Sutta ini membahas perdebatan antara dua pertapa, Punna yang bertingkah laku seperti sapi dan Seniya yang bertingkah laku seperti anjing. Mereka bertanya kepada Buddha mengenai hasil dari perbuatan mereka. Buddha menjelaskan bahwa hasil dari perbuatan tergantung pada sifat perbuatannya, baik atau buruk, dan dapat menyebabkan kelahiran kembali di alam yang menderita atau bahagia. Perbuatan dan kelahir

1. Namo Buddhaya
Jumini
Triyo Wibowo

2. KUKKURAVATIKA SUTTA
(Pertapa Tugas-Ajing dan Pertapa Tugas-Ternak)
• Sumber :Sutta Pitaka, Majjhima Nikaya III, Majjhima
Pannasa Pali, Gahapati Vagga Kukkuravatika Sutta57
• Nekhepa : Sutta ini dibabarkan karena dan pertanyaan,
dari punna seorang pertapa telanjang yang bertingkah
laku seperti sapi dan seniya seorang pertapa telanjang
yang bertingkah laku seperti ajing.
• Niddana : Dibabarkanoleh Sang Buddha.Pada suatu
ketika Sang Bhagavasedang berdiam di negeri Koliya, di
sebuah kota Koliya yang bernama Haliddavasana.

3. Punna bertanya apa
seniya bertanya apa
hasil perbuatan yang
hasil perbuatan yang
di dapat oleh seniya
di dapat oleh punna
jika ia terus
jika ia terus
mempraktekan
mempraktekan
pertapaannya?
pertapaannya?
Sang Buddha
Hasil dari perbuatan itu
adalah ketika meninggal
akan terlahir di alam
menderita (binatang /
neraka jika dengan
pandengan salah)
Seniya Punna

4. Sang Buddha menjelaskan 4 perbutan dan hasilnya
Perbuatan hitam menuju hasil yang hitam
Perbuatan Putih menuju hasil yang Putih
Perbuatan yang sekaligus hitam dan putih
menuju hasil yang sekaligus hitam dan putih.
Perbuatan yang bukan hitam maupun putih
menuju hasil yang bukan hitam maupun putih.

5. Kesimpulan
Kelahiran makhluk disebabkan oleh makhluk itu
sendiri (makhluk adalah pewaris karma sendiri),
ia terlahir kembali karena karma yang
dilakukannya. Ketika ia terlahir kembali, kontak-
kontak menyentuhnya. Demikianlah Sang
Buddha katakan bahwa makhluk-makhluk
adalah pewaris karma mereka.

6. Terimakasih
Namo Buddhaya
semoga semua makhluk hidup berbahagia