Indikator mutu pelayanan kesehatan meliputi 9 area manajerial, yaitu ketersediaan obat, pelaporan insiden, kejadian tertusuk jarum suntik, waktu tunggu rawat jalan dan resep obat, kepuasan pasien dan staf, serta kepatuhan penggunaan APD. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.

1. MUTU PELAYANAN
MANAJERIAL
KELOMPOK 2
DOSEN: DR. DR. AGUS HADIAN RAHIM, SP.OT(K),M.EPID, MH.KES
FRANSISKA SETIANINGSIH
IIN SAKINA L.
LESLEY ZISILIA WANGEAN
PARAMITA DENISWARA
SELVIA KURNIATI MUDA
YAOMAN ISKANDAR
YOLAN SRI WIDIASTUTI
Noviera Larasati
Rina Yulia Wulandari
Tsani Fauzi Elpani
Ika Nathalia
Rafika
Amelia Wardiman
Charisma Dian

2. Indikator Mutu adalah tolok ukur yang digunakan
untuk menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
1. Menilai upaya peningkatan mutu
2. Umpan balik
3. Transparansi publik
4. Benchmark dalam best practice
INDIKATOR MUTU PELAYANAN KESEHATAN
14
DEFINISI

3. MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Pemenuhan sarana,
Prasarana, Alat, SDM
Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
Kepatuhan FasyankesTerhadap Standar Input, Proses, Output
Akreditasi
Pengukuran Indikator Mutu & Pelaporan Insiden Keselamatan pasien
Peningkatan Mutu
Berkesinambungan
Pelayanan di Fasyankes
Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan
di Indonesia

4. INDIKATOR KUNCI/PRIORITAS DI 9
AREA MANAGERIAL
1. Ketersediaan obat di RS
2. Ketetapan waktu pelaporan insiden ke sub KPRS
3. Kejadian tertusuk jarum suntik di rawat inap
4. Waktu tunggu rawat jalan
5. Kepuasan pasien rawat inap
6. Kepuasan staf RS
7. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi
8. Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri (PAPS)
9. Ketaatan penggunaan alat pelindung diri bagi perawat dan dokter di ruangan rawat inap

5. 1. KETERSEDIAAN
OBAT DI RUMAH SAKIT

6. TUJUAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT
• tepat pasien
• tepat dosis
• tepat cara pemakaian
• tepat kombinasi
• tepat waktu
• tepat harga
Pelayanan
paripurna
6T

7. PELAKSANAAN PELAYANAN FARMASI
Pelayanan Obat Non Resep
Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Pelayanan Obat Resep
Pengelolaan Obat

8. MANAJEMEN OBAT
SIKLUS PENGELOLAAN OBAT RUMAH SAKIT
perencanaan
pengadaan
penyimpanan
Penggunaan
dan distribusi
Pengendalian
atau koordinasi

9. PERENCANAAN OBAT
Definisi
• kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan
farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran
Hitung jumlah kebutuhan obat
A = (B+C+D)-
E
A = Rencana Pengadaan
B = Pemakaian rata rata x 12
bulan
C = Buffer stock (10%- 20%)
D = Lead time 3 - 6 bulan
E = Sisa stok

10. KATAGORI OBAT BERDASARKAN DAMPAT
TIAP OBAT PADA KESEHATAN
• Obat yang sangat esensial
• obat penyelamat (life saving drugs)
• obat untuk pelayanan kesehatan pokok
• Obat untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar
Kelompok V
• obat bekerja kausal
• obat yang bekerja pada sumber penyebab
penyakit
Kelompok E
• obat-obatan penunjang
• obat yang kerjanya ringan dan atau untuk
mengatasi keluhan ringan
Kelompok N

11. • kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan
disetujui
Definisi
• obat yang tepat jenis dan jumlah
• memperoleh harga yang murah
• obat memenuhi standar kualitas
• dapat diperkirakan waktu pengiriman
• memilih supplier yang handal
• menentukan jadwal pembelian untuk menekan biaya pengadaan
Proses pengadaan yang efektif
Pengadaan obat

12. definisi
• kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang
ditetapkan
katagori
• menurut bentuk sediaan dan jenisnya
• menurut suhunya, kesetabilannya,
• Menurut mudah tidaknya meledak/terbakar
• Menurut tahan tidaknya terhadap cahaya
Penyimpanan obat

13. Pengaturan penyimpanan obat
• Simpan obat berdasarkan kesamaan secara bersamaan di
atas rak
• Simpan obat sesuai tanggal kadaluwarsa dengan
menggunakan prosedur FEFO
• Simpan obat tanpa tanggal kadaluwarsa dengan
menggunakan prosedur FIFO

14. Pendistribusian obat
mendistribusikan perbekalan farmasi di RS untuk pelayanan individu
dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
Metode
pendistribusian
1. Resep perorangan resep yang ditutis dokter
untuk tiap pasien
2. Sistem distribusi
persediaan lengkap
di ruang
Resep ditulis dokter, yang
disiapkan dari persediaan di
ruang oleh perawat
perbekalan farmasi dari wadah
persediaan langsung diberikan
kepada pasien di ruang tersebut

