Makalah ini membahas tentang berbagai ideologi dunia seperti kapitalisme, komunisme, liberalisme, sosialisme, dan ideologi Indonesia yaitu Pancasila. Makalah ini juga menjelaskan bagaimana ideologi-ideologi tersebut menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban manusia.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Nilai-nilai Dari Macam-macam Ideologi di Dunia Yang Menjadi Dasar Berkesinambungan Antara Hak Dan Kewajiban Manusia
1. MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
âNILAI-NILAI DARI MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA
YANG MENJADI DASAR BERKESINAMBUNGAN ANTARA
HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIAâ
DISUSUN OLEH :
EKA RAMADIAN PUTRI
TLM 1B
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2018/2019
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul âNILAI-NILAI DARI
MACAM-MACAM IDEOLOGI DUNIA YANG MENJADI DASAR
KESINAMBUNGAN ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN MANUSIAâ.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Tangerang, 23 Agustus 2018
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Kata Pengantar ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3
A. Pengertian Ideologi .....................................................................3
B. Macam-Macam Ideologi di Dunia ..............................................3
1. Kapitalisme ..........................................................................4
2. Komunisme .........................................................................5
3. Liberalisme ..........................................................................7
4. Sosialisme ...........................................................................9
5. Anarkisme .........................................................................10
6. Fasisme ..............................................................................10
7. Konservatisme ..................................................................12
8. Nasionalisme .....................................................................13
9. Individualisme ..................................................................14
10. Marxisme ...........................................................................15
11. Pancasila ............................................................................15
C. Kesinambungan antara hak dan kewajiban ............................18
BAB III PENUTUP .....................................................................................20
KESIMPULAN ....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................21
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya. Karena
ideologi merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi
negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam
pada setiap warganya.
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan
sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara
Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa
mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam
maupun sumberdaya manusianya. Namun, dengan seiring berjalannya waktu,
semakin maju zaman, dan semakin maju teknologi seolah-olah ideologi pancasila
hanya sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa Indonesia merupakan sebuah
negara yang merdeka dan mandiri. Banyak tingkah laku baik kalangan pejabat
maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi pancasila.
Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari ideologi
pancasila. Selain berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain pancasila
tetapi juga bangsa Indonesia kurang mengerti ideologinya bahkan tidak tahu sama
sekali.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari ideologi?
2. Apa saja ideologi dunia?
3. Bagaimana menciptakan kesenambungan antara hak dan kewajiban
manusia?
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destus de Tracypada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan âsains tentang
ideâ. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian.
Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata âlogiâ yang
berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi
mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-
ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam
pengertian sehari-hari menurut Kaelan âideaâ disamakan artinya dengan cita-cita.
B. MACAM-MACAM IDEOLOGI DI DUNIA
Pada pembahasan ini dikemukakan tentang beberapa ideologi besar, yaitu
ideology yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada
masyarakat termasuk para penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan
ideologi besar, tetapi walaupun demikian pertimbangannya secara eksistensi
dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksistensi atau tidak eksistensinya
suatu ideologi yang terdapat pada negara di berbagai belahan dunia.
7. 4
Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak tetapi harus mampu
terukur terhadap kiprah eksistensinya, sehingga tidak heran apabila Soekarno
pernah mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia. Beliau mengutif
mengemukakan: âBertrand Russel pernah menulis, bahwa di dalam sejarah
manusia adalah dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai alam-hati
dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari umat manusia, dan yang bersaingan
hebat satu sama lain. Dan dokumen historis itu ialah âdeclaration of
independenceâ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan âManifes Komunisâ tulisan
Karl Marx.â (Dibawah Bendera Revolusi. 1965. Hal: 329).
Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan
dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di
masyarakat dunia maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.
1. Kapitalisme
Sebagai suatu paham, kapitalisme sangat menekankan sisi individualisme
dibandingkan kolektif. Menurut Efriza (2009: 105), kapitalisme adalah
metamorfosis dari ideologi liberalisme yang dikembang oleh negara barat.Istilah
kapitalisme merujuk pada pengertian organisasi sosial dan ekonomi tertentu. Pada
intinya tidak campur tangan pemerintah dalam kehidupan perekonomian negara.
Negara hanya dianggap sebagai pengatur proses ekonomi, tetapi tidak membatasi
pemilikan dan perilaku ekonomi dari pemilik modal.
