Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Dokumen tersebut membahas tentang neraca bahan makanan yang menjelaskan konsep, prosedur penyusunan, dan manfaat neraca bahan makanan sebagai alat perencanaan makro di bidang pangan dan gizi."
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan dengan subsistem distribusi di Sumatra Selatan. Ketahanan pangan merupakan hasil interaksi dari berbagai subsistem seperti ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Distribusi pangan merupakan subsistem penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara merata dan stabil. Tujuan pengembangan distribusi pangan antara lain meningkatkan pemerataan ketersediaan dan kestabilan harga pangan.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang susu coklat bubuk. Dokumen ini menetapkan persyaratan tentang definisi, komposisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, dan cara pengujian untuk memastikan kualitas susu coklat bubuk sesuai standar.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Dokumen tersebut membahas tentang neraca bahan makanan yang menjelaskan konsep, prosedur penyusunan, dan manfaat neraca bahan makanan sebagai alat perencanaan makro di bidang pangan dan gizi."
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan dengan subsistem distribusi di Sumatra Selatan. Ketahanan pangan merupakan hasil interaksi dari berbagai subsistem seperti ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Distribusi pangan merupakan subsistem penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara merata dan stabil. Tujuan pengembangan distribusi pangan antara lain meningkatkan pemerataan ketersediaan dan kestabilan harga pangan.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang susu coklat bubuk. Dokumen ini menetapkan persyaratan tentang definisi, komposisi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, dan cara pengujian untuk memastikan kualitas susu coklat bubuk sesuai standar.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas upaya pemanfaatan sumber daya lokal khususnya di Kabupaten Bantul, DIY untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui penganekaragaman pangan. Sumber daya lokal yang potensial untuk pangan antara lain berbagai jenis tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, ikan, dan juga perluasan pemanfaatan lahan pekarangan. Diperlukan berbagai kebijakan dan kerja s
1. Pasien berusia 46 tahun menderita hepatitis B dengan gejala mual dan wajah pucat.
2. Diagnosa gizi menunjukkan kurangnya asupan zat gizi dan pengetahuan tentang gizi.
3. Rencana intervensi gizi meliputi diet hati III, edukasi gizi seimbang, dan monitoring kondisi serta asupan pasien.
Ny. Es mengalami hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida 189 mg/dL. Audit gizi menunjukkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. Diagnosa gizi meliputi kelebihan asupan makanan dan minuman, perubahan nilai laboratorium terkait lemak, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan trigliserida dan memperbaiki pola makan dengan diet dislipidemia
Kampung Yokiwa di Jayapura berpotensi mengembangkan ketahanan pangan melalui budidaya sagu dan turunannya. Sagu dapat diolah menjadi berbagai produk seperti beras, mie, gula, serta kreasi baru seperti nugget dan bakso untuk mendukung pariwisata di kampung tersebut.
Obesitas pada direktur perusahaan dapat disebabkan oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan berkalori tinggi tanpa disertai aktivitas fisik yang memadai. Lingkungan kerja yang mendukung pola makan tidak seimbang dan stres juga dapat mempengaruhi terjadinya obesitas pada direktur perusahaan.
Pasien laki-laki berusia 61 tahun didiagnosis menderita sirosis hati berat dengan gejala demam, jaundice, ascites, dan hasil laboratorium menunjukkan peningkatan SGOT, SGPT, dan penurunan albumin serta Hb. Riwayat makan menunjukkan asupan energi, protein, karbohidrat, dan zat besi kurang, sedangkan asupan lemak berlebih.
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
Dokumen ini membahas tentang konversi berat pangan segar dan terolah, meliputi: (1) menghitung bagian yang dapat dimakan dari berbagai makanan, (2) mengkonversikan berat mentah ke masak dan sebaliknya, (3) menghitung penyerapan minyak dalam makanan goreng, (4) memperkirakan konsumsi garam dalam berbagai hidangan. Dokumen ini berisi contoh perhitungan dan soal latihan terkait topik tersebut
Form kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dirancang untuk menilai asupan makanan tertentu seperti natrium, serat, lemak, dan jajanan anak sekolah. FFQ berisi daftar makanan yang relevan dengan topik beserta pilihan frekuensi dan ukuran porsi konsumsi. Kuesioner diujicobakan kepada beberapa responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Tri Widodo W. UTOMO
BAB I memperkenalkan latar belakang pentingnya ketahanan pangan di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Ketahanan pangan merupakan hal strategis untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di suatu negara, (2) Indonesia belum mampu mencapai ketahanan pangan meski telah menetapkan program-program prioritas, (3) Distribusi pangan yang belum merata antar daerah menjadi masalah utama, (4) Tingkat
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019Muh Saleh
Pembangunan ketahanan pangan dan gizi di Sulawesi Barat harus dipandang sebagai bagian yang tidak terlepas dari wawasan nasional. Sulawesi Barat sebagai provinsi dengan penduduk sekitar 1.258.090 jiwa dengan luas wilayah 16.937,16 kilometer persegi, ketahanan pangan dan gizi merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan Ketahanan Pangan dan Gizi di Sulawesi Barat sebagai wilayah yang surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu Pemerintah Sulawesi Barat harus terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan dan gizi melalui program-program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Multisektor Tahun 2015 – 2019 Provinsi Sulawesi Barat ini diharapkan dapat memantapkan ketahanan pangan dan gizi, melalui: (1) meningkatkan status gizi masyarakat dengan memprioritaskan pada penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang anak balita menjadi 25% Persen pada tahun 2019, (2) mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan berbasis kemandirian untuk menyediakan ketersediaan energi perkapita minimal 2200 Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 Gram/hari, (3) meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 3763 kkal/hari dan protein sebesar 97,82 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2019, (4) meningkatkan keamanan, mutu dan hygiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan dan meminimalkan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 – 2019 diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten dalam melaksanakan pembangunan periode 2015 - 2019. Kebijakan RAD Pangan dan gizi 2015 - 2019 berisi 5 (lima) strategi utama yaitu (1) Pengelolaan Ketersediaan Pangan, (2) Pengelolaan Keterjangkauan Pangan, (3) Pengelolaan Pemanfaatan Pangan, (4) Penguatan Kelembagaan dan Infrastruktur Pangan, dan (5) Penguatan Koordinasi Ketahanan Pangan. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi 2015 - 2019 juga telah mengakomodir keterlibatan dari seluruh elemen bangsa yang dijabarkan dalam matriks Program Rencana Aksi Nasional Pembangunan Pangan dan Gizi 2015 - 2019. Dengan demikian, diharapkan Kebijakan Strategis. Pangan dan Gizi 2015 - 2019 dapat memberikan daya ungkit dan dorongan yang kuat bagi pembangunan nasional pangan dan gizi.
Dokumen tersebut membahas upaya pemanfaatan sumber daya lokal khususnya di Kabupaten Bantul, DIY untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui penganekaragaman pangan. Sumber daya lokal yang potensial untuk pangan antara lain berbagai jenis tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, ikan, dan juga perluasan pemanfaatan lahan pekarangan. Diperlukan berbagai kebijakan dan kerja s
1. Pasien berusia 46 tahun menderita hepatitis B dengan gejala mual dan wajah pucat.
2. Diagnosa gizi menunjukkan kurangnya asupan zat gizi dan pengetahuan tentang gizi.
3. Rencana intervensi gizi meliputi diet hati III, edukasi gizi seimbang, dan monitoring kondisi serta asupan pasien.
Ny. Es mengalami hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida 189 mg/dL. Audit gizi menunjukkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. Diagnosa gizi meliputi kelebihan asupan makanan dan minuman, perubahan nilai laboratorium terkait lemak, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan trigliserida dan memperbaiki pola makan dengan diet dislipidemia
Kampung Yokiwa di Jayapura berpotensi mengembangkan ketahanan pangan melalui budidaya sagu dan turunannya. Sagu dapat diolah menjadi berbagai produk seperti beras, mie, gula, serta kreasi baru seperti nugget dan bakso untuk mendukung pariwisata di kampung tersebut.
Obesitas pada direktur perusahaan dapat disebabkan oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan berkalori tinggi tanpa disertai aktivitas fisik yang memadai. Lingkungan kerja yang mendukung pola makan tidak seimbang dan stres juga dapat mempengaruhi terjadinya obesitas pada direktur perusahaan.
Pasien laki-laki berusia 61 tahun didiagnosis menderita sirosis hati berat dengan gejala demam, jaundice, ascites, dan hasil laboratorium menunjukkan peningkatan SGOT, SGPT, dan penurunan albumin serta Hb. Riwayat makan menunjukkan asupan energi, protein, karbohidrat, dan zat besi kurang, sedangkan asupan lemak berlebih.
