy yang merasa tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya karena tidak pernah dipeluk atau dicium. Ia lalu berusaha mengubah hal itu dengan setiap hari memberikan ciuman dan ungkapan kasih sayang kepada orang tuanya hingga akhirnya mereka pun membalasnya. Cerita ini mengajarkan bahwa kita harus menunjukkan kasih sayang terlebih dahulu agar
Dokumen tersebut memberikan beberapa anjuran dan pesan ringan untuk pembaca ketika membaca cerita pendek. Anjuran tersebut antara lain bersifat humoris seperti tertawa dan bercanda sambil membaca, serta mengingatkan untuk menikmati cerita tersebut.
Buku ini menceritakan tentang hubungan ayah dan anak serta perjuangan keluarga dalam menghadapi berbagai tantangan keuangan setelah ayah kehilangan pekerjaannya. Anak sulung merasa bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga dan merasa kesal melihat ayah hanya menonton tv seharian.
Cerita ini menceritakan pernikahan pria dengan wanita bernama Dewi yang masih menjadi misteri baginya setelah 3 tahun menikah. Suatu malam pria mendengar Dewi mengigau dan memanggil nama mantan tunangannya "Fred", membuat pria terganggu dan memikirkan nasib pernikahannya. Cerita berlanjut dengan hari-hari mereka yang diliputi keasingan meski terkadang bersatu secara fisik.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh , arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
1. Seputar Indonesia
Minggu, 24 Juni 2007
Om Budi
Cerpen: Lumaksono
Lelaki itu bernama Budi, aku biasa memanggilnya Om Budi.Perawakannya pendek dan
agak kurus, tetapi memiliki otot-otot kuat di bawah kulitsawo matangnya. Sorot matanya
memancarkan semangat kerja keras.
Dan memang kenyataannya,aku jarang melihat Om Budi bermalas-malasan atau pun santai
berlama-lama. Walaupun aku memanggilnya dengan sebutan Om, tetapi tidak berarti dia
adik dari bapak atau ibuku. Bahkan, asal-usulnya yang pasti aku tidak tahu, siapa orang
tuanya dan dari mana asalnya.
Aku dulu pernah menanyakannya, tetapi ia tak mau menjawab, bahkan air mukanya
seketika menjadi keruh. Aku tak tega dan sejak saat itu aku tak pernah tanya-tanya lagi
tentang hal itu. Aku hanya tahu kalau Om Budi dibawa ayah dari Pasar Langon sepuluh
tahun yang lalu. Saat itu aku baru kelas satu SD. Aku tak tahu kenapa aku langsung akrab
dengannya.
Mungkin karena aku tidak mempunyai teman bermain di rumah, atau mungkin karena Om
Budi yang pintar mengambil hatiku dan sayang kepada anak kecil.Yang pasti, sejak saat itu
aku lengket dengannya. Om Budi menempati kamar di samping rumah agak ke belakang
bekas gudang yang tak lagi dipakai.Dia sangat berterima kasih kepada keluargaku, terutama
kepada ayahku karena memberikan tempat berlindung. Sebelumnya ia tidur di los pasar.
Siang hari pasar itu jadi tempat mencari uang sebagai buruh angkut,malamnya ia gunakan
sebagai tempat tidur. Sejak Om Budi tinggal bersama kami,ia tak lagi kerja di pasar,tapi
kerja di rumah membantu ayah membuat kacang klitik. Usaha kecil-kecilan yang ditekuni
ayah sejak lama ini mampu menghidupi kami sekeluarga. Ayah memang ulet, sehingga kini
ia mempunyai lima orang karyawan,termasuk Om Budi. Dan rupanya, kehadiran Om Budi
tidak sia-sia.Ia pekerja keras yang cepat belajar.
Kalau semula ia hanya bertugas mengangkut kacang hijau dari pasar ke rumah, kemudian
membersihkannya, kini ia sudah mahir mengupas, menggoreng bahkan
membumbuinya.Karena itu tak heran jika ayah kemudian mempercayakan proses
pengolahan kacang klitik ini kepada Om Budi.Pemuda yang tak kenal lelah bekerja
sepanjang hari.
Di sela-sela kerja kerasnya, aku ingat kebiasaan Om Budi saat istirahat makan siang, ia
pasti akan berbaring di bangku panjang di bawah pohon jambu yang rindang. Aku sering
menemaninya dudukduduk di situ, mendengarkan ceritanya sambil menikmati tiupan angin.
