SlideShare a Scribd company logo
• Devry Pramesti Putri, S.TP., M.Sc.
• Pusat Riset Teknologi Tepat Guna _ BRIN
• Peneliti Ahli Pertama
• Teknologi Pangan
ANALISIS KARBOHIDRAT
Oleh : Devry Pramesti Putri, S.TP., M.Sc
• Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman yaitu
Kohlenhydrote dan dari bahasa Prancis Hidrate De
Carbon
• Merupakan senyawa karbon yang berasal dari turunan
senyawa polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton
yang tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O).
• Rumus empiris molekulnya (CH2O)n
• Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak.
• Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari, terutama yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Karbohidrat dalam makanan biasanya dalam bentuk
umbi-umbian, serealia maupun dalam batang tanaman
• Karbohidrat juga berasal dari pangan hewani yang terbentuk
dalam jumlah yang kecil melalui proses biosintesa glikogen dan
sintesa secara kimiawi
• Pada tanaman, karbohidrat
terbentuk dari reaksi CO2 dan H2O
dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel
tanaman yang berklorofil
Karbohidrat
Sinar matahari
CO2+ H2O C6H12O6 + H2O
Kelompok Bahan
Makanan
Contoh
Serealia Beras, barley, sorgum, gandum
Kelompok gula Gula Jagung, gula tebu, gula bit
Golongan umbi Ubi, kentang, singkong
Biji-bijian Kedelai, kacang hijau, dll
Buah-buahan Pisang, apel, dll
Sayur-mayur Brokoli, wortel, dll
Produk susu Susu skim
Monosakarida merupakan suatu
molekul yang dapat terdiri dari lima
atau enam atom C.
Karbohidrat paling sederhana yang
tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohidrat lain
Contohnya: glukosa, galaktosa,dan
fruktosa
Monosakarida
Karbohidrat yang tersusun dari 2 – 10 monosakarida. Oligosakarida
dapat berupa disakarida, trisakarida dan tetrasakarida.
Disakarida merupakan hasil kondensasi dua unit monosakarida.
Contohnya adalah laktosa, maltosa dan sukrosa.
Trisakarida merupakan hasil kondensasi tiga unit monosakarida.
Contohnya rafinosa (galaktosa-glukosa-fruktosa) yang sering
dinamakan dengan gula beet
Oligosakarida
Tetrasakarida terdiri dari empat unit monosakarida. Contohnya
Stakiosa (galaktosa-galaktosa-glukosa-fruktosa), nistosa (glukosa-
fruktosa-fruktosa-fruktosa), liknosa (galaktosa-glukosa-fruktosa-
galaktosa), dll.
Karbohidart yang tersusun lebih dari 10 satuan monosakarida dan dapat
berantai lurus atau bercabang
Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya
spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat
digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida
Contoh : amilum, glikogen, dekstrin, dan sellulosa
Polisakarida
SifatUmum Karbohidrat
1. Umumnya karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai
sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut
dalam air
2. Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida,oligosakarida,
maupun polisakarida akan berwarna merah ungu bila
larutannya dicampur beberapa tetes larutan alfa naftol dalam
alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat.
Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua
cairan.
Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat
dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji molish
• Disebut juga dietary fiber  golongan polisakarida yang tidak
dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia.
• Serat pangan meliputi  pati, polisakarida, lignin,
oligokasakarida
• Monomer serat pangan adalah gula netral dan gula asam.
• Gula-gula yang membentuk serat pangan antara lain: glukosa,
galaktosa, manosa, galakturonat, glukoronat, dll.
• Serat pangan yang terfermentasi di kolon menghasilkan
sejumlah energi (0-3 kal/ g)
• Pada analisis pangan, pengujian serat biasanya dilakukan
dengan menentukan crude fiber  serat kasar  analisis
proksimat.
• Serat kasar  bagian dari pangan yang tidak bisa dihidrolisis
oleh bahan-bahan kimia.
• Serat pangan  bagian pangan yang tidak dapat dihidrolisis
oleh enzim-enzim pencernaan.
• Pati terdiri atas dua komponen homopolisakarida yaitu
amilosa dan amilopektin.
• Amilosa tersusun dari 200-20.000 unit glukosa yang
dirangkaikan oleh ikatan glikosidik α-1,4- glikosida
• Amilopektin terdiri dari 2 juta unit glukosa dan pada tiap
20-30 unit glukosa ada percabangan.
• Pati punya sifat birefringence yang bisa hilang karena
proses gelatinisasi
• Peranan amilosa dan amilopektin terlihat pada serealia  beras
• Semakin kecil amilosa dan semakin tinggi amilopektin  nasi
semakin pulen
• Semakin tinggi amilosa  volume nasi semakin besar  nasi tidak
empuk dan keras setelah didinginkan.
• Semakin tinggi amilopektin  nasi pulen, lengket.
