Tiga faktor utama yang memotivasi wali murid untuk menyekolahkan anak di MTs Laboratorium Kota Jambi adalah: (1) kegiatan keagamaan di sekolah, (2) guru berkualitas, dan (3) sistem pendidikan yang efektif. Dampak bagi siswa termasuk perilaku yang lebih positif dan semangat belajar yang tinggi. Faktor pendukung adalah sosialisasi dari sekolah, sedangkan penghambatnya adalah kar
Pemetaan kekuatan merupakan format yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya dan komponen yang ada di sekolah dan lingkungannya yang dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan, meliputi komponen diri sendiri, siswa, guru, kepala sekolah, orang tua/komite, mitra sekolah, pengawas sekolah, serta peran dan kontribusi masing-masing komponen tersebut dalam program-program sekolah.
Budaya sekolah dan pencegahan tindak kekerasan burhan to
Dokumen ini membahas tentang budaya sekolah yang positif dan pencegahan tindak kekerasan di sekolah. Dokumen menjelaskan pentingnya membangun budaya sekolah yang mendukung proses pembelajaran, mendefinisikan tindak kekerasan seperti bullying beserta dampaknya, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah tindakan tersebut melalui pembentukan iklim sekolah yang kondusif dan pengawasan kolab
Budaya Sekolah dan Pencegahan Tindak Kekerasankurtilas789
Dokumen ini membahas tentang budaya sekolah yang positif dan pencegahan tindak kekerasan di sekolah. Dokumen menjelaskan pentingnya membangun budaya sekolah yang mendukung proses pembelajaran, mendefinisikan tindak kekerasan seperti bullying beserta dampaknya, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah kekerasan dan membangun budaya positif seperti mengembangkan suasana yang humanis dan aturan sekolah.
Rani Nurmayanti_CGP8 1.3.a.6 Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3.pptxRaniNurmayanti1
1. Program pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan akan dibuat untuk meningkatkan karakter siswa. 2. Tim panitia akan dibentuk untuk menyusun program tersebut yang melibatkan guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. 3. Kegiatan inti meliputi pembiasaan nilai-nilai keagamaan secara rutin di sekolah dan di rumah.
Pemetaan kekuatan merupakan format yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya dan komponen yang ada di sekolah dan lingkungannya yang dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan, meliputi komponen diri sendiri, siswa, guru, kepala sekolah, orang tua/komite, mitra sekolah, pengawas sekolah, serta peran dan kontribusi masing-masing komponen tersebut dalam program-program sekolah.
Budaya sekolah dan pencegahan tindak kekerasan burhan to
Dokumen ini membahas tentang budaya sekolah yang positif dan pencegahan tindak kekerasan di sekolah. Dokumen menjelaskan pentingnya membangun budaya sekolah yang mendukung proses pembelajaran, mendefinisikan tindak kekerasan seperti bullying beserta dampaknya, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah tindakan tersebut melalui pembentukan iklim sekolah yang kondusif dan pengawasan kolab
Budaya Sekolah dan Pencegahan Tindak Kekerasankurtilas789
Dokumen ini membahas tentang budaya sekolah yang positif dan pencegahan tindak kekerasan di sekolah. Dokumen menjelaskan pentingnya membangun budaya sekolah yang mendukung proses pembelajaran, mendefinisikan tindak kekerasan seperti bullying beserta dampaknya, serta langkah-langkah yang dapat dilakukan sekolah untuk mencegah kekerasan dan membangun budaya positif seperti mengembangkan suasana yang humanis dan aturan sekolah.
Rani Nurmayanti_CGP8 1.3.a.6 Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3.pptxRaniNurmayanti1
1. Program pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan akan dibuat untuk meningkatkan karakter siswa. 2. Tim panitia akan dibentuk untuk menyusun program tersebut yang melibatkan guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. 3. Kegiatan inti meliputi pembiasaan nilai-nilai keagamaan secara rutin di sekolah dan di rumah.
Beberapa guru dan kepala sekolah berupaya mewujudkan murid yang memiliki karakter profil pelajar pancasila dengan memelihara budaya daerah melalui pembelajaran yang mengedepankan budaya lokal. Langkah-langkah yang diambil antara lain melakukan diskusi, menanamkan nilai-nilai budaya daerah, serta melibatkan berbagai pihak untuk merealisasikan visi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SD melalui model pembelajaran inkuiri.