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
Dokumen ini membahas tentang konversi berat pangan segar dan terolah, meliputi: (1) menghitung bagian yang dapat dimakan dari berbagai makanan, (2) mengkonversikan berat mentah ke masak dan sebaliknya, (3) menghitung penyerapan minyak dalam makanan goreng, (4) memperkirakan konsumsi garam dalam berbagai hidangan. Dokumen ini berisi contoh perhitungan dan soal latihan terkait topik tersebut
Form kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dirancang untuk menilai asupan makanan tertentu seperti natrium, serat, lemak, dan jajanan anak sekolah. FFQ berisi daftar makanan yang relevan dengan topik beserta pilihan frekuensi dan ukuran porsi konsumsi. Kuesioner diujicobakan kepada beberapa responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Tri Widodo W. UTOMO
BAB I memperkenalkan latar belakang pentingnya ketahanan pangan di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Ketahanan pangan merupakan hal strategis untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di suatu negara, (2) Indonesia belum mampu mencapai ketahanan pangan meski telah menetapkan program-program prioritas, (3) Distribusi pangan yang belum merata antar daerah menjadi masalah utama, (4) Tingkat
RAD Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 - 2019Muh Saleh
Pembangunan ketahanan pangan dan gizi di Sulawesi Barat harus dipandang sebagai bagian yang tidak terlepas dari wawasan nasional. Sulawesi Barat sebagai provinsi dengan penduduk sekitar 1.258.090 jiwa dengan luas wilayah 16.937,16 kilometer persegi, ketahanan pangan dan gizi merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan Ketahanan Pangan dan Gizi di Sulawesi Barat sebagai wilayah yang surplus pangan telah menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi nasional. Oleh karena itu Pemerintah Sulawesi Barat harus terus berupaya memacu pembangunan ketahanan pangan dan gizi melalui program-program yang benar-benar mampu memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Multisektor Tahun 2015 – 2019 Provinsi Sulawesi Barat ini diharapkan dapat memantapkan ketahanan pangan dan gizi, melalui: (1) meningkatkan status gizi masyarakat dengan memprioritaskan pada penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang anak balita menjadi 25% Persen pada tahun 2019, (2) mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan berbasis kemandirian untuk menyediakan ketersediaan energi perkapita minimal 2200 Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 Gram/hari, (3) meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 3763 kkal/hari dan protein sebesar 97,82 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2019, (4) meningkatkan keamanan, mutu dan hygiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan dan meminimalkan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Sulawesi Barat 2015 – 2019 diharapkan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat Provinsi dan Kabupaten dalam melaksanakan pembangunan periode 2015 - 2019. Kebijakan RAD Pangan dan gizi 2015 - 2019 berisi 5 (lima) strategi utama yaitu (1) Pengelolaan Ketersediaan Pangan, (2) Pengelolaan Keterjangkauan Pangan, (3) Pengelolaan Pemanfaatan Pangan, (4) Penguatan Kelembagaan dan Infrastruktur Pangan, dan (5) Penguatan Koordinasi Ketahanan Pangan. Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi 2015 - 2019 juga telah mengakomodir keterlibatan dari seluruh elemen bangsa yang dijabarkan dalam matriks Program Rencana Aksi Nasional Pembangunan Pangan dan Gizi 2015 - 2019. Dengan demikian, diharapkan Kebijakan Strategis. Pangan dan Gizi 2015 - 2019 dapat memberikan daya ungkit dan dorongan yang kuat bagi pembangunan nasional pangan dan gizi.
Dokumen tersebut membahas tentang pangan dan gizi, meliputi pengertian, tujuan program, kebijakan, dan analisis status pangan serta gizi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa pangan dan gizi saling berhubungan, di mana pangan menyediakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Pemerintah telah menetapkan berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan status gizi masy
Pemanfaatan pangan lokal dianggap penting untuk mencapai ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Namun, konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal masih rendah di Indonesia. Untuk meningkatkannya, diperlukan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan, termasuk pengembangan pertanian lokal, industri pengolahan pangan, dan sosialisasi manfaat pangan lokal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
Buku studi-diet-total-survei-konsumsi-makanan-individu-riau-2014Sherly Aulia
Laporan ini merangkum hasil Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) tahun 2014 di Provinsi Riau. SKMI bertujuan mengumpulkan data pola konsumsi makanan dan tingkat kecukupan gizi masyarakat Riau. Hasilnya meliputi rata-rata konsumsi bahan makanan per kapita per hari dan proporsi penduduk yang mengonsumsinya. Bahan makanan utama yang dikonsumsi masyarakat Riau adalah nasi, ikan
Dokumen ini merupakan ringkasan dari Kebijakan Strategis dan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (KSRAN-PG) Indonesia untuk periode 2015-2019. KSRAN-PG ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia melalui kerja sama lintas sektor dalam peningkatan produksi, ketersediaan, aksesibilitas, dan konsumsi pangan yang sehat. Dokumen ini juga menjelaskan proses penyusunan dan materi utama KSRAN
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Peta ini menggambarkan kerawanan pangan di Kabupaten Pakpak Bharat dengan menggunakan empat dimensi yaitu ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan pendapatan, pemanfaatan pangan, dan kerentanan pangan. Data diperoleh dari berbagai sumber untuk menghitung indikator setiap dimensi pada tingkat kecamatan."
1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...ssuser7c5fea2
Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 menetapkan penggunaan minimum 20% dana desa untuk program ketahanan pangan dan hewani desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2021 menjelaskan contoh kegiatan program ketahanan pangan meliputi pembangunan fasilitas peternakan, pengembangan pertanian dan perikanan, serta peningkatan kapasitas masyarakat."
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan usaha agroindustri olahan ubi ungu di Jambi dengan memproduksi keripik pangsit dan stik ubi ungu. Usaha ini didirikan pada tahun 2008 dan telah melakukan ekspansi dengan menambah tenaga kerja dan mesin produksi. Produksi dilakukan dengan proses pengolahan bahan baku ubi ungu hingga kemasan dan pemasaran produk.
2. i
NBM Kabupaten Probolinggo
SAMBUTAN
KEPALA DINAS
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya
sehingga Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo dapat menyelesaikan
Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo Tahun 2022.
Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo adalah gambaran tentang
Ketersediaan pangan dan pola pangan ketersediaan di Kabupaten Probolinggo. Adanya
Neraca Bahan Makanan memberikan informasi kepada para pembuat keputusan dalam
pembuatan program dan kebijakan untuk lebih memprioritaskan intervensi dan program
berdasarkan kebutuhan dan potensi pangan di wilayah.
Dengan tersusunnya Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo Tahun 2022 ini
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu instrumen untuk pembuatan program
dan kebijakan guna menjadikan Kabupaten Probolinggo memiliki ketahanan pangan yang
kokoh.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta memberikan
sumbangsih dalam Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Probolinggo Tahun 2022 ini.
Probolinggo, Desember 2022
3. ii
NBM Kabupaten Probolinggo
KATA PENGANTAR
Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo Kabupaten Probolinggo
Tahun 2022 merupakan analisa Ketersediaan pangan dan pola pangan ketersediaan di
wilayah Kabupaten Probolinggo yang berdampak pada ketahanan pangan di Kabupaten
Probolinggo.
Pada Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo dijelaskan bahwa
persoalan pangan wilayah sangat bergantung pada produksi dan Ketersediaan pangan.
Adanya Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo diharapkan dapat
membantu pengambilan kebijakan Pemerintah dalam menuntaskan permasalahan dan
kondisi ketahanan pangan sesuai rujukan dan gambaran yang diberikan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
penyusunan Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo ini. Kami sangat
berharap adanya penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo dapat
dijadikan salah satu dokumen perencanaan bagi seluruh pemangku kepentingan baik di
tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat dalam menjawab permasalahan pangan yang
digambarkan pada kajian ini sehingga permasalahan tentang pangan dapat terselesaikan
secara tepat dan berkesinambungan. Kami menyadari bahwa kajian ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya saran dan kritik sangat kami perlukan.
Probolinggo, Desember 2022
TIM PENYUSUN
4. iii
NBM Kabupaten Probolinggo
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA DINAS i
KATA PENGANTAR ii
BAB I
I.1 Pendahuluan 1
I.2 Pengertian 2
I.3 Kegunaan NBM 2
BAB II
II.1 Metodologi Perhitungan 6
II.2 Cara Perhitungan 8
III.3 Besaran Konversi 9
BAB III
III.1 Situasi Ketersediaan Pangan dan Gizi 10
BAB IV
IV.1 Kesimpulan 22
IV.2 Saran 22
LAMPIRAN
5. 1
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
BAB I
I.1 PENDAHULUAN
Pemantapan pembangunan ketahanan dan ketersediaan pangan perlu terus
diupayakan, antara lain melalui penyediaan pangan setiap saat agar jumlah, mutu
dan zat gizi yang mencukupi bagi setiap rumah tangga. Penggunaan pangan pada
saat ini cenderung tidak hanya digunakan untuk konsumsi manusia, namun juga
bersaing dengan penggunaan pangan untuk industri non pangan, sehingga perlu
didukung dengan ketersediaan data dan informasi yang akurat dalam hal
penyediaan (supply), penggunaan (utilization) dan ketersediaan (availability) pada
akhirnya.
Informasi yang tepat dan didukung dengan data yang akurat akan
memberikan hasil analisis yang obyektif untuk memahami situasi dan
permasalahan dalam sistem pangan dirumah tangga dan wilayah. Berdasarkan
pemahaman tersebut para pengambil kebijakan dapat menyusun perencanaan
dan merumuskan kebijakan serta program yang tepat untuk mewujudkan
pemantapan ketersediaan pangan. Perumusan kebijakan ketersediaan pangan
yang tepat harus didasari oleh data dan informasi berkualitas yaitu relevan, tepat
waktu dan akurat.
Informasi mengenai situasi penyediaan pangan secara menyeluruh di suatu
negara atau wilayah digambarkan melalui Neraca Bahan Makanan (NBM).
Penyusunan NBM dilakukan dalam periode tahunan untuk menyajikan informasi
ketersediaan bahan makanan suatu daerah dan nasional.
Dari Tabel Neraca Bahan Makanan (NBM) dapat diperoleh informasi tentang
penyediaan pangan, penggunaan dalam negeri dan ketersediaan untuk
dikonsumsi penduduk. Penyusunan NBM ini mengacu pada metode yang disusun
oleh Food and Agriculture Organization (FAO), dengan beberapa penyesuaian
sejalan dengan perkembangan ketersediaan data di Indonesia.
Penyusunan NBM Kabupaten Probolinggo pada tahun 2022 ini, mengacu
pada pedoman umum NBM Pusat yang telah dilakukan beberapa penyempurnaan
khususnya dalam penggunaan konversi dalam NBM menggunakan kajian-
kajian/survey serta pendekatan Tabel Input-Output (Tabel I-O). beberapa konversi
yang telah mengalami perbaikan antara lain adalah konversi pakan, bibit dan
tercecer.
6. 2
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
I.2 PENGERTIAN
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan Tabel yang memuat informasi
tentang situasi pengadaan/penyediaan pangan (food supply) dan penggunaan
pangan (food utilization), sehingga ketersediaan pangan untuk dikonsumsi
penduduk pada suatu wilayah (Negara/Propinsi/Kabupaten/Kota) dalam suatu
kurun waktu tertentu
I.3 KEGUNAAN NBM
1. Dapat memberikan informasi berupa data tentang jenis dan jumlah produksi
bahan makanan, pengadaan serta semua perubahan-perubahan yang terjadi
sehingga suatu komoditi pangan tersedia untuk di konsumsi oleh penduduk
Kabupaten Probolinggo dalam suatu kurun waktu tertentu.