Sifat Pati
2. Suspensi pati akan memberikan warna biru dengan larutan
iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya pati dalam suatu bahan.
3. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan
menghasilkan glukosa.
• Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi
sebagai cadangan makanan pada hewan
• Bentuk cadangan glukosa pada sel-sel hewan dan
manusia yang disimpan di hati dan otot.
• Glikogen merupakan polimer α-1 dari glukosa dan
umumnya mempunyai ikatan cabang α-1,6 untuk
setiap satuan glukosa.
Sifat Glikogen
1. Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa
dengan amilum pada tumbuhan.
2. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa
karena pati maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan
glukosa.
3. Glikogen dalam air akan membentuk
koloid dan memberikan warna merah
dengan larutan iodium.
4. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur
oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis.
KUALITATIF KUANTITATIF
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis kualitatif gula umumnya didasarkan atas :
1. Reaksi-reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil
penguraian gula dalam asam kuat dengan berbagai senyawa organik
2. Sifat mereduksi dari gugusan karbonil
3. Sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang berdekatan
Reaksi dengan asam-asam kuat, seperti
asam sulfat, hidroklorat dan fosfat pada
karbohidrat menghasilkan pembentukan
produk terurai yang berwarna.
PRINSIP UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
 UJI MOLISH:
Karbohidrat dihidrolisis oleh asam organik pekat menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural
dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi – mutilfurfural. Pereaksi molish
terdiri atas alfa-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu.
 UJI IODIUM:
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna
biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna
merah coklat
UJI BENEDICT:
Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna
merah bata.
UJI BARFOED:
Ion cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat
oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan
Cu2O berwarna merah bata.
UJI SELIWANOFF:
Dehidrasi fruktosa oleh HCL pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa komplek berwarna merah orange.
Larutan Molish
(15% resolcinol / alfanaftal dalam 5% alkohol) NaOH 10%
Larutan Benedict:
a. 21,6 g Na Citrat, 12,5 g Na2CO3
Anhidrous dilarutkan dalam 100 ml air
b. 17,3 gr CuSO4.5 H2O dalam 100 ml air dan disaring
Larutan a dan b dicampur pelan-pelan
Larutan Seliwanoff
(0,005 gr Resolcinol dalam 100ml HCl 1 : 1)
Larutan Barfoed
(13,3 gr Cu Asetat dalam 200 ml H2O ditambah asam
asetat glasial)
Uji Molish:
5 ml larutan sampel + 2 tetes larutan molish + 3 ml H2SO4
Test posistif jika terjadi warna ungu/violet berbentuk cincin.
Uji Iodium:
3 tetes larutan uji + 2 tetes larutan iodium
Amati warna spesifik yang terbentuk.
Uji Benedict:
5 ml larutan Benedict + 5 tetes larutan sampel >> Panaskan dalam
penangas air >> didinginkan
Amati perubahan warna.
Uji Barfoed:
5 ml larutan barfoed + 1 ml larutan sampel >> panaskan dalam
air mendidih selama 5 menit
Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
Uji Seliwanoff
5 ml larutan seliwanoff + 5 tetes larutan sampel >> panaskan
30-60 detik dalam penangas air
Perhatikan perubahan warna. Bila terjadi endapan disaring dan
endapan dilarutkan dengan alkohol.
Flow chart
identifikasi
sampel
karbohidrat
SKEMA UMUM ANALISIS KARBOHIDRAT
Analisis kualitatif sampel
Penetapan jenis karbohidrat
dalam sampel
Ekstraksi komponen gula
Ekstrak Karbohidrat tidak larut
Pemisahan komponen
Analisis
Pemisahan komponen
Hidrolisis
Analisis
Dapat Dicerna Tidak dapat dicerna
PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA
Metode yang banyak digunakan untuk menentukan kadar
karbohidrat yang dapat dicerna yaitu penentuan kadar total
karbohidrat dengan metode by difference dan kadar gula
dengan metode refraktometer, polarimeter, kolorimeter,
volumetrik, metode enzim dan HPLC.
PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA
KADAR KARBOHIDRAT BY DIFFERENCE
Di dalam tabel komposisi bahan pangan, kandungan
karbohidrat biasanya diberikan sebagai karbohidrat total by
difference.
Kadar karbohidrat = 100% - (%air+%protein+%lemak+% abu)
Bila hasil pengurangan ini dikurangi
dengan persentase serat, maka akan
diperoleh kadar karbohidrat yang dapat
dicerna (digestable carbohydrate).
PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA
PERSIAPAN SAMPEL ANALISIS GULA
Dalam penetapan gula, sampel perlu dipisahkan dahulu dari