âKonfigurasi masyarakat kapitalis di mana teknik, ilmu pengetahuan ilmiah,
otomatisasi, komputer dan teknologi tinggi, berperan penting dalam proses
produksi dan sejajar dengan peran tenaga manusia, mekanisasi, dan mesin-
mesinâŠâ. Menurut istilah teknis Marxian (dalam buku Teori sosiologi modern),
dalam masyarakat tekno-kapitalisme, âModal konstan berangsur-angsur
menggantikan modal variabel seperti tercermin dari rasio antara teknologi dan
tenaga kerja yang makin meningkat dengan mengorbankan input tenaga kerja
manusiaâ.
Berdasarkan pernyataan oleh dua ahli sosiolog, dapat disimpulkan bahwa
dengan meningkatnya teknologi yang tentu meningkatnya kualitas barang yang
8. 5
akan dijual serta input tenaga kerja manusia yang dikorbankan akan dapat dijual
dalam komunitas manusia. Dengan meningkatnya barang-barang impor tentu akan
meningkatkan pola konsumsi meningkat. Dengan pola konsumsi meningkat, maka
akan timbul pola masyarakat hedon.
Terdapat prinsip-prinsip kapitalisme menurut Rahmat:
1. Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yg terang-terangan
dilarang negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya.
2. Mendewakan hak milik pribadi dgn membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap
orang mengerahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan
kekayaan dan memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu
dibuatlah peraturan-peraturan yg cocok utk meningkatkan dan melancarkan usaha
dan tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi kecuali dalam
batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka
mengokohkan keamanan.
3. Kompetisi sempurna .
4. Tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi
tugasnya hanya untuk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga
keamanan dan membela negara.
5. Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak untuk
menekuni dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemauannya. Tentang
kebebasan seperti ini diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat masyhur
dengan semboyan âBiarkan ia bekerja dan biarkan ia berlalu.â
2. Komunisme
Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang
mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan
prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Paham komunis
berkeyakinan perubahan atas system kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara
revolusi.
9. 6
Pencipta ideologi komunis adalah Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5
Mei 1818 â London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik
dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Komunisme sebagai ideologi mulai
diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November
1917. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah
Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis,
tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia
berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan
ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia
sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia
rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang
menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia
menguasai alat-alat produksi. Komunisme mengajarkan teori perjuangan
(pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis.
Pemerintah komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan
kaum kapitalis (1919-1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan
kaum feodal atau tuan tanah. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent
atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke
seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international.. Komunisme
memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat
komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase
diktator proletariat yang bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan
diktator proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan komunisme,
khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis. Dalam dunia politik, komunisme
menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Maka, ada Partai
Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai Komunis Vietnam,
yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara
komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak
menghormati HAM.
10. 7
3. Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik
yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad
pertengahan. Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The
Founding Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin
Franklin, ataupun Thomas Jefferson.
Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from
restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari
pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad
Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki
adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan
yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu.
Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya
kapitalisme. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam
sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan
kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International:
"Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati.
Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada
persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar
(enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara
yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan
kaum minoritasâ.
11. 8
Ciri-ciri ideologi liberalisme:
1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian
terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh
kekuasaan manapun.
Ada beberapa nilai-nilai liberalisme, yaitu:
1. Bertindak secara rasional
2. Tanggung jawab, merupakan dasar kewajiban masing-masing pada masyarakat
umum dan membatasi hak-hak dirinya terhadap maupun di dalam masyarakat itu.
3. Mewujudkan diri sendiri, berarti pengembangan kepribadian. Pengembangan
bakat dan pengembangan kemampuan keterampilan dan cara bertindak.
4. Hak untuk menentukan sendiri, adalah cara dan tindakan dalam rangka
mempertahankan kebebasan itu.
5. Turut menentukan, manusia itu bukan hanya menjadi makhluk yang berdiri
sendiri, tetapi ia sekaligus menjadi anggota berbagai perkumpulan.
6. Toleransi, berarti mengakui hak menentukan sendiri dan hak turut menentukan
yang dimiliki oleh orang lain, atau menghormati kebebasan bersama.
7. Menyeimbangkan, kesempatan-kesempatan kewajiban untuk mengurangi
perbedaan dalam kondisi kehidupan, untuk menyamaratakan kesempatan.
8. Pertolongan agar bisa menolong diri sendri. Ingin menolong warga negara yang
kurang beruntung agar bisa berdiri sendiri di atas kaki sendiri, dan menjadi
mampu untuk hidup mandiri melakukan pertolongan untuk bisa menolong diri
sendiri.
