10. KAIDAH KEBAHASAAN
1. Menggunakan Kata Ganti Orang
Kata ganti orang adalah kata-kata yang digunakan untuk menggantikan nama
orang. Kata ganti orang bisa juga disebut sebagai pronomina persona.
Pembicara biasanya menggunakan kata ganti orang ketika sedang melakukan
ceramah. Contoh dari kata ganti orang antara lain saya, kamu, Anda sekalian,
kami, kita, beliau, dan lain-lain.
2. Terdapat Kata Teknis
Kata teknis maksudnya adalah istilah yang digunakan dalam bidang
tertentu. Misalnya, ketika pembicara sedang memberikan ceramah
tentang agama Islam, kata teknis yang digunakan adalah ‘istidraj’. Selain
itu, ketika topik yang dibahas seputar kesehatan, pembicara dapat
menggunakan kata teknis ‘alergi’, dan lain sebagainya
11. KAIDAH KEBAHASAAN
3. Menggunakan Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menandai sebab
akibat. Misalnya seperti karena, sehingga, maka, oleh sebab itu, dan
oleh karena itu.
4. Terdapat Verba Mental
Verba mental adalah kata kerja yang melibatkan perasaan atau respons terhadap suatu tindakan
atau kejadian. Bedanya dengan kata kerja biasa adalah, kata kerja ini tindakannya tidak bisa
dilihat secara fisik.Misalnya seperti khawatir, yakin, merasa, mengagumi, memperkirakan,
bersyukur, dan mengkhayal.
5. Menggunakan Kata Persuasif
Kata persuasif adalah kata yang mengandung bujukan atau ajakan. Dalam ceramah, para
pembicara biasanya menggunakan kata-kata persuasif seperti sebaiknya, hendaklah,
diharapkan, harus, perlu, mari, dan ayo.
12. Contoh Teks Ceramah
PENDIDIKAN ITU KERAS
Marilah kita panjatkan segala puji bagi Allah Swt.yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua
untuk dapat berkumpul di tempat yang Insyaallah mulia ini dalam keadaan sehat.
Hadirin yang saya hormati, izinkan saya memberikan ceramah singkat tentang pendidikan.
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan yang maju,
membawa negara tersebut menjadi terdepan. Maka itu, kita harus bercermin pada pendidikan di Indonesia
Wajah pendidkan sekarang ini, cobalah tengok keadaan pendidikan dinegara kita sendiri, pendidikan yang
kita jalani lebih menitiberatkan pada standar UN dan IPK, bukankah seharusnya lebih menitiberatkan pada
proses dan pengembangan potensi yang peserta didik, malah seakan mengabaikan potensi itu.
Berbagai kegiatan positif yang membantu pengembangan potensi pesertadidik malah justru diabaikan,
seperti kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan organisasi justru dibelengguh dengan keterbatasan angggaran,
lembaga pendidikan seakan hanya mengembangkan potensi akademis dan melupakan potensi lain yang
dimiliki pesera didik, padahal sudah tentu jelas bahwa potensi masing-masing itulah yang mendukung dia
dalam dunia kerja nanti.
Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa sekolah dan perguruan tinggi itu tidak penting, sebab dari sekolah
itulah kita memperoleh pengetahuan. Tetapi baiknya pengetahuan itu ditunjang dengan kemampuan dan potensi
yang dimiliki masing-masing peserta didik, dengan mendukung kemampuan dan pola fikir yang dimiliki masing-
masing peserta didik agar mereka bisa sukses dalam menjalani hidup.