komponen-komponen yang dapat mengganggu analisis, seperti
senyawa nitrogen, lipida, fenolik, dan pigmen-pigmen yang larut.
Senyawa-senyawa tersebut dapat mengganggu filtrasi atau ikut
bereaksi sehingga mengganggu pengukuran gula.
PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA
PERSIAPAN SAMPEL ANALISIS GULA
Alkohol atau gas-gas yang terlarut  dibuang dengan cara
penguapan pada suhu rendah. Penguapan dalam kondisi
vakum disarankan untuk mencegah penguraian komponen
gula saat pemanasan.
Pigmen seperti klorofil dan karotenoid 
dipisahkan dengan mengekstraknya
dengan proteleum eter dimana gula tidak
akan larut. Selain itu, pigmen juga dapat
dihilangkan dengan arang aktif atau
timbal asetat.
PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA
PERSIAPAN SAMPEL ANALISIS GULA
Protein yang mungkin mengganggu penetapan gula dengan
metode reduksi dan kolorimetri dapat dihilangkan dengan
cara pengendapan.
Penambahan etanol atau aseton akan menyebabkan
penggumpalan protein sehingga dapat dipisahkan dengan
penyaringan atau sentrifus.
Sampel cair Sampel padat
PERSIAPAN SAMPEL CAIR
Sampel cair harus dibuat basa terlebih dahulu dengan cara
menambahkan CaCO3 (kalsium karbonat), agar asam-asam
yang terdapat dalam sampel tidak menghidrolisis gula yang
ada selama pemanasan.
Pemanasan sampel diperlukan untuk
menginaktivasi enzim-enzim yang dapat
menghidrolisis komponen gula.
Perlu dilakukan pengendapan lemak dan
protein, ke dalam sampel ditambahkan 2 ml
larutan Carrez (10,6 g potassium ferrosianida
trihidrat dan 2 ml larutan Carrez ).
PERSIAPAN SAMPEL PADAT
Sampel padat perlu di ekstraksi dengan menggunakan alkohol
80% untuk memisahkan gula yang ada dalam sampel bahan dari
komponen lainnya.
Kebanyakan senyawa gula sensitif terhadap alkohol, sehingga
alkohol perlu dihilangkan dengan pemanasan pada suhu
rendah.
ANALISIS TOTAL GULA
REFRAKTOMETRI
Salah satu metode penentuan kadar gula yang sederhana adalah
dengan memanfaatkan sifat refraksi dari gula yaitu dengan
menggunakan refraktometer. Indeks bias adalah pengukur
langsung dari konsentrasi gula dalam larutan gula murni.
Hasil pengukuran kadar gula dengan
refraktometer dapat dinyatakan dalam
satuan Brix.
Metode refraktometer sederhana dan
cepat namun memiliki tingkat akurasi
yang terbatas.
ANALISIS GULA REDUKSI
GULA REDUKSI
Gula reduksi dalam bahan pangan dapat ditentukan
konsentrasinya dengan berdasarkan pada kemampuannya untuk
mereduksi pereaksi lain. Penentuan gula reduksi dapat dilakukan
dengan metode Lane-Eynon, metode Loof Schoorl dimana
penetapan gula dilakukan secara volumetrik.
Metode ini dapat dilakukan untuk
menentukan kadar gula reduksi dalam
bahan pangan padat atau cair seperti
laktosa, glukosa, fruktosa dan maltosa.
ANALISIS GULA REDUKSI
Metode Loof Schoorl
•Merupakan cara penentuan gula dengan menentukan kuprioksida
dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi
blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi
(titrasi sampel).
•Penentuannya dengan titrasi menggunakan Na-tiosulfat. Selisih
titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan
kuprooksida yang terbentuk serta dengan jumlah gula reduksi
yang ada dalam bahan/larutan.
ANALISIS GULA REDUKSI
PRINSIP ANALISIS METODE LANE-EYNON
Gula mereduksi Cupro (Cu2+) dalam suasana alkali. Setelah semua kuper
direduksi, gula akan mereduksi methylen blue menjadi methylen white.
Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan metilen blue yang warnanya akan hilang
karena kelebihan gula pereduksi yang dibutuhkan di atas jumlah yang
dibutuhkan (jenuh).
ANALISIS KADAR SUKROSA
PRINSIP ANALISIS
Penetapan kadar sukrosa di dalam bahan pangan dapat dilakukan
dengan menentukan total gula sesudah inversi dan total gula
reduksi dengan menggunakan metode Lane – Eynon.
Total sukrosa sama dengan total gula sesudah inversi dikurangi
dengan total gula reduksi dikalikan dengan 0,95.
Penentuan sukrosa dalam bahan pangan
dengan cara ini didasarkan atas asumsi
bahwa gula non-pereduksi yang ada
dalam bahan pangan tersebut seluruhnya
atau sebagian besar adalah sukrosa.
Sukrosa = (total gula – total gula reduksi) X 0,95
ANALISIS TOTAL PATI
PRINSIP ANALISIS
Kandungan pati dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan
metode volumetrik. Total pati dapat ditentukan dengan cara
menghidrolisa pati secara sempurna menjadi glukosa.
Hidrolisis pati menjadi glukosa dapat dilakukan dengan perlakuan
asam atau dengan cara enzimatis seperti alpha amilase atau
glukoamilase. Kandungan glukosa dapat ditentukan dengan
metode Lane – Eynon seperti pada penentuan kadar gula reduksi.
Penentuan kandungan pati dilakukan dengan