2. Dapat digunakan sebagai data untuk menganalisa tingkat ketergantungan
Kabupaten Probolinggo terhadap daerah lain, baik di tingkat pengadaan
mapun ditingkat ketersediaan aneka regam kebutuhan pangan bagi
penduduknya.
3. Tersedianya NBM merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk
melalui pendekatan kalori, protein dan lemak.NBM yang lengkap,
berkesinambungan dan tepat waktu akan sangat berguna untuk
memantapkan kebijakan pangan secara menyeluruh dan bahkan sangat
berguna bagi perencanaan program-program yang berkaitan dengan
masalah pangan dan gizi secara umum.
Beberapa faktor yang menguntungkan dalam pemakaian neraca bahan makanan
yaitu:
1. Dapat menggambarkan imbangan antara persediaan pangan dihubungkan
dengan kebutuhan yang seharusnya dipenuhi. Dapat dibandingkan
terhadap konsumsi pangan yang nyata dari survei konsumsi pangan.
2. Bila persediaan total energi yang dibandingkan dengan perkiraan
kebutuhan tidak banyak berbeda, maka diduga tidak terdapat masalah
kekurangan gizi serius bila distribusinya merata. Namun demikian bila
persediaannya jauh lebih rendah dari perkiraan kebutuhan, maka dapat
menyebabkan masalah kekurangan gizi berat.
7. 3
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
3. Secara mudah dapat menggambarkan perkiraan persediaan zat gizi dari
berbagai kelompok jenis pangan, seperti energi, protein, lemak, vitamin dan
mineral.
4. Sangat berarti sebagai alat komunikasi diantara para ahli gizi, pertanian,
dan ekonomi.
Adapun konsep dan definisi dalam NBM yaitu:
- Jenis Bahan Makanan.
Bahan makanan yang dicantumkan dalam kolom NBM adalah semua jenis
bahan makanan baik nabati maupun hewani yang umum tersedia untuk
dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan makanan tersebut dikelompokkan
menurut jenisnya yang diikuti prosesnya dari produksi sampai dengan dapat
dipasarkan/dikonsumsi dalam bentuk belum berubah atau bentuk lain yang
berbeda sama sekali setelah melalui proses pengolahan. Pengelompokkan
bahan makanan tersebut adalah sebagai berikut : padi-padian, makanan
berpati, gula, buah/biji berminyak, buah-buahan, sayuran, daging, telur, susu,
ikan serta kelompok minyak dan lemak.
a. Padi-padian.
Padi-padian adalah kelompok komoditas yang terdiri atas : gandum, padi,
jagung dan sorgum (cantel), serta produksi turunannnya.
b. Makanan berpati.
Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang berasal
dari akar/umbi dan lain-lain bagian tanaman yang merupakan bahan makanan
pokok lainnya. Yang termasuk dalam kelompok komoditas ini adalah ubi kayu,
ubi jalar dan sagu serta produksi turunannya. Contoh : gaplek/chips dan
tapioca/pellet adalah turunan dari ubi kayu. Kelompok komoditi makanan
berpati ini merupakan jenis bahan makanan yang mudah rusak jika disimpan
dalam jangka waktu yang cukup lama bila tidak melalui proses pengolahan
c. Gula.
Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas : gula pasir dan gula merah
(gula mangkok, gula lempengan , gula semut dan lain- lain), baik dari hasil
olahan pabrik maupun rumah tangga yang merupakan produksi olahan dari
tanaman kelapa deres, aren, siwalan, nipah, dan tebu.
8. 4
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
d. Buah/biji berminyak.
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung
minyak, yang berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas yang termasuk
dalam kelompok ini adalah kacang hijau, kelapa, kacang tanah, kacang
kedelai, kacang mete, kemiri pala, wijen, kacang bogor dan lain- lain yang
sejenis. Sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah menjadi kopra
yang selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga produk turunannya
tercantum dalam kelompok minyak dan lemak.
e. Buah-buahan.
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman yang
berupa buah. Umumya merupakan produksi tanaman tahunan yang biasa
dikonsumsi tanpa dimasak.
f. Sayuran.
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari bagian
tanaman yang berupa daun, bunga, buah, batang, atau umbi. Tanaman
tersebut pada umumnya berumur kurang dari 1 (satu) tahun.
g. Daging.
Daging adalah bagian dari hewan yang disembelih atau dibunuh dan lazim
dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara lain dari pada
pendinginan.
h. Telur.
Telur adalah telur unggas. Telur yang dimaksud yaitu telur ayam buras, telur
ayam ras, telur itik dan telur unggas lainnya.
i. Susu.
Susu adalah cairan yang diperoleh dari ternak perah sehat, dengan cara
pemerahan yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi sesuatu dan/atau
ditambahkan kedalamnya sesuatu bahan lain.
j. Ikan.
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air (ikan berkulit halus dan
berkulit keras) dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud komoditas disini
adalah yang berasal dari kegiatan penangkapan dilaut maupun diperairan
umum (waduk, sungai dan rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak,
kolam, keramba dan sawah) yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang
lazim/umum dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan banyaknya jenis
9. 5
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
ikandarat/laut yang dikonsumsi penduduk dirinci menjadi :
tuna/cakalan/tongkol, kakap, cucut, bawal, teri, lemuru, kembung, tengiri,
bandeng, belanak, mujair, ikan mas, udang, rajungan, kerang darat, cumi-
cumi,/sotong dan ikan lainnya.
k. Minyak dan lemak.
Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati
seperti : minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak kacang
kedelai dan minyak jagung serta yang berasal dari hewani yaitu minyak ikan.
Sedangkan lemak umumnya berasal dari hewani seperti : lemak sapi, lemak
kerbau, lemak kambing/domba, lemak babi dan lain- lain.
- Ketersediaan per Kapita.
Ketersediaan per Kapita adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi setiap penduduk dalam suatu kurun waktu tertentu, baik dalam
bentuk natural maupun dalam bentuk unsur gizinya. Unsur gizi utama tersebut
adalah:
a. Energi adalah sejumlah kalori hasil pembakaran karbohidrat yang berasal
dari berbagai jenis bahan makanan. Energi ini sangat dibutuhkan oleh tubuh
untuk kegiatan tubuh seluruhnya.
b. Protein adalah suatu persenyawaan yang mengandung unsur “N”, sangat
dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan serta penggantian jaringan-jaringan yang
rusak/aus.
c. Lemak adalah salah satu unsur zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh
sebagai tempat penyimpanan energi, protein dan vitamin.
d. Vitamin merupakan salah satu unsur zat makanan yang sangat diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan normal.
e. Mineral merupakan zat makanan yang diperlukan manusia agar memiliki
kesehatan dan pertumbuhan yang baik.
10. 6
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
BAB II
II.1 METODOLOGI PERHITUNGAN
- SUMBER DATA/INFORMASI
Data pokok yang digunakan dalam penyusunan NBM menggunakan data angka
tetap tahun 2021 meliputi :
a. Data produksi yang meliputi produksi padi, palawija, sayuran, buah-buahan,
perkebunan, perikanan dan peternakan diperoleh dari dinas-dinas terkait
seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo,
Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Probolinggo serta Badan Pusat Statistik Kabupaten
Probolinggo.
b. Data Stok khususnya gabah dan beras diperoleh dari Perum Bulog Divre
Probolinggo.
c. Data ekspor impor diperoleh dari estimasi data ekspor dan impor yang
tertera pada table NBM
d. Besaran dan angka konversi yang digunakan (seperti pakan dan tercecer)
ditetapkan oleh Tim NBM Pusat yang didasarkan pada hasil kajian dan
pendekatan-pendekatan ilmiah.
e. Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk yang didapat dari
Kabupaten Probolinggo Dalam Angka Tahun 2022.
f. Komposisi gizi diperoleh dari buku Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan
Indonesia, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI dan
sumber lain yang bersifat resmi.
g. Komponen “pengguna/pemakai dalam negeri”diperoleh dengan melakukan
perhitungan berupa persentase terhadap persediaan dalam negeri (seperti
pakan dan tercecer) atau merupakan residual dari hasil perhitungan.
- JENIS DATA
Dalam Tabel NBM, bahan makanan dikelompokkan menjadi 11 kelompok menurut
jenisnya. Rincian jenis bahan makanan pada setiap kelompok pangan dapat
dilihat pada Lampiran 1.
11. 7
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Tabel NBM terdiri atas 20 Kolom, yaitu :
a. Jenis Bahan Makanan : Kolom 1
Merupakan kumpulan jenis bahan makanan yang digunakan dalam NBM
Nasional.
b. Produksi (Masukan) : Kolom 2
Merupakan produksi dalam bentuk asli maupun hasil olahan yang akan
mengalami proses pengolahan lebih lanjut.
c. Produksi (Keluaran) : Kolom 3
Merupakan produksi dan hasil keseluruahan atau sebagai hasil turunan yang
diperolah dari kegiatan berproduksi atau hasil utama yang langsung diperoleh dari
kegiatan berproduksi yang belum mengalami perubahan.
d. Perubahan Stock : Kolom 4
Stock adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah
maupun swasta yang dimaksudkan sebagai cadangan pangan. Perubahan stock
adalah selisih antara stock akhir dengan stock awal tahun.
e. Impor : Kolom 5
Impor adalah sejumlah bahan makanan baik yang belum maupun yang sudah
mengalami pengolahah yang didatankan/dimasukkan dari luar daerah/negeri ke
dalam wilayah Kota Probolinggo
f. Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor : Kolom 6
Penyediaan dalam negeri sebelum ekspor berasal dari produksi (keluaran)
dikurangi perubahan stock ditambah impor.
g. Ekspor : Kolom 7
Ekspor adalah sejumlah bahan makanan baik yang belum maupun yang sudah
mengalami pengolahan yang dikeluarkan dari wilayah Kota Probolinggo.
h. Penyediaan Dalam Negeri : Kolom 8
Penyediaan dalam negeri adalah produksi (keluaran) dikurangi perubahan stock
ditambah impor dikurangi ekspor.
i. Pemakaian Dalam Negeri : Kolom 9 - Kolom 15
Pemakaian dalam negeri adalah penggunaan di dalam Wilayah Kota Probolinggo
untuk keperluan :
1. Pakan : Kolom 9, yaitu bahan makanan yang langsung diberikan kepada
ternak peliharaan maupun ikan.