Di saat seperti itulah, aku sering bermanjamanja kepada Om Budi. Aku tiduran di
sampingnya, sesekali ia membelai kepalaku.Kadang Om Budi melucu,dan ia selalu
sanggup membuatku tertawa. * * *
Suatu hari sepulang sekolah, aku tak mendapatkan Om Budi di tempat biasanya. Ternyata
ia sedang berada di warung menikmati es campur. Hari-hari berikutnya, ia sering sekali
berada di warung itu seakan telah melupakan bangku panjang dan belaian angin di bawah
pohon jambu. Beberapa hari kemudian, barulah aku tahu mengapa Om Budi melupakan
bangku panjangnya.
Ia menyukai Narti, gadis penjaga warung yang akhirnya ia nikahi setelah mendapat restu
2. ayah. Setelah melampaui upacara pernikahan yang sederhana, mereka tetap tinggal di
rumah kami, menempati kamar Om Budi. Kami semua memang telah menganggap Om
Budi sebagai keluarga sendiri.Di samping ia memang sebatang kara,kami juga menyukai
sifat Om Budi yang pandai membawa diri.
Kulihat mereka sangat bahagia.Wajah Om Budi tampak selalu cerah sehingga lebih
bergairah dalam bekerja. Sedangkan Narti begitu sigap melayani Om Budi, suaminya,
walaupun masih tetap menjadi penjaga warung. Namun, kebahagiaan mereka sepertinya tak
bertahan lama.Tak sempat menikmati bulan madu karena mereka memaksakan terus
bekerja. Tak sempat menimang buah cinta mereka karena benih yang mereka tanam tak
juga tumbuh.
Tepat setahun mereka bercerai! Kami semua sangat menyayangkan hal ini.Tetapi kami tak
bisa berbuat banyak sebab ini adalah putusan Om Budi.Kata ayah, biarlah Om Budi
menentukan jalan hidupnya sendiri. Aku tak tahu pasti sebab perceraian mereka, semuanya
terasa tiba-tiba sama seperti pernikahan mereka yang juga tiba-tiba.Tetapi kata ayah dan
beberapa karyawan teman Om Budi, mungkin Narti diceraikan karena perilaku
kehidupannya tak berubah walaupun statusnya telah berubah.
Ia masih saja sering melayani keusilan tamu-tamu pelanggannya. Mungkin Om Budi tak
mau menerima hal ini. Namun, Narti berdalih semua dilakukan hanya untuk menarik
pembeli. ”Aku sudah tak tahan mendengar igauannya setiap malam!” begitu Oo Budi
akhirnya mau bercerita kepadaku, ”Tapi tolong jangan kau katakan rahasia ini kepada siapa
pun, termasuk ayahmu!”. ”Memangnya, apa yang diigaukan Mbak Narti, sampai-sampai
Om Budi harus menceraikannya?”
”Kata-katanya membuka luka lama. Ah, sebaiknya kau nggak perlu tahu!” ia tak ingin
berbagi cerita rupanya. Aku tidak memaksanya. Om Budi memang termasuk pendiam,
jarang sekali bercerita, apalagi menyangkut masalah kehidupan pribadinya.Aku hanya
menerka, kalau yang diigaukan adalah kejadian siang hari di warung Mbak Narti.Yang
menurut cerita orang, apa yang dilakukan Mbak Narti dengan beberapa pelanggannya
memang kurang senonoh.Ah,kasihan kau Om Budi!
Sekarang Om Budi makin gila kerja. Seharian ia sibuk dengan pekerjaannya; melupakan
istirahat dan melupakan orang-orang di sekitarnya. Mungkin untuk menghilangkan
kesedihan hatinya dan melupakan kegagalan perkawinannya. Ia terlihat makin pendiam dan
wajahnya terlihat murung, kulit mukanya memucat. Om Budi terkena sakit lever. Ayah
menghendaki Om Budi dirawat di rumah sakit,tetapi Om Budi bersikeras untuk tetap di
rumah, hanya berobat jalan.
Bahkan ia tetap memaksakan bekerja, walaupun dengan porsi ringan. Lengkaplah
deritanya. Hingga senyum tak pernah singgah di bibirnya. Satusatunya hal yang
membuatnya ceria adalah saat menonton film silat kegemarannya. Dan setiap malam,dari
kamarnya akan terdengar teriakan-teriakan yang riuh, seakan-akan mewakili keriuhan
hatinya. Untuk terus membuatnya ceria, setiap Sabtu sore, dengan sepeda motor, aku
antarkan Om Budi ke tempat penyewaan VCD.