menggunakan faktor pengali yaitu :
Kandungan pati = 0,9 x kandungan glukosa
ANALISIS KANDUNGAN
AMILOSA DAN AMILOPEKTIN
PRINSIP ANALISIS
Kandungan amilosa dalam bahan pangan dapat ditentukan
berdasarkan pada kemampuannya untuk bereaksi dengan senyawa
iod menghasilkan kompleks berwarna biru.
Intensitas warna biru ini akan berbeda tergantung pada kadar
amilosa dalam bahan pangan dan dapat ditentukan secara
spektrofotometri.
Sedangkan kandungan amilopektin dapat
ditentukan sebagai selisih antara kandungan pati
dengan amilosa.
PENENTUAN KADAR
KARBOHIDRAT TIDAK DAPAT DICERNA
Serat kasar (crude fiber) dan serat makanan (dietary fiber) termasuk
ke dalam komponen karbohidrat tidak tercerna.
Serat kasar ditentukan secara kimia dengan perlakuan asam dan
basa kuat. Serat makanan dianalisis dengan menentukan kadar ADF
(total selulosa dan lignin), NDF (total selulosa, hemiselulosa, dan
lignin), kadar lignin dan substansi pektat.
ANALISIS SERAT KASAR
PRINSIP ANALISIS
Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan yang telah
diperlakukan dengan asam dan alkali mendidih, dan terdiri dari
selulosa dengan sedikit lignin dan pentosan.
Pereaksi yang digunakan dalam
penetapan serat kasar adalah zat buih
(antifoaming agent), asbes, larutan asam
sulfat, larutan NaOH, larutan K2SO4 dan
alkohol.
ANALISIS SERAT MAKANAN
PRINSIP ANALISIS
Penetapan kadar serat makanan terdiri dari penetapan ADF (acid
detergent fiber), NDF (neutral detergent fiber), penetapan lignin
dan substansi pektat.
Analisis menggunakan metode detergent didasarkan pada
kemampuan deterjen untuk melarutkan lemak, komponen yang
mengandung nitrogen, gula dan beberapa jenis pati.
1. ADF sebagian besar adalah kelompok selulosa dan lignin
2. NDF terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin.
ANALISIS SERAT MAKANAN
PRINSIP ANALISIS
1. Kadar hemiselulosa diperoleh dengan menghitung selisih
kadar NDF dengan kadar ADF.
2. Kadar selulosa diperoleh dengan menghitung selisih kadar
ADF dan kadar lignin.
3. Total serat makanan dihitung dengan menjumlahkan kadar
NDF dengan kadar substansi pektat.
VIDEO
Langkah-langkah analisa amilosa menggunakan
spektrofotometri
Langkah 1 : membuat larutan standar amilosa
Langkah 2 : membuat seri pengenceran dari larutan induk
Langkah 3 : mengecek absorbansi larutan standar
Langkah 4 : menuangkan absorbansi larutan standar dengan
konsentrasi standar yang dibuat dalam bentuk kurva
Langkah 5 : mengecek persamaan regresi linier yang dihasilkan
Langkah 6 : memasukan absorbansi sampel ke persamaan regresi
linier larutan standar
Langkah 7 : melakukan perhitungan
Ditimbang sebanyak 2 gram sampel bahan makanan ditambah HCl 25% dan
akuades lalu direfluks pada suhu 100C selama 3 jam. Kemudian sampel
dinetralkan dengan NaOH, diencerkan dengan air dalam labu ukur 250ml.
Sebanyak 25 ml larutan sampel ditambah 25ml larutan luff schoorl, lalu direfluks
selama 10 menit, kemudian ditambah KI dan H2SO4 dan dititrasi secara
iodometri. Berdasarkan hasil titrasi diperoleh larutan tiosulfat 0,1N sebanyak 15
ml. sementara, pada titrasi blanko diperoleh larutan tio 0,1N sebanyak 20ml.
Tentukan kadar karbohidrat dalam sampel tersebut!
Contoh Soal 1
Ditimbang sebanyak 2 gram sampel bahan makanan ditambah HCl 25% dan
akuades lalu direfluks pada suhu 100C selama 3 jam. Kemudian sampel
dinetralkan dengan NaOH, diencerkan dengan air dalam labu ukur 250ml.
Sebanyak 25 ml larutan sampel ditambah 25ml larutan luff schoorl, lalu direfluks
selama 10 menit, kemudian ditambah KI dan H2SO4 dan dititrasi secara
iodometri. Berdasarkan hasil titrasi diperoleh larutan tiosulfat 0,1102N sebanyak
15,4 ml. sementara, pada titrasi blanko diperoleh larutan tio 0,1102N sebanyak
20,6 ml.
Tentukan kadar karbohidrat dalam sampel tersebut!
Contoh Soal 2
Ditimbang sebanyak 2,4 gram sampel diencerkan dengan air dalam labu ukur
250ml. Sebanyak 10 ml larutan sampel ditambah 25ml larutan luff schoorl, lalu
direfluks selama 10 menit, kemudian ditambah KI dan H2SO4 dan dititrasi
secara iodometri. Berdasarkan hasil titrasi diperoleh larutan tiosulfat 0,0998 N
sebanyak 22,4 ml. sementara, pada titrasi blanko diperoleh larutan tio 0,0998 N
sebanyak 25,8 ml.
Tentukan kadar gula pereduksi dalam sampel tersebut!
Contoh Soal 3
MISALNYA KITA MEMBUAT LARUTAN KONSENTRASI 200ppm
200ppm = 200mg/L
Menimbang standar amilosa 200mg dilarutkan ke aquades 1L /
1000mL
5ppm dalam 100ml = (5/100)x200 = 10 ml
10ppm dalam 100 ml = 20
15ppm
Membuat larutan standar amilosa 25%
25% artinya 25x10.000 = 250.000 ppm =250.000 mg/L
Y = 0,0174625x + 0,0125
Absorbansi sampel
0,150 =
0,200 =
0,25 = 13.60
0,300 =
0,350 =