12. 8
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
2. Bibit/Benih : Kolom 10, yaitu bahan makanan yang digunakan untuk
keperluan reproduksi.
3. Diolah untuk makanan : Kolom 11, yaitu bahan makanan yang masih
mengalami proses pengolahan lebih lanjut untuk makanan manusia dalam
bentuk lain.
4. Diolah untuk bukan makanan : Kolom 12, yaitu bahan makanan yang
masih mengalami prongolahan lebih lanjut untuk kebutuhan industri bukan
makanan manusia, termasuk untuk industri pakan ternak/ikan.
5. Tercecer : Kolom 13, yaitu bahan makanan yang hilang atau rusak,
sehingga tidak dapat dimakan oleh manusia, yang terjadi secara tidak di
sengaja sejah bahan makanan tersebut di produksi sehingga tersedia
untuk konsumen.
6. Penggunaan lain : Kolom 14 adalah penggunaan lain diluar penggunaan
untuk pakan, bibit/benih, industry dan makanan. Komponen ini biasanya
digunakan untuk komoditas yang produksinya besar dan Sebagian besar
peruntukannya bukan untuk pangan, seperti jagung.
7. Bahanan Makanan : Kolom 15 adalah bahan makanan yang tersedia
untuk dikonsumsi oleh penduduk suatu daerah, pada tingkat pedagang
pengecer dalam suatu kurun waktu tertentu.
j. Ketersediaan per Kapita : Kolom 16 – Kolom 20
Merupakan bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi disuatu daerah
dalam suatu kurun waktu tertentu, baik dalam bentuk satuan unit per tahun
dan per hari maupun dalam bentuk unsure gizinya (energi, protein dan
lemak).
II.2 CARA PENGHITUNGAN
Tabel NBM terbagi menjadi 3 kelompok penyajian : (a). pengadaan/penyediaan,
(b). penggunaan/pemakaian, (c) ketersediaan per Kapita, yaitu :
a. Penyediaan Pangan (Food Supply) : Kolom 8, terdiri atas komponen-
komponen : produksi, perubahan stock, impor dan ekspor.
b. Penggunaan Pangan (food utilization) : Kolom 9 – Kolom 15, untuk
keperluaan pakan, bibit, industri makanan dan non makanan, tercecer,
penggunaan lainserta bahan makanan yang tersedia pada tingkat pedagang
dan pengecer.
13. 9
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
c. Ketersediaan bahan makanan per kapita : Kolom 15 – Kolom 20,
diperoleh dari masing-masing bahan makanan dibagi dengan jumlah
penduduk, disajikan dalam bentuk kuantum (volume) dan kandungan nilai
gizinya dalam satuan kkal energi, gram protein dan gram lemak.
d. Perlakuan Khusus
Bagi komoditas yang data produksinya tidak tersedia, perhitungan dimulai dari
kolom ketersediaan per kapita per tahun (Kolom 16). Kolom 16 ini diperoleh
dengan menggunakan data konsumsi riil hasil Susenas (modul) ditambah 15%
dengan asumsi bahwa perbedaan antara angka kecukupan energi pada tingkat
konsumsi dengan angka kecukupan energi ditingkat ketersediaan sebesar 15%.
II.3 BESARAN/KONVERSI DENGAN PENDEKATAN TABEL INPUT-
OUTPUT (I-O)
Untuk meningkatkan akurasi dalam Tabel NBM, Badan Ketahanan Pangan
dan Biro Perencanaan Departemen Pertanian serta BPS melakukan kajian-kajian
dan pendekatan dengan memanfaatkan Tabel Input-Output (Tabel I-O) untuk
penyempurnaan pada beberapa kolom yaitu Kolom 4 (perubahan stock), kolom 7
(ekspor), Kolom 9 (Pakan), kolom 10 (bibit), kolom 12 (industri non makanan) dan
kolom 13 (tercecer).
Secara umum beberapa kolom tersebut dapat dikoreksi dengan melakukan
estimasi yaitu mengalikan rasio dari Tabel Input-Output dengan penyediaan dalam
negeri (kolom 8). Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk mendapatkan rasio
perubahan stock, ekspor, pakan, bibit, industri non makanan dan tercecer dari
Tabel I-O seperti tercantup pada Lampiran 2.
14. 10
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
BAB III
III.1 SITUASI KETERSEDIAAN PANGAN DAN GIZI
Pola Pangan Harapan Kabupaten Probolinggo berdasarkan Neraca Bahan
Makanan Tahun 2021
Rata-rata angka kecukupan gizi (AKG) ditingkat ketersediaan berdasarkan
rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) ke X tahun 2012
adalah sebesar 2.400 Kkal untuk energi dan 63 gram untuk protein.
Pada pembahasan pola pangan harapan (PPH) berdasarkan neraca bahan
makanan (NBM) Kabupaten Probolinggo kali ini akan menampilkan beberapa
informasi. Data-data yang menunjang pembuatan laporan ini didapatkan dari data
sekunder dan data primer sesuai dengan sumber data yang ada.
Pada tahun 2021 keragaman produksi berdasarkan kelompok bahan
makanan seperti telihat pada Tabel 1. Meliputi diantaranya kelompok bahan
makanan padi-padian, makanan berpati, gula, buah/biji berminyak, buah-buahan,
sayuran, daging, susu dan ikan. Berdasarkan Tabel 1. Dapat diketahui bahwa
tingkat produksi kelompok bahan makanan di Kabupaten Probolinggo
beranekaragam bergantung dengan jenis atau kelompoknya.
Tabel 1. Produksi Berdasarkan Kelompok Bahan Makanan Tahun 2021
Jenis Bahan Makanan
Produksi
Kotor
ton
Konversi
Produksi
Bersih
ton
Commodity
(1)
I. PADI-PADIAN/CEREALS
Gabah/unhusked rice 272.199 1 272.199,00
Beras/Rice 257.609 64,10% 165.127
Jagung/Maize 210.349 87% 183.003,63
Jagung basah/ Fresh maize -
Gandum/Wheat -
Tepung Gandum/ Wheat flour 72% -
II. MAKANAN BERPATI/ STARCHY
FOOD
15. 11
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Ubi jalar/Sweet potatoes 1 -
Ubi kayu/Cassava 26.490 1 26.490,00
Ubi kayu/Gaplek/Cassava/Manioc 2% -
Ubi kayu/Tapioka/Cassava/Tapioca 20,51% -
Sagu/Tepung sagu/Sago pith/Sago
flour 100% -
Umbi-umbian lainnya (Talas, Yam,
Labu Parang dan butternut dll) -
III. GULA/SUGAR
Gula pasir/White sugar 2.478,90 1 2.478,00
Gula mangkok/Other sugar 1 -
IV. BUAH BIJI BERMINYAK
PULSES NUT AND OIL SEEDS
Kacang tanah berkulit/Groundnuts in
shell 1.203 1.203
Kacang tanah lepas kulit/Groundnuts
shelled - 1 --
Kedelai/Soyabeans 99,53 1 99,53
Kacang hijau/Mungbean 99,26 1 99,26
Kelapa daging/Coconut fresh 1.701,49 1 1.701,49
Kopra/Copra - 1 -
V. BUAH-BUAHAN/FRUITS
Alpokat/Avocados
8.693 1 8.693,00
Jeruk siam /Oranges
38 1 38,00
Duku/Lanzon
21 1 21,00
Durian/Durians
8.346 1 8.346,00
Jambu Biji/Guava
916 1 916,00
Jambu Air//Rose apple
198 1 198,00
Mangga/Mangoes
106.196 1 106.196,00
Nanas/Pineapples
2 1 2,00
Pepaya/Papayas
1.269 1 1.269,00
20. 16
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Gabus - 1 -
Tawes - 1 -
Lainnya/Others - 1 =
XI. MINYAK & LEMAK
OILS & FATS
Minyak Kacang tanah/Peanut Oil 52% -
Minyak goreng kelapa/Coconut oils 60 -
CPO/Palm Oils 1 -
Minyak goreng sawit/Cooking oils 68,28 -
Minyak Jagung -
Minyak Zaitun -
Minyak Wijen -
Minyak Kedelai -
Lemak Sapi/Cattle Fats 2.653 6,50% 172,44
Lemak Kerbau/Buffalo Fats - 4,69% -
Lemak Kambing/Goat Fats 9 7,87% 0,70
Lemak Domba/Sheep Fats 32 7,70% 2,47
Lemak Babi/Pig Fats - 11,92% -
Sumber : Tabel NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2021
21. 17
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Tabel 2. Ketersediaan Energi dan Protein Tahun 2021
Keterangan : *) Telah menggunakan Tabel I-O
Pada Tabel 2. Menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan energi pada tahun
2021 sebesar 3.019 Kal/hari. Sedangkan untuk ketersediaan protein dan lemak di
Kabupaten Probolinggo Tahun 2021 dari perhitungan Neraca Bahan Makanan
diperoleh angka sebesar 72,04 gram/hari dan 48,81 gram/hari. Berdasarkan
Rekomendasi WNPG (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi) bahwa AKG
Tingkat Ketersediaan yang dianjurkan yakni AKE 2.400 kkal/kap/hari dan Angka
Kecukupan Protein sebesar 63 gram/kap/hari sehingga dari angka yang diperoleh
dari penghitungan NBM, angka kecukupan energi dan protein Kabupaten
Probolinggo telah memenuhi standar yang direkomendasikan.
Dari total angka ketersediaan energi tersebut masih di dominasi oleh energi
pangan nabati sebesar 2.846 Kkal dan energi pangan hewani telah mencapai
angka 173 Kkal.