Kadang aku ajak ia putarputar kota, duduk-duduk di alun-alun atau menikmati matahari
tenggelam di pantai. Namun, keramaian kota di sore hari dan keindahan semburat merah
matahari di ujung laut tak mampu membuat Om Budi ceria. Ia tetap tenggelam dengan
perasaannya. Walaupun demikian, sedikit demi sedikit aku mulai bisa menyelami isi hati
Om Budi. Kadang ia pun mulai berani untuk mengungkapkan perasaannya, pikirannya dan
membuka sedikit rahasia hatinya yang sebelumnya tertutup rapat.
3. Ia mulai mengungkapkan sendiri bagaimana perihnya hidup ditinggalkan kedua
orangtuanya dalam waktu berdekatan. Saat berumur sepuluh tahun, ayahnya meninggalkan
ia dan ibunya karena tersuruk dalam pelukan wanita lain. ”Kata ibuku, sebenarnya bapak
sudah punya istri waktu menikahi ibu.” begitu Om Budi mengawali kisahnya. Ia menggigit
bibirnya, sambil mengatur nafas memberi ruang paru-parunya, kemudian mulai
melanjutkan kisahnya.
”Sebagai sopir truk, bapakku selalu mampir untuk makan di warung ibu, hingga akhirnya
ibu menyerah untuk dinikahinya walaupun tahu kalau bapak sudah beristri. Hingga setahun
kemudian lahirlah aku.” ”Sebenarnya kehidupan kami normal saja. Sampai pada suatu hari
Bapak dan Ibu bertengkar karena Bapak jarang pulang hingga berminggu-minggu.
Padahal, biasanya tiga hari sekali Bapak pulang. Ibu mengira Bapak kembali ke istri
lamanya, tetapi Bapak berterus terang bahwa ia sudah mempunyai istri baru lagi. Dan hari
itu menjadi hari terakhir aku melihat wajah bapakku.” Om Budi menghirup udara pantai
dalamdalam, sementara matanya menikmati merahnya matahari sore yang segera tertelan
air laut. ”Apa yang terjadi setelah itu?” ”Ibu menyesali diri, mengapa ia dulu tega merebut
suami orang. Hingga ia merasa bahwa kepergian Bapak menikahi perempuan lain sebagai
hukum karma yang harus diterimanya. Akhirnya Ibu sakit-sakitan dan meninggal dunia.”
tutur Om Budi.
Wajahnya seperti pucuk gunung yang selalu diselimuti kabut, walaupun sinar matahari
sering melecut, tetapi tak mampu mengenyahkan kabut itu selamanya. Sejak saat itu
dimulailah petualangan Om Budi menyambung hidup. Ia isi perutnya dengan bekerja kasar
sebagai buruh angkut di pasar. Ia selalu berpindah dari satu pasar ke pasar yang lain. Dari
satu kota ke kota yang lain, tentunya sambil berharap bisa menemukan ayahnya yang
hilang. Sampai akhirnya ia terdampar di Pasar Langon dan diajak ayah ke rumah. * * *
Sepulang sekolah, aku mencari Om Budi di bangku panjang di bawah pohon jambu.
Kulihat ia terbaring dengan setelan rapi, celana biru dan baju putih. Rambutnya tersisir rapi.
Penampilan yang benar-benar baru.Kudekati ia, kulihat matanya terpejam, wajahnya
memancarkan senyum. Sangat damai.Tetapi tubuhnya membeku, kuguncang diam saja.
Kupegang pergelangan tangan, tak ada denyut! Aku langsung menghambur ke rumah.
Kuberi tahu ayah. Menjelang pemakaman, kulihat Narti ikut berduka.
Kuperhatikan ternyata mata Om Budi dan Narti sangat mirip. Mata yang diturunkan oleh
benih yang sama. Narti, tahukah kau bahwa igauanmu menyebut nama ayah yang telah
meninggalkanmu, membuat Om Budi terpaksa menceraikanmu? Tahukah kau bahwa
perkawinan denganmu membuat ia merasa sangat berdosa? Bahwa igauanmu menjadi
peneguh kalau kau adalah adiknya?
Ah, semua telah menjadi masa lalu, masa lalu yang telah membungkus penderitaan Om
Budi. Sekuntum bunga kamboja tertiup angin menerpa wajahku. Kuambil dan kuletakkan
di atas pusara Om Budi, ”Semoga di sana kau akan menemui kebahagiaan.” ***
Tegal, Juni 2007