More Related Content

Similar to analisis karbohidrat 2022.pdf

Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisiQadrina Sufy
 
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Malikul Mulki
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratFransiska Puteri
 
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptxANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
ThekomixRomix
 
KARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxKARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptx
JoonJinKim
 
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
dewisetiyana52
 
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makananpersentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
nurul Aulia sari
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
Paranody
 
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdfLaporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
bambangmulyono383
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
agta liem agta
 
KARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.pptKARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.ppt
holisha
 
KARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.pptKARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.ppt
ArdiKa9
 
PPT Karbohidrat
PPT KarbohidratPPT Karbohidrat
PPT Karbohidrat
Natalia Christina
 
Karbohidrat 2015
Karbohidrat 2015Karbohidrat 2015
Karbohidrat 2015
Scott Cracer
 
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillardKemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Mars D'first Nuril
 
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistaUji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistabistakrenzcool
 

Similar to analisis karbohidrat 2022.pdf (20)

Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Karbohidrat revisi
Karbohidrat revisiKarbohidrat revisi
Karbohidrat revisi
 
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
 
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptxANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
KARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptxKARBOHIDRAT- 1.pptx
KARBOHIDRAT- 1.pptx
 
Kh
KhKh
Kh
 
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
Presentasi Pencernaan Makanan (KARBOHIDRAT)
 
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makananpersentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
persentasi biologi uji karbohidrat pada makanan
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdfLaporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
KARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.pptKARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.ppt
 
KARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.pptKARBOHIDRAT-1.ppt
KARBOHIDRAT-1.ppt
 
PPT Karbohidrat
PPT KarbohidratPPT Karbohidrat
PPT Karbohidrat
 
Karbohidrat 2015
Karbohidrat 2015Karbohidrat 2015
Karbohidrat 2015
 
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillardKemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
 
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistaUji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
 

Recently uploaded

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 

Recently uploaded (20)