15. Penggunaan obat oleh pasien ditentukan bagaimana cara persepan,
dispensing (penyerahan obat), dan cara pemakaian
Dispensing
• 5 hal yang penting proses dispensing
• Mengetahui dengan jelas obat apa yang dibutuhkan
• Mengumpulkan data mengenai obat tersebut
• Membuat formulasi (mencampur, menghitung, dan menuang)
• Memberi label
• Menyalurkan (menyerahkan obat)
Penggunaan obat

16. 2. KETEPATAN WAKTU PELAPORAN INSIDEN KE
SUB KPRS (KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT)

17. INSIDEN KESELAMATAN PASIEN ADALAH KEJADIAN ATAU
SITUASI YANG DAPAT MENYEBABKAN ATAU BERPOTENSI
MENGAKIBATKAN CIDERA YANG SEHARUSNYA TIDAK TERJADI.
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT MEMILIKI
JENIS-JENIS YANG BERBEDA TERDIRI DARI: KEJADIAN
POTENSIAL CEDERA (KPC), KEJADIAN NYARIS CIDERA (KNC),
KEJADIAN TIDAK CEDERA (KTC), KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN
(KTD) ATAU ADVERSE EVENT DAN KEJADIAN SENTINEL ATAU
SENTINEL EVENT
(KEMENTERIAN KESEHATAN, 2017)

18. INDIKATOR PENILAIAN :
KETEPATAN WAKTU PELAPORAN INSIDEN ADALAH PELAPORAN INSIDEN YANG DILAKUKAN
MAKSIMAL 2 X 24 JAM SETELAH TERJADI INSIDEN.
TUJUAN PENINGKATAN MUTU :
TERGAMBARNYA MUTU RUMAH SAKIT DENGAN ADANYA PELAPORAN SETIAP INSIDEN YANG
TERJADI MAKSIMAL 2 X 24 JAM, SEHINGGA SETIAP INSIDEN DAPAT DITINDAK LANJUTI
DENGAN CEPAT DEMI TERCIPTANYA LINGKUNGAN RUMAH SAKIT YANG BERKUALITAS DAN
SAFETY.
SUMBER DATA : FORM PELAPORAN INSIDEN
PENANGGUNG JAWAB : SUB KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR : INSIDEN MERUPAKAN SUATU KEADAAN, PERUBAHAN ATAU
TINDAKAN YANG DAPAT MENINGKATKAN RESIKO PADA PASIEN, PENGUNJUNG MAUPUN STAF
RS. PELAPORAN INI BERTUJUAN SEBAGAI PEMBELAJARAN DARI INSIDEN DAN TINDAK
LANJUTNYA SERTA IMPLEMENTASI SOLUSI UNTUK MEMINIMALKAN TIMBULNYA RISIKO.
SISTEM INI MENCEGAH TERJADINYA CEDERA YANG DIAKIBATKAN MELAKUKAN SUATU
TINDAKAN ATAU TIDAK MENGAMBIL TINDAKAN YANG SEHARUSNYA DIAMBIL.

19. 3. KEJADIAN TERTUSUK
JARUM
SUNTIK DI RAWAT INAP

20. DEFINISI :
KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK ADALAH
KEADAAN DIMANA PETUGAS KESEHATAN TERPAJAN
JARUM BEKAS PAKAI SESAAT SETELAH MELAKUKAN
TINDAKAN INVASIF

21. NSI (Needle Stick Injury) adalah luka yang
disebabkan oleh jarum suntik, seperti jarum
suntik hipodermik, jarum pengambil darah, stylet
intravena, dan jarum penghubung dari sistem
pengiriman intravena yang sevara tak sengaja
mengenai kulit

22. NSI ADALAH POTENSI BAHAYA BAGI ORANG YANG
BEKERJA DENGAN JARUM HIPODERMIK DAN
PERALATAN JARUM LAINNYA
LUKA INI DAPAT TERJADI PADA SAAT PROSES
PENGGUNAAN, PEMBONGKARAN, DAN PEMBUANGAN
JARUM.
JIKA DIBUANG SECARA TIDAK TEPAT, JARUM DAPAT
TERSELIP PADA LINEN ATAU SAMPAH DAN MELUKAI
PEKERJA LAINNYA.