Kelompok Bahan Pangan
Energi
(Kalori/Hari)
Protein
(Gram/Hari)
Lemak
(Gram/Hari)
(1) (2) (3) (4)
Padi-padian 2.101 46,98 18,76
Makanan berpati 79 0,52 0,16
Gula 101 - -
Buah biji berminyak 20 0,94 1,48
Buah-buahan 92 1,00 0,95
Sayur-sayuran 193 7,84 2,28
Daging 32 2,33 2,50
Telur 109 8,63 7,75
Susu 12 0,62 0,68
Ikan 16 3,17 0,23
Minyak dan Lemak 260 0,00 13,64
Total 3.019 72,04 48,81
Nabati 2.846 57,27 37,28
Hewani 173 14,76 11,53
22. 18
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Tabel 3. Presentase Ketersediaan Energi Tahun 2021
Sumber : Neraca Bahan Makanan Tahun 2021
Komposisi Ketersediaan Energi pada tahun 2021 didominasi oleh kelompok
padi-padian dengan nilai sebesar 95,5% AKE. Di ikuti oleh kelompok minyak dan
lemak dan sayuran dan buah yakni sebesar 12,0% AKE dan 10,9% AKE.
Situasi Ketersediaan per Kelompok Pangan Periode Tahun 2021
Situasi ketersediaan pangan periode 2021 secara rinci akan diuraikan
sebagai berikut ini:
a. Kelompok Padi-Padian
Pada tahun 2021 ketersediaan energi kelompok padi-padian memberikan
sumbangan terhadap zat gizi per kapita perhari sebesar 2.101 Kkal atau 95,5%
AKE dari total ketersediaan energi, untuk ketersediaan protein mencapai 46,98
gram/kap/hari dan ketersediaan lemak sebesar 18,76 gram/kal/hari.
Dalam kelompok tersebut, komoditas beras memberikan kontribusi sebesar
125,74 kg/kap/tahun atau 1.244 Kkal/kap/hari dari total ketersediaan energi,
jagung sebesar 94,75 Kg/kap/tahun atau 857 Kkal/kap/hari.
b. Kelompok Makanan Berpati
Kelompok Energi % AKE
Bahan Pangan (Kalori)
Padi-padian 2.101 95,5
Umbi-umbian 124 5,6
Pangan Hewani 168 7,6
Minyak dan Lemak 265 12,0
Buah/biji berminyak 4 0,2
Kacang-kacangan 16 0,7
Gula 101 4,6
Sayuran dan buah 240 10,9
Lain-lain - -
Jumlah 3.019 137,2
23. 19
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Tahun 2021 angka ketersediaan energi untuk kelompok makanan berpati
memberikan kontribusi sebesar 79 kkal/kap/hari atau 2,6 % dari total
ketersediaan energi.
c. Kelompok Gula
Volume ketersediaan energi pada kelompok gula untuk tahun 2021
memberikan kontribusi sebesar 101 kkal/kap/hari atau 10,15 kg/kap/tahun
yang berasal dari produksi gula dalam Kabupaten Probolinggo. Kelompok ini
memberikan kontribusi terhadap penyediaan energi sebesar 3,3% dari total
ketersediaan energi pangan tahun 2021 dan semua berasal dari komoditas
gula pasir.
d. Kelompok Buah Biji Berminyak
Pada tahun 2021 sumbangan energi kelompok buah biji berminyak mencapai
20 Kkal/kap/hari. Proporsi ketersediaan energi kelompok buah biji berminyak
didominasi oleh komoditi kacang tanah mencapai angka produksi sebesar
2.005 ton diikuti kelapa daging pada angka produksi 1.527 ton.
e. Kelompok Buah-Buahan
Ketersediaan energi untuk kelompok buah-buahan pada tahun 2021 sebesar
92 kkal/kap/hari. Suplai energi terbesar dari kelompok ini berasal dari
komoditas mangga sebesar 42 kkal/kap/hari dan diikuti oleh komoditas
pisang sebesar 32 kkal/kap/hari.
f. Kelompok Sayur-Sayuran
Ketersediaan energi pangan pada kelompok sayur-sayuran mengalami
peningkatan dari tahun 2021. Dimana angka ketersediaan energi dari
kelompok sayur-sayuran pada tahun 2021 sebesar 193 kkal/kap/hari.
Kontribusi terbesar diperoleh dari komoditi caberawit mencapai angka 84
kkal/kap/hari. Sedangkan komoditi bawang merah dan kentang memberikan
kontribusi energi sebesar 32 kkal/kap/hari dan 45 kkal/kap/hari.
g. Kelompok Daging
Ketersediaan energi pangan kelompok daging pada tahun 2021 mencapai
angka 32 kkal/kap/hari dimana kontribusi terbesarnya terdapat pada komoditi
daging ayam ras yang mencapai 20 kkal/kap/hari diikuti oleh komoditi daging
sapi sekitar 9 kkal/kap/hari dan jerohan semua jenis 1 kkal/kap/hari.
h. Kelompok Telur
24. 20
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Pada tahun 2021 angka ketersediaan energi pangan kelompok telur
mencapai 109 kkal/kap/hari. Ketersediaan energi pangan kelompok telur
didominasi oleh komoditi telur ayam ras sebesar 98 kkal/kap/hari diikuti
komoditi telur ayam buras sebesar 9 kkal/kap/hari (Tabel 6).
i. Kelompok Susu
Volume ketersediaan energi pada kelompok susu tahun 2021 sebesar 12.397 ton
dengan Ketersediaan mencapai 7,07 kg/kap/tahun. Kontribusi energi per kapita
dari komoditas susu sapi mencapai 12 kkal/kap/hari, 0,62 gram/kap/hari protein
dan 0,68 gram/kap/hari lemak.
j. Kelompok Ikan
Ketersediaan energi pangan dari kelompok ikan pada tahun 2021 sebesar 16
kkal/kap/hari dan ketersediaan protein mencapai 3,17 gram/kap/hari. Kontribusi
ketersediaan energi terbesar di kelompok ikan terdapat pada komoditas udang
sebesar 8 kkal/kap/hari.
k. Kelompok Minyak dan Lemak
Produksi minyak atau lemak hewani dan nabati yang termasuk dalam kelompok ini
memberikan sumbangan ketersediaan energi sebesar 260 kkal/kap/hari pada
tahun 2021. Dimana komposisi atau kontribusi terbesar didominasi oleh minyak
kelapa sawit mencapai 255 kkal/kap/hari.
26. 22
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
BAB IV
IV.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu:
1. Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan Tabel yang memuat informasi
tentang situasi pengadaan/penyediaan pangan (food supply) dan
penggunaan pangan (food utilization), sehingga ketersediaan pangan
untuk dikonsumsi penduduk pada suatu wilayah
(Negara/Propinsi/Kabupaten/Kota) dalam suatu kurun waktu tertentu
2. Adapun komponen utama dalam tabel NBM yaitu: Jenis Bahan Makanan,
Produksi, Stok dan Perubahan Stok, Impor/Masuk Kabupaten,
Penyediaan di Kabupaten sebelum ekspor, Ekspor/Keluar Kabupaten,
Pemakaian di Kabupaten, Ketersediaan per Kapita.
3. Untuk menyusun NBM dalam suatu wilayah diperlukan data jenis bahan
makanan, data penduduk, besaran dan angka konversi, komposisi gizi
bahan makanan. Yang akan digunakan dalam pengisian tabel NBM.
4. Dari hasil penghitungan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Probolinggo
dengan menggunakan angka tetap Tahun 2021 diperoleh Skor Pola
Pangan Harapan Ketersedian sebesar 81,63.
5. Dengan menggunakan angka tetap tahun 2021 diperoleh AKE sebesar
3.019 kalori/hari; 72,04 protein gram/hari dan 48,81 lemak gram/hari.
Hasil tersebut melebihi standart yang ditetapkan oleh WNPG yakni 2.400
kkal/kap/hari dan kecukupan protein sebesar 63 gram/hari.
III.2 Saran
Adapun saran kami kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam
pembuatan Neraca Bahan Makanan dalam suatu wilayah yaitu perlunya
peningkatan produksi bahan pangan dan dimbangi pemerataan dalam
distribusinya. Kepada para ahli gizi dan pertanian Serta ekonomi untuk dapat
memanfaatkan NBM dalam membuat Perencanaan pangan dan gizi dalam suatu
wilayah.
27. 23
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 1.
PENGELOMPOKAN BAHAN MAKANAN DALAM NBM
No
Kelompok Bahan
Makanan
Jenis Bahan Makanan
1. Padi-padian
Padi-padian terdiri atas bahan makanan seperti
: gandum beserta produksi turunannya tepung
gandum (tepung terigu), gabah (gabah kering
giling) beserta produksi turunannya beras,
jagung (pipilan) dan jagung basah.
2. Makanan Berpati
Makanan Berpati adalah bahan makanan yang
mengandung pati yang berasal dari akar/umbi
dan lain-lain bagian tanaman yang merupakan
bahan pokok lainnya. Kelompok ini terdiri atas :
ubi jalar, ubi kayu, dengan produksi turunannya
yaitu gaplek dan tapioca, tepung sagu yang
merupakan produksi dari sagu.
3. Gula
Kelompok ini terdiri atas gula pasir dan gula
merah (gula mangkok, gula aren, gula semut,
gula siwalan dan lain-lain), baik yang
merupakan hasil olahan pabrik maupun rumah
tangga.
4. Buah/Biji Berminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan
makanan yang mengandung minyak yang
berasal dari buah dan biji-bijian. Bahan
makanan dalam kelompok ini adalah : kacang
tanah berkulit beserta turunannya, kacang
tanah lepas kulit, kedelai, kacang hijau, kelapa
daging (produksi turunan dari kelapa berkulit),
dan kopra (turunan dari kelapa).
5. Buah-Buahan
Kelompok ini terdiri atas : alpokat, jeruk, duku,
durian, jambu, mangga, nanas, papaya,
pisang, rambutan, salak, sawo, dan lainnya.
6. Sayur-Sayuran
Kelompok ini terdiri atas : bawang merah,
ketimun, kacang merah, kacang panjang,
kentang, kubis, tomat, wortel, cabe, terong,
petsai/sawi, bawang daun, kangkung, lobak,
labu siam, buncis, bayam, bawang putih dan
lainnya.