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 

analisis karbohidrat 2022.pdf

  • 1. • Devry Pramesti Putri, S.TP., M.Sc. • Pusat Riset Teknologi Tepat Guna _ BRIN • Peneliti Ahli Pertama • Teknologi Pangan
  • 2. ANALISIS KARBOHIDRAT Oleh : Devry Pramesti Putri, S.TP., M.Sc
  • 3. • Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman yaitu Kohlenhydrote dan dari bahasa Prancis Hidrate De Carbon • Merupakan senyawa karbon yang berasal dari turunan senyawa polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). • Rumus empiris molekulnya (CH2O)n
  • 4. • Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. • Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari, terutama yang berasal dari tumbuh- tumbuhan. Karbohidrat dalam makanan biasanya dalam bentuk umbi-umbian, serealia maupun dalam batang tanaman • Karbohidrat juga berasal dari pangan hewani yang terbentuk dalam jumlah yang kecil melalui proses biosintesa glikogen dan sintesa secara kimiawi
  • 5. • Pada tanaman, karbohidrat terbentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil Karbohidrat Sinar matahari CO2+ H2O C6H12O6 + H2O
  • 6. Kelompok Bahan Makanan Contoh Serealia Beras, barley, sorgum, gandum Kelompok gula Gula Jagung, gula tebu, gula bit Golongan umbi Ubi, kentang, singkong Biji-bijian Kedelai, kacang hijau, dll Buah-buahan Pisang, apel, dll Sayur-mayur Brokoli, wortel, dll Produk susu Susu skim
  • 7.
  • 8. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri dari lima atau enam atom C. Karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain Contohnya: glukosa, galaktosa,dan fruktosa Monosakarida
  • 9. Karbohidrat yang tersusun dari 2 – 10 monosakarida. Oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan tetrasakarida. Disakarida merupakan hasil kondensasi dua unit monosakarida. Contohnya adalah laktosa, maltosa dan sukrosa. Trisakarida merupakan hasil kondensasi tiga unit monosakarida. Contohnya rafinosa (galaktosa-glukosa-fruktosa) yang sering dinamakan dengan gula beet Oligosakarida Tetrasakarida terdiri dari empat unit monosakarida. Contohnya Stakiosa (galaktosa-galaktosa-glukosa-fruktosa), nistosa (glukosa- fruktosa-fruktosa-fruktosa), liknosa (galaktosa-glukosa-fruktosa- galaktosa), dll.
  • 10. Karbohidart yang tersusun lebih dari 10 satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau bercabang Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida Contoh : amilum, glikogen, dekstrin, dan sellulosa Polisakarida
  • 11. SifatUmum Karbohidrat 1. Umumnya karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air 2. Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida,oligosakarida, maupun polisakarida akan berwarna merah ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan alfa naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji molish
  • 12. • Disebut juga dietary fiber  golongan polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. • Serat pangan meliputi  pati, polisakarida, lignin, oligokasakarida • Monomer serat pangan adalah gula netral dan gula asam. • Gula-gula yang membentuk serat pangan antara lain: glukosa, galaktosa, manosa, galakturonat, glukoronat, dll.
  • 13. • Serat pangan yang terfermentasi di kolon menghasilkan sejumlah energi (0-3 kal/ g) • Pada analisis pangan, pengujian serat biasanya dilakukan dengan menentukan crude fiber  serat kasar  analisis proksimat. • Serat kasar  bagian dari pangan yang tidak bisa dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia. • Serat pangan  bagian pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.
  • 14. • Pati terdiri atas dua komponen homopolisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. • Amilosa tersusun dari 200-20.000 unit glukosa yang dirangkaikan oleh ikatan glikosidik α-1,4- glikosida • Amilopektin terdiri dari 2 juta unit glukosa dan pada tiap 20-30 unit glukosa ada percabangan. • Pati punya sifat birefringence yang bisa hilang karena proses gelatinisasi
  • 15. • Peranan amilosa dan amilopektin terlihat pada serealia  beras • Semakin kecil amilosa dan semakin tinggi amilopektin  nasi semakin pulen • Semakin tinggi amilosa  volume nasi semakin besar  nasi tidak empuk dan keras setelah didinginkan. • Semakin tinggi amilopektin  nasi pulen, lengket.
  • 16. Sifat Pati 2. Suspensi pati akan memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya pati dalam suatu bahan. 3. Hidrolisis sempurna amilum oleh asam atau enzim akan menghasilkan glukosa.
  • 17. • Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan makanan pada hewan • Bentuk cadangan glukosa pada sel-sel hewan dan manusia yang disimpan di hati dan otot. • Glikogen merupakan polimer α-1 dari glukosa dan umumnya mempunyai ikatan cabang α-1,6 untuk setiap satuan glukosa.
  • 18. Sifat Glikogen 1. Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada tumbuhan. 2. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena pati maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. 3. Glikogen dalam air akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dengan larutan iodium. 4. Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan prosesnya disebut glycogenesis.
  • 20. Analisis Kualitatif Karbohidrat Analisis kualitatif gula umumnya didasarkan atas : 1. Reaksi-reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam asam kuat dengan berbagai senyawa organik 2. Sifat mereduksi dari gugusan karbonil 3. Sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang berdekatan Reaksi dengan asam-asam kuat, seperti asam sulfat, hidroklorat dan fosfat pada karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang berwarna.
  • 21. PRINSIP UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT  UJI MOLISH: Karbohidrat dihidrolisis oleh asam organik pekat menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi – mutilfurfural. Pereaksi molish terdiri atas alfa-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.  UJI IODIUM: Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat
