2. Defenisi
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)
oligosakarida polimer yang disusun oleh 3-9 monosakarida
(homooligosakarida atau heterooligosakarida)
Terdapat secara alami pada buah dan sayur dan dapat
disintesis dari hidrolisis polisakarida
Contoh:
Rafinosa D- galaktosa+D- glukosa+ D Fruktosa
Stakiosa oligoisomer yg disusun 4 monosakarida
2 unitD- galaktosa+D- glukosa+ D Fruktosa
Verbaskosa 5 monosakarida
3 D- galaktosa+D- glukosa+ D Fruktosa
3. Dapat dicerna?
Ketiga oligosakarida ini tidak dapat dicerna oleh
manusia namun menjadi makanan bagi bakteri yang
terdapat di usus besar
Hasil pemecahan oligosakarida oleh bakteri di usus
besar akan menghasilkan gas
Bakteri probiotik bakteri yang terdapat di usus
besar manusia dan dapat menekan pertumbuhan
mikroba patogen
Laktobasillus casei
dan Bifidobacterium laongum)
Prebiotik Oligosakarida yang dapat digunakan
untuk mendukung pertumbuhan bakteri probiotik
4. Rafinosa
Dimetabolisme oleh mikroflora usus sehingga
menghasilkan:
Asam laktat, asam asetat, asam butirat, hidrogen
peroksida, bakteriosin dan metabolit lainnya
Rafinosa tidak dapat dicerna karena mukosa
usus mamalia tidak mempunyai enzim α –
galaktosidase sehingga tidak dapat diserap
oleh tubuh
Didalam usus oligosakarida ini difermentasi
oleh bakteri sehingga membentuk gas CO2,
hidrogen dan metan flatulensi suatu
keadaan menumpuknya gas-gas dalam lambung
5. (Fruktooligosakarida (FOS)
Jenis oligosakarida yang disusun oleh
monomer glukosil-fruktosa (GFn) dan
Fruktosil-frukosa (Fm)
Inulin GFn dan hidrolisat inulin Fm
terdapat secara alami dalam berbagai
tanaman seperti bawang, asparagus, bawang
perai, pisang dan gandum
6. POLISAKARIDA
Hasil polimerisasi kondensasi dari
monosakarida dalam jumlah besar
Ikatan glikosidik ikatan yang
menghubungkan antar unit monosakarida
Struktur polisakarida berbentuk
Rantai lurus
Bercabang
Polisakarida yang banyak di alam
homopolisakarida
9. PATI
Sifat fungisonal:
Ingredien
Pengental (Thickening agent)
Penstabil (Stabilizating)
Pembentuk gel (Gelling agent)
Pembentuk film (film forming)
10. Lanjutan... (pati)
Terdapat dalam bentuk granula
Berwarna putih, mengilap, tidak berbau dan
tidak berasa
Struktur kristalin terdiri dari unit kristal
(amilopektin) dan unit amorf (amilosa)
11. Prinsip ekstraksi pati
Didasarkan pada sifat granula pati yang tidak
larut dalam air.
Pati dipisahkan dengan cara diendapkan
dalam air dipisahkan dikeringanginkan
Contoh: maizena dan tapioka
12. POLISAKARIDA PENYUSUN PATI
Granula pati disusun oleh:
AMILOSA
AMILOPEKTIN
Setiap sumber pati mempunyai rasio amilosa dan
amilopektin beragam
Kandungan amilosa (20-30%) > amilopektin
Rasio amilosa dan amilopektin sebagai parameter
pemilihan sumber pati dalam pengolahan pangan agar
memberikan sifat fungsional yang diinginkan
Kemampuan pati membentuk gel, mengentalkan atau
membentuk film
13. PERBEDAAN AMILOSA DAN AMILOPEKTIN
Karakterisasi Amilosa Amilopektin
Struktur umum linear bercabang-cabang
Jenis ikatan glikosidik
Berat molekul <0,5 Juta 50-500 juta
Kompleks dengan iodin biru cokelat kemerahan
Kemampuan membentuk gel Kuat Lemah
Kemampuan membentuk film kuat lemah
14. Kekuatan gel atau film pati lebih banyak ditentukan oleh
kandungan amilosanya
Semakin tinggi kandungan amilosanya maka
kemampuan membentuk gel dan lapisan film akan
semakin besar karena struktur amilosa yang linear
lebih mudah berikatan sesama sendiri melalui ikatan
hidrogen dibanding amilopektin
Sebaliknya: amilopektin dengan struktur yang besar
membentuk ikatan hidrogen yang lebih lemah
sehingga akan memberikan tekstur gel pati dan film
yang kurang kompak sehingga tidak cocok sebagai
gelling agen atau film forming akan tetapi lebih cocok
digunakan sebagai pengental (thickening agen)
15. GELATINISASI PATI
Proses irreversible yang terjadi pada pati, saat
dipanaskan dalam sistem air
Struktu granula pati bersifat tidak larut dalam air dingin,
apabila granula pati disuspensikan dalam air maka pati
akan mengendap, namum akan mengembang dalam air
panas setelah melewati suhu tertentu
Faktor yang mempengaruhi sifat gelatinisasi pati:
Sumber pati
Ukuran granula pati
Keberadaan komponen terlarut (asam, gula, lemak, protein dan
enzim)
Suhu pemasakan
Proses pengadukan atau agitasi
16. PENGGUNAAN PATI DALAM BAHAN PANGAN
Pati merupakan ingredien penting dalam berbagai
proses pengolahan pangan seperti: bahan pengisi,
pengental, pembentuk gel dan pembentuk film, perekat
(addesive)
Karena mudah dihidrolisis pati digunakan sebagai
bahan baku dalam industri glukosa, maltodekstrin, atau
sirup glukosa serta hasil hidrosisi pati dalam proses
selanjutnya dapat diproses menjadi alkohol
17. Sebagai bahan pengisi
diperlukan pati yang tidak mengalami gelatinisasi terlalu
tinggi.
Pati dengan profil gelatinisasi terlalu tinggi
menyebabkan jumlah pati yang dapat digunakan
menjadi sedikit sehingga peranannya sebagai bahan
pengisi menjadi terbatas
18. Sebagai pembentuk gel dan film
Diperlukan jenis pati yang mengandung amilosa tinggi
Pati dengan kandungan amilosa 25-30% dapat
meberikan karakter gel pati yang kompak
Contoh: pembuatan soun, bihun dan mie kandungan
mailosa yang tinggi berpengaruh terhadap kekuatan
tekstur gel dari untaian mie yang dihasilkan
19. Sebagai pengental
Diperlukan pati dengan kandungan
amilopektin yang tinggi karena memberikan
tekstur pasta yang kental dan lebih lengket
Contoh: pengental pada saus