13. 10
solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem
ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya
segelintir elite. Negara yang menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara
di Eropa Barat.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan
kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.
5. Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa
pemimpin. Orang-orang anarkis percaya bahwa pengesahan atas penggunaan
pemaksaan oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat.
(Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76). Sedangkan Anarkis berarti orang yang
mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham atau
ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang
mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya
adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan. Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa
pemerintahan. Anarkis adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial).
6. Fasisme
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan
absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan
juga otoriter sangat kentara.Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio,
sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu.
Ikatan kayu ini lalu tengahnya adakapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi
dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan
pejabat pemerintah. Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk
14. 11
Benito Mussolini. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang
masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler.
Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya
nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat.
Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang
dianggap lebih rendah.
Pelopor Ideologi Fasisme adalah Nazisme Hitler dengan bukunya Mein
Kampft dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism. Bukan berarti fasisme tidak
memiliki ajaran. Setidaknya para pelopor fasisme meninggalkan jejak ajaran
mereka perihal fasisme. Hitler menulis Mein Kampft, sedangkan Mussolini
menulis Doktrine of Fascism. Ajaran fasis model Italia-lah yang kemudian
menjadi pegangan kaum fasis didunia, karena wawasannya yang bersifat moderat.
Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat,
Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur:
ï· Pertama, ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan
yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan
tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam
rangka âtabuâ terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin.
ï· Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah
sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme
mereka. Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil,
anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui
bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme
menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang
berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang
mengedepankan kekuatan.
ï· Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam
pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah
âoposanâ. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka
adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka
15. 12
mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang
akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin
pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa âkebenaran terletak pada
perkataan yang berulang-ulangâ. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif
kebenarannya.
ï· Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan
harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota
masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah
keinginan si-elit.
ï· Kelima, totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam
meminggirkan sesuatu yang dianggap âkaum pinggiranâ. Hal inilah yang
dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K
yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota
masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat.
Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan
aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.
ï· Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu
negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat
memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara
maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak
memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan
secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga
yang lain harus tunduk atau dikuasai.
7. Konservatisme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservÄre,
melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya
memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai
kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak
16. 13
konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha
kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.
Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai
âbertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan
kebudayaannya yang dilembagakan.â Roger Scruton menyebutnya sebagai
âpelestarian ekologi sosialâ dan politik penundaan, yang tujuannya adalah
mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan
dari suatu organisme sosial.
Ciri-Ciri Ajaran Ideologi Konservatisme
- Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja.
- Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian
tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.
- Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara
semuanya dianggap suci.
- Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme.
Ideologi konservatisme yang dikumandangkan oleh Edmund Burke, 1729-
1797. Dimana ideologi konservatisme ini telah merasuk ke beberapa negara
sekular yang ada sekarang. Nasionalisme dan kebangsaan ini sekarang kalau di
Indonesia dijadikan lambang perjuangan Partai Amanat Nasional di bawah Amien
Rais dan Partai Kebangkitan Bangsa yang lahirnya dibidani oleh Gus Dur. Negara
yang pernah menganut Ideologi Konservatisme adalah Inggris, Kanada, Bulgaria,
Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia.
8. Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (ânationâ) dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Para kaum nasionalis berasumsi bahwa
negara adalah berdasarkan beberapa âkebenaran politikâ (political legitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu âidentitas budayaâ adalah bersumber dari
17. 14
kehendak rakyat. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola
pikirnya mulai merosot. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah
ânational stateâ adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk
kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contohnya negara penganut
nasionalisme adalah Turki dan Belgia.
9. Individualisme
Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat yang
ideal dari konservatif individualis, terdapat pajak yang kecil, kesejahteraan yang
minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan atau agama yang
dipaksakan.
Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual.
Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan
unik. Karena pemahaman yang menempatkan kepentingan individu sebagai yang
utama, maka mereka cenderung menginginkan minimalisasi peran pemerintahan,
sebagai tujuan politik utama. Dengan demikian konservatif individualis lebih
memandang pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus memberikan
bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi kemampuan pemerintah dalam
menggunakan kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah sebagai
sarana dimana bisnis yang besar bisa memperoleh suatu posisi. Mereka akan
memperkenalkan kompetisi kedalam sistem sekolah tingkat dasar dan menengah.