  • 22. UJI BENEDICT: Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. UJI BARFOED: Ion cu2+ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. UJI SELIWANOFF: Dehidrasi fruktosa oleh HCL pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa komplek berwarna merah orange.
  • 23. Larutan Molish (15% resolcinol / alfanaftal dalam 5% alkohol) NaOH 10% Larutan Benedict: a. 21,6 g Na Citrat, 12,5 g Na2CO3 Anhidrous dilarutkan dalam 100 ml air b. 17,3 gr CuSO4.5 H2O dalam 100 ml air dan disaring Larutan a dan b dicampur pelan-pelan Larutan Seliwanoff (0,005 gr Resolcinol dalam 100ml HCl 1 : 1) Larutan Barfoed (13,3 gr Cu Asetat dalam 200 ml H2O ditambah asam asetat glasial)
  • 24. Uji Molish: 5 ml larutan sampel + 2 tetes larutan molish + 3 ml H2SO4 Test posistif jika terjadi warna ungu/violet berbentuk cincin. Uji Iodium: 3 tetes larutan uji + 2 tetes larutan iodium Amati warna spesifik yang terbentuk. Uji Benedict: 5 ml larutan Benedict + 5 tetes larutan sampel >> Panaskan dalam penangas air >> didinginkan Amati perubahan warna.
  • 25. Uji Barfoed: 5 ml larutan barfoed + 1 ml larutan sampel >> panaskan dalam air mendidih selama 5 menit Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Uji Seliwanoff 5 ml larutan seliwanoff + 5 tetes larutan sampel >> panaskan 30-60 detik dalam penangas air Perhatikan perubahan warna. Bila terjadi endapan disaring dan endapan dilarutkan dengan alkohol.
  • 26.
  • 27.
  • 29.
  • 30. SKEMA UMUM ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis kualitatif sampel Penetapan jenis karbohidrat dalam sampel Ekstraksi komponen gula Ekstrak Karbohidrat tidak larut Pemisahan komponen Analisis Pemisahan komponen Hidrolisis Analisis
  • 31. Dapat Dicerna Tidak dapat dicerna
  • 32. PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA Metode yang banyak digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang dapat dicerna yaitu penentuan kadar total karbohidrat dengan metode by difference dan kadar gula dengan metode refraktometer, polarimeter, kolorimeter, volumetrik, metode enzim dan HPLC.
  • 33. PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA KADAR KARBOHIDRAT BY DIFFERENCE Di dalam tabel komposisi bahan pangan, kandungan karbohidrat biasanya diberikan sebagai karbohidrat total by difference. Kadar karbohidrat = 100% - (%air+%protein+%lemak+% abu) Bila hasil pengurangan ini dikurangi dengan persentase serat, maka akan diperoleh kadar karbohidrat yang dapat dicerna (digestable carbohydrate).
  • 34. PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA PERSIAPAN SAMPEL ANALISIS GULA Dalam penetapan gula, sampel perlu dipisahkan dahulu dari komponen-komponen yang dapat mengganggu analisis, seperti senyawa nitrogen, lipida, fenolik, dan pigmen-pigmen yang larut. Senyawa-senyawa tersebut dapat mengganggu filtrasi atau ikut bereaksi sehingga mengganggu pengukuran gula.
  • 35. PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA PERSIAPAN SAMPEL ANALISIS GULA Alkohol atau gas-gas yang terlarut  dibuang dengan cara penguapan pada suhu rendah. Penguapan dalam kondisi vakum disarankan untuk mencegah penguraian komponen gula saat pemanasan. Pigmen seperti klorofil dan karotenoid  dipisahkan dengan mengekstraknya dengan proteleum eter dimana gula tidak akan larut. Selain itu, pigmen juga dapat dihilangkan dengan arang aktif atau timbal asetat.
  • 36. PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DAPAT DICERNA PERSIAPAN SAMPEL ANALISIS GULA Protein yang mungkin mengganggu penetapan gula dengan metode reduksi dan kolorimetri dapat dihilangkan dengan cara pengendapan. Penambahan etanol atau aseton akan menyebabkan penggumpalan protein sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan atau sentrifus.
  • 38. PERSIAPAN SAMPEL CAIR Sampel cair harus dibuat basa terlebih dahulu dengan cara menambahkan CaCO3 (kalsium karbonat), agar asam-asam yang terdapat dalam sampel tidak menghidrolisis gula yang ada selama pemanasan. Pemanasan sampel diperlukan untuk menginaktivasi enzim-enzim yang dapat menghidrolisis komponen gula. Perlu dilakukan pengendapan lemak dan protein, ke dalam sampel ditambahkan 2 ml larutan Carrez (10,6 g potassium ferrosianida trihidrat dan 2 ml larutan Carrez ).
  • 39. PERSIAPAN SAMPEL PADAT Sampel padat perlu di ekstraksi dengan menggunakan alkohol 80% untuk memisahkan gula yang ada dalam sampel bahan dari komponen lainnya. Kebanyakan senyawa gula sensitif terhadap alkohol, sehingga alkohol perlu dihilangkan dengan pemanasan pada suhu rendah.
  • 40. ANALISIS TOTAL GULA REFRAKTOMETRI Salah satu metode penentuan kadar gula yang sederhana adalah dengan memanfaatkan sifat refraksi dari gula yaitu dengan menggunakan refraktometer. Indeks bias adalah pengukur langsung dari konsentrasi gula dalam larutan gula murni. Hasil pengukuran kadar gula dengan refraktometer dapat dinyatakan dalam satuan Brix. Metode refraktometer sederhana dan cepat namun memiliki tingkat akurasi yang terbatas.
  • 41. ANALISIS GULA REDUKSI GULA REDUKSI Gula reduksi dalam bahan pangan dapat ditentukan konsentrasinya dengan berdasarkan pada kemampuannya untuk mereduksi pereaksi lain. Penentuan gula reduksi dapat dilakukan dengan metode Lane-Eynon, metode Loof Schoorl dimana penetapan gula dilakukan secara volumetrik. Metode ini dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula reduksi dalam bahan pangan padat atau cair seperti laktosa, glukosa, fruktosa dan maltosa.
  • 42. ANALISIS GULA REDUKSI Metode Loof Schoorl •Merupakan cara penentuan gula dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi (titrasi sampel). •Penentuannya dengan titrasi menggunakan Na-tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan kuprooksida yang terbentuk serta dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan/larutan.
  • 43.
  • 44. ANALISIS GULA REDUKSI PRINSIP ANALISIS METODE LANE-EYNON Gula mereduksi Cupro (Cu2+) dalam suasana alkali. Setelah semua kuper direduksi, gula akan mereduksi methylen blue menjadi methylen white. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan metilen blue yang warnanya akan hilang karena kelebihan gula pereduksi yang dibutuhkan di atas jumlah yang dibutuhkan (jenuh).