2. Terdapat permasalahan bahwa siswa kurang memahami materi Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia.
3. Tujuan penelitian ini adalah mening
Beberapa analisis SWOT sekolah menengah pertama di Tasikmalaya memiliki kekuatan dan peluang yang sama, yaitu dukungan dari yayasan dan pemerintah daerah, namun juga menghadapi tantangan yang serupa seperti keterbatasan sarana prasarana dan banyaknya lembaga pendidikan sejenis di sekitarnya.
Dokumen tersebut merupakan profil SD Negeri 1 Tenjolayar yang mencakup informasi tentang kepala sekolah, data siswa dan tenaga pendidik, prestasi, visi misi, serta berbagai praktik baik yang dilakukan sekolah seperti upacara bendera, kerjasama dengan instansi terkait, dan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi siswa.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Beberapa guru dan kepala sekolah berupaya mewujudkan murid yang memiliki karakter profil pelajar pancasila dengan memelihara budaya daerah melalui pembelajaran yang mengedepankan budaya lokal. Langkah-langkah yang diambil antara lain melakukan diskusi, menanamkan nilai-nilai budaya daerah, serta melibatkan berbagai pihak untuk merealisasikan visi tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SD melalui model pembelajaran inkuiri.
2. Terdapat permasalahan bahwa siswa kurang memahami materi Jenis-jenis usaha dalam bidang ekonomi dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia.
3. Tujuan penelitian ini adalah mening
Beberapa analisis SWOT sekolah menengah pertama di Tasikmalaya memiliki kekuatan dan peluang yang sama, yaitu dukungan dari yayasan dan pemerintah daerah, namun juga menghadapi tantangan yang serupa seperti keterbatasan sarana prasarana dan banyaknya lembaga pendidikan sejenis di sekitarnya.
Dokumen tersebut merupakan profil SD Negeri 1 Tenjolayar yang mencakup informasi tentang kepala sekolah, data siswa dan tenaga pendidik, prestasi, visi misi, serta berbagai praktik baik yang dilakukan sekolah seperti upacara bendera, kerjasama dengan instansi terkait, dan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi siswa.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
3. RUMUSAN MASALAH
Mengapa wali murid termotivasi untuk menyekolahkan anaknya di MTs
Laboratorium Kota Jambi?
Apa dampak yang ditimbulkan bagi anak yang bersekolah di MTs
Laboratorium Kota Jambi?
Apa saja faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh wali
murid untuk menyekolahkan anaknya di MTs Laboratorium Kota Jambi?
9. METODE PENELITIAN
NO UNSUR METODOLOGI KETERANGAN
1 PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF
2 SITUASI SOSIAL PENELITIAN WARGA PERSEKOLAHAN DAN WALI MURID
3 SUBJEK PENELITIAN TERLAMPIR PADA IPD
4 JENIS DATA PRIMER DAN SEKUNDER
5 SUMBER DATA PERSON, PLACE, PAPPER
6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA OBSERVASI, WAWANCARA, DOKUMENTASI
7 TEKNIK ANALISIS DATA REDUKSI, DISPLAY, VERIFIKASI DATA
8 UJI KETERPERCAYAAN DATA a. PERPANJANGAN KEIKUTSERTAAN
b. KETEKUNAN OBSERVASI
c. TRIANGGULASI
10. TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN (TEMUAN UMUM)
Sejarah
Berdirinya
MTs
Laboratorium
Data Umum
MTs
Laboratorium
Visi dan Misi
MTs
Laboratorium
Batas Gedung
Madrasah
Keadaan
Guru MTs
Laboratorium
Keadaan
Siswa MTs
Laboratorium
Keadaan
Sarana dan
Prasarana
MTs
Laboratorium
Struktur
Organisasi
MTs
Laboratorium
11. TEMUAN KHUSUS (MOTIVASI WALI MURID DALAM MENYEKOLAHKAN
PESERTA DIDIK DI MTS LABORATORIUM KOTA JAMBI)
Motivasi Ekstrinsik
• Adanya kegiatan keagamaan di sekolah (secara detil disajikan pada slide berikutnya);
• Guru yang berkualitas;
• Efektifnya Sistem Pendidkan dan Pengajaran di sekolah;
• Lingkungan sekolah yang nyaman;
• Biaya sekolah yang terjangkau;
• Adanya prestasi sekolah di berbaga bidang;
• Letak/Jarak sekolah yang strategis;
• Niat anak (peserta didik) yang kuat masuk ke sekolah agama;
• Sekolah memberikan beasiswa;
Motivasi Intrinsik
• Orang tua/wali murid menginginkan agar anak mereka memiliki akhlak karimah.