Mendorong kompetisi antara sekolah-sekolah akan menghasilkan kualitas yang
lebih tinggi. Konservatif individualis percaya pada ketidaksempurnaan. Dan
mereka percaya bahwa harapan terbaik untuk kehidupan manusia terletak pada
kebebasan individual.
18. 15
10. Marxisme
Memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya untuk
suatu kehidupan yang produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan
dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh masyarakat.
Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak menggunakan semua energi
produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka untuk menjadi kreatif.
Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga
orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang
akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini. Marx
meyakini bahwa organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem komunis
akan mengatasi penurunan dan akan mengijinkan pemenuhan potensi sosial
orang-orang. Namun, dalam perkembangannya ajaran Marx atau Marxisme telah
menjadi pembenaran untuk sentralisasi kekuasaan negara ditangan penganut
Partai Komunis.
11. Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila
yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada
tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Negara
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk individu dan makhluk sosial, Manusia merupakan bagian dari seluruh
19. 16
anggota masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai
suatu kesatuan, Semua golongan berada dalam kesatuan masyarakat yang integral
dalam naungan negara, Negara tidak memihak satu golongan atau kelas yang
kuat, kepentingan dan keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan perlu diutamakan.
MAKNA IDEOLOGI PANCASILA
Menurut Efriza (2009:80), ideologi mengacu pada sistem gagasan yang
dapat digunakan untuk merasionalisasikan, memberi teguran, serta menjelaskan
keyakinan. Seperti pada pancasila sebagai ideologi negara, dalam merasionalkan
hal yang empirik dengan melihat kausa materialis dari pancasila. Hal yang
dimaksud disini adalah melihat nilai-nilai religius, nilai adat-istiadat, nilai-nilai
ketimuran (efriza dalam buku ilmu politik), telah tercermin sebelum masyarakat
indonesia membentuk suatu negara (Kaelan, 2010). Pada pancasila sebagai
teguran, hal yang disini dimaksud adalah memberi teguran berupa dasar teori dari
setiap sila yang dipunyai oleh pancasila. Pancasila digunakan sebagai menjelaskan
keyakinan bahwa, pancasila sudah seharusnya diyakini karena dengan berbagai
teori sudah menjelaskan, seperti teori kausa materialis (bahan), kausa formalis
(bentuk), kausa efisien (karya), kausa finalis (karya).
Ideologi tidaklah sama dengan sebuah ide atau suatu konsep pendapat.
Melainkan, ideologi lebih bersifat suatu rangkaian ide yang satu sama lainnya
secara logis memiliki keterkaitan. Menurut Roy C. Macridis (dalam Buku Ilmu
Politik oleh Efriza), ada empat kriteria untuk membedakan antara ide dan
ideologi, dan bila tidak termasuk dari empat kriteria ini maka tidak bisa
digolongkan sebagai ideologi yaitu:
1. Comprehensiveness, suatu kriteria yan memenuhi syarat menyeluruh dan luas.
Hal ini sudah sesuai dengan pancasila dengan adanya bukti secara langsung dan
tidak langsung. Melalui bukti secara langsung menurut notonagoro, yang sesuai
adalah kausa finalis (asal mula tujuan) pancasila dirumuskan dan dibahas dalam
sidang-sidang para pendiri negara, tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai dasar
negara. Oleh karena itu adalah para anggota BPUPKI dan PPKI merumuskan
20. 17
pancasila sebagai dasar negara. Hal ini juga telah dibuktikan dengan kausa
materialis, yaitu sebagai asala dari nilai-nilai pancasila, sehingga pancasila pada
hakikatnya digali dari bangsa indonesia yang kemudian dijadikan pandangan
hidup oleh seluruh masyarakat Indonesia.
2. Pervasivenss, suatu rangkain ide yang secara khusus yang tidak hanya dikenal
sebagai suatu ideologi selama ini, akan tetapi juga telah membentuk keyakinan
dan sikap politik dari banyak orang. Ideologi ini telah mempengaruhi secara luas
anggota masyarakat dan merembes melebar ke pelbagai lapisan masyarakat.
Untuk membentuk masyarakat yang madani, diperlukan nilai-nilai luhur dari
sebuah pancasila. Dengan mengingat sila pertama dari pancasila yaitu Ketuhanan
yang Maha Esa yang mengajarkan nilai-nilai moral, nilai-nilai religius, serta
etiket. Diharapkan dengan berpedoman dengan sila pertama (sebagai contoh) kita
dapat meresapi bagaimana sikap dari nilai religius dapat diimplikasikan kepada
masyarakat.