7. Daging
Kelompok ini terdiri atas : daging sapi, daging
kerbau, daging kambing, daging domba,
daging kuda/lainnya, daging babi, daging ayam
28. 24
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
buras, daging ayam ras, daging itik dan jeroan
semua jenis.
8. Telur
Mencakup telur ayam buras, telur ayam ras, itik
dan telur unggas lainnya.
9. Susu
Terdiri atas susu sapi termasuk susu olahan
impor yang disetarakan susu segar.
10. Ikan
Ikan yang dimaksud adalah komoditas yang
berupa binatang air dan biota perairan lainnya.
Pada awalnya penyajian untuk kelompok ini
hanya meliputi ikan darat dan ikan laut.
29. 25
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 2.
CARA PENGHITUNGAN RASIO
DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT – OUTPUT
1. Menyesuaikan/Memecahkan Baris-baris dan Rekonsiliasi
a. Melakukan pemecahan baris-baris yang ada pada Tabel I-O sesuai
klasifikasi komoditas dalam NBM, sehingga diperoleh data masing-
masing dalam satuan nominal mata uang (Rupiah).
b. Tetap menjaga keseimbangan antara pasokan dengan permintaan, yaitu
menjumlahkan seluruh komoditas hasil pemecahan dari satu sektor I-O
akan menghasilkan angka yang sama persis dengan angka sebelum
baris pada Tabel I-O tersebut dipecah.
2. Menyajikan Data Output dan Harga
a. Dengan menggunakan harga dari masing-masing komoditas, selanjutnya
dihitung kuantitas (volume) produksi masing-masing komoditas,
kemudian hasil yang diperoleh dibandingkan dengan angka yang ada
dalam level Tabel I-O.
b. Volume produksi dari masing-masing komoditas tersebut kemudian
disusun kedalam format Tabel NBM.
3. Mengidentifikasi Ekspor Bahan Makanan
a. Mengkonfersikan kode HS kedalam kode Tabel I-O sehingga seluruh
barang-barang yang tergabung dalam kode Tabel I-O tersebut menjadi
homogeny, untuk memastikan bahwa ekspor dan impor suatu komoditas
yang tergabung dalam satu kelompok komoditas tidak ada yang masuk
ke dalam kelompok komoditas lain.
b. Melakukan pengelompokan kembali (Regrouping) kode HS dari
kelompok yang ada dalam Tabel I-O menjadi kelompok komoditas sesuai
Tabel I-O.
c. Mengagresikan nilai ekspor dan impor menjadi satu untuk setiap
komoditas NBM..
4. Mengidentifikasi Industri Pemakai Bahan Pangan
a. Melakukan identifikasi distribusi barang oleh industri penghasil ke dalam
industri pengguna. Langkah ini dilakukan dengan memperhatikan baris
30. 26
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
komoditas yang ada dalam NBM pada Tabel I-O dan mencatat sektor
kolom pengguna sebagai alamat industri pengolah bahan makanan.
b. Membuat neraca produksi untuk setiap komoditas sesuai NBM tersebut,
utamanya pada kelompok industri besar dan sedang. Tahap ini
merupakan persiapan untuk memberikan gambaran tentang struktur
penggunaan bahan makanan di dalam industri.
c. Menyusun ratio distribusi struktur ongkos industri yang bersangkutan
berdasarkan nilai nominal.
5. Menghitung Ekspor dan Besaran Kandungan Komoditas Bahan Pangan
Produk Turunan (Derivative Products).
a. Menghitung besaran ekspor dari industri pengolahan bahan makanan
baik secara nominal maupun kuantitas.
b. Melakukan konversi dari produk turunan menjadi berat bersih bahan
pangan yang di ekspor berdasarkan ratio pengguna bahan makanan di
dalam industri pengolahan di atas. Dengan demikian diperoleh faktor
koreksi netto ketersediaan bahan makanan di dalam negeri.
6. Mengestimasi (Rasio) Produk Yang Tercecer dan Bibit
Sel-sel yang terdapat pada posisi diangonal dalam Tabel I-O desebut
dengan diagonal sektor. Didalam sel-sel ini menggambarkan bahwa
komoditas yang bersangkutan meng-input dirinya sendiri. Sel-sel ini terdiri
dari dua komponen yaitu bibit dan produk yang tercecer, yang dalam
penyajian standar Tabel I-O, komponen tersebut tidak tampak. Oleh karena
itu untuk mendapatkan informasi besaran dari kedua komponen tersebut
harus melacak kembali kedalam lembar kerja (LK).
Selanjutnya, rasio bibit merupakan pembagian nilai bibit dengan nilai
output dan rasio produk yang tercecer dengan nilai output untuk masing-
masing komoditas. Rasio-rasio ini apabila dikalikan dengan volume dari
masing-masing bahan makanan diperoleh volume bibit dan volume produk
yang tercecer.
Bibit yang dapat digunakan didalam penyusunan NBM adalah bibit
yang akan berdampak terhadap ketersediaan bahan makanan, seperti padi,
kelapa dan jagung. Produk tercecer yang tercatat disini hanyalah yang
tercecer didalam proses produksi.
31. 27
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 3.
SKOR POLA PANGAN HARAPAN KETERSEDIAAN
KABUPATEN PROBOLINGGO
BERDASARKAN NERACA BAHAN MAKANAN TAHUN 2021
*Keterangan AKE = 2.400 kkal/kap/hari
Kelompok Energi
%
AKE
Bobot
Skor
riil
Skor
PPH
Skor
Maks
Ket
Bahan
Pangan (Kalori)
Padi-padian
2.101 95,5 0,5 47,8 25,0 25,0
Umbi-umbian
124 5,6 0,5 2,8 2,5 2,5
Pangan
Hewani
168 7,6 2,0 15,3 15,3 24,0
Minyak dan
Lemak
265 12,0 0,5 6,0 5,0 5,0
Buah/biji
berminyak
4 0,2 0,5 0,1 0,1 1,0
Kacang-
kacangan
16 0,7 2,0 1,5 1,5 10,0
Gula
101 4,6 0,5 2,3 2,3 2,5
Sayuran dan
buah
240 10,9 5,0 54,5 30,0 30,0
Lain-lain
- - - - -
Jumlah
3.019 137,2 130,3 81,63 100,0
38. 34
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 5
JENIS BAHAN MAKANAN, PRODUKSI TURUNANNYA DAN BESARAN
KONVERSI INPUT KE OUTPUT MENURUT KELOMPOK KOMODITAS
Jenis Bahan
Makanan
Produksi Konversi Input
Ke Output
Masukan (Input) Keluaran
(Output)
1 2 3 4
Padi-padian
Tepung Gandum Biji Gandum Tepung Gandum 72
Gabah - Gabah Kering
Giling
-
Gabah/Beras Gabah Kering
Giling (GKG)
Beras
63,2
Jagung - Jagung Pipilan
Kering
-
Jagung Basah - Jagung Basah -
Makanan Berpati
Ubi Jalar - Ubi Jalar Basah -
Ubi Kayu - Ubi Kayu Basah -
Ubi Kayu/Gaplek Ubi Kayu Basah Gaplek 36
Ubi Kayu/Tapioka Ubi Kayu Basah Tapioka 28
Sagu/Tepung
Sagu
Sagu Tepung Sagu
40
Gula
Gula Pasir - Gula Pasir -
Gula Merah - Gula Merah -
Buah/Biji
Berminyak
Kacang Tanah
Berkulit
- Kacang Tanah
Berkulit
-
Kacang Tanah
Lepas Kulit
Kacang Tanah
Berkulit
Kacang Tanah
Lepas Kulit/Biji
Kering
32
Kedelai - Kedelai (biji
kering)
-
Kacang Hijau - Kacang Hijau (biji
kering)
-
40. 36
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Lainnya - Lainnya -
Daging
Daging Sapi Karkas Daging 74,93
Daging Kerbau Karkas Daging 70,30
Daging Kambing Karkas Daging 67,83
Daging Domba Karkas Daging 68,38
Daging Kuda Karkas Daging 72,28
Daging Babi Karkas Daging 67,47
Daging Ayam
Buras
Karkas Daging
58
Daging Ayam Ras Karkas Daging 58
Daging Itik Karkas Daging 60
Jeroan Semua
Jenis
Karkas Daging
-
Telur
Telur Ayam Ras - Telur -
Telur Ayam Buras - Telur -
Telur Itik -
Susu
Susu Sapi - Susu -
Susu Impor - - -
Ikan
Ikan Tuna/
Cakalang/tongkol
- Ikan Tuna/
Cakalang/tongkol
-
Ikan Kakap - Ikan Kakap -
Ikan Cucut - Ikan Cucut -
Ikan Bawal - Ikan Bawal -
Ikan Teri - Ikan Teri -
Ikan Lemuru - Ikan Lemuru -
Ikan Tenggiri - Ikan Tenggiri -
Ikan Bandeng - Ikan Bandeng -
Ikan Belanak - Ikan Belanak -
Ikan Mujair - Ikan Mujair -
Ikan Mas - Ikan Mas -
Udang - Udang -
Rajungan - Rajungan -
Kerang Darah - Kerang Darah -
Cumi- - Cumi- -
41. 37
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Cumi/Sotong Cumi/Sotong
Lainnya - Lainnya -
Minyak dan
Lemak
Kacang
tanah/Minyak
Biji Kering Minyak
52
Kopra/Minyak
Goreng
Kopra Minyak Goreng
Kelapa
60
Minyak Sawit - Minyak Sawit -
Minyak
Sawit/Minyak
Goreng
Minyak Sawit Minyak Goreng
Sawit 68,28
Inti Sawit - Inti Sawit -
Inti Sawit/Minyak
Inti Sawit
Inti Sawit Minyak Inti Sawit
38,04
Lemak Sapi Karkas Lemak 3
Lemak Kerbau Karkas Lemak 3
Lemak Kambing Karkas Lemak 3
Lemak Domba Karkas Lemak 3
Lemak Babi Karkas Lemak 10
42. 38
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 7.