12. BENTUK-BENTUK KEGIATAN KEAGAMAAN
DI MTS LABORATORIUM KOTA JAMBI
Mengadakan kegiatan tahfidz;
Adanya kegiatan shalat dzuhur berjamaah;
Mengadakan kegiatan shalat dhuha;
Sekolah mengadakan kegiatan motivasi;
Sekolah mengadakan kegiatan tadarus Quran;
Sekolah mengontrol budi pekerti peserta didik;
Adanya kegiatan yasinan rutin;
Sekolah mengadakan kegiatan pelatihan kultum/khutbah jumat;
13. TEMUAN KHUSUS (DAMPAK KEGIATAN PEMBELAJARAN DI MTs
LABORATORIUM TERHADAP SISWA/I)
Beberapa siswi
mengenakan
jilbab.
Sebelumnya
tidak pernah
mengenakan
jilbab;
Angka kenakalan
siswa menurun,
padahal
sebelumnya
sering terjadi
perkelahian
antar siswa;
Timbulnya
moralitas atau
perilaku positif
pada diri siswa;
Aspek
religiusitas siswa
juga mulai
semakin
membaik, siswa
juga kemudian
tampak lebih
bijak dalam
menggunakan
gadget (tidak
kecanduan) dan
Semangat/motiv
asi belajarnya
lebih besar.
Tidak ditemui
lagi siswa yang
merokok di
lingkungan
sekolah;
14. (TEMUAN KHUSUS) FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA
KE MTS LABORATORIUM
FAKTOR PENGHAMBAT
Anak yang sulit diarahkan.
Anak memiliki motivasi yang rendah
terhadap urgensi pendidikan agama.
FAKTOR PENDUKUNG
Adanya sosialisasi dari pihak sekolah.
Motivasi dari para mubaligh kepada
orang tua.
15. KESIMPULAN
• Adapun motivasi wali murid dalam menyekolahkan peserta didik di MTsN Laboratorium
Kota Jambi dapat dibagi kepada dua motivasi, yaitu: motivasi ekstrinsik dan motivasi
intrinsik. Adapun motivasi ekstrinsik yang menentukan keputusan orang tua/wali peserta
didik menyekolahkan anak mereka ke MTs Laboratorium Kota Jambi adalah: disiplinnya
kegiatan dan adanya muatan materi agama di sekolah, ketersediaan tenaga pendidik yang
berkualitas, adanya sistem pendidikan dan pengajaran yang berkualitas, faktor lingkungan
sekolah yang asri dan strategis, prestasi yang telah diukir oleh sekolah, dan kemauan kuat
anak masuk ke sekolah agama. Sedangkan faktor-faktor intrinsik adalah: orangtua ingin
anak memiliki pengetahuan agama, kecerdasan intelektual,
• Dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan pembelajaran di MTs Laboratorium Kota Jambi
terhadap peseta didik antara lain: timbulnya moralitas atau perilaku positif pada diri siswa,
aspek religiusitas siswa juga mulai semakin membaik, siswa juga kemudian tampak lebih
bijak dalam menggunakan gadget (tidak kecanduan) dan semangat/motivasi belajarnya
lebih besar.
• Faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh orang tua/ wali murid untuk
menyekolahkan anaknya ke MTs Laboratorium Kota Jambi adalah: adanya sebagian
peserta didik yang memiliki karakter siswa yang sulit dibentuk, rendahnya motivasi siswa
terhadap ilmu agama, rendahnya perhatian sebagian orang tua/wali murid akan
pentingnya pendidikan keagamaan. Sedangkan faktor pendukungnya adalah: adanya
sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada masyarakat, adanya dorongan dan
sosialisasi dari tokoh agama agar orang tua sadar akan pentingnya pendidikan agama,
serta lingkungan belajar yang kondusif.