23. TUJUAN PENINGKATAN MUTU
Mengetahui peran manajemen rumah
sakit dalam mengidentifikasi insiden
tertusuk jarum serta kualitas manajemen
dalam perlindungan petugas

24. SUMBER DATA INSIDEN TERTUSUK JARUM
SUNTIK DI RAWAT INAP :
LAPORAN SUB MANAJEMEN RESIKO
KOMITE PPI (PENGENDALIAN DAN
PENCEGAHAN INFEKSI) RS
PENANGGUNG JAWAB : KOMITE PPI RS

25. ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR
MANAJEMEN INI PERLU DILAKSANAKAN UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA INSIDEN YANG TERUS
MENERUS. PENCEGAHAN INI DAPAT
TERLAKSANA JIKA INSIDEN INI DAPAT
TERINDENTIFIKASI SECARA RUTIN MELALUI
MANAJEMEN RESIKO

26. WAKTU TUNGGU MERUPAKAN TOTAL WAKTU YANG DIGUNAKAN OLEH
PASIEN MENUNGGU DI POLIKLINIK, TERHITUNG DARI PASIEN
MENDAFTAR SAMPAI PASIEN DIPANGGIL/MASUK KE MASING-MASING
RUANG POLIKLINIK .
4. WAKTU TUNGGU
PELAYANAN PASIEN RAWAT
JALAN

27. Menurut Kepmenkes RI No.129
/Menkes?SK/IV/2008, Pelayanan rawat jlan dengan
indikator waktu tunggu pelayanan dirawat jalan
adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
mendaftar sampai dengan diterima / dilayani oleh
dokter spesialis yaitu 60 menit.

28. 5. KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
• Pelayanan rawat inap dengan indikator kepuasan pasien rawat inap adalah
pernyataan puas oleh pasien terhadap pelayanan rawat inap. Tujuannya untuk
terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap.
Sumber data bisa dari survei dengan standar ≥ 90%
(Kepmenkes RI No 129/Menkes/SK/II/2008)

29. 6.HARAPAN DAN KEPUASAN STAF
• Kepuasan staf RS adalah persepsi terhadap perihal kebijakan yang
berlaku di perusahan .kebijakan tersebut akan di tetapkan oleh pihak
manajemen sebagai upaya agar tercapai suatu tingkat kesesuaian
antara harapan staf dengan harapan managejen rumah sakit .

30. 7. WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP OBAT JADI
• Standar waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah ≤ 30 menit, sedangkan untuk
obat racikan adalah ≤ 60 menit . Tenggang waktu tersebut terhitung dari saat
pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat tersebut.
( Peraturan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008)

31. 8. KEJADIAN PASIEN PULANG ATAS
PERMINTAAN SENDIRI (PAPS)
• PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI (PAPS) MERUPAKAN SALAH SATU
INDIKATOR PENILAIAN MUTU PELAYANAN RAWAT INAP DIMANA MENURUT
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TIDAK BOLEH DARI 5%.
• MENURUT SOEDIPO R (2014), DAMPAK PASIEN PAPS TERHADAP RUMAH SAKIT
ANTARA LAIN ADALAH PENURUNAN PENDAPATAN RUMAH SAKIT, DALAM JANGKA
LAMA DAPAT MENURUNKAN KINERJA RUMAH SAKIT.
• PASIEN PAPS JUGA DAPAT MENYEBABKAN CITRA YANG KURANG BAGUS
TERHADAP RUMAH SAKIT. UNTUK PASIEN SENDIRI KARENA BELUM SEMBUH
DAPAT BERTAMBAH BERAT.

32. KEJADIAN PASIEN PULANG ATAS
PERMINTAAN SENDIRI (PAPS)
• Penyebab pasien PAPS belum diketahui secara pasti, mungkin saja disebabkan
karena faktor keuangan, kurangnya komunikasi antara tenaga Kesehatan dengan
pasien atau faktor sosial dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang didapat.
• Kejadian pasien pulang atas permintaan sendiri (PAPS) Juga banyak terjadi di
negara lain yang dikenal dengan Discharge Against Medical Advice (DAMA) atau
Leave Against Medical Advice (LAMA).

33. 9. KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD)
BAGI PERAWAT DAN DOKTER DI RUANGAN
RAWAT INAP
 ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ADALAH PERANGKAT ALAT YANG DIRANCANG SEBAGAI
PENGHALANG TERHADAP PENETRASI ZAT, PARTIKEL PADAT, CAIR, ATAU UDARA UNTUK
MELINDUNGI PEMAKAINYA DARI CEDERA ATAU TRANSMISI INFEKSI ATAU PENYAKIT.
 KEPATUHAN PENGGUNAAN APD ADALAH KEPATUHAN PETUGAS DALAM MENGGUNAKAN APD
DENGAN TEPAT SESUAI DENGAN INDIKASI KETIKA MELAKUKAN TINDAKAN YANG
MEMUNGKINKAN TUBUH ATAU MEMBRAN MUKOSA TERKENA ATAU TERPERCIK DARAH ATAU
CAIRAN TUBUH ATAU CAIRAN INFEKSIUS LAINNYA BERDASARKAN JENIS RISIKO TRANSMISI
(KONTAK, DROPLET DAN AIRBORNE).
( PERMENKES RI NO.30 TAHUN 2022)

34. TERIMAKASIH