BESARAN KONVERSI PERUBAHAN STOCK
Jenis Bahan Makanan
(Commodity)
Perubahan Stock
1)
Changes in
Stock
%
1 2 3
Padi-padian/Cereals
Gandum/Wheat (2,17) 1)
Tepung Gandum/Wheat Flour 1,82 1)
Padi gagang/Gabah/Dry stalk
paddy/unhusked rice
2,46 1)
Jagung/Maize 3,01 1)
Jagung Basah/muda/Fresh
maize
4,00 2)
Makanan Berpati
Ubi Jalar/Sweat potatoes 1,41 1)
Ubi Kayu/Cassava (0,76) 1)
Ubi
Kayu/Gaplek/Cassava/Manioc
(2,27) 2)
Ubi
Kayu/Tapioka/Cassava/Tapioca
(2,24) 2)
Sagu/Tepung Sagu/Sago
pith/Sago Flour
(2,27) 2)
Gula/Sugar
Gula mangkok/Other Sugar (5,46) 2)
Buah/Biji Berminyak/Pulses
Nut and Oils Seeds
Kacang Tanah
Berkulit/Groundnuts in shell
0,69 2)
Kacang Tanah Lepas
Kulit/Groundnuts shelled
0,68 1)
Kedelai/Soyabeans 0,44 1)
Kacang Hijau/Green bean (3,98) 1)
Kelapa berkulit/Daging/coconuts
in husk/coconut fresh
(0,03) 1)
43. 39
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Daging/Meat
Daging Sapi/Beef 0,02 1)
Daging Kerbau/Buffalo meat 0,03 1)
Daging Domba/Lamb 0,03 1)
Daging Kuda/Lainnya/Horse
meat/Other
0,02 1)
Daging Babi/Park 0,03 1)
Daging Ayam Buras/Local
Chicken Meat
0,03 1)
Daging Ayam Ras/Improved
Chicken Meat
0,03 1)
Daging Itik/Duck meat 0,03 1)
Jeroan Semua Jenis/All offal All
kinds
0,03 1)
Telur / Eggs
Telur Ayam Buras/Local Hen
Eggs
(1,74) 1)
Telur Ayam Ras/Improved Hen
Eggs
(1,74) 1)
Minyak dan Lemak/Oils and
Fats
1)
Kacang
Tanah/Minyak/Groundnuts/Oils
0,25 1)
Kopra/Minyak Goreng/
Copra/Cooking Oils
0,26 1)
Minyak Sawit/Minyak
Goreng/Palm Oils/Cooking Oils
0,25 1)
Inti Sawit/Palm Kernel 0,25 1)
Inti Sawit/Minyak Goreng/Palm
Kernel/Cooking Oils
0,25 1)
Lemak Sapi/Cattle Fats 0,03 1)
Lemak Kerbau/Buffalo Fats 0,03 1)
Lemak Domba/Sheep Fats 0,03 1)
Lemak Babi/Pig Fats 0,03 1)
Catatan : 1) Besaran konversi merupakan persentase terhadap kolom output
ditambah kolom impor dikurangi kolom ekspor
2) Persentase terhadap penyediaan dalam negeri
46. 42
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Jenis Bahan
Makanan
Pakan Bibit
Diolah Untuk
Tercecer
Makanan
Bukan
Maknaan
1 2 3 4 5 6
Daging Ayam Buras - - - - 5.00 3
)
Daging Ayam Ras - - - - 5.00 3
)
Daging Itik - - - - 5.00 3
)
Jeroan Semua Jenis - - - - 5.00 3
)
Telur
Telur Ayam Ras - 25.00 1
) - - 3.86 3
)
Telur Ayam Buras - - - - 2.05 3
)
Telur Itik - 13.50 1
) - - 3.92 3
)
Susu
Susu Sapi 10.00 1) - - - 5.70 3)
Susu Impor - - - - -
Ikan
Ikan Tuna/
Cakalang/tongkol
- - - - 15.00 3)
Ikan Kakap - - - - 15.00 3)
Ikan Cucut - - - - 15.00 3)
Ikan Bawal - - - - 15.00 3)
Ikan Teri - - - 0.60 1
) 15.00 3)
Ikan Lemuru - - - - 15.00 3)
Ikan Tenggiri - - - - 15.00 3)
Ikan Bandeng - - - - 15.00 3)
Ikan Belanak - - - - 15.00 3)
Ikan Mujair - - - - 15.00 3)
Ikan Mas - - - - 15.00 3)
Udang - - - 0.12 1
) 15.00 3)
Rajungan - - - - 15.00 3)
Kerang Darah - - - 0.12 1
) 15.00 3)
Cumi-Cumi/Sotong - - - 0.12 1
) 15.00 3)
Lainnya - - - - 15.00 3)
47. 43
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Jenis Bahan
Makanan
Pakan Bibit
Diolah Untuk
Tercecer
Makanan
Bukan
Maknaan
1 2 3 4 5 6
Minyak dan Lemak
Kacang tanah/Minyak - - - - -
Kopra/Minyak Goreng - - - 0.78 1
) 1.56 2
)
Minyak Sawit - - - 1.49 1
) 2.39 2
)
Minyak Sawit/Minyak
Goreng
- - - 1.34 1
) 1.55 2
)
Inti Sawit - - - 0.92 1
) -
Inti Sawit/Minyak Inti
Sawit
- - - 1.38 1) -
Lemak Sapi - - - 1.48 1
) -
Lemak Kerbau - - - 3.81 1) -
Lemak Kambing - - - 0.99 1) -
Lemak Domba - - - 2.30 1
) -
Lemak Babi - - - 1.70 1
) -
Catatan : 1). Merupakan Rasio I-O
2). Hasil Kajian NBM
3). Konversi NBM Lama
48. 44
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 9.
KONVERSI YANG DIGUNAKAN UNTUK TERNAK
No. Jenis Ternak
Dari Berat Karkas Ke Konversi Karkas
Ke Daging (%)
Jeroan Lemak
1. Sapi 25 3 74.93
2. Kerbau 25 3 70.30
3. Kambing 25 3 67.83
4. Domba 25 3 68.38
5. Babi 10 10 67.47
6. Kuda 20 3 72.28
7. Ayam Buras 10 - 58.00
8. Ayam Ras 10 - 58.00
9. Itik 10 - 60.00
Sumber : 1). Studi Penyempurnaan Neraca Pangan Komoditas Peternakan
(Karkas)
dalam rangka NBM Tahun 2002, BPS (Badan Pusat Statistik).
2). Hasil Penelitian Departemen Kesehatan 1967.
49. 45
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 10.
FAKTOR KONVERSI BAHAN MAKANAN YANG DIPAKAI UNTUK
PERHITUNGAN PRODUKSI
CONVERSION FACTOR CALCULATING PRODUCTION
01. Gandum/Wheat
A B
B. Biji Gandum/Wheat Seed 100 139
C. Tepung Gandum/Wheat Flour 72 100
02. Padi/Paddy
A B C D E
A. Padi gagang basah/
Dry stalk paddy during harvest
100 130 144 170 250
B. Padi gagang kering giling (di
Penggilingan)
Dry stalk paddy before milling
77 100 111 131 190
C. Padi basah panen
Dry unhusked paddy during
harvest
69 90 100 115,48 169
D. Gabah kering/GKG
(dipenggilingan)
Dry unhusked paddy before
milling
59 76,5 86,59 100 154
E. Beras / Rice 40 52 59,08 63,2 100
03. Jagung/Maize
A B C D E
A. Jagung berkulit basah/Ontongan
basah dengan kulit
Maize with ear in shell during
harvest
100 133 167 256 278
B. Jagung berkulit kering
Maize with ear in shell after drying
75 100 125 192 208
C. Jagung lepas kulit kering
Maize with ear shelled after drying
60 80 100 154 167
D. Jagung pipilan kering
Maize without after drying
39 52 65 100 108
E. Jagung berasan
Milled maize
36 48 60 93 100
50. 46
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
04. Ubi Kayu/Cassava
A B C D
A. Ubi basah berkulit/Fresh cassava 100 278 295 357
B. Gaplek/Manioc 36 100 106 128
C. Pellet/Pellets 34 94 100 120
D. Tapioka/Tapioca 28 78 83 100
05. Sagu/Sago
A B
A. Sagu/Sago 100 250
B. Tepung Sagu/Sago Flour 40 100
06. Kacang Tanah/Groundnuts
A B C D
A. Glondongan basah berkulit
Fresh in shell
100 188 315 588
B. Glondongan kering berkulit
Dry in shell
53 100 167 323
C. Biji kering lepas kulit
Dry shelled
32 60 100 192
D. Minyak
Cooking Oils
17 31 52 100
07. Kacang Kedelai/Soyabean
A B C
A. Batang dan daun basah
Fresh leaves and stalk
100 187,9 549,4
B. Batang dan daun kering
Dry leaves and stalk
53,2 100 292,4
C. Biji kering
Dry shelled
18,2 34,2 100
08. Kacang Hijau/Green Bean
A B C
A. Polong basah tanpa daun
Fresh in shell
100 125 186
B. Polong kering
Dry in shell
80 100 149
C. Biji kering
Dry shelled
83,8 67 100
51. 47
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
09. Kelapa/Coconuts
A B C D
A. Kelapa berkulit
Coconuts
100 416 909 1429
B. Daging kelapa
Coconuts Fresh
24 100 222 370
C. Kopra
Copra
11 45 100 167
D. Minyak Goreng
Cooking Oils
7 27 60 100
010. Kelapa Sawit/Palm
A B C
A. Inti sawit
Palm Kernel
100 - 217
B. Minyak Sawit
Palm Oils
- 100 154
C. Minyak Goreng
Cooking Oils
46 65 100
011. Bawang Merah/Bawang Putih/Shallots/Garlic
Bawang Merah/
Shallot
Bawang Putih/
Garlic
A B C D
A. Bawang segar
Fresh
100 147 100 141
B. Bawang Kering
Dry
68 100 71 100
012. Telur/Eggs
A B
A. Telur berkulit/Eggs 100 111
B. Telur tanpa kulit/Edible Partion 90 100
52. 48
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 11.