  • 45. ANALISIS KADAR SUKROSA PRINSIP ANALISIS Penetapan kadar sukrosa di dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan menentukan total gula sesudah inversi dan total gula reduksi dengan menggunakan metode Lane – Eynon. Total sukrosa sama dengan total gula sesudah inversi dikurangi dengan total gula reduksi dikalikan dengan 0,95. Penentuan sukrosa dalam bahan pangan dengan cara ini didasarkan atas asumsi bahwa gula non-pereduksi yang ada dalam bahan pangan tersebut seluruhnya atau sebagian besar adalah sukrosa. Sukrosa = (total gula – total gula reduksi) X 0,95
  • 46. ANALISIS TOTAL PATI PRINSIP ANALISIS Kandungan pati dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan metode volumetrik. Total pati dapat ditentukan dengan cara menghidrolisa pati secara sempurna menjadi glukosa. Hidrolisis pati menjadi glukosa dapat dilakukan dengan perlakuan asam atau dengan cara enzimatis seperti alpha amilase atau glukoamilase. Kandungan glukosa dapat ditentukan dengan metode Lane – Eynon seperti pada penentuan kadar gula reduksi. Penentuan kandungan pati dilakukan dengan menggunakan faktor pengali yaitu : Kandungan pati = 0,9 x kandungan glukosa
  • 47. ANALISIS KANDUNGAN AMILOSA DAN AMILOPEKTIN PRINSIP ANALISIS Kandungan amilosa dalam bahan pangan dapat ditentukan berdasarkan pada kemampuannya untuk bereaksi dengan senyawa iod menghasilkan kompleks berwarna biru. Intensitas warna biru ini akan berbeda tergantung pada kadar amilosa dalam bahan pangan dan dapat ditentukan secara spektrofotometri. Sedangkan kandungan amilopektin dapat ditentukan sebagai selisih antara kandungan pati dengan amilosa.
  • 48. PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT TIDAK DAPAT DICERNA Serat kasar (crude fiber) dan serat makanan (dietary fiber) termasuk ke dalam komponen karbohidrat tidak tercerna. Serat kasar ditentukan secara kimia dengan perlakuan asam dan basa kuat. Serat makanan dianalisis dengan menentukan kadar ADF (total selulosa dan lignin), NDF (total selulosa, hemiselulosa, dan lignin), kadar lignin dan substansi pektat.
  • 49. ANALISIS SERAT KASAR PRINSIP ANALISIS Serat kasar merupakan residu dari bahan makanan yang telah diperlakukan dengan asam dan alkali mendidih, dan terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin dan pentosan. Pereaksi yang digunakan dalam penetapan serat kasar adalah zat buih (antifoaming agent), asbes, larutan asam sulfat, larutan NaOH, larutan K2SO4 dan alkohol.
  • 50. ANALISIS SERAT MAKANAN PRINSIP ANALISIS Penetapan kadar serat makanan terdiri dari penetapan ADF (acid detergent fiber), NDF (neutral detergent fiber), penetapan lignin dan substansi pektat. Analisis menggunakan metode detergent didasarkan pada kemampuan deterjen untuk melarutkan lemak, komponen yang mengandung nitrogen, gula dan beberapa jenis pati. 1. ADF sebagian besar adalah kelompok selulosa dan lignin 2. NDF terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin.
  • 51. ANALISIS SERAT MAKANAN PRINSIP ANALISIS 1. Kadar hemiselulosa diperoleh dengan menghitung selisih kadar NDF dengan kadar ADF. 2. Kadar selulosa diperoleh dengan menghitung selisih kadar ADF dan kadar lignin. 3. Total serat makanan dihitung dengan menjumlahkan kadar NDF dengan kadar substansi pektat.
  • 52. VIDEO
  • 53.
  • 54. Langkah-langkah analisa amilosa menggunakan spektrofotometri Langkah 1 : membuat larutan standar amilosa Langkah 2 : membuat seri pengenceran dari larutan induk Langkah 3 : mengecek absorbansi larutan standar Langkah 4 : menuangkan absorbansi larutan standar dengan konsentrasi standar yang dibuat dalam bentuk kurva Langkah 5 : mengecek persamaan regresi linier yang dihasilkan Langkah 6 : memasukan absorbansi sampel ke persamaan regresi linier larutan standar Langkah 7 : melakukan perhitungan
  • 55.
  • 56. Ditimbang sebanyak 2 gram sampel bahan makanan ditambah HCl 25% dan akuades lalu direfluks pada suhu 100C selama 3 jam. Kemudian sampel dinetralkan dengan NaOH, diencerkan dengan air dalam labu ukur 250ml. Sebanyak 25 ml larutan sampel ditambah 25ml larutan luff schoorl, lalu direfluks selama 10 menit, kemudian ditambah KI dan H2SO4 dan dititrasi secara iodometri. Berdasarkan hasil titrasi diperoleh larutan tiosulfat 0,1N sebanyak 15 ml. sementara, pada titrasi blanko diperoleh larutan tio 0,1N sebanyak 20ml. Tentukan kadar karbohidrat dalam sampel tersebut! Contoh Soal 1
  • 57. Ditimbang sebanyak 2 gram sampel bahan makanan ditambah HCl 25% dan akuades lalu direfluks pada suhu 100C selama 3 jam. Kemudian sampel dinetralkan dengan NaOH, diencerkan dengan air dalam labu ukur 250ml. Sebanyak 25 ml larutan sampel ditambah 25ml larutan luff schoorl, lalu direfluks selama 10 menit, kemudian ditambah KI dan H2SO4 dan dititrasi secara iodometri. Berdasarkan hasil titrasi diperoleh larutan tiosulfat 0,1102N sebanyak 15,4 ml. sementara, pada titrasi blanko diperoleh larutan tio 0,1102N sebanyak 20,6 ml. Tentukan kadar karbohidrat dalam sampel tersebut! Contoh Soal 2
  • 58. Ditimbang sebanyak 2,4 gram sampel diencerkan dengan air dalam labu ukur 250ml. Sebanyak 10 ml larutan sampel ditambah 25ml larutan luff schoorl, lalu direfluks selama 10 menit, kemudian ditambah KI dan H2SO4 dan dititrasi secara iodometri. Berdasarkan hasil titrasi diperoleh larutan tiosulfat 0,0998 N sebanyak 22,4 ml. sementara, pada titrasi blanko diperoleh larutan tio 0,0998 N sebanyak 25,8 ml. Tentukan kadar gula pereduksi dalam sampel tersebut! Contoh Soal 3
  • 59. MISALNYA KITA MEMBUAT LARUTAN KONSENTRASI 200ppm 200ppm = 200mg/L Menimbang standar amilosa 200mg dilarutkan ke aquades 1L / 1000mL 5ppm dalam 100ml = (5/100)x200 = 10 ml 10ppm dalam 100 ml = 20 15ppm Membuat larutan standar amilosa 25% 25% artinya 25x10.000 = 250.000 ppm =250.000 mg/L
  • 60. Y = 0,0174625x + 0,0125 Absorbansi sampel 0,150 = 0,200 = 0,25 = 13.60 0,300 = 0,350 =