3. Extensiveness, kriteria ini menekankan bahwa suatu ideologi menurut paham
politik merupakan suatu rangkaian ide yang diikuti oleh banyak orang, dalam
memainkan peranan yang amat menonjol dalam pencaturan politik bangsa. Dalam
berpolitik, para dewan majelis seperti DPR, MPR, harus menggunakan pancasila
sebagai etik politik. Etik politik yang mengacu pada setiap sila yang terdapa
dalam pancasila.
4. Intesiveness, kriteria ini menekankan bahwa suatu ideologi menurut perspektif
politik adalah suatu rangkaian ide yang bisa memberikan suatu komitmen yang
kuat bagi pengikut setianya. Dengan mengacu pada pancasila, serta terdapat
derivasi dari pancasila yang bisa berupa undang-undang, maka pancasila juga
memiliki tujuan agar ide yang dicetuskan dari bangsa Indonesia sendiri menjadi
sebuah impian yang dapat membuat sebuah komitmen bagi pelaku politik. Tujuan
negara yang dimaksud adalah: Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial dijiwai Pancasila itu sendiri.
21. 18
C. Kesinambungan Antara Hak dan Kewajiban
Untuk menciptakan keseimbangan antara hubungan hak dan kewajiban
menurut nilai-nilai dari Pancasila, ada tiga hal yang perlu diketahui antara lain :
1. Hubungan Vertikal
Hubungan vertikal adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa, seperti yang terealisasi dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila
pertama dalam nilai Pancasila menjadi yang terutama dan pertama. Relasi
manusia dengan Tuhan, merupakan hal fundamental yang harus dihidupi.
Manusia wajib taat pada perintah Tuhan dan menghentikan segala larangan-Nya.
Manusia yang tunduk pada hukum Tuhan akan mendapat ganjarannya, manusia
akan memperoleh imbalan yang menjadi haknya di kemudian hari, tetapi tidak
diterima di dunia ini. Imbalan itu akan diterima pada akhir hayat nantinya.
Hubungan yang baik antara Tuhan sebagai pencipta dan manusia sebagai
ciptaanNya, hanya bisa tercipta bila manusia tunduk pada hukum Ilahi.
Menurut sila Ketuhanan Yang Maha Esa, manusia Indonesia disadarkan
dan diingatkan akan adanya Allah dengan sifat yang dimiliki-Nya. Pengenalan
dan pengamalan akan Allah, diharapkan manusia memiliki sikap dan tindakan
yang tepat dalam hubungannya dengan Allah. Sikap yang tepat dianjurkan dalam
butir-butir P4 (pedoman, penghayatan, dan pengamalan Pancasila), sebagai
pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila.
2. Hubungan Horizontal
Hubungan horizontal adalah hubungan manusia dengan sesamanya, baik
sebagai warga masyarakat, warga bangsa dan warga negara. Sebagai warga negara
memiliki kewajiban kepada negara, misalnya membayar pajak. Sedangkan hak
warga negara yang harus diterima dari negara, misalnya infrastruktur (jalan raya,
PAM, Listrik, dan lain- lain).
Sila kedua sangat menekankan sifat Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab. Manusia diharapkan menyadari keluhuran martabatnya sebagai manusia.
Manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan melaksanakan apa yang
dikehendakinya. Sikap saling mengakui, menghargai, menghormati, dan
22. 19
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan adalah sikap dasar dari pengamalan
Pancasila khususnya sila kedua.
3. Hubungan Alamiah
Hubungan alamiah adalah hubungan manusia dengan alam sekitar, yang
meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam dengan segala isinya. Seluruh alam
semesta dengan segala isinya diperuntukkan bagi kelangsungan hidup manusia.
Manusia juga memiliki kewajiban untuk melestarikan alam dan kekayaan yang
ada di dalamnya. Alam juga mengalami penyusutan, sedangkan manusia semakin
berkembang, dengan demikian kebutuhannya juga bertambah. Memelihara
kelestarian alam juga merupakan kewajiban manusia, sebab alam sudah
menyumbangkan banyak hal untuk kelangsungan hidup manusia.
Hubungan manusia dengan alam harus seimbang antara kewajiban dan
hak, sama seperti hubungan manusia dengan masyarakat dan manusia dengan
Tuhan. Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideologi yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan masyarakat atau bangsanya,
dan manusia dengan alam lingkungannya.
23. 20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa
diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau
berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme,
Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme, Liberalisme,
Konservatsme, Individualisme, Nasionalisme, dan Pancasila.