KONVERSI OLAHAN KOMODITAS PERIKANAN
Komoditas
Angka
Konversi
(%)
1 2
1. Ikan, Binatang berkulit keras dan
lunak segar (hidup atau mati), dingin,
beku, kering, asin, dalam air garam
atau direbus
2.1. Ikan segar, beku
2.1.1. Ikan hidup
Ikan Trout 100
Belut 100
Ikan Mas 100
Ikan Lainnya 100
2.1.2. Ikan segar atau dingin
a. Ikan air laut 100
Trout 100
Salem Pasific 100
Salem lainnya 100
Halibut 100
Plaice 100
Sole 100
Ikan pipih lainnya 100
Tuna bersirip panjang 100
Tuna bersirip kuning 100
Cakalang/Tongkol 100
Ikan tuna lainnya 100
Herring 100
Cad 100
Sardine 100
Haddock 100
Coalfish 100
Mackerel 100
Dogfish 100
Lainnya 100
b. Ikan Darat : 100
Belut 100
Lainnya 100
2.1.3. Ikan di bekukan
a. Ikan Air Laut : 80
Salem Pasific 80
Trout 80
53. 49
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Salem Atlantic 80
Salem lainnya 80
Halibut 80
Plaice 80
Sole 80
Ikan pipih lainnya 80
Tuna Bersirip Panjang 85
Tuna Bersirip Kuning 85
Cakalang/Tongkol 85
Ikan Tuna Lainnya 84
Herring 80
Cad 80
Sardine 90
Haddock 80
Coal Fish 80
Mackerel 80
Dogfish 80
lainnya 93
b. Ikan Darat :
Belut (Beku) 80
Lainnya 80
2.1.4. Ikan Belahan
a. Segar Atau Dingin
Tanpa Tulang 100
Ikan Laut 100
Ikan Darat 100
b. Dibekukan
Tanpa Tulang 56
Ikan Darat 80
Ikan Laut 80
2.1.5. Hati dan Telur Ikan
a. Segar Atau Dingin
Hati Ikan 100
Telur Ikan 100
b. Dibekukan
Hati Ikan 80
Telur Ikan 80
2.2. Ikan kering, asin, dalam air
garam atau diasap
Tepung ikan dapat dimakan 25
Hati dan telur ikan diasap 30
Hati dan telur ikan kering, asein 40
Ikan belahan kering, asin 60
Salem diasap 65
Herring diasap 65
Ikan belahan diasap 65
Cod kering, asin 60
Teri kering, asin 41
54. 50
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Perut ikan kering,asin 60
Sirip ikan hiu kering, asin 40
Ikan laut lainnya, asin 50
Ikan darat kering, asin 60
Komoditas
Angka
Konversi
(%)
Herring asin, dalam air garam 60
Cod asin, dalam air garam 60
Anchovies asin, dalam air garam 40
Teri asin dalam air garam 40
Perut ikan asin, dalam air garam 60
Sirip ikan hiu asin, dalam air garam 40
Ikan lainnya (laut dan darat) asin,
dalam air garam
50
Ikan lainnya (laut dan darat) asin,
dalam air garam
51
2.3. Binatang berkulit keras dan lunak
hidup, segar, dingin, beku, kering,
asin, dalam air garam atau direbus
Udang karang (Paniluris Sp) :
Beku 60
Tidak Beku 40
Udang besar (Homarus Sp) :
Beku 60
Tidak Beku 40
Udang kecil dan udang biasa :
Beku 42
Tidak Beku 40
Udang sungai :
Beku 60
Tidak Beku 40
Udang lainnya :
Beku 60
Tidak Beku 40
Kepiting :
Beku 70
Tidak Beku 100
Tiram hidup, segar/dingin, beku,
kering, asin,dalam air garam
Kerang darah :
Hidup, segar atau dingin 100
Beku 40
Kering, asin, dalam air
garam
30
Remis :
Hidup, segar atau dingin 100
Beku 40
Kering, asin, dalam air 30
55. 51
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
garam
Cumi-cumi dan sotong :
Hidup, segar atau dingin 100
Beku 76
Kering, asin, dalam air
garam
40
Gurita :
Hidup, segar atau dingin 100
Beku 80
Kering, asin, dalam air
garam
30
Bekicot/siput lain dari siput laut :
Hidup, segar atau dingin 60
Kering, asin, dalam air
garam
60
Kijing :
Hidup, segar atau dingin 100
Kering, asin, dalam air
garam
30
Abalon :
Hidup, segar atau dingin 100
Kering, asin, dalam air
garam
30
Ubur-ubur hidup, segar atau dingin
kering asin dalam air garam
80
Lainnya (termasuk teripang, kepah,
kijing, abalone) :
Hidup, segar atau dingin 100
Kering, asin, dalam air
garam
30
2. Ikan, binatang berkulit keras dan
binatang lunak diolah atau diawetkan
dalam kemasan kedap udara atau
tidak.
2.1. Ikan diolah atau diawetkan
2.1.1. Dalam kemasan kedap udara
Salmon 60
Herring 60
Sardine dan brisling atau
sprat dalam
60
Sarnine tidak dalam saus
tomat
60
Brisling 60
Ikan sardine lainnya 60
Tuna, skip jack dan
atlantic lainnya
60
Cakalang/tongkol 60
Mackerel 60
Anchovies 60
56. 52
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
Ikan diolah atau
diawetkan
60
Kaviar atau pengganti
Caviar
60
Lainnya 60
2.1.2. Dalam kemasan tidak kedap
udara
Salmon 60
Herring 60
Sardine dan brisling atau
sprat dalam
49
Brisling 52
Tuna, cakalang, tongkol 60
Mackerel 60
Anchovies 60
Ikan diolah atau
diawetkan
60
Kaviar atau pengganti
kaviar
60
lainnya 60
2.2. Binatang berkulit keras dan lunak
2.2.1. Dalam kemasan kedap udara
a. Diolah/Diawetkan
Kepiting 43
Udang kecil dan
udang biasa
35
Udang besar
(Homarus Sp.)
60
Udang lainnya 60
b. Tidak
Diolah/Diawetkan
Udang karang
(Paniluris Sp)
60
Udang besar
(Homarus Sp)
60
Udang kecil dan biasa 60
Kepiting 60
Udang sungai 60
Udang lainnya 60
2.2.2. Dalam kemasan tidak kedap
udara
Kepiting 60
Udang kecil dan udang
biasa
60
Udang besar (Homarus
Sp)
60
Udang lainnya 60
Lainnya 60
57. 53
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
3. Minyak dan lemak berasal dari
binatang air, murni atau tidak.
Minyak hati ikan cod -
Minyak hati ikan lainnya -
Minyak, lemak dan fraksi dari ikan -
Minyak dan lemak dari binatang laut
menyusui
-
4. Bahan umpan dan pupuk berasal
dari binatang air tidak baik untuk di
makan manusia
Tepung ikan -
Tepung udang -
Makanan ikan -
Pupuk ikan mentah -
Lainnya -
5. Hasil binatang air lainnya
Paha kodok :
Segar atau dingin 100
Beku 40
Daging kodok :
Segar atau dingin 100
Beku 40
Daging lainnya dari kodok 100
Other extract from crustaceans,
mollusca
20
Other meat if swine -
Kulit penyu -
Tulang ikan paus dan semacamnya -
Batu karang dan barang serupa itu -
Indung mutiara -
Troka dan lola -
Burgos -
Kulit kerang lainnya -
Bubuk dan sisa dari kulit kerang -
Spons alam -
Sisa ikan mentah -
Produk lainnya dari ikan 100
Telur ikan 100
Sari ikan 60
Krupuk udang 350
Terasi dan petis 20
Sop dan kaldu dari ikan 20
Kulit buaya mentah -
Kulit ikan mentah -
Hiasan dan barang dari kulit kerang -
Mutiara alam -
Mutiara budidaya tidak dikerjakan -
Mutiara budidaya dikerjakan -
Barang dari mutiara alam atau -
58. 54
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
budidaya
Barang dari kulit penyu -
Kulit penyu dan barang dari kulit
penyu
-
Kulit mutiara dan barang dari kulit
mutiara
-
Terasi dan saus lainnya dari ikan 30
6. Hasil tanaman air
Tanaman hias air laut
Tanaman hias air tawar :
Cabomba -
Echinodorus -
Elodea densa -
Pakis -
Myriophillum -
Criptocoryne -
Spartiphillum -
Lainnya -
Ganggang laut (rumput laut) 48
Ganggang lainnya 40
Agar-agar 40
59. 55
NBM Kabupaten Probolinggo Tahun 2022
LAMPIRAN 12.
KOMPOSISI BAHAN MAKANAN
Jenis Bahan
makanan
Bagian
yang dapat
di
makan/BDD
(%)
Komposisi Zat Gizi per 100
Gram
Bahan Makanan
Kalori Protein Lemak
Padi-padian
Tepung Gandum 100 333 9.00 1.00
Beras 100 363 8.90 1.40
Jagung 90 355 9.20 3.90
Jagung Basah (Muda) 28 129 4.10 1.30
Makanan Berpati
Ubi Jalar 90 139 1.30 0.40
Ubi Kayu 85 154 1.00 0.30
Gaplek 100 338 1.50 0.70
Tapioka 100 362 0.50 0.30
Sagu 100 209 0.30 0.20
Gula
Gula Pasir 100 364 0.00 0.00
Gula Merah 100 370 1.10 3.50
Buah/Biji Berminyak
Kacang Tanah Lepas Kulit 100 452 25.30 42.80
Kedelai 100 381 40.40 16.70
Kacang Hijau 100 337 20.30 1.80
Kelapa Daging 53 359 3.40 34.70
Buah-Buahan
Alpokat 61 85 0.90 6.50
Jeruk 71 44 0.80 0.20
Duku 64 63 1.00 0.20
Durian 22 134 2.50 3.00
Jambu 84 48 0.80 0.30
Mangga 65 56 0.60 0.20
Nanas 51 40 0.60 0.30
Papaya 75 46 0.50 0.00
Pisang 70 92 1.00 0.30
Rambutan 40 69 0.90 0.10